Anda di halaman 1dari 86

Bahasa Ibrani (1)

Disusun oleh:
Stefanus Suheru, M.A., M.Si.Teol.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KINGDOM


Jl. Antasura – Nangka Utara, Kom. Lembah Pujian Blok A I Denpasar - Bali
2016
DAFTAR ISI

No Pokok Bahasan Halaman


Daftar Isi 1
01 Sejarah & Sifat Bahasa Ibrani 2
02 Abjad Ibrani 3
03 Pengucapan 6
04 Transliterasi 7
05 Vokalisasi 8
06 Shewa 15
07 Suku Kata ( Syllable ) 17
08 Dagesh 20
09 Tanda-tanda Baca 23
10 Maqqef 25
11 Ketiv dan Qere 25
12 Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu ) 27
13 Awalan Penghubung ( The Conjunction Waw ) 31
14 Kata Sifat 35
15 Kata Benda & Kata Sifat 38
16 Kata Ganti ( Pronouns ) 48
17 Kata Depan ( Prepositions ) 54
18 Kata Kerja Biasa ( Strong Verbs ) 61
19 Kata Benda Bentuk Perpendekan 68
20 Akhiran Ganti ( Pronominal Suffixes ) 72
Daftar Kata 79
Bilangan Ibrani 84
Daftar Pustaka 85

1
BAHASA IBRANI
Allah sendiri telah berbicara dalam bahasa Ibrani, bahkan dua pertiga dari seluruh
wahyu Allah disampaikan kepada manusia melalui perantaraan bahasa Ibrani. Oleh
karena itu, sepatutnyalah kita berusaha untuk mengenal bahasa ini.

Perhatikan Tabel di bawah ini !

Alkitab Pasal Ayat Keterangan


Perjanjian Lama 929 23.203 Ditulis dalam bahasa Ibrani & Aram
Perjanjian Baru 260 7.659 Ditulis dalam bahasa Yunani Koine
Jumlah Total 1.189 30.862

1. SEJARAH & SIFAT BAHASA IBRANI

Bahasa-bahasa di Timur Tengah Kuno merupakan suatu rumpun yang biasanya


disebut rumpun bahasa Semitis, sesuai dengan nama Sem anak Nuh, yang dianggap
nenek moyang bangsa-bangsa Timur Tengah berdasarkan Kitab Kejadian pasal 10.

1.1. Adapun rumpun bahasa Semitis ini terbagi dalam tiga (3) cabang, yakni :

1.1.1. Cabang Timur : bahasa Akadis, yang mencakup bahasa Babilonia &
Asyur.
1.1.2. Cabang Selatan : bahasa Arab & Etiopia.
1.1.3. Cabang Barat : bahasa-bahasa Kanaan, yang mencakup bahasa Ebla,
Ugarit, Moab, Ibrani & Aram.

Dua dari antara bahasa-bahasa Semitis ini dipergunakan dalam Perjanjian


Lama, yaitu bahasa Ibrani ( hampir seluruh Perjanjian Lama ) dan bahasa
Aram ( Ezra 4:8 - 6:18, 7:12-26, Yeremia 10:11, Daniel 2:4 - 7:28 ).

1.2. Dapat dikatakan ada lima (5) lima periode dalam perkembangan bahasa Ibrani :

1.2.1. Sebelum Tahun 1.000 sM


Hanya ada beberapa tulisan dari jaman kuno tersebut, sehingga sifat bahasanya
kurang dapat dipastikan.

1.2.2. Tahun 1.000 - 500 sM


Bahasa pada jaman ini disebut bahasa Ibrani Klasik, yang dikenal terutama
sekali dari bahasa Alkitab Perjanjian Lama.

1.2.3. Tahun 500 sM - 500 M


Selama seribu tahun ini bahasa Ibrani semakin kurang dipergunakan sebagai
bahasa sehari-hari. Bahasa Ibrani hanya dipakai sebagai bahasa agama.

2
1.2.4. Tahun 500 - 1.900 M
Selama 14 abad bahasa Ibrani hidup sebagai bahasa sastra untuk bangsa
Yahudi, namun tidak dipakai dalam hidup sehari-hari. Pada periode ini, para
sarjana Yahudi ( Kaum Masoret ) menyempurnakan sistim penulisan bahasa
Ibrani serta menyalin naskah-naskah Alkitab Ibrani sekaligus untuk menetapkan
teksnya yang resmi, yang masih dipergunakan sampai saat ini.

1.2.5. Abad XX
Mulai tahun 1881 bahasa Ibrani dipergunakan dalam beberapa daerah di
Palestina, dan sejak tanggal 14 Mei 1948 menjadi bahasa resmi dalam negara
Israel.

Bahasa Ibrani Modern ini pada dasarnya sama dengan bahasa Alkitab Perjanjian
Lama, hanya Gramatika & pengucapannya saja yang disederhanakan serta
banyak kata baru yang dibentuk ataupun dipinjam dari bahasa lain.

2. ABJAD IBRANI

Abjad Ibrani terdiri atas 22 huruf, semuanya huruf-huruf mati ( konsonan ) saja.
Hal ini berarti huruf-huruf hidup ( vokal ) tidak muncul dalam Abjad Ibrani.
Meskipun dalam ucapan bahasa Ibrani terdengar adanya huruf-huruf hidup, namun
demikian huruf-huruf hidup tersebut tidak ditulis, sebab para pemakai bahasa Ibrani
dulu sudah sedemikian terlatih dalam penggunaan bahasanya, sehingga mereka dapat
langsung mengucapkan huruf-huruf hidup pada tempat yang tepat walaupun tidak
ditulis.

Ke-duapuluh-dua huruf Ibrani tersebut adalah sebagai berikut :

Nomor Nama Bentuk Bentuk Arti Contoh Transli Angka


Urut Huruf Cetak Tulis Aslinya Ucapan -terasi
01 ‘alef a Banteng Ke’ada’an
V 1

02 Bet
b Rumah Batu b 2

03 Gimel
g Unta Gudang g 3

04 Dalet
d Pintu Desa d 4

05 He
h Jendela Hak h 5

06 Waw
w Kaitan Voice w 6

07 Zayin
z Senjata Zaman z 7

08 Khet
x Pagar Khotbah Ê 8

09 Tet
j Ular Tanah ð 9

10 Yod
y Tangan Ya y 10

3
11 Kaf
k Telapak
Tangan
Kota k 20

12 Lamed
l Lembu Lunas l 30

13 Mem
m Air Mata m 40

14 Nun
n Ikan Nasehat n 50

15 Samekh
s Sandaran Singa s 60

16 ayin
[ Mata Rakyat
‘ 70

17 Pe
p Mulut Pisang p 80

18 Tsade
c Kail Nats î 90

19 Qof
q Belakang
Kepala
Al-Quran q 100

20 Resy
r Kepala Roda r 200

21 Sin
f Gigi Singa ṡ 300

Syin v Syukur š
22 Taw
t Tanda Tanah t 400

2.1. Beberapa Petunjuk Cara Menulis Huruf Ibrani

2.1.1. Tidak ada perbedaan antara huruf besar dengan huruf kecil.
2.1.2. Kita akan memakai bukan bentuk cetak melainkan bentuk tulis, yang lazim
dipakai dalam Perjanjian Lama, walaupun sedikit lain dari bentuk tulisan yang
sekarang dipakai oleh bangsa Israel.
2.1.3. Tulisan Ibrani dituliskan & dibaca dari kanan ke kiri, sama halnya dengan
bahasa Arab.
2.1.4. Pada dasarnya setiap huruf Ibrani harus memenuhi sebuah kuadrat. Namun
perhatikan bahwa ada beberapa huruf yang lebih kecil, yang hanya mengisi
setengah kuadrat ( n y z w g ) dan ada pula dua huruf yang menonjol
keluar dari kuadrat ( q l ).

2.1.5. Penulisan setiap huruf dimulai dari sudut kiri atas !

4
2.2. Huruf Dengan Bentuk Final

Lima huruf berikut : c p n m k dapat diingat melalui akronim KaM Na


PeTs bilamana muncul pada akhir kata selalu mendapat bentuk yang khusus, yang
disebut bentuk final/akhir. Sedangkan huruf-huruf lainnya hanya memiliki satu
bentuk saja.

No Nama Huruf Bentuk Biasa Bentuk Final


1 Kaf
k $
2 Mem
m ~
3 Nun
n !
4 Pe
p @
5 Tsade
c #
2.3. Huruf-huruf Yang Mudah Dikacaukan

Perhatikan ada beberapa huruf Ibrani harus ditulis dengan sangat teliti agar tidak
dikacaukan. Temukan & rumuskan sendiri perbedaan di antara huruf-huruf yang
dikelompokkan bersama :

No Nama Huruf Bentuk Huruf


1 Bet, Kaf, Pe
p k b
2 Gimel, Nun
g n
3 Dalet, Resy, Kaf Final,
Pe Final
@ $ r d
4 He, Khet, Taw
t x h
5 Yod, Waw, Zayin,
Nun Final
! z w y
6 Tet, Mem, Mem Final,
Samekh
s ~ m j
7 ‘ayin, Tsade, Tsade Final # c [
8 Syin, Sin
f v
Tulislah huruf-huruf Ibrani pada masing-masing kelompok tersebut di atas secara
tepat dalam satu baris, sehingga anda dapat mengenal perbedaan-perbedaan mereka
secara cermat.

5
TUGAS (1)

[1] Tulislah dalam satu baris seluruh huruf dari Abjad Ibrani dalam kertas miliblok.
[2] Kenalilah & sebutkanlah nama setiap huruf Ibrani dalam Kejadian 1:1 di bawah
ini :

#rah taw ~ymvh ta ~yhla arb tyvarb



[3] Tuliskan kelima huruf yang memiliki bentuk final & tuliskan pula bentuk
finalnya !

3. PENGUCAPAN

Ciri khas pengucapan setiap huruf Ibrani dapat dilihat dengan jelas pada Daftar
Lengkap di halaman 3 & 4. Penjelasan-penjelasan berikut hanya merupakan
pelengkap.

3.1. Huruf Valef & ‘ayin bukanlah vokal “a”. Perlu diingat lagi bahwa Abjad Ibrani
hanya terdiri atas huruf-huruf mati ( konsonan ) saja. Huruf adan [ tidak
diucapkan ketika dilafalkan ( sehingga disebut konsonan bisu ).

3.2. Huruf-huruf BeGaD KeFaT


Untuk enam (6) huruf berikut : tpkdgb orang Ibrani mengenal
dua (2) cara pengucapan, yakni pengucapan keras atau pengucapan lembut.
Pengucapan keras ditandai oleh Titik Pengeras di tengah-tengah huruf-huruf
tersebut. Tanpa Titik Pengeras, huruf-huruf tersebut diucapkan lembut.
Namun pada masa kini ( Bahasa Ibrani Modern ) hanya tinggal tiga (3) di antara
enam (6) huruf tersebut di atas, di mana perbedaan antara dua (2) pengucapan
masih terdengar jelas, yakni :

Huruf Pengucapan Huruf Pengucapan


B b b v

K k k kh

P p p f

Peraturan mengenai kapan huruf BeGaD KeFaT memakai Titik Pengeras &
kapan tidak, akan dibahas dalam pelajaran berikutnya.

6
3.3. Huruf Tenggorokan ( Gutturals )
Ada lima (5) Konsonan : [xha dan kadangkala rdiklasifikasi
sebagai huruf-huruf Tenggorokan ( Gutturals ) sebab diucapkan dari dalam
tenggorokan.

3.4. Peraturan pengucapan dalam buku-buku Tata Bahasa Ibrani tidak seragam. Kita
tidak mempunyai rekaman ucapan Musa, Daud, dan Ezra. Dalam perkuliahan
ini, kita akan mengikuti cara pengucapan menurut buku R.K. Harrison, yang
disusun dalam kerjasama dengan orang Yahudi ( Harrison, R.K. Teach Yourself
Biblical Hebrew. New York : David McKay Company, 1976 ).

4. TRANSLITERASI

Tulisan Ibrani dapat ditransliterasikan ( ditulis dengan huruf-huruf Latin ) dan


dalam perkuliahan ini kita mengikuti pola New Bible Dictionary ( NBD ) yang
paling konsekuen di antara pola-pola yang ada ( lihat halaman 2 & 3 ).
Untuk huruf-huruf BeGaD KeFaT berlaku transliterasi sebagai berikut :

Huruf
B b G g D d K k P p T t
Transliterasi b ḇ g ḡ d ḏ k ḵ р  t ṯ

Garis di bawah atau di atas huruf BeGaD KeFaT menunjukkan bahwa ia diucapkan
secara lembut dan tidak memiliki Titik Pengeras di tengah-tengah huruf tersebut.
Perhatikan : garis pada “g” & “p” diletakkan di atasnya, semata-mata agar garis
tersebut tidak mengganggu bagian huruf yang menonjol ke bawah.

Latihan :

Mari kita mulai menulis kata pertama, yang terdiri atas tiga (3) huruf, yaitu : l, m, d.
Untuk menulis kata ini dengan huruf Ibrani, kita harus mulai menulis huruf pertama
di sebelah kanan kertas kita dan menambahkan huruf demi huruf dari kanan ke kiri
sebagai berikut :

Z \
d m l= l m d

7
TUGAS (2)

[1] Tulislah kelompok konsonan berikut di bawah ini dengan tulisan Ibrani !

1. ḥn 6. šlwm
2. sdyn 7. dm
3. mlḵ 8. yldḵn
4. rš 9. lm
5. mšpð 10. ‘bryṯ

[2] Berikanlah Transliterasi Yehezkiel 38:12

$dy byvhl zB zblw llv llvl


hnqm hf[ ~ywGm @sam ~[ law tbvwn twbrx l[
#rah rwBj l[ ybvy !ynqw
5. VOKALISASI

Sampai dengan abad-abad pertama sesudah Kristus, Perjanjian Lama tetap ditulis
dengan konsonan-konsonan saja, meskipun pada saat membaca selalu terdengar bunyi
vokal sebagai penyambung di antara konsonan-konsonan tersebut.

Selama bahasa Ibrani Klasik, yaitu bahasa Ibrani Perjanjian Lama, dipakai dalam
kehidupan sehari-hari, hal mengisi sendiri vokal pada saat membaca tidak menjadi
soal. Bahasa Ibrani dibaca & dibicarakan melalui tradisi oral yang diturunkan dari
generasi ke generasi.

Sekitar abad VI Masehi, ketika bahasa Ibrani Klasik itu tidak lagi dipakai dalam
percakapan sehari-hari melainkan hanya dipakai dalam bidang sastra / bahasa sastra
& hanya dipakai dalam bidang agama, tampaklah adanya kebutuhan untuk
menambahkan petunjuk-petunjuk mengenai vokal-vokal yang tepat, yang perlu
diucapkan pada waktu membaca Perjanjian Lama.

8
5.1. Huruf Vokal

Untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah tersebut di atas, maka mula-mula ada
tiga (3) konsonan yang dipinjam untuk menunjuk tempat vokal dalam suatu kata :

Konsonan Nama Huruf Mewakili Contoh Pengucapan


Vokal
y Yod î , ê
yl dapat dibaca lî
atau lê
w Waw û , ô
wl dapat dibaca : lû
atau lô
h He â , ēh , ōh
hl dapat dibaca :
( pada akhir kata ) lâ atau lēh atau lōh

Oleh karena tiga (3) konsonan yang berfungsi sebagai huruf vokal masing-masing
dapat mewakili lebih dari satu vokal, maka dengan sistim ini tetap perlu mengenal
bahasa Ibrani dengan serius untuk dapat menentukan vokal yang tepat. Hal ini berarti
Perjanjian Lama hanya dapat dibaca secara tepat oleh orang yang mengenal bahasa
Ibrani sebagai bahasa induknya.

Pada saat itu makin terasa kebutuhan yang mendesak untuk melengkapi setiap kata
dengan keterangan yang pasti mengenai vokal-vokal mana yang perlu diucapkan di
dalamnya.

5.2. Tanda-tanda Vokal

Penambahan vokal-vokal kepada konsonan-konsonan dalam naskah-naskah


Perjanjian Lama sungguh menjadi masalah dari segi teologis, sebab berdasarkan
keyakinan orang Yahudi, teks yang suci sama sekali tidak boleh diubah ataupun
ditambahi. Akhirnya ada para ahli naskah, yakni para Masoret yang menemukan
jalan keluarnya. Mereka tidak menciptakan huruf-huruf hidup yang baru untuk
ditambahkan kepada teks Perjanjian Lama yang suci, melainkan mereka hanya
menciptakan suatu sistim titik & tanda kecil yang mewakili huruf-huruf hidup dan
yang dapat ditulis di dalam atau di sekitar huruf-huruf asli tanpa mengganggu
kesucian huruf-huruf tersebut.

9
Sistim Vokalisasi yang diciptakan para Masoret tersebut adalah sebagaimana tertera
di dalam tabel di bawah ini :

Nama Tanda Vokal Transliterasi


Qamets
' ā
Patakh
; a
Tsere
e ē

y e ê
Segol
, e
Khireq
i i

y i î
Kholem
o ō

wO ô
Qamets-khatuf
' o
Syureq
W û
Qibbuts
U u

10
Dengan demikian, vokalisasi bahasa Ibrani dapat diklasifikasi sebagai berikut di
bawah ini :

Vokal Panjang Sejarah Panjang Pendek


a h ' â ' ā ; a
e y e ê e ē , e
i y i î i i
o wO ô o ō ' o
u W û ֻ u
5.2.1. Penempatan Tanda Vokal

Biasanya tanda vokal ditempatkan di bawah konsonan dengan cara sebagai berikut :

<a> Hampir pada semua konsonan, tanda vokal ditulis persis di bawah
pertengahan huruf tersebut.
Contoh : q, [' s; be ai
<b> Konsonan yang memiliki hanya satu tiang saja, menerima tanda vokal persis di
bawah tiang yang satu itu.
Contoh : rI y" z< w: d: gI 
<c> Waw menerima satu titik di sebelah kirinya yang membuat Waw menjadi
Syureq ( W ).
<d> Kholem adalah tanda vokal yang satu-satunya selalu ditempatkan di atas
konsonan bagian kiri.
Contoh : mo rBo
Namun perlu diperhatikan bahwa ada tiga (3) perkecualian mengenai
penempatan tanda Kholem :

[1] Bila konsonan yang menyusul setelah Kholem adalah , maka Kholem a
meninggalkan tempatnya yang sebenarnya & berpindah ke atas huruf
a sebelah kanan atas.
Contoh : lō’ ditulis bukan a ol melainkan aOl
[2] Hal yang sama berlaku untuk Waw yang mempunyai vokal.
Contoh : lōweh ditulis hwO<l bukan hw< Ol

11
f
[3] Demikian pula bila Kholem berdampingan dengan atau , maka v
Kholem akan ditarik oleh kedua huruf tersebut. Bahkan, Kholem menjadi
satu dengan titik yang telah dimiliki oleh kedua huruf tersebut ( berarti tidak
perlu membuat dua titik ).

Contoh :

Kata Penulisan
Mōṡ vom
Mōš
vm
ṡōn !f
šōn
!vo
5.2.2. Pengucapan Tanda Vokal

5.2.2.1. Urutan Konsonan - Vokal

Tidak ada kata Ibrani yang dimulai dengan vokal ! Semua kata Ibrani tanpa
terkecuali dimulai dengan sebuah konsonan. Hal ini berpengaruh terhadap
pengucapan vokal Ibrani, sebab pasti setiap vokal didahului oleh sebuah
konsonan.

Contoh :B' diucapkan bā, tidak mungkin menjadi āb.


mi diucapkan mi, tidak mungkin menjadi im.
Sekarang perhatikan contoh berikut di bawah ini !

dwID" !B, yl;ae rm;a' - transliterasi : Vāmar Vēlay ben Dāwiḏ.

Sekali lagi, ingat beberapa peraturan yang penting :

<a> Setiap vokal PASTI didahului oleh konsonan.

<b>Tidak ada kata Ibrani dengan dua vokal berturut-turut tanpa dipisahkan
oleh konsonan.
<c> Tidak ada kata Ibrani dengan dua konsonan berturut-turut ( kecuali a
dan [ ) tanpa dipisahkan oleh vokal.
Oleh karena itu, ar"B' tidak dibaca bāār’, melainkan bārā’

12
Perkecualian :

Bilamana sebuah kata berakhir dengan huruf Tenggorokan, sewaktu-waktu


patakh akan muncul pada huruf tersebut, dan akan mendahuluinya dalam
pengucapan ( Furtive Patakh ).

Contoh : x;Wr diucapkan rûaḥ , bukan rûḥa.

5.2.2.2. Vokal Homogen

Di mana sudah terdapat huruf-huruf vokal dalam teks ( lihat halaman 9 ), di


situ para Masoret menambahkan tanda-tanda vokal untuk memastikan
pengucapan huruf-huruf vokal tersebut ( lihat halaman 10, 11 ).

Tulisan huruf vokal bersama vokal homogennya disebut tulisan lengkap ( Full
Script ) misalnya :
dywID"dāwîḏ ( khireq lengkap )
ba'wOyyô’āḇ ( kholem lengkap )
tyBe bêṯ ( tsere lengkap )

Akan tetapi sewaktu-waktu kata-kata dengan tulisan lengkap itu dapat muncul
tanpa huruf vokal. Gejala ini disebut tulisan tidak lengkap / defective script.
Untuk arti kata tersebut tidak ada pengaruh. Contoh :

dwID"dāwiḏ
ba'Oy yo’aḇ

tBebēṯ
Perhatikan dalam pengucapan : bilamana Yod atau Waw didahului oleh vokal
homogen, maka Yod dan Waw tidak akan diucapkan sebagai konsonan,
melainkan akan membisu sambil memperpanjang vokal homogennya. Hal ini
juga tampak dalam transliterasi ( perhatikan kembali halaman 10,11 ).
Contoh :

ymi adalah mî, bukanlah miy

yme adalah mê, bukanlah mēy

13
 wOm adalah mô, bukanlah mōw
Wm adalah mû, bukanlah muw
Akan tetapi, bilamana huruf vokal ( Yod & Waw ) didahului oleh vokal yang
tidak homogen, maka huruf vokal tersebut akan berfungsi & terdengar sebagai
konsonan biasa. Misalnya :

ym; adalah may, bukanlah ma

ym' adalah māy, bukanlah mā

wmi adalah miw, bukanlah mî

wme adalah mēw, bukanlah mê.

Perkecualian :

Susunan huruf wy '


senantiasa diucapkan āw, bukan āyw. Sekalipun Yod
didahului oleh vokal yang bukan homogen, namun demikian Yod dalam
kasus ini tetap bisu. Contoh :

wyd"y" transliterasinya menjadi : yāḏāw.

5.2.2.3. Huruf He Pada Akhir Kata

Konsonan He sebagai huruf terakhir sebuah kata tidak dianggap sebagai


konsonan, melainkan menandai bahwa kata tersebut berakhir dengan sebuah
vokal ( qamets, tsere, segol, kholem ). Pada posisi itu, He tidak diucapkan
walaupun ia dapat muncul dalam transliterasi. Misalnya :

hl'G' ( gālâ ), hleGo ( gōlēh ), hl,Go ( gōleh ), dan hOlG" ( gālōh )

Bila He pada akhir kata muncul dengan titik ( Mappiq ), berarti He harus
diucapkan. Misalnya : Hn"ymil. ( l mînāh, Kejadian 1:25 ), HB;g>YIw:
e

( wayyiḡbah, 1 Samuel 10:23 ), dan Hc'r>a; ( 'arṣāh ).

14
TUGAS (3)

A. Transliterasikan ke dalam huruf-huruf & vokalisasi Ibrani !

01. Lēnâ 04. Bînâ 07. šōēð 10. Qôðēl


02. Pîsô 05. Rō’š 08. Ben 11. ḥāṡîm
03. Nôrâ 06. Gāḏôl 09. 'îš 12. ‘āpār

B. Transliterasikan nama-nama di bawah ini ke dalam huruf-huruf Latin !

@l,a' 10
~x,l, tyBe 01

tyje 11
bleK' 02

aPe 12
hv,m 03

dwOy 13
wf'[e 04

dmel' 14
rg"h' 05

ydEc' 15
ha'le 06

@wOq 16
!t'n" 07

!yI[; 17
!v,G 08

!b'l' 18
bybia' lTe 09

6. SHEWA

6.1. Shewa Bisu ( Silent Shewa )

Bilamana konsonan yang bersuara tidak disusul oleh vokal, maka konsonan tersebut
akan mendapat tanda Shewa ( : ) yang tidak diucapkan ( disebut Shewa Bisu ) dan
tidak muncul dalam transliterasi.

Dengan demikian, nama raja Zimri ( di mana Mem adalah konsonan yang bersuara
namun tidak diikuti oleh vokal ) harus ditulis yrIm.zI ( Zimrî ).

Pada huruf terakhir sebuah kata, Shewa Bisu tidak ditulis, kecuali :

6.1.1. Pada Kaf Final, misalnya %l,m, ( meleḵ ).


6.1.2. Bila sebuah kata berakhir dengan dua konsonan berturut-turut, maka kedua
konsonan itu akan mendapat Shewa Bisu, misalnya : j.v.q ( qōšð :
kebenaran ).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Shewa Bisu ini hanya muncul pada
akhir suku kata !

15
6.2. Shewa Bersuara ( Vocal Shewa )

6.2.1. Tanda Shewa sekaligus juga dapat mewakili bunyi vokal yang paling pendek
dan ringan ucapannya, yakni seperti “e pepet”.
Contoh : wOxyrIy> e
( Y rîÊô )

6.2.2. Shewa Bersuara muncul dalam transliterasi sebagai e yang diangkat setengah
spasi.

6.2.3. Bersama konsonannya Shewa Bersuara merupakan semacam pendahuluan


untuk suku kata berikut & dianggap bagian utuh dari suku kata berikut itu.

Dua bentuk Shewa ( Shewa Bisu & Shewa Bersuara ) disebut Shewa Biasa ( Simple
Shewa ).

6.3. Shewa Bersuara Pada Huruf Tenggorokan

Untuk Shewa Bersuara pada empat huruf Tenggorokan berlaku aturan khusus.
Huruf-huruf tersebut tidak pernah mendapat Shewa Bersuara yang biasa ( Simple
Shewa ), melainkan salah satu dari Shewa Gabungan ( Composite Shewa /
Augmented Shewa ) sebagaimana dapat digambarkan selengkapnya di dalam Tabel
berikut di bawah ini :

Nama Tanda Ucapan Contoh Transliterasi


SHEWA Shewa Bisu
. tidak
diucapkan
ljoq.ni niqðōl
e
BIASA Shewa
Bersuara
. “e” pepet
hd"Why> Y hûḏâ
,a
SHEWA Khatef-
patakh
] “a”
terpendek
~r"a] rām
,e
GABUNGAN Khatef-segol
? “e”
terpendek
~yhiOla/ lōhîm
o
Khatef-
qamets
\ “o”
terpendek
ylix\ h lî

Catatan :

(1) Dalam penulisan Shewa Gabungan, perhatikan bahwa Shewa senantiasa


dituliskan di sebelah kanan vokal !

(2) Bedakan Khatef-qamets dari Qamets-khatuf secara Tata Bahasa, sekalipun


pengucapan kedua vokal persis sama.

16
Membedakan Antara Shewa Bisu Dengan Shewa Bersuara

SHEWA BISU SHEWA BERSUARA


Setelah vokal pendek Setelah vokal panjang
Dua Shewa berturut-turut pada akhir Di bawah konsonan pertama dari
sebuah kata sebuah kata

Bila ada dua Shewa berturut-turut di tengah kata, maka Shewa yang pertama
adalah BISU, sedangkan Shewa kedua adalah Bersuara !

Latihan Membaca : Mazmur 1:1-6

tc;[]B; %l;h' al{ rv,a] vyaih-' yrev.a; 1


al{ ~ycile bv;Amb.W dm'[' al{ ~yaiJ'x; %r,d,b.W ~y[iv'r>
hG<h.y< Atr'Atb.W Acp.x, hw"hy> tr;AtB. ~ai yKi 2 `bv'y"
rv,a] ~yIm' ygEl.P;-l[; lWtv' #[eK. hy"h'w> 3 `hl'y>l'w" ~m'Ay
hf,[]y:-rv,a] lkow> lAByI-al{ Whle['w> AT[iB. !TeyI Ayr>Pi
WNp,D>Ti-rv,a] #MoK;-~ai yKi ~y[iv'r>h' !ke-al{ 4 `x;ylic.y:
~yaiJ'x;w> jP'v.MiB; ~y[iv'r> Wmquy"-al{ !Ke-l[; 5 `x;Wr
%r,d,w> ~yqiyDIc; %r,D, hw"hy> [;deAy-yKi 6 `~yqiyDIc; td;[]B;
`dbeaTo ~y[iv'r>
7. SUKU KATA ( SYLLABLE )

Yang dimaksudkan dengan suku kata adalah satuan bunyi yang diucapkan sekali
dalam suatu kata, misalnya : Sa-ya be-la-jar ba-ha-sa.

7.1. Pengertian Suku Kata Ibrani

Setiap suku kata harus dimulai dengan satu konsonan yang diikuti oleh paling sedikit
satu bunyi vokal. Berdasarkan peraturan ini, maka batas suku kata-suku kata dapat
ditentukan. Misalnya :

~wOlv' ~wOl - v' šā – lôm

hd"Why> hd" - Why> Y e hû - ḏâ

~yhiOla/ ~yhi - Ola/ e


lō – hîm

yn"doa] yn" - doa] a


ḏō - nāy

17
Perhatikan, dalam semua contoh tersebut di atas tidak mungkin membuat pembagian
suku kata yang lain, kecuali melanggar peraturan di atas.

Suku Kata Ibrani diklasifikasi ke dalam dua jenis, yakni Suku Kata Terbuka
( Open Syllable ) & Suku Kata Tertutup ( Close Syllable ).

7.2. Suku Kata Terbuka ( Open Syllable )

Suku Kata terbuka adalah suatu suku kata yang diakhiri oleh sebuah vokal atau
dengan konsonan yang tidak bersuara. Misalnya :

B' _ bā

aOl _ lō’
e
wOxyrIy> wOx - yrIy> Y rî - Êô

aybin" aybi - n" nā - ḇî’


̶
Pada umumnya Suku Kata Terbuka mempunyai sebuah vokal panjang. Akan tetapi
bila Suku Kata Terbuka itu mendapatkan tekanan suara, maka ia pun dapat memiliki
vokal pendek. Contoh : ~yIm;v' ( šā - ma - yim )
Perhatikan :

[1] Suku Kata pertama terbuka dengan vokal panjang.


[2] Suku Kata kedua terbuka namun dengan vokal pendek, sebab mendapatkan
tekanan suara.

7.3. Suku Kata Tertutup ( Close Syllable )

Suku Kata tertutup adalah suatu suku kata yang diakhiri oleh sebuah konsonan. Dan
pada umumnya sebuah Suku Kata Tertutup mempunyai sebuah vokal pendek. Contoh
:

~ve - šēm

~y"r>mi ~y" - rmi Mir - yām

drom.ni dro - mni Nim - rōḏ

Akan tetapi sewaktu-waktu suku kata tertutup dapat memiliki vokal panjang bila
mendapat tekanan suara. Misalnya : rb'D" ( dā - ḇār )

18
Ada satu rumus yang penting untuk diingat : setiap Suku Kata Tertutup yang
tidak mendapat tekanan suara, mutlak mempunyai vokal pendek. Hal ini
berarti, bilamana Qamets muncul dalam Suku Kata Tertutup tersebut, maka Qamets
ini harus berubah ucapannya dari “a” panjang menjadi “o” pendek ( Qamets-khatuf
), yang bunyinya sama dengan Khatuf-qamets, meskipun tidak memakai Shewa
Gabungan. Dengan kata lain, Qamets-khatuf hanya muncul pada suku kata
tertutup yang tidak mendapatkan tekanan suara !

Contoh pemakaian Qamets-khatuf :

e
hm'k.x' Êoḵ - mâ bukan Êā - ḵ - mâ

laeynIt.[' ‘oṯ - nî -’ēl bukan ‘āṯ - nî -’ēl


e
lj;q.y" yoq - ðal bukan yā - q - ðal

Contoh pemakaian Qamets biasa :

e
hm'k.x' ḥā - ḵ -mâ

~K'x' ḥā - ḵām

7.4. Penekanan Dalam Pengucapan

Dalam mengucapkan kata-kata Ibrani biasanya suku kata terakhir ( Latin : Ultima )
mendapat penekanan, sebagaimana pada kata : ~yhiOla/ aybin" ~wOlv'
Ada sebagian kata yang mendapat penekanan pada suku kata kedua dari belakang
(Latin : Paenultima), sebagaimana tampak pada kata : %l,m, ds,x, #r<a,
Semua kata dalam Daftar Kata yang tidak diberi tanda penekanan ( < ) mendapat
penekanan sesuai dengan peraturan yang umum ( pada Ultima ).

Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, demikian juga dalam bahasa Ibrani “e” pepet
( Shewa Bersuara ) tidak pernah mendapat penekanan dalam pengucapan.

19
TUGAS (4)

A. Bagikan kata-kata di bawah ini ke dalam suku kata & berikan pula nama
suku kata tersebut serta sebutkan vokal yang menyertainya !

~yrIb'D> 06
ryvi[' 01

hk'l'm.m; 07
!n"[' 02

hl'y>l; 08
~ve 03

laer"f.yI 09
~wOy 04

vwOdq' 10
hw"c.mi 05

B. Salinlah tiap kata dari Mazmur 15:1b ( Teks Ibrani ), bagikanlah tiap kata
tersebut ke dalam suku kata serta uraikan tiap suku kata tersebut menurut jenis
suku kata & vokal macam apa yang dimilikinya.

^v,d>q' rh;B. !Kov.yI ymi


C. Latihan Membaca Teks Ibrani ( Mazmur 23 :1-6 )

` rs'x.a, al{ y[iro hw"hy> dwId'l. rAmz>mi 1


` ynIleh]n:y> tAxnUm. yme-l[;: ynIceyBir>y: av,D, tAan>Bi 2
` Amv. ![;m;l. qd,c-, yleG>[.m;b. ynIxeny> : bbeAvy> yvip.n: 3
^j.b.vi ydIM'[i hT'a-; yKi [r' ar'yai-al{ tw<m'l.c; aygEB. %lea-e yKi ~G: 4
dg<n< !x'l.vu yn:p'l. %ro[]T; 5 ` ynImux]n:y> hM'he ^T,n>[;v.miW
bAj %a; 6 ` hy"w"r> ysiAK yviaro !m,V,b; T'n>V;DI yr'r>co
%r,aol. hw"hy>-tybeB. yTib.v;w> yY"x; ymey-> lK' ynIWpD>r>yI ds,x,w"
` ~ymiy"
8. DAGESH

Istilah Dagesh dalam bahasa Ibrani berarti tusuk, berupa titik yang ditempatkan di
tengah sebuah konsonan.

Ada dua jenis Dagesh, yakni Dagesh Lene ( Latin : Lemah ) atau Titik Pengeras
dan Dagesh Forte ( Latin : Kuat ) atau Titik Penduakalian.
Dagesh Lene & Dagesh Forte muncul dengan penampilan yang sama, namun dengan
tujuan berbeda.

20
8.1. Dagesh Lene ( Titik Pengeras )

Dagesh Lene ( Titik Pengeras ) hanya dapat dimiliki oleh enam (6) huruf BeGaD
KeFaT saja. Peraturan-peraturan berikut di bawah ini perlu diingat :

Huruf-huruf BeGaD KeFaT senantiasa memiliki Dagesh Lene ( Titik Pengeras )


8.1.1. Pada permulaan Kata.
Contoh :

ar"B' bārā’

~D" dām

~yniP' pānîm

Namun perhatikan, bila kata sebelumnya berakhir dengan vokal atau huruf vokal,
maka huruf vokal tersebut dapat menyebabkan huruf BeGaD KeFaT pada
permulaan kata berikut kehilangan titik pengerasnya. Contoh :

,a
~ymit' ynIa] nî ðāmîm
,a
lwOdG" yn"dao ] ḏōnāy gāḏôl

8.1.2. Pada permulaan suku kata, bila suku kata yang mendahuluinya tertutup.
Misalnya :

jP'v.mi mišpāð

x;Bez>mi mizbēaḥ

8.1.3. Dalam konsonan terakhir dari sebuah kata yang berakhir dengan dua
konsonan berturut-turut. Contoh :

T.l.j;q' qāðalt

Sebaliknya, huruf-huruf BeGaD KeFaT tidak mendapat Titik Pengeras bilamana


didahului oleh vokal ataupun Shewa Bersuara. Contoh :

aybin" b didahului vokal

td<l,wOm t ,d didahului vokal

hq'd"c. d didahului Shewa Bersuara

twOdl.wTO d didahului Shewa Bersuara ;

t didahului vokal

21
8.2. Dagesh Forte ( Titik Penduakalian )

Dagesh Forte & Dagesh Lene muncul dengan penampilan yang sama, namun dengan
tujuan yang berbeda. Dagesh Forte adalah sebuah titik yang diletakkan di tengah-
tengah konsonan, yang menandakan konsonan tersebut berganda ( diduakalikan ).
Contoh : kata Qittel harus ditulis lJeqi
Perhatikan :

[1] Dalam transliterasi, huruf yang diduakalikan harus ditulis rangkap ( qiððēl ).
[2] Pemisah suku kata selalu di tengah konsonan yang diduakalikan ( qið - ðēl ).
[3] Dagesh Forte dapat diletakkan di dalam konsonan apa saja kecuali lima (5)
huruf Gutturals !

Huruf-huruf Gutturals sulit diduakalikan dalam ucapan, sehingga tidak pernah


mendapat Dagesh Forte. Di mana huruf-huruf tersebut seharusnya mendapat Dagesh
Forte, maka di situ akan terjadi Kompensasi , yakni vokal pendek yang
mendahuluinya akan diperpanjang.

<a> Hal ini selalu terjadi di depan a dan r dan sering juga di depan [ .
Contoh : 
ba'h; daripada menduakalikan a terjadi kompensasi patakh

menjadi qamets ba'h'


 %rEBi daripada menduakalikan r terjadi kompensasi khireq menjadi
tsere : %rEBe
 ry[ih; [ terjadi kompensasi patakh
daripada menduakalikan

menjadi qamets : ry[ih'

h x
<b> Di depan dan kompensasi ini tidak terjadi, sebab kedua huruf tersebut
dianggap sudah memiliki penduakalian secara implisit. Dengan demikian,
kedua huruf ini tidak menerima Dagesh Forte dan juga tidak mengakibatkan
kompensasi.
Contoh : aWhh;
8.3. Membedakan Dagesh Forte Dari Dagesh Lene

8.3.1. Sebuah titik di tengah-tengah huruf apa saja selain BeGaD KeFaT adalah
Dagesh Forte dan menandakan huruf itu digandakan.

8.3.2. Sebuah titik di tengah-tengah huruf BeGaD KeFaT adalah sebuah Dagesh
Lene tatkala huruf tersebut TIDAK DIDAHULUI oleh sebuah vokal.
Misalnya :

22
e e
tyrIB. b rîṯ bukan bb rîṯ

rB'd>mi miḏbār bukan miḏbbār

8.3.3. Sebuah titik di tengah-tengah huruf BeGaD KeFaT adalah Dagesh Forte
ketika huruf tersebut didahului oleh sebuah vokal.
Misalnya :
qyDIc; ṣaddîq

!Beh; Habbēn

Perlu diperhatikan bahwa Dagesh Forte pada huruf BeGaD KeFaT ini sekaligus
juga mengeraskan huruf tersebut. Bentuk BeGaD KeFaT yang lembut tidak dapat
diduakalikan.
Contoh : ryPis; sappîr bukan saîr

9. TANDA-TANDA BACA

Para sarjana ( Masoret ) yang memberikan huruf-huruf hidup pada teks Ibrani, juga
menciptakan suatu sistem accents ( tekanan suara ) yang ditambahkan pada teks
untuk membantu pengucapan yang tepat. Di dalam Biblica Hebraica Stuttgartensia
( BHS ) terdapat 27 accents prosa & 21 accents puisi. Untuk accents puisi ini
muncul terutama di dalam kitab-kitab Mazmur, Ayub, dan Amsal.

Untuk mempelajari tanda-tanda baca selengkapnya, dapat dipelajari dalam sebuah


buku tersendiri, "A Simplified Guide To BHS" karya William R. Scott, penerbit
BIBAL Press and William R. Scott, Third Edition, May 1995. Dalam perkuliahan ini
kita akan mempelajari beberapa saja di antaranya yang penting untuk diketahui.

ֽ
9.1. Silluq ( )
Silluq selalu muncul di bawah kata terakhir dari sebuah ayat. Silluq adalah
tanda berhenti yang terbesar dalam sebuah ayat, dan biasanya diikuti oleh
tanda ( ‫ ) ׃‬yang disebut Soph Pasuq.
9.2. Athnah ( ) =
Athnah ini merupakan tanda berhenti kedua terbesar, dan memisahkan
ayat itu ke dalam dua bagian yang logis. Nilai pemakaian Athnah &
Silluq terlihat dalam terjemahan Kejadian 1:1

` #r,a*('h' taew> ~yIm;V'h; tae ~y=hil{a/ ar'B' tyviareB.


>
Pada mulanya Allah telah menciptakan - bagian pertama dari ayat
ini,
Langit dan bumi - bagian kedua dari ayat ini.

23
Bagian pertama ayat ini memakai tanda Athnah ( = ), sedangkan bagian
kedua memakai tanda Silluq ( ֽ ).
9.3. Sebuah kata ditandai oleh sebuah Athnah atau Silluq ( juga sama halnya dengan
accent kuat lainnya ) akan disebut sebagai kata yang in pause. Maksud sebutan
ini menunjukkan adanya suatu istirahat sejenak. Dalam kondisi demikian,
sebuah kata harus memiliki sebuah vokal panjang sebagai tekanan atau dengan
istilah lain tone syllable. Jika vokal dari tone syllable itu adalah vokal pendek,
maka vokal tersebut harus diperpanjang. Ketentuan yang berlaku untuk
memperpanjang vokal pendek tersebut adalah sebagai berikut :

9.3.1. Patakh akan berubah menjadi Qamets.

Reguler Pausal Arti & Terdapat di


 ð  Engkau ( Yesaya 44:17 )

 ð  Air ( Kejadian 26:32 )

 ð  Rumah ( 1 Tawarikh 17:12 )

 ð  Air Anggur ( Yeremia 35:5 )

9.3.2. Vokal Khatef berubah menjadi Vokal saja tanpa Shewa.

Reguler Pausal Arti & Terdapat di


 ð  Saya ( Yeremia 17:18 )

9.3.3. Kata Benda Segolata ( yang memiliki dua vokal Segol ) akan berubah sebagai

berikut :

Reguler Pausal Arti & Terdapat di


 ð  Roti ( Mazmur 37:25 )

 ð  Bumi, negeri ( Keluaran 15: 12 )

 ð  Habil ( Kejadian 4:7 )

24
10. MAQQEF

Maqqef adalah garis horizontal ( garis penghubung ) yang ditempatkan di bagian


atas, yang dipakai untuk menggabungkan dua kata atau lebih di dalam suatu ayat.
Kata-kata yang digabungkan menjadi satu unit ucapan. Tekanan utamanya pada kata
terakhir dalam unit itu. Untuk semua kata yang bukan terakhir dalam suatu unit itu,
maka mereka akan kehilangan tekanan utamanya dan akan mengalami perubahan
vokal. Contoh :

menjadi ( dengan Qamets-khatuf ) tatkala ditempatkan sebelum Maqqef


seperti dalam ( Kejadian 6:5 ).

Demikian pula untuk menjadi ketika digabungkan dengan kata lain oleh

Maqqef seperti dalam  ( Kejadian 2:19 ).


Pada umumnya Maqqef muncul dengan kata-kata yang bersuku kata tunggal/satu
( Monosyllable ) seperti berikut :

 pada 07
 siapa 01

 jika 08
 dari 02

 juga 09
 pada 03

 semua 10
 atas 04

 tidak 11
 dengan 05

 apa 12
 jika tidak 06

11. Ketiv dan Qere

Dalam naskah Alkitab bahasa Ibrani terdapat kata-kata yang menurut kebiasaan
orang Yahudi tidak boleh diucapkan sebagaimana tertulis, sebab konsonan yang
tertulis itu keliru atau oleh karena sebab yang lain. Berkaitan dengan susunan
konsonan dalam naskah suci tidak boleh diubah sama sekali, walaupun ada
kekeliruan, maka susunan konsonan yang benar ( Qere = terbaca ) ditulis di pinggir
dan vokalisasi yang tepat ditulis di bawah konsonan yang tertulis dalam naskah
( Ketiv = tertulis ). Sebuah lingkaran atau bintang kecil di atas Ketiv memperingatkan
pembaca bahwa ada versi yang tepat di pinggir halaman.

Contoh : Yesaya 10:6





25

Kata dalam BHS mempunyai lingkaran kecil di atasnya, berarti ada
catatan di pinggir, yang ditandai lagi dengan , singkatan dari Qere ( “terbaca” ).
Pembacaan tepat mengambil konsonan dari pinggir bersama vokal dari dalam naskah,
sehingga kata yang tepat terbaca sebagai  bukan 
Masalah Ketiv & Qere juga penting bagi nama Allah Israel, yang dianggap terlalu suci
sehingga tidak boleh diucapkan. Susunan konsonan 
dahulu mungkin
diucapkan “Yahwe” , namun nama ini dianggap terlalu suci sehingga tidak boleh
diucapkan dalam bentuk aslinya. Oleh karena itu orang Yahudi mengambil kata
 ( “Tuhan” ) yang juga memiliki empat (4) konsonan seperti
ditulis di pinggir dan vokal-vokalnya ditempatkan di bawah
menjadi ( perhatikan bahwa shewa Gabungan yang di bawah 
menjadi Shewa Biasa di bawah  ). Dengan demikian,  selalu diucapkan

sebagai  ( donay ) oleh orang Yahudi dan kebiasaan ini juga diikuti oleh

Alkitab bahasa Indonesia yang menterjemahkan sebagai TUHAN.

“TUHAN” ( semua huruf besar ) selalu mewakili  ( yang sama sekali tidak
berarti “Tuhan” , melainkan merupakan Nama diri Allah, yakni “Yahwe” ) dalam
bahasa Ibrani. Dalam Alkitab bahasa Indonesia “Tuhan” ditulis oleh penerjemah di
mana teks bahasa Ibrani menulis  secara langsung.
Berhubung Nama Allah (  ) muncul begitu sering dalam Perjanjian Lama,
maka para Masoret merasa tidak perlu untuk mencatat Qerenya di pinggir halaman.
Hanya vokalisasi yang baru ditempatkan di bawah konsonan yang ada dalam teks
( Ketiv ) dan pembaca diharapkan untuk langsung menggantikan konsonan-konsonan
 dengan  yang dianggap sudah dihafal oleh setiap pembaca Perjanjian
Lama. Kasus ini dan kasus-kasus lain yang serupa dinamakan “Qere Tetap” atau
“Permanent Qere” atau “Qere Perpetuum”.

Namun rupanya pada kemudian hari, Qere Tetap ini sudah tidak diingat lagi

sehingga menjadi bentuk Nama Allah “Yehowa” sebab para pembaca Perjanjian
Lama menggabung konsonan-konsonan dalam teks dengan vokal-vokal di bawahnya.
Dalam transliterasi biasanya ditulis YHWH tanpa vokal !

¬
26
12. AWALAN PENENTU ( KATA SANDANG TERTENTU )

12.1. Peraturan Umum

Bahasa Ibrani mengenal hanya satu cara untuk membuat kata benda menjadi
tertentu, yakni dengan Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu ) yang selalu
bergabung dengan kata yang ditentukan. Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu )
ini terdiri atas Satu Huruf Saja, yakni He dengan vokal Patakh yang disusul oleh

Dagesh Forte dalam Huruf Pertama dari Kata yang ditentukan ( . ).
Contoh :
 Air

Air ITU

 Suara
 Suara ITU
 Raja
 Raja ITU
Perhatikan : Awalan Penentu paling umum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kata “ITU”, yang selalu ditempatkan di belakang kata yang ditentukan.
Jangan dikacaukan dengan pemakaian kata “itu” sebagai Kata Ganti Penunjuk Jauh.
Oleh karena itu, untuk menghindari kekacauan tersebut, usahakan sedapat mungkin
menterjemahkan Awalan Penentu ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “Sang”,
atau “Si” yang selalu diletakkan di depan kata yang ditentukan.

12.2. Awalan Penentu Di Depan Gutturals

Huruf-huruf Gutturals tidak dapat diduakalikan ( lihat kembali pelajaran 8.2.[3] ),


maka vokal Patakh dalam Awalan Penentu akan mengalami perubahan / kompensasi
dan Dagesh Forte hilang.

12.2.1. Di depan Gutturals Lemah ( ,, ), Awalan Penentu yang dipakai


adalah : 
Contoh :

 Lelaki
 Lelaki ITU

 Kota
 Kota ITU

 Kepala
 Kepala ITU

27
12.2.2. Di depan Gutturals Kuat ( , ), Awalan Penentu yang dipakai adalah :
 Contoh :
 Istana
 Istana ITU

 Kegelapan
 Kegelapan ITU

 dan  yang tidak mendapat penekanan dan di depan semua


12.2.3. Di depan

 , Awalan Penentu yang dipakai adalah :  Contoh :


 Gunung-gunung  Gunung-gunung ITU
 Debu  Debu ITU
 Bijaksana  Si Bijaksana
12.2.4. Di depan  dan  yang mendapat penekanan, Awalan Penentu yang
dipakai adalah :  Contoh :

 Gunung  Gunung ITU


 Kuat  Lelaki kuat ITU
12.3. Awalan Penentu Di depan  atau 
Di depan  atau kadangkala diterapkan pula pada  , Awalan Penentu biasanya

adalah :  tanpa Dagesh Forte.


Contoh :
 Sungai  Sungai ITU
 Jalan raya  Jalan raya ITU
Namun ada perkecualian untuk  ( raja-raja ) tetap mengikuti ketentuan

umum (    , raja-raja ITU ). Begitu pula dengan ( tempat-
tempat ) menjadi  ( tempat-tempat ITU ).

Ketentuan yang sama juga diterapkan ketika  atau  sebagai suku kata pertama

disusul oleh  atau  maka Awalan Penentu akan tetap memakai Dagesh Forte.

Contoh :  orang-orang Yahudi ITU

28
12.4. Perubahan Vokal Pada Konsonan Pertama

Ada sejumlah kata benda dalam bentuk tunggalnya mengalami perpanjangan vokal
pada konsonan pertama tatkala diberikan Awalan Penentu. Kita hanya dapat terbiasa
dengan kata-kata benda tersebut dengan cara menghafalkannya. Kata-kata benda yang
paling penting tersebut adalah sebagai berikut :

Perubahan Vokal Arti Kata Asal Kata


 Negeri ITU

 Gunung ITU

 Bangsa ITU

 Si Jahat

 Kebun ITU

 Sapi Jantan ITU

 Perayaan ITU

 Tabut ITU

12.5. Awalan Penentu Sebagai Kata Penunjuk

Sewaktu-waktu, Awalan Penentu dapat berfungsi sebagai Kata Penunjuk, misalnya :


berarti “hari ITU” atau “hari ini”.
12.6. Awalan Penentu Untuk Hal Yang Unik

Hal atau orang yang dianggap unik, seringkali mendapat Awalan Penentu untuk dapat
membedakannya dari pengertian yang umum, misalnya :

12.6.1.  ( Allah ) dibedakan dari ( Para ilah ),


12.6.2.  ( bumi ) dibedakan dari  ( tanah/negeri ),

12.6.3.   ( Sang Raja ). Bila kata ini tidak disertai keterangan lain, maka
yang dimaksudkan adalah raja dari orang yang sedang berbicara atau penulis.
Dalam kitab Mazmur  berarti “Raja Israel” atau “TUHAN”, yang
adalah Raja Orang Israel yang sebenarnya ( bandingkan dengan Mazmur
20:10 dalam teks Ibrani ).

29
TUGAS (5)

A. Tulislah dalam bahasa Ibrani !

01 Langit ITU 06 Si Besar 11 Petang ITU


02 Rumah ITU 07 Sang Imam 12 Sang Nabi
03 Bangsa ITU 08 Roh ITU 13 Tangan ITU
04 Perjanjian ITU 09 Si Miskin 14 Api ITU
05 Si Hamba 10 Pintu ITU 15 Sang Ibu

B. Berikanlah Awalan Penentu pada setiap kata yang ada di bawah ini !

01
 09  05  01
02
 10  06  02
03
 11  07  03
04
 12  08  04
C. Perbaikilah kata-kata berikut sehingga Titik Pengeras ditempatkan secara
tepat !

 06  01
 07  02
 08  03
 09  04
 10  05
D. Transliterasikan Ayat berikut di bawah ini ke dalam tulisan Latin !


( Mazmur 119:105 )

30
13. AWALAN PENGHUBUNG ( THE CONJUNCTION WAW )

13.1. Bentuk Umum

Kata Penghubung yang paling umum digunakan dalam banyak bahasa adalah kata
“dan”. Dalam bahasa Ibrani kata penghubung “dan” tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan digabungkan dengan kata berikutnya ( merupakan Awalan pada
kata yang akan dihubungkan ). Biasanya ditulis dengan Waw ditambah Shewa
Bersuara (  ).
Contoh :

 Laki-laki dan perempuan

 Langit ITU dan bumi ITU

13.2. Bentuk-bentuk Lain

Di depan huruf-huruf tertentu, Shewa Bersuara di bawah Waw dapat mengalami


perubahan sehingga timbul bentuk-bentuk Awalan Penghubung sebagai berikut :

13.2.1. Di depan huruf Labials ( Konsonan yang diucapkan dengan bantuan bibir :
 --- BuMaF ) dan di depan Shewa, Awalan Penghubung ditulis 
( Syureq ). Contoh :

 Putera dan puteri


 Daud dan Salomo
 Lelaki dan perjanjian
Perhatikan : Mengingat 
merupakan suku kata terbuka, maka huruf BeGaD
KeFaT yang menyusul kemudian kehilangan Dagesh Lene-nya.

 
13.2.2. Di depan ( Yod ditambah Shewa Bersuara ), maka berubah menjadi 
( Waw ditambah Khireq-yod ). Contoh :

 dan Yerusalem


 dan Yehuda
 dan terjadilah
13.2.3. Di depan konsonan yang memiliki Shewa Gabungan, maka Awalan
Penghubung Waw mendapatkan vokal pendek dari Shewa Gabungan itu
( perhatikan : sebuah Meteg selalu ditempatkan di samping vokal tepat
sebelum Shewa Gabungan itu ). Contoh :

31
 dan saya ( Kejadian 6:17 )

 dan kebenaran ( Kejadian 24:49 )

 dan penyakit ( Pengkhotbah 6:2 )

13.2.4. Di depan kata-kata yang bersuku kata satu, atau di depan suku kata yang
mendapat penekanan utama dalam pengucapan, Awalan Penghubung selalu

ditulis :  .  selalu bergabung dengan dua kata dari kelas sama ( hampir
selalu berupa kata benda ) dan cenderung untuk merefleksikan relasi dekat
antara keduanya. Contoh :

 baik dan jahat ( Kejadian 2:9 )

 tanpa bentuk dan kosong ( Kejadian 1:2 )

 sore dan malam


13.2.5. Ketentuan-ketentuan Khusus diterapkan ketika Awalan Penghubung
merupakan Prefix ( awalan ) untuk Nama-nama Ilahi.
Dua Nama Ilahi yang paling sering dipakai dalam Alkitab bahasa Ibrani
adalah  ( Allah ) dan  ( YHWH/TUHAN ).

 adalah bentuk jamak, pada umumnya berfungsi sebagai kata benda
tunggal. Namun ia juga dapat berfungsi sebagai kata benda jamak,
dirangkaikan dengan kata sifat jamak dan bentuk kata kerja jamak. Ini
biasanya muncul tatkala referensi dibuat untuk menunjukkan “ilah-ilah” dari
bangsa-bangsa.  bisa muncul dengan & tanpa Awalan Penentu.
Ketika Awalan Penghubung “Waw” ditambahkan pada  huruf 
menjadi
quiescent ( hilang fungsi konsonannya ) dan hilang pula Shewa Gabungannya,
sehingga menjadi  . Oleh karena tidak pernah menutup sebuah suku kata,
maka vokal yang mendahuluinya, yang kini berdiri dalam bentuk suku kata terbuka
dan tanpa penekanan itu harus diperpanjang ( dari Segol ke Tsere ), sehingga bentuk
akhirnya menjadi  ( dan Allah ).
 adalah Nama Perjanjian untuk Allah Israel. Pada tahun-tahun awal
sejarah Israel, nama ini dinilai sangat sakral untuk diucapkan. Para
pembaca saleh menghindari ucapan nama tersebut dengan menggantikannya
dengan kata  ( donay ), yang berarti “Tuhanku”.
Ketika para sarjana Masoret mulai menerapkan vokal pada teks konsonan

32
Untuk kitab-kitab di dalam Alkitab, mereka menerapkan vokal dari  ini
kepada Dengan modifikasi Shewa Gabungan di bawah non-guttural-
yod, maka bentuk akhirnya menjadi  atau  yang selalu
a
diucapkan donay.

Jika tidak perlu lagi untuk menghindari ucapan  maka vokal yang
dikenakan seperti  dan dibaca “Yahweh”. Usaha untuk transliterasi
bentuk 
sebagai “Yehovah” atau ”Jehovah” tidak dipakai orang
hingga pada jaman Reformasi Protestan.

Adakalanya dua nama Ilahi  muncul bersama-sama dalam


teks bahasa Ibrani ( lihat misalnya di Amsal 1:8 ). Berhubung akan sangat
a a
janggal untuk membacanya sebagai “ donay donay”, maka para sarjana
Masoret memilih dengan modifikasi vokal dari 
sehingga terjadilah bentuk  yang kemudian disederhanakan menjadi

 yang harus diucapkan seperti tertulis 



 memakai modifikasi vokal dari , diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia “TUHAN”, sementara itu  diterjemahkan “ALLAH”

dan  diterjemahkan “TUHAN ALLAH”.


Ketika Awalan Penghubung “Waw” dijadikan awalan pada , ditulis
 ( lihat Kejadian 19:24 ), dan diucapkan seperti ia tertulis  ,
“wa-do-nay” ( lihat 2 Raja-raja 7:6 ).

13.3. Terjemahan Tepat Bagi Awalan Penghubung “Waw”

Awalan Penghubung “Waw” dipakai untuk menghubungkan kata ( misalnya : “Ayah


dan ibu” ) atau untuk menghubungkan kalimat ( misalnya : “Allah menamai terang itu
siang dan gelap itu malam” ). Terjemahan dasar adalah “dan”, namun demikian dapat
juga diterjemahkan lain, tergantung konteksnya.

13.3.1. Sebagai penghubung antar kalimat

a> Diterjemahkan “maka” , misalnya :


( Kejadian 3:5 )
( Pada hari kalian makan daripadanya maka mata kalian akan terbuka )

33

( Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, dan jika engkau ke kanan, maka
aku ke kiri - Kejadian 13:9 )

b> Diterjemahkan “atau”, bila menghubungkan dua kemungkinan. Misalnya :

 
( Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan ... , Ayub
31:13 )

c> Diterjemahkan “tetapi” atau “melainkan” bila mempertentangkan dua hal


yang saling berlawanan. Misalnya :



( ... tetapi dari pohon pengetahuan ... janganlah engkau makan ... , Kejadian 2:16,17 )





( ...kalian datang untuk melihat-lihat ... Tidak tuanku ! Melainkan hamba-hambamu
datang untuk membeli makanan --- Kejadian 42:9-10 )

d> Diterjemahkan “baik ... maupun ...” bila menghubungkan dua hal. Misalnya
:



( ... Satu ketetapan harus berlaku bagi kalian, baik bagi orang asing, maupun
bagi orang Israel asli --- Bilangan 9:14 ).

13.3.2. Pada permulaan kalimat atau permulaan alenia baru, Awalan Penghubung
diterjemahkan dengan “maka” atau “lalu”.

13.3.3. Di depan kata kerja, Awalan Penghubung dapat memiliki arti khusus, yang
akan dibahas kemudian.

34
Dengan demikian, setiap kali bertemu dengan Awalan Penghubung, perlu diputuskan
terjemahan mana yang tepat. Bila ragu-ragu, pakailah dahulu terjemahan standar
“dan”.

TUGAS (6)

A. Terjemahkanlah ungkapan-ungkapan di bawah ini !

 10  01
 11  02
 12  03
 13  04
 14   05
 15  06
 16  07
 17  08
 18  09
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Ibrani !

01 Tangan dan kaki 07 Baik Yehuda maupun Mesir


02 Kota ITU dan rumah ITU 08 Air ITU dan api ITU
03 Baik siang maupun malam 09 Putera dan puteri
04 Sang raja dan bangsa ITU 10 Bapa dan ibu
05 Sang imam dan sang hamba 11 Nyanyian dan pengajaran
06 Baik emas maupun perak 12 Para suami dan para istri

14. KATA SIFAT

Pada dasarnya sebuah kata sifat dapat digunakan dengan dua cara utama, yakni :

<a> Kata Sifat yang berfungsi sebagai keterangan langsung ( Atributif ) untuk sebuah
kata benda. Misalnya : - Lelaki yang jahat
- Sang nabi yang baik
- Rumah yang tua ITU

<b> Kata Sifat yang berfungsi sebagai sebutan ( Predikatif ) sebuah kalimat.
Misalnya : - Lelaki ITU adalah jahat
- Sang nabi adalah baik
- Rumah ITU adalah tua

35
Demikianlah pemakaian kata sifat dalam bahasa Indonesia hanya dibedakan melalui
kata “yang” untuk pemakaian secara Atributif dan melalui kata “adalah” untuk
pemakaian secara Predikatif. Namun dalam bahasa Ibrani, perbedaan antara dua cara
ini lebih besar dan nyata sehingga perlu dipelajari dan dikuasai dengan baik.

14.1. Kata Sifat Sebagai Atribut

14.1.1. Urutan Kata

Kata Sifat yang dipakai sebagai keterangan langsung ( Atribut ), ditempatkan langsung
di belakang kata benda yang diterangkannya.
Contoh :  ( Lelaki yang jahat )

Perhatikan bahwa dalam bahasa Ibrani tidak perlu kata penghubung “yang”, sebab
kata sifat menyusul langsung setelah kata bendanya.

14.1.2. Kata Sifat & Awalan Penentu

Bila kata sifat menerangkan kata benda yang memiliki Awalan Penentu, maka kata sifat
tersebut harus juga dilengkapi dengan Awalan Penentu. Misalnya :

 Sang nabi yang baik, atau : Nabi yang baik ITU
 Rumah yang tua ITU
Awalan Penentu di depan kata sifat menunjukkan betapa erat hubungannya dengan
kata bendanya. Namun perhatikanlah bahwa Awalan Penentu di depan kata sifat tidak
muncul dalam terjemahan bahasa Indonesia.

14.1.3. Satu Kata Benda Dengan Beberapa Kata Sifat Atributif

Bila SATU kata benda dengan Awalan Penentu diterangkan melalui lebih dari satu
kata sifat, maka masing-masing kata sifat itu juga diberi Awalan Penentu. Misalnya :

 Sang Nabi yang baik dan tua


 Rumah yang besar dan kudus ITU
14.2. Kata Sifat Sebagai Predikat

Pemakaian kata sifat yang kedua disebut “predikatif” sebab dalam kasus ini kata sifat
berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat yang kecil, yang dapat terdiri atas
subyek dan predikat saja. Misalnya :
( Rumah ITU adalah tua )

36
14.2.1. Urutan Dalam Kalimat
Sebelum kita membahas penempatan kata sifat yang dipakai secara predikatif, perlu
untuk membahas urutan dalam kalimat bahasa Ibrani, yang berbeda dengan pola
kalimat bahasa Indonesia.

Æ Æ Æ
Bahasa Indonesia : Subyek (1) + Predikat (2) + Obyek (3)
Sang nabi menulis buku

Å Å Å
Bahasa Ibrani : Obyek (3) + Subyek (2) + Predikat (1)
buku sang nabi menulis

Dengan menempatkan predikat pada urutan pertama dalam tiap kalimat ternyata bahwa
bahasa Ibrani menganggap unsur kegiatan yang dinyatakan melalui predikat
adalah yang terpenting ! Dengan demikian, kita tidak perlu merasa heran bahwa kata
sifat yang dipakai secara predikatif biasanya mendahului kata benda ( subyek ), dan
bukan di belakangnya sebagaimana pada pemakaian atributif.

Perhatikanlah contoh berikut ini !


( TUHAN adalah kudus )
Dalam terjemahan bahasa Indonesia biasanya kata “adalah” akan disisipkan di antara
subyek dan kata sifat. Kemungkinan terjemahan lain, yang lebih mendekati cara
ungkapan bahasa Ibrani adalah : “Kuduslah TUHAN”.

14.2.2. Kata Sifat & Awalan Penentu

Kata sifat yang dipakai secara predikatif tidak pernah mendapat Awalan Penentu,
sekalipun subyek kalimat memilikinya. Contoh :

 Adillah Sang Raja ( Raja ITU adalah adil )


 Tualah orang ITU ( Orang ITU adalah tua )
 Baiklah malam ITU ( Malam ITU adalah baik )
Perhatikanlah :
Dalam contoh nomor 3, ternyata kata sifat yang dipakai secara predikatif sewaktu-
waktu dapat menyusul setelah subyek. Namun demikian, terjemahannya tidak
membingungkan, sebab kata sifat tersebut tidak memiliki Awalan Penentu, tanda
bahwa kata sifat tersebut dipakai secara predikatif.

37
15. KATA BENDA & KATA SIFAT

15.1. Jenis ( Gender ) Kata Benda

Dalam bahasa Ibrani, setiap kata benda dianggap memiliki jenis ( gender ) tertentu,
yang mempengaruhi penggunaan kata benda tersebut. Pada umumnya kata benda
memiliki salah satu dari dua jenis ( gender ) berikut ini :

a> Kata benda jenis ( gender ) laki-laki atau Maskulin ( m ),


b> Kata benda jenis ( gender ) perempuan atau Feminin ( f ).

15.1.1. Kata Benda Feminin

15.1.1.1. Kata benda yang berakhir dengan ,  , atau biasanya Feminin.
Misalnya :

 Perempuan  Puteri


 Nabiah  Pengetahuan
 Keadilan  Pintu
15.1.1.2. Nama wanita dan tentunya juga semua fungsi wanita berjenis Feminin.
Misalnya :

 Ibu  Ratu


 Puteri  Kuda betina
15.1.1.3. Nama kota atau negeri adalah Feminin, sebab dianggap sebagai ibu para
penduduknya. Misalnya :

 Bumi
 Yerusalem
 Kota
15.1.1.4. Sebutan untuk anggota tubuh yang berpasangan adalah Feminin. Misalnya :

 Tangan
 Kaki
 Mata

38
15.1.2. Kata Benda Maskulin

Kata benda Maskulin lebih banyak jumlahnya daripada kata benda Feminin. Kata benda
Maskulin tidak memiliki ciri tertentu yang menunjukkan jenisnya. Namun sebutan
untuk manusia dan binatang tentu mengikuti jenisnya yang alamiah.
Misalnya :

 Laki-laki ( m )  Putera ( m )


Perkecualian misalnya :
 Malam ( m )
15.2. BENTUK JAMAK

Bilamana kata benda bahasa Ibrani muncul dalam bentuk jamak, maka lebih mudah
untuk mengenal jenisnya ( gendernya ) sebab selalu nyata melalui akhiran-akhiran
jamak yang khas.

15.2.1. Akhiran Jamak Pada Kata Benda Maskulin

Kata benda Maskulin dalam bentuk jamak mempunyai akhiran ( full script ) atau
( defective script ) yang langsung ditambahkan pada kata benda bentuk tunggal.
Tunggal
 Kuda Jantan
Jamak ( Full Script )
 Kuda-kuda Jantan
Jamak ( Defective Script )
 Kuda-kuda Jantan
Perubahan Vokalisasi

Melalui penambahan akhiran jamak pada kata benda dasar, maka tekanan suara
semakin berpindah ke bagian belakang kata tersebut. Hal ini seringkali mengakibatkan
perubahan pada suku kata pertama yang akan menjadi lebih ringan.

Tunggal Jamak
Vokal Suku Kata Vokal Suku Kata Pertama
Pertama Qamets Æ Shewa Bersuara
 
 
Bila Konsonan pertama adalah Gutturals, yang tidak dapat menerima Shewa Biasa,
maka Qamets akan berubah menjadi Shewa Gabungan. Misalnya :
Æ
( Tunggal ) ( Jamak )

39
Kata-kata yang memiliki Segolata ( dua segol ) mengalami perubahan vokalisasi yang
khas sebagai berikut :

Tunggal Jamak
Vokal Suku Kata Pertama :
Segol/Tsere Æ Shewa Bersuara
Suku Kata Kedua : Segol Æ Qamets
 
 
( Gutturals ) 
Suku kata yang memiliki vokal penuh ( vokal plus huruf vokal ) tetap panjang dan
tidak dapat diperingan, meskipun ditambah akhiran. Misalnya :

Tunggal Jamak
 
 
 
Vokalisasi Khusus

Ada beberapa kata benda Maskulin yang mengalami perubahan vokalisasi yang khusus,
yang tidak mengikuti salah satu peraturan di atas, yakni :

Tunggal Jamak
Lelaki (m)
 
Putera (m)
 
Siang/hari
(m)
 
Kepala (m)
 
Bangsa (m)
 
Rumah (m)
 
15.2.2. Akhiran Jamak Pada Kata Benda Feminin

Kata benda Feminin dalam bentuk jamak mempunyai akhiran khusus, yakni 
( full script ) atau ( defective script ).

40
15.2.2.1. Kata benda Feminin yang mempunyai akhiran  akan kehilangan
akhirannya dan digantikan oleh akhiran jamak  . Misalnya :
Tunggal Jamak
Kuda Betina (f)
 
Nabiah (f)
 
Hukum (f)
 
Keadilan (f)
 
15.2.2.2. Kata benda Feminin tanpa akhiran  menerima akhiran langsung di
belakang bentuk tunggalnya. Perubahan vokalisasi pada kata induknya
mengikuti pola yang sama seperti pada kata benda Maskulin. Contoh :

TUNGGAL JAMAK
Tangan (f)
 
Jiwa (f)
 
Roh (f)
 
Pintu (f)
 
Mata (f)
 
Negeri (f)
 
15.2.3. Akhiran Jamak Yang Tidak Sesuai Gender Kata Benda

15.2.3.1. Ada beberapa kata benda Maskulin yang bentuk jamaknya mengikuti pola
kata benda Feminin, misalnya :

Tunggal Jamak
Ayah (m)
 
Hati (m)
 
Hati (m)
 
Malam (m)
 
Mezbah (m)
 
Tempat (m)
 
Suara (m)
 

41
Nama (m)
 
Dosa (m)
 
15.2.3.2. Ada pula beberapa kata benda Feminin yang bentuk jamaknya mengikuti
pola kata benda Maskulin, misalnya :

Tunggal Jamak
Batu (f)
 
Wanita (f)
 
Kota (f)
 
Tahun (f)
 
15.2.4. Pengertian Bentuk Jamak

Dalam bahasa Ibrani bentuk jamak tidak hanya berarti bahwa jumlah sesuatu hal itu
lebih dari satu. Ada beberapa kemungkinan yang lain, sebagai berikut :

15.2.4.1. Bentuk jamak dapat mengandung pengertian luasnya ( tempat/waktu ) suatu


hal ( disebut Extensive Plural ). Misalnya :

 Langit, Surga

 Air

 Wajah, permukaan, muka

 Hidup, kehidupan

15.2.4.2. Tidak jarang bentuk jamak pada kata benda abstrak mengandung pengertian
Intensitas hal/keadaan ( disebut Intensive Plural ), misalnya :

 Berkat

 Berkat besar ( Mazmur 21:7 )

15.2.4.3. Ada pula jamak keagungan, yang ada kaitan dengan jamak intensitas.
Pengertian ini khususnya pada nama Allah (  ). Bila bentuk
tunggal tampaknya tidak cukup untuk mengekspresikan pengertian “wajah”
atau “langit”, apalagi untuk Allah. Ia melebihi segala sesuatu dalam segala
hal.

42
15.3. Bentuk DUAL

Bentuk akhiran Dual ini dipakai untuk benda-benda yang muncul dalam bentuk
pasangan ( berjumlah dua ), secara khusus untuk anggota-anggota tubuh. Bentuk
akhiran Dual ini dipakai baik untuk kata benda Maskulin, maupun kata benda Feminin.
15.3.1. Bentuk Akhiran Dual ini biasanya ditulis ( Patakh yang beraksen, plus
Yod, plus Khireq, plus Mem Final ). Contoh :

Tunggal Arti Jamak DUAL Arti


 Telinga (f)
 Sepasang telinga

 Tangan (f)


 Sepasang tangan

 Sayap (f)


 Sepasang sayap

 Mata (f)


 Sepasang mata

 Kaki (f)


 Sepasang kaki

 Bibir (f)


 Sepasang bibir

 Hari (f)


 Dua hari

 Kuda Jantan (f)


 Dua ekor kuda jantan

15.3.2. Bilamana kata benda yang memiliki akhiran Feminin harus mendapatkan
akhiran Dual, maka dari akhiran Feminin itu akan menjadi  dan akhiran
Dual ditambahkan di belakangnya, misalnya :

 Bibir (f)


 Sepasang bibir
 Kuda betina (f)
 Dua ekor kuda betina
15.3.3. Ada perkecualian yang tidak jelas alasannya, sejumlah kata benda yang
muncul dengan bentuk akhiran Dual, namun tanpa arti Dual ( berpasangan ).
Misalnya :

 Air
 Yerusalem

 Langit, Surga


 Mesir

43
TUGAS (7)

A. Berikanlah bentuk jamak untuk kata-kata di bawah ini ! Kenalilah & tuliskan
gender dari setiap kata tersebut !!

 09  05  01


 10  06  02
 11  07  03
 12  08  04
B. Berikanlah akhiran Dual pada kata-kata di bawah ini ! Terjemahkan pula setiap
kata dalam bentuk Dual tersebut !!

 06  01
 07  02
 08  03
 09  04
 10  05
C. Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ini !

 06  01
 07  02
 08  03
 09  04
 10  05
D. Berikanlah tanda lingkaran pada kata yang tampaknya salah ditempatkan pada
setiap kelompok kata di bawah ini !

 06  01
 07  02
 08   03
 09  04
 10   05

44
 15   11
 16  12
 17  13
 18  14
15.4. Gender & Jumlah Kata Sifat

Bentuk Kata Sifat harus selalu sesuai dengan bentuk Kata Benda yang diterangkannya

a> Dalam hal gender : Maskulin atau Feminin, dan


b> Dalam hal jumlah : tunggal atau jamak.

Peraturan ini berlaku untuk pemakaian Kata Sifat baik secara atributif maupun secara
predikatif.

Sama seperti Kata Benda, demikian pula pada Kata Sifat dapat terjadi perubahan vokal
kata dasar atau perubahan konsonan terakhir bilamana dibubuhi akhiran Feminin atau
jamak.

15.4.1. Kata Sifat yang vokalnya tidak berubah

Maskulin TUNGGAL

Maskulin JAMAK

Feminin TUNGGAL

Feminin JAMAK

Contoh :

 Sang putera ( adalah ) baik


atau : Baiklah sang putera.
 Pohon-pohon yang baik
 Sang puteri yang baik ITU.
 Baiklah para nabiah ITU
15.4.2. Kata Sifat yang terdiri atas dua suku kata, dengan Qamets dalam suku kata
pertama ; Qamets itu akan berubah menjadi Shewa Bersuara ( di bawah
Gutturals akan berubah menjadi Shewa Gabungan ) bilamana Kata Sifat
tersebut dibubuhi akhiran Feminin atau jamak. Perhatikan tabel berikut di
bawah ini !

45
Besar Tua Jujur Fasik Bijaksana
M. Tunggal
    
M. Jamak
    
F. Tunggal
    
F. Jamak
    
Contoh :

 Kaki (f) yang besar.


 Bijaksanalah perjanjian (f) ITU.
 Bapak-bapak yang tua ITU.
 Jujurlah para wanita ITU.
 Nabi-nabi yang fasik.
15.4.3. Beberapa Kata Sifat yang terdiri atas satu suku kata saja ; Konsonan kedua
akan menerima Dagesh Forte ( dalam kasus Gutturals terjadi kompensasi )
bilamana Kata Sifat tersebut dibubuhi akhiran Feminin atau jamak. Lihat tabel
berikut !

Banyak Hidup Miskin Jahat


M. Tunggal
   
M. Jamak
   
F. Tunggal
   
F. Jamak
   
Perhatikanlah :

[1] Bilamana Kata Sifat menerangkan Kata Benda yang akhirannya tidak sesuai
dengan gendernya, maka akhiran Kata Sifat akan sesuai dengan gender Kata
Benda tersebut & bukan sesuai dengan bentuk akhirannya. Misalnya :

 Malam (m) yang baik, Selamat Malam.


 Istri-istri (f) yang baik.
 Bijaksanalah para bapak (m) ITU.

46
[2] Kata Benda yang hanya muncul dalam bentuk jamak, biasanya mendapat Kata
Sifat dalam bentuk jamak pula, meskipun pengertiannya tunggal. Misalnya :

 Banyak air, Air yang banyak


 Wajah yang jahat.
[3] Kata Sifat yang menerangkan ( Allah ) selalu dalam bentuk
Tunggal. Misalnya :

 Adillah Allah.


 Jahatlah para ilah ITU.
[4] Tidak ada bentuk Dual untuk Kata Sifat ! Oleh karena itu, bila Kata Bendanya
menyandang akhiran Dual, maka Kata Sifat yang menerangkannya memakai
akhiran jamak biasa. Misalnya :

Sepasang tangan yang besar.


[5] Pengertian Jamak Intensif berlaku hanya untuk beberapa Kata Benda dan tidak
berlaku untuk Kata Sifat. Dengan kata lain,   
, ,
tidak boleh diterjemahkan “baik-baik”, “besar-besar”, melainkan hanya
menunjukkan bahwa Kata Benda yang diterangkannya tersebut dalam status
jamak.Terjemahan Kata Sifat tersebut dalam bahasa Indonesia tetap memakai
bentuk tunggal, “baik”, “besar”.

TUGAS (8)

A. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Ibrani, kalimat-kalimat berikut di bawah ini !

01. Lagu-lagu yang indah.


02. Fasiklah bangsa ITU.
03. Besarlah berkat ITU.
04. Bapat ITU baik.
05. Suami dan istri.
06. Langit dan bumi.
07. Adillah imam ITU dan benarlah sang nabiah.
08. Para suami yang tua dan para istri yang bijaksana.
09. Sepasang Kuda jantan dan sepasang kuda betina.
10. Allah ITU benar dan para ilah ITU jahat.

47
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Indonesia, kalimat berikut di bawah ini !

 02  01
 04  03
 06  05
 08  07
 10  09
16. KATA GANTI ( PRONOUNS )

16.1. Kata Ganti Orang ( Independent Personal Pronouns )

Kata Ganti Orang ditulis sebagai bentuk terpisah dan hanya dipakai untuk menyatakan
Subyek dalam sebuah kalimat. Untuk menyatakan obyek, bahasa Ibrani memiliki
pronominal suffixes khusus, yang ditempatkan sebagai akhiran pada kata lain ( kata
kerja, kata depan, atau kata benda ). Bentuk-bentuk suffix ini akan dipelajari pada
pelajaran-pelajaran selanjutnya.

Untuk sementara ini, kita membatasi diri kepada Kata Ganti Orang, yang berdiri sendiri
sebagai Subyek Kalimat. Bentuk-bentuk Kata Ganti Orang ( Independent Personal
Pronouns ) ini adalah sebagai berikut :

Tunggal Jamak
, Saya (m/f )
 Kami/kita (m/f )

 Engkau (m)


 Kalian (m)

 Engkau (f)


, Kalian (f)

 Dia (m)


, Mereka (m)

 Dia (f)


, Mereka (f)

Catatan :
[1] Kata Ganti Orang Kedua Jamak (f) jarang muncul.
[2] Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal (f) terdapat sepanjang kitab-kitab Pentateuch.

Contoh :
 Akulah Allah YHWH.
 Engkaulah lelaki ITU.
 Dialah sang raja yang besar ITU.
 Merekalah para hamba yang baik.

48
16.2. Kata Ganti Penunjuk ( Demonstrative Pronouns )

Kata Ganti Penunjuk adalah kata ganti yang menunjukkan sesuatu benda atau
seseorang yang khusus harus diberi perhatian. Dalam bahasa Ibrani ada dua macam
Kata Ganti Penunjuk, yakni :

a> Menunjuk pada hal-hal yang dekat : ini,


b> Menunjuk pada hal-hal yang jauh : itu.

Dalam hal ini bisa jadi pemakaian kata “itu” membingungkan, sebab kata tersebut juga
dipinjam sebagai Kata Sandang Tertentu ( Awalan Penentu ) yang sebenarnya tidak
ada dalam bahasa Indonesia.

Adapun bentuk-bentuk Kata Ganti Penunjuk ini adalah sebagai berikut :

Tunggal Jamak
 Ini/This (m)
 Ini/These (m)
 Ini/This (f)
 Ini/These (f)
 Itu/that (m)
, Itu/Those (m)
 Itu/that (f)
, Itu/Those (f)
Perhatikan, Kata Ganti Orang Ketiga dipinjam untuk berfungsi sebagai Kata Ganti
Penunjuk.

Dalam bahasa Ibrani, Kata Ganti Penunjuk memiliki fungsi yang sama seperti Kata
Sifat ( dapat dipakai secara atributif & predikatif ). Dalam hal ibi Kata Ganto Penunjuk
harus sesuai dalam hal : gender & jumlah dengan Kata Benda yang diterangkannya.

16.2.1. Kata Ganti Penunjuk yang berfungsi sebagai Keterangan Langsung ( dipakai
secara Atributif ) untuk sebuah Kata Benda selalu :

<a> Ditempatkan di belakang Kata Benda yang diterangkannya,


<b> Mendapat Awalan Penentu sama seperti Kata Bendanya.

Contoh :
 Lelaki ini.
 Lelaki itu.
 Negeri ini.
 Kota-kota ini.
Bila sebuah Kata Benda dimodifikasi oleh sebuah Kata Sifat, maka Kata Ganti
Penunjuknya akan selalu berdiri setelah Kata Sifat. Misalnya :

49
 Hal yang besar ini.
 Negeri yang baik ini.
 Tahun-tahun yang baik ini.
 Padang gurun yang besar itu.
16.2.2. Kata ganti Penunjuk yang dipakai secara predikatif :
a. Ditempatkan di depan Kata Benda.
b. Tidak pernah mendapat Awalan Penentu.

Misalnya :
 Inilah hari ITU.
 Inilah wanita yang jujur ITU.
 Itulah kota yang besar ITU.
 Itulah Raja yang bijaksana ITU.
16.3. Kata Ganti Tanya ( Interrogative Pronouns )

Ada dua Kata Ganti Tanya dalam bahasa Ibrani. Posisi Kata Ganti Tanya tersebut
biasanya pada awal kalimat.
16.3.1. Kata Ganti Tanya ( Siapa ? ). Misalnya :
 Siapa engkau ?
 Siapa lelaki ITU ?
16.3.2. Kata Ganti Tanya  ( Apa ? atau Alangkah ... ! ).
Biasanya dihubungkan dengan kata berikutnya melalui garis Maqqef dan
huruf pertama kata berikutnya tersebut akan mendapat Dagesh Forte.
Misalnya :

 Apa ini ?


 Alangkah baiknya !
 bertemu dengan Gutturals dalam kata berikutnya, maka vokalisasi
Bila

akan berubah sesuai dengan peraturan yang telah diuraikan


sebelumnya sehubungan dengan Awalan Penentu, sehingga melalui
kompensasi akan terjadi bentuk-bentuk sebagai berikut ( tanpa Dagesh Forte ) :

50
 Apa yang telah kaulakukan ?
 Apakah kesalahanku dan apakah dosaku ?
 Dan apakah yang lebih kuat dari seekor
singa ? ( Hakim-hakim 14:18 )
 Apakah hambamu ? ( 2 Samuel 9:8 )
 dan  sewaktu-waktu juga diterjemahkan “barangsiapa” dan “apa saja”.
Yang menentukan dalam hal ini adalah konteksnya.

16.4. Awalan Tanya ( Interrogative “He” )

Berhubung tidak ada tanda tanya dalam bahasa Ibrani, maka kata atau hal yang
dipertanyakan dibubuhi Awalan Tanya :  ( dalam bahasa Indonesia memakai akhiran
-kah ). Misalnya :

 Besarkah pohon-pohon ITU ?


 Bukankah engkau laki-laki ?
 Selamatkah ? ( Apa kabar ? )
Di depan Gutturals, Awalan Tanya dapat mengalami perubahan vokal sehingga menjadi
atau 
, sama seperti Awalan Penentu. Untuk membedakan Awalan Tanya dari
Awalan Penentu, perlu diperhatikan :

<a> Vokal Awalan Tanya yang biasa adalah Khatef-patakh, sedangkan vokal
Awalan Penentu adalah Patakh.
<b> Awalan Tanya tidak diikuti oleh Dagesh Forte.
<c> Awalan Tanya agak jarang ditemukan, sedangkan Awalan Penentu amat sering
dipakai.

16.5. Kata Keterangan Tanya ( Interrogative Adverbs )

Pertanyaan-pertanyaan dapat juga diperkenalkan dengan Interrogative Adverbs ( Kata


Keterangan Tanya ). Interrogative Adverbs yang paling umum dipakai adalah :

1
 Di mana ? 6
 Bagaimana ?

2
 Di mana ? 7
, Dimanakah ?
Pada tempat apakah ?
3
 Di mana ? 8
,  Mengapa ?

4
 Kapankah ?
Dari manakah ?
9
 Mengapa ?

5
 Dari manakah ?

51
Contoh :

 Di manakah Habel saudaramu ?


 Mengapa engkau sendirian ?

52
TUGAS (9)

A. Berikanlah tanda lingkaran untuk bentuk kata sifat yang benar untuk kalimat-
kalimat di bawah ini !

( ,)  01


( , )  02
( , )  03
(,) 04
(,) 05
(,) 06
(,) 07
(,) 08
(,) 09
(,) 10
B. Pilihlah pasangan yang tepat untuk ayat-ayat di bawah ini !

( )
 A Di manakah Sara, istrimu
( Kejadian 18:9 ) ?
( )
 B Di manakah Allahmu
( Mazmur 42:4 ) ?
( )
 C TUHAN Allah bapa-bapamu
( Ulangan 1:21 )
( )
 D Apakah nama puteranya ( Amsal
30:4 ) ?
( )
 E Adakah mereka tergolong pada
kita ( Kejadian 34:23 ) ?
( )
 F Pada hari bapa-bapa kalian ( Yoel
1:2 )
( )
 G Bukankah ia bapamu ( Ulangan
32:6 ) ?
( )
 H Bukankah ini perkataanku
( Yunus 4:2 ) ?
( )
 I Kalian & bapa-bapa kalian
( Yeremia 44:3 )
( )
 J Siapakah raja kemuliaan itu
( Mazmur 24:8 )?
( )
 K Di manakah Allah mereka ( Yoel
2:17 ) ?
( )
 L TUHAN Allah bapa-bapanya
( 2 Tawarikh 30:19 )

53
17. KATA DEPAN ( PREPOSITIONS )

Bila dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain, maka bahasa Ibrani memiliki sedikit
preposisi ( Kata Depan ). Ada sejumlah preposisi Ibrani yang tidak bisa dipisahkan
dengan Kata Benda, dan ada pula yang dihubungkan dengan Awalan Penentunya.
Sejumlah preposisi lainnya berdiri sendiri dan berfungsi hampir sama dengan preposisi
dalam bahasa Inggris.

17.1. Inseparable Prepositions

Bahasa Ibrani memiliki tiga Inseperable Prepositions berbentuk Awalan yang


dibubuhkan langsung pada awal kata berikutnya ( Kata Benda ) dan tidak pernah
berdiri sendiri. Inseperable Prepositions ini adalah :

Preposisi Artinya
 Dalam, di dalam, oleh, dengan

 Seperti, bagaikan, menurut

 Kepada, bagi, untuk

Ketentuan-ketentuan Preposisi yang diberikan kepada kata-kata benda adalah sebagai


berikut :

17.1.1. Vokalisasi yang biasa untuk ketiga Preposisi ini adalah Shewa Bersuara.
Contoh :

 Dalam Taurat.


 Menurut sebuah kata.
 Untuk perdamaian.
17.1.2. Di depan Shewa yang lain, ketiga Preposisi tersebut akan mendapat Khireq
dan Shewa yang kedua itu tetap bersuara. Contoh :

 Menurut keadilan.


 Dengan kata-kata.
 Bagi Samuel.

17.1.3. Di depan , ketiga Preposisi tersebut mendapat Khireq dan Shewa di bawah
Yod hilang. Contoh :

 Di Yerusalem.

54
 Seperti Yehuda.
 Untuk Yerikho.
17.1.4. Di bawah Gutturals yang memiliki Shewa Gabungan, ketiga preposisi
tersebut mendapat vokal penuh dari Shewa Gabungan itu. Contoh :

 Dalam pelayanan.


 Seperti Edom.
 Bagi penyakit.
Catatan :

Vokalisasi ketiga preposisi tersebut di atas, di depan nama-nama Allah memiliki


kekhususan sebagai berikut :

[1] Di depan kata  , ketiga preposisi tersebut mendapat Tsere ( bukan
Segol ) dan ‘alef kehilangan vokalnya. Contoh :

 Seperti Allah.


 Bagi Allah.
[2] Di depan kata  
, ketiga preposisi tersebut mendapat Patakh dan
‘alef kehilangan vokalnya. Contoh :

 Seperti TUHAN.


 Bagi Tuhan.
17.1.5. Bila ketiga preposisi itu bertemu dengan kata yang mendapat tekanan pada
suku kata pertamanya, maka Shewa di bawah preposisi tersebut sewaktu-
waktu berubah menjadi Qamets. Misalnya :

 Seperti ini.


 Kepada kekekalan.
 Kepada air.
17.1.6. Ketika ketiga preposisi tersebut diberikan kepada Kata Benda yang memiliki

Awalan Penentu, maka dari Awalan Penentu itu dihilangkan, dan
digantikan oleh Konsonan dari preposisi tersebut dengan vokalisasi dari

55
Awalan Penentunya. Misalnya :

 Dalam tahun ITU.


 Menurut perjanjian ITU.
 Bagi lelaki ITU.
17.1.7. Inseperable Prepositions digabung dengan 
Dalam penggabungan antara  ,  ,  dan  perhatikan ragam-ragam
arti preposisi tersebut di bawah ini :

1
 (( Hakim-hakim
Kejadian 15:8 )
16:5 ) Dalam hal apakah kekuatannya ?
Melalui apakah aku tahu ?
 Hakim-hakim 6:15 )
( Dengan apa akan kuselamatkan ?
2
 (( Kejadian 47:8 )
Ayub 7:19 )
Berapa banyak tahun hidupmu ?
Berapa lama Engkau tidak .....
 Mazmur 78:40 )
( Berapa kali mereka .....
3
 (( Kejadian 4:6 )
Kejadian 27:46 )
Mengapa hatimu panas ?
Apa gunanya aku hidup lagi ?

17.2. Independent Prepositions

Ada beberapa preposisi yang berdiri sendiri, atau tanpa digabungkan langsung pada
kata berikutnya ( kata benda ). Preposisi jenis ini berfungsi seperti preposisi dalam
bahasa Inggris. Beberapa dari preposisi tersebut yang sangat umum dipakai adalah :

 Ke, ke dalam, ke arah.  Sebelum, di hadapan.


 Atas, tentang.  Dengan, bersama.
 Di antara.  Kepada, sehingga.
 Sesudah, di balik.  Di bawah, sebaliknya.
 Di samping, di dekat.

56
17.3. Kata Depan 
Sekalipun preposisi  ( dari, keluar dari ) termasuk dalam Independent
Prepositions, namun ketentuan untuk penulisan kata depan ini berbeda, sebagaimana
dijelaskan di bawah ini :

17.3.1. Di depan kata benda yang memiliki Awalan Penentu, kata depan ini berdiri
sendiri dan dihubungkan dengan kata berikutnya melalui garis Maqqef.
Contoh :

 Dari kota ITU.


 Dari sang Imam.
 Dari rumah ITU.
17.3.2. Di depan kata benda tanpa Awalan Penentu, di mana konsonan pertama dari
kata benda tersebut bukan Gutturals, maka preposisi 
ditulis “Mem plus
Khireq, plus Konsonan pertama dari Kata Benda tersebut di-Dagesh
Forte-kan”. Misalnya :

 Dari satu rumah.


 Dari raja.
 Dari nabi.
Bila konsonan pertama dari kata benda itu :

17.3.2.1. Memiliki Shewa, maka Dagesh Forte dihilangkan. Contoh :

 Dari Salomo.



17.3.2.2. Adalah , maka Yod itu akan membisu sebagai huruf vokal ( Shewa &
Dagesh Forte hilang ). Misalnya :

 Dari Yerikho.


17.3.3. Di depan Kata Benda tanpa Awalan Penentu, di mana konsonan pertama dari
kata benda tersebut adalah Gutturals, maka preposisi 
ditulis “Mem
ditambah Tsere, Khireq diperpanjang menjadi Tsere sebagai
kompensasi huruf Gutturals yang tidak bisa diduakalikan”. Misalnya :

 Dari kota.


57
 Dari kepala.
 Dari satu gunung.
17.3.4. Preposisi dapat pula dipakai untuk mengekspresikan suatu
perbandingan. Misalnya :

 Ia lebih besar daripada Samuel.


 Terang ITU lebih baik daripada
kegelapan ITU.

17.4. Kata Ganti Penghubung ( Relative Pronoun )

Kata Ganti Penghubung ( Relative Pronoun ) dalam bahasa Ibrani adalah 
( yang ) sering mengawali anak kalimat yang berisikan keterangan tentang kata
terakhir sebelum . Dengan kata lain Kata Ganti Penghubung ini berfungsi
sebagai keterangan tambahan dengan orang atau benda yang disebutkan sebelumnya.
Misalnya :

 Bangsa yang di Mesir ITU.


 Para saudara lelaki yang dari Yerusalem.
Yang seringkali menjadi kesulitan adalah terjemahan dari , sebab kata “yang”
dalam bahasa Indonesia tidak selalu dapat mewakili fungsi  secara tepat.

Terjemahan  yang selalu dapat mewakili adalah ungkapan “dengan


keterangan sebagai berikut”. Tergantung konteks maka seringkali terjemahan di
mana, dari mana, ke mana, paling tepat. Perhatikan cara pengungkapan khas Ibrani
dan terjemahannya di bawah ini !

 Ibrani : Lihatlah tempat yang ia


tinggal di situ !
Indonesia : Lihatlah tempat di
mana ia tinggal.

 Ibrani : Lihatlah tempat yang ia


datang dari sana !
Indonesia : Lihatlah tempat dari
mana ia datang !

 Ibrani : Lihatlah tempat yang ia


pergi ke sana !
Indonesia : Lihatlah tempat ke
mana ia pergi !

58
Ada pula kasus, di mana cara pengungkapan Ibrani mirip dengan cara bahasa
Indonesia. Perhatikan contoh berikut di bawah ini :


Lihatlah orang ITU yang bukunya telah saya ambil.

Catatan :
[a] Pada umumnya  berdiri setelah sebuah kata yang dalam status tertentu
( misalnya dengan Awalan Penentu ).
[b] Bentuk kata  tetap dan tidak terpengaruh oleh gender atau jumlah kata
yang diterangkannya.
[c] Kata Sifat yang menyusul langsung setelah kata benda yang diterangkannya,
tidak perlu menyisipkan  di antaranya. Misalnya :
 Raja yang bijaksana.
TUGAS (10)


A. Berikanlah prefiks dengan preposisi untuk kata-kata berikut di bawah ini,
pertama tanpa Awalan Penentu, kemudian dengan Awalan Penentu. Terjemahkan
pula kedua bentuk dari setiap kata tersebut !

 7  4  1


 8  5  2
 9  6  3
B. Berikan prefiks dengan preposisi  untuk kata-kata berikut di bawah ini !
 11  06  01
 12  07  02
 13  08  03
 14  09  04
 15  10  05
 16  

59
C. Tempatkan Awalan Penghubung “Waw” untuk kata-kata atau ungkapan-
ungkapan berikut di bawah ini ! Terjemahkan pula setiap bentuk kata tersebut !

1
 10  05  01
2
 11  06  02
3
 12  07  03
4
 13  08  04
5
 14  09 
D. Terjemahkanlah kalimat-kalimat di bawah ini !
Contoh : Tidak ada buah di dalam kebun ITU.
 01

 02

 03

 04

 05

 06

 07

 08

 09

 10

 11

 12

60
18. KATA KERJA BIASA ( STRONG VERBS )

Ada dua macam kata kerja dalam bahasa Ibrani. Klasifikasi pertama yakni Strong
Verbs. Dan yang kedua adalah Weak Verbs.

Disebut “kuat” ( Strong Verbs ) sebab tidak menyimpang dari pola dasar. Semua kata
kerja “kuat” dikelompokkan dalam satu kelas. Dan Strong Verbs harus memiliki tiga
konsonan dalam bentuk Qal Perfect Orang Ketiga Maskulin Tunggal, sebagaimana
terlihat jelas dalam Lexicon ( Kamus ).

Dengan demikian, secara otomatis, kata-kata kerja yang huruf tengahnya adalah
vokal tergolong Weak Verbs. Lebih lanjut, kata-kata kerja yang memiliki satu atau
dua konsonan Gutturals disebut juga Weak Verbs. Kata kerja lain dimasukkan ke
dalam Weak Verbs bila kata kerja tersebut diawali dengan huruf Yod, Waw, atau
Nun, atau bila huruf ketiganya sama dengan huruf keduanya. Demikian pula kata-kata
kerja yang berakhir dengan huruf He, atau kata-kata kerja yang diawali & diakhiri
oleh huruf ‘alef termasuk dalam Weak Verbs.

Untuk sementara ini, kita akan membatasi diri pada Kata Kerja yang mengikuti pola
dasar itu ( Strong Verbs ).

18.1. Bentuk Asal Kata Kerja

Kata Kerja dalam bahasa Ibrani selalu terdiri atas TIGA KONSONAN saja, misalnya

 Menulis

 Bekerja.

 Memanggil

Bentuk Asal atau Bentuk Dasar ini, yang sering dibubuhi awalan & akhiran serta
mengalami banyak perubahan lainnya, dapat pula disebut “Kata Induk” atau “Akar
Kata”.

Pada umumnya kata kerja dihafal dalam bentuknya yang paling sederhana atau paling
pendek. Dalam bahasa Inggris, bentuk asal kata kerja itu adalah Infinitive, misalnya :
to write, to sing, to go. Dalam bahasa Yunani, bentuk yang biasanya dihafal adalah
orang pertama tunggal, misalnya : luw , filw , ginomai .
Dalam bahasa Ibrani, bentuk asal kata kerja terdapat dalam bentuk orang ketiga,
Maskulin, tunggal, misalnya :  ( Ia telah menulis ). Namun demikian, bilamana
ditulis tanpa vokalisasi, maka terjemahannya adalah sebagai bentuk asal kata
kerja : “menulis”. Bentuk ini dipakai untuk mendaftarkan kata kerja di dalam Kamus
dan untuk penghafalan.

61
18.2. Pengertian Waktu Pada Kata Kerja

Tata bahasa Ibrani tidak membedakan antara “waktu lampau”, “waktu kini”, dan
“waktu yang akan datang”. Yang dibedakan pada kata kerja adalah hanya dari dua
segi

[a] Perbuatan yang sudah selesai ( Perfect ),


[b] Perbuatan yang belum selesai ( Imperfect ).

Bentuk-bentuk kata kerja yang menyatakan “perbuatan yang sudah selesai” dalam
Tata bahasa Ibrani Tradisional disebut Perfect dalam arti sudah selesai, sempurna,
dan tidak selalu dalam arti “waktu lampau”.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa Perfect dapat pula mencakup perbuatan pada
waktu yang akan datang, bilamana yang berbicara memandang perbuatan itu sebagai
perbuatan yang sudah selesai, sudah menjadi kenyataan pada waktu yang akan
datang.

Penggunaan Perfect seperti itu dalam bahasa Inggris disebut Future Perfect atau
Prophetic Perfect, sebab sering ditemukan dalam ucapan para nabi. Misalnya : 700
tahun sebelum Kristus, nabi Yesaya berkata tentang Dia dalam Yesaya 9:1-3







“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar ...
Mereka telah bersukacita ... sebab kuk telah Kaupatahkan ... sebab seorang anak
telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan ...

Semua kata kerja yang dicetak tebal memakai Perfect biasa, namun dengan arti yang
khusus, sebagaimana diuraikan di atas.

18.3. Kata Kerja Biasa : PERFECT

Perfect ini dalam beberapa buku lain disebut Preterite. Sementara itu, Baker/Siahaan
menyebutnya bentuk berakhiran, sebab memang kata induknya ditambah akhiran-
akhiran yang khas.

Berikut di bawah inilah Pola Pembentukan Perfect yang lengkap dari Kata Kerja
Biasa ( Strong Verbs ). Biasanya Daftar bentuk-bentuk kata kerja dimulai dengan

62
orang ketiga, Maskulin, tunggal, mengingat itulah bentuk kata kerja yang paling
sederhana ( Tiga Konsonan yang ditemani oleh dua vokal; suku kata pertama
memakai Qamets & suku kata kedua memakai Patakh ).
Adapun akar kata kerja yang dipakai adalah 
sebagai contoh yang cocok untuk
melatih pola pembentukan kata kerja, meskipun kata kerja tersebut hanya muncul tiga
kali saja di dalam Perjanjian Lama, dan artinya memang tidak menyenangkan, yakni :
mematikan.

Akhiran-akhiran yang ditambahkan pada akar kata tersebut menyatakan Subyek &
merupakan singkatan dari kata ganti orang.
Seluruh Pola Pembentukan Perfect harus dikuasai secara mutlak sebab merupakan
Pola Dasar yang akan diikuti oleh semua kata kerja yang lain.

Pola Pembentukan PERFECT dari Strong Verbs

Tunggal Bentuk Arti


3.Maskulin
 Dia (m) telah mematikan

3. Feminin
 Dia (f) telah mematikan
2. Maskulin
 Engkau (m) telah mematikan
2. Feminin
 Engkau (f) telah mematikan
1.Maskulin/Feminin
 Saya (m/f) telah mematikan
Jamak
3. Maskulin/Feminin
 Mereka (m/f) telah mematikan
2. Maskulin
 Kalian (m) telah mematikan
2. Feminin
 Kalian (f) telah mematikan
1. Maskulin/Feminin
 Kami/kita (m/f) telah mematikan
18.4. Subyek Kalimat

Sebagaimana nyata dari bentuk-bentuk kata kerja tersebut, maka kata kerja Ibrani
selalu terdiri atas subyek & predikat sekaligus.

 Dia
( Subyek )
telah menulis
( Predikat )
 Mereka
( Subyek )
telah menulis
( Predikat )

Bilamana kalimat Ibrani mempunyai sebuah subyek yang berdiri sendiri ( di luar kata
kerja ), maka :

<a> Kata kerja biasanya mendahului subyek itu.

63
<b> Bentuk kata kerja ( yang juga mempunyai unsur subyek ) harus mutlak
bersesuaian dengan subyek yang berdiri sendiri, baik dalam hal gender, maupun
dalam hal jumlah.
<c> Subyek dalam kata kerja itu tidak turut diterjemahkan.

Contoh :

 Sang bapa telah membangun.


 Para putera telah menulis.
 Sang ibu telah mendengar.
18.5. Kata Penunjuk Obyek

Untuk menjamin agar subyek dan obyek jangan dikacaukan, maka ada Kata Penunjuk
Obyek  yang seringkali ditempatkan di depan sebuah obyek langsung yang
tertentu. Kata Penunjuk Obyek ini tidak perlu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Contoh :

 Sang Nabi telah mengingat sang raja.


Seringkali Kata Penunjuk Obyek ini berbentuk Awalan yang dihubungkan dengan
obyek melalui garis Maqqef, di mana Tsere dari  akan berubah menjadi Segol.
Misalnya :

 Allah telah memanggil Musa.


Bila ada lebih dari satu obyek langsung dalam sebuah kalimat, maka Awalan
Penunjuk obyek harus diulangi di depan setiap obyek tersebut. Misalnya :


Salomo telah membangun rumah ITU dan mezbah ITU.

18.6. Urutan Kata Dalam Kalimat

Telah diuraikan sebelumnya, bahwa urutan yang umum dalam kalimat Ibrani adalah
Predikat + Subyek + Obyek.

Kata yang berdiri pada urutan pertama sebuah kalimat dianggap unsur kalimat yang
terpenting. Dengan demikian kalimat Ibrani biasanya memberikan tekanan khusus
kepada kata kerja, yang merupakan unsur keaktifan dalam sebuah kalimat.

Allah telah menciptakan langit ( Kejadian 1:1 ).

64
Akan tetapi urutan kata yang umum ini sewaktu-waktu dibalik untuk memberikan
tekanan khusus kepada bagian kalimat yang lain. Misalnya :

 Saya yang telah TUHAN kirim.


 Saudara-saudaraku yang telah aku cari.
 Dan engkau, engkau harus memegang
perjanjian-Ku.

18.7. Kata Kerja Dalam Bentuk Negatif

Kata Ingkar  berarti “tidak” atau “bukan”. Dalam hubungan dengan kata kerja,
maka  berdiri langsung di depan kata kerja yang bersangkutan. Perhatikan
bahwa  dapat berdiri sendiri ataupun dihubungkan dengan kata berikutnya
melalui garis Maqqef ( vokalisasi tidak berubah ). Misalnya :

 Sang imam tidak memanggil sang


putera.

TUGAS (11)

Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ini ke dalam bahasa Indonesia,


dengan terlebih dahulu menganalisa kata kerjanya !

 1
 2
 3
 4
 5
18.8. Kata Kerja Biasa : Imperfect

Sebagai kebalikan dari Perfect, maka Imperfect menyatakan perbuatan yang belum
sempurna/selesai. Ada yang menyebutnya “Future”, Baker/Siahaan menyebutnya
“Bentuk Berawalan”.

Pola pembentukan Imperfect adalah kata kerja dasar ditambah dengan Awalan dan
akhiran yang menyatakan subyek.

65
Pola Pembentukan IMPERFECT Dari Strong Verbs

Tunggal Bentuk Arti


3.Maskulin
 Dia (m) akan mematikan

3. Feminin
 Dia (f) akan mematikan
2. Maskulin
 Engkau (m) akan mematikan
2. Feminin
 Engkau (f) akan mematikan
1.Maskulin/Feminin
 Saya (m/f) akan mematikan
Jamak
3. Maskulin
 Mereka (m) akan mematikan
3. Feminin
 Mereka (f) akan mematikan
2. Maskulin
 Kalian (m) akan mematikan
2. Feminin
 Kalian (f) akan mematikan
1. Maskulin/Feminin
 Kami/kita (m/f) akan mematikan
18.9. Terjemahan Imperfect Ibrani

Rumusan “perbuatan yang belum selesai” untuk Imperfect mempunyai arti yang
cukup luas & perlu diketahui sehingga dapat menemukan terjemahan yang paling
tepat dalam setiap kasus.

Imperfect dapat menyatakan :

[1] Perbuatan yang sedang berlangsung, baik sekarang maupun pada waktu
lampau.
[2] Perbuatan yang terus-menerus atau berulang-ulang dilakukan.
[3] Perbuatan yang hendak dilakukan ( ada niat ).
[4] Perbuatan yang akan berlangsung pada waktu yang akan datang.
[5] Permintaan atau Perintah ( Yusif ). Arti ini muncul khususnya dalam bentuk kata
kerja pada orang kedua & orang ketiga.
[6] Larangan. Imperfect yang didahului oleh  “jangan” adalah larangan
sementara ( temporer ). Misalnya :

 Jangan memberontak ( Bilangan 14:9 )


 Jangan mengingat ( Mazmur 79:8 ).
[7] Larangan Ilahi. Larangan yang diucapkan oleh TUHAN sendiri memakai
Imperfect yang didahului oleh  “tidak”. Misalnya :

66
 Jangan mencuri ( Keluaran 20:15 ).
Inilah bentuk larangan Ibrani yang paling tegas - bila diterjemahkan secara
harfiah, menjadi “Engkau tidak akan mencuri”. Bentuk ini menyatakan bahwa
TUHAN menantikan ketaatan yang mutlak. Dalam pandangan TUHAN,
mustahillah bahwa anggota umat-Nya masih akan mencuri, berdusta,
membunuh, dan lain-lain. Oleh sebab itulah, maka bentuk perintah yang khas
inilah yang dipakai untuk Dasa Titah dan larangan-larangan lain yang ditetapkan
oleh TUHAN sendiri.

18.10. Menganalisa Bentuk Kata Kerja Ibrani

Bila menganalisa/menjelaskan bentuk-bentuk kata kerja Ibrani, maka unsur-unsur


berikut harus disebut : Akar Kata & artinya, tense, pelakunya orang keberapa,
gender, bentuk dan terjemahannya.

TUGAS (12)

A. Ayat-ayat di bawah ini berisi kata kerja Imperfect. Berikanlah terjemahan tepat
dengan mengisi tanda garis bawah untuk :
(a) Person, gender, dan jumlah kata kerja itu.
(b) Akar kata kerja itu.

01
 (a) ________________
(b)_________________
Dan dosa-dosamu
.................................................
02
 (a) ________________
(b) ________________
Dan ......................................................atas
Israel.
03
 (a) ________________
(b) ________________
Dan ........................................ dunia dengan
adil.
04
 (a) ________________
(b) ________________
Dan perintah-perintah-Ku .................................... 
05
 (a) ________________
(b) ________________
TUHAN akan .............................selama-
lamanya.

67
B. Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ke dalam bahasa Indonesia
dengan menganalisa/memarsing setiap katanya terlebih dahulu !

 01
 02
 03
 04
19. KATA BENDA BENTUK PERPENDEKAN

19.1. Pengertian Bentuk Perpendekan

Perpaduan kata benda sering dipakai untuk menyatakan pemilik ( misalnya : “kuda
raja” ), pencipta ( misalnya “Mazmur Daud” ), asal ( misalnya “Orang Yerikho” ),
atau sifat ( misalnya “Kepala batu” ).

Dalam bahasa Indonesia, kata yang diterangkan ( “kuda” ) langsung disusul oleh kata
yang menerangkannya ( “raja” ). Dalam bahasa Ibrani, urutan yang sama berlaku.
Misalnya :

 Kuda raja.

Namun demikian, ada satu kekhususan pada perpaduan kata benda dalam bahasa
Ibrani, yakni kata benda yang pertama ( yang diterangkan ) perlu diperpendek sejauh
mungkin agar lebih terpadu dengan kata benda berikutnya. Yang dimaksudkan
dengan “diperpendek” adalah bahwa kata benda tersebut dapat mengalami
perubahan/kehilangan konsonan yang terakhir dan vokalisasinya akan
berubah/diperingan agar tekanan suara lebih berpindah kepada kata benda yang
kedua.

Kata  pada contoh di atas termasuk jenis kata benda yang tidak dapat
diperpendek, sehingga bentuk biasa dengan bentuk perpendekan sama. Akan tetapi,
banyak kata benda yang lain harus mengalami perpendekan itu. Misalnya : kata
 menjadi  bilamana dipadukan dengan kata benda yang lain. Contoh :
 Perkataan Allah.

Demikian pula untuk banyak kata benda yang lain. Namun demikian bentuk
perpendekan ini lain untuk setiap kata benda menurut jenisnya & jumlahnya. Bentuk-
bentuk perpendekan ini tidak mungkin dihafal semua, namun prinsip perpendekan
harus dipahami secara serius.

68
Dalam buku-buku Tata Bahasa Ibrani, bentuk perpendekan kata benda ini disebut
“status Constructus”. Sementara itu, kata benda yang biasa dikenal dengan “status
Absolutus”. Dalam kamus Ibrani, bentuk Constructus setiap kata benda dicatat
secara khusus.

Berikut di bawah ini ada beberapa contoh bentuk Constructus yang paling umum
dipakai.

A. MASKULIN
Absolutus Constructus
 Kuda Jantan
 Kuda jantan sang
raja.
 Kuda-kuda Jantan  Kuda-kuda jantan
sang raja
 Raja
 Raja Israel

 Raja-raja  Raja-raja bumi


ITU
 Buku
 Kitab Musa

 Buku-buku  Kitab-kitab Musa

 Tempat kudus


 Tempat kudus
TUHAN
 Tempat-tempat
kudus
 Tempat-tempat
kudus TUHAN
 Perkataan
 Perkataan
TUHAN
 Perkataan-
perkataan
 Perkataan-
perkataan
TUHAN
 Putera
 Putra Sang Imam

 Putera-putera  Para putra sang


Imam
 Rumah
 Rumah Daud

 Rumah-rumah  Rumah-rumah


Daud
B. FEMININ
Absolutus Constructus
 Kuda betina
 Kuda betina sang
raja
 Kuda-kuda betina  Kuda-kuda betina
sang raja
 Keadilan
 Keadilan
TUHAN
 Keadilan-keadilan  Keadilan-keadilan
TUHAN

69
 Jiwa
 Jiwa manusia
ITU
 Jiwa-jiwa
 Jiwa-jiwa
manusia ITU
 Tahun
 Tahun damai

 Putri-putri
 Para putri
Salomo

Perhatikan bahwa ada beberapa bentuk Constructus yang tetap & yang mudah untuk
diingat :
[a] Untuk kata benda Maskulin Jamak, yang berakhir dengan  , akhiran
constructus selalu 
[b] Untuk kata benda Feminin Tunggal yang berakhir dengan  , akhiran
constructus selalu 
[c] Untuk kata benda Feminin Jamak, yang berakhir dengan  akhiran
constructus tetap 
19.2. Constructus & Awalan Penentu

Berhubung kata benda dalam status constructus harus sependek mungkin, maka kata
tersebut tidak dapat memiliki Awalan Penentu. Dengan demikian, Awalan Penentu
ditempatkan di depan kata benda yang kedua, yang bersifat menerangkan. Awalan
Penentu tersebut berlaku juga untuk kata benda dalam status constructus.
Contoh :

 Kuda jantan Sang Raja


( The Horse of The King )

19.3. Constructus & Kata Sifat

[a] Sama seperti dalam bahasa Indonesia, demikian pula dalam bahasa Ibrani
perpaduan antara kata benda tidak boleh diganggu oleh kata lain, oleh sebab itu
maka kata sifat untuk kata benda dalam bentuk constructus ditempatkan setelah
kata benda kedua.

[b] Kata sifat akan sesuai dengan kata bendanya dalam gender dan jumlah, namun
memakai bentuk absolutus.

[c] Kata sifat tersebut memakai Awalan Penentu yang tidak dapat dipakai oleh kata
bendanya. Contoh :

 Kuda-kuda besar Sang Raja


( Yang besar adalah kudanya )

70
19.4. Constructus Dengan Beberapa Absolutus

Bila satu kata benda yang berada dalam status constructus diterangkan melalui lebih
dari satu kata benda, maka dalam hal ini kata yang diterangkan ( constructus ) harus
diulangi di depan setiap kata yang menerangkan ( absolutus ).

Contoh : “Allah yang empunya langit dan bumi” ( Kejadian 24:3 ) dalam bahasa
Ibrani ditulis sebagai berikut :

 Allah langit & Allah bumi


( Susunan kata ini jangan salah dimengerti seolah-olah ada dua Allah ).

TUGAS (13)

Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ini ke dalam bahasa Indonesia,


dengan menganalisa setiap katanya terlebih dahulu !

 1
 2
 3
 4
 5
 6
 7
 8
 9

71
20. AKHIRAN GANTI ( PRONOMINAL SUFFIXES )

Dalam bahasa Indonesia, kata ganti sering disingkatkan untuk dibubuhkan pada akhir
kata benda, kata depan, atau kata kerja. Bentuk kata ganti yang dipersingkat itu dapat
disebut “Akhiran Ganti”. Contoh : Ayahku, kepadamu, mengasihinya.

20.1. Prinsip Dalam Bahasa Ibrani

Dalam bahasa Ibrani, Akhiran Ganti ( Suffix ) dapat pula dibubuhkan pada kata
benda, kata depan, dan kata kerja. Ada akhiran ganti tunggal & jamak, yang dapat
ditambahkan kepada kata yang dalam bentuk tunggal ataupun jamak.

Tatkala ditempatkan langsung pada kata benda, fungsi akhiran ganti ini sebagai
possessive pronouns ( kata ganti milik ). Ketika ditempatkan langsung kepada kata
depan, akhiran ganti berfungsi sebagai obyek kata depan itu. Dan, tatkala
ditempatkan langsung kepada kata kerja, maka secara normal berfungsi sebagai
obyek langsung ( direct object ) dari kata kerja tersebut.

Perhatikan bahwa kata benda yang mendapat akhiran ganti akan senantiasa muncul
dalam bentuk perpendekan ( constructus ), sebab fungsi akhiran ganti tersebut
sama dengan fungsi kata benda kedua dalam perpaduan kata benda.

Akhiran yang terdiri atas satu konsonan saja disebut “ringan”, dan yang terdiri atas
dua konsonan disebut “berat” yang mengakibatkan perubahan/peringanan vokalisasi
pada kata induk.

20.2. Bentuk-bentuk Akhiran Ganti

20.2.1. Pada Inseperable Prepositions  &  :


TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 saya, -ku 1. M/F.
 kami/kita

2. M.
 -mu 2. M.
 kalian

2. F.
 -mu 2. F.
 kalian

3. M
 dia, -nya 3. M.
 mereka

3. F.
 dia, -nya 3. F.
 mereka

Misalnya :

 di dalamku
 bagi kita

 di dalammu
 bagi kalian

 bagimu
 di dalam kalian

72
 baginya
 bagi mereka

 di dalam kita


 di dalam mereka

20.2.2. Pada Inseperable Prepositions  ( Preposisi Irregular ) :


TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 sepertiku 1. M/F.
 seperti kami/kita

2. M.
 sepertimu 2. M.
 seperti kalian

2. F.
 2. F.

3. M
 sepertinya 3. M.
 seperti mereka

3. F.
 sepertinya 3. F.
 seperti mereka

20.2.3. Sejumlah Kata Depan menerima Dagesh Forte pada konsonan terakhir
sebelum Akhiran Ganti ( sejumlah kata depan tersebut juga memiliki
bentuk-bentuk alternatif lain tanpa menerima Dagesh Forte ).

(a)  “dengan” ( jangan dibingungkan dengan particle  , suatu tanda dari
Direct Object )

TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti


1. M/F.
 denganku 1. M/F.
 dengan kami/kita

 
2. M.
 denganmu 2. M.
 dengan kalian

 
2. F.
 2. F.


3. M
 dengannya 3. M.
 dengan mereka

 
3. F.
 dengannya 3. F.

73
(b)  “alone, by oneself, by itself”.
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 olehku
sendiri
1. M/F.

2. M.
 olehmu
sendiri
2. M.
 oleh kalian
sendiri
2. F.
 2. F.

3. M
 olehnya
sendiri
3. M.
 oleh mereka
sendiri
3. F.
 olehnya
sendiri
3. F.
 oleh mereka
sendiri

(c)  “dengan”


TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 denganku 1. M/F.
 dengan kita/kami


2. M.
 denganmu 2. M.
 dengan kalian


2. F.
 2. F.

3. M
 dengannya 3. M.
 dengan mereka


3. F.
 dengannya 3. F.

(d) Kata Depan 
“dari, lebih daripada” sebenarnya diduplikasikan di depan
dari sejumlah Akhiran Ganti. Sebagai contoh : bentuk tunggal umum yang
pertama dibuat dari secara harfiah berarti “dari,
dariku”.

Dua huruf Nun Final itu diasimilasikan ke dalam huruf-huruf berikutnya dengan
cara memberikan dua Dagesh Forte.

74
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 dariku 1. M/F.
 dari kita/kami

2. M.
 darimu 2. M.
 dari kalian

2. F.
 darimu 2. F.
 dari kalian

3. M
 darinya 3. M.
 dari mereka

3. F.
 darinya 3. F.
 dari mereka

Tidak semua bentuk itu memiliki duplikat  . Ada yang hanya sebagian saja
diduplikasikan ( 2/M/T , 2/F/T ), sebagian lain tidak sama sekali ( 2/M/J, 2/F/J,
3/M/J, 3/F/J ). Huruf Nun Final diasimilasi dalam semua situasi, kecuali sebelum 

( 3/M/J, 3/F/J ), sebab adalah Gutturals dan oleh karenanya tidak dapat menerima
Dagesh Forte. Dengan demikian, maka vokal sebelumnya harus diperpanjang dari
Khireq ke Tsere.

Perhatikan : Dua bentuk ( 3/M/T dan 1/M-F/J ) adalah persisi sama. Hanya dengan
memperhatikan pada konteksnya saja, kita dapat membedakannya.

(e) Sejumlah kecil Kata depan mengambil Akhiran Ganti yang sama dengan apa
yang muncul dalam kata benda jamak. Dua yang paling umum dari kata depan
tersebut adalah :  ( sebelum, di hadapan, di hadirat ) dan  ( kepada ).
<1>  dibentuk dari  yang adalah bentuk construct jamak dari kata
benda jamak   , yang diterjemahkan dalam pengertian tunggal,

“wajah”, ditambah dengan kata depan  ,”kepada”. “Kepada wajah”


berarti “di hadapan”.

TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti


1. M/F.
 hadapanku
di 1. M/F.
 di hadapan
kita/kami
2. M.
 di hadapan
mu
2. M.
 di hadapan
kalian
2. F.
 di hadapan
mu
2. F.

3. M
 nya
di hadapan 3. M.
 di hadapan
mereka
3. F.
 di hadapan
nya
3. F.


75
<2>  ( kepada ).
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 kepadaku 1. M/F.
 kepada
kita/kami
2. M.
 kepadamu 2. M.
 kepada kalian

2. F.
 kepadamu 2. F.
 kepada kalian
3. M
 kepadanya 3. M.
 kepada mereka
3. F.
 kepadanya 3. F.
 kepada mereka
20.2.4. Akhiran Ganti Pada Particle  ( Kata Penunjuk Obyek )
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 -ku
( me )
1. M/F.
 kita/kami ( us )

2. M.
 -mu
( you )
2. M.
 kalian ( you )

2. F.
 -mu
( you )
2. F.
 kalian ( you )

3. M
 -nya
( him )
3. M.
 mereka ( them )

3. F.
 -nya
( her )
3. F.
 mereka ( them )

20.2.5. Akhiran Ganti Pada Particle  ( Lihatlah )


TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
 Lihatlah, aku 1. M/F.
 Lihatlah,
kami/kita
 
2. M.
 Lihatlah,
engkau
2. M.
 Lihatlah, kalian
2. F.
 Lihatlah,
engkau
2. F.

3. M
 Lihatlah, dia 3. M.
 Lihatlah
mereka

3. F.
 3. F.


76
20.2.6. Akhiran Ganti Pada Kata Benda

Akhiran Ganti bila dikenakan pada akhiran kata benda untuk menunjukkan
kepemilikan. Hanya kata benda dalam status construct saja yang dapat menerima
Akhiran Ganti. Demikianlah  , “kata-ku” dibentuk dari construct tunggal
 dan Akhiran Ganti dari orang pertama ( m/f ) tunggal, secara harfiah berarti :
“kata dariku”. Demikian pula  “kata-kataku” dibentuk dari construct jamak

 dan Akhiran Ganti dari orang pertama ( m/f ) jamak, dan arti harfiahnya
adalah “kata-kata dariku”.

Kata benda construct dengan Akhiran Ganti akan selalu diperlakukan sebagai definite
walaupun ia tidak pernah mengenakan Awalan Penentu. Sebab adanya alasan ini,
maka Kata Sifat dalam posisi sebagai atributif harus menempati bentuk yang tertulis
dengan Awalan Penentu.

20.2.6.1. Akhiran Ganti Pada Kata Benda Tunggal ( Maskulin atau Feminin )

Tunggal
 Jamak

1.M/F.
 -ku 1.M/F.
 kita/kami

2.M.
 -mu 2.M.
 kalian

2.F.
 -mu 2.F
 kalian

3.M.
 -nya 3.M.
 mereka

3.F.
 -nya 3.F.
 mereka

Contoh :

 Suaraku
 Hukumku

 Raja kami


 Keadilannya

 Kitabnya
 Ratu kalian

 Kata mereka


 Tahun mereka

 Kuda Jantanmu


 Kuda betinamu

77
20.2.6.2. Akhiran Ganti Pada Kata Benda Jamak ( Maskulin atau Feminin )

Tunggal
 Jamak

1.M/F.
 -ku 1.M/F.
 kita/kami

2.M.
 -mu 2.M.
 kalian

2.F.
 -mu 2.F
 kalian

3.M.
 -nya 3.M.
 mereka


3.F.
 -nya 3.F.
 mereka

Contoh-contoh :

 Allahku  Hukum-hukum-Mu


 Raja-raja kami  Keadilan-keadilannya
 Kitab-kitabnya  Ratu-ratu kalian
 Kata-kata mereka  Putri-putri mereka
 Kuda-kuda Jantanmu  Kuda-kuda betinamu
TUGAS (14)

Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ini ke dalam bahasa Indonesia,


dengan terlebih dahulu memarsing/menganalisa setiap katanya !

 1
 2
 3
 4
 5
 6
 7
 8
 9

78
DAFTAR KATA

Membangun
 002 Ayah, Bapa
 001

Putri
 004 Putra,
Keturunan
 003

Menciptakan
(hanya untuk Allah)
 006 Rumah
 005

Tangan (f)
 008 Daud
 007

Musa
 010 Tidak, Bukan
 009

Damai, sejahtera,
selamat
 012 Roh, angin
(f)
 011

Berbicara,
berfirman
 014 Allah
 013

Yehuda
 016 Kata, hal,
perkara.
 015

Air
 018 Yerikho
 017

Raja
 020 Memerintah
Menjadi raja
 019

Bernubuat
 022 Kerajaan
 021

Nama
 024 Nabi
 023

Tuhanku
(hanya untuk Allah)
 026 Tuan
 025

Besar
 028 Bumi, negeri,
tanah (f)
 027

Hikmat (f)
 030 Hikmat,
cakap
 029

Bersifat baik
 032 Baik, indah,
bagus
 031

Malam
 034 Hari, siang
 033

Surga, langit
 036 Kota (f)
 035

Berkat (f)
 038 Memberkati,
memuji
 037

Menyembelih,
mempersembahkan
 040 Darah
 039

Mezbah
 042 Kurban
sembelihan
 041

Wajah, muka,
permukaan
 044 Menghadap,
berpaling
 043

Keadilan, kebenaran
 046 Di depan, di
hadapan
 045

79
Keadilan, kebenaran
(f)
 048 Keadilan,
kebenaran (f)
 047

Tanah
 050 Manusia,
umat manusia
 049

Perempuan, istri
 052 Lelaki,
suami, orang
 051

Begitu, demikian
 054 Gunung,
pegunungan
 053

Mesir (f)
 056 Setiap ,
Seluruh,
,  055

Semua *
Mata, mata air (f)
 058 Kejahatan,
dosa
 057

Suara
 060 Umat, bangsa
 059

Emas
 062 Batu (f)
 061

Lurus, jujur, tulus


 064 Tua, orang
tua, tua-tua
 063

Petang
 066 Pedang (f)
 065

Kudus
 068 Kudus,
kekudusan
 067

Kaki (f)
 070 Kepala,
permulaan
 069

Kejahatan,
malapetaka
 072 Jahat, jelek
,  071

Api
 074 Telinga (f)
 073

Hidup (kk)
 076 Bangsa
( non-Israel )
 075

Hidup, kehidupan
( KB/Jamak )
 078 Hidup (ks)
 077

Jantung, hati, batin


(pusat kepribadian)
 080 Jantung, hati,
batin
 079

Kuda jantan
 082 Tempat
 081

Bertambah banyak
 084 Banyak,
jumlah besar
 083

Tahun (f)
 086 Fasik, orang
fasik
 085

Perak, uang
 088 Jalan
 087

Imam
 090 Yerusalem
 089

Jiwa, hidup (f)


 092 Padang gurun
 091

Hamba, budak
 094 Bekerja,
melayani
 093

80
Pohon, kayu
 096 Tugas,
pekerjaan (f)
 095

Memanggil,
membaca
 098 Mulut,
perintah
 097

Hukum, pengajaran
(f)
 100 Lagu,
nyanyian
 099

Saudara lelaki
 102 Abram
 101

Yang
 104 Singa
 103

Perjanjian (f)
 106 Masuk
 105

Miskin, orang
miskin
 108 Gideon
 107

Pengetahuan (f)
 110 Pintu (f)
 109

Apa ?
 112 Roti
 111

Siapa ?
 114 Lagu,
Mazmur
 113

Di belakang,
sesudah
 116 ( Orang )
lain, berikut
 115

Membedakan,
mengerti
 118 Manusia,
umat manusia
 117

Di antara
 120 Pengertian (f)
 119

Dalam apa ?
Dengan apa ?
 122 Bulan (baru),
 121

Mengapa ? Untuk
apa ?
 124 Seperti apa ?
Berapa ?
 123

Memotong **
 126 Mengingat.
 125

Sangat, amat, sekali


 128 Menulis.
 127

Membunuh
 130 Kekal,
kekekalan.
 129

Mendengarkan,
mentaati
 132 Salomo.
 131

Memelihara,
menjaga,
 134 Samuel
( Allah
 133

memperhatikan. mendengar).
Lihatlah !
 136 Kepada.
 135

Ishak
 138 Laut, danau,
Barat.
 137

Mengambil.
 140 Israel.
 139

Menghitung,
menulis.
 142 Klen,
keluarga
 141

besar (f)

81
Di atas, melawan.
 144 Surat, kitab.
 143

Mengirimkan,
mengulurkan.
 146 Membakar
 145

Keputusan,
peraturan, keadilan.
 148 Mengadili,
memutuskan
 147

Saudara perempuan
(f)
 150 Kemah.
 149

Ibu (f)
 152 Tidak ada
 151

Dengan
 154 Berbicara,
berfirman
 153

Melahirkan
 156 Daging
 155

Belajar
 158 Beginilah,
demikianlah.
 157

Ucapan, Firman.
 160 Ratu (f)
 159

Ladang
 162 Firaun.
 161

Istana, Bait Suci.


 164 Kalau,
bilamana ?
 163

Duduk, tinggal.
 166 Keluar.
 165

Kasih setia.
 168 Penduduk.
 167

Sebab, bahwa.
 170 Kemuliaan
 169

Meninggal.
 172 Memberi,
menaruh.
 171

Mengatur.
 174 Kematian,
maut.
 173

Mengejar,
menganiaya.
 176 Perintah,
hukum (f)
 175

Berjalan.
 178 Terjadi,
menjadi.
 177

Dengan, dekat.
 180 Kanaan (f)
 179

Kesesakan,
kesusahan (f).
 182 Musuh
 181

Catatan :

055. <a> Diterjemahkan “setiap” bila disusul oleh kata tanpa Awalan Penentu.
Misalnya : “Setiap bangsa”
“Setiap hari”
<b> Diterjemahkan “seluruh” bila disusul oleh Kata benda Tunggal dengan
Awalan Penentu. Misalnya :

82
 “Seluruh bangsa”

 “Sepanjang hari”

<c> Diterjemahkan “semua” bila disusul oleh Kata benda Jamak dengan
Awalan Penentu. Misalnya :

 “Semua bangsa”

 “Semua orang”

 
126. Bila diikuti oleh kata ( ), maka terjemahannya
menjadi : “mengikat perjanjian” ( dengan memotong kurban ).

KATA GANTI ORANG

TUNGGAL JAMAK
, Saya, aku (m/f)
 Kami/kita (m/f)

 Engkau (m)


 Kalian (m)

 Engkau (f)


, Kalian (f)

 Dia (m)


, Mereka (m)

 Dia (f)


, Mereka (f)

KATA GANTI PENUNJUK

TUNGGAL JAMAK
 Ini/This (m)
 Ini/These (m)

 Ini/This (f)


 Ini/These (f)

 Itu/That (m)


, Itu/Those (m)

 Itu/That (f)


, Itu/Those (f)

83
Bilangan Ibrani

x1 x 10 x 100 x 1000
1    
2    
3    
4    
5    
6    
7    
8    
9    

84
DAFTAR PUSTAKA

Baker, David L. Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994.

BibleWorks for Windows, Version 3,0. USA : Computer Bible Research Software,
1992-1995.

Biblica Hebraica Stuttgartensia. West Germany :Suttgart, 1983.

Boeker, T.G.R., Bahasa Ibrani, Jilid I, Batu : Institut Injil Indonesia, 1987.

Kelley, Page H. Biblical Hebrew - An Introductory Grammar. Grand Rapids :


W.B. Eerdmans Publishing Company, 1992.

85

Anda mungkin juga menyukai