Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KITAB YOSUA

Disusun Oleh :
Kelompok VI (Enam)
1. JANE YANTI WANANE : 22021013
2. JELITA WAY : 22021027
3. ESTER PERSELINA DIMARA : 22021013
4. ELIS KOSTEVINA WANMA : 22021017

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA (UKiP)


KOTA SORONG
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang   :
Kitab ini dinamakan sesuai dengan tokoh yang memainkan peran utama selaku
pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Yosua bin Nun – cucu Elisama
bin Amihud, kepala suku Israel (1 Tawarikh 7:27, Bilangan 1:10) – disebut oleh
sanak saudaranya Hosea, artinya ‘keselamatan’ (Bilangan 13:8). Musalah yang
memberi nama Yosua pada Hosea bin Nun (Bilangan 13:16). Yosua hidup pada akhir
masa penindasan Israel di Mesir, menyaksikan kesepuluh tulah di Mesir, Paskah
pertama, penyeberangan ajaib di Laut Merah, dan tanda-tanda adikodrati sepanjang
perjalanan Israel di padang gurun. Yosua menjadi panglima perang di bawah Musa
dalam perang melawan suku Amalek (Keluaran 17:8-16) dan hanya dialah yang
menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum
(Keluaran 24:12-18). Sebagai abdi Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan
kasih yang mendalam kepada Allah dengan seringkali berada di hadapan Allah untuk
jangka waktu yang lama (Keluaran 33:11); ia sangat menghargai kehadiran Allah
yang kudus. Yosua pun menjadi salah satu dari kedua belas mata-mata yang
mengintai tanah Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan
ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bilangan 14). Bertahun-tahun
sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan
bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan
sungguh-sungguh, tekun berdoa, mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat
ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan seorang yang ‘penuh Roh’
(Bilangan 27:18, Ulangan 34:9).

Kitab Yosua mencatat peristiwa bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan


memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukkan dan menetapnya kedua
belas suku Israel di Kanaan di bawah pimpinan Yosua. Kitab ini mengisahkan
bagaimana Allah memberikan kepada bangsa Israel “negeri yang dijanjikan-Nya
dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka” (Yosua 21:43).
Tradisi Yahudi menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali kitab ini 
menyebutkan bahwa Yosua menulis kitab ini (Yosua 18:9, 24:26). Bukti dalam kitab
ini dengan kuat menunjukkan bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri
penaklukkan tanah Kanaan. Yosua wafat sekitar tahun 1375 SM ketika berusia 110
tahun (Yosua 24:29).

B. Tujuan    
Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam
menggenapi janji-janji-Nya kepada bangsa Israel mengenai tanah Kanaan.
Kemenangan-kemenagan dalam penaklukkan disebut sebagai tindakan penebusan
Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot
(Ulangan 9:4). Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang
merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang digantikan oleh Israel.

C. Ciri-ciri Khas      
Tujuh ciri utama yang menandai Kitab Yosua adalah:
a. Menjadi kitab sejarah Perjanjian Lama pertama yang melukiskan sejarah Israel
sebagai bangsa di tanah perjanjian, tanah Kanaan
b. Memaparkan keteladanan hidup Yosua selaku pemimpin pilihan Allah untuk
menyelesaikan tugas Musa, yakni menegakkan Israel sebagai umat perjanjian di
tanah perjanjian  
c. Mencatat banyak mukjizat ilahi, dua yang paling menakjubkan adalah kejatuhan
Yerikho (Yosua 6) dan perpanjangan waktu siang hari pada saat pertempuran di
Gibeon (Yosua 10)
d. Menggambarkan konsep “perang suci” sebagai suatu tugas khusus dan terbatas
yang ditetapkan Allah di dalam konteks sejarah keselamatan
e. Menekankan tiga kebenaran besar mengenai hubungan Allah dengan umat
perjanjian-Nya, yakni kesetiaan-Nya, kekudusan-Nya, dan keselamatan-Nya
f. Menekankan pentingnya mempertahankan warisan tindakan penyelamatan Allah
demi umat-Nya dan pentingnya melestarikan warisan tersebut dari angkatan ke
angkatan
g. Kisah mengenai pelanggaran Akhan dan hukumannya (Yosua 7) serta berbagai
nasihat, peringatan, dan hukuman, menekankan pentingnya takut akan Tuhan
dalam hati umat-Nya.

D. Garis Besar
1.  Persiapan untuk Masuk dan Menduduki Kanaan (1:1 – 5:15)
a. Yosua ditugaskan Allah (1:1-9)
b. Persiapan untuk Menyeberangi Yordan (1:10 – 3:13)
c. Menyeberangi Sungai Yordan (3:14 – 4:25)
d. Sunat, Paskah, dan Perjumpaan di Gilgal (5:1-15)
2. IMenaklukkan Tanah yang Dijanjikan (6:1 – 13:7)
a. Menaklukkan Kanaan Tengah (6:1 – 8:35)
1. Kemenagan di Yerikho (6:1-27)
2. Kekalahan di Ai karena Dosa Akhan (7:1-26)
3. Kemenangan di Ai (8:1-29)
4. Penyembahan dan Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (8:30-35)
b. Menaklukkan Kanaan Selatan (9:1 – 10:43)
1. Perjanjian dengan Suku Gibeon (9:1-27)
2. Pemusnahan Persekutuan Suku Amori (10:1-43)
c. Menaklukkan Kanaan Utara (11:1-15)
d. Rangkuman Daerah-Daerah yang Ditaklukkan (11:16 – 12:24)
e. Rangkuman Daerah-Daerah yang Belum Ditaklukkan (13:1-7)
3. Membagi Tanah Sebagai Milik Pusaka (13:8 – 22:34)
1. Suku-Suku di Bagian Timur Sungai Yordan (13:8-33)
2. Suku-Suku di Bagian Barat Sungai Yordan (14:1 – 19:51)
3. Jatah-Jatah Khusus (20:1 – 21:45)
a. Enam Kota Perlindungan (20:1-9)
b. Kota-Kota Suku Lewi (21:1-45)
c. Kembalinya Suku-Suku Timur (22:1-34)

4. Amanat-Amanat Perpisahan Yosua (23:1 – 24:28)


a. Kepada Para Pemimpin Israel (23:1-16)
b. Kepada Seluruh Israel: Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (24:1-28)
5. Penutup (24:29-33)
a. Kematian dan Penguburan Yosua (24:29-31)
b. Penguburan Tulang-Tulang Yusuf (24:32)
c. Kematian dan Penguburan Eleazar (24:33)
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ringkasan Kitab Yosua

                   I.          Persiapan untuk Masuk dan Menduduki Kanaan (1:1 – 5:15)

a.      Yosua ditugaskan Allah (1:1-9)


Tuhan memerintahkan Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya, tidak boleh
menyimpang ke kanan atau ke kiri, serta merenungkan dan memperkatakan kitab Taurat
supaya ia bertindak hati-hati supaya ia beruntung dan berhasil ke manapun ia pergi.
b.     Persiapan untuk Menyeberangi Yordan (1:10 – 3:13)
Sebelum menyeberangi sungai Yordan, Yosua mengirim dua orang pengintai dengan diam-
diam untuk mengamat-amati kota Yerikho, dan bangsa Israel harus menguduskan dirinya,
serta selama menyeberang sungai Yordan para imam harus mengangkat tabut perjanjian di
depan bangsa Israel.
c.      Menyeberangi Sungai Yordan (3:14 – 4:25)
Tuhan melakukan mujizat dengan membuat sungai Yordan sebak sampai meluap sepanjang
tepinya hingga seluruh bangsa Israel selesai menyeberang. Selain itu, Tuhan memerintahkan
mereka untuk mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan (melambangkan
kedua belas suku Israel) yang akan menjadi tanda peringatan bagi mereka dan generasi
selanjutnya.

d.     Sunat, Paskah, dan Perjumpaan di Gilgal (5:1-15)


Tuhan memerintahkan Yosua untuk menyunat orang Israel yang lahir di padang gurun di
Bukit Kulit Khatan, di Gilgal. Sementara mereka tinggal di Gilgal, mereka merayakan Paskah
dengan memakan roti yang tidak beragi dan bertih gandum. Di dekat Yerikho, Yosua
bertemu dengan Panglima Balatentara Tuhan. Pengalaman ini menunjukkan bahwa Yosua
tidak sendiri dalam peperangan melawan bangsa Kanaan.
                  II.          Menaklukkan Tanah yang Dijanjikan (6:1 – 13:7)

a.      Menaklukkan Kanaan Tengah (6:1 – 8:35)


1.      Kemenangan di Yerikho (6:1-27)
Bangsa Israel merobohkan tembok Yerikho hanya dengan mengelilingi tembok tersebut satu
kali dalam enam hari dan tujuh kali pada hari ketujuh dengan tujuh orang imam membawa
tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut perjanjian. Pada hari ketujuh, tembok Yerikho
roboh setelah sangkakala dibunyikan dan seluruh bangsa Israel bersorak dengan sorak yang
nyaring.
2.      Kekalahan di Ai karena Dosa Akhan (7:1-26)
Saat berperang melawan orang Ai, bangsa Israel mengalami kekalahan karena Akhan bin
Karmi dari suku Yehuda mengambil barang-barang yang dikhususkan untuk Tuhan sehingga
ia, keluarganya, dan seluruh miliknya dibakar di lembah Akhor.
3.      Kemenangan di Ai (8:1-29)
Tuhan akhirnya memberikan kemenangan atas kota Ai karena Yosua dan bangsa Israel
menaati perintah-Nya. Selama bangsa Israel berperang melawan penduduk kota Ai, Yosua
mengacungkan lembing di tangannya sampai seluruhnya ditumpas.
4.      Penyembahan dan Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (8:30-35)
Di Gunung Ebal Yosua mendirikan mezbah dan membacakan segala perkataan hukum
Taurat, yakni berkat dan kutuknya, sesuai dengan segala yang tertulis dalam kitab hukum,
seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa.
b.     Menaklukkan Kanaan Selatan (9:1 – 10:43)
1.      Perjanjian dengan Suku Gibeon (9:1-27)
Yosua serta bangsa Israel tertipu oleh orang Gibeon yang bertindak dengan memakai akal
dan mengikat perjanjian dengan mereka karena mereka tidak meminta keputusan Tuhan,
sehingga pada akhirnya orang Gibeon dijadikan tukang belah kayu dan tukang timba air.
2.      Pemusnahan Persekutuan Suku Amori (10:1-43)
Saat bangsa Israel berperang melawan orang Amori, Tuhan menyatakan kuasa-Nya dengan
menurunkan hujan batu-batu besar dari langit  sehingga yang mati karena hujan batu itu lebih
banyak dari yang dibunuh oleh pedang orang Israel. Selain itu, Tuhan mendengarkan
permintaan Yosua untuk membuat matahari berhenti di atas Gibeon dan bulan berhenti di
atas lembah Ayalon sehingga matahari lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Kitab
Yosua mencatat, belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa
Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia seperti itu, sebab yang berperang untuk
orang Israel adalah Tuhan sendiri.
c.      Menaklukkan Kanaan Utara (11:1-15)
Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk merebut Kanaan bagian utara karena penduduk Kanaan
menyembah berhala dan itu bisa menjadi jerat bagi orang Israel (Hakim-Hakim 2:3). Pada
awalnya Yosua merasa gentar untuk menghadapi mereka, tetapi Tuhan menguatkan hati
mereka dan berjanji bahwa Tuhanlah yang akan menyertai dan memberi kemenangan.
d.     Rangkuman Daerah-Daerah yang Ditaklukkan (11:16 – 12:24)
Atas pertolongan Tuhan, bangsa Israel berhasil merebut seluruh Tanah Negeb, seluruh tanah
Gosyen, Daerah Bukit, serta Araba-Yordan, dan Pegunungan Israel dengan tanah rendahnya;
mulai dari Pegunungan Gundul, yang mendaki ke arah Seir, sampai ke Baal-Gad di lembah
gunung Libanon, di kaki gunung Hermon.
e.      Rangkuman Daerah-Daerah yang Belum Ditaklukkan (13:1-7)
Meskipun sudah banyak yang ditaklukkan, tetapi masih ada daerah-daerah yang belum
ditaklukkan, yaitu segenap wilayah orang Filistin dan seluruh negeri orang Gesur, mulai dari
sungai Sikhor di sebelah timur Mesir sampai ke daerah Ekron ke arah utara, Gaza, Asdod,
Askelon, Gat dan Ekron; orang Awi; seluruh negeri orang Kanaan dan Meara, kepunyaan
orang Sidon, sampai ke Afek, sampai ke daerah orang Amori; selanjutnya negeri orang Gebal
dan seluruh gunung Libanon di sebelah matahari terbit, mulai dari Baal-Gad di kaki gunung
Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat; semua orang yang diam di pegunungan,
mulai dari gunung Libanon sampai ke Misrefot-Maim; dan semua orang Sidon.

                III.          Membagi Tanah Sebagai Milik Pusaka (13:8 – 22:34)

a.      Suku-Suku di Bagian Timur Sungai Yordan (13:8-33)


Suku-suku Israel yang mendapat tanah di bagian timur Sungai Yordan adalah suku Ruben,
Gad, dan setengah suku Manasye.
b.     Suku-Suku di Bagian Barat Sungai Yordan (14:1 – 19:51)
Suku-suku Israel yang mendapat tanah di bagian barat Sungai Yordan adalah suku Yehuda,
Efraim, setengah suku Manasye, Benyamin, Simeon, Zebulon, Isakhar, Naftali, serta Dan.
c.      Jatah-Jatah Khusus (20:1 – 21:45)
1.      Enam Kota Perlindungan (20:1-9)
Ada enam kota perlindungan yang menjadi tempat bagi seorang yang membunuh sesamanya
dengan tidak sengaja, yakni: Kedesy, Sikhem, Kiryat-Arba, Bezer, Ramot, dan Golan.
2.      Kota-Kota Suku Lewi (21:1-45)
Kota-kota orang Lewi berada di tengah-tengah milik orang Israel, ada empat puluh delapan
kota dengan tanah-tanah penggembalaannya di sekelilingnya. 
d.     Kembalinya Suku-Suku Timur (22:1-34)
Suku Ruben, Gad, dan setengah Manasye kembali ke tanah bagian timur sungai Yordan
untuk mereka diami sesuai dengan titah Tuhan dengan perantaraan Musa.

                IV.          Amanat-Amanat Perpisahan Yosua (23:1 – 24:28)

a.      Kepada Para Pemimpin Israel (23:1-16)


Amanat Yosua kepada para pemimpin Israel adalah:
-     Memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa dengan tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri
-     Jangan bergaul dengan bangsa-bangsa penyembah ilah lain dan jangan beribadah kepada
ilah-ilah mereka
-     Harus berpaut kepada Tuhan dan bertekun mengasihi Tuhan
Jika perintah Tuhan tidak ditaati, maka Tuhan tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa itu
dari depan mereka dan bangsa-bangsa itu akan menjadi jerat bagi mereka serta murka Tuhan
akan bangkit membinasakan mereka.
b.     Kepada Seluruh Israel: Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (24:1-28)
Amanat Yosua kepada seluruh bangsa Israel adalah:
-     Takut akan Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia
-     Menjauhkan allah asing dan mencondongkan hati kepada Tuhan
Di Sikhem Yosua mengambil batu besar dan didirikannya di bawah pohon besar, di tempat
kudus Tuhan, sebagai saksi atas segala perjanjian yang diucapkan bangsa Israel kepada
Tuhan.
   
                 V.          Penutup (24:29-33)

a.      Kematian dan Penguburan Yosua (24:29-31)


Yosua mati ketika berumur seratus sepuluh tahun, lalu dikuburkan di daerah milik pusakanya
di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas.
b.     Penguburan Tulang-Tulang Yusuf (24:32)
Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan di Sikhem, di tanah
yang dibeli Yakub.
c.      Kematian dan Penguburan Eleazar (24:33)
Eleazar bin Harun mati dan dikuburkan di bukit yang diberikan kepada Pinehas, anaknya, di
pegunungan Efraim.

B.     Nilai-Nilai Kristiani yang Perlu Dilestarikan

1.  Sama seperti bangsa Israel yang melakukan peperangan demi peperangan melawan bangsa
Kanaan (Yosua 11:16-23), demikian pula kita, umat-umat Allah di zaman ini, menghadapi
peperangan melawan tipu muslihat Iblis lewat berbagai hal; seperti keinginan dan perbuatan
daging yang berlawanan dengan keinginan Roh, keinginan mata, serta keangkuhan hidup
(Galatia 5:17, 1 Yohanes 2:16). Karena itu, kita harus mengenakan perlengkapan senjata
Allah supaya kita menjadi kuat di dalam Tuhan dapat menjadi pemenang bersama dengan
Dia (Efesus 6:10-17, Roma 8:37).

2.   Setiap perkataan, perintah Tuhan harus didengar dan dilakukan dengan setia (Yosua 1:7-8,
11:15, 22:5, 24:24) karena sesungguhnya mendengarkan lebih baik daripada segala korban
sembelihan (1 Samuel 15:22b). Tuhan menyediakan berkat bagi orang yang menaati perintah-
Nya tetapi kutuk bagi yang tidak taat (Ulangan 27:1-46). Seperti Tuhan menyatakan mujizat-
Nya di hadapan Yosua dan bangsa Israel, kita pun akan melihat penyertaan dan mujizat-Nya
saat kita menjadi orang-orang yang mengasihi-Nya dan menaati perintah-Nya.

3.  Tuhan berkali-kali mengatakan pada Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah
kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi”
(Yosua 1:6, 9). Dalam menghadapi kehidupan di dunia, keyakinan akan penyertaan Allah
Imanuel (Matius 1:23) harus menjadi suatu dasar yang kokoh yang membuat kita
mengalahkan segala ketakutan, kekuatiran, dan tantangan.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan juga berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5b). Hal inilah yang
akan membuat kita dengan yakin dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan
takut.” (Ibrani 13:6)
4.      Kegagalan Yosua dan bangsa Israel ketika tertipu oleh orang Gibeon karena tidak meminta
keputusan Tuhan (Yosua 9:1-27) memberikan pelajaran berharga bahwa mengandalkan
Tuhan akan menjadi kunci keberhasilan bagi kita, umat Allah. Tetapi sebaliknya, jika kita
tidak mengandalkan Tuhan, apalagi menjauh dari Tuhan dengan mengandalkan kekuatan
sendiri dan mengandalkan manusia, maka itu akan menjadi penyebab datangnya kutuk dalam
hidup kita (Yeremia 17:5-8).
5.    Kisah tentang dosa Akhan bin Karmi dan hukuman Tuhan terhadap ia, keluarga, dan segala
miliknya (Yosua 7:1-26) menjadi peringatan bahwa ketika kita berbuat dosa, akibat atau
hukumannya bisa saja tidak hanya menimpa kita, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi
orang-orang di sekitar kita. Perjanjian Baru mengingatkan agar kita jangan menjadi batu
sandungan bagi siapapun (1 Korintus 8:9). Itulah sebabnya, kita harus menjadi teladan bagi
orang-orang percaya dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian kita (1
Timotius 4:12).
BAB III
KESIMPULAN

Pentingnya Kitab Yosua terutama terletak dalam hal :


a. Memaparkan kesetiaan Allah pada janji-Nya
b. Menyajikan perkembangan maksud Allah bagi bangsa Israel
c. Menyajikan sebab-musabab suatu kegagalan, yang sebelumnya telah
diperingatkan terlebih dahulu
d. Menyajikan teladan rohani bagi murid Yesus; yakni kepercayaan, ketaatan dan
kesucian, yang benar-benar dipertaruhkan saat memasuki tanah Kanaan.

Generasi orang Israel di bawah pimpinan Yosua lebih bersemangat dibandingkan


orangtua mereka, tetapi mereka pun terpengaruh pada penyembahan terhadap ilah-ilah
lain (Bilangan 25, Ulangan 4:3, Ulangan 4:23). Karena itu, ketentuan untuk
memusnahkan bangsa-bangsa Kanaan dan agama mereka adalah mutlak (Keluaran 20:2-
6, 23:23-33, 34:10-17; Bilangan 31:15) karena pengaruh budaya Kanaan dapat
membahayakan iman mereka kepada Allah, dan dapat merusak budi pekerti mereka,
seperti terlihat dalam sejarah selanjutnya. Lagipula, keselamatan berdasarkan anugerah
belum dapat diumumkan sebelum dasar hukumnya dinyatakan melalui kematian Yesus
Kristus, tetapi polanya diperlihatkan dalam tindakan Allah terhadap Rahab. Dapat
dikatakan bahwa tujuan Allah pada waktu itu bukanlah untuk mengajarkan dasar-dasar
hidup Kristen, tapi merintis jalan bagi Mesias – Yesus Kristus – melalui bangsa Israel.
Pengalaman Israel di padang gurun dan di Kanaan ‘dituliskan untuk menjadi peringatan
bagi kita’ (1 Korintus 10:11). Tema utama Kitab Yosua ini adalah Allah memberikan
tempat permukiman kepada Israel, tempat yang tidak berhasil dicapai oleh orangtua
mereka karena ketidakpercayaan (Mazmur 95:11). Dalam Ibrani 4:1-11 hal ini
ditunjukkan sebagai ‘lambang’, artinya asas yang diterapkan pemazmur pada
generasinya berlaku juga bagi orang Kristen, dan janji Allah digenapi dengan tuntas
hanya dalam perhentian yang disediakan Allah bagi kita dalam Yesus Kristus. Selain inti
utama dari cerita invasi ke Kanaan ini, ada banyak pelajaran yang dapat digali dari
keberhasilan, kegagalan, dan kepemimpinan Yosua dalam Kitab Yosua.
DAFTAR PUSTAKA

Inter-Varsity Press. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II: M-Z. 1995. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab. 2010. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (The Full Life Study
Bible). 1994. Malang: Penerbit Gandum Mas.

Anda mungkin juga menyukai