Laporan Kejadian Luar Biasa Stase Keperawatan Medikal Bedah Di Rsud Prof

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA STASE KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH DI RSUD PROF. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

OLEH:
IMAS NUR SOLEHAH
I4B018045

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN PROFESI NERS
PURWOKERTO
2018
KEJADIAN LUAR BIASA

Profesi Ners merupakan jenjang pendidikan lanjut yang harus ditempuh Sarjana
Keperawatan untuk melengkapi proses pendidikan jurusan Keperawatan. Pendidikan
profesi Ners selama satu tahun berada di Rumah Sakit. Lingkungan yang beda membuat
saya harus beradaptasi, terkadang kejadian-keajadian baru sering saya alami disini.
Ketika Stase Keperawatan Medikal Bedah di RSUD Margono Soekarjo yang identiknya
rumah sakit kelas A, rumah sakit yang menjadi rujukan dari rumah sakit daerah dari
berbagai daerah. Pasien yang masuk RSMS biasanya pasien yang memiliki kasus
penyakit yang ekstrim. Pada rumah sakit inilah saya menemukan berbagai penyakit
yang ekstrim yang menurut saya merupakan kejadian luar biasa.
Kejadian luar biasa yang saya alami pertama, setiap hari saya hampir melakukan
perawatan jenazah pada pasien meninggal. Bahkan pernah di suatu hari saya melakukan
perawatan jenazah pada 3 pasien. Dengan melihat ini saya semakin berpikir bahwa
kematian itu dekat. Kedua, ketika saya berada di ruang perawatan kemoterapi, ruang
yang berisikan pasien dengan segala macam kanker. Tentunya jika saya siff pagi
diruangan tersebut saya akan melakukan tindakan ganti balutan. Saat itu saya
menemukan pasien yang terkena kanker payudara dextra piloides. Kondisi luka kanker
tersebut sudah memprihatinkan, dimana luas luka tersebut dari payudara kana mencapai
ujung payudara kiri, bagian atas sampai ke pundak, bagian bawah sampai ke abdomen,
bagian samping kanan sampai ke belakang sampai ke punggung. Kondisi luka tersebut
juga sudah didapati belatung yang lumayan besar. Disini saya sebenernya pobia akan
ulat, namun saya memberanikan diri dan akhirnya saya bisa melakukan perawatan luka
dengan menahan bau dan ketakutan saya.
Kejadian luar biasa yang ketiga, saya mampu mengkaji kondisi psikososial
pasien yang terdiagnosis positif B20 (HIV). Sebelumnya saya selalu memandang
negative pasien B20 dan takut untuk kontak dengan pasien tersebut. Namun ketika
profesi ners saya mendapatkan pasien kelolaan dengan kasus B20. Ketika saya
melakukan pengkajian, pasien tersebut menceritakan kesedihannya dan menangis
didepan saya. Pasien tersebut mengatakan tidak bisa menceritakan kesedihannya kepada
orang lain dan dia berterimakasih kepada saya karena saya mau menjadi pendengar.
Setelah kejadian tersebut saya merasa tidak takut lagi dan menyadarkan diri saya untuk
tidak memandang negative pasien, karena bukan kemauan mereka untuk mendapatkan
sakit tersebut dan mereka juga tertular, tidak semua pasien B20 berperilaku tidak baik
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai