DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “gigi tiruan lengkap lepasan”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Posisi istirahat(fisiologik)..................................................................................4
Posisi oklusi (sentrik).........................................................................................4
2 posisi kondil.........................................................................................................................5
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan rahang dapat ditinjau dari segi anatomi dan fungsionL,pemahaman kedua segi ini
merupakan hal yang mendasar untuk menyiapkan restorasi yang efektif pada pasien atau
hubungan rahang yang disebut juga dengan relasi vertikal/dimensi vertikal.
Pengertian relasi vertikal: Adalah jarak vertikal dari rahang bawah dan rahang atas yang
ditentukan berdasarkan muskulus mandibula dan oklusal stop dari gigi.
Posisi istirahat(fisiologik)
adalahsuatu hubungan rahang atas dimana otot-ototmembuka dan menutup
mulut dalamkeadaan seimbang. Relasi vertikal inidiukur pada waktu rahang
bawah dalamkeadaan istirahat fisiologis.
1
Selisih antara relasi vertikal posisiistirahat dengan relasi vertikal oklusi disebut dengan FREE
WAY SPACE yang dlam keadaan normal berkisar antara 2-4 mm.Yang dimaksud dengan
FREE WAY SPACE adalah celah yang terdapat antara rahang atas dan rahang bawah dalam
keadaan istirahat yang merupakan selisih antara relasi vertikal istirahat dan relasi vertikal
oklusi.
2
METODE LAIN MENENTUKAN HUBUNGAN RAHANG
1. Ketepatan dari model
Metode ini digunakan bila mempunyai oklusi antara gigi atas dan gigi bawah yang
mempunyai kontak dalam hubungan rahang masih diperoleh/didapat.Cara ini dengan
memperhatikan model kerja dan kemudian malam hubungan rahang difiksasi dengan kawat.
2. Penentuan hubungan rahang dengan sisa gigi posterior.
Metode ini dengan menggunakan kontak gigi atas dan bawah, hubungan rahang dibuat
dengan menempatkan basis gigitiruan sebagian lepasan.Cara ini dengan memperhatikan
model kerja dan kemudian malam hubungan rahang difiksasi dengan kawat.Cara penentuan
hubungan rahang ini digunakan pada gigitiruan sebagian lepasan klas III atau klas IV
Kennedy.
3
digoreskan pada sisi oklusal rim dari rahang atas ke rahang bawah untuk mencatat kedudukan
ini.Kemudian kita mempersilahkan pasien menutup rahang dan menelan beberapa kali, tanda
oklusal rim tersebut harusbertemu dalam hubungan yang sama setiap saat.Metode lain untuk
menyatukan hubungan sentrik adalah mempersilahkan pasien dengan basis dan oklusal rim
tetapdi dalam mulut, menempatkan ujung lidah pada bagian belakang langit-langit dan
dengan lidah tetap pada kedudukan tersebut, mengatupkan mulut dan oklusal rim
bersamaan.Oklusal rim ditandai dan penutupan rahang diulang beberapa kali untuk
memastikan bahwa oklusal rim berkontak untuk waktu yang sama setiap saat. Setelah relasi
vertikal dan relasi sentrik diperoleh,lalu oklusal rim difiksasi, dikeluarkan dari dalam mulut
dan dikembalikan ke model kerja, kemudian model kerja ditanam pada artikulator/okludator.
4
2. posisi kondil
Lintasan kondil merupakan faktor tunggal yang tak dapat dikendalikan oleh dokter gigi.
Hubungan maksila mandibula ini bervariasi,dan karena itu penentuan posisi relatif
rahang bawah terhadap rahang atas sebagai dasar pembuatan protesa menjadi sangat
penting.sebelum dipasang pada sebuah artikulator,hubungan kedua model rahang itu
dengan sendirinya harus ditentukan dahulu secermat mungkin.tahap ini dikenal sebagai
tahap penentuan hubungan maksilo-mandibula atau lebih populer lagi dengan sebutan
penentuan tinggi dan letak gigit.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan rahang dapat ditinjau dari segi anatomi dan fungsionL,pemahaman kedua
segi ini merupakan hal yang mendasar untuk menyiapkan restorasi yang efektif pada
pasien atau hubungan rahang yang disebut juga dengan relasi vertikal/dimensi
vertikal.
B. Saran
Adapun saran kami sebagai penulis yaitu jika ada kesalahan dalam kata-kata
penulisan maka sangat dibutuhkan saran dan kritik yang membangun agar pembuatan
makalah selanjutnya dapat diperbaiki.