Steam Engine Cici
Steam Engine Cici
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Instruksional Umum :
a. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar
pengoperasian :
Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbine
b. Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa performance /
karakteristik dari : Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan
Steam Turbine
Tujuan Instruksional Khusus :
Dalam praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengetahui persiapan pengoperasian steam engine
b. Mampu mengoperasikan steam engine
c. Mampu melaksanakan percobaan antara lain
- Perhitungan konsumsi uap
- Perhitungan daya efektif
- Perhitungan daya listrik
- Perhitungan daya air pendingin
- Perhitungan efisiensi steam engine
BAB II
DASAR TEORI
Contoh dari pesawat kalor jenis ICE adalah motor bensin dan motor disel
yang sangat populer sebagai prime mover baik untuk otomotif maupun untuk
industri. Pada motor bensin dan motor disel proses pembakaran bahan
bakar(bensin/solar) dilakukan didalam silinder motor itu sendiri dan perubahan
tenaga termis hasil pembakaran menjadi tenaga mekanis juga dilakukan didalam
pesawat itu sendiri melalui gerakan kian kemari dari piston menjadi gerakan
putaran dari crank shaft.
Gambar 2.1. Steam Engine
Contoh dari pesawat kalor jenis ECE adalah mesin uap dan turbin uap. Pada
peralatan ini, mesin uap hanya merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga
mekanis berupa gerakan kian kemari dari piston dan selanjutnya diubah menjadi
gerakan putaran dari crank shaft; sedangkan turbine uap merubah tenaga potensial
dari uap menjadi tenaga mekanis yang langsung merupakan gerakan putaran dari
as turbin. Adapun proses pembakaran bahan bakar dilakukan diluar mesin uap dan
turbin uap, yaitu didalam ketel uap(boiler). Didalam ketel uap(boiler) tenaga
termis hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air sehingga
berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap
dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan ke-mesin uap atau turbin
uap untuk diubah menjadi tenaga mekanis.
IV. PEMBAHASAN
Uap bertekanan 10 bar dari steam supply line dialirkan ke steam engine
dengan membuka steam flow control valve. Kemudian cooling water condenser
dinyalakan dan steam engine dinyalakan. Sebelum dinyalakan pastikan bahwa
load pada steam engine pada posisi 0 % dan bagian – bagian yang bergerak pada
steam engine seperti connecting rod, crank shaft, dsb diberi pelumas agar tidak
cepat berkarat (korosi). Sebelum uap dimasukkan ke dalam steam engine, steam
trap valve dibuka dahulu untuk membuang air kondensasi uap yang terjebak.
Setelah itu valve ditutup kembali. Kemudian drain valve ditutup agar uap tidak
keluar.
Steam engine yang digunakan mempunyai tekanan kerja 5,5 bar. Jadi
sebelum masuk ke steam engine, uap diatur tekanannya melalui pressure
regulating valve yang sudah diset pada tekanan 5,5 bar. Mekanisme pengaturan
pressure regulating valve ini sama dengan sistem mur, yaitu diatur dengan
memutar mur bagian atas valve. Jika pressure uap yang masuk ke steam engine
melebihi tekanan kerjanya maka secara otomatis uap akan dibuang melalui
pressure relief valve.
Untuk memulai pengoperasian steam engine, terlebih dahulu steam engine
di ON kan. Kemudian tombol warm up ditekan sesaat sebagai pemanasan gerak
dari piston pada steam engine. Penekanan tombol warm up dilakukan berulang –
ulang sampai piston benar – benar panas dan siap untuk dioperasikan. Setelah
selesai, tombol start ditekan untuk memulai pengoperasian steam engine. Setelah
steam engine aktif, pencatatan variabel data yang diperlukan untuk perhitungan
dilakukan seperti (temperatur condenser dan steam, putaran mesin dan alternator,
tekanan, air condensate, tegangan serta arus). Pencatatan ini dilakukan dengan 3
variasi beban agar dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat adanya
perubahan beban.
Setelah selesai digunakan, kembalikan beban (load) steam engine ke posisi
semula yaitu 0 % secara perlahan – lahan. Kemudian steam flow control valve
ditutup untuk menghentikan supply uap ke steam engine. Setelah itu tombol stop
ditekan untuk menghentikan pengoperasian steam engine dan power supply di
OFF kan. Drain valve kemudian dibuka untuk membuang uap dan air kondensasi
dari steam engine. Valve uap buang juga dibuka untuk membuang uap ke udara.
Valve uap buang harus dibuka secara perlahan – lahan agar tidak terjadi STEAM
HUMER. Karena uap yang dibuang merupakan uap yang bertekanan besar, bila
dibuka secara spontan dan cepat maka dapat membahayakan konstruksi pipa. Pipa
terutama sambungan pipa dapat bergetar yang dapat merusak pipa itu sendiri.
Setelah selesai digunakan, steam engine dibersihkan dan kemudian diberi pelumas
lagi pada bagian yang selalu bergerak agar tidak cepat berkarat (korosi).
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari data hasil perhitungan di atas semakin besar persen beban P load
maka efisiensi steam engine juga semakin besar karena tegangan dan
arus yang di hasilkan oleh alternator semakin besar, sehingga daya
listrik yang dihasilkan semakin besar.
2. Temperatur (T1) tidak terpengaruh oleh besarnya beban
DAFTAR PUSTAKA
1. G.Cusson Ltd. “Steam Engine, Instructioanal Manual Hand Book”
England 1 December 1986, 2 march 1987.
2. Munson and Young., Fundamentals of fluid Mechanics, eds.4.Jakarta,
Erlangga, 2004.
3. MsCave, W.L.,Smith. J.C., dan Harriott. P., Unit Operationsin Chemical
Engineering,ed. 4.McGraw-Hill. New York, 1985.
4. Gean Koplis, C.J., Transport Processesand Unit
Operations,eds.2, Allyn
and Bacon,inc., 1987.
5. BR Standard Class 7 70000 Britannia, owned by the Royal Scot
Locomotive and General Trust.