Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK KONSUMER

ANALISIS KLAIM LABEL PADA PRODUK PANGAN

Gambar produk

Oleh :

Nama : Rizka Dwi Khairunnisa


NIM : 141710101103
Kelompok : 05
Kelas :A

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Nopember, 2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu hak konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk (barang dan
jas) adalah memperoleh informasi yang benar untuk produk yang akan
dikonsumsinya. Informasi ini diperlukan untuk membantu konsumen memutuskan
produk yang akan dikonsumsnya. Iklan merupakan salah satu bentuk informasi
untuk konsumen (Suksmaningsih, 1997). Di sisi lain konsumen mudah terugikan
karena informasi yang banyak mengelabui (deceptive information), banyak
informasi tersebut tidak benar, tidak logis dan tanpa dasar (Sumarwan, 1994).
Pada tahun 1995-1996 dari 12.315 contoh label pangan yang diperiksa,
ditemukan 3.295 (26,7 %) yang tidak memenuhi syarat. Hal tersebut karena klaim
label yang tidak benar, tidak lengkap, penyimpangan label dan penipuan isi
kemasan (Suharjo, 1997). Iklan dan label produk pangan seharusnya merupakan
sumber informasi bagi konsumen, namun pada kenyataan membuktikan bahwa
kehadiran iklan atau label makanan justru menyesatkan, mengelabui dan
membingungkan konsumen (Anonymous, 1993 dalam Moniharapon dkk, 1999).
Pada tahun 1996 pemerintah mengeluarkan UU No. 7 tahun 1996 tentang
Pangan dalam Bab IV diatur tentang label dan iklan pangan yang terdiri atas pasal
30 sampai 35. Selain itu peraturan tentang label dan iklan pagan secara khusus
juga telah diatur dalam PP No. 69 tahun 1999. UU serta PP tersebut merupakan
harapan baru bagi konsumen untuk memperoleh hak atas informasi. Oleh karena
itu, untuk mengetahui sejauhmana produsen dan pengiklan mematuhi peraturan-
peraturan tersebut maka perlu dilakukan survey pada produk yang mencantumkan
klaim pada kemasannya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui kesesuaian klaim dengan kandungan gizi produk
2. Mengetahui peraturan hukum yang mengatur tentang klaim produk pangan
BAB 2. PEMBAHASAN

Gambar 1. Produk berklaim hasil survey

Gambar 2. Harga jual produk berklaim (Chlorella Cereal)


Gambar 3. Produsen dan distributor produk berklaim (Chlorella Cereal)

Gambar 1 menunjukkan tampilan depan pada kemasan dari produk


berklaim yang ditemukan di salah satu supermarket daerah Jember. Produk
tersebut merupakan produk sereal dengan merek “Chlorella Cereal”. Dalam
kemasan produk tertera tulisan yang menyatakan bahwa produk sereal ini bebas
kolesterol atau free cholesterol. Produk sereal ini merupakan produk impor yang
diproduksi oleh “Gold Choice Food Industries Sdn. Bhd” dan didistribusikan oleh
“Yee Harn Tranding Sdn. Bhd” Pulau pinang Malaysia (Gambar 3). Produk
sereal ini dijual dengan harga Rp 68.250/700 g (Gambar 2). Komposisi bahan
yang digunakan dalam pembuatan “Chlorella Cereal” dapat dilihat pada Gambar
4.

Gambar 4. Komposisi bahan Chlorella Cereal


Komposisi bahan dari suatu produk biasanya dapat dilihat pada bagian
belakang kemasan. Komposisi bahan memberikan informasi mengenai bahan-
bahan yang digunakan dalam pembuatan suatu produk. Bahan tersebut biasanya
terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan yang diijinkan. Pada Gambar 4
tertera bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan “Chlorella Cereal” yaitu
sebagai berikut:
1. Bajirin (gandum, jagung, soya, beras, ekstrak malt)
2. non-dairy creamer (sirup glukosa, minyak sayuran terhidrogenasi (minyak
kelapa sawit))
3. Natrium kaseinat (derivat susu)
4. Penstabil (dipotassium fosfat, natrium tripolifosfat)
5. Pengemulsi (asam lemak mono dan digliserida, ester mono(di)gliserida)
6. Silikon dioksida
7. Gula
8. Oat
9. Chlorella.
Berdasarkan komposisi bahan yang tercantum dalam kemasan dapat
diketahui bahwa “Chlorella Cereal” ini dibuat dari bahan-bahan nabati seperti
gandum, jagung, soya, beras, ekstrak malt dan oat. Bahan pangan nabati
umumnya tidak mengandung kolesterol atau non-kolesterol karena kolesterol
hanya berasal dari lemak hewani sehingga jelas saja pada informasi gizi (Nuticion
fact) tertulis bahwa kandungan kolesterol dari “Chlorella Cereal” adalah 0%
(Gambar 5).

Gambar 5. Kandungan gizi Chlorella Cereal


Gambar 5 berisi tentang kandungan gizi yang terdapat pada produk
“Chlorella Cereal”. Kandungan gizi secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1
berikut:
Tabel 1. Kandungan gizi dalam Chlorella Cereal
Komponen gizi Jumlah
Kalori 160 Kkal
Lemak total 5g
- Saturated fat 4g
- Trans fat 0g
Kolesterol 0 mg
Sodium 110 mg
Karbohidrat total 26 g
- Gula 12 g
- Serat 5g
Protein 3g
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa lemak total yang terdapat
dalam “Chlorella Cereal” adalah sebanyak 5 g. Lemak total ini berasal dari
kandungan lemak tidak jenuh yang terdapat pada bahan. Lemak tidak jenuh
merupakan minyak yang memiliki bentuk cair pada suhu ruang dan biasanya
kandungan minyak tidak jenuh dimiliki oleh minyak yang berasal dari bahan
nabati. Minyak yang berasal dari bahan nabati secara alami tidak mengandung
kolesterol atau non-kolesterol.
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan
Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan khususnya pada Bab III pasal 9
tentang Klaim kandungan gizi dijelaskan bahwa:
(1) Klaim kandungan zat gizi yang diizinkan tercantum dalam lampiran 1
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam peraturan ini.
(2) Klaim “rendah ... (nama komponen pangan)” atau bebas ... (nama
komponen pangan)” hanya boleh digunakan pada Pangan Olahan yang
telah mengalami proses tertentu sehingga kandungan zat gizi atau
komponen pangan tersebut menjadi rendah atau bebas dan harus sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.
(3) Pencantuman klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditulis “rendah
... (nama komponen pangan)” atau “bebas .. (nama komponen pangan)”.
(4) Pangan Olahan yang secara alami rendah atau bebas mengandung
komponen tertentu, dilarang memuat klaim kandungan zat gizi rendah atau
bebas yang terkait dengan komponen tersebut.
Berdasarkan peraturan tersebut sangat jelas bahwa pemberian klaim
cholesterol free pada kemasan produk “Chlorella Cereal” adalah salah atau
dilarang. Hal ini dikarenakan kandungan bahan yang terkandung dalam produk
“Chlorella Cereal” adalah 100% bahan nabati (Gambar 4) yang secara alami
tidak mengandung kolesterol. Menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 tahun
2011 pasal 9 ayat 4 dijelaskan bahwa Pangan Olahan yang secara alami rendah
atau bebas mengandung komponen tertentu, dilarang memuat klaim kandungan
zat gizi rendah atau bebas yang terkait dengan komponen tersebut.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Produk sereal dengan merek “Chlorella Cereal” merupakan produk sereal
yang terbuat dari bahan-bahan nabati seperti jagung, beras, oats, dan
ekstrak malt yang secara alami tidak mengandung kolesterol sehingga
klaim cholesterol free tidak perlu dicantumkan pada kemasannya
2. Peraturan yang mengatur tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan
Iklan Pangan terdapat dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011

3.2 Saran
Dari hasil penulisan makalah ini dapat disarankan:
1. Produsen dalam membuat klaim hendaknya sesuai dengan peraturan
periklanan dan pelabelan yang berlaku sehingga konsumen tidak dirugikan
2. Konsumen hendaknya lebih cermat dalam memilih produk yang akan
dibeli dan tidak tertipu dengan klaim yang dibuat oleh produsen
3. Pemerintah hendaknya melakukan pengawasan terhadap iklan atau klaim
yang dibuat oleh produsen.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2011. Pengawasan


Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan. Jakarta. Nomor
HK.03.1.23.11.11.09909.

Moniharapon, E., Sumarwan, U., Khomsan, A., Sukandar, D. 1999. Analisis


Klaim Iklan dan Label pada Produk Pangan. Jurnal Media Gizi dan
Keluarga. Vol (2): 36-45.

Suksmaningsih, L. 1997. Iklan Pangan Kaitannya dengan Hak dan Perlindungan


Konsumen. Seminar Nasional klan Pangan dan Antisipasi UU Pangan No.
7 Tahun 1996 dan PP Iklan Pangan 1997. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai