Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK AKUPUNTUR

KELOMPOK 5

Disusun oleh:

1. Anggun Erlin K. 1602004


2. Ayunda P. Wibowo 1602005
3. Candra Trilukita N. 1602009
4. Herlin Fransiska 1602022
5. Indri Yekholya 1602025
6. Jesica Dita A. 1602027
7. Kristin Dwi R. 1602029
8. Kristin Eka Restuti L. 1602030
9. Shintia Christ D. 1602050
10. Theresia Bella P. 1602052
11. Yunus Harianto 1602057

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindungan-Nya terutama pernyetaan, kesehatan, dan kesempatan sehingga kami dapat
menyusun laporan praktik akupuntur.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktik akupuntur ini terdapat banyak
hambatan yang dihadapi, namun dengan kesabaran dan kerja keras kami, serta dengan
bantuan dari teman-teman sehingga puji Tuhan segala sesuatu dapat teratasi.

Kritik dan saran semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan
laporan praktik akupuntur kami.

Yogyakarta, 28 Mei 2019

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia pengobatan, dikenal dua jenis pengobatan, yaitu pengobatan barat dan
pengobatan timur. Pengobatan barat, didasarkan pada pengembangan dan
praktek pengobatan yang terjadi dan berlaku di dunia barat (Eropa dan Amerika).
Pengobatan ini lebih menitik beratkan pada penggunaan bahan kimia. Di sisilain,
pengobatan timur berkembang di Asia, khususnya Cina. Pengobatan cara timur ini
lebih menitik beratkan pada penggunaan dan pemanfaatan unsur-unsur alami,
seperti pemijitan (acupreasure), penusukan (akupunktur/ acupuncture), pemanasan
(moksibasi) serta terapi dengan ramuan dari dedaunan (herbal treatment). Para ahli
pengobatan timur, biasanya mengklaim bahwa pengobatan yang mereka lakukan
adalah bersifat alami dan bebas dari efek samping. Akupunktur dilakukan
dengan cara menusukkan jarum di bagian tubuh tertentu, dan dengan penusukan
ini diharapkan akan terjadi dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila
penusukan dilakukan pada titik yang tepat, dan tidak adanya dampak sama sekali
bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep penyakit neuropati diabetic?
2. Apa konsep akupuntur pada pasien dengan neuropati diabetic?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep penyakir neuropati duabetik
2. Untuk mengetahui konsep akupuntur pada pasien dengan neuropati diabetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep penyakit neuropati diabetik


1. Definisi
Diabetes melitus merupakan kondisi dimana terjadi gangguan dalam tubuh
mengubah glukosa menjadi energy sehingga terjadi peningkatan berlebih glukosa
dalam darah (hiperglikemia). Penderita diabetes mellitus yang tidak melakukan
kontrol gula dengan rutin akan menyebabkan timbulnya komplikasi vascular.
Komplikasi vaskular ini dibedakan menjadi makrovaskular (penyakit jantung
koroner, stroke) dan mikrovaskular (retinopati, nefropati, neuropati). Komplikasi
mikrovaskular berupa neuropati dapat berakibat terjadinya gangguan pada kaki
penderita diabetes mulai dari terjadinya luka kaki/tungkai sampai kemungkinan
terjadinya amputasi pada kaki/tungkai tersebut. Insidensi neuropati diabetik
terjadi antara 60% sampai 70% pada pasien DM tipe I dan tipe II dengan adanya
komplikasi neurologi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan neuropati
antara lain yakni insufisiensi pembuluh darah, peningkatan glukosa darah
kronis dan faktor metabolik. Teori lain menyatakan bahwa faktor resiko lain
yang dapat menyebabkan neuropati diabetik menurut Katulanda (2012) antara
lain peningkatan umur, lama waktu menderita DM dan rendahnya kontrol gula
darah.
2. Factor resiko

Factor resiko terjadinya neuropati diabetic adalah:

a. Hiperglikemia
b. Lamanya menderita DM
c. Umur
d. Merokok
e. Konsumsi alcohol
f. Hipertensi

3. Manifestasi klinis
Gejala klinis tergantung pada tipe neuropati dan saraf mana yang terlibat. Pada
beberapa orang bisa tidak ditemui gejala. Kesemutan, tingling atau nyeri pada
kaki, seringkali merupakan gejala yang utama, bisa juga mati rasa, nyeri dan
kesemutan. Gejala bisa melibatkan sistem saraf sensoris atau motorik maupun
sistem saraf otonom.

4. Klasifikasi neuropati diabetic


Ada beberapa klasifikasi dan stadium dari neuroapti diabetika yaitu yang berasal
dari Joint Conference American Diabetes Association (ADA) dan American
Academy of Neurology (AAN). Ada juga yang menurut international Experts in
Diabetic Neuropathy.
B. Konsep akupuntur pada pasien dengan neuropati diabetic
Neuropati dapat terjadi karena adanya gannguan pada Meridian Sanjiao.
1. Pengertian
Secara internasional, meridian tri pemanas biasa di singat SJ dari kata Sanjiao.
Ada juga yang menyingkat menjadi TE (Three Energigizer). Jumlah titik 23
pasang titik kanan dan kiri.

2. Indikasi
Mengatasi gangguan suhu badan, gangguan kepala/migrain, tulang rusuk, telinga,
mata, tenggorokan, tangan dan gangguan perairan (sistem urine).

3. Perjalanan meridian
a. Dimulai dari ujung jari manis.
b. Keatas melalui antara tulang jari manis dan kelingking.
c. Menyusuri pergelangan pada punggung tangan.
d. Keluar pada bagian luar lengan bawah di antara dua tulang di lengan bawah
(tulang ulna dan radius), lalu keatas melalui ujung siku luar.
e. Menyusuri bagian luar lengan atas, sampai pundak.
f. Berjalan ke depan, tersebar di dada berhubungan dengan selaput jantung.
g. Ke bawah melewati diafragma.
h. Dari dada sampai perut, dihubungkan dengan paru-paru, jantung, limpa kecil,
perut, serta hati dan ginjal.
i. Cabang meridian pada dada. Dari dada ke atas menuju ke leher.
j. Menyusuri telinga belakang terus ke atas dan keluar pada atas telinga.
k. Kemudian berbelok ke bawah ke muka terus ke bawah rongga muka.
l. Cabang meridian pada telinga. Dari belakang telinga ke tengah telinga, keluar
di depan telinga naik sampai di sudut mata luar.
4. Penyakit atau gejala abnormal pada meridian sanjiao
a. Penyakit atau gejala abnormal pada meridian
Tenggorokan bengkak dan sakit, nyeri pada daerah telinga, mata merah dan
nyeri, tuli, nyeri pada sisi luar lengan bagian atas.
b. Penyakit atau gejala abnormal pada organ.
Perut terasa kembung dan penuh, bagian bawah keras dan terasa penuh,
urinasi tidak lancar, poliuria atau susah menahan kencing, inkontinensi,
edema, kekakuan ekstremitas dan kelemahan dalam merasakan sensasi.
5. Titik meridian sanjiao
a. Te – 1 / guan chong
Letak: pada ujung jari manis tang,an, 0.1 cun dari sudut kuku sisi ulnae.
Cara penjaruman: menyudut 0.1 cun bisa moxa.
Fungsi: melancarkan qi meridian dan redakan pathogen api, melancarkan
hambatan panas jiao atas.
Indikasi: sakit kepala, conjunctivitis, radang tenggorokan, lidah kaku dan
demam tak berkeringat, dada terasa penuh, muntaber. Keistimewaan: titik jin
meridian san jiao.
b. Te – 2 / ye men
Letak: pada pangkal jari manis dan kelingking.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 – 0.5 cun bisa moxa.
Indikasi: sakit kepala, gangguan mata, ketulian, tinitus, nyeri dan bengkak,
tenggorokan, nyeri bahu dan siku demam malaria, demam tak berkeringat.
Keistimewaan: titik ying meridian san jiao.
c. Te – 3 / zhong zhu
Letak: pada punggung tangan antara tulang-tulang metacarpal 4 dan 5, 1 cun
di atas titik yemen.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 – 0.5 cun bisa moxa. Indkasi: sakit
kepala, ketulian, tinnitus, pharyngitis, kekakuan jari, vertigo, nyeri bahu
dan lipat siku, nyeri tulang punggung belakang.
Keistimewaan: titik shu meridian san jiao, titik tonifikasi.
d. Te – 4 / yang chi
Letak: pada pergelangan tangan dalam sebuah lekukan langsung di atas
zhongzhu (te-3).
Cara penjaruman: miring sedalam 0.3 – 0.5 cu bisa moxa.
Fungsi: mengusir pathogen m. shao yang membersihkan pathogen panas.
Indikasi: nyeri dan gangguan dipergelangan tangan serta lemas, ketulian,
tenggorokkan nyeri dan bengkak, mata merah, demam malaria, diabetes
mellitus.
Keistimewaan: titik yuan meridian san jiao.
e. Te– 5 /wai guan
Letak: 2 cun diatas pergelangan tangan, pada sisi radial tendon m.extensor
digitorum comunis.
Cara penjaruman: tegak lurus 0.3 – 0.5 cun bisa moxa.
Fungsi: mengusir pathogen membersihkan panas san jiao, melancarkan
hambatan di meridian.
Indikasi: nyeri kepala, tinitus, ketulian, pundak nyeri tak bisa gerak, jari-jari
tangan tak dapat dilipat, tremor pada tangan, demam, kelenjar leher.
Keistimewaan: titik luo meridian san jiao, titik induk meridian istimewa yang
wei.
f. Te– 6 / zhi gou
Letak: 3 cun diatas pergelangan tangan, antara radius dan ulna.
Cara penjaruman: tegak lurus 0.7 – 0.9 cun bisa moxa.
Fungsi: membersihkan api organ fu dan san jiao, menurunkan api yang
membalik.
Indikasi: mata merah, nyeri pada dada, bahu dan lengan, trimus nyeri iga dan
kartiak, cardialgia, muntaber suara serak, konstipasi.
Keistimewaan: titik jing meridian sanjiao.
g. Te– 7 / hui zong
Letak: 3 cun diatas pergelangan tangan, pada sisi radial dari tulang ulna
titik zhigou (te-6).
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.5 – 0.9 cun bisa moxa.
Indikasi: ketulian, nyeri otot extremitas superior dan gangguan mental.
Keistimewaan: titik xi meridian san jiao.
h. Te– 8 / san yang luo
Letak: 1 cun diatas titik zhigou (te-6).
Cara penjaruman: tidak boleh ditusuk boleh moxa.
Indikasi: tuli, nyeri pada siku dan lengan, sakit gigi, histeri, demam.
Keistimewaan: titik pertemuan 3 meridian yang tangan.
i. Te-9 / si du
Letak: 2 cun diatas pertengahan jarak lipat siku dan pergelangan tangan.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.5 – 0.9 cun bisa moxa.
Indikasi: ketulian, suara serak, migren, sakkit gigi, nyeri lengan bagian
depan.
Keistimewaan: mengobati nafas pendek pada dalam tenggorokan
seperti tersendat benda.
j. Te– 10 / tian jing
Letak: 1 cun diatas olecranon.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 – 0.7 cun bisa moxa.
Fungsi: menghilangkan lembab riak meridian, melancarkan qi meridian.
Indikasi: sakit pada bagian pelipis, nyeri bagian rusuk dan lengan, mata sakit,
ketulian, tenggorokn sakit dan bengkak.
Keistimewaan: titik he meridian san jiao, titik anak.
k. Te – 11 / qing leng yuan
Letak: 1 cun diatass titik tianjing.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 cun bisa moxa.
Indikasi: nyeri bahu tidak bisa diangkat, nyeri kepala
l. Te– 12 / xiao luo
Letak: 5 cun diatas olecranon.
Cara penjaruman: tegak lurus 0.5 – 0.7 cun bisa moxa.
Indikasi: sakit kepala, nyeri lengan, kaku tengkuk, sakit gigi, gangguan
mental, demam sindrom bi.
m. Te– 13 / nao hui
Letak: 3 cun dibawah cien liao (te-14).
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.5 – 0.8 cun bisa moxa.
Fungsi: melemaskan tendon, menghilangkan obstruksi meridian.
Indikasi: nyeri pada bahu dan punggung, gondok kekurangan yodium.
Keistimewaan: titik pertemuan meridian yang jiao dengan yang wei.
n. Te– 14 / jian liao
Letak: 2 cun lateral dari titik jianyu 1 (li-15).
Cara penjaruman: tegak lurus/menyudut 0.7 – 1 cun bisa moxa.
Fungsi: mengusir pathogen lembab angin dimeridian, melancarkan qi
dan xue dari stagnasi, meredakan nyeri.
Indikasi: rasa berat di pundak dan nyeri punggung.
o. Te-15 / tian liao
Letak: pada sudut scapula, setinggi titik da zhui (gv-14).
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 – 0.5 cun bisa moxa.
Indikasi: nyeri punggung dan lengan serta kaku kuduk nyeri quepen, dada
terasa penuh.
Keistimewaan: titik pertemuan meridian saho yang tangan dan kaki dengan
meridian yan wei.
p. Te– 16 / tian you
Letak: posterior inferior proc. Mastoideus di bagian posterior insertio m.
Sternocleidomastoideus.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 – 0.5 cun bisa moxa.
Indikasi: tinitus, oedema facial, torticalis dan vertigo epitaxis, pilek, tak
bisa mencium bau wangi dan busuk, tenggorokan bengkak dan sakit.
q. Te-17 / yi feng
Letak: dalam sebuah lekukan di belakang labolus auricula, di antara
proc.masdoideus dan mandibula.
Cara penjaruman: tegak lurus 0.3 – 0.5 cun bisa moxa.
Fungsi: melancarkan qi san jiao, menjernihkan pikiran, membuka indra
telinga, mengusir pathogen angin dan panas.
Indikasi: tinitus, ketulian, parese facialis, kekakuan rahang dan pipi bengkak,
sendi rahang sakit, trismus.
Keistimewaan: titik pertemuan meridian san jiao dg meridian kandung
empedu.
r. Te– 18 / chi mai
Letak: diatas proc mastoideus 1 cun dari te-17 (jarak te-17 sampai te-20
dibagi dalam 3 cun)
Cara penjaruman: menyudut sedalam 0.1 cun bisa moxa.
Indikasi: sakit kepala, tinitus, ketulian, mata kabur, muntah pada anak-anak.
Keistimewaan: titik pertemuan meridian shao yang tangan dengan shao yang
kaki.
s. Te– 19 / lu xi
Letak: 1 cun diatas chi mai.
Cara penjaruman: menyudut sedalam 0.1 cun, keluarkan darah bisa moxa.
Indikasi: sakit kepala, tinitus, nyeri telinga, muntah pada anak- anak, mudah
kaget dan ketakutan.
t. Te– 20 / jiao sun
Letak: pada batas rambut temporal, tegak lurus ujung atas daun telinga.
Cara penjaruman: menyudut sedalam 0.1 cun bisa moxa.
Indikasi: peradangan daerah telinga, infeksi mata dan sakit gigi, gusi bengkak
\dan tak bisa untuk kunyah.
Keistimewaan: titik pertemuan meridian shao yang tangan dan kaki dengan
meridian tay yang tangan dan meridian yang ming tangan.
u. Te– 21 / er men
Letak: anterior dari trangus, terasa lekukan bilamana mulut dibuka.
Cara penjaruman: tegak lurus sedalam 0.3 – 0.4 cun bisa moxa.
Fungsi: membuka indra telinga, melancarkan qi, meningkatkan pendengaran,
membersihkan pathogen panas.
Indikasi: ketulian, tinitus, sakit gigi, telinga keluar nanah, nyeri rahang.
v. Te– 22 / he liao
Letak: anterosuperior titik te-21, posterior batas rambut.
Cara penjaruman: menyudut sedalam 0.1 – 0.3 cun bisa moxa.
Indikasi: tinitus, sakit kepala dan kekakuan rahang, leher bengkak.
w. Te – 23 / si zhu kong
Letak: ujung lateral alis mata
Cara penjaruman: menyudut sedalam 0.3 cun ki moxa.
Indikasi: sakit kepala, gangguan pada saraf muka, mata merah, penglihatan
kabur, tic facialis, epilepsi.
Keistimewaan: titik dimana awal qi meridian shao yang tangan dan meridian
shao yang kaki.

C. Blangko status pasien (terlampir)


DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Isa. 2010. Cara Lebih Mudah Menemukan Titik Terapi

Acupoint.Jakarta: Asma Nadia Publishing House.

Saputra, Koosnadi. 2012. Buku Ajar Biofisika Akupuntur dalam

Konsep Kedokteran Energi. Jakarta: Salemba Medika.

Suhartono T. 2009. Diabetik Neuropati: Manajemen Terapi Fokus Cinula.

EGC.

Suharjanti I. 2008.Aspek Psikologis Nyeri Neuropatik. Yogyakarta:

Medigama press.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: ECG


LAMPIRAN
BLANGKO STATUS PENDERITA

Nama Penderita : Ny. A Pendidikan : SMA

Jenis Kelamin : perempuan Pekerjaan : IRT

Tanggal Lahir : 20 Maret 1951 Alamat : Seturan

Agama : kristen Telp. :

I. PENGAMATAN
1. SHEN (Keadaan Jiwa) : optimis, sinar mata cerah
2. SHI (Ekspreis muka) : ceria, cerah, semangat, kulit kuning
langsat
3. SINGTAY (Phisik) : bentuk tubuh tinggi, gemuk, rambut
putih, kulit kuning langsat, gerak sedikit terbatas, tidak
berkeringat, gerakan sedikit terbatas
4. Pengamatan Lidah :
- Otot Lidah : lidah mampu bergerak norma, lidah berwarna
merah muda

- Selaput Lidah : normal, tipis, berwarna merah muda

II. PENDENGARAN DAN PEMBAUAN :


1. Suara Bicara : jelas, lantang
2. Suara Napas : tidak ada suara nafas tambahan
3. Bau Hawa mulut : tidak bau
4. Bau Keringat : tidak bau

III. WAWANCARA
1. Keluhan Utama : kebas di kedua kaki
2. Keluhan Tambahan : tidak ada
3. Riwayat Penyakit :
Sekarang : pasien mengatakan kebas di kaki dikarenakan adanya
riwayat penyakit DM dan juga hipertensi yang diderita
Dahulu : sekitar 2 tahun yang lalu pasien pernah menderita kanker
kandungan dan sudah dioperasi
4. Pertanyaan Khusus : pasien sudah mengalami menopause
5. Sindrom yang ditemukan : meridian SP (limfe), defisiensi

IV. PERABAAN
1. Daerah keluhan : di kedua kaki |dari bagian bawah lutut hingga telapak
kaki
2. Nadi : mengambang terasa, tenggelam terasa, teraba kuat, Nadi :
87 x/menit.

A. KESIMPULAN
1. Keluhan Utama : kebas pada kedua kaki
2. Letak kelainan : dari bagian bawah lutut hingga telapak kaki
3. Jenis/sifat kelainan : defisiensi meridian SP
4. Penyebab Penyakit : PPL jatuh

B. DIAGNOSA SECARA AKUPUNKTUR


Kebas kaki oleh karena defisiensi meridian limfe oleh karena PPL
jatuh

C. TERAPI
1. Titik yang dipilih : ada 10 titik (SP 3, 6, 9) dan (ST 36, 40)
2. Jadwal Pengobatan : 2 kali seminggu
3. Dasar Pertimbangan : disesuaikan dengan kemampuan ekonomi
serta waktu pasien
4. Saran/Anjuran : penggunaan alas kaki pada saat dirumah untuk
menghindari terjadinya luka pada kaki

Anda mungkin juga menyukai