Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA


(GHSA)

DISUSUN OLEH :

ADINDA ROSA AMALIA P07220218001

MERRY KUMALA SITOMPUL P07220218014

M. SYARWANI ABDAN P07220218018

NASHA NOVITA P07220218021

SERLY HARDANIA P07220218031

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR

2019

i
MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA
(GHSA)
MATA KULIAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah


Kebijakan Kesehatan Nasional

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

ADINDA ROSA AMALIA P07220218001

MERRY KUMALA SITOMPUL P07220218014

M. SYARWANI ABDAN P07220218018

NASHA NOVITA P07220218021

SERLY HARDANIA P07220218031

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR

2019

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulillah Puji syukur kepada Allah Swt, karena


berkat Rahmat dan atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ” Global Health Security Agen (GHSA)” sebagai makalah Kebijakan
Kesehatan Nasional. Makalah ini kami susun berdasarkan referensi dari beberapa buku,
media internet dan berbagai sumber yang kami dapatkan dan kami mencoba menyusun
data-data itu hingga menjadi sebuah makalah yang sederhana ini. Di dalam
penyusunan makalah ini, terdapat sedikit masalah yang kami hadapi. Tetapi berkat
bantuan dan kerja sama serta kekompakan anggota kelompok ini, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Terima kasih tak terhingga kami ucapkan
kepada guru pembimbing kami yang telah memberikan cara tugas ini. Kami
mendapatkan suatu pelajaran baik dalam penulisan makalah serta mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau pun
untuk teman-teman yang akan melakukan dengan tema yang sama. Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat banyak kekurangannya dan
masih jauh dari kata sempurna, karena pengetahuan kami yang kurang luas, oleh karena
itu dengan rendah hati dan tangan terbuka kami mohon segala kritik dan saran sangat
kami harapkan agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Samarinda, 28 Februari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

iii
Halaman Cover ………………………………………………………………….. i

Halaman Judul …………………………………………………………………... ii

Kata Pengantar ………………………………………………………………….. iii

Daftar Isi …………………………………………………………………………. iv

BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………... 1


A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………….. 2

BAB II Pembahasan……………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang Global Health Security Agenda (GHSA) ………………… 4
B. Pengertian Global Health Security Agenda (GHSA)………………………. 4
C. Tujuan Global Health Security Agenda (GHSA)… ……………………….. 4
D. Area Kerja Sama Global Health Security Agenda (GHSA)……………….. 5
E. Perkembangan dan Kontribusi Global Health Security Agenda (GHSA)…. 6
F. Arah Kedepan Global Health Security Agenda (GHSA) ………………….. 6
G. Peran Indonesia dalam Global Health Security Agenda (GHSA) …………. 7

BAB III Penutup………………………………………………………………….. 8


A. Kesimpulan ………………………………………………………………... 8
B. Saran……………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan iklim dan peningkatan resistensi anti-mikroba telah mendorong
peningkatan munculnya new-emerging diseases dan re-emerging diseases yang
berpotensi pandemik dengan karakteristik risiko kematian yang tinggi dan
penyebaran yang sangat cepat. Globalisasi yang mengakibatkan peningkatan
mobilitas manusia dan hewan lintas negara serta perubahan gaya hidup manusia
juga telah berkontribusi mempercepat proses penyebaran wabah menjadi ancaman
keamanan kesehatan global menjadi sisi lain dunia tanpa batas yang mengantarkan
penyakit- penyakit yang beresiko menyerang serta ancaman bioterorisme.
Sejak outbreak wabah Severe Acute Respiratory Sindrome (SARS) di kawasan
Asia pada tahun 2003, ancaman keamanan kesehatan global terus menunjukkan
kecenderungan peningkatan antara lain terjadinya outbreak flu burung/avian
influenza (H5N1) tahun 2004, flu babi/swine influenza (H1N1) tahun 2009
(dideklarasikan WHO sebagai pandemi pertama kalinya di abad ke-21), Middle
East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) tahun 2012-2013, Ebola
tahun 2014, dan Zika tahun 2015.
Peningkatan ancaman keamanan kesehatan global tersebut menjadi ancaman
serius bagi sistem kesehatan nasional dan mengakibatkan kerusakan besar bagi
perekonomian, keamanan dan kesejahteraan atau sosial dalam masyarakat. Data
Bank Dunia menunjukkan bahwa outbreak wabah Ebola di Guinea, Liberia dan
Sierra Leone pada tahun 2014 mengakibatkan pertumbuhan negatif perekonomian
ketiga negara tersebut lebih dari setengah pertumbuhan ekonomi sebelum outbreak.
Sedangkan kerugian ekonomi akibat outbreak di kawasan Afrika secara
keseluruhan mencapai USD 30 milyar. Indonesia pun pernah mengalaminya saat
menghadapi outbreak flu burung yang menanggung beban ekonomi sampai Rp 5
Trilyun, serta penurunan perdagangan dan pariwisata. Menyikapi hal tersebut,
organisasi-organisasi internasional, seperti WHO (Badan Kesehatan Dunia), FAO
(Badan Pangan Dunia), dan OIE (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) telah
mengembangkan sejumlah aturan, pedoman dan kerangka sebagai acuan dalam
upaya peningkatan kapasitas yang dimaksud.

1
WHO memiliki International Health Regulations (IHR) yang disahkan pada
tahun 2005 menggantikan IHR (1969) dengan memperluas cakupan keamanan
kesehatan global terhadap wabah dari semua penyakit. IHR (2005) yang mulai
berlaku efektif pada 15 Juni 2007 merupakan instrumen internasional yang
mengikat kewajiban negara-negara Pihak untuk mencegah, melindungi, dan
mengendalikan penyebaran wabah secara internasional sesuai dengan dan terbatas
pada faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan, dengan sesedikit mungkin
menimbulkan hambatan pada lalu lintas dan perdagangan internasional. Indonesia
menjadi negara Pihak IHR (2005) sejak tahun 2007.
Outbreak wabah Ebola pada tahun 2014 telah menyadarkan kembali dunia
mengenai kebutuhan untuk memperkuat sistem kesehatan nasional masing-masing
negara melalui implementasi penuh IHR (2005). Berbagai literatur menyimpulkan
bahwa outbreak wabah Ebola tidak akan terjadi atau dapat diminimalisir
dampaknya apabila di negara-negara yang terpapar yaitu Guinea, Liberia dan Sierra
Leone memiliki sistem kesehatan nasional yang kuat dengan membangun kapasitas
sesuai IHR (2005).
Peran aktif negara-negara di dunia diperlukan untuk bersama –sama
menganggulangi ancaman berbagai penyakit berbahaya dan menular, baik secara
disengaja maupun tidak disengaja. Wabah yang terjadi di suatu wilayah atau negara,
dapat dengan cepat menyebar ke negara lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
2. Apa pengertian dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
3. Apa tujuan dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
4. Apa saja area kerja sama dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
5. Bagaimana perkembangan dan kontribusi Global Health Security Agenda
(GHSA) ?
6. Bagaimana arah kedepan dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
7. Bagaimana peran Indonesia dalam Global Health Security Agenda (GHSA) ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah , maka tujuan penulisan sebagai berikut :
2
1. Untuk mengetahui latar belakang dari Global Health Security Agenda (GHSA).
2. Untuk mengetahui pengertian dari Global Health Security Agenda (GHSA).
3. Untuk mengetahui tujuan dari Global Health Security Agenda (GHSA).
4. Untuk mengetahui area kerja sama dari Global Health Security Agenda
(GHSA).
5. Untuk mengetahui perkembangan dan kontribusi Global Health Security
Agenda (GHSA).
6. Untuk mengetahui arah kedepan dari Global Health Security Agenda (GHSA).
7. Untuk mengetahui Peran Indonesia dalam GHSA.

BAB II

PEMBAHASAN

3
A. Latar belakang Global Health Security Agenda (GHSA)
Global Health Security Agenda (GHSA) diluncurkan pada Februari 2014
dengan 29 negara anggota sebagai inisiatif 5 tahun. Global Health Security Agenda
(GHSA) muncul sebagai forum kerja sama antar negara yang bersifat terbuka dan
sukarela, dengan tujuan untuk membantu membangun dan memperkuat kapasitas
negara-negara untuk menciptakan dunia yang aman dan nyaman dari ancaman
penyakit menular dan meningkatkan keamanan kesehatan global sebagai prioritas
nasional. Saat ini GHSA telah beranggotakan 65 negara dan didukung oleh badan -
badan PBB seperti WHO, FAO, OIE, Bank Dunia, serta organisasi non pemerintah
dan sektor swasta. GHSA mendorong upaya untuk membangun kapasitas
negara-negara untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyakit menular.

B. Pengertian Global Health Security Agenda (GHSA)


Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan inisiatif global yang
diluncurkan pada bulan Februari 2014. Inisiatif tersebut muncul sebagai bentuk
respon terhadap meningkatnya kerentanan masyarakat global terhadap
kemungkinan munculnya berbagai jenis penyakit baru dan pandemi yang
diakibatkan oleh dampak negatif perubahan iklim, meningkatnya lalu lintas barang,
jasa, manusia dan hewan lintas negara serta praktek-praktek pertanian, peternakan
dan industri yang dinilai tidak lagi alamiah dan ramah lingkungan.
GHSA merupakan forum tahunan dan tertinggi antar negara-negara dunia
yang membahas ketahanan kesehatan dunia. Terselenggara berkat inisiatif
negera-negara dunia sebagai bentuk respon terhadap meningkatnya kerentanan
masyarakat terhadap munculnya penyakit infeksi baru.

C. Tujuan Global Health Security Agenda (GHSA)


GHSA bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan merespon cepat berbagai
ancaman penyakit infeksi di tingkat global, baik yang terjadi secara alamiah
maupun karena adanya unsur kesengajaan ataupun musibah. GHSA melibatkan
multi-stakeholders, bersifat multi-sektoral serta di dukung badan-badan dunia di
bawah PBB, antara lain: World Health Organisation (WHO), Food and
Agriculture Organisation (FAO), dan World Organisation for Animal Health
(OIE).
Motor penggerak kegiatan GHSA adalah Steering Group yang beranggotakan
sepuluh negara yaitu Amerika Serikat, Chile, Finlandia, India, Indonesia, Italia,
4
Kanada, Kenya, Korea Selatan, dan Saudi Arabia. Keketuaan Steering Group
dilaksanakan melalui mekanisme Troika (3 negara secara bergantian). Troika
pertama terdiri dari Amerika Serikat (memimpin pada 2014), Finlandia (2015),
dan Indonesia (2016).
Selain menjadi Ketua Troika GHSA pada tahun 2016, Indonesia juga menjadi
lead country untuk Action Package Zoonotic Disease (Prevent-2) dan menjadi
contributing country untuk Action Package Anti Microbial Resistance (Prevent-1),
Real-Time Surveillance (Detect-2), dan Linking Public Health with Law and
Multisectoral Rapid Response (Respond-2).
Ditingkat nasional, penanganan GHSA dilakukan oleh 25 Kementerian /
Lembaga (Daftar 25 Kementerian atau Lembaga) di bawah koordinasi Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, serta Menteri Kesehatan
sebagai Ketua Umum.

D. Area Kerja Sama GHSA


Strategi kerjasama dalam GHSA difokuskan pada upaya penguatan kapasitas
nasional setiap negara, khususnya dalam melakukan pencegahan, deteksi dan
penanggulangan penyebaran penyakit. Secara teknis, terdapat 11 paket aksi yang
menjadi prioritas yaitu:
1) Penanggulangan Anti Microbial Resistance (AMR);
2) Pengendalian penyakit Zoonotik;
3) Biosafety dan Biosecurity;
4) Imunisasi;
5) Penguatan Sistem Laboratorium Nasional;
6) Surveilans;
7) Pelaporan;
8) Penguatan SDM;
9) Penguatan pusat penanganan kegawatdaruratan;
10) Kerangka hukum dan respons cepat multisektoral; dan
11) Mobilisasi bantuan dan tenaga medis.

E. Perkembangan dan Kontribusi GHSA

5
Beberapa perkembangan yang telah dicapai dan kontribusi yang diberikan
GHSA antara lain adalah, Pertama,
a) Keanggotaan
Negara anggota GHSA telah berkembang, dari 29 negara pada saat
peluncuran di tahun 2014 menjadi 65 negara saat ini.
b) Kontribusi :
1. Joint External Evaluation (JEE)
Sebagaimana diketahui, penilaian IHR sampai tahun 2015 hanya
menggunakan self-assessment, yang memungkinkan adanya penilaian
yang tidak obyektif. Dalam hal ini, GHSA pada tahun 2015 menyusun
Country Assessment Tool yang merupakan penilaian terhadap kapasitas
dalam 11 paket aksi, dimana selain menggunakan internal assessor, untuk
pertama kalinya, penilaian kapasitas dalam ketahanan kesehatan juga
melibatkan external assessor. Assessment tool dimaksud kemudian
diadopsi oleh WHO menjadi JEE pada tahun 2016, yang merupakan
gabungan dari 8 kapasitas inti IHR dan 11 Action Package GHSA.
2. Peningkatan komitmen politis dalam penanganan global health security.
3. Berbagi praktik terbaik dalam kenaggotaan Paket Aksi.
4. Peningkatan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor, yaitu keterlibatan
sektor lain di luar kesehatan, serta keterlibatan sektor non-pemerintah,
swasta, filantropi, generasi muda, dan donor dalam mencapai ketahanan
kesehatan global. Hal ini menjadi penting mengingat ketahanan kesehatan
tidak dapat dicapai sendiri oleh sektor kesehatan dan oleh pemerintah
saja.

F. Arah ke Depan
Sebagai inisiatif 5 tahun, kerja sama GHSA harusnya berakhir pada akhir
tahun 2018. Namun demikian, Pertemuan Tingkat Menteri GHSA ke-4 di Uganda
menghasilkan Kampala Declaration yang pada intinya menyepakati untuk
memperpanjang mandat GHSA hingga tahun 2024 (GHSA 2024). Dalam fase
ke-2 dimaksud, GHSA akan memiliki visi, misi, dan tujuan yang lebih terukur
dengan beberapa fokus antara lain adalah penguatan kolaborasi dengan semua
sektor dan aktor terkait.

6
G. Peran Indonesia dalam GHSA
Dalam kerja sama GHSA, Indonesia termasuk salah satu negara yang aktif
berkontribusi, diantaranya menjadi anggota Tim Pengarah (Steering Group)
bersama 9 negara lainnya, anggota Troika pada tahun 2014-2018, serta menjadi
Ketua Tim Pengarah pada tahun 2016 yang mendapat apresiasi positif dari
berbagai negara anggota dan mitra.
Dalam fase ke-2 GHSA (GHSA 2024), Indonesia akan tetap mengambil
peran aktif dengan menjadi anggota tetap Tim Pengarah (Steering Group),
menjadi leading country untuk zoonotic disease action package dan contributing
country untuk action package antimicrobial resistance, biosafety and biosecurity,
serta real-time surveillance. Indonesia juga menawarkan untuk menjadi host
country Sekretariat GHSA yang akan membantu administrasi dan komunikasi
dalam GHSA 2024 yang saat ini sedang dalam pembahasan untuk menentukan
lokasi dan komposisinya.

BAB III

PENUTUP

7
A. Kesimpulan
Global Health Security Agenda (GHSA) diluncurkan pada Februari 2014
dengan 29 negara anggota sebagai inisiatif 5 tahun. Global Health Security Agenda
(GHSA) muncul sebagai forum kerja sama antar negara yang bersifat terbuka dan
sukarela, dengan tujuan untuk membantu membangun dan memperkuat kapasitas
negara-negara untuk menciptakan dunia yang aman dan nyaman dari ancaman
penyakit menular dan meningkatkan keamanan kesehatan global sebagai prioritas
nasional. Saat ini GHSA telah beranggotakan 65 negara dan didukung oleh badan -
badan PBB seperti WHO, FAO, OIE, Bank Dunia, serta organisasi non pemerintah
dan sektor swasta.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran
yang kami harapkan dari dosen pembimbing, agar makalah ini jauh lebih baik dari
sebelumnya, dan kritik yang membangun dari pembaca, mudah - mudahan
makalah ini bisa lebih sempurna lagi.

DAFTAR PUSTAKA

8
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181102/2028468/global-health-s
ecurity-agenda-ghsa-2018/ (diakses pada 27 Februari 2019)

http://www.depkes.go.id/article/view/18110200001/global-health-security-agenda-ghs
a-2018.html (diakses pada 27 Februari 2019)

https://kominfo.go.id/content/detail/15293/the-5th-ghsa-indonesia-mengawal-tercipta
nya-keamanan-kesehatan-dunia/0/artikel_gpr (diakses pada 28 Februari 2019)

Anda mungkin juga menyukai