DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
2. PEMBAHASAN 3
2.1 Berkembangnya Koperasi pada Awal Pemerintahan Orde Baru 3
2.2 Peran Koperasi pada Masa Orde Baru 5
3. PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
1
1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui perkembangan koperasi pada awal pemerintahan
masa orde baru.
2) Untuk mengetahui peran koperasi pada masa orde baru.
3 Achmad Solihin dan Etty Puji Lestari, Sejarah Koperasi, Modul 1. Diakses dari
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&ved=2ahUKEwjzm5TIp53gAhXBLo8KHbi6DX8
QFjAJegQIBRAC&url=http%3A%2F%2Frepository.ut.ac.id%2F3973%2F1%2FESPA4323-
M1.pdf&usg=AOvVaw1XAANrZsksbJs14mRgYFAb
3
2. PEMBAHASAN
7 Nunik Damayanti, Pertanian Padi Provinsi Jawa Timur pada Masa Gubernur Soelarso tahun
1988-1993, e-journal Pendidikan Sejarah, Volume 4 No 2, Juli 2016.
6
merupakan pasar bebas dan lebih berorientasi pada kualitas dan bukan
kuantitasnya.10
c. Koperasi Asuransi
Pada tahun 1976 di Jakarta dorongan dari beberapa tokoh seperti
Ibnoe Soedjono, Soelarso, dan Eddiwan dan koperasi-koperasi sekunder
seperti PusKUD Jawa Barat, PusKUD Jawa Tengah, PusKUD Jawa Timur,
Induk Koperasi TNI-AD (Inkopad), Induk Koperasi Pegawai Negeri
(IKPN), gabungan koperasi perikanan Indonesia, dan GKBI mendirikan
Koperasi Jaminan Karya Rakyat (KJKR) yang bergerak dibidang asuransi
jiwa.
Kemudian pada tahun 1980, KJKR berubah enjadi Koperasi
Asuransi Indonesia (KAI) karena tidak mendapatkan izin usaha akibat
permasalahan modal pada saat itu. Akhirnya KAI mengembangkan
usahanya ke berbagai provinsi di luar Jakarta dengan jumlah 20 Koperasi
dan perannya selain melayani asuransi jiwa juga membuka pelayanan
asuransi usaha bagi para anggota koperasi.11
10 Edi Susilo, Peran Koperasi Agribisnis dalam Ketahanan Pangan di Indonesia, E-Journal
UNISNU: Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Volume 10 No 1, Maret 2013, hal 95-104.
11 Ibnoe Soedjono, dkk, 1997, Koperasi di Tengah Arus Liberalisasi Ekonomi, Jakarta: Yayasan
Formasi, Hal 95.
8
e. Koperasi Sekolah
Pada tahun 1984 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan
Menteri Koperasi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
51/M/SKB/III/84-0518/P/1984 untuk mengembangkan koperasi sekolah
bagi Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Koperasi Sekolah ini berperan
untuk dijadikan tempat praktik untuk menumbuhkan kader koperasi sejak
dini.
f. Koperasi Angkutan
Koperasi Angkutan adalah koperasi yang berperan di bidang usaha
jasa transportasi di perkotaan seperti angkutan kota, bus, dan taksi. Pada
awal pendirinannya koperasi ini memanfaatkan fasilitas kredit koperasi
kepada anggotanya. Pada saat itu dikenal nama angkutan Kopaja, Kobutri,
Kosti Jaya, dan masih banyak lagi. Selain angkutan darat terdapat
angkutan laut yaitu Koperasi Pelayaran Rakyat (Kopelra) terdiri dari 39
Kopelra pada tahun 1984 dengan jumlah armada perahu sebanyak 399
unit, bahkan di NTB terdapat Koperasi Angkutan Penyebrangan Kapal
Ferry yang menghubungkan Bali dan NTB.
Dari uraian yang telah dijelaskan menunjukan selama masa orde baru
terbukti bahwa perkembangan koperasi masih termasuk kedalam perkembangan
koperasi negara berkembang. Hal ini terlihat bahwa selama masa orde baru
perkembangan koperasi yang paling menonjol adalah KUD, yang mana dalam
9
perkembangan KUD sendiri banyak campur tangan atau peran dari pemerintah
baik melalui suatu kebijakan maupun program pemerintah yang dijalankan KUD,
sehingga pada akhirnya koperasi (KUD) dapat dikatakan sebagai alat dari
pemerintah untuk melaksanakan program-program pemerintah seperti pengadaan
pangan dan penyaluran pupuk. Meskipun pada masa orde baru masih terdapat
beberapa koperasi yang dibentuk dan dikembangkan berdasarkan inisiatif
masyarakat seperti Koperasi Kredit, Koperasi Sekolah, Koperasi Asuransi,
Koperasi Karyawan, Koperasi Angkutan, dan Koperasi Jasa Audit.
Selanjutnya pada tahun 1992 dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 Tentang Perkoperasian untuk menggantikan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1967 yang telah berjalan lebih kurang 25 tahun. Undang-undang yang
baru ini diantaranya mengatur batasan peran pemerintah, sehingga peran
pemerintah tidak lagi memberikan intervensi kepada koperasi dan fungsi
pengawasan dihilangkandan.
10
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada pembahasan makalh ini adalah sebagai
berikut:
Tahun 1966 merupakan pergantian masa pemerintahan kepada
pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pada masa orde
baru ini perkembangan koperasi masih termasuk kedalam perkembangan
koperasi negara berkembang, walaupun terdapat beberapa koperasi yang
berkembang berdasarkan inisiatif masyarakatnya.
Selama masa orde baru peran koperasi yang paling menonjol adalah dari
Koperasi Unit Desa (KUD), namun dalam penerapannya KUD sendiri
banyak campur tangan atau peran dari pemerintah baik melalui suatu
kebijakan maupun program pemerintah yang dijalankan KUD, sehingga
pada akhirnya koperasi (KUD) dapat dikatakan sebagai alat dari
pemerintah untuk melaksanakan program-program pemerintah seperti
pengadaan pangan dan penyaluran pupuk. Meskipun pada masa orde baru
masih terdapat beberapa koperasi yang dibentuk dan dikembangkan
berdasarkan inisiatif masyarakat seperti Koperasi Kredit, Koperasi
Sekolah, Koperasi Asuransi, Koperasi Karyawan, Koperasi Angkutan, dan
Koperasi Jasa Audit.
3.2 Saran
Diperlukan upaya penyuluhan, pendidikan dan pelatihan koperasi untuk
menumbuhkan kesadaran anggota koperasi dalam berpartisipasi meningkatkan
modal, menumbuhkan generasi baru yang mengerti tentang koperasi, memajukan
usaha koperasi dan meningkatkan kerja sama antara semua koperasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, N. 2016. Pertanian Padi Provinsi Jawa Timur pada Masa Gubernur
Soelarso tahun 1988-1993, e-journal Pendidikan Sejarah, Volume 4 No 2,
Juli 2016.