subkutan, dan lemak visceral (perut). Mamalia pada umumnya memiliki brown fat untuk bertahan hidup
dengan menghasilkan panas tubuh, namun pada manusia, sebagian besar kadar brown fat pada tubuh
hanya ditemukan pada saat usia baru lahir. Proporsi brown fat pada tubuh bayi manusia sekitar 5%, dan
jumlah ini terus berkurang seiring dengan pertambahan usia. Banyak yang menganggap pada usia
dewasa kadar brown fat sudah tidak ada lagi yang tersisa, namun penelitian 10 tahun terakhir
menunjukan manusia dewasa masih memiliki sisa brown fat meskipun jumlahnya sangat sedikit.
brown fat memiliki warna kecoklatan karena terdapat banyak mitokondria yang memiliki
kandungan zat besi tinggi. Hal ini menyebabkan brown fat berfungsi untuk menghasilkan energi
dan membakar kalori, sedangkan jaringan lemak lainnya berfungsi sebagai penyimpanan
cadangan makanan. Selain itu, brown fat juga memiliki lebih banyak pembuluh darah sehingga
mengonsumsi oksigen yang lebih banyak untuk menjalankan fungsi simpatetik untuk mengatur
sel lemak lainnya.
Brown fat sering dijumpai pada bagian tubuh tertentu seperti leher, pundak, dan sekitar tulang
belakang bagian bawah, namun tidak semua orang memilikinya. Brown fat juga bercampur
dengan jaringan lemak lainnya sehingga memudahkan untuk menstimulasi lemak di sekitarnya.
Fungsi stimulasi lemak untuk menghasilkan panas tubuh membuat brown fat tidak memiliki
tingkat aktivitas yang sama dengan sel lemak lainnya. Brown fat cenderung aktif untuk
menyesuaikan temperatur tubuh saat tubuh kita berada di lingkungan dengan temperatur yang
lebih rendah.
1. Membuat tubuh tetap hangat – Kadar brown fat yang lebih tinggi pada bayi berfungsi
sebagai penghasil panas tubuh utama, karena bayi belum dapat bergerak bebas atau
menggigil untuk menghangatkan tubuhnya. Sedangkan pada orang dewasa, brown fat
berfungsi sebagai pengatur suhu dari bagian terdalam tubuh dengan cara membantu darah
dalam pembuluh darah agar tetap hangat saat menuju jantung dan otak.
2. Meningkatkan metabolisme lemak – Alasan utama peningkatan kadar lemak adalah
tubuh berhentu melakukan metabolisme dan memulai untuk menyimpan cadangan
makanan. Aktivitas brown fat membantu meningkatkan metabolisme tubuh sehingga
tubuh dapat membakar lemak lebih banyak.
3. Meningkatkan metabolisme glukosa darah – Salah satu penelitian pada tahun 2015
yang lalu menunjukkan transplatasi jaringan brown fat pada tikus meningkatkan hormon
jumlah dan fungsi insulin pada tikus percobaan, serta menurunkan kadar glukosa dalam
darah. Hal ini menunjukan potensi brown fat dalam mencegah dan pengobatan diabetes.
4.
Metabolisme protein merupakan asam amino itu sendiri dan merupakan suatu
rangkaian asam amino. Dalam proses tersebut terjadi proses deskripsi dari proses fisik
dan kimia menyebabkan pembentukan disebut sintesis, asam amimo menjadi protein dan
terjadi pemecahan yang ini disebut sebagai katabolisme (protein menjadi asam amino).
Asam amino tersebut yang kemudian di ubah lagi menjadi protein dengan molekul-
molekul yang lebih kecil. Protein yang tersusun dari asam amino didalamnya terdapat
unsur N (Nitrogen). Nitrogren masuk kedalam tubuh juga melalui protein, oleh sebab itu
harus dipecah terlebih dulu.
Protein yang masuk tidak bisa disimpan dalam protein di dalam jaringan di dalam
tubuh. Karena protein tersebut termasuk protein komplek dan harus dipecah terlebih
dahulu menjadi molekul-molekul protein. Oleh karena itulah, didalam jaringan lunak
dalam tubuh dibutuhkan asam amino untuk memproduksi jenis protein untuk
pemeliharaan proses keberlangsungan kehidupan. Sintesis asam amino diperlukan dan
berperasn dalam pembentukan senyawa penting lainnya untuk tubuh, seprti halnya
neurotransmitter, komponen nukleotidan dan histamin. Dalam proses pembentukan
setelah proses sintesis, sisa asam amino disimpan sebagai lemak atau dikonversi menjadi
energi.
Dalam proses metabolisme protein, organ hati adalah pusat untuk memecah
protein yang dibutuhkan oleh tubuh dan kemudian juga berperan mengirimkan asam
amino yang dibutuhkan darah ke seluruh tubuh, fungsi hari ini akan terus memantau dan
merespon kebutuhan protein yang dibutuhkan tubuh. Organ hati juga mempunyai
tanggung jawab untuk memproses kemudian mengeluarkan produk limbah sisa hasil dari
metabolisme protein.
Perlu diketahui jika berlebih, justru hal ini dapat menyebabkan ketegangan pada tubuh.
Kelebihan protein dapat menyebabkan metabolisme protein lebih banyak terjadi dan
tentunya, kdar protein tubuh akan berlebih dan menghasilkan produk-produk limbah yang
harus dibuang. Jika pembuangan tidak sempurna limbah akna tertimbun dalam tubuh dan
menjadi penyakit.
Metabolisme menurut bahasa Yunani adalah perubahan. Metabolisme juga bias diartikan
sebagai suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk hidup,proses ini
merupakan pertukaran zat ataupun suatu organisme dengan lingkungannya.
Fungsi Struktural
Komponen utama dari banyak struktur dalam tubuh ialah protein, protein ini ialah bagian dari
membrane luar semua sel yang terdapat dalam tubuh manusia. Protein ini begitu melimpah dan
terdapat dalam rambut, kulit, otot dan sebagian besar organ dan jaringan tubuh yang lain. Peran
dari protein sangat dibutuhkan untuk bertindak sebagai penguat struktur-struktur ini, seperti
halnya pada gerakan tubuh sering terjadi kontraksi otot, herakan makanan di dalam sistem
pencernaan, semua untuk ada kerja sama dari protein.
Regulasi Hormon
Termasuk juga dengan hormon, beberapa hormon juga termasuk protein. Hormon dalam tubuh
bertugas mengatur pertumbuhan dan perkembangan hormon sangat berperan penting dalam masa
pubertas manusia. Hormon ini sangat mempengaruhi kesuburan seperti mengatur siklus
menstruasi dan kualitas sperma jika pada laki-laki. Di dalam tumbuh kembang masa otot,
pertumbuhan rambut, metabolisme dan bahkan suasana hati seseorang juga dipengaruhi oleh
hormon. Pada tingkat hormon dan kadarnya berubah ubah sepanjang hidup menyesuaikan usia,
sejak kecil hingga dewasa dalam membantu dalam proses penuaan.
Akti sistem imun (antibodi) di dalamnya ialah terdapat protein yang penting untuk kesehatan
tubuh manusia. Antibodi ini merupakan komponen utama di dalam sistem kekebalan tubuh
manusia, serta membantu melawan infeksi yang dikarenakan oleh virus atau bakteri jahat. Dari
sistem kekebalan tubuh tiap individu menghasilkan kadar antibodi yang berbeda-beda, masing-
masing dengan struktur yang sedikit berbeda dan memungkinkan untuk bia mengenali jenis dari
bakteri tertentu, serta virus dan apapun yang mengancam sistem jaringan dan organ tubuh
manusia. Setelah antibodi mengenali ancaman yang menyerang tubuh, ia akan mengikat kuman
tersebut yang mencoba menerobos ke dalam tubuh, dalam ikatan ini juga sebagai sinyal sistem
dari antibodi kepada tubuh untuk penyesuaian dan untuk menghancurkan penyerang.