Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI

DAN FORMULASI SEDIAAN SOLIDA

PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL


MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

Senin, 25 Maret 2018


Kelompok III
Senin, Pukul 07.00 – 10.00 WIB
Nama NPM Tugas
1. Dimo Pratama 260110160085 Mixing Bahan & Pembahasan Hasil
Praktikum
2. Hanifahzin Khatami 260110160086 Preparasi Bahan & Editor Laporan
3. Hanun Nabila 260110160105 Mixing Bahan & Data pengamatan
Laporan
4. Lupita Churry A. 260110160107 Evaluasi Sediaan & Pembahasan Hasil
Praktikum
5. Stefanny Agnes S. 260110160108 Pencatatan Batch Sheet & Data
Pengamatan Laporan
6. Katherine Augustia 260110160109 Evaluasi Sediaan & Preformulasi Laporan
7. Sarah Syafira 260110160110 Pencatatan Batch Sheet & Pembahasan
Hasil Praktikum
8. Hilma Awalia Rahmah 260110160111 Pencatatan Batch Sheet & Preformulasi
Laporan
9. Asri Savitri 260110160112 Preparasi Bahan & Pembahasan Hasil
Praktikum
10. Ira Safitri 260110160113 Mixing Bahan & Preformulasi Laporan

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI

SEDIAN SOLID DAN SEMISOLID NON STERIL

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS


PADJADJARAN JATINANGOR
2018
I. PREFORMULASI
Formula :

(Fasa Dalam) Per-tablet Yang dibutuhkan 1 Batch


Parasetamol 375 mg 112,5 g
SL 100 mg 50 g
Amprotab 50 mg 15 g
Amilum 22 mg 6,615 g

(Fasa Luar)
Mg Stearat 2 mg 0,864 g
Talkum 2 mg 0,864 g
Amprotab 14 mg 4,32 g
I. Preformulasi

Data-Data Preformulasi

A Preformulasi Zat Aktif Acetaminophenum

1 Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit Pustaka:Farmakope Indonesia Ed III hal 37 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

Larut dalam 70 bagian air; 7 bagian etanol;


2 Kelarutan 13 bagian aseton; 40 bagian propilenglikol; Pustaka:Farmakope Indonesia Ed III hal 37 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah
larut dalam larutan alkali hidroksida

Stabil pada temperatur 45C; Menyerap uap


3 Stabilitas terhadap panas air dalam jumlah tidak signifikan pada suhu Pustaka:The pharmaceutical codex hal 988 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah
25C dan kelembaban 90%

4 Stabilitas terhadap hidrolisis/oksidasi Relatif stabil terhadap oksidasi Pustaka:The pharmaceutical codex hal 988 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

5 Stabilitas terhadap cahaya .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

6 Stabilitas terhadap pH Terhidrolisis pada ph minimal 5-7 Pustaka:The pharmaceutical codex hal 988 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon


7 Inkompatibilitas Pustaka:The pharmaceutical codex hal 988 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah
dan rayon

8 Titik lebur/titik didih 169oC-172o C Pustaka:Farmakope Indonesia IV hal 650 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

9 pKa/pKb .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

10 Polimorfisme .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

11 Ukuran partikel .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

12 Bobot Jenis .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

13 pH larutan Antara 5,3 dan 6,5 Pustaka:The pharmaceutical codex hal 988 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah

14 Kegunaan/fungsi Analgetikum Pustaka:Farmakope Indonesia III Hal 37 Penulis data: Hilma Awalia Rahmah
B Preformulasi Eksipien 1 Lactosa Anhydrous
Laktosa anhidrat adalah serbuk atau partikel
Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman
1 Pemerian kristal berwarna putih, rasa manis, tidak Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
359 – 361
berbau.
Larut dalam air, sedikit larut dalam ethanol Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman
2 Kelarutan Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
95% dan eter. 359 – 361

Laktosa dapat berubah warna menjadi


kecoklatan dalam penyimpanan. Hal tersebut Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman
3 Stabilitas terhadap panas Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
dapat disebabkan oleh panas, kondisi 359 – 361
lembab yang kelembabannya hingga 80%.

Dapat mengalami reaksi maillard dengan


amin primer dan sekunder bila disimpan Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman
4 Stabilitas terhadap hidrolisis/oksidasi Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu 359 – 361
tertentu.

5 Stabilitas terhadap cahaya .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data:Hilma Awalia Rahmah

6 Stabilitas terhadap pH .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data:Hilma Awalia Rahmah

Laktosa anhidrat inkompatibel dengan


oksidator kuat. Dapat mengalami reaksi
Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman
7 Inkompatibilitas maillard dengan amin primer dan sekunder Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
359 – 361
bila disimpan dalam kondisi kelembaban
tinggi pada waktu tertentu.

Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman


8 Titik lebur/titik didih 232 derajat C Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
359 – 361

9 pKa/pKb .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data:Hilma Awalia Rahmah

10 Polimorfisme .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data:Hilma Awalia Rahmah

11 Ukuran partikel .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data:Hilma Awalia Rahmah

12 Bobot Jenis 1,21 sd 1,23 Pustaka:Martindale, hal 270 Penulis data:Hilma Awalia Rahmah

13 pH larutan .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
Pustaka:Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman
14 Kegunaan/fungsi Tablet filler, diluent, pengisi Penulis data:Hilma Awalia Rahmah
359 – 361

C Preformulasi Eksipien 2 amilum

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


1 Pemerian tidak berbau dan tidak berasa, halus, putih. Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690

Praktis tidak larut dalam etanol (96%) dan


dalam air dingin, larut dalam air panas pada Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
2 Kelarutan Penulis data: Ira Safitri
suhu di atas suhu gelatinisasi, larut dalam Edition, hal 685-690
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.

3 Stabilitas terhadap panas .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


4 Stabilitas terhadap hidrolisis/oksidasi amilum bersifat higroskopis. Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690

5 Stabilitas terhadap cahaya .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

6 Stabilitas terhadap pH .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi


Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
7 Inkompatibilitas kuat dan senyawa inklusi berwarna dibentuk Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
dengan yodium.

8 Titik lebur/titik didih .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

9 pKa/pKb .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

10 Polimorfisme .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


11 Ukuran partikel 2–32µm untuk pati jagung Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
12 Bobot Jenis 1.478g/cm3 untuk pati jagung Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
13 pH larutan 4,0–8,0 Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
14 Kegunaan/fungsi pengikat Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
D Preformulasi Eksipien 3 Amprotab

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


1 Pemerian tidak berbau dan tidak berasa, halus, putih. Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690

Praktis tidak larut dalam etanol (96%) dan


dalam air dingin, larut dalam air panas pada Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
2 Kelarutan Penulis data: Ira Safitri
suhu di atas suhu gelatinisasi, larut dalam Edition, hal 685-690
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.

3 Stabilitas terhadap panas .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


4 Stabilitas terhadap hidrolisis/oksidasi amilum bersifat higroskopis. Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
5 Stabilitas terhadap cahaya .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

6 Stabilitas terhadap pH .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi


Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
7 Inkompatibilitas kuat dan senyawa inklusi berwarna dibentuk Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
dengan yodium.

8 Titik lebur/titik didih .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

9 pKa/pKb .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

10 Polimorfisme .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


11 Ukuran partikel 5–35µm untuk pati singkong Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
12 Bobot Jenis .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Penulis data: Ira Safitri

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


13 pH larutan 4.5–7.0 Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
14 Kegunaan/fungsi disintegrant Penulis data: Ira Safitri
Edition, hal 685-690
E Preformulasi Eksipien 4 Magnesium Stearat

serbuk sangat halus, berwarna putih,


diendapkan atau bubuk yang digiling, bau Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
1 Pemerian Katherine Augustia T
samar asam stearat dan rasa khas. bubuk Edition, hal 404-406
berminyak dan melekat pada kulit.

praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%),


Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
2 Kelarutan eter, dan air, sedikit larut dalam benzen Katherine Augustia T
Edition, hal 404-406
hangat dan etanol hangat (95%)

3 Stabilitas terhadap panas .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

stabil dan disimpan ditempat tertutup rapat, Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
4 Stabilitas terhadap hidrolisis/oksidasi Katherine Augustia T
teduh, dan kering Edition, hal 404-406
5 Stabilitas terhadap cahaya .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

6 Stabilitas terhadap pH .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

inkompatibel dengan asam kuat, basa kuat, Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
7 Inkompatibilitas Katherine Augustia T
dan garam besi Edition, hal 404-406
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
8 Titik lebur/titik didih 117-150C; 126-130C (kemurnian tinggi)/ Katherine Augustia T
Edition, hal 404-406

9 pKa/pKb .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

10 Polimorfisme .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

11 Ukuran partikel .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


12 Bobot Jenis 1.092 g/cm3 Katherine Augustia T
Edition, hal 404-406
13 pH larutan .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
14 Kegunaan/fungsi lubrikan tablet dan kapsul Katherine Augustia T
Edition, hal 404-406
D Preformulasi Eksipien 3 Talkum

serbuk sangat halus, putih keputih abu- Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
abuan, tidak berbau, tidak dapat diraba, Edition, hal 728-730
1 Pemerian bubuk kristal halus. menempel dengan Katherine Augustia T
mudah kekulit dan lembut untuk disentuh dan
bebas dari gumpalan

praktis tidak larut dalam larutan asam dan Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
2 Kelarutan Edition, hal 728-730 Katherine Augustia T
basa, pelarut organik, dan air

3 Stabilitas terhadap panas .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

4 Stabilitas terhadap hidrolisis/oksidasi .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

5 Stabilitas terhadap cahaya .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T
tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE
6 Stabilitas terhadap pH .................................................................. Katherine Augustia T

inkompatibel dengan senyawa ammonium Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


7 Inkompatibilitas Edition, hal 728-730 Katherine Augustia T
quaterner
8 Titik lebur/titik didih .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

9 pKa/pKb .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

10 Polimorfisme .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T

11 Ukuran partikel .................................................................. tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE Katherine Augustia T
tidak ditemukan pada FI III, IV, V, dan HOPE
12 Bobot Jenis .................................................................. Katherine Augustia T
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
13 pH larutan 7.0-10.00 Edition, hal 728-730 Katherine Augustia T
Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
14 Kegunaan/fungsi glidan Edition, hal 728-730 Katherine Augustia T

\
II. BATCH
III. DATA PENGAMATAN
EVALUASI GRANUL
1. Uji kadar kelembaban
Kelompok Timbangan Timbangan % Kadar
awal akhir Kelembaban
1 9,901 gram 9,764 gram 1,36%
(Amilum 7,5%)
2 10 gram 9,829 gram 1,82%
(Amilum 15%)
3 10 gram 9,86 gram 1,4 %
(Amilum 12,5%)
4 10 gram 9,894 gram 1,06%
(Amilum 10%)

Perhitungan:
 Kelompok 1:
 Kelompok 3:
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑊𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% LOD = x 100% 𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑊𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 % LOD = x 100%
9,901−9,764
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙
= x 100% 10 𝑔
9,901 = 9,86 𝑔 x 100%
= 1,36%
= 1,4 %
 Kelompok 2:
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑊𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% LOD = x 100%
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙  Kelompok 4:
10−9,829 𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑊𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= x 100% % LOD = x 100%
10 𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙
= 1,82 % 10 – 9,894
= x 100%
10

= 1,06%

2. Uji daya alir


Kelompok Diameter Tinggi Waktu alir Sudut Daya
istirahat alir
1 9 cm 2,3 cm 2,56 sekon 27,07° 9,76 g/s
(amilum 7,5%)
2 8,8cm 2,5cm 4,55 sekon 29,6° 5,49 g/s
(Amilum 15%)
3 8,95 cm 1,4 cm 2,86 sekon 17,32° 8,741
(Amilum 12,5%) g/s
4 8,9 cm 2,7 cm 5,42 sekon 30,96° 4,6 g/s
(Amilum 10%)
Perhitungan:

 Kelompok 1:

Sudut istirahat : tan θ =


𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘  Kelompok 3:
𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
2,3 𝑐𝑚 Sudut istirahat : tan θ = 𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖
=
4,5 𝑐𝑚 1,4
=
tan θ = 0,51 4,475
θ = 27,07° tan θ = 0,312
θ = 17,32°
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Daya alir = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
𝑔 25 𝑔𝑟𝑎𝑚 Daya alir =
= = 2.56 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟
𝑠
25 𝑔
= 9,76 g/s = 2,86 𝑠

 Kelompok 2: = 8,741 g/s


𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
Sudut istirahat : tan θ = 𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖
 Kelompok 4:
2,5
= 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
4,4 Sudut istirahat : tan θ = 𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖
tan θ = 0,568 2,7
=
4,45
θ = 29,6° tan θ = 0,6
θ = 30,96°
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Daya alir = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
25 𝑔 Daya alir =
= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟
4,55𝑠
25 𝑔
= 5,49 g/s = 5,42 𝑠

= 4,6 g/s

3. Uji kompresibilitas
Kelompok Berat Vol Vol App. Tap. Compresibility
sampel awal akhir Density density
1 25 50 ml 42 ml 05 g/ml 0,595 15,96%
(amilum 7,5%) gram g/ml
2 25 47ml 41ml 0.53 0,6 g/ml 11,67 %
(Amilum 15%) gram g/ml
3 22,5 43 ml 38 ml 0,523 0,592 11,67%
(Amilum 12,5 gram g/ml g/ml
%)
4 25 47 ml 41 ml 0,53 0,6 g/ml 11,67%
(Amilum 10%) gram g/ml
Perhitungan:

 Kelompok 1:  Kelompok 3:
25 22,5
App. Density = = 0,5 g/ml App. Density = = 0,523 g/ml
50 43
25 22,5
Tap Density = = 0,595 𝑔/𝑚𝑙 Tap Density = = 0,592 𝑔/𝑚𝑙
42 38
0,595−0,5 0,592−0,523
Compresibility = × 100% Compresibility = × 100%
0,5 0,592

= 15,96 % = 11,67 %

 Kelompok 2:

App. Density =
25
= 0.53g/ml  Kelompok 4:
47
25 𝑔
25 App. Density = = 0,53 g/ml
Tap Density = = 0.6𝑔/ml 47 ml
42
25 𝑔
0.6−0.53 Tap Density = = 0,6 𝑔/ml
Compresibility = × 100% 41 ml
0.6
0,6−0,53
= 11.67 % Compresibility = × 100%
0,6

= 11,67 %

EVALUASI TABLET

1. Uji Penampilan
Kel. Kel . Kel. Kelompok
1 2 3 4
Tablet
Diameter Ketebalan Diameter Ketebalan Diameter Ketebalan Diameter Ketebalan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 12,2 4 12,2 4,5 12,1 4,2 12,2 4,3
2 12,2 4,2 12,2 3,2 12,2 4,1 12,1 4,2
3 12,2 4,1 12,2 4,6 12,2 4,1 12,1 4,2
4 12,2 4 12,2 4,6 12,2 4,1 12,2 4,2
5 12,15 4,1 12,2 4,4 12,2 4,14 12,1 4,3
6 12,2 4 12,2 4,2 12,2 4,15 12,1 4,1
7 12,15 4,15 12,1 4,1 12,2 4,15 12,3 4,0
8 12,15 4,1 12,1 4,4 12,2 4,12 12,1 4,4
9 12,15 4,1 12,2 4,4 12,2 4,2 12,2 4,1
10 12,2 4,1 12,2 4,1 12,2 4,2 12,1 4,3
11 12,15 4,1 12,1 4,2 12,2 4,1 12,3 4,2
12 12,15 4,1 12,1 4,4 12,1 4,1 12,3 4,1
13 12,15 4 12,1 4,3 12,2 4,15 12,1 4,2
14 12,15 4,1 12,1 4,2 12,1 4,2 12,3 4,1
15 12,15 4,1 12,1 4,4 12,2 4,2 12,1 4,2
16 12,15 4,05 12,1 4,2 12,2 4,15 12,2 4,3
17 12,15 4,15 12,1 4,6 12,2 4,1 12,2 4,1
18 12,15 4,1 12,1 4,2 12,2 4,1 12,3 4,3
19 12,15 4,05 12,1 4,4 12,2 4,2 12,1 4,3
20 12,15 4,1 12,1 4,1 12,1 4,2 12,3 4,1
12,165 4,085
Rata-rata 12,14 4,275 12,18 4,148 12,185 4,205
2. Uji Kekerasan
Tablet F1 (N) F2(N) F3(N) F4 (N)
1 38 70 42,5 67
2 26 42 97,5 65
3 53 42,5 75 100
4 52,5 35 47,5 66
5 42,5 80 72,5 82
6 31 48 40 60
7 47,5 38 42,5 65
8 41 55 50 62
9 41 40 40 62
10 51 74 40 60
11 46 57 35 67
12 45 27 40 62
13 35 37 72,5 68
14 41 70 75 60
15 35 52 62,5 82
16 45 52 52,5 75
17 42,5 60 35 89
18 42,5 27 55 59
19 43 28 52,5 75
20 45 26 52,5 80
Rata-rata 42,175 48,025 54 70,3

Keterangan:
F1 = Gaya ketika tablet hancur pada tablet PCT kelompok 1
F2 = Gaya ketika tablet hancur pada tablet PCT kelompok 2
F3 = Gaya ketika tablet hancur pada tablet PCT kelompok 3
F4 = Gaya ketika tablet hancur pada tablet PCT kelompok 4

3. Uji Keseragaman Bobot


Tablet W1 (mg) W2 (mg) W3 (mg) W4 (mg)
1 510 613,8 542 572
2 516,5 502,1 578,7 541
3 510 567,8 504,1 540
4 517,9 575,5 535,7 546
5 515 522,4 599,2 537
6 505 566,5 507 545
7 505 546,47 543,3 563
8 523,7 554,3 551,2 540
9 505 554,5 541,3 530
10 524 541,3 589 520
11 515 513,1 524,2 554
12 510 521,2 500,5 540
13 508 521 557,6 540
14 505 603,4 500,6 558
15 500 545 547,7 564
16 513,4 530,1 563,9 525
17 512,1 548,8 540,4 574
18 544,8 561,9 535,6 550
19 517,3 567,4 541 559
20 520,5 507,4 501,2 556
Bobot rata-rata 513,91 548,1985 513,425 547, 7

Keterangan:
W1 = Bobot tablet PCT kelompok 1
W2 = Bobot tablet PCT kelompok 2
W3 = Bobot tablet PCT kelompok 3
W4 = Bobot tablet PCT kelompok 4

4. Uji Kerapuhan (Friabilitas)


Kelompok W1 W2 %
1 10,011 g 9,768 g 2,42%
2 10,8236 g 10,6386 g 1,71%

3 10,268 g 10,137 g 1,28%


4 11,345 g 10,737 g 5,35%

Perhitungan Friabilitas

𝑊1 − 𝑊2
%𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝑊1
Kelompok 1
10, 011 𝑔 − 9,768 𝑔
% 𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100% = 2,42%
10,011 𝑔
Kelompok 2
10,8236 𝑔 − 10,6386𝑔
% 𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100% = 1,71 %
10,8236 𝑔
Kelompok 3
10,268 𝑔 − 10,137 𝑔
%𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100% = 1,28%
10,268 𝑔
Kelompok 4
11,345 𝑔 − 10,737 𝑔
% 𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100% = 5,35%
11,345 𝑔

Keterangan:
W1 = Bobot awal tablet
W2 = Bobot akhir tablet
5. Uji Waktu Hancur

Tablet T1 T2 T3 T4 (menit)
1 1,43 1,34 1,18 5,23
2 2,13 1,47 1,47 5,55
3 3,2 1,58 2,43 5,13
4 3,4 1,59 2,44 5,21
5 3,41 2,00 2,46 5,44
6 4,02 2,00 3,47 5,22
Waktu rata- 2,931667 1,663 2,24 5,49
rata

Keterangan:
T1 = Waktu hancur tablet PCT kelompok 1
T2 = Waktu hancur tablet PCT kelompok 2
T3 = Waktu hancur tablet PCT kelompok 3
T4 = Waktu hancur tablet PCT kelompok 4

IV. PEMBAHASAN (dibahas semua kelompok)


Pada praktikum kali ini dibuat sediaan farmasi solid, yaitu
tablet parasetamol. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat
secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua
permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Parasetamol merupakan zat
aktif dengan efek farmakologi sebagai zat antipiretik dan analgesik.
Proses pembuatan tablet menggunakan metode granulasi,
yaitu proses pencampuran partikel partikel zat aktif dan eksipien
yang awalnya berukuran kecil menjadi partikel yang lebih besar
dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab dan didapat digranulasi. Tujuan
granulasi adalah membuat massa mengalir bebas, memadatkan
campuran bahan, membuat campuran seragam yang tidak memisah,
memperbaiki karakteristik kompresibilitas dari zat aktif,
mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan,
mengurangi debu dan meningkatkan penampilan tablet. Metode
granulasi basah dapat digunakan karena zat aktif atau parasetamol
tahan terhadap lembab dan panas. Selain itu parasetamol memiliki
sifat yang sulit untuk dicetak langsung karena memiliki sifat aliran
dan kompresibilitas yang kurang baik sehingga penggunaan metode
granulasi sangat diperlukan. Keuntungan dari metode granulasi
basah adalah ob m granul sehingga homogenitas pada umumnya
baik dan penampilan tablet pada umumnya bagus. Sedangkan
kerugiannya adalah waktu yang diperlukan banyak dan peralatan
yang diperlukan mahal, zat pengikat mungkin mempengaruhi
pelepasan obat, tidak bisa untuk zat yang tidak tahan panas dan
mudah terurai air, dan pelarut yang digunkan mungkin dapat
mempengaruhi stabilitas obat.
Formula yang digunakan untuk pembuatan tablet
parasetamol yaitu terdiri dari fase dalam dan fase luar. Fase dalam
yang digunakan meliputi paracetamol, saccharum lactis, amprotab
dan amilum. Paracetamol yang digunakan adalah sebanyak 375 mg
sebagai zat aktif. Saccharum lactis digunakan sebagai diluents.
Diluents yang dipilih harus bersifat inert yang tidak mempengaruhi
biofarmasetika dari sediaan ang dibuat. Sensitifitas pengisi terhadap
perubahan fisikokimia akibat proses atau pengolahan dapat
mempengaruhi kualitas tablet. Disintegran yang digunakan pada
formula ini adalah amprotab. Penghancur bermanfaat untuk
menghancurkan tablet saat dalam tubuh. Mekanisme kerja amprotab
adalah dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan
pecah atau mengembang saat cairan masuk ke dalam pori-pori tablet
(kapiler). Setelah penimbangan zat aktif, diluents dan disintegran
bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu. Kemudian
ditambahkan pengikat yang telah dibuat dari amilum 12,5%.
Amilum yang berfungsi sebagai pengikat ditambahkan untuk
meningkatkan daya kohesivitas serbuk yang diperlukan pada
pembentukan granul, sehingga jika ditekan akan membentuk massa
yang kohesif dan kompak. Setelah terbentuk massa yang kompak
atau dapat dikepal diceak menjadi granul dengan menggunakan
ayakan mesh 20. Granul yang telah terbentuk diratakan pada tray
oven dan dikeringkan dalam oven suhu lebihkurang 600C. setelah
dikeringkan selama 24 jam dilakukan evaluasi granul. Dalam
pembuatan tablet dengan granulasi basah, kualitas granul menjadi
penting untuk dievaluasi sebelum dilakukan pencetakan granul
menjadi tablet di mesin cetak. Hal ini bertujuan agar granul yang
dibentuk dapat dipastikan memiliki karakteristik kompresibilitas
yang baik sehingga tablet-tablet yang dicetak mempunyai kualitas
dan kuantitas yang seragam. Adapun parameter-parameter yang
dievaluasi dari granul yang telah dikeringkan (melalui proses
granulasi) sebelum dicetak menjadi tablet antara lain, kelembapan,
daya alir, dan kompresibilitas.
Pertama, evaluasi dilakukan untuk menguji kelembapan dari
granul yang telah dibuat menggunakan alat moisture balance. Granul
ditimbang pada cawan yang ada pada alat moisture balance sebanyak
10 g. Kemudian, tutup alat moisture balance dan nyalakan alat untuk
memulai proses pengeringan granul. Proses pengeringan dihentikan
ketika alat sudah memberikan bunyi khas atau persentase kehilangan
bobot granul (loss on drying) sudah tidak berubah. Lalu, persentase
kehilangan bobot granul dicatat. Adapun dalam pengujian ini
didapatkan hasil sebesar 1,4% yang merupakan persentase
kehilangan bobot dari granul di mana persentase kehilangan bobot
tersebut menggambarkan besarnya kelembapan dari granul yaitu
sebesar 1,4%. Hal ini sesuai dengan persyaratan di mana seharusnya
granul memiliki kelembapan sekitar 1-5%. Kelembapan granul yang
terlalu rendah akan membuat granul sulit untuk dikempa menjadi
tablet sedangkan kelembapan yang terlalu tinggi akan
mempengaruhi daya alir granul di mesin cetak menjadi lebih rendah.
Selanjutnya, pada granul dilakukan pengujian daya alir
menggunakan corong yang ditopang dengan statif. Pada pengujian
daya alir ada dua parameter yang diuji, yaitu daya alir itu sendiri
dengan cara membandingkan bobot granul dengan waktu yang
dibutuhkan untuk granul mengalir seluruhnya ke bawah dan sudut
istirahat yaitu dengan cara mengukur tinggi dan diameter dari
gundukan granul yang tertampung. Evaluasi dari daya alir granul
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa mudah granul mengalir
pada die di mesin cetak tablet dimana granul yang memiliki daya alir
yang baik akan mengisi die dengan mudah dan menghasilkan bobot
dan kandungan tablet yang seragam. Corong diletakkan 10 cm dari
atas permukaan bawah tempat granul akan jatuh. Granul yang akan
diuji ditimbang sebanyak 25 g kemudian dimasukkan ke dalam
corong yang lubangnya tertutup dan disiapkan kertas putih di bawah
lubang corong sebagai tempat jatuhnya butiran granul agar
memudahkan penghitungan sudut istirahat. Lalu disiapkan alat
stopwatch untuk menghitung durasi waktu yang dibutuhkan bagi
granul untuk jatuh seluruhnya. Lubang corong dibuka dan waktu alir
dari serbuk dihitung dengan stopwatch. Perbandingan antara bobot
dari granul (25 g) dengan waktu yang dibutuhkan untuk granul jatuh
seluruhnya adalah daya alir dari granul tersebut. Hasil yang telah
didapatkan pada pengujian ini, yaitu sebesar 8,741 g/detik dengan
perincian bobot granul sebesar 25 g dan waktu alir sebesar 2,86 detik
sehingga dengan begitu daya alir granul sesuai dengan persyaratan,
yakni tidak lebih dari 10 g/detik dan waktu alir tidak lebih dari 10
detik. Lalu, pada pengujian daya alir diuji pula parameter sudut
istirahat dengan cara menentukan terlebih dahulu tangen dari sudut
lereng gundukan yang terbentuk. Tangen sudut didapatkan dari
perbandingan antara tinggi gundukan dan radius (jari-jari) gundukan.
Dari pengujian ini, diperoleh hasil tinngi gundukan sebesar 1,4 cm
dan radius sebesar 4,475 cm yang menghasilkan tan θ sebesar 0,312.
Lalu diperoleh sudut istirahat dari hasil penghitungan sebesar
17,32°. Hasil ini menunjukkan hasil yang sesuai dengan persyaratan
di mana menurut literatur, suatu serbuk/granul memiliki karakteristik
sangat mudah mengalir apabila sudut istirahatnya sekitar 20-40°.
Semakin kecil sudut istirahat maka semakin baik pula daya alir dari
serbuk/granul tersebut.
Evaluasi berikutnya yang dilakukan adalah uji
kompresibilitas granul di mana pada pengujian ini akan dihasilkan
persentase kompresibilitas atau indeks Carr yang menggambarkan
seberapa besar kemampuan granul untuk dapat dikompresi
(dikempa) menjadi tablet. Persentase yang semakin kecil
menandakan kompresibilitas yang semakin baik karena granul
memiliki karakteristik mampat yang baik di mana saat pengujian,
persentase perubahan volume sebelum diketuk dan setelah diketuk
kecil yang menandakan bahwa granul memiliki densitas yang baik
antara partikel granul yang satu dengan yang lainnya sehingga
mudah dikompresi. Pada pengujian ini, parameter yang dihitung
adalah kerapatan longgar, kerapatan mampat, dan indeks
kompresibilitas. Granul sebanyak 22,5 g dimasukkan ke dalam gelas
ukur 100 ml lalu dilihat volume yang terukur. Volume awal yang
terukur pada pengujian ini sebesar 43 ml. Kemudian dilakukan
penghentakan pada granul di dalam gelas ukur tersebut dengan 500
kali hentakan. Setelah dilakukan penghentakan sebanyak 500 kali
diperoleh volume akhir sebesar 38 ml. Kerapatan longgar (app
density) dihitung dengan cara membandingkan bobot granul (22,5 g)
dengan volume awal (43 ml) yaitu sebesar 0,523 g/ml, sedangkan
kerapatan mampat (tap density) dihitung dengan membandingkan
bobot granul (22,5 g) dengan volume akhir (38 ml) yaitu sebesar
0,592 g/ml. Dari nilai kerapatan ini dapat diperoleh indeks
kompresibilitas sebesar 11,67% dimana hasil ini sesuai dengan
persyaratan yaitu indeks kompresibilitas tidak boleh lebih dari 20%.
Penambahan fase luar dilakukan setelah terbentuknya granul.
Fase luar yang digunakan adalah mg-stearat, talcum, dan amprotab.
Mg stearat berfungsi sebagai lubricant. Mg stearat sebagai pelincir
berfungsi untuk mengurangi gesekan antara alat cetak dengan
permukaan tablet. Sedangakn talcum berfungsi sebagai glidan.
Glidant ini akan mengurangi gesekan antara partikel dalam tablet
sehingga terbentuk massa yang kompak. Talkum dan magnesium
stearat adalah zat tambahan fase luar yang berfungsi sebagai pelicin
dan pelincir yang meningkatkan aliran granul agar tersebar ke
seluruh tempat cetakan pada saat pengempaan, dosis tablet merata
dan agar tidak meyumbat di cetakan. Selain itu pelincir dapat
memperpanjang waktu penghancuran obat, sehingga pada saat
dilakukan uji friabilitas, massa tablet tidak berkurang banyak. Kedua
zat ini ditambahkan sebagai fase luar untuk memberikan hasil yang
lebih baik pada kekerasan tablet dibandingkan ditambahkan sebagai
fase dalam. Setelah pencampuran granul dengan fase luar dilakukan
pencetakan tablet. Tablet yang telah dicetak kemudian dievaluasi
Setelah tablet dicetak seluruhnya, dilakukan evaluasi tablet.
Evaluasi yang dilakukan pada tablet parasetamol ini adalah
keseragaman bobot, keseragaman ukuran (tebal dan diameter), uji
kekerasan, uji friabilitas, dan uji desintegrasi.

Keseragaman bobot dan ukuran


Evaluasi ini penting karena dalam produksi tablet tidak
mungkin terdapat tablet yang memiliki ukuran yang jauh lebih besar
atau jauh lebih besar dari tablet lainnya, hal ini terkait keseragaman
jumlah kandungan dalam tablet, serta mempengaruhi visualisasi dan
kepercayaan pasien terhadap sediaan. Pada keseragaman ukuran,
tablet yang baik harus memenuhi ukuran yang ideal yakni diameter
tablet tidak lebih dari tiga kali rata-rata tablet dan tidak lebih kecil
dari satu per tiga rata-rata tebal tablet standar ini harus dipenuhi agar
tablet tetap bervisualisasi baik juga mudah untuk dikonsumsi.
Pengujian dilakukan dengan sebanyak 20 tablet digunakan
sebagai sampel yang kemudian di timbang satu persatu dengan
menggunakan timbangan serta diukur diameter serta ketebalan dari
sediaan tablet dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil
pengukuran didapatkan bobot rata-rata tablet adalah 0,54021 gram.
Sedangkan pada uji keseragaman diameter tablet, didapatkan rata-
rata diameter tablet yaitu 12,18 mm dengan parameter yaitu tidak
melebihi 3x diameter tablet atau pun 1/3 diameter tablet, sehingga
dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat cukup seragam.

Uji kekerasan
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa kuat tablet
bertahan terhadap tekanan yang diberikan. Tablet harus memiliki
kekerasan yang baik, karena kekerasan merupakan parameter dari
kemampuan tablet untuk mempertahankan bentuknya dalam kondisi
penyimpanan yang memungkinkan tablet terguncang atau tertekan
benda lain. Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan
tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet. Uji kekerasan tablet
dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi
tekanan terhadap diameter tablet. Alat yang digunakan untuk
pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness tester. Prinsip
pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai
tablet retak atau pecah.
Kekerasan tablet ini dipengaruhi oleh jenis dan besar
kecilnya binder yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi binder
yang digunakan maka semakin tinggi juga nilai kekerasaan
tabletnya. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kekerasan tablet
adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan
ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar
tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan
kekerasan tablet. Pada percobaan ini, diperoleh hasil rata-rata
kekerasan tablet pada formula yang digunakan adalah 54 newton.
Hal ini berarti tablet cenderung rapuh dan tidak dapat
mempertahankan bentuknya. Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi
oleh kandungan cairan, agar tablet tetap solid dengan bentuk
awalnya, harus terdapat air dalam jumlah tepat dan tetap tidak terlalu
banyak karena dapat membuat tablet lembab dan tidak bagus.
Kekerasan juga dapat berhubungan dengan pengikat yang
digunakan, kemungkinan pengikat yang digunakan kurang tepat.

Uji friabilitas
Uji friabilitas ini dilakukan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Sejumlah tablet ditimbang hingga
berat tablet mencapai 10,8042 gram, alat dinyalakan selama 4 menit,
tablet ditimbang kembali lalu hitung % friabilitasnya.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 – 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙
10,8042−10,1372
𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100% = 6,17%
10,8042

Adapun parameter yang digunakan pada uji ini adalah tablet


dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%. Dari uji yang
dilakukan diketahui friabilitasnya adalah 6,17%. Hasil yang didapat
melebihi dari parameter yang ditetapkan, sehingga bisa dikatakan
tablet yang dibuat rapuh.
Uji desintegrasi
Uji disintegrasi atau seringkali disebut uji disolusi
merupakan salah satu uji evalusi sediaan yang bertujuan untuk
mengetahui waktu hancur tablet di dalam tubuh. Aquadest 800 ml
disiapkan ke dalam beaker glass dengan suhu 37OC, 6 tablet
disiapkan, tiap tablet dimasukkan ke dalam cakram, beaker glass
dimasukkan ke disintegrator, tekan tombol start, hitung waktu
hancur. Adapun parameter yang digunakan dalam uji disintegrasi
kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur < 15 menit (tanpa
salut) dan < 60 menit (dengan salut).
Hasil dari evaluasi inni waktu hancur tablet kurang dari 15
menit, jadi, tablet tidak memenuhi kriteria. Tablet yang baik harus
dapat hancur dengan cepat dalam tubuh, karena hal ini
mempengaruhi kecepatan kerja obat. Tablet untuk dapat
memberikan efek farmakologis dalam tubuh harus melewati
beberapa tahap, dan tahap pertama adalah hancur, setelah hancur
tablet harus melewati tahap disolusi, kemudian absorpsi dan
distribusi. Jika waktu hancur terlampau lama, maka tentu saja efek
farmakologis yang didapat juga akan lama.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia.
Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan; Hal 37
Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Lund, Walter. (1994). The Pharmaceutical Codex, 12th edition, The
Pharmaceutocal Press, London.
Rowe, R.C., 2009, Povidone, In: Kibbe, AH., Sheskey, P.J. dan Quinn
M.E. (eds.) Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition,
Minneapolis, Pharmaceutical Press

Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press,


London. Hal 270

LAMPIRAN

Kemasan

R
PARATAB

Komposisi Kontra Indikasi


Setiap satu tablet mengandung : Hipersensitif, tukak lambung, radang
Parasetamol...........................375 mg usus, gangguan ginjal. penderita asthma

PARATAB® PARATAB®
Aturan Pakai Efek Samping
Dewasa : 3 kali sehari 1 tablet Gangguan saluran cerna, mual, muntah,
Indikasi dan pusing
Paracetamol Untuk meredakan sakit, seperti sakit Paracetamol Penyimpanan
kepala,sakit gigi dan dismenore, Simpan ditempat yang sejuk dan kering,
meredakan nyeri, seperti nyeri otot, hindarkan dari panas dan cahaya
nyeri sedudah melahirkan, nyeri matahari langsung
karena trauma Keterangan lebih lengkap lihat brosur

No. Reg: DBL180030110A1


PT. Heroin Indonesia No. Bacth : 03180101 PT. Heroin Indonesia
Sumedang-Indonesia Sumedang-Indonesia 26031801600117
Exp : 26 Maret 2023
Etiket Kemasan
Kontra Indikasi Komposisi
Penderita gangguan fungsi hati, Setiap satu tablet mengandung :
Paracetamol.......................375 mg
PARATAB®
Hipersensivitas terhadap parasetamol
Efek Samping Aturan Pakai
Reaksi hipersensitivitas dan penggunaan Dewasa : 3 kali sehari 1 tablet
jangka lama akan menyebabkan Paracetamol Indikasi
kerusakan hati. Untuk meredakan sakit kepala,sakit
Penyimpanan gigi dan menurunkan demam.
Simpan ditempat yang sejuk, No. Reg: DBL180030110A1
terlindung dari cahaya No. Bacth : 03180101
Exp : 26 Maret 2023
PT. Heroin Indonesia
Sumedang-Indonesia
26031801600117

Stiker Tutup Botol

PARATAB R

Anda mungkin juga menyukai