Diktat Bahasa Ibrani (1) STT Kingdom 2016 PDF
Diktat Bahasa Ibrani (1) STT Kingdom 2016 PDF
Disusun oleh:
Stefanus Suheru, M.A., M.Si.Teol.
1
BAHASA IBRANI
Allah sendiri telah berbicara dalam bahasa Ibrani, bahkan dua pertiga dari seluruh
wahyu Allah disampaikan kepada manusia melalui perantaraan bahasa Ibrani. Oleh
karena itu, sepatutnyalah kita berusaha untuk mengenal bahasa ini.
1.1. Adapun rumpun bahasa Semitis ini terbagi dalam tiga (3) cabang, yakni :
1.1.1. Cabang Timur : bahasa Akadis, yang mencakup bahasa Babilonia &
Asyur.
1.1.2. Cabang Selatan : bahasa Arab & Etiopia.
1.1.3. Cabang Barat : bahasa-bahasa Kanaan, yang mencakup bahasa Ebla,
Ugarit, Moab, Ibrani & Aram.
1.2. Dapat dikatakan ada lima (5) lima periode dalam perkembangan bahasa Ibrani :
2
1.2.4. Tahun 500 - 1.900 M
Selama 14 abad bahasa Ibrani hidup sebagai bahasa sastra untuk bangsa
Yahudi, namun tidak dipakai dalam hidup sehari-hari. Pada periode ini, para
sarjana Yahudi ( Kaum Masoret ) menyempurnakan sistim penulisan bahasa
Ibrani serta menyalin naskah-naskah Alkitab Ibrani sekaligus untuk menetapkan
teksnya yang resmi, yang masih dipergunakan sampai saat ini.
1.2.5. Abad XX
Mulai tahun 1881 bahasa Ibrani dipergunakan dalam beberapa daerah di
Palestina, dan sejak tanggal 14 Mei 1948 menjadi bahasa resmi dalam negara
Israel.
Bahasa Ibrani Modern ini pada dasarnya sama dengan bahasa Alkitab Perjanjian
Lama, hanya Gramatika & pengucapannya saja yang disederhanakan serta
banyak kata baru yang dibentuk ataupun dipinjam dari bahasa lain.
2. ABJAD IBRANI
Abjad Ibrani terdiri atas 22 huruf, semuanya huruf-huruf mati ( konsonan ) saja.
Hal ini berarti huruf-huruf hidup ( vokal ) tidak muncul dalam Abjad Ibrani.
Meskipun dalam ucapan bahasa Ibrani terdengar adanya huruf-huruf hidup, namun
demikian huruf-huruf hidup tersebut tidak ditulis, sebab para pemakai bahasa Ibrani
dulu sudah sedemikian terlatih dalam penggunaan bahasanya, sehingga mereka dapat
langsung mengucapkan huruf-huruf hidup pada tempat yang tepat walaupun tidak
ditulis.
02 Bet
b Rumah Batu b 2
03 Gimel
g Unta Gudang g 3
04 Dalet
d Pintu Desa d 4
05 He
h Jendela Hak h 5
06 Waw
w Kaitan Voice w 6
07 Zayin
z Senjata Zaman z 7
08 Khet
x Pagar Khotbah Ê 8
09 Tet
j Ular Tanah ð 9
10 Yod
y Tangan Ya y 10
3
11 Kaf
k Telapak
Tangan
Kota k 20
12 Lamed
l Lembu Lunas l 30
13 Mem
m Air Mata m 40
14 Nun
n Ikan Nasehat n 50
15 Samekh
s Sandaran Singa s 60
16 ayin
[ Mata Rakyat
‘ 70
17 Pe
p Mulut Pisang p 80
18 Tsade
c Kail Nats î 90
19 Qof
q Belakang
Kepala
Al-Quran q 100
20 Resy
r Kepala Roda r 200
21 Sin
f Gigi Singa ṡ 300
Syin v Syukur š
22 Taw
t Tanda Tanah t 400
2.1.1. Tidak ada perbedaan antara huruf besar dengan huruf kecil.
2.1.2. Kita akan memakai bukan bentuk cetak melainkan bentuk tulis, yang lazim
dipakai dalam Perjanjian Lama, walaupun sedikit lain dari bentuk tulisan yang
sekarang dipakai oleh bangsa Israel.
2.1.3. Tulisan Ibrani dituliskan & dibaca dari kanan ke kiri, sama halnya dengan
bahasa Arab.
2.1.4. Pada dasarnya setiap huruf Ibrani harus memenuhi sebuah kuadrat. Namun
perhatikan bahwa ada beberapa huruf yang lebih kecil, yang hanya mengisi
setengah kuadrat ( n y z w g ) dan ada pula dua huruf yang menonjol
keluar dari kuadrat ( q l ).
4
2.2. Huruf Dengan Bentuk Final
Perhatikan ada beberapa huruf Ibrani harus ditulis dengan sangat teliti agar tidak
dikacaukan. Temukan & rumuskan sendiri perbedaan di antara huruf-huruf yang
dikelompokkan bersama :
5
TUGAS (1)
[1] Tulislah dalam satu baris seluruh huruf dari Abjad Ibrani dalam kertas miliblok.
[2] Kenalilah & sebutkanlah nama setiap huruf Ibrani dalam Kejadian 1:1 di bawah
ini :
3. PENGUCAPAN
Ciri khas pengucapan setiap huruf Ibrani dapat dilihat dengan jelas pada Daftar
Lengkap di halaman 3 & 4. Penjelasan-penjelasan berikut hanya merupakan
pelengkap.
3.1. Huruf Valef & ‘ayin bukanlah vokal “a”. Perlu diingat lagi bahwa Abjad Ibrani
hanya terdiri atas huruf-huruf mati ( konsonan ) saja. Huruf adan [ tidak
diucapkan ketika dilafalkan ( sehingga disebut konsonan bisu ).
K k k kh
P p p f
Peraturan mengenai kapan huruf BeGaD KeFaT memakai Titik Pengeras &
kapan tidak, akan dibahas dalam pelajaran berikutnya.
6
3.3. Huruf Tenggorokan ( Gutturals )
Ada lima (5) Konsonan : [xha dan kadangkala rdiklasifikasi
sebagai huruf-huruf Tenggorokan ( Gutturals ) sebab diucapkan dari dalam
tenggorokan.
3.4. Peraturan pengucapan dalam buku-buku Tata Bahasa Ibrani tidak seragam. Kita
tidak mempunyai rekaman ucapan Musa, Daud, dan Ezra. Dalam perkuliahan
ini, kita akan mengikuti cara pengucapan menurut buku R.K. Harrison, yang
disusun dalam kerjasama dengan orang Yahudi ( Harrison, R.K. Teach Yourself
Biblical Hebrew. New York : David McKay Company, 1976 ).
4. TRANSLITERASI
Huruf
B b G g D d K k P p T t
Transliterasi b ḇ g ḡ d ḏ k ḵ р t ṯ
Garis di bawah atau di atas huruf BeGaD KeFaT menunjukkan bahwa ia diucapkan
secara lembut dan tidak memiliki Titik Pengeras di tengah-tengah huruf tersebut.
Perhatikan : garis pada “g” & “p” diletakkan di atasnya, semata-mata agar garis
tersebut tidak mengganggu bagian huruf yang menonjol ke bawah.
Latihan :
Mari kita mulai menulis kata pertama, yang terdiri atas tiga (3) huruf, yaitu : l, m, d.
Untuk menulis kata ini dengan huruf Ibrani, kita harus mulai menulis huruf pertama
di sebelah kanan kertas kita dan menambahkan huruf demi huruf dari kanan ke kiri
sebagai berikut :
Z \
d m l= l m d
7
TUGAS (2)
[1] Tulislah kelompok konsonan berikut di bawah ini dengan tulisan Ibrani !
1. ḥn 6. šlwm
2. sdyn 7. dm
3. mlḵ 8. yldḵn
4. rš 9. lm
5. mšpð 10. ‘bryṯ
Sampai dengan abad-abad pertama sesudah Kristus, Perjanjian Lama tetap ditulis
dengan konsonan-konsonan saja, meskipun pada saat membaca selalu terdengar bunyi
vokal sebagai penyambung di antara konsonan-konsonan tersebut.
Selama bahasa Ibrani Klasik, yaitu bahasa Ibrani Perjanjian Lama, dipakai dalam
kehidupan sehari-hari, hal mengisi sendiri vokal pada saat membaca tidak menjadi
soal. Bahasa Ibrani dibaca & dibicarakan melalui tradisi oral yang diturunkan dari
generasi ke generasi.
Sekitar abad VI Masehi, ketika bahasa Ibrani Klasik itu tidak lagi dipakai dalam
percakapan sehari-hari melainkan hanya dipakai dalam bidang sastra / bahasa sastra
& hanya dipakai dalam bidang agama, tampaklah adanya kebutuhan untuk
menambahkan petunjuk-petunjuk mengenai vokal-vokal yang tepat, yang perlu
diucapkan pada waktu membaca Perjanjian Lama.
8
5.1. Huruf Vokal
Untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah tersebut di atas, maka mula-mula ada
tiga (3) konsonan yang dipinjam untuk menunjuk tempat vokal dalam suatu kata :
Oleh karena tiga (3) konsonan yang berfungsi sebagai huruf vokal masing-masing
dapat mewakili lebih dari satu vokal, maka dengan sistim ini tetap perlu mengenal
bahasa Ibrani dengan serius untuk dapat menentukan vokal yang tepat. Hal ini berarti
Perjanjian Lama hanya dapat dibaca secara tepat oleh orang yang mengenal bahasa
Ibrani sebagai bahasa induknya.
Pada saat itu makin terasa kebutuhan yang mendesak untuk melengkapi setiap kata
dengan keterangan yang pasti mengenai vokal-vokal mana yang perlu diucapkan di
dalamnya.
9
Sistim Vokalisasi yang diciptakan para Masoret tersebut adalah sebagaimana tertera
di dalam tabel di bawah ini :
y e ê
Segol
, e
Khireq
i i
y i î
Kholem
o ō
wO ô
Qamets-khatuf
' o
Syureq
W û
Qibbuts
U u
10
Dengan demikian, vokalisasi bahasa Ibrani dapat diklasifikasi sebagai berikut di
bawah ini :
Biasanya tanda vokal ditempatkan di bawah konsonan dengan cara sebagai berikut :
<a> Hampir pada semua konsonan, tanda vokal ditulis persis di bawah
pertengahan huruf tersebut.
Contoh : q, [' s; be ai
<b> Konsonan yang memiliki hanya satu tiang saja, menerima tanda vokal persis di
bawah tiang yang satu itu.
Contoh : rI y" z< w: d: gI
<c> Waw menerima satu titik di sebelah kirinya yang membuat Waw menjadi
Syureq ( W ).
<d> Kholem adalah tanda vokal yang satu-satunya selalu ditempatkan di atas
konsonan bagian kiri.
Contoh : mo rBo
Namun perlu diperhatikan bahwa ada tiga (3) perkecualian mengenai
penempatan tanda Kholem :
[1] Bila konsonan yang menyusul setelah Kholem adalah , maka Kholem a
meninggalkan tempatnya yang sebenarnya & berpindah ke atas huruf
a sebelah kanan atas.
Contoh : lō’ ditulis bukan a ol melainkan aOl
[2] Hal yang sama berlaku untuk Waw yang mempunyai vokal.
Contoh : lōweh ditulis hwO<l bukan hw< Ol
11
f
[3] Demikian pula bila Kholem berdampingan dengan atau , maka v
Kholem akan ditarik oleh kedua huruf tersebut. Bahkan, Kholem menjadi
satu dengan titik yang telah dimiliki oleh kedua huruf tersebut ( berarti tidak
perlu membuat dua titik ).
Contoh :
Kata Penulisan
Mōṡ vom
Mōš
vm
ṡōn !f
šōn
!vo
5.2.2. Pengucapan Tanda Vokal
Tidak ada kata Ibrani yang dimulai dengan vokal ! Semua kata Ibrani tanpa
terkecuali dimulai dengan sebuah konsonan. Hal ini berpengaruh terhadap
pengucapan vokal Ibrani, sebab pasti setiap vokal didahului oleh sebuah
konsonan.
<b>Tidak ada kata Ibrani dengan dua vokal berturut-turut tanpa dipisahkan
oleh konsonan.
<c> Tidak ada kata Ibrani dengan dua konsonan berturut-turut ( kecuali a
dan [ ) tanpa dipisahkan oleh vokal.
Oleh karena itu, ar"B' tidak dibaca bāār’, melainkan bārā’
12
Perkecualian :
Tulisan huruf vokal bersama vokal homogennya disebut tulisan lengkap ( Full
Script ) misalnya :
dywID"dāwîḏ ( khireq lengkap )
ba'wOyyô’āḇ ( kholem lengkap )
tyBe bêṯ ( tsere lengkap )
Akan tetapi sewaktu-waktu kata-kata dengan tulisan lengkap itu dapat muncul
tanpa huruf vokal. Gejala ini disebut tulisan tidak lengkap / defective script.
Untuk arti kata tersebut tidak ada pengaruh. Contoh :
dwID"dāwiḏ
ba'Oy yo’aḇ
tBebēṯ
Perhatikan dalam pengucapan : bilamana Yod atau Waw didahului oleh vokal
homogen, maka Yod dan Waw tidak akan diucapkan sebagai konsonan,
melainkan akan membisu sambil memperpanjang vokal homogennya. Hal ini
juga tampak dalam transliterasi ( perhatikan kembali halaman 10,11 ).
Contoh :
13
wOm adalah mô, bukanlah mōw
Wm adalah mû, bukanlah muw
Akan tetapi, bilamana huruf vokal ( Yod & Waw ) didahului oleh vokal yang
tidak homogen, maka huruf vokal tersebut akan berfungsi & terdengar sebagai
konsonan biasa. Misalnya :
Perkecualian :
hl'G' ( gālâ ), hleGo ( gōlēh ), hl,Go ( gōleh ), dan hOlG" ( gālōh )
Bila He pada akhir kata muncul dengan titik ( Mappiq ), berarti He harus
diucapkan. Misalnya : Hn"ymil. ( l mînāh, Kejadian 1:25 ), HB;g>YIw:
e
14
TUGAS (3)
@l,a' 10
~x,l, tyBe 01
tyje 11
bleK' 02
aPe 12
hv,m 03
dwOy 13
wf'[e 04
dmel' 14
rg"h' 05
ydEc' 15
ha'le 06
@wOq 16
!t'n" 07
!yI[; 17
!v,G 08
!b'l' 18
bybia' lTe 09
6. SHEWA
Bilamana konsonan yang bersuara tidak disusul oleh vokal, maka konsonan tersebut
akan mendapat tanda Shewa ( : ) yang tidak diucapkan ( disebut Shewa Bisu ) dan
tidak muncul dalam transliterasi.
Dengan demikian, nama raja Zimri ( di mana Mem adalah konsonan yang bersuara
namun tidak diikuti oleh vokal ) harus ditulis yrIm.zI ( Zimrî ).
Pada huruf terakhir sebuah kata, Shewa Bisu tidak ditulis, kecuali :
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Shewa Bisu ini hanya muncul pada
akhir suku kata !
15
6.2. Shewa Bersuara ( Vocal Shewa )
6.2.1. Tanda Shewa sekaligus juga dapat mewakili bunyi vokal yang paling pendek
dan ringan ucapannya, yakni seperti “e pepet”.
Contoh : wOxyrIy> e
( Y rîÊô )
6.2.2. Shewa Bersuara muncul dalam transliterasi sebagai e yang diangkat setengah
spasi.
Dua bentuk Shewa ( Shewa Bisu & Shewa Bersuara ) disebut Shewa Biasa ( Simple
Shewa ).
Untuk Shewa Bersuara pada empat huruf Tenggorokan berlaku aturan khusus.
Huruf-huruf tersebut tidak pernah mendapat Shewa Bersuara yang biasa ( Simple
Shewa ), melainkan salah satu dari Shewa Gabungan ( Composite Shewa /
Augmented Shewa ) sebagaimana dapat digambarkan selengkapnya di dalam Tabel
berikut di bawah ini :
Catatan :
16
Membedakan Antara Shewa Bisu Dengan Shewa Bersuara
Bila ada dua Shewa berturut-turut di tengah kata, maka Shewa yang pertama
adalah BISU, sedangkan Shewa kedua adalah Bersuara !
Yang dimaksudkan dengan suku kata adalah satuan bunyi yang diucapkan sekali
dalam suatu kata, misalnya : Sa-ya be-la-jar ba-ha-sa.
Setiap suku kata harus dimulai dengan satu konsonan yang diikuti oleh paling sedikit
satu bunyi vokal. Berdasarkan peraturan ini, maka batas suku kata-suku kata dapat
ditentukan. Misalnya :
17
Perhatikan, dalam semua contoh tersebut di atas tidak mungkin membuat pembagian
suku kata yang lain, kecuali melanggar peraturan di atas.
Suku Kata Ibrani diklasifikasi ke dalam dua jenis, yakni Suku Kata Terbuka
( Open Syllable ) & Suku Kata Tertutup ( Close Syllable ).
Suku Kata terbuka adalah suatu suku kata yang diakhiri oleh sebuah vokal atau
dengan konsonan yang tidak bersuara. Misalnya :
B' _ bā
aOl _ lō’
e
wOxyrIy> wOx - yrIy> Y rî - Êô
Suku Kata tertutup adalah suatu suku kata yang diakhiri oleh sebuah konsonan. Dan
pada umumnya sebuah Suku Kata Tertutup mempunyai sebuah vokal pendek. Contoh
:
~ve - šēm
Akan tetapi sewaktu-waktu suku kata tertutup dapat memiliki vokal panjang bila
mendapat tekanan suara. Misalnya : rb'D" ( dā - ḇār )
18
Ada satu rumus yang penting untuk diingat : setiap Suku Kata Tertutup yang
tidak mendapat tekanan suara, mutlak mempunyai vokal pendek. Hal ini
berarti, bilamana Qamets muncul dalam Suku Kata Tertutup tersebut, maka Qamets
ini harus berubah ucapannya dari “a” panjang menjadi “o” pendek ( Qamets-khatuf
), yang bunyinya sama dengan Khatuf-qamets, meskipun tidak memakai Shewa
Gabungan. Dengan kata lain, Qamets-khatuf hanya muncul pada suku kata
tertutup yang tidak mendapatkan tekanan suara !
e
hm'k.x' Êoḵ - mâ bukan Êā - ḵ - mâ
e
hm'k.x' ḥā - ḵ -mâ
~K'x' ḥā - ḵām
Dalam mengucapkan kata-kata Ibrani biasanya suku kata terakhir ( Latin : Ultima )
mendapat penekanan, sebagaimana pada kata : ~yhiOla/ aybin" ~wOlv'
Ada sebagian kata yang mendapat penekanan pada suku kata kedua dari belakang
(Latin : Paenultima), sebagaimana tampak pada kata : %l,m, ds,x, #r<a,
Semua kata dalam Daftar Kata yang tidak diberi tanda penekanan ( < ) mendapat
penekanan sesuai dengan peraturan yang umum ( pada Ultima ).
Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, demikian juga dalam bahasa Ibrani “e” pepet
( Shewa Bersuara ) tidak pernah mendapat penekanan dalam pengucapan.
19
TUGAS (4)
A. Bagikan kata-kata di bawah ini ke dalam suku kata & berikan pula nama
suku kata tersebut serta sebutkan vokal yang menyertainya !
~yrIb'D> 06
ryvi[' 01
hk'l'm.m; 07
!n"[' 02
hl'y>l; 08
~ve 03
laer"f.yI 09
~wOy 04
vwOdq' 10
hw"c.mi 05
B. Salinlah tiap kata dari Mazmur 15:1b ( Teks Ibrani ), bagikanlah tiap kata
tersebut ke dalam suku kata serta uraikan tiap suku kata tersebut menurut jenis
suku kata & vokal macam apa yang dimilikinya.
Istilah Dagesh dalam bahasa Ibrani berarti tusuk, berupa titik yang ditempatkan di
tengah sebuah konsonan.
Ada dua jenis Dagesh, yakni Dagesh Lene ( Latin : Lemah ) atau Titik Pengeras
dan Dagesh Forte ( Latin : Kuat ) atau Titik Penduakalian.
Dagesh Lene & Dagesh Forte muncul dengan penampilan yang sama, namun dengan
tujuan berbeda.
20
8.1. Dagesh Lene ( Titik Pengeras )
Dagesh Lene ( Titik Pengeras ) hanya dapat dimiliki oleh enam (6) huruf BeGaD
KeFaT saja. Peraturan-peraturan berikut di bawah ini perlu diingat :
ar"B' bārā’
~D" dām
~yniP' pānîm
Namun perhatikan, bila kata sebelumnya berakhir dengan vokal atau huruf vokal,
maka huruf vokal tersebut dapat menyebabkan huruf BeGaD KeFaT pada
permulaan kata berikut kehilangan titik pengerasnya. Contoh :
,a
~ymit' ynIa] nî ðāmîm
,a
lwOdG" yn"dao ] ḏōnāy gāḏôl
8.1.2. Pada permulaan suku kata, bila suku kata yang mendahuluinya tertutup.
Misalnya :
jP'v.mi mišpāð
x;Bez>mi mizbēaḥ
8.1.3. Dalam konsonan terakhir dari sebuah kata yang berakhir dengan dua
konsonan berturut-turut. Contoh :
T.l.j;q' qāðalt
t didahului vokal
21
8.2. Dagesh Forte ( Titik Penduakalian )
Dagesh Forte & Dagesh Lene muncul dengan penampilan yang sama, namun dengan
tujuan yang berbeda. Dagesh Forte adalah sebuah titik yang diletakkan di tengah-
tengah konsonan, yang menandakan konsonan tersebut berganda ( diduakalikan ).
Contoh : kata Qittel harus ditulis lJeqi
Perhatikan :
[1] Dalam transliterasi, huruf yang diduakalikan harus ditulis rangkap ( qiððēl ).
[2] Pemisah suku kata selalu di tengah konsonan yang diduakalikan ( qið - ðēl ).
[3] Dagesh Forte dapat diletakkan di dalam konsonan apa saja kecuali lima (5)
huruf Gutturals !
<a> Hal ini selalu terjadi di depan a dan r dan sering juga di depan [ .
Contoh :
ba'h; daripada menduakalikan a terjadi kompensasi patakh
h x
<b> Di depan dan kompensasi ini tidak terjadi, sebab kedua huruf tersebut
dianggap sudah memiliki penduakalian secara implisit. Dengan demikian,
kedua huruf ini tidak menerima Dagesh Forte dan juga tidak mengakibatkan
kompensasi.
Contoh : aWhh;
8.3. Membedakan Dagesh Forte Dari Dagesh Lene
8.3.1. Sebuah titik di tengah-tengah huruf apa saja selain BeGaD KeFaT adalah
Dagesh Forte dan menandakan huruf itu digandakan.
8.3.2. Sebuah titik di tengah-tengah huruf BeGaD KeFaT adalah sebuah Dagesh
Lene tatkala huruf tersebut TIDAK DIDAHULUI oleh sebuah vokal.
Misalnya :
22
e e
tyrIB. b rîṯ bukan bb rîṯ
8.3.3. Sebuah titik di tengah-tengah huruf BeGaD KeFaT adalah Dagesh Forte
ketika huruf tersebut didahului oleh sebuah vokal.
Misalnya :
qyDIc; ṣaddîq
!Beh; Habbēn
Perlu diperhatikan bahwa Dagesh Forte pada huruf BeGaD KeFaT ini sekaligus
juga mengeraskan huruf tersebut. Bentuk BeGaD KeFaT yang lembut tidak dapat
diduakalikan.
Contoh : ryPis; sappîr bukan saîr
9. TANDA-TANDA BACA
Para sarjana ( Masoret ) yang memberikan huruf-huruf hidup pada teks Ibrani, juga
menciptakan suatu sistem accents ( tekanan suara ) yang ditambahkan pada teks
untuk membantu pengucapan yang tepat. Di dalam Biblica Hebraica Stuttgartensia
( BHS ) terdapat 27 accents prosa & 21 accents puisi. Untuk accents puisi ini
muncul terutama di dalam kitab-kitab Mazmur, Ayub, dan Amsal.
ֽ
9.1. Silluq ( )
Silluq selalu muncul di bawah kata terakhir dari sebuah ayat. Silluq adalah
tanda berhenti yang terbesar dalam sebuah ayat, dan biasanya diikuti oleh
tanda ( ) ׃yang disebut Soph Pasuq.
9.2. Athnah ( ) =
Athnah ini merupakan tanda berhenti kedua terbesar, dan memisahkan
ayat itu ke dalam dua bagian yang logis. Nilai pemakaian Athnah &
Silluq terlihat dalam terjemahan Kejadian 1:1
23
Bagian pertama ayat ini memakai tanda Athnah ( = ), sedangkan bagian
kedua memakai tanda Silluq ( ֽ ).
9.3. Sebuah kata ditandai oleh sebuah Athnah atau Silluq ( juga sama halnya dengan
accent kuat lainnya ) akan disebut sebagai kata yang in pause. Maksud sebutan
ini menunjukkan adanya suatu istirahat sejenak. Dalam kondisi demikian,
sebuah kata harus memiliki sebuah vokal panjang sebagai tekanan atau dengan
istilah lain tone syllable. Jika vokal dari tone syllable itu adalah vokal pendek,
maka vokal tersebut harus diperpanjang. Ketentuan yang berlaku untuk
memperpanjang vokal pendek tersebut adalah sebagai berikut :
9.3.3. Kata Benda Segolata ( yang memiliki dua vokal Segol ) akan berubah sebagai
berikut :
24
10. MAQQEF
Demikian pula untuk menjadi ketika digabungkan dengan kata lain oleh
pada 07
siapa 01
jika 08
dari 02
juga 09
pada 03
semua 10
atas 04
tidak 11
dengan 05
apa 12
jika tidak 06
Dalam naskah Alkitab bahasa Ibrani terdapat kata-kata yang menurut kebiasaan
orang Yahudi tidak boleh diucapkan sebagaimana tertulis, sebab konsonan yang
tertulis itu keliru atau oleh karena sebab yang lain. Berkaitan dengan susunan
konsonan dalam naskah suci tidak boleh diubah sama sekali, walaupun ada
kekeliruan, maka susunan konsonan yang benar ( Qere = terbaca ) ditulis di pinggir
dan vokalisasi yang tepat ditulis di bawah konsonan yang tertulis dalam naskah
( Ketiv = tertulis ). Sebuah lingkaran atau bintang kecil di atas Ketiv memperingatkan
pembaca bahwa ada versi yang tepat di pinggir halaman.
25
Kata dalam BHS mempunyai lingkaran kecil di atasnya, berarti ada
catatan di pinggir, yang ditandai lagi dengan , singkatan dari Qere ( “terbaca” ).
Pembacaan tepat mengambil konsonan dari pinggir bersama vokal dari dalam naskah,
sehingga kata yang tepat terbaca sebagai bukan
Masalah Ketiv & Qere juga penting bagi nama Allah Israel, yang dianggap terlalu suci
sehingga tidak boleh diucapkan. Susunan konsonan
dahulu mungkin
diucapkan “Yahwe” , namun nama ini dianggap terlalu suci sehingga tidak boleh
diucapkan dalam bentuk aslinya. Oleh karena itu orang Yahudi mengambil kata
( “Tuhan” ) yang juga memiliki empat (4) konsonan seperti
ditulis di pinggir dan vokal-vokalnya ditempatkan di bawah
menjadi ( perhatikan bahwa shewa Gabungan yang di bawah
menjadi Shewa Biasa di bawah ). Dengan demikian, selalu diucapkan
sebagai ( donay ) oleh orang Yahudi dan kebiasaan ini juga diikuti oleh
“TUHAN” ( semua huruf besar ) selalu mewakili ( yang sama sekali tidak
berarti “Tuhan” , melainkan merupakan Nama diri Allah, yakni “Yahwe” ) dalam
bahasa Ibrani. Dalam Alkitab bahasa Indonesia “Tuhan” ditulis oleh penerjemah di
mana teks bahasa Ibrani menulis secara langsung.
Berhubung Nama Allah ( ) muncul begitu sering dalam Perjanjian Lama,
maka para Masoret merasa tidak perlu untuk mencatat Qerenya di pinggir halaman.
Hanya vokalisasi yang baru ditempatkan di bawah konsonan yang ada dalam teks
( Ketiv ) dan pembaca diharapkan untuk langsung menggantikan konsonan-konsonan
dengan yang dianggap sudah dihafal oleh setiap pembaca Perjanjian
Lama. Kasus ini dan kasus-kasus lain yang serupa dinamakan “Qere Tetap” atau
“Permanent Qere” atau “Qere Perpetuum”.
Namun rupanya pada kemudian hari, Qere Tetap ini sudah tidak diingat lagi
sehingga menjadi bentuk Nama Allah “Yehowa” sebab para pembaca Perjanjian
Lama menggabung konsonan-konsonan dalam teks dengan vokal-vokal di bawahnya.
Dalam transliterasi biasanya ditulis YHWH tanpa vokal !
¬
26
12. AWALAN PENENTU ( KATA SANDANG TERTENTU )
Bahasa Ibrani mengenal hanya satu cara untuk membuat kata benda menjadi
tertentu, yakni dengan Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu ) yang selalu
bergabung dengan kata yang ditentukan. Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu )
ini terdiri atas Satu Huruf Saja, yakni He dengan vokal Patakh yang disusul oleh
Dagesh Forte dalam Huruf Pertama dari Kata yang ditentukan ( . ).
Contoh :
Air
Air ITU
Suara
Suara ITU
Raja
Raja ITU
Perhatikan : Awalan Penentu paling umum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kata “ITU”, yang selalu ditempatkan di belakang kata yang ditentukan.
Jangan dikacaukan dengan pemakaian kata “itu” sebagai Kata Ganti Penunjuk Jauh.
Oleh karena itu, untuk menghindari kekacauan tersebut, usahakan sedapat mungkin
menterjemahkan Awalan Penentu ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “Sang”,
atau “Si” yang selalu diletakkan di depan kata yang ditentukan.
Lelaki
Lelaki ITU
Kota
Kota ITU
Kepala
Kepala ITU
27
12.2.2. Di depan Gutturals Kuat ( , ), Awalan Penentu yang dipakai adalah :
Contoh :
Istana
Istana ITU
Kegelapan
Kegelapan ITU
umum ( , raja-raja ITU ). Begitu pula dengan ( tempat-
tempat ) menjadi ( tempat-tempat ITU ).
Ketentuan yang sama juga diterapkan ketika atau sebagai suku kata pertama
disusul oleh atau maka Awalan Penentu akan tetap memakai Dagesh Forte.
28
12.4. Perubahan Vokal Pada Konsonan Pertama
Ada sejumlah kata benda dalam bentuk tunggalnya mengalami perpanjangan vokal
pada konsonan pertama tatkala diberikan Awalan Penentu. Kita hanya dapat terbiasa
dengan kata-kata benda tersebut dengan cara menghafalkannya. Kata-kata benda yang
paling penting tersebut adalah sebagai berikut :
Hal atau orang yang dianggap unik, seringkali mendapat Awalan Penentu untuk dapat
membedakannya dari pengertian yang umum, misalnya :
12.6.3. ( Sang Raja ). Bila kata ini tidak disertai keterangan lain, maka
yang dimaksudkan adalah raja dari orang yang sedang berbicara atau penulis.
Dalam kitab Mazmur berarti “Raja Israel” atau “TUHAN”, yang
adalah Raja Orang Israel yang sebenarnya ( bandingkan dengan Mazmur
20:10 dalam teks Ibrani ).
29
TUGAS (5)
B. Berikanlah Awalan Penentu pada setiap kata yang ada di bawah ini !
01
09 05 01
02
10 06 02
03
11 07 03
04
12 08 04
C. Perbaikilah kata-kata berikut sehingga Titik Pengeras ditempatkan secara
tepat !
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
D. Transliterasikan Ayat berikut di bawah ini ke dalam tulisan Latin !
( Mazmur 119:105 )
30
13. AWALAN PENGHUBUNG ( THE CONJUNCTION WAW )
Kata Penghubung yang paling umum digunakan dalam banyak bahasa adalah kata
“dan”. Dalam bahasa Ibrani kata penghubung “dan” tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan digabungkan dengan kata berikutnya ( merupakan Awalan pada
kata yang akan dihubungkan ). Biasanya ditulis dengan Waw ditambah Shewa
Bersuara ( ).
Contoh :
13.2.1. Di depan huruf Labials ( Konsonan yang diucapkan dengan bantuan bibir :
--- BuMaF ) dan di depan Shewa, Awalan Penghubung ditulis
( Syureq ). Contoh :
13.2.2. Di depan ( Yod ditambah Shewa Bersuara ), maka berubah menjadi
( Waw ditambah Khireq-yod ). Contoh :
31
dan saya ( Kejadian 6:17 )
13.2.4. Di depan kata-kata yang bersuku kata satu, atau di depan suku kata yang
mendapat penekanan utama dalam pengucapan, Awalan Penghubung selalu
ditulis : . selalu bergabung dengan dua kata dari kelas sama ( hampir
selalu berupa kata benda ) dan cenderung untuk merefleksikan relasi dekat
antara keduanya. Contoh :
adalah bentuk jamak, pada umumnya berfungsi sebagai kata benda
tunggal. Namun ia juga dapat berfungsi sebagai kata benda jamak,
dirangkaikan dengan kata sifat jamak dan bentuk kata kerja jamak. Ini
biasanya muncul tatkala referensi dibuat untuk menunjukkan “ilah-ilah” dari
bangsa-bangsa. bisa muncul dengan & tanpa Awalan Penentu.
Ketika Awalan Penghubung “Waw” ditambahkan pada huruf
menjadi
quiescent ( hilang fungsi konsonannya ) dan hilang pula Shewa Gabungannya,
sehingga menjadi . Oleh karena tidak pernah menutup sebuah suku kata,
maka vokal yang mendahuluinya, yang kini berdiri dalam bentuk suku kata terbuka
dan tanpa penekanan itu harus diperpanjang ( dari Segol ke Tsere ), sehingga bentuk
akhirnya menjadi ( dan Allah ).
adalah Nama Perjanjian untuk Allah Israel. Pada tahun-tahun awal
sejarah Israel, nama ini dinilai sangat sakral untuk diucapkan. Para
pembaca saleh menghindari ucapan nama tersebut dengan menggantikannya
dengan kata ( donay ), yang berarti “Tuhanku”.
Ketika para sarjana Masoret mulai menerapkan vokal pada teks konsonan
32
Untuk kitab-kitab di dalam Alkitab, mereka menerapkan vokal dari ini
kepada Dengan modifikasi Shewa Gabungan di bawah non-guttural-
yod, maka bentuk akhirnya menjadi atau yang selalu
a
diucapkan donay.
Jika tidak perlu lagi untuk menghindari ucapan maka vokal yang
dikenakan seperti dan dibaca “Yahweh”. Usaha untuk transliterasi
bentuk
sebagai “Yehovah” atau ”Jehovah” tidak dipakai orang
hingga pada jaman Reformasi Protestan.
33
( Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, dan jika engkau ke kanan, maka
aku ke kiri - Kejadian 13:9 )
( Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan ... , Ayub
31:13 )
( ...kalian datang untuk melihat-lihat ... Tidak tuanku ! Melainkan hamba-hambamu
datang untuk membeli makanan --- Kejadian 42:9-10 )
d> Diterjemahkan “baik ... maupun ...” bila menghubungkan dua hal. Misalnya
:
( ... Satu ketetapan harus berlaku bagi kalian, baik bagi orang asing, maupun
bagi orang Israel asli --- Bilangan 9:14 ).
13.3.2. Pada permulaan kalimat atau permulaan alenia baru, Awalan Penghubung
diterjemahkan dengan “maka” atau “lalu”.
13.3.3. Di depan kata kerja, Awalan Penghubung dapat memiliki arti khusus, yang
akan dibahas kemudian.
34
Dengan demikian, setiap kali bertemu dengan Awalan Penghubung, perlu diputuskan
terjemahan mana yang tepat. Bila ragu-ragu, pakailah dahulu terjemahan standar
“dan”.
TUGAS (6)
10 01
11 02
12 03
13 04
14 05
15 06
16 07
17 08
18 09
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Ibrani !
Pada dasarnya sebuah kata sifat dapat digunakan dengan dua cara utama, yakni :
<a> Kata Sifat yang berfungsi sebagai keterangan langsung ( Atributif ) untuk sebuah
kata benda. Misalnya : - Lelaki yang jahat
- Sang nabi yang baik
- Rumah yang tua ITU
<b> Kata Sifat yang berfungsi sebagai sebutan ( Predikatif ) sebuah kalimat.
Misalnya : - Lelaki ITU adalah jahat
- Sang nabi adalah baik
- Rumah ITU adalah tua
35
Demikianlah pemakaian kata sifat dalam bahasa Indonesia hanya dibedakan melalui
kata “yang” untuk pemakaian secara Atributif dan melalui kata “adalah” untuk
pemakaian secara Predikatif. Namun dalam bahasa Ibrani, perbedaan antara dua cara
ini lebih besar dan nyata sehingga perlu dipelajari dan dikuasai dengan baik.
Kata Sifat yang dipakai sebagai keterangan langsung ( Atribut ), ditempatkan langsung
di belakang kata benda yang diterangkannya.
Contoh : ( Lelaki yang jahat )
Perhatikan bahwa dalam bahasa Ibrani tidak perlu kata penghubung “yang”, sebab
kata sifat menyusul langsung setelah kata bendanya.
Bila kata sifat menerangkan kata benda yang memiliki Awalan Penentu, maka kata sifat
tersebut harus juga dilengkapi dengan Awalan Penentu. Misalnya :
Sang nabi yang baik, atau : Nabi yang baik ITU
Rumah yang tua ITU
Awalan Penentu di depan kata sifat menunjukkan betapa erat hubungannya dengan
kata bendanya. Namun perhatikanlah bahwa Awalan Penentu di depan kata sifat tidak
muncul dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Bila SATU kata benda dengan Awalan Penentu diterangkan melalui lebih dari satu
kata sifat, maka masing-masing kata sifat itu juga diberi Awalan Penentu. Misalnya :
Pemakaian kata sifat yang kedua disebut “predikatif” sebab dalam kasus ini kata sifat
berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat yang kecil, yang dapat terdiri atas
subyek dan predikat saja. Misalnya :
( Rumah ITU adalah tua )
36
14.2.1. Urutan Dalam Kalimat
Sebelum kita membahas penempatan kata sifat yang dipakai secara predikatif, perlu
untuk membahas urutan dalam kalimat bahasa Ibrani, yang berbeda dengan pola
kalimat bahasa Indonesia.
Æ Æ Æ
Bahasa Indonesia : Subyek (1) + Predikat (2) + Obyek (3)
Sang nabi menulis buku
Å Å Å
Bahasa Ibrani : Obyek (3) + Subyek (2) + Predikat (1)
buku sang nabi menulis
Dengan menempatkan predikat pada urutan pertama dalam tiap kalimat ternyata bahwa
bahasa Ibrani menganggap unsur kegiatan yang dinyatakan melalui predikat
adalah yang terpenting ! Dengan demikian, kita tidak perlu merasa heran bahwa kata
sifat yang dipakai secara predikatif biasanya mendahului kata benda ( subyek ), dan
bukan di belakangnya sebagaimana pada pemakaian atributif.
Kata sifat yang dipakai secara predikatif tidak pernah mendapat Awalan Penentu,
sekalipun subyek kalimat memilikinya. Contoh :
37
15. KATA BENDA & KATA SIFAT
Dalam bahasa Ibrani, setiap kata benda dianggap memiliki jenis ( gender ) tertentu,
yang mempengaruhi penggunaan kata benda tersebut. Pada umumnya kata benda
memiliki salah satu dari dua jenis ( gender ) berikut ini :
15.1.1.1. Kata benda yang berakhir dengan , , atau biasanya Feminin.
Misalnya :
Bumi
Yerusalem
Kota
15.1.1.4. Sebutan untuk anggota tubuh yang berpasangan adalah Feminin. Misalnya :
Tangan
Kaki
Mata
38
15.1.2. Kata Benda Maskulin
Kata benda Maskulin lebih banyak jumlahnya daripada kata benda Feminin. Kata benda
Maskulin tidak memiliki ciri tertentu yang menunjukkan jenisnya. Namun sebutan
untuk manusia dan binatang tentu mengikuti jenisnya yang alamiah.
Misalnya :
Bilamana kata benda bahasa Ibrani muncul dalam bentuk jamak, maka lebih mudah
untuk mengenal jenisnya ( gendernya ) sebab selalu nyata melalui akhiran-akhiran
jamak yang khas.
Kata benda Maskulin dalam bentuk jamak mempunyai akhiran ( full script ) atau
( defective script ) yang langsung ditambahkan pada kata benda bentuk tunggal.
Tunggal
Kuda Jantan
Jamak ( Full Script )
Kuda-kuda Jantan
Jamak ( Defective Script )
Kuda-kuda Jantan
Perubahan Vokalisasi
Melalui penambahan akhiran jamak pada kata benda dasar, maka tekanan suara
semakin berpindah ke bagian belakang kata tersebut. Hal ini seringkali mengakibatkan
perubahan pada suku kata pertama yang akan menjadi lebih ringan.
Tunggal Jamak
Vokal Suku Kata Vokal Suku Kata Pertama
Pertama Qamets Æ Shewa Bersuara
Bila Konsonan pertama adalah Gutturals, yang tidak dapat menerima Shewa Biasa,
maka Qamets akan berubah menjadi Shewa Gabungan. Misalnya :
Æ
( Tunggal ) ( Jamak )
39
Kata-kata yang memiliki Segolata ( dua segol ) mengalami perubahan vokalisasi yang
khas sebagai berikut :
Tunggal Jamak
Vokal Suku Kata Pertama :
Segol/Tsere Æ Shewa Bersuara
Suku Kata Kedua : Segol Æ Qamets
( Gutturals )
Suku kata yang memiliki vokal penuh ( vokal plus huruf vokal ) tetap panjang dan
tidak dapat diperingan, meskipun ditambah akhiran. Misalnya :
Tunggal Jamak
Vokalisasi Khusus
Ada beberapa kata benda Maskulin yang mengalami perubahan vokalisasi yang khusus,
yang tidak mengikuti salah satu peraturan di atas, yakni :
Tunggal Jamak
Lelaki (m)
Putera (m)
Siang/hari
(m)
Kepala (m)
Bangsa (m)
Rumah (m)
15.2.2. Akhiran Jamak Pada Kata Benda Feminin
Kata benda Feminin dalam bentuk jamak mempunyai akhiran khusus, yakni
( full script ) atau ( defective script ).
40
15.2.2.1. Kata benda Feminin yang mempunyai akhiran akan kehilangan
akhirannya dan digantikan oleh akhiran jamak . Misalnya :
Tunggal Jamak
Kuda Betina (f)
Nabiah (f)
Hukum (f)
Keadilan (f)
15.2.2.2. Kata benda Feminin tanpa akhiran menerima akhiran langsung di
belakang bentuk tunggalnya. Perubahan vokalisasi pada kata induknya
mengikuti pola yang sama seperti pada kata benda Maskulin. Contoh :
TUNGGAL JAMAK
Tangan (f)
Jiwa (f)
Roh (f)
Pintu (f)
Mata (f)
Negeri (f)
15.2.3. Akhiran Jamak Yang Tidak Sesuai Gender Kata Benda
15.2.3.1. Ada beberapa kata benda Maskulin yang bentuk jamaknya mengikuti pola
kata benda Feminin, misalnya :
Tunggal Jamak
Ayah (m)
Hati (m)
Hati (m)
Malam (m)
Mezbah (m)
Tempat (m)
Suara (m)
41
Nama (m)
Dosa (m)
15.2.3.2. Ada pula beberapa kata benda Feminin yang bentuk jamaknya mengikuti
pola kata benda Maskulin, misalnya :
Tunggal Jamak
Batu (f)
Wanita (f)
Kota (f)
Tahun (f)
15.2.4. Pengertian Bentuk Jamak
Dalam bahasa Ibrani bentuk jamak tidak hanya berarti bahwa jumlah sesuatu hal itu
lebih dari satu. Ada beberapa kemungkinan yang lain, sebagai berikut :
Air
15.2.4.2. Tidak jarang bentuk jamak pada kata benda abstrak mengandung pengertian
Intensitas hal/keadaan ( disebut Intensive Plural ), misalnya :
Berkat
15.2.4.3. Ada pula jamak keagungan, yang ada kaitan dengan jamak intensitas.
Pengertian ini khususnya pada nama Allah ( ). Bila bentuk
tunggal tampaknya tidak cukup untuk mengekspresikan pengertian “wajah”
atau “langit”, apalagi untuk Allah. Ia melebihi segala sesuatu dalam segala
hal.
42
15.3. Bentuk DUAL
Bentuk akhiran Dual ini dipakai untuk benda-benda yang muncul dalam bentuk
pasangan ( berjumlah dua ), secara khusus untuk anggota-anggota tubuh. Bentuk
akhiran Dual ini dipakai baik untuk kata benda Maskulin, maupun kata benda Feminin.
15.3.1. Bentuk Akhiran Dual ini biasanya ditulis ( Patakh yang beraksen, plus
Yod, plus Khireq, plus Mem Final ). Contoh :
15.3.2. Bilamana kata benda yang memiliki akhiran Feminin harus mendapatkan
akhiran Dual, maka dari akhiran Feminin itu akan menjadi dan akhiran
Dual ditambahkan di belakangnya, misalnya :
Air
Yerusalem
43
TUGAS (7)
A. Berikanlah bentuk jamak untuk kata-kata di bawah ini ! Kenalilah & tuliskan
gender dari setiap kata tersebut !!
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
C. Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ini !
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
D. Berikanlah tanda lingkaran pada kata yang tampaknya salah ditempatkan pada
setiap kelompok kata di bawah ini !
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
44
15 11
16 12
17 13
18 14
15.4. Gender & Jumlah Kata Sifat
Bentuk Kata Sifat harus selalu sesuai dengan bentuk Kata Benda yang diterangkannya
Peraturan ini berlaku untuk pemakaian Kata Sifat baik secara atributif maupun secara
predikatif.
Sama seperti Kata Benda, demikian pula pada Kata Sifat dapat terjadi perubahan vokal
kata dasar atau perubahan konsonan terakhir bilamana dibubuhi akhiran Feminin atau
jamak.
Maskulin TUNGGAL
Maskulin JAMAK
Feminin TUNGGAL
Feminin JAMAK
Contoh :
45
Besar Tua Jujur Fasik Bijaksana
M. Tunggal
M. Jamak
F. Tunggal
F. Jamak
Contoh :
[1] Bilamana Kata Sifat menerangkan Kata Benda yang akhirannya tidak sesuai
dengan gendernya, maka akhiran Kata Sifat akan sesuai dengan gender Kata
Benda tersebut & bukan sesuai dengan bentuk akhirannya. Misalnya :
46
[2] Kata Benda yang hanya muncul dalam bentuk jamak, biasanya mendapat Kata
Sifat dalam bentuk jamak pula, meskipun pengertiannya tunggal. Misalnya :
TUGAS (8)
47
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Indonesia, kalimat berikut di bawah ini !
02 01
04 03
06 05
08 07
10 09
16. KATA GANTI ( PRONOUNS )
Kata Ganti Orang ditulis sebagai bentuk terpisah dan hanya dipakai untuk menyatakan
Subyek dalam sebuah kalimat. Untuk menyatakan obyek, bahasa Ibrani memiliki
pronominal suffixes khusus, yang ditempatkan sebagai akhiran pada kata lain ( kata
kerja, kata depan, atau kata benda ). Bentuk-bentuk suffix ini akan dipelajari pada
pelajaran-pelajaran selanjutnya.
Untuk sementara ini, kita membatasi diri kepada Kata Ganti Orang, yang berdiri sendiri
sebagai Subyek Kalimat. Bentuk-bentuk Kata Ganti Orang ( Independent Personal
Pronouns ) ini adalah sebagai berikut :
Tunggal Jamak
, Saya (m/f )
Kami/kita (m/f )
Catatan :
[1] Kata Ganti Orang Kedua Jamak (f) jarang muncul.
[2] Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal (f) terdapat sepanjang kitab-kitab Pentateuch.
Contoh :
Akulah Allah YHWH.
Engkaulah lelaki ITU.
Dialah sang raja yang besar ITU.
Merekalah para hamba yang baik.
48
16.2. Kata Ganti Penunjuk ( Demonstrative Pronouns )
Kata Ganti Penunjuk adalah kata ganti yang menunjukkan sesuatu benda atau
seseorang yang khusus harus diberi perhatian. Dalam bahasa Ibrani ada dua macam
Kata Ganti Penunjuk, yakni :
Dalam hal ini bisa jadi pemakaian kata “itu” membingungkan, sebab kata tersebut juga
dipinjam sebagai Kata Sandang Tertentu ( Awalan Penentu ) yang sebenarnya tidak
ada dalam bahasa Indonesia.
Tunggal Jamak
Ini/This (m)
Ini/These (m)
Ini/This (f)
Ini/These (f)
Itu/that (m)
, Itu/Those (m)
Itu/that (f)
, Itu/Those (f)
Perhatikan, Kata Ganti Orang Ketiga dipinjam untuk berfungsi sebagai Kata Ganti
Penunjuk.
Dalam bahasa Ibrani, Kata Ganti Penunjuk memiliki fungsi yang sama seperti Kata
Sifat ( dapat dipakai secara atributif & predikatif ). Dalam hal ibi Kata Ganto Penunjuk
harus sesuai dalam hal : gender & jumlah dengan Kata Benda yang diterangkannya.
16.2.1. Kata Ganti Penunjuk yang berfungsi sebagai Keterangan Langsung ( dipakai
secara Atributif ) untuk sebuah Kata Benda selalu :
Contoh :
Lelaki ini.
Lelaki itu.
Negeri ini.
Kota-kota ini.
Bila sebuah Kata Benda dimodifikasi oleh sebuah Kata Sifat, maka Kata Ganti
Penunjuknya akan selalu berdiri setelah Kata Sifat. Misalnya :
49
Hal yang besar ini.
Negeri yang baik ini.
Tahun-tahun yang baik ini.
Padang gurun yang besar itu.
16.2.2. Kata ganti Penunjuk yang dipakai secara predikatif :
a. Ditempatkan di depan Kata Benda.
b. Tidak pernah mendapat Awalan Penentu.
Misalnya :
Inilah hari ITU.
Inilah wanita yang jujur ITU.
Itulah kota yang besar ITU.
Itulah Raja yang bijaksana ITU.
16.3. Kata Ganti Tanya ( Interrogative Pronouns )
Ada dua Kata Ganti Tanya dalam bahasa Ibrani. Posisi Kata Ganti Tanya tersebut
biasanya pada awal kalimat.
16.3.1. Kata Ganti Tanya ( Siapa ? ). Misalnya :
Siapa engkau ?
Siapa lelaki ITU ?
16.3.2. Kata Ganti Tanya ( Apa ? atau Alangkah ... ! ).
Biasanya dihubungkan dengan kata berikutnya melalui garis Maqqef dan
huruf pertama kata berikutnya tersebut akan mendapat Dagesh Forte.
Misalnya :
50
Apa yang telah kaulakukan ?
Apakah kesalahanku dan apakah dosaku ?
Dan apakah yang lebih kuat dari seekor
singa ? ( Hakim-hakim 14:18 )
Apakah hambamu ? ( 2 Samuel 9:8 )
dan sewaktu-waktu juga diterjemahkan “barangsiapa” dan “apa saja”.
Yang menentukan dalam hal ini adalah konteksnya.
Berhubung tidak ada tanda tanya dalam bahasa Ibrani, maka kata atau hal yang
dipertanyakan dibubuhi Awalan Tanya : ( dalam bahasa Indonesia memakai akhiran
-kah ). Misalnya :
<a> Vokal Awalan Tanya yang biasa adalah Khatef-patakh, sedangkan vokal
Awalan Penentu adalah Patakh.
<b> Awalan Tanya tidak diikuti oleh Dagesh Forte.
<c> Awalan Tanya agak jarang ditemukan, sedangkan Awalan Penentu amat sering
dipakai.
1
Di mana ? 6
Bagaimana ?
2
Di mana ? 7
, Dimanakah ?
Pada tempat apakah ?
3
Di mana ? 8
, Mengapa ?
4
Kapankah ?
Dari manakah ?
9
Mengapa ?
5
Dari manakah ?
51
Contoh :
52
TUGAS (9)
A. Berikanlah tanda lingkaran untuk bentuk kata sifat yang benar untuk kalimat-
kalimat di bawah ini !
( )
A Di manakah Sara, istrimu
( Kejadian 18:9 ) ?
( )
B Di manakah Allahmu
( Mazmur 42:4 ) ?
( )
C TUHAN Allah bapa-bapamu
( Ulangan 1:21 )
( )
D Apakah nama puteranya ( Amsal
30:4 ) ?
( )
E Adakah mereka tergolong pada
kita ( Kejadian 34:23 ) ?
( )
F Pada hari bapa-bapa kalian ( Yoel
1:2 )
( )
G Bukankah ia bapamu ( Ulangan
32:6 ) ?
( )
H Bukankah ini perkataanku
( Yunus 4:2 ) ?
( )
I Kalian & bapa-bapa kalian
( Yeremia 44:3 )
( )
J Siapakah raja kemuliaan itu
( Mazmur 24:8 )?
( )
K Di manakah Allah mereka ( Yoel
2:17 ) ?
( )
L TUHAN Allah bapa-bapanya
( 2 Tawarikh 30:19 )
53
17. KATA DEPAN ( PREPOSITIONS )
Bila dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain, maka bahasa Ibrani memiliki sedikit
preposisi ( Kata Depan ). Ada sejumlah preposisi Ibrani yang tidak bisa dipisahkan
dengan Kata Benda, dan ada pula yang dihubungkan dengan Awalan Penentunya.
Sejumlah preposisi lainnya berdiri sendiri dan berfungsi hampir sama dengan preposisi
dalam bahasa Inggris.
Preposisi Artinya
Dalam, di dalam, oleh, dengan
17.1.1. Vokalisasi yang biasa untuk ketiga Preposisi ini adalah Shewa Bersuara.
Contoh :
Di Yerusalem.
54
Seperti Yehuda.
Untuk Yerikho.
17.1.4. Di bawah Gutturals yang memiliki Shewa Gabungan, ketiga preposisi
tersebut mendapat vokal penuh dari Shewa Gabungan itu. Contoh :
[1] Di depan kata , ketiga preposisi tersebut mendapat Tsere ( bukan
Segol ) dan ‘alef kehilangan vokalnya. Contoh :
55
Awalan Penentunya. Misalnya :
1
(( Hakim-hakim
Kejadian 15:8 )
16:5 ) Dalam hal apakah kekuatannya ?
Melalui apakah aku tahu ?
Hakim-hakim 6:15 )
( Dengan apa akan kuselamatkan ?
2
(( Kejadian 47:8 )
Ayub 7:19 )
Berapa banyak tahun hidupmu ?
Berapa lama Engkau tidak .....
Mazmur 78:40 )
( Berapa kali mereka .....
3
(( Kejadian 4:6 )
Kejadian 27:46 )
Mengapa hatimu panas ?
Apa gunanya aku hidup lagi ?
Ada beberapa preposisi yang berdiri sendiri, atau tanpa digabungkan langsung pada
kata berikutnya ( kata benda ). Preposisi jenis ini berfungsi seperti preposisi dalam
bahasa Inggris. Beberapa dari preposisi tersebut yang sangat umum dipakai adalah :
56
17.3. Kata Depan
Sekalipun preposisi ( dari, keluar dari ) termasuk dalam Independent
Prepositions, namun ketentuan untuk penulisan kata depan ini berbeda, sebagaimana
dijelaskan di bawah ini :
17.3.1. Di depan kata benda yang memiliki Awalan Penentu, kata depan ini berdiri
sendiri dan dihubungkan dengan kata berikutnya melalui garis Maqqef.
Contoh :
Kata Ganti Penghubung ( Relative Pronoun ) dalam bahasa Ibrani adalah
( yang ) sering mengawali anak kalimat yang berisikan keterangan tentang kata
terakhir sebelum . Dengan kata lain Kata Ganti Penghubung ini berfungsi
sebagai keterangan tambahan dengan orang atau benda yang disebutkan sebelumnya.
Misalnya :
58
Ada pula kasus, di mana cara pengungkapan Ibrani mirip dengan cara bahasa
Indonesia. Perhatikan contoh berikut di bawah ini :
Lihatlah orang ITU yang bukunya telah saya ambil.
Catatan :
[a] Pada umumnya berdiri setelah sebuah kata yang dalam status tertentu
( misalnya dengan Awalan Penentu ).
[b] Bentuk kata tetap dan tidak terpengaruh oleh gender atau jumlah kata
yang diterangkannya.
[c] Kata Sifat yang menyusul langsung setelah kata benda yang diterangkannya,
tidak perlu menyisipkan di antaranya. Misalnya :
Raja yang bijaksana.
TUGAS (10)
A. Berikanlah prefiks dengan preposisi untuk kata-kata berikut di bawah ini,
pertama tanpa Awalan Penentu, kemudian dengan Awalan Penentu. Terjemahkan
pula kedua bentuk dari setiap kata tersebut !
59
C. Tempatkan Awalan Penghubung “Waw” untuk kata-kata atau ungkapan-
ungkapan berikut di bawah ini ! Terjemahkan pula setiap bentuk kata tersebut !
1
10 05 01
2
11 06 02
3
12 07 03
4
13 08 04
5
14 09
D. Terjemahkanlah kalimat-kalimat di bawah ini !
Contoh : Tidak ada buah di dalam kebun ITU.
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
60
18. KATA KERJA BIASA ( STRONG VERBS )
Ada dua macam kata kerja dalam bahasa Ibrani. Klasifikasi pertama yakni Strong
Verbs. Dan yang kedua adalah Weak Verbs.
Disebut “kuat” ( Strong Verbs ) sebab tidak menyimpang dari pola dasar. Semua kata
kerja “kuat” dikelompokkan dalam satu kelas. Dan Strong Verbs harus memiliki tiga
konsonan dalam bentuk Qal Perfect Orang Ketiga Maskulin Tunggal, sebagaimana
terlihat jelas dalam Lexicon ( Kamus ).
Dengan demikian, secara otomatis, kata-kata kerja yang huruf tengahnya adalah
vokal tergolong Weak Verbs. Lebih lanjut, kata-kata kerja yang memiliki satu atau
dua konsonan Gutturals disebut juga Weak Verbs. Kata kerja lain dimasukkan ke
dalam Weak Verbs bila kata kerja tersebut diawali dengan huruf Yod, Waw, atau
Nun, atau bila huruf ketiganya sama dengan huruf keduanya. Demikian pula kata-kata
kerja yang berakhir dengan huruf He, atau kata-kata kerja yang diawali & diakhiri
oleh huruf ‘alef termasuk dalam Weak Verbs.
Untuk sementara ini, kita akan membatasi diri pada Kata Kerja yang mengikuti pola
dasar itu ( Strong Verbs ).
Kata Kerja dalam bahasa Ibrani selalu terdiri atas TIGA KONSONAN saja, misalnya
Menulis
Bekerja.
Memanggil
Bentuk Asal atau Bentuk Dasar ini, yang sering dibubuhi awalan & akhiran serta
mengalami banyak perubahan lainnya, dapat pula disebut “Kata Induk” atau “Akar
Kata”.
Pada umumnya kata kerja dihafal dalam bentuknya yang paling sederhana atau paling
pendek. Dalam bahasa Inggris, bentuk asal kata kerja itu adalah Infinitive, misalnya :
to write, to sing, to go. Dalam bahasa Yunani, bentuk yang biasanya dihafal adalah
orang pertama tunggal, misalnya : luw , filw , ginomai .
Dalam bahasa Ibrani, bentuk asal kata kerja terdapat dalam bentuk orang ketiga,
Maskulin, tunggal, misalnya : ( Ia telah menulis ). Namun demikian, bilamana
ditulis tanpa vokalisasi, maka terjemahannya adalah sebagai bentuk asal kata
kerja : “menulis”. Bentuk ini dipakai untuk mendaftarkan kata kerja di dalam Kamus
dan untuk penghafalan.
61
18.2. Pengertian Waktu Pada Kata Kerja
Tata bahasa Ibrani tidak membedakan antara “waktu lampau”, “waktu kini”, dan
“waktu yang akan datang”. Yang dibedakan pada kata kerja adalah hanya dari dua
segi
Bentuk-bentuk kata kerja yang menyatakan “perbuatan yang sudah selesai” dalam
Tata bahasa Ibrani Tradisional disebut Perfect dalam arti sudah selesai, sempurna,
dan tidak selalu dalam arti “waktu lampau”.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa Perfect dapat pula mencakup perbuatan pada
waktu yang akan datang, bilamana yang berbicara memandang perbuatan itu sebagai
perbuatan yang sudah selesai, sudah menjadi kenyataan pada waktu yang akan
datang.
Penggunaan Perfect seperti itu dalam bahasa Inggris disebut Future Perfect atau
Prophetic Perfect, sebab sering ditemukan dalam ucapan para nabi. Misalnya : 700
tahun sebelum Kristus, nabi Yesaya berkata tentang Dia dalam Yesaya 9:1-3
“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar ...
Mereka telah bersukacita ... sebab kuk telah Kaupatahkan ... sebab seorang anak
telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan ...
Semua kata kerja yang dicetak tebal memakai Perfect biasa, namun dengan arti yang
khusus, sebagaimana diuraikan di atas.
Perfect ini dalam beberapa buku lain disebut Preterite. Sementara itu, Baker/Siahaan
menyebutnya bentuk berakhiran, sebab memang kata induknya ditambah akhiran-
akhiran yang khas.
Berikut di bawah inilah Pola Pembentukan Perfect yang lengkap dari Kata Kerja
Biasa ( Strong Verbs ). Biasanya Daftar bentuk-bentuk kata kerja dimulai dengan
62
orang ketiga, Maskulin, tunggal, mengingat itulah bentuk kata kerja yang paling
sederhana ( Tiga Konsonan yang ditemani oleh dua vokal; suku kata pertama
memakai Qamets & suku kata kedua memakai Patakh ).
Adapun akar kata kerja yang dipakai adalah
sebagai contoh yang cocok untuk
melatih pola pembentukan kata kerja, meskipun kata kerja tersebut hanya muncul tiga
kali saja di dalam Perjanjian Lama, dan artinya memang tidak menyenangkan, yakni :
mematikan.
Akhiran-akhiran yang ditambahkan pada akar kata tersebut menyatakan Subyek &
merupakan singkatan dari kata ganti orang.
Seluruh Pola Pembentukan Perfect harus dikuasai secara mutlak sebab merupakan
Pola Dasar yang akan diikuti oleh semua kata kerja yang lain.
3. Feminin
Dia (f) telah mematikan
2. Maskulin
Engkau (m) telah mematikan
2. Feminin
Engkau (f) telah mematikan
1.Maskulin/Feminin
Saya (m/f) telah mematikan
Jamak
3. Maskulin/Feminin
Mereka (m/f) telah mematikan
2. Maskulin
Kalian (m) telah mematikan
2. Feminin
Kalian (f) telah mematikan
1. Maskulin/Feminin
Kami/kita (m/f) telah mematikan
18.4. Subyek Kalimat
Sebagaimana nyata dari bentuk-bentuk kata kerja tersebut, maka kata kerja Ibrani
selalu terdiri atas subyek & predikat sekaligus.
Dia
( Subyek )
telah menulis
( Predikat )
Mereka
( Subyek )
telah menulis
( Predikat )
Bilamana kalimat Ibrani mempunyai sebuah subyek yang berdiri sendiri ( di luar kata
kerja ), maka :
63
<b> Bentuk kata kerja ( yang juga mempunyai unsur subyek ) harus mutlak
bersesuaian dengan subyek yang berdiri sendiri, baik dalam hal gender, maupun
dalam hal jumlah.
<c> Subyek dalam kata kerja itu tidak turut diterjemahkan.
Contoh :
Untuk menjamin agar subyek dan obyek jangan dikacaukan, maka ada Kata Penunjuk
Obyek yang seringkali ditempatkan di depan sebuah obyek langsung yang
tertentu. Kata Penunjuk Obyek ini tidak perlu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
Salomo telah membangun rumah ITU dan mezbah ITU.
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa urutan yang umum dalam kalimat Ibrani adalah
Predikat + Subyek + Obyek.
Kata yang berdiri pada urutan pertama sebuah kalimat dianggap unsur kalimat yang
terpenting. Dengan demikian kalimat Ibrani biasanya memberikan tekanan khusus
kepada kata kerja, yang merupakan unsur keaktifan dalam sebuah kalimat.
Allah telah menciptakan langit ( Kejadian 1:1 ).
64
Akan tetapi urutan kata yang umum ini sewaktu-waktu dibalik untuk memberikan
tekanan khusus kepada bagian kalimat yang lain. Misalnya :
Kata Ingkar berarti “tidak” atau “bukan”. Dalam hubungan dengan kata kerja,
maka berdiri langsung di depan kata kerja yang bersangkutan. Perhatikan
bahwa dapat berdiri sendiri ataupun dihubungkan dengan kata berikutnya
melalui garis Maqqef ( vokalisasi tidak berubah ). Misalnya :
TUGAS (11)
1
2
3
4
5
18.8. Kata Kerja Biasa : Imperfect
Sebagai kebalikan dari Perfect, maka Imperfect menyatakan perbuatan yang belum
sempurna/selesai. Ada yang menyebutnya “Future”, Baker/Siahaan menyebutnya
“Bentuk Berawalan”.
Pola pembentukan Imperfect adalah kata kerja dasar ditambah dengan Awalan dan
akhiran yang menyatakan subyek.
65
Pola Pembentukan IMPERFECT Dari Strong Verbs
3. Feminin
Dia (f) akan mematikan
2. Maskulin
Engkau (m) akan mematikan
2. Feminin
Engkau (f) akan mematikan
1.Maskulin/Feminin
Saya (m/f) akan mematikan
Jamak
3. Maskulin
Mereka (m) akan mematikan
3. Feminin
Mereka (f) akan mematikan
2. Maskulin
Kalian (m) akan mematikan
2. Feminin
Kalian (f) akan mematikan
1. Maskulin/Feminin
Kami/kita (m/f) akan mematikan
18.9. Terjemahan Imperfect Ibrani
Rumusan “perbuatan yang belum selesai” untuk Imperfect mempunyai arti yang
cukup luas & perlu diketahui sehingga dapat menemukan terjemahan yang paling
tepat dalam setiap kasus.
[1] Perbuatan yang sedang berlangsung, baik sekarang maupun pada waktu
lampau.
[2] Perbuatan yang terus-menerus atau berulang-ulang dilakukan.
[3] Perbuatan yang hendak dilakukan ( ada niat ).
[4] Perbuatan yang akan berlangsung pada waktu yang akan datang.
[5] Permintaan atau Perintah ( Yusif ). Arti ini muncul khususnya dalam bentuk kata
kerja pada orang kedua & orang ketiga.
[6] Larangan. Imperfect yang didahului oleh “jangan” adalah larangan
sementara ( temporer ). Misalnya :
66
Jangan mencuri ( Keluaran 20:15 ).
Inilah bentuk larangan Ibrani yang paling tegas - bila diterjemahkan secara
harfiah, menjadi “Engkau tidak akan mencuri”. Bentuk ini menyatakan bahwa
TUHAN menantikan ketaatan yang mutlak. Dalam pandangan TUHAN,
mustahillah bahwa anggota umat-Nya masih akan mencuri, berdusta,
membunuh, dan lain-lain. Oleh sebab itulah, maka bentuk perintah yang khas
inilah yang dipakai untuk Dasa Titah dan larangan-larangan lain yang ditetapkan
oleh TUHAN sendiri.
TUGAS (12)
A. Ayat-ayat di bawah ini berisi kata kerja Imperfect. Berikanlah terjemahan tepat
dengan mengisi tanda garis bawah untuk :
(a) Person, gender, dan jumlah kata kerja itu.
(b) Akar kata kerja itu.
01
(a) ________________
(b)_________________
Dan dosa-dosamu
.................................................
02
(a) ________________
(b) ________________
Dan ......................................................atas
Israel.
03
(a) ________________
(b) ________________
Dan ........................................ dunia dengan
adil.
04
(a) ________________
(b) ________________
Dan perintah-perintah-Ku ....................................
05
(a) ________________
(b) ________________
TUHAN akan .............................selama-
lamanya.
67
B. Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ke dalam bahasa Indonesia
dengan menganalisa/memarsing setiap katanya terlebih dahulu !
01
02
03
04
19. KATA BENDA BENTUK PERPENDEKAN
Perpaduan kata benda sering dipakai untuk menyatakan pemilik ( misalnya : “kuda
raja” ), pencipta ( misalnya “Mazmur Daud” ), asal ( misalnya “Orang Yerikho” ),
atau sifat ( misalnya “Kepala batu” ).
Dalam bahasa Indonesia, kata yang diterangkan ( “kuda” ) langsung disusul oleh kata
yang menerangkannya ( “raja” ). Dalam bahasa Ibrani, urutan yang sama berlaku.
Misalnya :
Namun demikian, ada satu kekhususan pada perpaduan kata benda dalam bahasa
Ibrani, yakni kata benda yang pertama ( yang diterangkan ) perlu diperpendek sejauh
mungkin agar lebih terpadu dengan kata benda berikutnya. Yang dimaksudkan
dengan “diperpendek” adalah bahwa kata benda tersebut dapat mengalami
perubahan/kehilangan konsonan yang terakhir dan vokalisasinya akan
berubah/diperingan agar tekanan suara lebih berpindah kepada kata benda yang
kedua.
Kata pada contoh di atas termasuk jenis kata benda yang tidak dapat
diperpendek, sehingga bentuk biasa dengan bentuk perpendekan sama. Akan tetapi,
banyak kata benda yang lain harus mengalami perpendekan itu. Misalnya : kata
menjadi bilamana dipadukan dengan kata benda yang lain. Contoh :
Perkataan Allah.
Demikian pula untuk banyak kata benda yang lain. Namun demikian bentuk
perpendekan ini lain untuk setiap kata benda menurut jenisnya & jumlahnya. Bentuk-
bentuk perpendekan ini tidak mungkin dihafal semua, namun prinsip perpendekan
harus dipahami secara serius.
68
Dalam buku-buku Tata Bahasa Ibrani, bentuk perpendekan kata benda ini disebut
“status Constructus”. Sementara itu, kata benda yang biasa dikenal dengan “status
Absolutus”. Dalam kamus Ibrani, bentuk Constructus setiap kata benda dicatat
secara khusus.
Berikut di bawah ini ada beberapa contoh bentuk Constructus yang paling umum
dipakai.
A. MASKULIN
Absolutus Constructus
Kuda Jantan
Kuda jantan sang
raja.
Kuda-kuda Jantan Kuda-kuda jantan
sang raja
Raja
Raja Israel
69
Jiwa
Jiwa manusia
ITU
Jiwa-jiwa
Jiwa-jiwa
manusia ITU
Tahun
Tahun damai
Putri-putri
Para putri
Salomo
Perhatikan bahwa ada beberapa bentuk Constructus yang tetap & yang mudah untuk
diingat :
[a] Untuk kata benda Maskulin Jamak, yang berakhir dengan , akhiran
constructus selalu
[b] Untuk kata benda Feminin Tunggal yang berakhir dengan , akhiran
constructus selalu
[c] Untuk kata benda Feminin Jamak, yang berakhir dengan akhiran
constructus tetap
19.2. Constructus & Awalan Penentu
Berhubung kata benda dalam status constructus harus sependek mungkin, maka kata
tersebut tidak dapat memiliki Awalan Penentu. Dengan demikian, Awalan Penentu
ditempatkan di depan kata benda yang kedua, yang bersifat menerangkan. Awalan
Penentu tersebut berlaku juga untuk kata benda dalam status constructus.
Contoh :
[a] Sama seperti dalam bahasa Indonesia, demikian pula dalam bahasa Ibrani
perpaduan antara kata benda tidak boleh diganggu oleh kata lain, oleh sebab itu
maka kata sifat untuk kata benda dalam bentuk constructus ditempatkan setelah
kata benda kedua.
[b] Kata sifat akan sesuai dengan kata bendanya dalam gender dan jumlah, namun
memakai bentuk absolutus.
[c] Kata sifat tersebut memakai Awalan Penentu yang tidak dapat dipakai oleh kata
bendanya. Contoh :
70
19.4. Constructus Dengan Beberapa Absolutus
Bila satu kata benda yang berada dalam status constructus diterangkan melalui lebih
dari satu kata benda, maka dalam hal ini kata yang diterangkan ( constructus ) harus
diulangi di depan setiap kata yang menerangkan ( absolutus ).
Contoh : “Allah yang empunya langit dan bumi” ( Kejadian 24:3 ) dalam bahasa
Ibrani ditulis sebagai berikut :
TUGAS (13)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
71
20. AKHIRAN GANTI ( PRONOMINAL SUFFIXES )
Dalam bahasa Indonesia, kata ganti sering disingkatkan untuk dibubuhkan pada akhir
kata benda, kata depan, atau kata kerja. Bentuk kata ganti yang dipersingkat itu dapat
disebut “Akhiran Ganti”. Contoh : Ayahku, kepadamu, mengasihinya.
Dalam bahasa Ibrani, Akhiran Ganti ( Suffix ) dapat pula dibubuhkan pada kata
benda, kata depan, dan kata kerja. Ada akhiran ganti tunggal & jamak, yang dapat
ditambahkan kepada kata yang dalam bentuk tunggal ataupun jamak.
Tatkala ditempatkan langsung pada kata benda, fungsi akhiran ganti ini sebagai
possessive pronouns ( kata ganti milik ). Ketika ditempatkan langsung kepada kata
depan, akhiran ganti berfungsi sebagai obyek kata depan itu. Dan, tatkala
ditempatkan langsung kepada kata kerja, maka secara normal berfungsi sebagai
obyek langsung ( direct object ) dari kata kerja tersebut.
Perhatikan bahwa kata benda yang mendapat akhiran ganti akan senantiasa muncul
dalam bentuk perpendekan ( constructus ), sebab fungsi akhiran ganti tersebut
sama dengan fungsi kata benda kedua dalam perpaduan kata benda.
Akhiran yang terdiri atas satu konsonan saja disebut “ringan”, dan yang terdiri atas
dua konsonan disebut “berat” yang mengakibatkan perubahan/peringanan vokalisasi
pada kata induk.
2. M.
-mu 2. M.
kalian
2. F.
-mu 2. F.
kalian
3. M
dia, -nya 3. M.
mereka
3. F.
dia, -nya 3. F.
mereka
Misalnya :
di dalamku
bagi kita
di dalammu
bagi kalian
bagimu
di dalam kalian
72
baginya
bagi mereka
2. M.
sepertimu 2. M.
seperti kalian
2. F.
2. F.
3. M
sepertinya 3. M.
seperti mereka
3. F.
sepertinya 3. F.
seperti mereka
20.2.3. Sejumlah Kata Depan menerima Dagesh Forte pada konsonan terakhir
sebelum Akhiran Ganti ( sejumlah kata depan tersebut juga memiliki
bentuk-bentuk alternatif lain tanpa menerima Dagesh Forte ).
(a) “dengan” ( jangan dibingungkan dengan particle , suatu tanda dari
Direct Object )
2. M.
denganmu 2. M.
dengan kalian
2. F.
2. F.
3. M
dengannya 3. M.
dengan mereka
3. F.
dengannya 3. F.
73
(b) “alone, by oneself, by itself”.
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
olehku
sendiri
1. M/F.
2. M.
olehmu
sendiri
2. M.
oleh kalian
sendiri
2. F.
2. F.
3. M
olehnya
sendiri
3. M.
oleh mereka
sendiri
3. F.
olehnya
sendiri
3. F.
oleh mereka
sendiri
2. M.
denganmu 2. M.
dengan kalian
2. F.
2. F.
3. M
dengannya 3. M.
dengan mereka
3. F.
dengannya 3. F.
(d) Kata Depan
“dari, lebih daripada” sebenarnya diduplikasikan di depan
dari sejumlah Akhiran Ganti. Sebagai contoh : bentuk tunggal umum yang
pertama dibuat dari secara harfiah berarti “dari,
dariku”.
Dua huruf Nun Final itu diasimilasikan ke dalam huruf-huruf berikutnya dengan
cara memberikan dua Dagesh Forte.
74
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
dariku 1. M/F.
dari kita/kami
2. M.
darimu 2. M.
dari kalian
2. F.
darimu 2. F.
dari kalian
3. M
darinya 3. M.
dari mereka
3. F.
darinya 3. F.
dari mereka
Tidak semua bentuk itu memiliki duplikat . Ada yang hanya sebagian saja
diduplikasikan ( 2/M/T , 2/F/T ), sebagian lain tidak sama sekali ( 2/M/J, 2/F/J,
3/M/J, 3/F/J ). Huruf Nun Final diasimilasi dalam semua situasi, kecuali sebelum
( 3/M/J, 3/F/J ), sebab adalah Gutturals dan oleh karenanya tidak dapat menerima
Dagesh Forte. Dengan demikian, maka vokal sebelumnya harus diperpanjang dari
Khireq ke Tsere.
Perhatikan : Dua bentuk ( 3/M/T dan 1/M-F/J ) adalah persisi sama. Hanya dengan
memperhatikan pada konteksnya saja, kita dapat membedakannya.
(e) Sejumlah kecil Kata depan mengambil Akhiran Ganti yang sama dengan apa
yang muncul dalam kata benda jamak. Dua yang paling umum dari kata depan
tersebut adalah : ( sebelum, di hadapan, di hadirat ) dan ( kepada ).
<1> dibentuk dari yang adalah bentuk construct jamak dari kata
benda jamak , yang diterjemahkan dalam pengertian tunggal,
75
<2> ( kepada ).
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
kepadaku 1. M/F.
kepada
kita/kami
2. M.
kepadamu 2. M.
kepada kalian
2. F.
kepadamu 2. F.
kepada kalian
3. M
kepadanya 3. M.
kepada mereka
3. F.
kepadanya 3. F.
kepada mereka
20.2.4. Akhiran Ganti Pada Particle ( Kata Penunjuk Obyek )
TUNGGAL Bentuk Arti JAMAK Bentuk Arti
1. M/F.
-ku
( me )
1. M/F.
kita/kami ( us )
2. M.
-mu
( you )
2. M.
kalian ( you )
2. F.
-mu
( you )
2. F.
kalian ( you )
3. M
-nya
( him )
3. M.
mereka ( them )
3. F.
-nya
( her )
3. F.
mereka ( them )
3. F.
3. F.
76
20.2.6. Akhiran Ganti Pada Kata Benda
Akhiran Ganti bila dikenakan pada akhiran kata benda untuk menunjukkan
kepemilikan. Hanya kata benda dalam status construct saja yang dapat menerima
Akhiran Ganti. Demikianlah , “kata-ku” dibentuk dari construct tunggal
dan Akhiran Ganti dari orang pertama ( m/f ) tunggal, secara harfiah berarti :
“kata dariku”. Demikian pula “kata-kataku” dibentuk dari construct jamak
dan Akhiran Ganti dari orang pertama ( m/f ) jamak, dan arti harfiahnya
adalah “kata-kata dariku”.
Kata benda construct dengan Akhiran Ganti akan selalu diperlakukan sebagai definite
walaupun ia tidak pernah mengenakan Awalan Penentu. Sebab adanya alasan ini,
maka Kata Sifat dalam posisi sebagai atributif harus menempati bentuk yang tertulis
dengan Awalan Penentu.
20.2.6.1. Akhiran Ganti Pada Kata Benda Tunggal ( Maskulin atau Feminin )
Tunggal
Jamak
1.M/F.
-ku 1.M/F.
kita/kami
2.M.
-mu 2.M.
kalian
2.F.
-mu 2.F
kalian
3.M.
-nya 3.M.
mereka
3.F.
-nya 3.F.
mereka
Contoh :
Suaraku
Hukumku
Kitabnya
Ratu kalian
77
20.2.6.2. Akhiran Ganti Pada Kata Benda Jamak ( Maskulin atau Feminin )
Tunggal
Jamak
1.M/F.
-ku 1.M/F.
kita/kami
2.M.
-mu 2.M.
kalian
2.F.
-mu 2.F
kalian
3.M.
-nya 3.M.
mereka
3.F.
-nya 3.F.
mereka
Contoh-contoh :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
78
DAFTAR KATA
Membangun
002 Ayah, Bapa
001
Putri
004 Putra,
Keturunan
003
Menciptakan
(hanya untuk Allah)
006 Rumah
005
Tangan (f)
008 Daud
007
Musa
010 Tidak, Bukan
009
Damai, sejahtera,
selamat
012 Roh, angin
(f)
011
Berbicara,
berfirman
014 Allah
013
Yehuda
016 Kata, hal,
perkara.
015
Air
018 Yerikho
017
Raja
020 Memerintah
Menjadi raja
019
Bernubuat
022 Kerajaan
021
Nama
024 Nabi
023
Tuhanku
(hanya untuk Allah)
026 Tuan
025
Besar
028 Bumi, negeri,
tanah (f)
027
Hikmat (f)
030 Hikmat,
cakap
029
Bersifat baik
032 Baik, indah,
bagus
031
Malam
034 Hari, siang
033
Surga, langit
036 Kota (f)
035
Berkat (f)
038 Memberkati,
memuji
037
Menyembelih,
mempersembahkan
040 Darah
039
Mezbah
042 Kurban
sembelihan
041
Wajah, muka,
permukaan
044 Menghadap,
berpaling
043
Keadilan, kebenaran
046 Di depan, di
hadapan
045
79
Keadilan, kebenaran
(f)
048 Keadilan,
kebenaran (f)
047
Tanah
050 Manusia,
umat manusia
049
Perempuan, istri
052 Lelaki,
suami, orang
051
Begitu, demikian
054 Gunung,
pegunungan
053
Mesir (f)
056 Setiap ,
Seluruh,
, 055
Semua *
Mata, mata air (f)
058 Kejahatan,
dosa
057
Suara
060 Umat, bangsa
059
Emas
062 Batu (f)
061
Petang
066 Pedang (f)
065
Kudus
068 Kudus,
kekudusan
067
Kaki (f)
070 Kepala,
permulaan
069
Kejahatan,
malapetaka
072 Jahat, jelek
, 071
Api
074 Telinga (f)
073
Hidup (kk)
076 Bangsa
( non-Israel )
075
Hidup, kehidupan
( KB/Jamak )
078 Hidup (ks)
077
Kuda jantan
082 Tempat
081
Bertambah banyak
084 Banyak,
jumlah besar
083
Tahun (f)
086 Fasik, orang
fasik
085
Perak, uang
088 Jalan
087
Imam
090 Yerusalem
089
Hamba, budak
094 Bekerja,
melayani
093
80
Pohon, kayu
096 Tugas,
pekerjaan (f)
095
Memanggil,
membaca
098 Mulut,
perintah
097
Hukum, pengajaran
(f)
100 Lagu,
nyanyian
099
Saudara lelaki
102 Abram
101
Yang
104 Singa
103
Perjanjian (f)
106 Masuk
105
Miskin, orang
miskin
108 Gideon
107
Pengetahuan (f)
110 Pintu (f)
109
Apa ?
112 Roti
111
Siapa ?
114 Lagu,
Mazmur
113
Di belakang,
sesudah
116 ( Orang )
lain, berikut
115
Membedakan,
mengerti
118 Manusia,
umat manusia
117
Di antara
120 Pengertian (f)
119
Dalam apa ?
Dengan apa ?
122 Bulan (baru),
121
Mengapa ? Untuk
apa ?
124 Seperti apa ?
Berapa ?
123
Memotong **
126 Mengingat.
125
Membunuh
130 Kekal,
kekekalan.
129
Mendengarkan,
mentaati
132 Salomo.
131
Memelihara,
menjaga,
134 Samuel
( Allah
133
memperhatikan. mendengar).
Lihatlah !
136 Kepada.
135
Ishak
138 Laut, danau,
Barat.
137
Mengambil.
140 Israel.
139
Menghitung,
menulis.
142 Klen,
keluarga
141
besar (f)
81
Di atas, melawan.
144 Surat, kitab.
143
Mengirimkan,
mengulurkan.
146 Membakar
145
Keputusan,
peraturan, keadilan.
148 Mengadili,
memutuskan
147
Saudara perempuan
(f)
150 Kemah.
149
Ibu (f)
152 Tidak ada
151
Dengan
154 Berbicara,
berfirman
153
Melahirkan
156 Daging
155
Belajar
158 Beginilah,
demikianlah.
157
Ucapan, Firman.
160 Ratu (f)
159
Ladang
162 Firaun.
161
Duduk, tinggal.
166 Keluar.
165
Kasih setia.
168 Penduduk.
167
Sebab, bahwa.
170 Kemuliaan
169
Meninggal.
172 Memberi,
menaruh.
171
Mengatur.
174 Kematian,
maut.
173
Mengejar,
menganiaya.
176 Perintah,
hukum (f)
175
Berjalan.
178 Terjadi,
menjadi.
177
Dengan, dekat.
180 Kanaan (f)
179
Kesesakan,
kesusahan (f).
182 Musuh
181
Catatan :
055. <a> Diterjemahkan “setiap” bila disusul oleh kata tanpa Awalan Penentu.
Misalnya : “Setiap bangsa”
“Setiap hari”
<b> Diterjemahkan “seluruh” bila disusul oleh Kata benda Tunggal dengan
Awalan Penentu. Misalnya :
82
“Seluruh bangsa”
<c> Diterjemahkan “semua” bila disusul oleh Kata benda Jamak dengan
Awalan Penentu. Misalnya :
126. Bila diikuti oleh kata ( ), maka terjemahannya
menjadi : “mengikat perjanjian” ( dengan memotong kurban ).
TUNGGAL JAMAK
, Saya, aku (m/f)
Kami/kita (m/f)
TUNGGAL JAMAK
Ini/This (m)
Ini/These (m)
83
Bilangan Ibrani
x1 x 10 x 100 x 1000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
84
DAFTAR PUSTAKA
Baker, David L. Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994.
BibleWorks for Windows, Version 3,0. USA : Computer Bible Research Software,
1992-1995.
Boeker, T.G.R., Bahasa Ibrani, Jilid I, Batu : Institut Injil Indonesia, 1987.
85