Makalah Kitab Yosua
Makalah Kitab Yosua
KITAB YOSUA
Disusun Oleh :
Kelompok VI (Enam)
1. JANE YANTI WANANE : 22021013
2. JELITA WAY : 22021027
3. ESTER PERSELINA DIMARA : 22021013
4. ELIS KOSTEVINA WANMA : 22021017
A. Latar Belakang :
Kitab ini dinamakan sesuai dengan tokoh yang memainkan peran utama selaku
pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Yosua bin Nun – cucu Elisama
bin Amihud, kepala suku Israel (1 Tawarikh 7:27, Bilangan 1:10) – disebut oleh
sanak saudaranya Hosea, artinya ‘keselamatan’ (Bilangan 13:8). Musalah yang
memberi nama Yosua pada Hosea bin Nun (Bilangan 13:16). Yosua hidup pada akhir
masa penindasan Israel di Mesir, menyaksikan kesepuluh tulah di Mesir, Paskah
pertama, penyeberangan ajaib di Laut Merah, dan tanda-tanda adikodrati sepanjang
perjalanan Israel di padang gurun. Yosua menjadi panglima perang di bawah Musa
dalam perang melawan suku Amalek (Keluaran 17:8-16) dan hanya dialah yang
menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum
(Keluaran 24:12-18). Sebagai abdi Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan
kasih yang mendalam kepada Allah dengan seringkali berada di hadapan Allah untuk
jangka waktu yang lama (Keluaran 33:11); ia sangat menghargai kehadiran Allah
yang kudus. Yosua pun menjadi salah satu dari kedua belas mata-mata yang
mengintai tanah Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan
ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bilangan 14). Bertahun-tahun
sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan
bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan
sungguh-sungguh, tekun berdoa, mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat
ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan seorang yang ‘penuh Roh’
(Bilangan 27:18, Ulangan 34:9).
B. Tujuan
Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam
menggenapi janji-janji-Nya kepada bangsa Israel mengenai tanah Kanaan.
Kemenangan-kemenagan dalam penaklukkan disebut sebagai tindakan penebusan
Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot
(Ulangan 9:4). Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang
merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang digantikan oleh Israel.
C. Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama yang menandai Kitab Yosua adalah:
a. Menjadi kitab sejarah Perjanjian Lama pertama yang melukiskan sejarah Israel
sebagai bangsa di tanah perjanjian, tanah Kanaan
b. Memaparkan keteladanan hidup Yosua selaku pemimpin pilihan Allah untuk
menyelesaikan tugas Musa, yakni menegakkan Israel sebagai umat perjanjian di
tanah perjanjian
c. Mencatat banyak mukjizat ilahi, dua yang paling menakjubkan adalah kejatuhan
Yerikho (Yosua 6) dan perpanjangan waktu siang hari pada saat pertempuran di
Gibeon (Yosua 10)
d. Menggambarkan konsep “perang suci” sebagai suatu tugas khusus dan terbatas
yang ditetapkan Allah di dalam konteks sejarah keselamatan
e. Menekankan tiga kebenaran besar mengenai hubungan Allah dengan umat
perjanjian-Nya, yakni kesetiaan-Nya, kekudusan-Nya, dan keselamatan-Nya
f. Menekankan pentingnya mempertahankan warisan tindakan penyelamatan Allah
demi umat-Nya dan pentingnya melestarikan warisan tersebut dari angkatan ke
angkatan
g. Kisah mengenai pelanggaran Akhan dan hukumannya (Yosua 7) serta berbagai
nasihat, peringatan, dan hukuman, menekankan pentingnya takut akan Tuhan
dalam hati umat-Nya.
D. Garis Besar
1. Persiapan untuk Masuk dan Menduduki Kanaan (1:1 – 5:15)
a. Yosua ditugaskan Allah (1:1-9)
b. Persiapan untuk Menyeberangi Yordan (1:10 – 3:13)
c. Menyeberangi Sungai Yordan (3:14 – 4:25)
d. Sunat, Paskah, dan Perjumpaan di Gilgal (5:1-15)
2. IMenaklukkan Tanah yang Dijanjikan (6:1 – 13:7)
a. Menaklukkan Kanaan Tengah (6:1 – 8:35)
1. Kemenagan di Yerikho (6:1-27)
2. Kekalahan di Ai karena Dosa Akhan (7:1-26)
3. Kemenangan di Ai (8:1-29)
4. Penyembahan dan Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (8:30-35)
b. Menaklukkan Kanaan Selatan (9:1 – 10:43)
1. Perjanjian dengan Suku Gibeon (9:1-27)
2. Pemusnahan Persekutuan Suku Amori (10:1-43)
c. Menaklukkan Kanaan Utara (11:1-15)
d. Rangkuman Daerah-Daerah yang Ditaklukkan (11:16 – 12:24)
e. Rangkuman Daerah-Daerah yang Belum Ditaklukkan (13:1-7)
3. Membagi Tanah Sebagai Milik Pusaka (13:8 – 22:34)
1. Suku-Suku di Bagian Timur Sungai Yordan (13:8-33)
2. Suku-Suku di Bagian Barat Sungai Yordan (14:1 – 19:51)
3. Jatah-Jatah Khusus (20:1 – 21:45)
a. Enam Kota Perlindungan (20:1-9)
b. Kota-Kota Suku Lewi (21:1-45)
c. Kembalinya Suku-Suku Timur (22:1-34)
1. Sama seperti bangsa Israel yang melakukan peperangan demi peperangan melawan bangsa
Kanaan (Yosua 11:16-23), demikian pula kita, umat-umat Allah di zaman ini, menghadapi
peperangan melawan tipu muslihat Iblis lewat berbagai hal; seperti keinginan dan perbuatan
daging yang berlawanan dengan keinginan Roh, keinginan mata, serta keangkuhan hidup
(Galatia 5:17, 1 Yohanes 2:16). Karena itu, kita harus mengenakan perlengkapan senjata
Allah supaya kita menjadi kuat di dalam Tuhan dapat menjadi pemenang bersama dengan
Dia (Efesus 6:10-17, Roma 8:37).
2. Setiap perkataan, perintah Tuhan harus didengar dan dilakukan dengan setia (Yosua 1:7-8,
11:15, 22:5, 24:24) karena sesungguhnya mendengarkan lebih baik daripada segala korban
sembelihan (1 Samuel 15:22b). Tuhan menyediakan berkat bagi orang yang menaati perintah-
Nya tetapi kutuk bagi yang tidak taat (Ulangan 27:1-46). Seperti Tuhan menyatakan mujizat-
Nya di hadapan Yosua dan bangsa Israel, kita pun akan melihat penyertaan dan mujizat-Nya
saat kita menjadi orang-orang yang mengasihi-Nya dan menaati perintah-Nya.
3. Tuhan berkali-kali mengatakan pada Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah
kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi”
(Yosua 1:6, 9). Dalam menghadapi kehidupan di dunia, keyakinan akan penyertaan Allah
Imanuel (Matius 1:23) harus menjadi suatu dasar yang kokoh yang membuat kita
mengalahkan segala ketakutan, kekuatiran, dan tantangan.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan juga berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5b). Hal inilah yang
akan membuat kita dengan yakin dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan
takut.” (Ibrani 13:6)
4. Kegagalan Yosua dan bangsa Israel ketika tertipu oleh orang Gibeon karena tidak meminta
keputusan Tuhan (Yosua 9:1-27) memberikan pelajaran berharga bahwa mengandalkan
Tuhan akan menjadi kunci keberhasilan bagi kita, umat Allah. Tetapi sebaliknya, jika kita
tidak mengandalkan Tuhan, apalagi menjauh dari Tuhan dengan mengandalkan kekuatan
sendiri dan mengandalkan manusia, maka itu akan menjadi penyebab datangnya kutuk dalam
hidup kita (Yeremia 17:5-8).
5. Kisah tentang dosa Akhan bin Karmi dan hukuman Tuhan terhadap ia, keluarga, dan segala
miliknya (Yosua 7:1-26) menjadi peringatan bahwa ketika kita berbuat dosa, akibat atau
hukumannya bisa saja tidak hanya menimpa kita, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi
orang-orang di sekitar kita. Perjanjian Baru mengingatkan agar kita jangan menjadi batu
sandungan bagi siapapun (1 Korintus 8:9). Itulah sebabnya, kita harus menjadi teladan bagi
orang-orang percaya dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian kita (1
Timotius 4:12).
BAB III
KESIMPULAN
Inter-Varsity Press. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II: M-Z. 1995. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (The Full Life Study
Bible). 1994. Malang: Penerbit Gandum Mas.