Makalah Retinopati
Makalah Retinopati
RETINOPATI
Disusun oleh:
Jeane Andini 0906487846
Wahyu Permatasari 0906639972
Narasumber:
Dr. Ari Djatikusumo Sp. M
Mata merupakan salah satu indera pada manusia yang berfungsi dalam penglihatan.
Lebih dari setengah reseptor sensorik yang ada dalam tubuh manusia terletak di mata.
Reseptor sensorik pada mata terdapat pada retina. Retina merupakan suatu struktur yang
sangat kompleks dan sangat terorganisasi, dengan kemampuan untuk memulai pengolahan
informasi penglihatan sebelum informasi tersebut ditransmisikan melalui nervus optikus ke
korteks visual.1
Beberapa gangguan dapat terjadi pada retina, salah satunya adalah retinopati.
2
Retinopati adalah kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang. Dalam makalah ini
akan dibahas beberapa macam retinopati yang sering terjadi, antara lain retinopati diabetes,
retinopati hipertensi dan retinopati prematuritas.
BAB II
Tinjauan Pustaka
I. FISIOLOGI RETINA
Retina merupakan suatu struktur yang kompleks. Retina berfungsi sebagai fotoreseptor
dengan tersusun oleh sel batang dan sel kerucut yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan
mengubah rangsangan cahaya menjadi menjadi impuls saraf untuk kemudian dilanjutkan ke
saraf optik ke korteks visual. Fotoreseptor memiliki susunan kerapatan sel kerucut meningkat
di pusat makula (fovea), semakin berkurang ke perifer, dan kerapatan sel batang meningkat di
perifer. Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar retina sensorik yang
avaskular dan merupkan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang menjadi awal proses
penglihatan.3
Vaskularisasi retina terdiri atas arteri, kapiler, dan vena. Pada arteri terbagi menjadi
dua, yaitu arteri retina sentral dan retina arteriol. Arteri retina sentral merupakan memiliki
beberapa lapisan, yaitu lapisan intima, lapisan internal elastik lamina, lapisan medial, lapisan
adventisia. Retina arterior merupakan cabang dari arteri sentral. Kapiler retina memiliki otot
polos, sel endotel, basemant mebrant, dan perisit. Pembuluh darah vena pada retina terbagi
atas venula kecil, venula besar, dan vena.4
Gambar 1. Mikroaneurisma5
2. Perdarahan retina dapat berupa titik, garis, maupun bercak yang biasanya terletak dekat
mikroaneurismata. Kelainan ini dapat digunakan sebagai prognosis penyakit. Perdarahan
yang luas memberikan prognosis yang lebih buruk dibanding yang kecil.3
Retinopati diabetik biasanya ditemukan bilateral, simetris, dan progresif. Faktor yang
dapat memperberat retinopati diabetes, antara lain:3,4
1. Arterisklerosis dan penuaan
2. Hiperlipoproteinemia mempercepat perjalanan dan progresifitas kelainan dengan cara
mempengaruhi arteriosklerosis
3. Kehamilan
4. Hipertensi
5. Hiperglikemia kronik
6. Merokok
7. Trauma yang dapat menimbulkan perdarahan retina yang mendadak.
Makulopati
Makulopati diabetes bermanifestasi sebagai penebalan atau edema retina setempat atau
difus yang terutama disebabkan oleh kerusakan sawar darah retina pada tingkat endotel
kapiler retina, yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan dan konstituen plasma ke
retina sekitarnya. Makulopati lebih sering dijumpai pada pasien diabetes tipe 2. Dan
memerlukan penanganan segera setelah ditandai oleh penebalan retina sembarang pada jarak
500 mikron dari fovea, eksudat keras pada jarak 500 mikron dari fovea yang berkaitan
dengan penebalan retina,atau penebalan retina yang ukurannya melebihi satu diameter diskus
dari fovea. Selain itu, makuolpati dapat terjadi akibat iskemia yang ditandai dengan edema
makula, perdarahan dalam, dan sedikit eksudasi.3
Patogenesis
Tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami penyempitan (spasme).
Penyempitan pembuluh darah ini tampak sebagai pembuluh darah (terutama arteriol retina)
yang berwarna lebih pucat, kaliber pembuluh darah yang menjadi lebih kecil atau ireguler
karena spasme lokal, dan percabangan arteriol yang tajam.2 Peningkatan tekanan darah secara
persisten akan menyebabkan terjadinya penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia
dinding tunika media dan degenerasi hialin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriol
yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai
arteriovenous nicking.8 Terjadi juga perubahan refleks cahaya, dimana pada pemeriksaan
oftalmoskopi refleks cahaya yang terlihat menjadi lebih difus atau kurang terang dari
seharusnya.
Apabila dinding arteriol diinfitrasi oleh sel lemak dan kolesterol akan menjadi
sklerosis. Progresi yang lebih lanjut dari sklerosis dan hialinisasi menyebabkan refleks
cahaya menjadi lebih difus dan warna dari arteriol retina menjadi merah kecoklatan hal ini
disebut copper wire. Sklerosis yang lebih lanjut pada vaskularisasi retina meningkatkan
densitas optik sehingga menyebabkan fenomena silver wire .8,9
Kelainan pada pembuluh darah ini dapat mengakibatkan kelainan pada retina yaitu
retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yang
pada daerah makula dapat memberikan gambaran seperti bintang (star figure). Eksudat retina
tersebut dapat berbentuk cotton wool patches yang merupakan edema serat saraf retina akibat
mikroinfark sesudah penyumbatan arteriol, biasanya terletak sekitar 2-3 diameter papil di
dekat kelompok pembuluh darah utama sekitar papil, eksudat pungtata yang tersebar, atau
eksudat putih pada daerah yang tak tertentu dan luas.2
Perubahan pada sirkulasi retina pada fase akut melibatkan arteriol terminal
dibandingkan dengan arteriol utama, bila arteriol utama sudah terlibat maka ini adalah respon
kronik terhadap hipertensi.9
Avaskular retina akan memproduksi VEGF (Vascular Endothel Growth Factor) yang
in utero merupakan stimulus bagi migrasi pembuluh darah pada pembentukan retina. Pada
kelahiran prematur, produksi VEGF akan ditekan oleh hiperoksia dan migrasi pembuluh
darah terhenti. Selanjutnya peningkatan kebutuhan metabolik pada mata yang tumbuh
menyebabkan produksi VEGF yang berlebihan yang mengakibatkan komplikasi neovaskular
dari retinopati prematuritas.4
American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Academy of Ophthalmology
(AAO) pada tahun 2006 merekomendasikan bahwa bayi dengan berat lahir < 1500 gram atau
usia gestasi kurang dari 32 minggu, dengan atau tanpa terapi oksigen dan bayi dengan berat
lahir 1500-2000 gram atau usia gestasi lebih dari 32 minggu dengan keadaan klinis yang
tidak stabil dan membutuhkan alat penunjang paru-jantung untuk dilakukan skrining atau
deteksi dini retinopati prematuritas.11
Pada 80% kasus terjadi regresi spontan melalui proses involusi, atau oleh evolusi dari
vasoproliferatif ke fase fibrosis yang meninggalkan sedikit residu. Tatalaksana retinopati
prematuritas antara lain dengan laser fotokoagulasi, agen intravitreal anti-VEGF
(menggunakan bevacizumab), lens-sparing pars plana vitrectomy.4
Gambar 7. Gambaran Retinopati Prematuritas dan Stadiumnya1
DAFTAR PUSTAKA
1. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology [ebook]. 17th Ed.
USA: The McGrawHill Company; 2007.
2. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2011.
3. Fletcher EC, Chong V, Shetlar D. Retina. Dalam: Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum
Vaughan dan Asbury ed. 17. Jakarta: EGC. 2007; 185-93
4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systemic approach [ebook]. 7th ed.
USA: Saunders Elsevier. 2011
5. Johnston WF, Whitmore PV. Digital Screening for Early Detection of Diabetic Eye
Disease. [cited: March 18, 2013] Available on: https://www.myhealth.va.gov/mhv-
portal-
web/anonymous.portal?_nfpb=true&_pageLabel=commonConditions&contentPage=
va_health_library/diabetic_retinopathy_advanced_info.html. April 30, 2008
6. Anonymous. Diseases of the Retina. http://web1.ncoptometry.org/nonpro.aspx. 2012
[cited on March 18, 2013].
7. Anonymous. Vitreus and Retina. Available on: http://dro.hs.columbia.edu/fshem.htm.
2003. [cited on March 18, 2013].
8. Levanita, S. Prevalensi Retinopati Hipertensi di RSUP H. Adam Malik Medan
Periode Agustus 2008-Agustus 2010. [Skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran
Sumatera Utara;2010.
9. Theng Oh K. Ophthalmologic Manifestation of Hypertension. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1201779-overview. [cited on March 18,
2013].
10. University of Maryland Medical Center. Hypertensive Retinopathy. Available from:
http://www.umm.edu/patiented/articles/000576.htm. [cited on March18, 2013].
11. Rundjan L. Deteksi Dini dan Tatalaksana Retinopati pada Prematuritas. Available
from: http://www.idai.or.id/buletinidai/view.asp?ID=754&IDEdisi=70. [cited on
March 18,2013].