Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR II
PERCOBAAN-6
“PENCACAH (COUNTER)”

Disusun Oleh:
Lintiadi
NPM/NIM 15.01.01.0.002-03

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMABAWA
2017
A. Tujuan
1. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron.
2. Merealisasikan pencacah biner sinkron dan tak sinkron dengan flip-flop JK.
3. Membuktikan tabel kebenaran pencacah biner sinkron dan tak sinkron.

B. Alat
1. Electronic Workbench©
2. Personal Computer (PC) dengan Minimum System Requirement:
a) Operating System: Windows XP/7/8
b) Memory (RAM): 1 GB Minimum required
c) Hard Disk Space: 500 MB Space Required
d) Processor: 900 MHz Of Pentium III atau Processor Dual Core.

C. Dasar Teori
Pencacah (Counter)

Teknologi sistem digital menjadi semakin semarak antara lain karena peranan flip- flop yang dapat
menampilkan fungsi baik sebagai pencacah (counter) maupun sebagai register. Dalam kehidupan
sehari-hari sering dijumpai mesin-mesin digital yang bekerja sebagai pencatat seperti pencatat
waktu, pencatat frekuensi, pencatat bilangan, pencatat banyaknya orang yang memasuki suatu
tempat, dan sebagainya. Mesin-mesin pencatat itu bekerja sebagai pencacah. Pada dasarnya mesin-
mesin tersebut mencacah pulsa tegangan. Pencacah termasuk dalam kelompok rangkaian
sekuensial yang merupakan gabungan antara rangkaian kombinasional dan flipflop. Dengan
demikian flip-flop merupakan komponen utama untuk menyusun rangkaian pencacah. Semua jenis
flip-flop yang dilengkapi dengan fasilitas Clock (Ck), Preset (Pr), ataupun Clear (Cr) dapat
digunakan untuk menyusun rangkaian pencacah. Tetapi dalam bab ini akan banyak menggunakan
flip-flop JK atau JKMS. Perhatikan Gambar berikut:
Setiap FF memiliki masukan J = K = 1, sehingga keluaran FF itu akan ter-toggle (berubah tingkat
logikanya) ketika pada masukan Ck berubah dari 1 (tinggi) ke 0 (rendah). Pulsa masukan hanya
dikenakan pada Ck dari FF-0. Keluaran Qo dihubungkan ke Ck pada FF-1, dan keluaran Q1
dihubungkan ke Ck dari FF-2. Bentuk gelombang keluaran pada setiap FF dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini:

Sebelumnya dianggap bahawa ketiga keluaran FF pada tingkat logika 0, dan setiap FF hanya dapat
berubah keadaan jika pada masukan Ck terjadi transisi dari 1 ke 0 (NGT : Negative Going
Transision). Berdasarkan keadaan itu maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Keluaran FF-0, yaitu Q 0, mengalami perubahan keadaan tingkat logika (tertoggle) pada
setiap kali pulsa detak pada Ck-nya mengalami transisi dari 1 ke 0, sehingga gelombang
keluaran pada Q 0 memiliki frekuensi tepat sama dengan setengah (1/2) dari frekuensi pulsa
detak masukan.
2) Keluaran FF-1, yaitu Q 1 , mengalami perubahan keadaan tingkat logika (tertoggle) pada
setiap kali pulsa detak pada Ck-nya mengalami transisi dari 1 ke 0, sehingga gelombang
keluaran pada Q 1 memiliki frekuensi tepat sama dengan setengah (1/2) dari frekuensi Q 0
atau seperempat (1/4) dari frekuensi pulsa detak masukan.
3) Keluaran FF-2, yaitu Q2, mengalami perubahan keadaan tingkat logika (tertoggle) pada
setiap kali pulsa detak pada Ck-nya mengalami transisi dari 1 ke 0, sehingga gelombang
keluaran pada Q2 memiliki frekuensi tepat sama dengan setengah (1/2) dari frekuensi Q1
atau seperdelapan (1/8) dari frekuensi pulsa detak masukan.
Berdasarkan keterangan di atas, setiap FF membagi frekuensi masukannya dengan 2 (dua). Jika
sekiranya ditambahkan FF ke empat pada rantai Gambar di atas dengan keluaran Q3 akan memiliki
frekuensi seper-enam-belas (1/16) dari frekuensi pulsa detak masukan, demikian seterusnya.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa dengan N buah FF yang disusun serial akan
menghasilkan frekuensi keluaran pada FF terakhir sebesar fN dan dituliskan sebagai:

dengan f0 adalah frekuensi detak masukan mula-mula. FF yang disusun seperti pada Gambar di
atas membentuk rangkaian yang dikenal sebagai pembagi frekuensi.

Pencacah Biner Tak Sinkron (Serial atau Riak)


Di samping fungsi sebagai pembagi frekuensi, rangkaian seperti Gambar di atas juga bekerja
sebagai pencacah biner. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menyelidiki sederetan keadaan setiap
FF setelah suatu pulsa detak berubah dari 1 ke 0. Deretan keadaan tersebut tampak pada tabel
berikut:
Misalkan nilai kombinasi dari Q2Q1Q0 merupakan bilangan biner, di mana Q2 adalah posisi 22
(empatan), Q1 adalah posisi 21 (duaan), dan Q0 adalah posisi 20 (satuan). Delapan deret yang
pertama dari keadaan Q2Q1Q0 pada tabel di atas akan dikenal sebagai serial perhitungan biner dari
000 ke 111. Sesudah pulsa pertama FF-FF itu dalam keadaan 001 (Q2 = 0, Q1 = 0, dan Q0 = 1) yang
menggambarkan biner 0012 (setara dengan desimal 1); sesudah pulsa ke dua FF-FF itu dalam
keadaan 010 (Q2 = 0, Q1 = 1, dan Q0 = 0) yang menggambarkan biner 0102 (setara dengan desimal
2); sesudah pulsa ke tiga FF-FF itu dalam keadaan 011 (Q2 = 0, Q1 = 1, dan Q0 = 1) yang
menggambarkan biner 0112 (setara dengan desimal 3); dan seterusnya sesudah pulsa ke tujuh FF-
FF itu dalam keadaan 111 (Q2 = 1, Q1 = 1, dan Q0 = 1) yang menggambarkan biner 1112 (setara
dengan desimal 7). Pada akhir pulsa ke delapan ketiga FF kembali ke keadaan 000 dan serial biner
terulang dengan sendirinya untuk pulsa detak yang berturut-turut. Pada kejadian tersebut tampak
bahwa untuk tujuh pulsa masukan yang pertama, fungsi rangkaian itu sebagai pencacah biner di
mana keadaan dari FF-FF tersebut menggambarkan bilangan biner yang setara dengan banyaknya
pulsa yang telah terjadi. Pencacah di atas menghitung nilai tertinggi 1112 = 710 (8 keadaan) dan
selanjutnya kembali ke 000.
Jenis pencacah dengan konfigurasi seperti pada Gambar di atas dikenal sebagai pencacah tak
sinkron atau pencacah serial atau pencacah riak (ripple), di mana setiap keluaran FF bertindak
sebagai sinyal masukan Ck pada FF berikutnya. Keadaan keluaran setiap FF berubah secara tidak
bersamaan (tak sinkron) terhadap pulsa detak. Hanya FF-0 yang dikenai pulsa detak. Perubahan
keadaan keluaran FF-1 menunggu hingga terpicu dari FF-0. Perubahan keadaan keluaran FF-2
menunggu hingga terpicu dari FF-1, demikian seterusnya.

Pencacah Biner Sinkron (Paralel)


Pada pencacah biner tak sinkron setiap FF tidak berubah secara bersamaan (tidak terjadi
sinkronisasi terhadap detak masukan), tetapi perubahannya terjadi secara serial pada mana
perubahan keadaan suatu FF menunggu pemicuan dari FF sebelumnya. Hal ini menyebabkan
terjadinya akumulasi waktu tunda. Keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan
pencacah sinkron (paralel) pada mana semua FF dipicu secara bersamaan (paralel) oleh detak
masukan. Karena detak masukan dikenakan pada setiap FF maka digunakan beberapa gerbang dan
cara untuk mengendalikan kapan suatu FF berubah keadaan dan kapan FF itu tetap oleh adanya
pengaruh detak masukan. Untuk keperluan pengendalian itu dikerjakan melalui saluran masukan
FF, misal J dan K. Dengan demikian, dalam merancang pencacah sinkron perlu menentukan agar
J dan K setiap FF sebagai fungsi keluaran. Untuk mengurangi banyaknya fungsi biasanya
digunakan FF-D dan FF-T, karena kedua FF tersebut memiliki satu saluran masukan. Jika
dibandingkan dengan pencacah tak sinkron, maka pada pencacah sinkron berlaku:
1) Saluran Ck untuk semua FF dihubungkan bersama sehingga detak masukan dikenakan
pada setiap FF secara bersamaan (simultan).
2) Hanya FF paling depan, yang berkedudukan sebagai LSB, yang dapat dikenai J = K = 1
secara permanen. Saluran J dan K pada FF yang lain dikendalikan melalui kombinasi
keluaran FF-FF yang sesuai.
3) Pencacah sinkron memerlukan lebih banyak persambungan (rangkaian) bila dibandingkan
pencacah tak sinkron yang setara.
4) Pencacah sinkron lebih cepat karena dapat menghitung frekuensi detak yang lebih tinggi
untuk selang waktu yang sama.
Untuk merancang pencacah sinkron dengan suatu jenis FF perlu mengetahui tabel transisi siklus
pencacahannya dan tabel eksitasi dari FF yang bersangkutan. Selanjutnya, dari kedua tabel itu
ditampung dalam suatu tabel kebenaran untuk menentukan fungsi saluran masukannya terhadap
keluarannya. Fungsi tersebut apat ditentukan dengan bantuan peta Karnough. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini dikemukakan cara merancang suatu pencacah biner sinkron modulo 5 yang
menggunakan FF-JK. Untuk pencacah tersebut jelas diperlukan 3 buah FF.

D. Instrument Percobaan
EWB dan Pengertiannya
EWB (Electronic WorkBench) merupakan salah satu software computer elektronika yang
dapat digunakan untuk melakukan simulasi terhadap cara kerja dari suatu rangkaian elektronika
baik analog maupun digital. Dalam mempelajari rangkaian elektronika, diperlukan pemahaman
yang baik terhadap komponen elektronika, teori rangkaian listrik dan kemampuan analisis. Untuk
itu software ini sangat berguna bagi siapa saja yang ingi memperdalam materi elektronika baik
analog maupun digital. Kita dapat membuat simulasi rangkaian elektronika di depan computer
tanpa takut terjadi kesalahan yang menimbulkan kerusakan alat, dan tentunya dapat melakukan
percobaan berkaiyan dengan teori yang ada.
Program EWB pertama kali dibuat pada tahun 1989 oleh perusahaan yang bernama
Electronics WorkBench yang merupakan perusahaan National Instrument dan pertama kali
dikenalkan dengan nama Elektronincs Instruments yang pada saat itu ditujukan sebagai alat bantu
pengajaran dalam bidang elektronika. Untuk dapat menjalankan program Elektronics WorkBench
5.12 pada computer dibutuhkan spesifikasi hardware sebagai beriukt:

 Kapasitas hard disk yang dibutuhkan sebesar 50 MB


 System operasi berbasis Windows (Windows 9x. XP, Windows 7 32 Bit)
 Prosesor minimal setara dengan Intel Pentium III
 Memory minimal 64 MB RAM (Windows 9x), 256 Win XP. 1 GB Windows 7
 Resolusi layer 800 x 600

Keuntungan menggunakan simulasi elektronika dengan software Elektronics WorkBench antara


lain:
 Dapat menghemat waktu dan biaya untuk membeli komponen-komponen elektronika
untuk keperluan praktikum.
 Tidak diperlukan kemampuan dan ketrampilan sperti menyolder, menyambung, memasang
secara mekanis sehingga dapat menghemat waktu sebelum membuat rangkaian yang
sebenarnya.
 Jika ingin melakukan pengukuran, instrument pengukuran yang tersedia pada Elektronics
WorkBench sudah mencukupi.
 Tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli instrument pengukuran seperti
multimeter, voltmeter, olsiloskop,dll.
E. Langkah Percobaan
1. Pencacah Biner Sinkron
Dengan Menggunakan Electronic Workbench© atau EveryCircuit rangkailah Pencacah
Biner Sinkron sesuai dengan gambar berikut:

Hubungkan Reset dan Input pada generator bit (saklar yang keluarannya dapat diatur 0 atau 1),
sedangkan QA, QB, QC pada indikator LED. Aturlah mula-mula Reset = 1, clock = 1 dan
kemudian hidupkan sumber daya. Resetlah pencacah dengan mengubah input reset sebentar ke
0 sehingga semua input 0. Masukkanlah pulsa input sebanyak 8 kali dan cacat keadaan dari QA
QB QC pada setiap pulsa input masuk. Satu pulsa input diperoleh dengan mengubah input ke 1
sebentar kemudian 0 lagi.

2. Pencacah Biner Tak Sinkron


Dengan Menggunakan Electronic Workbench© atau EveryCircuit rangkailah Pencacah
Biner Sinkron sesuai dengan gambar berikut:
Hubungkan Reset dan Input pada generator bit (saklar yang keluarannya dapat diatur 0 atau 1),
sedangkan QA, QB, QC pada indikator LED. Aturlah mula-mula Reset = 1, clock = 0 dan kemudian
hidupkan sumber daya. Resetlah pencacah dengan mengubah input reset sebentar ke 0 sehingga
semua input 0. Masukkanlah pulsa input sebanyak 8 kali dan cacat keadaan dari QA QB QC pada
setiap pulsa input masuk. Satu pulsa input diperoleh dengan mengubah input ke 1 sebentar
kemudian 0 lagi.

F. Hasil Pengukuran
1. Rangkaian Flip-Flop RS

Pulsa masukan ke- QA QB QC


0 - - -
1 - - -
2 - - -
3 - - -
4 - - -
5 - - -
6 - - -
7 - - -
*Dari pengamatan pada percobaan, setiap lampu/ LED tidak ada yang menyala.
2. Rangkaian Flip-Flop D

Pulsa masukan ke- QA QB QC


0 - - -
1 - - -
2 - - -
3 - - -
4 - - -
5 - - -
6 - - -
7 - - -
*Dari pengamatan pada percobaan, setiap lampu/ LED tidak ada yang menyala.

G. Analisis dan Diskusi

Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan
untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk
berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung jarak (odometer), penghitung
kecepatan (spedometer), yang pengembangannya digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada
instrumen ilmiah, kontrol industri, komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya .

Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa dengan
menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai rancangan. Dalam
perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik
masing-masing flip-flop tersebut.

Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah naik (Up Counter) dan
pencacah turun (Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil ke arah besar,
kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada pencacah menurun, pencacahan dari
besar ke arah kecil hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal.

Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun pencacah naik atau turun yaitu (1) pada
transisi mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari positif ke negatif atau sebaliknya, (2)
output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop berikutnya diambilkan dari mana. Dari output Q
atau Q, (3) indikator hasil cacahan dinyatakan sebagai output yang mana. Output Q atau Q. ketiga
faktor tersebut di atas dapat dinyatakan dalam persamaan EX-OR.

Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu: Syncronus Counter dan Asyncronous counter.
Perbedaan kedua jenis counter ini adalah pada pemicuannya. Pada Syncronous counter pemicuan
flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) susunan flip-flopnya paralel.
Sedangkan pada Asyncronous counter, minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya dipicu oleh
keluaran flip-flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan flip-flopnya seri. Dengan
memanipulasi koneksi flip-flop berdasarkan peta karnough atau timing diagram dapat dihasilkan
counter acak, shift counter (counter sebagai fungsi register) atau juga up-down counter.

H. Kesimpulan Hasil Percobaan

Pada percoabaan ini dilakukan untuk mencari perbedaan antara pencacah biner sinkron dan tak
sinkron, namun sepertinya masih ada kesalahan baik dalam pemilihan jenis dan pembuatan
rangkaian yang menyebabkan hasil percobaan kali ini tidak sesuai dengan yang ada pada modul
dan hasil dari browsing yang saya lakukan. Dimana pada beberapa sumber menyatakan perbedaan
hasil dari setiap rangkaian, namun pada percobaan yang saya lakukan tidak terdapat perbedaan
karena keduanya sama-sama lampu/ LED nya tidak menyala.

I. Kesan dan Saran

Dalam percobaan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi pengetahuan maupaun
dalam merangkai setiap rangkaian, oleh karena itu dalam percobaan ini saya merasa masih kurang
mampu dan membutuhkan banyak latihan dan membaca dari berbagai sumber tentang bagaimana
cara membuat rangkaian yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai