DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
i
MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA
(GHSA)
MATA KULIAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
iii
Halaman Cover ………………………………………………………………….. i
BAB II Pembahasan……………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang Global Health Security Agenda (GHSA) ………………… 4
B. Pengertian Global Health Security Agenda (GHSA)………………………. 4
C. Tujuan Global Health Security Agenda (GHSA)… ……………………….. 4
D. Area Kerja Sama Global Health Security Agenda (GHSA)……………….. 5
E. Perkembangan dan Kontribusi Global Health Security Agenda (GHSA)…. 6
F. Arah Kedepan Global Health Security Agenda (GHSA) ………………….. 6
G. Peran Indonesia dalam Global Health Security Agenda (GHSA) …………. 7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan iklim dan peningkatan resistensi anti-mikroba telah mendorong
peningkatan munculnya new-emerging diseases dan re-emerging diseases yang
berpotensi pandemik dengan karakteristik risiko kematian yang tinggi dan
penyebaran yang sangat cepat. Globalisasi yang mengakibatkan peningkatan
mobilitas manusia dan hewan lintas negara serta perubahan gaya hidup manusia
juga telah berkontribusi mempercepat proses penyebaran wabah menjadi ancaman
keamanan kesehatan global menjadi sisi lain dunia tanpa batas yang mengantarkan
penyakit- penyakit yang beresiko menyerang serta ancaman bioterorisme.
Sejak outbreak wabah Severe Acute Respiratory Sindrome (SARS) di kawasan
Asia pada tahun 2003, ancaman keamanan kesehatan global terus menunjukkan
kecenderungan peningkatan antara lain terjadinya outbreak flu burung/avian
influenza (H5N1) tahun 2004, flu babi/swine influenza (H1N1) tahun 2009
(dideklarasikan WHO sebagai pandemi pertama kalinya di abad ke-21), Middle
East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) tahun 2012-2013, Ebola
tahun 2014, dan Zika tahun 2015.
Peningkatan ancaman keamanan kesehatan global tersebut menjadi ancaman
serius bagi sistem kesehatan nasional dan mengakibatkan kerusakan besar bagi
perekonomian, keamanan dan kesejahteraan atau sosial dalam masyarakat. Data
Bank Dunia menunjukkan bahwa outbreak wabah Ebola di Guinea, Liberia dan
Sierra Leone pada tahun 2014 mengakibatkan pertumbuhan negatif perekonomian
ketiga negara tersebut lebih dari setengah pertumbuhan ekonomi sebelum outbreak.
Sedangkan kerugian ekonomi akibat outbreak di kawasan Afrika secara
keseluruhan mencapai USD 30 milyar. Indonesia pun pernah mengalaminya saat
menghadapi outbreak flu burung yang menanggung beban ekonomi sampai Rp 5
Trilyun, serta penurunan perdagangan dan pariwisata. Menyikapi hal tersebut,
organisasi-organisasi internasional, seperti WHO (Badan Kesehatan Dunia), FAO
(Badan Pangan Dunia), dan OIE (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) telah
mengembangkan sejumlah aturan, pedoman dan kerangka sebagai acuan dalam
upaya peningkatan kapasitas yang dimaksud.
1
WHO memiliki International Health Regulations (IHR) yang disahkan pada
tahun 2005 menggantikan IHR (1969) dengan memperluas cakupan keamanan
kesehatan global terhadap wabah dari semua penyakit. IHR (2005) yang mulai
berlaku efektif pada 15 Juni 2007 merupakan instrumen internasional yang
mengikat kewajiban negara-negara Pihak untuk mencegah, melindungi, dan
mengendalikan penyebaran wabah secara internasional sesuai dengan dan terbatas
pada faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan, dengan sesedikit mungkin
menimbulkan hambatan pada lalu lintas dan perdagangan internasional. Indonesia
menjadi negara Pihak IHR (2005) sejak tahun 2007.
Outbreak wabah Ebola pada tahun 2014 telah menyadarkan kembali dunia
mengenai kebutuhan untuk memperkuat sistem kesehatan nasional masing-masing
negara melalui implementasi penuh IHR (2005). Berbagai literatur menyimpulkan
bahwa outbreak wabah Ebola tidak akan terjadi atau dapat diminimalisir
dampaknya apabila di negara-negara yang terpapar yaitu Guinea, Liberia dan Sierra
Leone memiliki sistem kesehatan nasional yang kuat dengan membangun kapasitas
sesuai IHR (2005).
Peran aktif negara-negara di dunia diperlukan untuk bersama –sama
menganggulangi ancaman berbagai penyakit berbahaya dan menular, baik secara
disengaja maupun tidak disengaja. Wabah yang terjadi di suatu wilayah atau negara,
dapat dengan cepat menyebar ke negara lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
2. Apa pengertian dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
3. Apa tujuan dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
4. Apa saja area kerja sama dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
5. Bagaimana perkembangan dan kontribusi Global Health Security Agenda
(GHSA) ?
6. Bagaimana arah kedepan dari Global Health Security Agenda (GHSA) ?
7. Bagaimana peran Indonesia dalam Global Health Security Agenda (GHSA) ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah , maka tujuan penulisan sebagai berikut :
2
1. Untuk mengetahui latar belakang dari Global Health Security Agenda (GHSA).
2. Untuk mengetahui pengertian dari Global Health Security Agenda (GHSA).
3. Untuk mengetahui tujuan dari Global Health Security Agenda (GHSA).
4. Untuk mengetahui area kerja sama dari Global Health Security Agenda
(GHSA).
5. Untuk mengetahui perkembangan dan kontribusi Global Health Security
Agenda (GHSA).
6. Untuk mengetahui arah kedepan dari Global Health Security Agenda (GHSA).
7. Untuk mengetahui Peran Indonesia dalam GHSA.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Latar belakang Global Health Security Agenda (GHSA)
Global Health Security Agenda (GHSA) diluncurkan pada Februari 2014
dengan 29 negara anggota sebagai inisiatif 5 tahun. Global Health Security Agenda
(GHSA) muncul sebagai forum kerja sama antar negara yang bersifat terbuka dan
sukarela, dengan tujuan untuk membantu membangun dan memperkuat kapasitas
negara-negara untuk menciptakan dunia yang aman dan nyaman dari ancaman
penyakit menular dan meningkatkan keamanan kesehatan global sebagai prioritas
nasional. Saat ini GHSA telah beranggotakan 65 negara dan didukung oleh badan -
badan PBB seperti WHO, FAO, OIE, Bank Dunia, serta organisasi non pemerintah
dan sektor swasta. GHSA mendorong upaya untuk membangun kapasitas
negara-negara untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyakit menular.
5
Beberapa perkembangan yang telah dicapai dan kontribusi yang diberikan
GHSA antara lain adalah, Pertama,
a) Keanggotaan
Negara anggota GHSA telah berkembang, dari 29 negara pada saat
peluncuran di tahun 2014 menjadi 65 negara saat ini.
b) Kontribusi :
1. Joint External Evaluation (JEE)
Sebagaimana diketahui, penilaian IHR sampai tahun 2015 hanya
menggunakan self-assessment, yang memungkinkan adanya penilaian
yang tidak obyektif. Dalam hal ini, GHSA pada tahun 2015 menyusun
Country Assessment Tool yang merupakan penilaian terhadap kapasitas
dalam 11 paket aksi, dimana selain menggunakan internal assessor, untuk
pertama kalinya, penilaian kapasitas dalam ketahanan kesehatan juga
melibatkan external assessor. Assessment tool dimaksud kemudian
diadopsi oleh WHO menjadi JEE pada tahun 2016, yang merupakan
gabungan dari 8 kapasitas inti IHR dan 11 Action Package GHSA.
2. Peningkatan komitmen politis dalam penanganan global health security.
3. Berbagi praktik terbaik dalam kenaggotaan Paket Aksi.
4. Peningkatan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor, yaitu keterlibatan
sektor lain di luar kesehatan, serta keterlibatan sektor non-pemerintah,
swasta, filantropi, generasi muda, dan donor dalam mencapai ketahanan
kesehatan global. Hal ini menjadi penting mengingat ketahanan kesehatan
tidak dapat dicapai sendiri oleh sektor kesehatan dan oleh pemerintah
saja.
F. Arah ke Depan
Sebagai inisiatif 5 tahun, kerja sama GHSA harusnya berakhir pada akhir
tahun 2018. Namun demikian, Pertemuan Tingkat Menteri GHSA ke-4 di Uganda
menghasilkan Kampala Declaration yang pada intinya menyepakati untuk
memperpanjang mandat GHSA hingga tahun 2024 (GHSA 2024). Dalam fase
ke-2 dimaksud, GHSA akan memiliki visi, misi, dan tujuan yang lebih terukur
dengan beberapa fokus antara lain adalah penguatan kolaborasi dengan semua
sektor dan aktor terkait.
6
G. Peran Indonesia dalam GHSA
Dalam kerja sama GHSA, Indonesia termasuk salah satu negara yang aktif
berkontribusi, diantaranya menjadi anggota Tim Pengarah (Steering Group)
bersama 9 negara lainnya, anggota Troika pada tahun 2014-2018, serta menjadi
Ketua Tim Pengarah pada tahun 2016 yang mendapat apresiasi positif dari
berbagai negara anggota dan mitra.
Dalam fase ke-2 GHSA (GHSA 2024), Indonesia akan tetap mengambil
peran aktif dengan menjadi anggota tetap Tim Pengarah (Steering Group),
menjadi leading country untuk zoonotic disease action package dan contributing
country untuk action package antimicrobial resistance, biosafety and biosecurity,
serta real-time surveillance. Indonesia juga menawarkan untuk menjadi host
country Sekretariat GHSA yang akan membantu administrasi dan komunikasi
dalam GHSA 2024 yang saat ini sedang dalam pembahasan untuk menentukan
lokasi dan komposisinya.
BAB III
PENUTUP
7
A. Kesimpulan
Global Health Security Agenda (GHSA) diluncurkan pada Februari 2014
dengan 29 negara anggota sebagai inisiatif 5 tahun. Global Health Security Agenda
(GHSA) muncul sebagai forum kerja sama antar negara yang bersifat terbuka dan
sukarela, dengan tujuan untuk membantu membangun dan memperkuat kapasitas
negara-negara untuk menciptakan dunia yang aman dan nyaman dari ancaman
penyakit menular dan meningkatkan keamanan kesehatan global sebagai prioritas
nasional. Saat ini GHSA telah beranggotakan 65 negara dan didukung oleh badan -
badan PBB seperti WHO, FAO, OIE, Bank Dunia, serta organisasi non pemerintah
dan sektor swasta.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran
yang kami harapkan dari dosen pembimbing, agar makalah ini jauh lebih baik dari
sebelumnya, dan kritik yang membangun dari pembaca, mudah - mudahan
makalah ini bisa lebih sempurna lagi.
DAFTAR PUSTAKA
8
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181102/2028468/global-health-s
ecurity-agenda-ghsa-2018/ (diakses pada 27 Februari 2019)
http://www.depkes.go.id/article/view/18110200001/global-health-security-agenda-ghs
a-2018.html (diakses pada 27 Februari 2019)
https://kominfo.go.id/content/detail/15293/the-5th-ghsa-indonesia-mengawal-tercipta
nya-keamanan-kesehatan-dunia/0/artikel_gpr (diakses pada 28 Februari 2019)