Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG 2
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. DEFENISI 4
B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM 4
C. ETIOLOGI 6
D. PREVALENSI 7
E. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (Fisiologis) 8
F. PATOFISIOLOGI 11
G. MANIFESTASI KLINIS 12
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 14
I. PENATALAKSANAAN 15
J. PENCEGAHAN 17
ASUHAN KEPERAWATAN 17
BAB III PENUTUP 28
A. KESIMPULAN 28
B. SARAN 28
DAFTAR PUSTAKA 29

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 1


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu
bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium
dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena
itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena
merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang
bersangkutan.

Siklus kehidupan seorang wanita normal akan melewati masa


klimakterium yaitu masa peralihan dari fase reproduksi menuju fase tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokronologi dari ovarium.

Dalam perjalanan hidupnya seoarng wanita yang mencapai umur sekitar 45


tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi
hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran
dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada kelenjar tiroid dengan
hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar
paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Terdapat peningkatan hormon
FSH dan LH. Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai
perubahan pada fisik dan psikis.

Menopause merupakan berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang


berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah
saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir
sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut perubahan
kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian klimakterium ?
b. Apa saja masa-masa klimakterium?
c. Bagaimana etiologi klimakterium?
d. Bagaimana prevalensi klimakterium
e. Apa saja perubahan yang terjadi pada masa klimakterium?
f. Bagaimana patofisiologi klimakterium
g. Apa manifestasi klinis klimakterium
h. Apa saja pemeriksaan diagnostic klimakterium

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 2


i. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium
j. Bagaimana cara pencegahan klimakterium
k. Bagaimana asuhan keperawatan klimakterium?

C. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu pengertian klimakterium
b. Mengetahui masa-masa klimakterium
c. Mengetahui etiologi klimakterium
d. Mengetahui prevalensi klimakterium
e. Menjelaskan perubahan pada masa klimakterium
f. Mengetahui patofisiologi klimakterium
g. Mengetahui manifestasi klinis klimakterium
h. Mengetahui Pemeriksaan diagnostic klimakterium
i. Mengetahui Penatalaksanaan klimakterium
j. Mengetahui cara pencegahan klimakterium
k. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klimakterium

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 3


BAB II PEMBAHASAN

A. DEFENISI

Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal


seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir
masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif.

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap


reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita
berumur 40-65 tahun. (Sarwono,1999)

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi


menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya
fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad,
2003, hal 1)

Klimakterium yaitu fase peralihan antara


pramenopause dan pascamenopause. (Baziad,
2003 ,hal 1).

Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau


setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 ).

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita


dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002,
hal 2 ).

B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM

a. Pramenopause
Pramenopause adalah masa sekitar usia 40 tahun dengan dimulainya siklus haid yang
tidak teratur, memanjang, sedikit, atau banyak, yang kadang-kadang disertai
dengan rasa nyeri. Pada wanita tertentu telah muncul keluhan vasomotorik
atau keluhan sindroma prahaid. Dari hasil analisis hormonal dapat ditemukan
kadar FSH dan estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi
dapat mengakibatkan terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga
kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi. Keluhan yang
muncul pada fase premenopause ini ternyata dapat terjadi baik pada keadaan
sistem hormon yang normal maupun tinggi, sedangkan keluhan yang muncul

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 4


pasca menopause umumnya disebabkan oleh kadar hormon yang masih
normal maupun tinggi, hingga kini belum diketahui.
b. Perimenopause
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya < 18 hari. Sebanyak
40% wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik. Pada sebagian wanita,
telah muncul keluhan vasomotorik, atau keluhan sindrom prahaid. Kadar FSH,
LH dan estrogen sangat bervariasi.
c. Menopause
Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35
mIU/ml). Pada awal menopause kadang-kadang kadar estrogen rendah. Pada
wanita gemuk kadar estrogen biasanya tinggi. Bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan dan dijumpai kadar FSH >35 mIU/ml dan kadar estradiol <
30 pg/ml, maka wanita tersebut dapat dikatakan telah mengalami menopause.
d. Pascamenopause
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senium yang dimulai
setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35 mIU/ml)
dan kadar estrodiol yang rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropi
sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi. Namun, pada wanita yang gemuk
masih dapat ditemukan kadar estradiol yang tinggi. Hampir semua wanita
pasca menopause umumnya telah mengalami berbagai macam keluhan yang
diakibatkan oleh rendahnya kadar estrogen.
e. Senium
Seorang wanita disebut senium bila telah memasuki usia pasca menopause lanjut
sampai usia > 65 tahun.

C. ETIOLOGI

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 5


Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi
berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks,
penurunan sekresi estrogen.

Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal


dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang
merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang
dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin
releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar
hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH
ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH
akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang
ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur).
Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan
menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari
ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ
berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang
memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel
telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi
bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu seterusnya sampai
mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium semakin
menurun.

Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai


dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi
selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum
menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka
perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran
hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara
hipotalamus- hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang
mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya
produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi
umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan
mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH
dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk
hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 6


klimakterik. Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh
turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang
dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi
150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng.
Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan
keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan
neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan
gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap
wanita berbeda-beda bergantung pada:

1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid


seks ovarium.
Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak
panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala
lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ
sasaran (osteoporosis).

2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda


dari keluhan
klimakterik.

3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan


membe-rikan
penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

D. PREVALENSI
Pada 25 tahun terakhir, umur harapan hidup orang Indonesia bertambah
dari 47,2 pada tahun 1971 menjadi 66,7 pada tahun 1995. Jumlah penduduk yang
berusia tua, termasuk kelompok usia menopause juga bertambah. Pada tahun 2020
jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan mencapai 262,6 juta orang dan usia
menopause diperkirakan sebanyak 30,3 juta orang. Pada masa 20 tahun terakhir
ini umur menopause yang pada tahun 1980 berusia 46 tahun, pada tahun 2000
menjadi 49 tahun.

E. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (Fisiologis)


1. Perubahan pada organ reproduksi

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 7


a. Uterus
Ukuran panggul mengecil karena:
- Menciutnya selaput rahim (atropiendometrium)
- Hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat anatar sel
b. Tuba fallopi
Lipatan-lipatan menjadi pendek, menipis, mengkerut, endotalping, adannya
serabut getar dalam tuba (sillia) kemudian menghilang.
c. Ovarium
- Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berkurang
- Usia 45-50 tahun, rata-rata sel primordial menurun sampai deng
d. Serviks
Serviks akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina atropilatita
servikal, kanalis servikalir memendek, meneyrupai ukuran serviks
vundus pada masa adolescent.
e. Vagina
Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan hilangnya ruage
(lipatan-lipatan vagina)
- Berkurangnya pembuluh dara
- Penurunan elastisitas
- Secret vagina encer, indeks korio, piknotik menurun
- Privagina (basah botderline) oleh karena peningkatan cadanga
gula dalam selmudah infeksi
f. Vulva
- Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak,
jaringan elastis.
- Kulit menipis, pembuluh dara berkurangpengerutan lipatan
vulva
- rambut di mons pubis berkurang tebalnya
- nyeri saat sengama (dispareunia), mengkerutnya introitus

2. ANATOMI

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 8


3. Perubahan pada organ nonreproduksi
a. Dasar panggul
Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atrofi) dan
melemahnya daya sokong akibat prolapsus uterovagival (turunnya
alat-alat kelamin bagian dalam).
b. Anus dan perineum
Lemak di bawah kulit berkurang, atrofi otot sekitarnya, menyebabkan tonus
sfingter melemah, dan menghilang, sering terjadi inkontinensia
alvivagina (buang air kecil dan besar tidak terasa).
c. Vesika urinaria (blodder)
Aktivitas kendali, sfingter dan otot detrusor (otot-otot blodder/kandung
kemih) mengilang sehingga sering terjadi tidak kuat menahan rasa
ingin buang air kecil
d. Kelenjar payudara
lemak subcutan diserab, parenkim atrofi, lobulus menciut, stroma jaringan
ikat vibrosa menebal, putting susu mengecil, kurang erektil,
pigmentasi berkurang sehingga payudara mendatar dan mengendor

4. Perubahan pada susunan ekstrogenital


a. Adipostiosir (penimbunan lemak)
Hal ini berhubungan dengan penurunan estrogen dan ganguan pertukaran
zat dasar metebolisme lemak.Penyebaran lemak terdapat pada
tungkai atas, pinggul, perut bagian bawah, dan lengan atas. Ada
sekitar 20% wanita klimaterik yang mengalami sedikit kenaikan
badan dan 20% yang mengalami kenaikan mencolok. Hal ini diduga

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 9


ada hubungannya dengan esterogen dan turunnya esterogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
b. Hiperkolesterolemia ( Kolesterol Darah Tinggi)
Penurunana atau hilangnya kadar esterogen menyebabkan peningkatan
kolesterol dan penurunan lemak total. Peningkatan kadar kolesterol
pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat dari laki-laki.
Peningkatan kadar kolesterol merupakan factor utama penyebeb
aterosklerosis (pengapuran dinding pembuluh darah)
c. Aterosklerosis (Pengapuran Dinding Pembuluh Darah)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan
meningkstnys factor risiko terhadap terjadinya aterosklerosis.
Khusus mengenai pengapuran pembuluh darah jantung (sklerosis
koroner) dan kematian sel otot jantung (infark miokardium), akan
terjadi 1-2 kali lebih sering setelah estrogen menurun.
d. Hipertesi (Tekanan Darah Tinggi)
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah, baik tekanan
sistolik maupun diastolik. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi
esensial primer (hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya)
adalah wanita berusia 45-70 tahun dan diketahui permulaan
peningkatan tekanan darah selama masa klimaterium , terjadi secara
bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari tekanan darah
sebelumnya
e. Virilasasi (tumbuhnya rambut)
Produksi hormone estrogen pada wanita pasca menopause berkurang tetapi
tidak hilang sama sekali. Menurut Siiteri dan Mac Donald, produksi
esterogen pada wanita pascamenopause terjadi melalui mekanisme
“aromatisasi ekstraglandula”, yaitu bukan dari ovarium. Hanya
sedikit esterogen (jika ada) yang disekresi dari ovarium esterogen
yang berasal dari aromatisasi ekstraglandula ini disebut sebagai
estron (E1), yang secara biologi lebih lemas daripada esterogen dari
ovarium yang disebut dengan estrodiol (E2).
f. Osteopenia (Pengurangan Kadar Mineral Tulang) sampai
Osteoporosis (Pengeroposan Tulang)
Dengan turunnya kadar esterogen maka proses pematangan sel tulang
(osteoblast) terhambat, dan dua hormone yang berperan dalam,
proses ini, yaitu vitamin D dan PTH (parathyroid hormon) pun
turun, sehingga dimulailah proses berkurangnya kadar mineral
tulang. Apabila ini berlanjut terus, yang berhubungan dengan ,
kelanjutan harapan hidup, maka akan tercapai keadaan osteoporosis,
yaitu keadaan kadar mineral tulang yang sedemikian rendah
sehingga tulang menjadi mudah patah. Diketahui 85% wanita
menderita osteoporosis yang terjadi ± 10 tahun setela menopause
atau 8.

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 10


F. PATOFISIOLOGI
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadtropin , sehingga
terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi kegagalan
fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnyareaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu ternyata yang
paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

KLIMAKTERIUM
Penurunan fungsi ovarium

Berkurangnya kemampuan ovarium Menjadi rangsangan gonadotropin

Terganggunya interaksi antara Hipotalamus-Hipofisis

Kegagalan fungsi korpus luteum

Penurunan fungsi steroid ovarium

Berkurang respon timbal balik negative terhadap hipotalamus

Peningkatan produksi FSH dan LH

Yang paling mencolok adalah peningkatan FSH

G. MANIFESTASI KLINIS

Gejala fisik :
a. Hot flushes di mulai dari :
Pipi terasa panas dan merah. Menjalar keleher, tengkuk, dan dada bahkan seluruh
tubuh.
b. Diikuti vasokontriksi yang menimbulkan perasaan dingin.
c. Saat timbul panas diikuti pengeluaran keringan, malam hari : night sweats.
d. Penurunan estrogen akan mempengaruhi semua endrogen sehingga
menimbulkan gejala klinis.
e. gejala klinis ini mungkin dapat diterima, tetapi sebagian
memerlukan pengobatan hormon pengganti.
f. Perdarahan tidak teratur, meliputi peningkatan interval antara
periodemenstruasi atau tidak datangnya periode menstruasi.(Brooker,
2009)

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 11


Gejala psikologis :
a. merasa kurang menarik terhadap suami
b. perasaan murung tanpa sebab.
c. mudah tersinggung
d. depresi
e. kelelahan
f. Semangat berkurang
g. sulit tidur.

Gangguan neurovegetatif( disebut juga gangguan vasomotor) seperti :


● Keringat banyak pada malam hari karena efek hot flush.
● Rasa kedinginan
● Sakit kepala
● Desing dalam telinga
● TD goyah
● Berdebar
● Sulit bernafas
● Jari-jari atrofi
● Gangguan usus

Gangguan somatic :
● Gangguan haid / amenorea
● Inkontinensia urin (54 tahun)
● Disuria
● Osteoporosis (mulai sekitar usia 57 tahun)
● Arthritis
● Aterosklerosis (mulai sekitar usia 63 tahun)
● Sklerosis koroner. ( Sarwono, 2005 ).

Kekurangan estrogen yang terus terjadi dapat menyebabkan efek jangka


panjang,yaitu:
● Atrofi vagina yang dapat menyebabkan ( atrofi dan perubahan otot dasar
pangguldan ligament penopangnya.
● Osteoporosis Penurunan masa tulang menyebabkan penyakit jantung
koroner dan stoke secara bermakna pada wanita setelah mengalami
monopouse.
● Perubahan rambut dan kulit , juga atrofi payudara.( Crish Brooker, 2009)

Gejala yang terjadi pada periode paska klimakterium


Gejala-gejala yang terjadi pada vase paskamenopause di hubungkan dengan atrovi
genitalia dan osteoporosis.
1. Atrofi genetalia

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 12


Akibat penurunan kadar estrogen, epitel vagina menipis dan PH vagina
meningkat, timbul kekeringan, rasa terbakar, iritasi dan dyspreunia.
Penyusutan uterus, vulva,dan bagian distal uretra menimbulkan gejala-
gejala yang mengganggu seperti : sering berkemih, disuria, prolaps
uteri, stres inkontinensia, dan konstipasi.
Rasa gatal di sekitar vulva timbul karena vulva menjadi lebih tipis, kurag
elastis, dan lebih rentan terhadap peradangan.
Dyspreunia (hubungan seksual yang menimbukan rasa nyeri) dapat terjadi
karena vagina menjadi lebih kecil, dinding vagina menjadi lebih tipis
dan kering, lubrikasi selama stimulasi seksual berlangsung lebih lama.
Hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan paskakoitus dan
wanita mungkin memutuskan untuk mengela melakukan hubungan
seksual.
2. Osteoporosis
Adalah penurunan masa tulang seiring dengan peningkatan umur, yang di
hubungkan dengan peningkatan kerentanan fraktur. Penurunan kadara
estrogen menyebabkan tulang yang tua menjadi cepat rapuh dari pada
tulang yang baru, hal ini menyebabkan tulang secara perlahan menjadi
tipis.
Estrogen di perlukan untuk mengubah vitamin D menjadi kalsitonim yang
esensial dalam absorpsi kalsium oleh usus halus. Penurunan absorpsi
kalsium, penipisan tulang, membuat wanita paskamenopause beresiko
menglami masalah yang berhunbungan dengan esteoporosis. Saat
wanita berusia 80 tahun kehilangan 47% tulan trabekular di vertebra,
pelvis, dan tulang pipih lain dan epipisis.
Asupan kalsium yang rendah merupakan factor resiko, khususnya selama
masa remaja (John ston, longcope,1990). Asupan tinggi protein atau
kafein meningkatkan ekskresi kalsium. Merokok, asupan alcohol
berlebihan, asupan fosfor yang melebihi kalsium (terjadi saat
mengkomsumsi minuman ringan), menupakan factor resiko lain.
Osteoporosis tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan sinar X 30-50 %
massa tulang hilang.
Tanda osteoporosis :
● Penurunan tinggi badan akibat fraktur dan kolaps tulang
belakang
● Munculnya bongkol di punggung yang membuat tulang
belakang toidak dapat menopang tubuh bagian atas, serta
fraktur pelvis.
● Nyeri punggung dapat timbul
● Fraktur seringtimbul karena individu jatuh.

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 13


3. Penyakit jantung coroner
Wanita paskamenopause beresiko menderita penyakit jantung coroner, karena
mengalami penurunan kadar kolesrerol lipoprotein densitas tinggi
(HDL) dalan serum serta peningkatan kadar lipoprotein densitas
rendah (LDL).

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah:
Kadar progesterone dan estrogen (estradiol). Pada menopause, kadar progesterone
dan estrogen rendah. Kadar estriol normal berkisar antara 40-250 pg/ml.
sedangkan pada menopause kadar estriol kurang dari 20 pg/ml. selain itu,
terjadi peningkatan FSH 30 ml unit\mili.
2. Kadar kolesterol, HDL ( Hing Densyti Lipoprotein ), LDL (Low Densyti
Lipoprotein). Pada umumnya, klien yang suda mengalami mengalami
menopause kadar kolesterol dan LDL meningkat, HDL menurun.
3. Tes kehamilan
4. Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG akan negatige (-)
5. Pada pemeriksaan Pap smear bisa di ketahui adanya perubahan pada
lapisan vagina akibat perubahan estrogen.

I. PENATALAKSANAAN

Menurut Brunner & Suddarth (2001), penatalaksanaan untuk wanita


dengan klimakterium dan menopause adalah sebagai berikut :
1. Mengubah gaya/pola hidup
a. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan
sayuran.
c. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
d. Menghindari merokok.
2. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya
ini juga membawa dampak positif, seperti :
a. Menguatkan tulang

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 14


b. Meningkatkan kebugaran
c. Menstabilkan berat badan
d. Mengurangi keluhan menopause
e. Mengurangi stress akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan
wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa organ
tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit sudah
dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga
kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga
yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan
berenang. (Kasdu, 2002)
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan
atau menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.
Syarat penggantian esterogen yang harus dipenuhi meliputi tekanan darah
tidak pernah tinggi, pemeriksaan sitologik normal, besar uterus normal, tidak ada
miom uterus, tidak ada varises di ekstremitas bawah, tidak terlalu gemuk,
kelenjar tiroid normal, kadar normal (Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida,
kalsium, fungsi hati), konsultasikan terlebih dahulu pada spesialis penyakit
dalam apabila ditemukan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, dan
diabetes melitus.
Sediaan estrogen tidak diberikan apabila terdapat, tromboemboli, menderita
penyakit hati, koleltiasis, sindrom Dubin Johnson Rotor (gangguan
sekresibilirubin), riwayat ikterus dalam kehamilan, karsinoma endometrium,
karsinoma mammae, riwayat gangguan penghilatan, anemia berat, varises berat,
tromboflebitis, penyakit ginjal.
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
5. Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindrom
klimakterium menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain
itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 15


menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada
saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan
penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan
jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk
mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan
kesehatan wanita yang bertambah tua. (Kasdu, 2002)
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik :
a. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan dengan
pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis
untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal
b. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gunakan
lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hormon atau foam
kontrasepsi
c. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan
mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot perineal
seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan.
d. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit
e. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum
suplemen kalsium dan susu yang dapat membantu untuk memperlambat proses
osteoporosis
f. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan
vitamin C (500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih yang
berhubungan dengan atrofi uretra
g. Aktivitas seksual yang sering dapat membantu untuk mempertahankan elastisitas
vagina

J. PENCEGAHAN

1. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-


inflamasi, seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua,

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 16


kacang-kacangan, dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari konsumsi
makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin.

2. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah


deposit lemak.

3. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat


pro-inflamasi dan merusak jaringan yang sehat.

4. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.

5. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi
kronik

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
A. Wawancara
a. Keluhan utama : riwayat klimakterium
- Apakah mengalami hot flusher (panas dikulit), banyak keringat, sakit kepala,
pernah mengalami kekeringan pada vagina, nyeri selama berhubungan seks,
pencapaian orgasme yang lama.
- Apakah klien menderita kelainan menstuasi seperti : Dismenorea, Polimenorea
(siklus menstruasi yang panjang), Hipomenorea (menstruasi yang sedikit),
Hipermenorea (menstruasi yang banyak)
- Apakah klien mengalami Papitasi, sakit kepala (migrain), kelelahan, nyeri
otot/sendi, nyeri punggung, peningkatan BB.
- Apakah klien mengalami vertigo, keringat banyak, adanya rasa kedinginan
- Apkah Libido berkurang, sering merasa gugup, mudah
tersinggung/iritabilitas/agitasi gampang depresi, menjadi pelupa
- Apakah klien merasa cemas dan takut kehilangan kebanggan sebagai wanita
yang merasa tidak lagi menarik buat pasangannnya
- Apakah klien mengalami insomnia

b. Riwayat penyakit sekarang :

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 17


- Seberapa berat keluhan utama menggangu,
- Apa yang meringankan keluhan utama

c. Riwayat penyakit dahulu


- Kapan menarche : makin dini menarche, makin lambat menopause
- Sejak kapan menstruasi berakhir ?
- Obat-obatan yang dikonsumsi ?
- Apakah klien mengalami siklus menstruasi tidak teratur ?
- Adakah keluhan lain yang menyertai saat menstruasi ?
- Apakah klien merokok ?
- Apakah klien pernah mengalami fraktur/jatuh

d. Riwayat penyakit keluarga


- Apakah riwayat keluarga ada yang mengalami kanker/osteoporosis ?

B. Pemeriksaan fisik
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah normal atau 140 mmHg,
- Suhu meningkat dan bila terjadi menggigil / suhu menurun
- Nadi batas normal 80-100 x/menit
- Respirasi batas normal 20-24 x/menit
- Integumen
Terjadi kemerahan (flusher) terutama daerah dada, leher, kepala dan sensasi
panas, banyak keringat, kadang terjadi kedinginan.
- Reproduksi
Ovarium mengecil/mati, vagina lebih kecil dan dinding tipis, kering, plastisitas
menurun, menstruasi berhenti.
- Murkuloskeletal
Terjadi osteoporosis, fraktur, nyeri punggung, penurunan tinggi badan penonjolan
tulang belakang.
- Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan LDL
- Endokrin : penurunan hormon estrogen dan progesteron, siklus menstruasi
menjadi tidak teratur/berhenti,
- Perkemihan : Aktivitas kendali, spingter dan otot-otot detrussor (otot-otot
blodder) hilang/menurun. disuria, sering berkemih, rasa terbakar bila miksi.

B. KLASIFIKASI DATA

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 18


· DATA SUBYEKTIF
1. Klien mengeluh nyeri pada tumit
2. Klien mengatakan sulit tidur
3. Klien mengatakan takut dengan kondisinya
4. Klien mengatakan sakit kepala karena sering memikirkan usianya
5. Klien mengatakan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual
suaminya
6. Klien mengatakan takut suaminya meninggalkannya
7. Klien mengatakan stres dengan keadaan usianya
8. Klien mengatakan kurang percaya diri dengan keadaannya saat ini
· DATA OBJEKTIF
1. TD 140/80 mmHg
2. Nadi 90 x/menit
3. Saat dilakukan pemeriksaan klien terlihat banyak mengeluarkan keringat
4. Tampak lingkaran hitam pada mata klien
5. Klien selalu memikirkan tentang usianya yang sudah tua
6. Klien nampak meringis pada saat berjalan.

C. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Do : Suhu > Wanita umur lebih dari 45 tahun Gangguan
37,5 0C ↓ keseimbangan
Tampak warna Ovarium mengecil/ mati suhu tubuh :
merah pada ↓ Hipertermia
muka, leher, dada Estrogen menurun
(hot flusher) ↓
Ds : Klien Ketidakstabilan vasomotor
mengeluh rasa ↓
panas terutama Vasodilatasi dan vasokontriksi
pada kepala, ↓
leher, dada, dan Rasa panas, kemerahan, pada
kemerahan pada kulit, Pe ↑ suhu tubuh
kulit. ↓
Gangguan keseimbangan suhu
tubuh : hipertermia
2 Do : Reproduksi wanita atropi nyeri saat
Pemeriksaan ↓ berhubungan
dalam vagina Penurunan kadar estrogen seksual
lebih tipis, kecil ↓
dan kering Vagina lebih kecil, dinding
Ds : vagina tipis, elastisitas menurun
Klien mengeluh ↓
nyeri dan panas Aktivitas senggama
saat melakukan ↓
hubungan seks Lubrikasi lebih lama

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 19



Dispareunia(nyeri saat
berhubungan seksual)

Do : Saat PD
vagina lebih
3 kecil, kering dan Gangguan
tipis pemenuhan
Ds. - Klien kebutuhan
mengatakan takut seksual
melakukan
Produksi estrogen ↓
hubungan seksual
(coitus) ada rasa
nyeri saat
hubungan seksual
- Klien merasa
pasangannya
tidak lagi tertarik
pada dirinya
- Libido menurun
4 Do : Resti fraktur
- Penurunan
TB, bengkok
dipunggung
- Hasil sinar x :
30-50% masa
tulang hilang
Ds :
- Klien
mengatakan sakit
Penurunan estrogen
dan linu/ ngilu

pada daerah
Berkurangnya massa tulang
tulang dan sendi-

sendi
Osteoporosis
- Klien

mengatakan
Resiko Fraktur
masih merokok
dan asupan
kalsium
berkurang
- Klien
mengatakan nyeri
punggung

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 20


5 Do : - Klien Resti terjadi
Penurunan estrogen
berusia > 45 penyakit jantung

tahun koroner
Penurunan penumpukkan lipid
- Mengalami

menopause
Dalam darah HDL ↓, LDL ↑
- Hasil serum

darah HDL ↓,
Penyakit arteri koroner
LDL ↓

6 Do : - Disuria Klimakterium Resti infeksi


- Vagina ↓ saluran kencing
mengecil dan
kering dan tipis
- Pri vagina Perubahan organ saluran
meningkat vagina kencing
kurang elastis ↓
Ds : - Klien Sering berkemih
mengatakan
sering berkemih
- rasa terbakar
bila miksi
Uretra
memendek

Resti infeksi

7 Ds : Klien Gangguan
mengatakan konsep diri
Masa menopause
merasa

pasangannya tak
Perubahan fisik
lagi tertarik

padanya
Perubahan pada pasangan
- rasa takut

ditolak
Persepsi identitas tidak menarik
- Kelien

membutuhkan
Gangguan konsep diri
waktu lebih lama
untuk orgasme

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 21


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh : Hipertermia b.d. ketidakstabilan


vasomotor akibat estrogen menurun ditandai dengan suhu tubuh > 37,5 0C,
adanya warna merah pada muka, leher dan dada (hot flusher), klien mengatakan
rasa panas terutama pada kepala, leher, dada, dan kemerahan pada kulit.
2. nyeri (dispareunia) b.d. atropi reproduksi wanita ditandai dengan klien
mengalami dipareunia, saat PD vagina lebih kecil, tipis dan kering, klien
mengeluh sakit dan panas saat melakukan hubungan seksual, ada pendarahan
pasca coitus.
3. Gangguan pemenuhan keb. Seksual b.d. dispareunia ditandai dengan saat PD
vagina lebih kecil , kering, dan tipis. Klien mengatakan takut dalam melakukan
hubungan seksual atau coitus, ada rasa nyeri saat berhubungan seksual.
4. Gangguan konsep diri : peran diri b.d. perubahan fisik akibat masa menopause
di tandai dengan klien merasa takut ditolak, mempunyai perasaan pasangannya
tak tertarik padanya, klien membutuhkan lebih lama untuk mencapai orgasme.
5. Resti terjadi penyakit jantung koroner b.d. penurunan penumpukan estrogen
ditandai dengan klien berumur > 45 tahun, mengalami menopause, hasil serum
darah HDL ↓, LDL ↑.
6. Resti terjadi fraktur b.d. osteoporosis ditandai dengan penurunan tinggi badan,
bengkak dipunggung, sinar x : 30-50% masa tulang hilang, klien mengatakan
sakit dan ngilu / linu daerah tulang, sendi-sendi, klien mempunyai riwayat suka
merokok dan asupan kalsium berkurang, nyeri punggung.
7. Resti terjadi infeksi saluran kencing (ISK) b.d. atropi vagina PH vagina ↑,
ditandai dengan disuria, vagina mengecil, dan tipis, PH vagina ↑, vagina kurang
elastis, klien mengatakan sering berkemih, rasa terbakar bila miksi.

E. INTERVENSI
Intervensi Keperawatan
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Tupan: klien Beritahu klien untuk Me ↓ panas dan proses
mengetahui fisiologi memakai pakaian yang evavorasi
klimakterium tipis dan menyerap
keringat.
Tempat yang panas akan
Tupen: dalam jangka Hindari tempat yang direspon tubuh dengan me ↑
waktu 3 hari dengan bersuhu panas suhu tubuh untuk
keseimbangan suhu menyesuaikan dengan suhu
tubuh terjadi dengan lingkungan sehingga
kriteria : suhu tubuh Intake cairan temperatur akan semakin
36,5 0C-37,5 0C ditingkatkan tinggi

Kolaborasi untuk terapi . Cairan berfungsi sebagai


pengantian estrogen salah satu termoregulator
tubuh

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 22


Berikan konseling Estrogen akan
tentang pengaruh panas mengembalikan stabilitar
dan kemerahan tersebut vasomotor

Supaya mengerti dan


menyadari akan perubahan
fisiknya dan tubuh
mengalami adaptasi

2 Tupan : dalam Beritahu untuk Dapat mengurangi atau


jangka waktu 1 menggunakan kondom meredakan nyeri akibat
minggu, gangguan yang lubricating jelly hubungan seksual
rasa nyaman tak atau minyak kelapa atau
terjadi pelumas larut air jika
mau bersenggama
Tupen: dalam jangka
waktu 1 hari klien Beritahu untuk tidak Dapat menyumbat kelenjar
mengetahui metode- menggunakan pelumas vagina dan dapat menjadi
metode tentang cara- yang mengandung tempat infeksi bakteri
cara menghindari minyak seperti jelly
dispreunia waktu petroleum cuaselin.
bersenggama
3 Tupan : dalam Beritahu klien untuk Lubrikan berfungsi sebagai
jangka 1 minggu tak menggunakan lubrikan pelumas lokal divagina saat
terjadi ggn keb. lokal divagina saat akan akan melakukan senggama
Pemenuhan seksual melakukan senggama
Lakukan senggama Iritasi menyebabkan luka
Tupen : dalam dengan hati-hati dan yang merupakan pori de
jangka waktu 1 hari hentikan senggama jika entry mikroorganisme
klien tidak terjadi terjadi iritasi sehingga dapat menimbulkan
ggn pemenuhan keb. infeksi
Seksual
4 Tupan: dalam jangka 1. Beritahu/diskusikan Memberikan pemahama
waktu 1 minggu tentang perubahan
peran diri klien tak adaptasi masa
terganggu menopause pada klien
dan pasangannya
Tupen: dalam jangka
waktu 1 hari peran 2. Beritahu bahwa Karena wanita yang hidup
diri klien tak dengan tidak adanya lebih lama dari pasangannya
terganggu dengan pasangan akan lebih sedikit kesempatan
kriteria : memberikan efek untuk mengembangkan
- klien tetap percaya merusak ekspresi seksual hubungannya
diri

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 23


- Klien dapat 3. Berikan penjelasan
menerima perubahan bahwa wanita dan Aktivitas seksual tidak
tersebut pasangannya dapat berakhir karena menopause
mengubah cara mereka
mengungkapkan
seksualits selama dan
setelah menopause

5 Tupan : dalam Beritahu tentang tanda Untuk dapat waspada dan


jangka waktu 10 dan gejala penyakit antisipasi
tahun tak terjadi jantung coroner
penyakit jantung
korona Berikan penjelasan Supaya waspada
bahwa penyakit jantung
Tupen : dalam koroner merupakan
jangka waktu 1 hari penyebab utama
klien mengerti kematian
tentang klien
mengerti tentang Kolaborasi untuk
gejala dan cara-cara pemberian therapi Dapat memperlambat proses
untuk menghindari hormon penggantian ini
terjadinya penyakit estrogen (ERT)
jantung koroner
6 Tupan : dalam Beritahu klien untuk diet Kalsium sebagai bahan dasar
jangka waktu 10 tinggi kalsium, fosfor untuk pembentukan tulang
tahun tidak terjadi dan vit. D yang berkaitan dengan fosfor
fraktur atau injuri vit D akan diabsorbsi
Kalsium dari usus sehingga
Tupen : dalam cukup tersedia bagi
jangka waktu 1 hari pembentukan tulang.
klien mengerti
tentang cara-cara Hindari minum teh, kopi Teh, kopi dan alkohol
untuk mencegah atau alkohol berlebihan menambah absorpsi ca
osteoporosis dalam usus

Beritahu untuk Olah raga me ↑ kekuatan


melakukan olahraga tulang dengan cara
secara teratur menstimulasi proses
osteoblast

Beritahu untuk Meningkatkan deposit


mengkonsumsi suplemen kalsium untuk proses
kalsium orteoblast

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 24


7 Tupan : dalam Beritahu untuk banyak Untuk menurunkan
jangka waktu 10 minum air ± 6-8 gelas / konsentrasi urine,
tahun tidak terjadi hari pertumbuhan bakteri, dapat
ISK mencegah miksi

Tupen : dalam Beritahu mengenai tanda Supaya waspada dan segera


jangka waktu 1 hari dan gejala ISK menghubungi pelayanan
klien tak mengalami perawatan atau petugas
/tahu mengetahui Beritahu/latih untuk kesehatan
cara mencegah melakukan kegel
terjadinya ISK ecsercise Dapat menguatkan otot-otot
rahim/vagina.

F. IMPLEMENTASI
Komponen pada tahap implementasi adalah:
● Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.Tindakan
keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurse
Assiciation (1973) dengan kebijakan institusi perawatan kesehatan
● Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimplementasikan bila perawat bekerja
dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam membuat keputusan
bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah klien
● Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan
keperawatan
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas yag otentik
dengsn mempertahankan catatan-catatan yang tertulis

G. EVALUASI
Menurut Doenges (2003), setelah dilakukan implementasi keperawatan maka
evaluasi yang di harapkan untuk pasien dengan klimakterium si antaranya
sebagai berikut :
- Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
- Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 25


- Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari
- Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku
- Pasien menyatakan nyeri berkurang/terkontrol
- Pasien tampak rileks
- Pasien mampu melakukan aktivitas
- Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah
- Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi
- Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual
- Pasien mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual
- Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 26


BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reroduksi dan berakhir
pada awal senium dan terjadi pada wanita berumr 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan
berbagai macam keluhan endrokinologis Menopause artinya berhenti haid, terjadi dalam
masa klimakterium pada usia sekitar 50 tahun.Pascamenopause adalah masa 3 – 5 tahun
setelah menopause .Klimaterium dan Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan
memang tidak dapat dihindari. Menopause dan klimaterim bukanlah suatu penyakit,
namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita.

B. SARAN

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 27


Masa menopause dan klimaterium adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh setiap
wanita. Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional yang pada dirinya
maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar dapat
mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh
sejak masih muda, juga memperluas wawasan pengetahuan tentang masalah
menopause.

DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara. Jakarta:
Gramedia.

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 28


Kehidupan Seksual Wanita Saat Memasuki Usia Menopause.
http://psks.lppm.uns.ac.id diakses pada 3 Agustus 2012.

Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi


3. Jakarta : EGC

Gejala Klimakterium dan Paska Klimakterium 29

Anda mungkin juga menyukai