Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU KEBERSIHAN REMAJA SAAT MENSTRUASI

Suryati B

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan terhadap perilaku kebersihan
pada saat menstruasi pada remaja putri. Desain penelitian adalah cross sectional dengan populasi
siswi remaja putri yang telah mengalami menstruasi dengan besar sampel 186 responden. dari kelas
7, kelas 8 dan kelas 9 SMPN 2 Depok.
Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan teknik analisis univariat, bivariat dan multivariat
untuk menentukan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilaku kebersihan saat menstruasi.
Variabel yang terbukti berhubungan secara secara statistic bermakna ( α = 0,05 ) terhadap perilaku
kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua, pengetahuan, sikap, ketersediaan
fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya. Variabel yang secara statistik tidak
berhubungan secara bermakna terhadap perilaku kebersihan adalah pekerjaan orangtua, jumlah
anak, keterpaparan informasi, ketersediaan fasilitas informasi, dukungan guru, dan dukungan petugas
kesehatan. Analisis multivariat model regresi variabel yang paling berpengaruh adalah dukungan
teman sebaya dengan nilai Odds Rasio terbesar 2,963. Teman sebaya yang mendukung
mempunyai peluang 2,963 kali lebih besar mendukung perilaku kebersihan pada saat menstruasi
dibanding dengan teman sebaya yang tidak mendukung.
Perlu upaya mempertahankan dan meningkatkan perilaku kebersihan saat menstruasi melalui
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang tepat agar saling memberi informasi
antara teman , serta komunikasi antara guru, petugas kesehatan dan orangtua siswi, dan siswi lebih
ditingkatkan
Kata kunci : Perilaku kebersihan saat menstruasi, Remaja Putri yang sudah menstruasi.

Abstract

This research is aims to discover the existence of correlation factor most influencing hygiene sanitary
upon menstrual period in female teenagers.The research design is a cross sectional with population
female teenagers who has menstrual period sample from 186 respondent from class 7, 8 and 9 of
SMPN 2 Depok.
Data analysed by univariate, bivariate and multivariate Chi-square to determine the dominant factor
influencing hygiene sanitary behaviour during the menstrual period.
Analysis found proven variables which are statistical significant ( α = 0.05) upon sanitary behaviour
during the menstrual period in female teenagers; degree of parents educations, knowledge, attitude,
availability of cleaner tools, and peer support. Meanwhile another variables not significantly correlated
are parents occupation, siblings, information exposed, availability of information facility, teacher and
health professional support. Analysed multivariate regression logistic model, discovered hat the most
influenced variable is peer support with the value of Odd Ratio 2,963 possibility of support given by
the peer group are 2,963 times compared with not supported peer during the menstrual period.
The necessity to defend and increase hygiene sanitary behaviour during menstrual period through
increasing knowledge of precise reproductive health so that possible in sharing information among


Dosen Poltekkes Kemenkes Jakarta I Jurusan Keperawatan

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 54


peers, and increase the communication among the teachers, health professionals and parents, and
the respondents as well.
Keywords : Behavior hygiene during menstruation, Young Women who have menstrual.

PENDAHULUAN perlu diidentifikasi pemahaman tentang


aspek-aspek yang berpengaruh terhadap
Kesehatan reproduksi adalah alat-alat reproduksi. Pengabaian
keadaan sehat secara fisik, mental dan kesehatan reproduksi dapat menimbulkan
sosial yang berkaitan dengan sistem, infeksi alat reproduksi dan berpengaruh
fungsi dan proses produksi (Depkes RI). terhadap infertilitas atau kemandulan.
Rentang usia remaja 10 –19 tahun. Salah satu faktor risiko infeksi
Remaja dalam rentang usia tersebut saluran reproduksi adalah hygiene
mengalami berbagai perubahan badan, menstruasi yang buruk.Kebersihan pada
perubahan status sosial, perubahan saat menstruasi merupakan kebersihan
penampilan, perubahan sikap, perubahan perorangan pada remaja yang perlu
seks dan perubahan dalam organ-organ disosialisasikan sedini mungkin agar
reproduksi secara khusus ditandai oleh remaja putri terhindar dari penyakit infeksi
menstruasi (haid) yang pertama disebut akibat hygiene yang tidak baik pada saat
dengan menarche. Remaja putri perlu menstruasi.14 Di Jakarta, masih banyak
menjaga kebersihan alat reproduksi pada anak yang berpengetahuan rendah
saat menstruasi agar terhindar dari tentang menstruasi disebabkan oleh usia
penyakit infeksi yang dapat merugikan anak, pendidikan ibu dan keterpaparan
dirinya sendiri atau orang lain. informasi. Peran ibu sangat penting
Masalah kesehatan reproduksi dalam pemberian informasi.26 ibu adalah
remaja di Indonesia perlu mendapat sumber informasi pertama tentang
perhatian yang cukup karena masalah menstruasi, sehingga terhindar dari
kesehatan reproduksi remaja seperti juga pemahaman yang salah mengenai
masalah kesehatan lainnya tidak semata- kebersihan menstruasi dan kesehatan
mata menjadi urusan kalangan medis. reproduksi. Anak perlu diberikan informasi
Masalah kesehatan reproduksi tidak yang baik dan positif melalui orang tua,
hanya sebatas proses kehamilan dan teman sebaya, guru sekolah. Namun
melahirkan sehingga termasuk masalah masyarakat menganggap kesehatan
kaum remaja. Remaja perlu mengenal reproduksi masih tabu dibicarakan oleh
tubuh dan organ reproduksi, perubahan remaja. Hal tersebut dapat membatasi
fisik dan psikologis, agar dapat melindungi komunikasi antara orangtua dan remaja
diri dari risiko yang mengancam tentang hygiene menstruasi. Akibatnya,
kesehatan dan keselamatan fungsi organ remaja kurang mengerti, kurang
reproduksi. Pelayanan kesehatan remaja memahami dan kadang-kadang
relatif langka atau kurang mendapat mengambil keputusan yang salah
perhatian, karena akses dan bahan mengenai kesehatan reproduksi. Di
informasi masih rendah, terutama Subang dan Tangerang, remaja putri
berkaitan dengan kesehatan reproduksi masing-masing 68,3% dan 77,5% memiliki
juga yang bersifat preventif dan promotif. status hygiene genital dan menstruasi
Untuk mencapai reproduksi yang sehat yang buruk.31 Sekitar 82,6% remaja putri

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 55


dalam perilaku kebersihan umum kurang METODE
baik pada saat menstruasi. karena kurang
informasi tentang kebersihan Penelitian dengan desain penelitian
16
menstruasi. Di Subang bahwa praktek deskriptif dengan cross sectional , sampel
pemeliharaan kebersihan pada saat adalah remaja putri, ini dilakukan pada
menstruasi masih rendah.21 populasi seluruh remaja putri. yang telah
Penelitian ini bertujuan mengetahui mengalami menstruasi, jumlah sampel
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku 186 responden. Analisis Data dilakukan
kebersihan pada saat menstruasi secara univariat, bivariat dan multivariat.
dikalangan remaja. Analisis yang digunakan adalah uji Chi-
Square (Uji X²).

HASIL

Tabel 1. Hasil Analisis Univariat Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Perilaku Kebersihan Saat Menstruasi Anak Remaja (n=186)

Variabel Kategori Frekwensi Persentase


(n) (%)
Pendidikan Ibu Tamat SD-SLTA 89 47,8
Tamat Akademi -PT 97 52,2
Pendidikan Bapak Tamat SD-SLTA 62 33
Tamat Akademi- PT 124 66,7
Pekerjaan ibu Tidak Bekerja 98 52,7
Bekerja 88 47,3
Pekerjaan bapak Tidak Bekerja 10 5,4
Bekerja 176 94,6
Jumlah Saudara Kandung 0-1 anak 94 50,5
>1 anak 92 49,5
Pengetahuan Responden Kurang 87 46,8
Baik 99 53,2
Sikap Responden Kurangmendukung 97 52,2
Mendukung 89 47,8
Keterpaparan Informasi Kurang 70 37,6
Baik 116 62,3
Ketersediaan Fasilitas Kurang 54 29
Informasi Cukup 132 71
Ketersediaan Fasilitas Alat Kurang 71 38,2
Pembersih Tersedia 115 61,8
Dukungan Teman Sebaya Tidak Mendukung 26 14
Mendukung 160 86
Dukungan Guru Tidak Mendukung 3 1,6
Mendukung 183 98,4
Dukungan Petugas Kurang 54 29
Kesehatan Baik 132 71
Perilaku Kebersihan Pada Kurang 43 23,1
Saat Menstruasi Baik 143 76,9

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 56


Hasil analisis univariat menunjukkan mempunyai pengetahuan baik karena
bahwa pendidikan bapak dan ibu tamat dapat menjawab pertanyaan dengan
akademi sampai perguruan tinggi masing - benar.
masing sebesar 66,7% dan 52,2% dan Seluruh responden mendapat
sisanya tamat SD – SLTA masing-masing informasi tentang menstruasi didapatkan
sebesar 33,3% dan 47,8%. Jadi sebelum menstruasi dengan sumber
pendidikan orangtua responden lebih dari informasi dari ibu, saudara, teman sebaya
50% berpendidikan akademi sampai dan dari guru.
perguruan tinggi tamat. Ketersediaan fasilitas alat pembersih
Pekerjaan ibu responden sebagian saat menstruasi disediakan oleh orangtua
besar tidak bekerja (ibu rumah tangga), 83,3%, pembalut yang disediakan cukup
sedangkan bapak bekerja sebesar 94,6%. 91,4% sesuai kebutuhan, dan persediaan
Bekerjanya bapak > 50% adalah air bersih banyak, distribusi ketersediaan
karyawan swasta sedangkan yang lainnya alat pembersih terurai pada tabel dibawah
sebagai PNS, ABRI, dan pedagang. ini.
Jumlah saudara kandung 0 - 1 anak
yaitu 94 orang (50,5 %) dan yang lebih Analaisis Bivariat menunjukkan
dari satu anak sebesar 92 orang (49,5%), terdapat hubungan yang signifikan
artinya bahwa orangtua responden > 50% antara pendidikan orang-tua ( nilai p=
mempunyai anak 0 – 1 orang. 0,039 ibu, dan bapak nilai p = 0,023)
Responden berpengetahuan baik dengan perilaku kebersihan siswi pada
53,2%, pengetahuan kurang sebesar saat menstruasi.
46,8%. Artinya bahwa responden

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Perilaku Kebersihan Saat Menstruasi di Kalangan Remaja

Variabel Kategori Nilai p


Pendidikan Ibu Tamat SD-SLTA 0,039 *
Tamat Akademi -PT
Pendidikan Bapak Tamat SD-SLTA 0,023 *
Tamat Akademi- PT
Pekerjaan ibu Tidak Bekerja 0,769
Bekerja
Pekerjaan bapak Tidak Bekerja 0,885
Bekerja
Jumlah Saudara Kandung 0-2 anak 0,668
>1 anak
Pengetahuan Responden Kurang 0,001*
Baik
Sikap Responden Kurangmendukung 0,002*
Mendukung
Keterpaparan Informasi Kurang 0,121
Baik
Ketersediaan Fasilitas Informasi Kurang 0,55
Cukup
Ketersediaan Fasilitas Alat Kurang 0,004 *

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 57


Pembersih Tersedia
Dukungan Teman Sebaya Tidak Mendukung 0,024 *
Mendukung
Dukungan Guru Tidak Mendukung 1,000
Mendukung
Dukungan Petugas Kesehatan Kurang 0.248
Baik
Keterangan: * = ada hubungan signifikan

Terdapat hubungan yang signifikan dukungan teman sebaya dengan perilaku


antara pengetahuan responden dengan kebersihan siswi pada saat menstruasi
perilaku kebersihan siswi pada saat nilai p = 0,024 Untuk variabel pekerjaan
menstruasi nilai p = 0,001. Terdapat orangtua, jumlah saudara kandung,
hubungan yang signifikan antara sikap keterpaparan informasi, ketersediaan
responden dengan perilaku kebersihan fasilitas informasi, dukungan guru dan
siswi pada saat menstruasi nilai p = 0,002. dan dukungan petugas kesehatan masing-
Terdapat hubungan yang signifikan antara masing menunjukkan hubungan yang
ketersediaan fasilitas alat pembersih tidak signifikan dengan perilaku
dengan perilaku kebersihan siswi pada kebersihan siswi pada saat menstruasi
saat menstruasi nilai p = 0,004. Terdapat dengan nilai p > α=0,05
hubungan yang signifikan antara

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat dengan Regresi Logistik Faktor-Faktor Yang


Berpengaruh Terhadap Perilaku Kebersihan Saat Menstruasi Remaja

NO VARIABEL B Sig Exp (B) CI 95%


1 Pendidikan Bapak 0.762 0.056 2.142 0.980 - 4.685
2 Pengetahuan 0.853 0.037 2.347 1.052 - 5.237
3 Sikap 0.925 0.029 2.522 1.099 - 5.786
4 Ketersediaan fasili-
1.020 0.009 2.774 1.290 - 5.964
tas alat pembersih
5 Dukungan teman
1.086 0.027 2.963 1.129 - 7.773
Sebaya

Analisis Multivariat pada model ketersediaan fasilitas alat pembersih


kelima variabel dianalisis (regresi mempunyai peluang 2,774 kali lebih
logistik). Hasil analisis menunjukkan tentang perilaku kebersihan saat
bahwa variabel pendidikan bapak menstruasi, dan dukungan teman sebaya
mempunyai nilai p tertinggi (0.056). mempunyai peluang 2,963 kali lebih besar
Tabel diatas menunjukkan bahwa tentang perilaku kebersihan saat
pengetahuan mempunyai peluang 2,347 menstruasi.
kali lebih besar mempunyai pengetahuan Dengan demikian perilaku
baik tentang perilaku kebersihan saat kebersihan saat menstruasi berhubungan
menstruasi, Sikap responden mempunyai erat dengan teman sebaya, ketersediaan
peluang 2,522 kali lebih besar mengenai fasilitas alat pembersih, sikap dan
perilaku kebersihan saat menstruasi, pengetahuan. Faktor yang paling dominan

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 58


mempengaruhi perilaku kebersihan saat pengalaman dibandingkan dengan
menstruasi adalah teman sebaya hal ini penelitian Mulyanti.
ditunjukkan dengan nilai OR= 2,963 Bila dinilai dari beberapa aspek
artinya dukungan teman sebaya 2,963 yang lain berhubungan perilaku
kali berpengaruh baik terhadap perilaku kebersihan pada saat menstruasi yang
kebersihan saat menstruasi dibandingkan baik 76,9 %, dan dibandingkan dengan
dengan responden yang tidak mendapat hasil penelitian Mulyanti (2001) di
dukungan dari teman sebaya. Purwakarta didapatkan bahwa praktek
pemeliharaan kebersihan yang baik
PEMBAHASAN sebesar 25%, dan yang kurang baik
75%, hal ini disebabkan karena sampel
1. Perilaku kebersihan pada saat yang diambil hanya kelas 7 sedangkan
menstruasi dalam penelitian ini sampel yang
Perilaku kebersihan pada saat diambil kelas 7, kelas 8 dan kelas 9 jadi
menstruasi pada siswi remaja putri dengan tingkat pendidikan yang tinggi
kelas 7, kelas 8 dan kelas 9 di Depok akan lebih baik peluang untuk memiliki
yang baik 76,9%. Hal tersebut perilaku baik lebih besar. Selain itu
ditunjang oleh frekuensi mengganti sampel dalam penelitian ini mempunyai
pembalut pada saat menstruasi banyak pengetahuan lebih baik sebesar 53,2%
sebesar 47,8%, frekuensi mengganti dibandingkan dengan penelitian
pembalut pada saat menstruasi sedikit Mulyanti sebesar 28,1%. Jadi dengan
sebesar 64%, kebiasaan pengetahuan yang baik kemungkinan
membersihkan alat kelamin sehari-hari memiliki perilaku yang lebih baik, ini
dan pada saat menstruasi sebesar ditunjang dari hasil analisis nilai p =
68,3%, hal-hal yang perlu diperhatikan 0,001 artinya ada hubungan antara
pada saat menstruasi sebesar 96,8% pengetahuan dan perilaku kebersihan
serta tahu akibat yang ditimbulkan jika saat menstruasi dan nilai OR = 3,482
tidak menjaga kebersihan pada saat artinya bahwa pengetahuan baik 3,482
menstruasi sebesar 79%. kali kemungkinan baik terhadap
Bila dibandingkan dari hasil perilaku kebersihan saat menstruasi
penelitian Mulyanti (2001) di dibanding dengan pengetahuan kurang
Purwakarta didapatkan bahwa praktek . Hal ini sesuai dengan apa yang
pemeliharaan kebersihan yang baik dikemukakan oleh Green (1980) bahwa
sebesar 25% dan yang kurang baik pengetahuan merupakan faktor yang
75% artinya praktek pemeliharaan sangat penting untuk terbentuknya
kebersihan masih rendah. Hal ini perilaku seseorang.
mungkin disebabkan oleh karena
kemajuan sarana komunikasi yang 2. Karakteristik Orangtua
dicapai oleh responden pada penelitian .
ini, sehingga akses informasi mengenai Hasil analisis bivariat bahwa
aspek-aspek yang berhubungan pekerjaan ibu nilai p=0,079, pekerjaan
perilaku kebersihan pada saat bapak nilai p= 0,885 dan jumlah
menstruasi lebih banyak mengenai saudara kandung nilai p=0,668. Artinya
pengetahuan, wawasan dan bahwa pekerjaan bapak, pekerjaan ibu

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 59


dan jumlah saudara kandung perhatiannya kepada anak-anak
memberikan gambaran tidak terdapat dibanding dengan ibu yang mempunyai
hubungan bermakna dengan perilaku anak banyak. Untuk masalah
kebersihan pada saat menstruasi pada menstruasi dan perilaku kebersihan
remaja putri (p > 0,05). menstruasi merupakan suatu hal yang
Tidak adanya hubungan antara penting bagi perempuan, sehingga
pekerjaan orangtua dengan perilaku jumlah anak tidak terlalu berpengaruh
kebersihan pada saat menstruasi pada pada pada masalah perilaku kebersihan
remaja putri mungkin karena orangtua menstruasi pada remaja putri.
cendrung bekerja diluar rumah Walaupun ibu tidak memberikan
sehingga memiliki sedikit waktu pendidikan kesehatan reproduksi dapat
dirumah akibatnya kesempatan untuk berinisiatif sendiri, ibu dapat
berdiskusi tentang pendidikan memberikan informasi saat remaja putri
kesehatan reproduksi khususnya bertanya baik sebelum menstruasi
mengenai menstruasi dan perilaku maupun saat pertama kali menstruasi,
kebersihannya terbatas. Ibu yang karena sebagian besar remaja putri
bekerja di luar rumah maupun yang akan menceritakan hal tersebut yang
menjadi ibu rumah tangga memiliki pertama kepada ibunya.
kelebihan masing-masing. Untuk ibu
yang bekerja keterpaparan di luar 3. Pengetahuan responden tentang
dengan orang yang lebih banyak pubertas
ataupun media dapat meningkatkan
wawasan ibu tentang banyak hal Hasil uji chi square, dengan analisis
termasuk informasi tentang menstruasi bivariat mendapatkan nilai p= 0,001,
dan perilaku kebersihannya. Dan untuk artinya dengan nilai alpha = 0,05 maka
ibu rumah tangga lebih banyak nilai p tersebut < dari alpha sehingga
waktunya dirumah sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
menguntungkan banyaknya waktu mempunyai hubungan yang signifikan
untuk berkomunikasi dengan remaja dengan perilaku kebersihan pada saat
putri. Selain itu biasanya anak remaja menstruasi dengan nilai OR 3,482
putri lebih dekat dengan ibunya karena berarti bahwa siswi dengan
lebih sering dirumah dan ibu lebih pengetahuan baik akan memiliki
memahami tentang menstruasi dan kemungkinan 3,482 kali lebih besar
perilaku kebersihannya. melakukan praktek kebersihan pada
Hasil uji chi square, menunjukkan saat menstruasi dengan baik
tidak adanya hubungan yang signifikan dibandingkan dengan responden yang
antara jumlah anak yang dimiliki berpengetahuan kurang.
dengan perilaku kebersihan pada saat Hasil ini sesuai dengan teori Green
menstruasi pada remaja putri, dapat yang mengemukakan bahwa perilaku
diketahui bahwa proporsi ibu yang seseorang dipengaruhi oleh faktor
mempunyai anak 0 – 1 anak lebih tinggi predisposisi yang salah satunya adalah
daripada proporsi ibu yang mempunyai pengetahuan. Pengetahuan seseorang
anak > 1 anak. Ibu yang mempunyai baik individu atau masyarakat akan
anak sedikit akan lebih banyak berperilaku sesuai dengan

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 60


pengetahuan yang dimilikinya. Selain pendidikan ibu berpengaruh terhadap
itu apa yang dikemukan oleh pengetahuan responden mengenai
Notoatmodjo bahwa pengetahuan akan perilaku kebersihan saat menstruasi
menimbulkan kesadaran dan akhirnya Dari hasil uji chi square untuk
akan menyebabkan seseorang analisis bivariat didapatkan hasil p =
berperilaku sesuai dengan 0,121 dengan nilai α = 0,05 nilai p
pengetahuan yang dimilikinya. tersebut lebih besar dari nilai α, berarti
tidak terdapat hubungan yang signifikan
4. Sikap responden terhadap kebersihan antara keterpaparan Informasi dengan
saat menstruasi. perilaku kebersihan saat menstruasi
Responden mempunyai sikap pada penelitian ini. Hal ini kemungkinan
mendukung terhadap perilaku disebabkan informasi kurang dari segi
kebersihan saat menstruasi, ini terlihat kualitas dan kuantitas. Dari segi
dari hasil uji chi square, dengan analisis kualitas informasi yang disampaikan
bivariat mendapatkan nilai p= 0,002, kurang menarik, materinya kurang rinci,
artinya dengan nilai α = 0,05 maka nilai ataupun lamanya waktu pemberian
p tersebut < dari α sehingga dapat informasinya kurang tepat. Dari segi
disimpulkan bahwa sikap responden kuantitas materi yang diinformasikan
mempunyai hubungan yang signifikan tidak secara terus menerus, informasi
terhadap perilaku kebersihan pada saat yang disampaikan hanya sekilas
menstruasi, dengan nilai OR 3,491 sehingga kurang diterima oleh remaja
berarti bahwa siswi dengan sikap putri. Jadi informasi yang diterima oleh
mendukung akan memiliki remaja putri tidak sampai pada
kemungkinan 3,491 kali lebih besar tingkatan mempengaruhi perilaku
melakukan perilaku kebersihan pada remaja putri.
saat menstruasi yang baik
dibandingkan dengan sikap kurang 6. Ketersediaan Fasilitas Informasi
mendukung. Ketersediaan fasilitas informasi yang
dimiliki responden yaitu sebesar 81,2 %
5. Keterpaparan terhadap Informasi berupa buku. Hasil uji chi square
Menunjukkan bahwa 62,4% siswi didapatkan nilai p = 0,055 menunjukkan
terpapar informasi dengan baik, bahwa p lebih besar dari alpha = 0,05
sedangkan lainnya kurang terpapar berarti tidak terdapat hubungan yang
informasi mengenai perilaku kebersihan signifikan antara ketersediaan fasilitas
saat menstruasi. Sumber informasi Informasi dengan perilaku kebersihan
yang terbesar berasal dari ibu, saudara saat menstruasi pada penelitian ini.
kandung, teman dan guru sebesar
90,3% dan informasi tentang 7. Ketersediaan Fasilitas Alat Pembersih
menstruasi dan pemeliharaan Kebutuhan fasilitas alat pembersih
kebersihan menstruasi pertama kali selalu disediakan orangtua seperti
sebelum mengalami menstruasi pembalut yang digunakan pada saat
sebesar 39,2%. Keterpaparan informasi menstruasi, air bersih yang digunakan
mengenai perilaku kebersihan saat banyak sesuai keperluan, hal ini
menstruasi berhubungan erat dengan dibuktikan dari hasil analisis univariat

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 61


sebesar 61,8%.Dari hasil analisis 1,000 berarti tidak terdapat hubungan
bivariat didapatkan hasil p = 0, 004 yang signifikan antara dukungan guru
berarti terdapat hubungan yang dengan perilaku kebersihan saat
signifikan antara ketersediaan fasilitas menstruasi pada penelitian ini. Dari
alat pembersih dengan perilaku hasil analisis multivariat didapatkan
kebersihan saat menstruasi pada tidak ada hubungan antara dukungan
penelitian ini. guru dengan perilaku kebersihan saat
menstruasi pada penelitian ini dengan
8. Peran teman sebaya nilai p = 0.529. Walaupun hasil analisis
Dukungan teman sebaya terhadap bivariat dan analisis multivariat tidak
responden sebesar 86%, dari hasil menunjukkan tidak ada hubungan
analisis bivariat didapatkan hasil p = 0, antara dukungan guru terhadap
024, berarti terdapat hubungan yang perilaku kebersihan saat menstruasi
signifikan antara teman sebaya pada penelitian ini akan tetapi
terhadap perilaku kebersihan saat pendidikan kesehatan khususnya
menstruasi pada penelitian ini. Hal ini kesehatan reproduksi perlu
dikarenakan faktor dukungan orang disebarluaskan dan ditingkatkan agar
berperilaku, bebas berbicara yang ada hubungan komunikasi antara siswi
diangggap pribadi. Anak mendapatkan dengan guru disekolah dan siswa tetap
informasi tentang kesehatan reproduksi menjaga kebersihannya.
selain dari orangtuanya juga
dipengaruhi oleh teman sebayanya, 10. Peran petugas kesehatan
karena pengaruh teman sebaya besar Dari hasil analisis responden lebih
sekali sebagai orangtua dibutuhkan dari 50% pernah mendapat informasi
untuk memantau dengan siapa anak mengenai menstruasi, cara merawat
kita bergaul agar terhindar dari hal-hal kebersihan pada saat menstruasi dan
yang tidak diinginkan seperti cara membuang pembalut yang sudah
penyalahgunaan obat dan pergaulan dipakai dari petugas kesehatan. Hasil
bebas.Dari hasil analisis multivariate analisis bivariat didapatkan hasil p =
didapatkan ada hubungan antara teman 0,248 berarti tidak terdapat hubungan
sebaya dengan perilaku kebersihan yang signifikan antara petugas
saat menstruasi pada penelitian ini kesehatan terhadap perilaku
dengan nilai p = 0,027 dan nilai OR = kebersihan saat menstruasi pada
2.963 artinya bahwa dukungan teman penelitian ini. Hal ini dikarenakan faktor
sebaya 2,963 kali kemungkinan teman dukungan orang terdekat seperti bapak,
sebaya mendukung terhadap perilaku ibu, saudara dan teman sebaya sudah
kebersihan siswi pada saat menstruasi baik untuk mengajarkan dan
dibanding dengan teman sebaya yang memotivasi agar perilaku kebersihan
tidak mendukung. saat menstruasi tetap dijaga
kebersihannya. Dorongan orang yang
9. Peran guru terdekat akan lebih berpengaruh
Responden yang mendapat dukungan daripada orang lain. Namun bukan
guru adalah sebesar 98,4%, dari hasil berarti dukungan petugas kesehatan
analisis bivariat didapatkan nilai p = sama sekali tidak ada pengaruhnya

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 62


terhadap perilaku kebersihan saat responden, ketersediaan fasilitas
menstruasi pada remaja putri. Bila alat pembersih dan dukungan teman
dilihat dari persentase responden yang sebaya. Faktor yang paling dominan
pernah mendapatkan dukungan dari berhubungan terhadap perilaku
petugas kesehatan lebih banyak. kebersihan siswi pada saat
Dukungan petugas kesehatan juga menstruasi adalah teman sebaya
berpengaruh terhadap sikap dan yang mempunyai nilai Odds Ratio
perilaku menjaga kebersihan saat tertinggi, artinya bahwa teman
menstruasi oleh sebab itulah perlu sebaya mempunyai pengaruh besar
ditingkatkan pemberian penyuluhan terhadap perilaku kebersihan saat
kesehatan reproduksi untuk remaja menstruasi dengan baik.
putri disekolah-sekolah.

KESIMPULAN

Faktor perilaku kebersihan saat SARAN


menstruasi pada remaja putri adalah 1. Upaya untuk mempertahankan dan
sebagai berikut: meningkatkan perilaku kebersihan
1. Perilaku kebersihan saat menstruasi perlu dilakukan peningkatan
pada remaja putri di Depok, pada sosialisasi kesehatan reproduksi
umumnya baik sebesar 76,9 %. remaja mengenai kebersihan
2. Hasil analisis bivariat menunjukkan menstruasi dengan segala
bahwa pendidikan orangtua, implikasinya melalui pemberian
pengetahuan, sikap, ketersediaan pendidikan kesehatan agar
fasilitas alat pembersih, serta komunikasi antara guru dan siswi
dukungan teman sebaya ada lebih ditingkatkan dan menerapkan
hubungan yang signifikan terhadap Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
perilaku kebersihan saat menstruasi. di Sekolah melalui pendekatan
3. Hasil analisis bivariat terhadap faktor Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
perilaku kebersihan saat menstruasi 2. Dukungan petugas kesehatan
menunjukkan bahwa pekerjaan sangat berpengaruh terhadap sikap
orangtua, jumlah anak, keterpaparan dan perilaku untuk menjaga
informasi, ketersediaan fasilitas kebersihan saat menstruasi
informasi, dukungan guru, dan sehingga perlu ditingkatkan
dukungan petugas kesehatan tidak pendidikan kesehatan disekolah-
ada hubungan yang sifnifikan sekolah sehingga dapat
dengan perilaku kebersihan saat meningkatkan pengetahuan tentang
menstruasi. pentingnya perilaku hidup bersih
4. Hasil analisis multivariat dengan dan sehat melalui penyuluhan-
hasil uji regresi logistik menunjukkan penyuluhan.
empat variabel yang sangat 3. Bagi peneliti berikutnya agar
berpengaruh terhadap perilaku melakukan penelitian lebih lanjut
kebersihan saat menstruasi yaitu mengenai faktor-faktor lain yang
pengetahuan responden, sikap

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 63


berhubungan dengan perilaku hidup 13. Program PascaSarjana UHAMKA. 2008,
Pedoman Tesis dan Disertasi. UHAMKA
bersih dan sehat.
Press, Jakarta.
14. Qomariah, et al. 2000. Infeksi Saluran
Reproduksi pada Perempuan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Pusat Komunikasi Kesehatan
Berperspektif Jender, Jakarta.
1. Behrman, R.E & Vaughan, V.C, 1992. Ilmu 15. Rao, S et al. 1998. Height Veloctiy, Body
Kesehatan Anak, Nelson. Edisi 12 Bagian Fat and Menarcheal Age of India Girls.
1, Alih Bahasa: Drs. Med Moelia Radja Indian Pediatric, 1998. Biometry and
Siregar, Penerbit Buku Kedokteran: EGC, Nutrition Unit, Aghrkr Research Institut,
Jakart: 950 hlm. Pune, India.
2. Dahlan, M Sopiyudin. 2009. Besar Sampel 16. Saadah, F. 1999. Tingkat Pengetahuan
dan Cara Pengambilan Sampel, dalam dan Persepsi Tentang Tentang Haid /
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Menstruasi Pada Pelajar Kelas II
Edisi 2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. SLTPN 1Bogor Tahun 1999: Skripsi,
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Fakultas Kesehatan Masyarakat
Binkesmas. 2001. Kesehatan Reproduksi Universitas Indonesia.
diIndonesia. Dalam Lokakarya Nasional 17. 17. Marfuah. 2008. Studi Kualitatif
Kesehatan Reproduksi di Hotel Presiden Pengetahuan dan Perilaku Menstruasi
Jakarta. pada Siswi Kelas 1 SMPN 1 dan MTs Al-
4. Hurlock, E.B. 1999. Perkembangan Anak. Furqon Kecamatan Keragilan Kabupaten
Edisi Keenam Alih Bahasa: Tjandra,M, Serang tahun 2008. Tesis, Fakultas
Penerbit Erlangga, Jakarta. Kesehatan Masyarakat Universitas
5. Imam G. 2001. Aplikasi Analisis Multivariat Indonesia.
Dengan Program SPSS, BP Universitas 18. 18. Markum, A. H, et al. 1992. Buku Ajar
Diponegoro, Semarang Ilmu Kesehatarn Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu
6. Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita: Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Universitas Indonesia, Penerbit FKUI.
Dewasa Jilid 1, CV. Mandar Maju, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Bandung. Universitas Indonesia
7. Lapau, Buchari. 2007. Prinsip dan Metode 19. Mohamad, K. 1994. Keluarga Sejahtera
Epidemiologi, UHAMKA Press, dan Permasalahannya, Kapita Selekta,
Jakarta. Media Production Centre, PKBI, Jakarta.
8. Llewellyn, D & Jones, M.D.1989. 20. Mohamad, K. 1998. Arus Informasi dan
Ginekologi dan Kesehatan Wanit. Remaja. Dalam kumpulan makalah
Diterjemakan oleh Kartono Mohamad, seminar: Remaja, Informasi Seks dan
Gaya Favorit Press, 291 hlm. Media, Jakarta 4 Februari 1994.
9. Paat, G. 1997. Pendidikan Seks, Suatu 21. Mulyati.. 2001. Faktor-Faktor yang
Pendekatan Praktis.Dalam Seminar Sehari Berhubungan Dengan Praktek
Kapan Pendidikan Seks Bagi Anak di Pemeliharaan Kebersihan Remaja. Tesis,
mulai, Jakarta 15 November 1997. 22. Notoatmoatdjo, S. 1993. Pengantar
10. Pangkahila. 1997. Kesehatan Seksual Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Reproduksi.Makalah Seminar Sehari Kesehatan, Penerbit Andi Offset,
Dalam Perilaku Seksual Remaja di Desa Jogyakarta.
dan di Kota, Jakarta 23. Notoatmoatdjo, S. 2007. Kesehatan
11. Papalia, et al. 2001. Human Masyarakat Ilmu dan Seni,
Development. Mc Graw-Hill, Inc. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
12. Pratiknya, A. W. 1993. Dasar-Dasar 24. Sabri,Luknis dan Priyo Hastono, Sutanto.
Metodologi Penelitian Kedokteran Dan 2006. Statistik Kesehatan, edisi revisi, PT
Kesehatan. Penerbit P.T. Grafindo, RajaGrafindo Persada,Jakarta.
Jakarta. 25. Santrock & John,W,W. 1993. Adolescence
An Introduction , Fifth Edition, WCB Brown

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 64


& Benchmark Publisher , University of Infertilty, Six Edition, Lippincott Williams &
Texas , Dallas. Wilkins, Baltimore, Maryland USA.
26. Sianturi, Yenny. 200. Faktor-faktor yang 30. Wiknjosastro, H. 1991. Fisiologi Haid.
Berhubungan Dengan Pengetahuan Dalam Ilmu Kebidanan Edisi ke-3 Yayasan
tentang Menstruasi Pada Siswi Kelas IV, V Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo .
dan VI SD Negeri di Kecamatan Cakung 31. Wisnuwardhani,S.D & Agustina, F.M.T.
Kodya Jakarta Timur 2000-2001. Tesis. 1997. Studi Higienis Menstruasi dan
Depok: FKM UI. Infeksi Alat Reproduksi. Bagian Kebidanan
27. Soeroso, S. 1996. Pelayanan Kesehatan dan Kandungan Fakultas Kedokteran dan
Reproduksi Remaja di Semarang, Dalam Kelompok Studi Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Permasalahannya, Majalah FKM UI Jakarta.
Kesehatan Anak, Bina Pediatricia 3. 32. Nugraha. 1997. Pendidikan Seks Bagi
28. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Dalam Seminar Kapan Pendidikan
Anak. Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak. Seks Bagi Anak di mulai, Jakarta 15
Universitas Airlangga. Surabaya. November 1997
29. Speroff, L, Glass, R.H & Kase, N.G. 1999.
Clinical Gyynecologic Endocrinology and

Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012 Page 65

Anda mungkin juga menyukai