Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem urinari adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan


mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung
kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan


darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh
tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Sistem urinaria
terdiri atas:

a. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.


b. Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
c. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
d. Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

1.2 Tujuan
a) Untuk mengetahui mengenai struktural dari tulang dan sendi.
b) Untuk mengetahui embriologi sistem urogenital
c) Untuk mengetahui Anatomi sistem uropoetika dan reproduksi pria
d) Untuk mengetahui histologi system uropoetika dan reproduksi pria
e) Untuk mengetahui korelasi fungsional dan fisiologi dari system uropoetika dan
system reproduksi pria

1.3 Manfaat

1
a) Untuk mengetahui mengenai struktural dari tulang dan sendi.
b) Untuk mengetahui embriologi sistem urogenital
c) Untuk mengetahui Anatomi sistem uropoetika dan reproduksi pria
d) Untuk mengetahui histologi system uropoetika dan reproduksi pria
e) Untuk mengetahui korelasi fungsional dan fisiologi dari system uropoetika dan
system reproduksi pria

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Sesi 1 : Senin, 25 Maret 2019
Sesi 2 : Rabu, 27 Maret 2019
Tutor : dr. Aulia Mahdaniati
Ketua : I Nyoman Sulatra
Sekretaris : Dwi Anggraeni

2.2 Skenario LBM 1


JALAN YANG PANJANG

Sony seorang siswa SMU membaca sebuah cerita di majalah tentang seorang
ibu yang ingin mendonorkan ginjal pada anaknya yang mengalami gagal ginjal.
Tetapi ternyata setelah dilakukan pemeriksaan, ibu ini hanya memiliki satu ginjal
sehingga ibu tersebut tidak dapat menolong anaknya dan terpaksa mencari donor
yang lain. Sony bertanya pada kakaknya seorang mahasiswa kedokteran tentang
ibu yang memiliki satu ginjal tersebut.
Kakak Sony menjelaskan bahwa dalam keadaan normal ginjal itu ada dua buah
demikian juga dengan ureter, tapi kalau terjadi gangguan pembentukan selama
dalam kandungan maka berbagai kelainan dapat terjadi.
Sony menanyakan pada kakaknya bagian apa dari sistem urinarius yang
menghasilkan urine. Kakaknya menjelaskan bahwa yang membentk urine adalah
ginjal, tepatnya pada bagian yang disebut nefron, yang terdiri dari glomerulus,
kapsula Bowman, dan berbagai tubulus sambil menunjukan gambaran anatomi dan
histologinya.
Kakak Sony juga mengatakan bahwa urine itu dibentuk dari penyaringan darah
yang mengalir ke ginjal melalui arteri. Sony sangat senang dengan penjelasan
tersebut dan merasa tertarik untuk masuk FK seperti kakaknya.

3
Bagaimana anda menjelaskan hal yang disampaikan oleh Kakak Sony?

2.3 Pembahasan LBM 1


2.3.1 Klarifikasi Istilah
NO TERMINOLOGI PENJELASAN
1. Ureter saluran kemih bagian dalam
yang mengalirkan air kencing
dari ginjal ke kandung kemih.
(KBBI).
2. Glomelurus bagian ginjal yang merupakan
anyaman pembuluh darah
kapiler khusus yang
dindingnya bertaut menjadi
satu dengan dinding kapsula
bowman. (Sherwood, 2014)

3. Nefron Unit fungsional terkecil dari


ginjal yang terdiri atas tubulus
kontortus proximal, tubulus
kontortus distal dan duktus
koligentes. (Budi, 2016)
4. Kapsula Bowman Bagian ginjal yang berbentuk
seperti kantong / kapsul yang
mengelilingi dan membungkus
glomerulus dan merupakan
bagian dari sistem filtrasi
ginjal. (Hedisasrawan, 2015)
5. Urin Zat cair buangan yang
terhimpun di dalam kandng

4
kemih dan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui saluran
kemih. (KBBI)
6. Ginjal organ yang terutama berperan
dalam mempertahankan
stabilitas volume, komposisi
elektrolit, dan osmolaritas
(konsentrasi solut) CES.
(Sherwood, 2014)

7. Gagal Ginjal Suatu penyakit dimana fungsi


organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya
tidak lagi mampu bekerja sama
sekali. (Smeltzer C.Suzanne,
2002 hal 1448)

8. Tubulus agian nefron yang berada di


dalam ginjal dan memiliki
struktur yang berkelok-kelok.
(KBBI)

2.3.1 Identifikasi Masalah


1. Apa saja kandungan dalam urin ?
2. Apa fungsi ginjal ?
3. Apa yang terjadi pada manusia yang hanya memiliki satu ginjal ?
4. Apa itu system urogenital ?
5. Apa itu system perkemihan ?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi urin ?
7. Bagaimana pembentukan urin ?

5
2.3.2 Brain Storming
1. Apa saja kandungan dalam urin ?
Jawaban :

Urine adalah salah satu hasil dari sistem ekskresi pada manusia.
Urine dihasilkan oleh ginjal melalui penyaringan darah. Urine harus
dikeluarkan dari tubuh. Jika tidak, maka urine itu akan meracuni tubuh.
Sama halnya dengan sampah yang harus dibuang atau feses yang harus
dibuang. Urine adalah zat-zat buangan atau zat dengan konsentrasi yang
berlebih. Berikut adalah zat yang terkandung dalam urine; a). Air.
Kandungan air dalam darah dikeluarkan dari tubuh jika konsentrasinya
terlalu tinggi, b). Empedu. Berasal dari hasil perombakan sel darah merah
di hati dan memberi warna kekuningan pada urine, c). Garam. Garam
dikeluarkan untuk menjaga konsentrasi garam di darah supaya tidak
berlebih, d). Urea (9,3 g/L). Merupakan hasil dari perombakan protein, d).
Asam urat. Merupakan hasil dari perombakan protein, e). Amonia.
Merupakan hasil dari perombakan protein. Amonia memberi bau pada
urine, f). Obat-obatan. Obat-obatan dibuang supaya tidak menjadi racun
dalam tubuh. Itulah sebab mengapa sehabis minum obat urine kita menjadi
berbau seperti obat, f). Asam klorida (1,87 g/L), g). Sodium (1,17 g/L), h).
Potasium (0,75 g/L), i). Gula. Gula ditemukan pada urine penderita
diabetes dan tidak akan ditemukan pada urine orang yang sehat, j).
Nitrogen, fosfor, kreatinin dan asam sulfat.

Urine adalah cairan ekskresi yang berasal dari ginjal dengan mengalami
proses yang disebut urinasi (atau mikturisi) dan dieksresi melalui uretra.
Urin merupakan salah satu hasil dari sistem ekskresi pada manusia. Proses
pembentukan urin terdiri dari beberapa tahapan yaitu filtrasi, reabsorpsi,
dan augmentasi. Pada tahap filtrasi dihasilkan urine primer. Pada tahap
reabsorpsi dihasilkan urine sekunder. Pada tahap augmentasi dihasilkan

6
urine sesungguhnya. Berikut adalah kandungan atau komposisi urine
primer, sekunder, dan sesungguhnya dalam keadaan normal:

1. Kandungan/Komposisi Urine Primer

Urine primer atau filtrat glomerulus adalah hasil dari proses filtrasi
darah yang terjadi di glomerulus. Urine primer mengandung zat yang
hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar
sel. Kandungan elektrolit dan kristaloid dalam urin primer juga hampir
sama dengan cairan jaringan. Berikut adalah komposisi atau kandungan
urine primer dalam keadaan normal yaitu; Air (900 gram), Bikarbonat,
Natrium, Klorida, Protein (kurang dari 0,03%), Kalium, Glukosa, Garam,
Asam amino (0,5 gram), Ion Cl-, Urea (0,3 gram), Ion anorganik (7,2
gram), Ion HCO3-

Glukosa, garam, dan asam amino masih bermanfaat bagi tubuh sehingga
akan diserap kembali pada tahap selanjutnya.

2. Kandungan/Komposisi Urine Sekunder

Urine sekunder adalah hasil dari proses reabsorpsi (penyerapan


kembali) yang terjadi di tubulus kontortus proksimal dengan cara difusi.
60% urine primer mengalami augmentasi. Zat yang diserap kembali adalah
zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa, asam amino, dan
berbagai ion. Sebagian air akan diserap kembali dengan cara osmosis.
Komposisi atau kandungan urine sekunder dalam keadaan normal yaitu ;
Air, Penisilin (jika sehabis minum obat penisilin), Garam, Urea, Empedu
(memberi warna pada urine).

3. Kandungan/Komposisi Urine Sesungguhnya

7
Urine sebenarnya, urine sesungguhnya, atau urine tersier adalah
hasil dari proses augmentasi (penambahan zat) yang terjadi di tubulus
kontortus distal. Tujuannya adalah untuk menjaga pH darah dan
menjaga konsentrasi cairan dan elektrolit di dalam tubuh. Urine inilah
yang akan keluar dari tubuh. Volume urine sesungguhnya hanya 1% dari
urine primer. Berikut adalah komposisi atau kandungan urine
sesungguhnya dalam keadaan normal; Air (95%-96%), SO24- (0,18%),
Na+, NH4+, Urea, NH3, H+, Urea (2%-2,5%), Kalsium (0,015%), Cl-
(0,6%), Potasium (0,6%), Kreatin (0,1%), Vitamin, Asam urat (0,03%),
Fospat (0,12%), Magnesium (0,01%), Amonia (memberi aroma khas
urine, 0,05%), Obat-obatan, K+, Empedu, Hormon, PO24-.

2. Apa fungsi ginjal ?


Jawaban :
Ginjal merupakan organ yang letaknya di dekat bagian tengah
punggung pada kedua sisi tulang belakang, tepatnya di bawah tulang
rusuk bagian belakang.

Ginjal terdiri dari sepasang, yaitu ginjal kiri dan kanan. Ukurannya
kira-kira berkisar 10—12 sentimeter atau sebesar kepalan tangan. Organ
ini mengandung sekitar satu juta nefron, yaitu saringan darah yang
sangat kecil. Organ yang relatif kecil ini memiliki berbagai macam
peran penting bagi kesehatan tubuh. Fungsi Ginjal :

a. Ginjal tiap harinya menyaring sekitar 200 liter darah. Akan tetapi,
fungsi ginjal tak hanya sebatas itu, berikut beberapa fungsi ginja
lainnya:
b. Menyaring dan Membuang Limbah
c. Mengendalikan Keseimbangan Air

8
Organ yang terdiri dari sepasang ini juga berfungsi untuk
memantau dan mengendalikan keseimbangan air di dalam tubuh.
Melalui organ ini, seluruh jaringan tubuh dipastikan menerima air
agar dapat bekerja dengan baik. Ginjal akan bereaksi terhadap
perubahan kadar air dalam tubuh. Namun saat tubuh mengalami
dehidrasi, fungsi ginjal dalam hal ini adalah untuk menahan air,
bukan membuangnya.

Ginjal memiliki peran penting dalam pembuangan racun, kadar


garam yang berlebihan, dan urea (limbah mengandung nitrogen hasil
dari metabolisme protein). Urea yang terbentuk ini akan diangkut
melalui darah ke ginjal untuk dibuang. Tanpa organ ini, limbah dan
racun akan menumpuk dalam darah.

d. Mengatur Sel Darah Merah


Oksigen merupakan unsur penting dalam peredaran darah.
Ketika tubuh tak mendapatkan cukup oksigen, maka ginjal akan
mengeluarkan hormon eritropoietin. Hormon ini berfungsi untuk
merangsang produksi lebih banyak sel darah merah pembawa
oksigen. Namun, ketika kadar oksigen atau sel darah merah sudah
normal, maka hormon ini akan berhenti diproduksi.

e. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam


Ginjal juga berperan dalam pengaturan tekanan darah dan
tingkat garam didalam darah. Proses ini dilakukan dengan cara
memproduksi enzim renin. Untuk menyaring darah, ginjal
membutuhkan tekanan dan aliran darah yang stabil.

Sama seperti organ lainnya, ginjal berperan penting dalam tubuh


manusia. Fungsi ginjal yang paling utama adalah menyaring zat-zat

9
buangan (limbah) dalam tubuh, baik yang berasal dari makanan, obat-
obatan, maupun zat beracun.

Ginjal menyaring 200 liter darah setiap hari. Dari sekian banyak
darah yang disaring, terdapat 2 liter zat buangan yang harus dikeluarkan
lewat urine. Karena itulah, organ ini dilengkapi dengan sepasang ureter,
sebuah kandung kemih, dan uretra yang akan membawa urine keluar
dari tubuh.

3. Apa yang terjadi pada manusia yang hanya memiliki satu ginjal ?
Jawaban :
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang masuk dalam sistem
urinary atau pembuangan. Tugas dari ginjal adalah untuk menyaring
sisa-sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh (terutama yang
mengandung urea) yang berasal dari darah dan mengeluarkannya
bersama dengan air sebagai urine. Jika hanya memiliki satu ginjal saja,
maka ginjal harus bekerja lebih keras. Karena nefron ginjal adalah suatu
unit terkecil dari ginjal yang memiliki fungsi untuk menyaring darah
dan terletak pada lapisan luar ginjal, akan berkurang fungsinya sebesar
1 persen setiap tahunnya setelah seseorang berusia 40 tahun. Risiko
yang muncul jika hidup dengan satu ginjal adalah kelelahan dan
peningkatan tekanan darah. Kelelahan akan terjadi karena ginjal bekerja
secara ekstra sehingga tubuh akan cepat mengalami kelelahan. Risiko
lain yang mungkin muncul adalah kenaikan tekanan darah. Ginjal
berfungsi untuk memfilter darah. Apabila ginjal tidak mampu berfungsi
secara optimal tentu darah juga akan kotor. Darah yang kotor akan
menyebabkan penyempitan di pembuluh darah. Jika pembuluh darah
menyempit jantung akan bekerja ekstra dalam memompa darah agar
darah dapat disebarkan ke seluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah juga
akan naik seiring meningkatnya aktivitas jantung.

10
4. Apa itu sistem urogenital ?
Jawaban :

Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius


dan sistem genitalia. Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus
urinarius bagian atas dan bagian bawah. Traktus urinarius bagian atas
terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus urinarius
bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Untuk sistem
genitalia eksterna pada pria dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari
penis, testis dan skrotum sedangkan wanita terdiri dari vagina, uterus dan
ovarium.

5. Apa itu sistem perkemihan ?


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) (Speakman, 2008). Susunan
sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan
urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria
(kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan,dan d)
satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (Panahi, 2010).

11
a. Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua


sisi vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dextra yang besar.

b. Fungsi ginjal

Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-


zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.

c. Fascia renalis

Fascia renalis terdiri dari:

a) fascia (fascia renalis), b) jaringan lemak perirenal, dan c) kapsula yang


sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada
permukaan luar ginjal.

d. Stuktur ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat korteks renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap,
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
piramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil yang disebut papilla renalis (Panahi, 2010). Hilum
adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis

12
berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi
menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akanbercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur
halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri
dari: glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus
urinarius (Panahi, 2010).

6. Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi urin ?


Jawaban :
Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine
Urine yang dikeluarkan tiap harinya jumlahnya selalu berbeda-beda,
hal ini karena pengaruh faktor-faktor berikut :
1. Adanya Hormon
Hormon antidiuretik (ADH) berguna agar dapat mempermudah
penyerapan air pada bagian tubulus distal dan pembuluh pengumpul.
Apabila konsentrasi air menurun dalam darah (cairan darah menjadi
lebih pekat), maka hormon ADH akan disekresikan serta dialirkan ke
ginjal bersama darah. Hal ini membuat permeabilitas dinding
pembuluh pengumpul dan pembuluh distal terhadap air menjadi
meningkat sehingga air yang masuk dapat diserap kembali.

Akibatnya, urine yang terbentuk menjadi sedikit. Namun sebaliknya,


apabila konsentrasi air dalam darah tinggi (cairan darah menjadi lebih
encer), maka sekresi hormon ADH akan menurun, yang membuat
penyerapan air di pembuluh pengumpul dan pembuluh distal menjadi
berkurang serta urine yang terbentuk akan encer dan banyak.
Jumlah air yang diminum

13
Apabila jumlah air yang diminum oleh seseorang banyak, maka
konsentrasi air meningkat dan konsentrasi protein darah menurun.
Oleh karena itu tekanan koloid menjadi turun, sehingga tekanan filtrasi
akan kurang efektif. Akibatnya, air yang diserap menjadi berkurang.
Produksi urine yang dihasilkan akan meningkat.
7. Bagaimana pembentukan urin ?
Jawaban :

1. Filtrasi (penyaringan)

Setiap ginjal memiliki sekitar satu juta nefron, yang merupakan tempat
pembentukan urine. Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah
akan melalui ginjal untuk disaring sehingga tubuh dapat menghilangkan
zat-zat sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah,
dan kadar darah.

Bagian pertama dari proses pembentukan urine adalah filtrasi yaitu proses
penyaringan darah yang mengandung zat sisa metabolisme yang dapat
menjadi racun untuk tubuh. Pada gambar di atas, proses pembentukan ini
ditandai dengan huruf A.

14
Filtrasi terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul
Bowman. Glomerulus menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea
dan limbah lainnya untuk melewati kapsul Bowman. Hasil filtrasi ini
menghasilkan urine primer.

Urine primer termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan dari amonia


yang terkumpul ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh
glomerulus.

2. Reabsorpsi

Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi, tetapi sebagian besar


diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi terjadi di
tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal
dan tubulus pengumpul. Pada gambar di atas, proses reabsorpsi ditandai
dengan huruf B.

Air, glukosa, asam amino, natrium, dan nutrisi lainnya diserap kembali
ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Air bergerak
melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area konsentrasi tinggi
ke konsentrasi yang lebih rendah. Hasil pada proses pembentukan urine
ini adalah urine sekunder.

Biasanya semua glukosa diserap kembali. Namun, pada orang dengan


diabetes, kelebihan glukosa tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan
ion-ion lain diserap kembali secara tidak lengkap, dengan proporsi yang
lebih besar tersisa dalam filtrat ketika lebih banyak dikonsumsi dalam
makanan, menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi. Hormon

15
mengatur proses transport aktif di mana ion seperti natrium dan fosfor
diserap kembali.

3. Sekresi atau augmentasi

Sekresi adalah tahap terakhir dalam pembentukan urine, yaitu ketika


urine akhirnya dibuang. Dalam gambar di atas, proses sekresi ditandai
dengan huruf C. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di sekitar
tubulus distal (distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul
(collecting tubule) ke tubulus tersebut.

Sekresi alias pembuangan ion hidrogen melalui proses ini adalah bagian
dari mekanisme tubuh untuk menjaga pH yang tepat, atau keseimbangan
asam dan basa tubuh.

Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini,
seperti beberapa obat. Ini supaya komposisi kimia darah tetap seimbang
dan normal.

Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti kalium


dan kalsium ketika konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan
reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika tingkatnya rendah.

Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah
ginjal yang disebut pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan
kemudian tersimpan di kandung kemih. Dari kandung kemih, urine
selanjutnya mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar saat buang air
kecil.( Sherwood ).

2.3.4 Rangkuman Permasalahan

16
JALAN YANG PANJANG

SISTEM UROREPRO

EMBRIOLOGI ANATOMI HISTOLOGI FISIOLOGI BIOKIMIA

UROPOETIKA UROPOETIKA &


& REPRODUKSI REPRODUKSI PRIA
PRIA

2.3.5 Learning Issue


1. Bagaimana embriologi dari system urogenital ?
2. Bagaimana anatomi tractus uropoetika?
3. Bagaimana anatomi system reproduksi pria ?
4. Bagaimana histologi tractus uropoetika?
5. Bagaimana histologi system reproduksi pria ?
6. Bagaimana korelasi fungsional dan fisiologi tractus uropoetika dan
system reproduksi pria ?

17
7. Bagaimana mekanisme hormon dalam pembentukan urin?

2.3.6 Referensi
2.3.7 Pembahasan Learning Issue
1. Bagaimana embriologi system urogenital ?
Jawaban :
Secara fungsional sistem urogenital di bagian menjadi 2 yaitu : sistem
urinarium dan sistem genitalia.
1) Sistem urinarium
Sistem Ginjal
Selama kehidupan intrauterine, pada manusia terbentuk tiga sistem
ginjal yang sedikit tumpang-tindih dalam urutan dari cranial-kaudal.
Ginjal terletak di regio pelvis pada awalnya dan kemudian bergeser ke
posisi lebih cranial di abdomen.
a. Pronefros
Di awal minggu keempat, pronefros terdiri dari 7-10 kelompok sel
padat di regio servikal. Kelompok ini membentuk unit ekskretorik
vestigial, nefrotom, yang mengalami regresi sebelum kelompok
yang terletak lebih ke kaudal terbentuk. Pada akhir minggu keempat,
semua tanda adanya sistem pronefros telah lenyap.

b. Mesonefros
Mesonefros dan duktus mesonefrikus berasal dari mesoderm
intermediet dari segmen atas toraks hingga segmen atas lumbal
(L3). Di awal minggu keempat perkembangan, selama regresi
sistem pronefros, muncul tubulus ekskretorik pertama pada sistem
mesonefros.Tubulus-tubulus ini memanjang dengan cepat,
membentuk lengkung berbentuk S, dan mendapat berkas kapiler
yang akan membentuk sebuah glomerulus di ekstremitas medialnya.

18
Di sekitar glomerulus, tubulus membentuk kapsula Bowman. Di
pertengahan bulan kedua, mesonefros membentuk organ ovoid
besar di kedua sisi garis tengah Karena gonad yang sedang
berkembang terletak di sisi medial, bubungan yang terbentuk oleh
kedua organ dikenal sebagai urogenital ridge. Sementara tubulus
kaudal masih berdiferensiasi, tubulus kranial dan glomerulus
menunjukkan perubahan degeneratif, dan pada akhir bulan kedua,
sebagian besar telah lenyap.

c. Metanefros
Organ urinarium ketiga, metanefros atau ginjal permanen, muncul
di minggu kelima. Unit ekskretoriknya dibentuk dari mesoderm
metanefros dengan cara yang sama seperti pada sistem mesonefros.
Perkembangan sistem duktusnya berbeda dengan sistem ginjal
lainnya

Kandung kemih dan Uretra

Selama minggu keempat hingga ketujuh perkembangan, kloaka terbagi


menjadi sinus urogenitalis di anterior dan kanalis analis di posterior.
Septum urorektale adalah lapisan mesoderm di antara kanalis analis
primitif dan sinus urogenitalis. Ujung septum akan membentuk korpus
perineale. Dapat dikenali adanya tiga bagian sinus urogenitalis: bagian
atas dan terbesar adalah kandung kemih. Pada awalnya, kandung kemih
bersambungan dengan alantois, tetapi ketika lumen alantois mengalami
obliterasi, sebuah korda fibrosa yang tebal, urakus, menetap dan
menghubungkan apeks kandung kemih dengan umbilicus. Pada orang
dewasa, urakus membentuk ligamentum umbilikale medianum. Bagian
selanjutnya adalah saluran yang agak sempit, bagian pelvis sinus

19
urogenitalis, yang pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars
membranasea. Bagian terakhir adalah bagian phallus sinus urogenitalis.
Bagian ini memipih dari satu ke sisi lainnya, dan seiring dengan
pertumbuhan tuberkulum genitale, bagian sinus ini akan tertarik ke
ventral. Perkembangan bagian phallus sinus urogenitalis sangat berbeda
pada kedua jenis kelamin. Selama diferensiasi kloaka, bagian kaudal
duktus mesonefrikus terserap ke dalam dinding kandung kemih.
Akibatnya, kedua ureter, yang pada awalnya tumbuh keluar dari duktus
mesonefrikus, masuk ke kandung kemih secara terpisah.
2) Sistem Genitalia
Suatu proses kompleks yang melibatkan banyak gen, termasuk gen yang
bersifat autosom
a. Testis
Sel germinativum primordial membawa kompleks kromosom XY.
Korda seks terus berproliferasi dan menembus dalam medulla untuk
membentuk testis atau korda medularis, korda terurai menjadi jalinan
untaian sel-sel kecil yang nantinya membentuk tumulus rete testis.
Selamat berkembang terdapat jaringan ikat fibrosa yang di sebut tunika
albuginea. Pada minggu keempat korda testis memnjadi berbentuk tapal
kuda, korda testis terdiri dari sel sustentakular sertoli yang berasal dari
epitel permukaan kelenjar. Sel intertisial leydig berasal dari mesenkim
asi gonadal ridge dan terletak di korda-korda testis.

b. Ovarium
Komplemen kromosom seks XX pada wanita. Korda-korda yang
terpisah menjadi kelompok sel irregular yang berisi sel-sel
germinativum primitive, kelompok ini akan lenyap dan digantikan oleh
stroma vascular yang membentuk medulla ovarium.

20
2. Bagaimana anatomi tractus uropoetika ?
Sistem uropoetika adalah sistem yang digunakan untuk
mengontrol volume dan komposisi cairan dalam tubuh (Ganong, 2008)
Sistem uropoetika adalah sistem yang mengatur cairan dalam tubuh
manusia (Sherwood, 2001)

Komponen-komponen Sistem Uropoetika. Pada sistem uropoetika,


beberapa organ-organ tubuh ikut berperan dalam pembentukan
urine. Organ-organ tersebut antara lain adalah :
a. Ginjal
Ginjal merupakan suatu organ yang dibungkus oleh kapsula
jaringan pengikat fibrosa tipis yang terletak pada bagian belakang
cavum abdominalis dibelakang peritorium, berjumlah 2 buah yaitu
ginjal kanan dan ginjal kiri. Ginjal memiliki dua bagian yaitu bagian
korteks dan bagian medulla. Bagian korteks tampak lebih gelap daripada
bagian medulla. Pada korteks terdapat pars radiata dan parskonvulata
sedangkan medulla terdiri dari piramida-piramida renalis yang
dipisahkan satu sama lain oleh columna renalis. Pada ginjal terdapat
nefron-nefron yang merupakan bagian pengolah darah sebelum menjadi
urine. Nefron terdiri atas segmen corpusculum malpighi -yang
didalamnya ada bangunan glomerulus dan kapsulla bowman-, tubullus
kontortus distal, tubullus kontortusproksimal, dan ansa henle. Semua
bangunan itu terdapat di parskonvulata, kecuali ansa henle yang terdapat
pada pars radiata korteksrenalis

b. Ureter
Merupakan saluran penghubung antara parenkhim ginjal dan
vesicaurinaria. Terdapat dua ureter berupa dua pipa saluran yang
masing-masing terdapat pada ginjal kanan dan ginjal kiri. Dindingnya

21
terdiridari tiga lapisan, lapisan dalam berupa lapisan mukosa, lapisan
tengahberupa lapisan muskular dan lapisan luar yang panjangnya kira-
kira 35sampai 40 sentimeter. Ureter mulai berjalan ke bawah melalui
ronggaabdomenmasuk kedalam pelvis dan dengan arah oblik
bermuarakedalam sebuah posterior kandung kemih

c. Vesica urinaria
Vesica urinaria bekerja sebagai penampung urine. Organ
iniberbentuk seperti buah pir, letaknya didalam rongga pelvis,
didepansimfisis pubis. Pada bagian ini terdapat daerah segitiga yang
dibentukantara dua lubang ureter dan uretra disebut trigonum vesica
urinarius.Vesica urinaria berfungsi sebagai bangunan penampung urin
sementara

d. Uretra
Adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing
kelubang luar. Uretra dilapisi oleh membran mukosa yang
bersambungdengan membran yang melapisi vesica urinaria. Pada
wanita, uretralebih pendek daripada pria. Panjang ureter pada wanita
kira-kira 2,5sampai 3,5 sentimeter, dan pada pria sekitar 17 sampai 22,5
sentimeter (Anonim, 2009)

3. Bagaimana anatomi system reproduksi pria ?


Jawaban :
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis,
skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar)
1. Penis
Penis terdiri dari:
a. Akar (menempel pada didnding perut)

22
b. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
c. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti
kerucut).Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air
kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan
(preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans
penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan
erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,
terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi
lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi
dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding
skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih
dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih
hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan
terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah

23
dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
a. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di
Tubulus seminiferus.
b. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial
(sel leydig).

Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat


dan vesikula seminalis.
1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu
masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur
lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama
vas deferens dan membentuk korda spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih
yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari
sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam
pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya
ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang
bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung
uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan

24
suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4
lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis
yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam
yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan
bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen
berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala
penis. Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi cairan basa yang
mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak
sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari
kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa
melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala)
epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok

25
dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis
tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis,
mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis,
kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke
kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung
dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk
ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-
60 cm.

4. Bagaimana histologi tractus uropoetika?


Jawaban :
a. Ginjal

Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus-tempat


masuknya saraf, keluarnya ureter, serta masuk dan keluarnya
pembuluh darah dan pembuluh limfe-dan memiliki permukaan
lateral yang cembung, keduanya dilapisi oleh suatu simpai fibrosa
tipis. Ujung atas ureter yang disebut pelvis renalis, terbagi menjadi
dua atau tiga kaliks major. Cabang yang lebih kecil, yaitu kaliks
minor, muncul dari setiap kaliks major. Area sekitar pelvis renalis
dan kaliks mengandung jaringan adiposa. Ginjal memiliki korteks di
luar, regio gelap dengan banyak sel-sel dan penampang tubulus, dan
medula batin yang terdiri dari lurus, struktur selaras . Pada manusia,
medula ginjal terdiri atas delapan sampai lima belas struktur
berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal, yang dipisahkan

26
oleh penjuluran korteks yang disebut kolumna renalis. Setiap
piramida medula plus jaringan korteks di dasarnya dan di sepanjang
sisinya membentuk suatu lobus ginjal. Striasi membentang dari
medula ke korteks disebut sinar meduler; ditambah jaringan kortikal
terlampir dianggap lobulus. Masing-masing ujung piramida, yang
disebut papilla renalis, menunjukkan menjadi kaliks minor yang
mengumpulkan urin dibentuk oleh tubulus di piramida. Setiap ginjal
terdiri atas 1 juta unit fungsional yang disebut nefron yang terdiri dari
sederhana, epitel berlapis tunggal bersama seluruh panjang. Divisi
utama setiap nefron adalah sebagai berikut:

 Korpuskel ginjal, bagian dilatasi awal melampirkan seberkas


putaran kapiler dan situs filtrasi darah, selalu terletak di korteks;
 Tubulus proksimal, bagian kontortus panjang, terletak
sepenuhnya di korteks, dengan bagian lurus pendek yang
memasuki medula;
Ansa Henle (atau gelung nefron), di medula, dengan desendens
tipisdanasendens tipis;
 Tubulus distal, yang terdiri dari bagian asendens lurus tebal dari
gelung Henle kembali ke korteks dan bagian kontortus benar-
benar di korteks; serta
 Tubulus penghubung, bagian akhir pendek yang
menghubungkan nefron untuk duktus colligen
b. Ureter, Kandung Kemih & Uretra

Urine diangkut oleh ureter dari pelvis ginjal ke kandung


kemih disimpan sampai dikeluarkan selama miksi melalui uretra.
Kaliks, pelvis renalis, ureter dan kandung kemih memiliki struktur
dasar histologis yang sama dengan dinding yang semakin tebal saat

27
mendekati kandung kemih. Mukosa organ-organ ini dilapisi oleh
epitel transisional unik berlapis atau urothelium dalam Bab 4. Sel-sel
epitel ini diselenggarakan sebagai tiga lapisan:

 Selapis sel basal yang terletak pada membran basal yang sangat
tipis
 Regio peralihan yang terdiri atas satu atau beberapa lapis sel
yang lebih kolumnar
 Sebuah lapisan superfisial sel bulbosa polihedral yang sangat
besar yang disebut umbellocytus (umbrella cell) yang terkadang
berinti dua atau multinuklear dan sangat terdiferensiasi
melindungi sel-sel di bawahnya dari efek sitotoksik urine
hipertonik.

Urethra

merupakan suatu saluran yang membawa urine dari kandung


kemih ke luar (Gambar 19–18). Mukosa urethra memiliki lipatan
longitudinal yang besar, yang memberikannya tampilan khusus
dalam potongan melintang. Pada pria, dua duktus untuk transpor
sperma selama ejakulasi menyatukan urethra di kelenjar prostat (lihat
Bab 21). Urethra pria lebih panjang dan terdiri atas tiga segmen: a).
Urethra prostatica dengan panjang 3-4 cm, terbentang melalui
kelenjar prostat dan dilapisi oleh urothelium b). Urethra
membranosa, suatu segmen, berjalan melalui suatu sfingter eksternal
otot rangka

5. Bagaimana histologi system reproduksi pria ?


Jawaban :

28
a. Testis

Setiap testis (atau buah zakar) dikelilingi oleh simpai tebal


jaringan ikat simpai, tunika albuginea, yang menebal pada permukaan
posterior testis dan membentuk mediastinum testis. Tempat septa
fibrosa, mempenestrasi organ tersebut dan bagi kelenjar menjadi
sekitar 250 kompartemen piramid atau lobulus testis. Setiap lobulus
mengandung jaringan ikat longgar dengan sel interstisial (atau sel
Leydig) endokrin yang menyekresi testosteron, dan satu sampai empat
tubulus seminiferus yang sangat kontortus di mana produksi sperma
terjadi.

Testis berkembang secara retroperitoneal pada dinding dorsal


rongga abdomen embrional dan bergerak selama perkembangan fetus
serta tertahan dalam dua bagian dari kantung skrotum atau skrotum,
pada ujung funiculus spermaticus. Selama bermigrasi dari rongga
abdomen, setiap testis membawa serta suatu katung serosa, tunica
vaginalis, yang berasal dari peritoneum. Tunika ini terdiri dari lapisan
parietal di luar lapisan skrotum dan lapisan viseral di sebelah dalam,
yang membungkus tunica albuginea pada sisi anterior dan lateral testis.

Setelah berevolusi pada hewan yang berdarah dingin, peristiwa


molekul tertentu dalam proses pembentukan sperma tidak dapat terjadi
pada suhu inti tubuh dari 37°C. Sebuah suhu permisif dari sekitar 34°C
dipertahankan dalam kantong skrotum melalui berbagai mekanisme.
Setiap A. testicularis dipertahankan oleh pleksus vena pampiniformis
dengan darah dingin dari testis, yang menarik panas dari darah arteri
melalui suatu sistem pertukaran panas balik. Evaporasi keringat dari
skrotum juga berkontribusi pada pengeluaran panas. Relaksasi atau
kontraksi m. dartos skrotum dan M. cremaster funiculus spermaticus,

29
masingmasing menggerakkan testis menjauhi atau mendekati tubuh,
yang memungkinkan pengaturan suhu tubuh lebih lanjut.

 Jaringan Interstisial

Jaringan interstitial pada testis antara tubulus seminiferus


terdiri dari jaringan ikat jarang yang mengandung fibroblas, limfatik,
dan pembuluh darah termasuk pembuluh kapiler berfenestra. Selama
pubertas sel interstisial, atau sel leydig, menjadi jelas sebagai sel bulat
atau poligonal dengan inti di pusat dan sitoplasma eosinofilik dengan
banyak tetes lipid halus. Sel-sel ini menghasilkan hormon pria
testosteron (steroid), yang berfungsi bagi perkembangan ciri kelamin
pria sekunder. Testosteron disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat
pada mitrokondria dan RE halus dalam suatu sistem yang serupa
dengan sistem pada sel korteks adrenal. Sekresi testosteron oleh sel
interstisial

 Tubulus Seminiferus

Sperma dihasilkan dalam tubulus seminiferus dengan laju


sekitar 2 X 108 per hari pada pria dewasa. Setiap testis memiliki 250-
1000 tubulus seminiferus di lobulusnya, dengan setiap tubulus
seminiferus yang berdiameter sekitar 150-250 μm dan panjang 30-70
cm. Panjang gabungan seluruh tubulus pada satu testis mencapai
sekitar 250 m. Setiap tubulus ini merupakan suatu gelung berkelok
yang dihubungkan oleh suatu segmen pendek, dan sempit, tubulus
rektus, dengan rete testis, suatu labirin saluran berlapis-epitel yang
tertanam di mediastinum testis. Sepuluh hingga dua puluh duktulus
efferen menghubungkan rete testis dengan caput epididymidis.

30
Setiap tubulus seminiferus dilapisi oleh suatu epitel berlapis
khusus dan kompleks, disebut germinal atau epitel seminiferus.
Membran basal epitel ini dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa, dengan
suatu lapisan terdalam, otot polos seperti sel-sel mioid, yang
memungkinkan kontraksi lemah tubulus. Epitel tubulus seminiferus
terdiri atas dua jenis sel:

- Sel sertoli besar yang tidak membelah, yang secara fisik dan secara
metabolik mendukung perkembangan prekursor sel sperma.
- Membagi sel dari garis keturunan spermatogenik.

Sel-sel turunan spermatogenik membentuk empat


sampai delapan lapisan konsentris sel dan fungsinya adalah
menghasilkan sel yang menjadi sperma. Seperti
diperlihatkan dalam, spermatogenesis adalah bagian
pertama dari produksi sperma, termasuk sel induk mitosis
dan meiosis, dan spermiogenesis adalah proses diferensiasi
akhir terjadi di haploid sel germinal pria.

 Spermatogenesis

Spermatogenesis dimulai saat pubertas dengan


proliferasi dari sel induk dan sel progenitor yang disebut
spermatogonia (Yun. sperma + gone, generasi), sel bulat
kecil dengan diameter sekitar 12 μm. Sel-sel ini menempati
relung (niche) basal di dinding epitel dari tubulus, di sebelah
membran basal dan terkait erat dengan permukaan sel
sertoli. Tahapan berbeda dari pengembangan spermatogonia
dapat dikenali oleh perubahan halus dari bentuk dan sifat
pulasan intinya. Spermatogonia dengan inti ovoid dan gelap
bertindak sebagai sel punca, yang tidak sering membelah

31
dan membentuk sel punca, yang membelah lebih cepat
sebagai sel transit (progenitor) penguat.

 Spermiogenesis

Spermiogenesis, merupakan tahap akhir produksi


sperma, adalah proses suhu-sensitif spermatid menjadi
spermatozoa, yang sangat dikhususkan untuk
menyampaikan DNA pria kepada ovum. Tidak terjadi
pembelahan sel selama proses ini berlangsung, dan sebagai
dengan spermatogenesis sel yang terlibat tetap berhubungan
dengan sel Sertoli. Spermatid dapat dikenali dari ukurannya
yang kecil (diameter 7-8 μm) sel dekat dengan lumen
tubulus seminiferus Spermiogenesis mencakup
pembentukan akrosom (Yun. akron, ekstremita + soma,
tubuh), kondensasi dan pemanjangan inti, pembentukan
flagelum (L, cambuk), dan hilangnya sebagian besar
sitoplasma. Hasil akhirnya adalah spermatozoa matang,
yang kemudian dilepaskan dari permukaan sel Sertoli ke
lumen tubulus ini

b. Duktus Intratesticularis

Duktus genital intratestis adalah tubulus lurus (atau


tubuli recti), rete testis, dan ductuli efferentes, yang
semuanya membawa spermatozoa dan cairan dari tubulus
seminiferus ke duktus epididimidis. Lengkung pada tubulus
seminiferus bergabung dengan rete testis dengan tubulus
lurus pendek, yang dilapisi awalnya hanya oleh sel Sertoli.
Bermuara ke dalam rete testis ini, jaringan interkoneksi
saluran dilapisi dengan epitel kuboid dan didukung oleh

32
jaringan ikat mediastinum. Rete testis bermuara ke dalam
sekitar 20 ductuli efferentes dilapisi epitel khas dengan
kelompok sel kuboid tak bersilia yang diselingi sel bersilia
yang lebih tinggi dan memberikan epitel tersebut gambaran
bergelombang yang khas. Sel tak bersilia mengabsorpsi
sebagai besar cairan yang disekresikan oleh tubulus
seminiferus. Penyerapan dan aktivitas sel bersilia
menimbulkan aliran cairan yang menyapu sperma ke arah
epididimis. Suatu lapisan tipis dari sel otot polos terorientasi
secara sirkular di dinding ductuli efferentes membantu
pergerakan sperma ke dalam duktus epididimis.

c. Duktus Genital Eksretorik

Duktus genital ekskretorik mencakup duktus


epididimis, duktus deferens (atau vas deferens), dan uretra.
Saluransaluran tersebut mengangkut sperma dari epididimis
ke penis selama ejakulasi.

d. Epididimis

Saluran panjang, melingkar dari epididimis,


dikelilingi oleh jaringan ikat, terletak di skrotum di
sepanjang sisi superior dan posterior setiap testis. Sekitar
panjang 4 sampai 5 m, itu termasuk regio caput di mana
duktus efferen masuk, tubuh, dan pembukaan ekor ke dalam
duktus (vas) deferens. Sementara lewat saluran ini, sperma
menjadi motil dan permukaan serta akrosom menjalani
langkah pematangan akhir. Cairan dalam epididimis

33
mengandung faktor dekapasitasi glikolipid yang mengikat
membran sel sperma dan blok reaksi akrosom serta
kemampuan pembuahan sampai faktor dikeluarkan sebagai
bagian dari proses kapasitasi dalam saluran reproduksi
wanita.

e. Duktus (vas) deferens

Dari epididimis duktus (atau vas) deferens, suatu


tubulus lurus panjang berdinding otot tebal, dinding otot dan
lumen yang relatif kecil, berlanjut ke arah urethra pars
prostatica dan bermuara ke dalamnya (lihat Gambar 21–1).
Seperti pada (Gambar 21–12), mukosa yang sedikit dilipat
secara longitudinal, lamina propria mengandung banyak
serat elastis, dan lapisan epitel berlapis dengan beberapa sel
memiliki stereosilia jarang. Muskularis sangat tebal terdiri
dari lapisan dalam dan longitudinal luar dan lapisan sirkular.
Selama ejakulasi otot-otot menghasilkan kontraksi
peristaltik kuat, yang secara cepat menggerakkan sperma di
sepanjang duktus ini dari epididimis.

f. Kelenjar Tambahan

Kelenjar tambahan saluran reproduksi pria


menghasilkan sekret yang ditambahkan ke dalam sperma
selama ejakulasi untuk menghasilkan semen dan penting
untuk reproduksi. Kelenjar genital tambahan meliputi
vesicula seminalis (atau kelenjar), kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbouretra. Vesikula Seminalis Dua vesikula
seminalis terdiri dari tabung yang sangat berkelok, panjang
masing-masing sekitar 15 cm, tertutup oleh kapsula jaringan

34
ikat. Mukosa khas memperlihatkan sejumlah besar lipatan
tipis kompleks yang mengisi sebagian besar lumer. Lipatan
ini dilapisi oleh selapis epitel kolumnar atau epitel kolumnar
bertingkat yang banyak memiliki granula sekretoris. Lamina
propria mengandung serat elastin dikelilingi otot polos
dengan lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar
yang mengosongkan kelenjar saat ejakulasi. Vesikula
seminalis merupakan kelenjar eksokrin yang memproduksi
sekret kental, sekresi kekuningan yang mengandung
testosteron. Cairan dari vesikula seminalis biasanya
membentuk sekitar 70% ejakulat dan komponennya
termasuk berikut:

1. Fruktosa, sumber energi utama bagi sperma, serta


inositol, sitrat, dan metabolit lainnya
2. Prostaglandin, yang mengaruhi aktivitas dalam saluran
reproduksi wanita; dan
3. Fibrinogen, yang mengkoagulasikan semen setelah
ejakulasi.

Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat merupakan suatu organ padat yang


mengelilingi urethra di bawah kandung kemih. Kelenjar ini
berukuran sekitar 2 cm × 3 cm × 4 cm dan berat sekitar 20
gram. Prostat merupakan suatu kumpulan 30 sampai 50
kelenjar tubuloasnar tertanam di dalam stroma
fibromuskular padat di mana kontrak otot polos di ejakulasi.
Saluran dari kelenjar individu dapat bertemu tapi semua
kosong secara langsung ke uretra prostat, yang berjalan

35
melalui prostat sentral. Seperti diperlihatkan dalam, kelenjar
tersebut diatur dalam tiga zona utama di seluruh uretra:

a. Zona transisi menempati sekitar 5% volume prostat,


mengelilingi bagian superior dari uretra, dan memiliki
kelenjar mukosa periuretra.
b. Zona sentral menempati 25% volume dari jaringan
kelenjar dan memiliki kelenjar submukosa periuretra
dengan duktus yang lebih panjang.
c. Zona perifer menempati sekitar 70% prostat dan memiliki
kelenjar utama dengan duktus yang lebih panjang.

Kelenjar Bulbourethra
Putaran dipasangkan kelenjar bulbourethra (atau
kelenjar Cowper), yang berdiameter 3-5 mm, terletak pada
diafragma urogenital dan bermuara ke dalam bagian proksimal
urethra penis. Setiap kelenjar memiliki sejumlah lobulus
dengan unit sekretoris tuloasinar dan dilapisi oleh epitel
kolumnar selapis penyekresi-mukus yang bergantung pada
testosteron. Selama ereksi, kelenjar bulbourethra, serta
sejumlah besar kelenjar urethra kecil yang serupa di sepanjang
urethra, melepaskan sekret jernih yang menyerupai mukus dan
mengandung berbagai karbohidrat kecil yang menyelubungi
dan melumasi lapisan urethra sebagai persiapan pasase sperma.

Penis

Komponen utama penis adalah tiga massa silindris dari


jaringan erektil, dan urethra penis, yang terbungkus kulit. Dua
diantara silinder-silinder ini— corpora cavernosa—terletak di

36
dorsal; ventral corpus spongiosum mengelilingi urethra.
Corpus spongiosum urethra melebar di bagian ujung, yang
membentuk glans. Sebagian besar urethra penis dilapisi oleh
epitel kolumnar berlapis. Pada glans, epitel ini menjadi epitel
berlapis skuamosa bersambung dengan epitel epidermis tipis
yang melapisi glans. Kelenjar urethra kecil penyekresi-mukus
(kelenjar Littre) terdapat di sepanjang urethra penis. Pada pria
yang tidak disunat, permukaan glans dilapisi oleh prepusium
atau kulup, suatu lipatan retraktil kulit tipis dengan kelenjar
sebasea pada lipatan internal.

Corpora cavernosa dibungkus oleh lapisan fibroelastik


padat, tunica albuginea. Ketiga jaringan erektil yang
mengandung sejumlah besar ruang kavernosa bervena yang
dilapisi sel-sel endotel dan dipisahkan oleh trabekula dengan
sel otot polos dan jaringan ikat kontinu dengan tunik
sekitarnya.

Arteri sentral di dalam cabang corpora cavernosa untuk


membentuk arteri nutritif dan aa. helicinae bergelung kecil,
yang bermuara langsung ke dalam ruang-ruang kavernosa pada
jaringan erektil. Terdapat pirau arteriovenosa di antara aa.
helicinae dan v. dorsalis profunda.

Ereksi penis melibatkan pengisian ruang kavernosa di


tiga massa jaringan ereksi. Hal ini dimulai dengan rangsang
eksternal ke SSP, diatur oleh input saraf autonom ke otot polos
pada dinding vaskular. Stimulasi parasimpatis melemaskan
otot di trabekula dan melebarkan aa. helicinae, yang
menimbulkan peningkatan aliran darah ke dalam ruang

37
kavernosa. Hal ini memperbesar corpora cavernosa dan
menyebabkan corpora cavernosa untuk kompres pembuluh
darah dorsal terhadap tunika albuginea yang padat, yang
menghambat aliran darah dan menimbulkan pembengkakan
dan kekakuan pada batang jaringan erektil. Dimulai dengan
ejakulasi, pelepasan saraf simpatis merangsang konstriksi aa.
helicinae dan otot trabekula, mengurangi aliran darah ke dalam
ruang tersebut, menurunkan tekanan ditempat ini, dan
memungkinkan pembukaan vena untuk mengalirkan sebagian
besar darah dari jaringan erektil.

6. Korelasi Fungsional dan Fisiologi Traktus Uropoetika dengan


Sistem Reprodusi Pria.
Jawaban :

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu


sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem Urinaria terdiri atas
ginjal yang mengeluarkan sekret, ureter yang menyalurkan urine
dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih yang bekerja
sebagai penampung dan uretra yang mengeluarkan urine dari
kandung kemih. (Sherwood, 2014)

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks


dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi
seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon
juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi. Tidak

38
seperti kebanyakan sistem organ, jenis kelamin dari spesies yang
telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik
antara dua individu, yang memungkinkan untuk kemungkinan
kebugaran genetik yang lebih besar dari keturunannya. (Sherwood,
2014)

Korelasi fungsional dan fisiologi antara kedua sistem ini,


khususnya pada pria sangatlah erat hubungannya. Hal tersebut
dapat dilihat pada peranan Uretra pada organ pria yang berperan
dalam sistem perkemihan sekaligus dalam sistem reproduksi.
(Sherwood, 2014)

Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada


kepala/glans penis. Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian dan
dinamakan sesuai dengan letaknya:

 pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.

 pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil,


dimana terletak muara vas deferens.

 pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar


bulbouretralis.

 pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus


spongiosum penis.

o pars bulbosa, pars spongiosa yang terlapisi otot


bulbocavernosus dan menempel pada tubuh karena tergantung
oleh ligamantum suspensorium penis.

39
o pars pendulosa, pars spongiosa yang tidak terlapisi otot dan
menggantung pada kondisi tidak ereksi.

Pada Sistem Urinaria uretra memiliki fungsi sebagai saluran urine


yang akan di eksresikan tubuh sedangkan pada sistem reproduksi
uretra juga merupakan saluran yang berperan sebagai saluran
keluarnya sperma saat terjadinya pembuahan. (Sherwood, 2014)

7. Hormon yang berperan dalam pembentukan urin

Jawaban :

a. Norepinefrin & Epinefrin


Hormon ini dilepaskan dari medula adrenal. Hormon ini memberi
sedikit pengaruh pada hemodinamika ginjal, kecuali pada kondisi
ekstrim, seperti pada pendarahan hebat. Hormon ini memberikan
efek berupa konstriksi arteriol aferen dan eferen sehingga
menurunkan GFR dan RBF.

b. . Endotelin
Hormon ini dihasilkan oleh sel endotel vaskuler ginjal atau jaringan
lain yang rusak. Jika pembuluh darah rusak, maka endotelnya pun

40
akan rusak dan melepaskan endotelin. Hormon ini memiliki efek
untuk vasokonstriktor kuat sehingga dapat mencegah hilangnya
darah. Efeknya terhadap ginjal adalag menurunkan GFR.

c. Angiotensin II & Aldosteron


Angiotensin II dapat merangsang sekresi hormon aldosteron oleh
korteks adrenal. Keduanya memainkan peranan penting dalam
mengatur reabsorpsi natrium oleh tublus ginjal. Bila asupan natrium
rendah, peningkatan kadar kedunya akan merangsang reabsorpsi
natrium oleh ginjal sehingga dapat mencegah kehilangan natrium
yang besar. Sebaliknya, dengan asupan natrium yang tinggi,
penurunan pembentukan kedua hormon ini memungkinkan ginjal
mengeluarkan natrium dalam jumlah besar.

d. Prostaglandin & Bradikinin


Kedua hormon ini cenderung mengurangi efek vasokonstriktor
ginja akibat aktivitas saraf simpatis, sehingga meningkatkan GFR.

41
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem kemih adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

Sisitem kemih adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh
larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Masing- masing ginjal memiliki panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada
bagian paling tebal yang berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang
abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah daripada ginjal kiri karena terdapat
hepar di sisi kanan.

Terdapat tiga proses yang terjadi pada ginjal dalam proses pembentukkan urin,
antara lain filtrasi ( penyaringan ), reabsorbsi ( penyerapan kembali ), augmentasi (
pemekatan ).

Pengeluaran urine dari kandung kemih disebut dengan miksi atau dikenal juga
dengan urination atau voiding. Berkemih terjadi melalui kombinasi kontraksi otot
involunter dan volunter. Pusat berkemih terdapat di medula spinalis sakralis
segmen S2 dan S3 serta memicu refleks spinal yang disebut refleks berkemih.

42
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Y. Dkk. 2015. Buku Saku Kedokteran Dorland. Singapura : Elseiver

Eroscenko, 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta :


EGC

Gibson, J. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern. Jakarta: EGC.

KBBI Online
Michael S, dkk. 2008. Atlas Anatomi Manusia. Edisi 3. Jakarta : EGC
Notoadmojo, A. 2015. Sistem Kemih. Bandung : Univesitas Padjajaran

Sadler, TW. (2014). Langman Embriologi Kedokteran Ed. 12. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Snell, RS. (2011). Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Tortora, GJ., Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology 12th


Ed. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc

Widyawati, Rina. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi. Jakarta

43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai