Harapan kami, laporan ini sesuai dengan yang diharapkan serta dapat bermanfaat
bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Halaman
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Daftar Tabel .......................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. I-1
1.2 Tujuan ............................................................................................... I-2
1.3 Ringkasan Diskripsi Kegiatan ........................................................... I-2
1. Data CSR
2. Neraca Limbah B3 dan Manifest Limbah B3
3. Hasil Analisa
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Perusahaan
C. Deskripsi Kegiatan
PT. Satu Sembilan Delapan mendapatkan ijin pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit
melalui Surat Keputusan Bupati Berau No. 352 tanggal 4 Juli 2003 tentang ijin
Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit seluas 20.000 Ha dikecamatan Gunung Tabur,
Kabupaten Berau Propinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan analisis fisik lahan atau areal
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
pencadangan seluas 20.000 ha terbagi kedalam areal kawasan lindung seluas 449 Ha,
areal tidak efektip untuk unit produksi 843 Ha, dan areal efektip untuk unit produksi
seluas 3.440 Ha. Areal efektip untuk unit produksi seluas 3.440 Ha terbagi kedalam
empat blok penanaman tahunan seluas 480-500 ha/tahun.
Pembangunan perkebunan PT. Satu Sembilan Delapan dimulai sejak tahun 2005, dan
kemudian dilengkapi dengan satu unit pabrik pengolahan kelapa sawit 60 ton TBS/jam
dan instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sudah mulai beroperasi pada bulan
Agustus 2014.
Kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Satu
Sembilan Delapan, terbagi dalam beberapa tahap kegiatan:
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Perijinan
2. Pembuatan studi kelayakan
3. Sosialisasi Rencana Kegiatan
4. Pembebasan Lahan
B. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Alat Berat, Material dan Tenaga Kerja
2. Pembukaan Lahan (Land Clearing)
3. Pembangunan Fasilitas pengusahaan dan fasilitas umum
4. Pembuatan Drainase
5. Konservasi Tanah dan Air
6. Penataan afdeling dan blok kebun
7. Pengadaan bibit dan karantina
8. Penanaman
9. Pemeliharaan tanaman
10. Pengadaan Tenaga Kerja
11. Pembinaan Masyarakat (Community Development)
12. Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
13. Pembangunan Fasilitas Penunjang
14. Pembangunan Unit Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL).
C. Tahap Operasi
1. Pemanenan dan pengangkutan
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
PT. Satu Sembilan Delapan pada saat ini telah menjalani tahap Operasi dengan adanya
pemanenan dan pengangkutan Tandan buah segar ke Pabrik Segah Palm Oil Mill PT.SS
D. Pabrik Segah Palm Oil Mill mulai beroperasi pada Agustus 2014 dan dengan kapasitas
60 Ton TBS/Jam dan mempunyai Kolam Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dalam
mengelola Limbah Cair yang dihasilkan sedangkan untuk Limbah B3 dikirim ke TI'S
Limbah B3 kebun PT. SSD.
Dalam pengelolaan dan pemantauan Lingkungan Hidup PT. Satu Sembilan Delapan telah
mendapatkan penghargaan Proper Biru dari BLH Provinsi, ini merupakan wujud dari
komitmen PT. SSD dalam Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
BAB II
RINGKASAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Dalam Penyusunan Laporan RKL dan RPL ini, Perusahaan telah berperan aktif dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang berdasarkan pada RKL dan RPL yang telah
ditetapkan. PT. Satu Sembilan Delapan melakukan pengelolaan dan pemantauan Lingkungan
di sekitar kebun dan pabrik.
GAMBAR
Pabrik Segah Mill PT. Satu Sembilan Delapan
Pengolahan tanah yang dilakukan dengan teknis penyiapan lahan antara lain
penyiapan, pengawetan tanah, pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Kegiatan
penyiapan dan pengawetan tanah meliputi pembuatan teras, benteng, rorak, parit
drainase dan tanaman penutup. Perusahaan telah membuat rorak, teras, parit drainase,
dan menanami tumbuhan cover crop (kacang-kacangan) di kanan dan kiri jalan. Hal
ini bertujuan untuk rnenghindari terjadinya tingkat erosi yang mana akan
menimbulkan dampak sekunder pada penurunan Kualitas air.
Dalam kegiatan penanganan hama dan penyakit, Perusahaan telah menerapkan
Pengendalian Hama Terpadu. Pestisida termasuk B3 yang perlu dikelola oleh PT.
Satu Sembilan Delapan. Penanganannya juga dilakukan secara khusus yaitu disimpan
pada gudang khusus penyimpanan yang dilengkapi dengan alat pelindung diri. Selain
itu Perusahaan telah melakukan tindakan pemberantasan / pencegahan dengan cara
biologic, yaitu dengan menggunakan hewan predator sebagai musuh alami dari hama.
Seperti burung elang dan burung hantu sebagai pengendali populasi tikus dan ular.
Dalam kegiatan Pemanenan, PT. SSD telah memanfaatkan Kerbau untuk
membantu para karyawan panen dalam membawa buah sawit keluar kebun, hal ini
sangat membantu dalam meningkatkan hasil produksi.
Perusahaan telah menerapkan Kebijakan — kebijakan kepada Karyawan
dengan memberikan sosialisasi terhadap Karyawan, membuat Plang Kebijakan
Perusahaan di beberapa tempat. Adapun Kebijakan perusuhan adalah :
a. Perusahaan tidak mempekerjakan anak dibawah umur 18 Tahun
b. Perusahaan melarang membawa anak di lokasi kerja
c. Perusahaan mengutamakan Kesehatan dan keselamatan kerja
d. Perusahaan mewajibkan karyawan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
e. Perusahaan berkomitmen melakukan pengelolaan dan mencegah pencemaran
lingkungan
Limbah B3
PT. Satu Sembilan Delapan juga memperhatikan dan mengidentifikasikan
limbah B3 yang dihasilkan di Workshop dan gudang, seperti Oli bekas, Aki bekas,
dan Filter bekas. Limbah B3 tersebut ditampung dalam masing-masing drum yang
telah ditandai dengan stiker dan label sesuai dengan karakteristiknya dan disimpan di
TPS Limbah B3 PT. Satu Sembilan Delapan yang telah mempunyai Izin
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
Penyimpanan Limbah B3. Masing- masing drum yang berisi Limbah B3 tersebut
disalurkan ke perusahaan pengumpul yang telah resmi berijin, disini PT. Satu
Sembilan Delapan telah bekerjasama dengan CV. Limbah Bina Sejahtera (LBS)
selaku pengumpul dan pengangkut Limbah B3 yang resmi. Adapun Jumlah dan
rincian Limbah B3 terlampir di Manifest Out.
Limbah Non B3
PT. Satu Sembilan Delapan telah melakukan pengelolaan dan pemanfaatan
terhadap limbah Non B3 seperti : Besi Bekas, Ban Bekas, Sampah Organik dan Non
Organik. Besi Bekas yang tak bisa di daur ulang akan dijual ke pembeli besi bekas
sedangkan besi bekas yang bisa di daur ulang dimanfaatkan kembali untuk
kepentingan perusahaan. Ban bekas dimanfaatkan sebagai hiasan tempat tanaman
untuk penambah keindahan. Sampah organik dan non organik disimpan pada
tempatnya sesuai dengan karakteristiknya masing-masing kemudian sampah organik
akan di buang pada tempat pembuangan akhir dengan cara landfill.
PT. Satu sembilan Delapan mulai mencoba penanganan hama tanaman dengan
Pengembangan tanaman kacang-kacangan dan beberapa gulma disekitar kebun yang
bermanfaat untuk menarik hama tanaman untuk tidak menyerang kelapa sawit.
Di setiap kegiatan Aktivitas Perkebunan, perusahaan juga memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja para karyawannya dengan memberikan
perlengkapan APD pada karyawan-karyawan dan menerapkan SOP pada masing-
masing pekerjaan agar setiap kegiatan berjalan dengan efektif, menghindari
kecelakaan kerja dan menimalisir dampak ke lingkungan.
B3 akan dibawa ke TPS Limbah B3, Tempat sampah organik akan dibawa oleh
petugas pengangkut yang ditugasin perusahaan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan
Sampah Akhir (TPSA) sedangkan Tempat Sampah anorganik akan didaur ulang yaitu
digunakan kembali Atau dijual kepada pemulung.
Dalam monitoring Sampah daur ulang, manajemen telah melakukan beberapa
upaya seperti sosialisasi kepada karyawan mengenai pemisahan sampah kertas, kaca
dan plastik dengan menyediakan 3 tempat sampah khusus. Setelah terkumpul maka
sampah-sampah tersebut ditimbang dan dicatat dalam cheklist monitoring dan
kemudian akan dijual kepada pihak ketiga atau pembeli sampah kaca, kertas dan
plastik. Sedangkan untuk beberapa bahan sisa yang dapat digunakan kembali
(recycle) seperti Botol aqua atau yang lain telah dilakukan pemanfaatan atau daur
ulang oleh beberapa karyawan seperti dibuat untuk tempat pot bunga hias atau hiasan
dinding.
GAMBAR
Tempat sampah daur ulang terdiri atas Kaca, Kertas dan Plastik
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
Tandan kosong
Limbah Gas
Limbah berupa gas dari Pabrik PT. Satu Sembilan Delapan berasal dari pembakaran solar
dari generator set. Limbah berupa debu dari dari abu pembakaran cangkang sebelum dibuang
bebas ke udara dikendalikan dengan pemasangan dust collector untuk menangkap debu dari
sisa gas pembakaran, kemudian dialirkan melaiui cerobong asap. Debu yang telah tertampung
di dust collector dibuang ke lapangan untuk penimbunan daerah rendah sekitar kebun.
PT. Satu Sembilan Delapan
Limbah Cair yang dihasilkan dari Pabrik dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). IPAL Pabrik PT. Satu Sembilan Delapan mempunyai 7 Kolam yaitu : 1 Kolam
Cooling Pond, 2 Kolam Primary Anaerobic, 2 Secondary Anaerobic, dan 2 Kolam Aerobic.
Di Pabrik PT. Satu Sembilan Delapan juga mempunyai beberapa Oil Trap ,adapun fungsi Oil
Trap tersebut untuk menangkap sisa minyak bebas yang tercampur dalam air dan dalam
beberapa waktu lama akan terpisah. Kolam IPAL di Pabrik Segah Mill telah berjalan sampai
kolam 7 (Kolam Effluent). PT. Satu Sembilan Delapan telah mempunyai Land Aplikasi /
pemanfaatan air Limbah pada lahan perkebunan dan telah berjalan dan telah mempunyai izin
Land Aplikasi PT. SSD.
Perusahaan telah berpartisipasi dalam upaya pengobatan massal dan Pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan di klinik.
PT. Satu Sembilan Delapan 11-14
sungai) untuk
satwa liar yang dilindungi dan areal
berkelerengan >15%
,
yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Mengikutsertakan karyawan dalam program AsteldJamsostek
5. Perusahaan menyediakan sarana
kesehatan (klinik) dalam pelayanan kesehatan karyawannya.
14. Bahaya Kebakaran;
Sumber Dampak Parameter Sasaran Lokasi
1 4. 1 Kegiat an - T erj ad inya - Mencegah dan - Diperkantoran dan
penyimpanan kebakaran di menanggulangi mess karyawan PT.
bahan pembantu, aktivitas lingkungan pabrildindustri terjadinya kebakaran di PT. Satu
Sembilan Satu Sembilan Delapan
perkantoran dan domestic per- satuan waktu Delapan
1. Mewajibkan karyawan agar memenuhi
SOP dalam bekerja.
2. Melengkapi Kantor dan Workshop dengan prosedur tanggap darurat
seperti alat
PMK, penyediaan APAR (alat pemadam
api ringan) serta hydrant/kran air.
3. Memasang tanda/papan peringat an
"Dilarang Merokok". Ditempat strategis
Upaya Pengelolaan Lingkungan 4. Melakukan pelatihan tanggap
darurat
(seperti pelatihan pemadaman kebakaran).
4.Untuk mencegah terjadinya kebakaran
senantiasa menyampaik an penyuluhan
kepada karyawan dilingkungan
Perusahaan tentang pencegahan kebakaran oleh divisi P2K3 yang telah dibentuk.
5 . Memasang rambu-rambu dan Plang
dilarang membakar
BAB III
PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAN EVALUASI
PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PT. Satu Sembilan delapan telah melakukan pemantauan pada setiap aspek kegiatan yang
menimbulkan dampak terhadap lingkungan dengan berdasarkan pada RKL dan RPL yang
sudah ditetapkan. Dalam melakukan pemantauan, perusahaan bekerjasama dengan tim
Laboratorium PT. Unilab Perdana dan Sucofindo dalam melakukan pengukuran dan
pengujian sampel lingkungan. Adapun jenis dampak penting yang dipantau adalah sebagai
berikut :
1. Penurunan Kualitas Air :
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
Pelaksanaan Pengelolaan :
Upaya pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air pada kegiatan perkebunan
yang telah dilakukan PT. Satu Sembilan Delapan yaitu :
Penyiapan lahan dilakukan secara mekanis dan segera diikuti dengan penanaman tanaman
penutup tanah (cover crop) jenis Mucuna bracteata.
Sisa-sisa tebangan dirumpuk menurut jalur yang rapi sehingga dapat mengurangi laju aliran
air (run off)
Pembuatan Terasering.
Limbah B3 oil/minyak pelumas bekas pada bengkel telah ditampung dalam drum dan
diserahkan kepada pihak pengumpul yang telah memiliki izin resmi.
Memelihara Sungai Segah agar tidak tercemar khususnya limbah Cair yang dihasilkan..Baik
limbah cair domestik maupun Limbah Cair Bahan berbahaya dan beracun (B3)
Menjaga daerah sempadan sungai.
-
yang melewati pemukiman
- Blok Kebun
Upaya Pengelolaari :
Upaya pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas udara pada kegiatan pembukaan
lahan, pengolahan lahan dan pembuatan jalan yang telah dilakukan PT. Satu Sembilan
Delapan yaitu :
- Penyiapan lahan dilakukan secara mekanis tanpa pembakaran, limbah kayu
yang berukuran 4) < 8 cm ditumpuk secara rapi untuk tanggul teras dan ditimbun pada
cekungan
- Limbah kayu 4) < 8 cm ditumpuk secara teratur untuk mencegah erosi &
membantu pembentukan tanggul teras
- Dibuat kompos dengan menumpuk limbah kayu (1) < 8 cm pada cekungan.
- Membuat Rambu-rambu Kecepatan maksimal 40 km/jam disepanjang jalan
angkut PT. SSD
Pelaksanaan Pemantauan :
- Pembuatan Rambu-rambu lalu lintas jalan maksimal kecepatan 40km/jam
disepanjang jalan angkut
-Penyiraman jalan di sekitar perumahan masyarakat untuk meminimalisasi sebaran partikel
debt).
-PT. SSD telah melakukan pengambilan Sampel Udara ambient oleh Tim
PT. Unilab di 3 titik yaitu depan kantor Pabrik, perumahan karyawan dan dekat
berkelerengan >15%
5.1 Kegiatan
Operasional Kebun - Jumlah masyarakat yang sakit disebabkan polusi udara dan limbah
yang
dihasilkan - Keresahan sosial dapat ditekan bahkan dihindari - Perumahan karyawan
Pelaksanaan Pengelolaan :
- kegiatan penyuluhan pengaruh kebun . Praktek budidaya perkebunan kelapa sawit telah
diterapkan pengendalian hama terpadu baik secara fisik, biologis dan kimiawi.
- Limbah Padat berupa tandan buah kosong (TBK) telah dimafaatkan sebagai
mulsa/pupuk.
- Melaksanakan Posyandu di klinik PT. Satu Sembilan. delapan
- Melakukan Poging untuk mencegah menyebarnya penyakit malaria dan demam berdarah
secara berkala disekitar kantor dan perumahan karyawan.
Pelaksanaan Pemantauan
- Dilakukan secara periodik 1 (satu) bulan sekali.
Dokumentasi Kegiatan : Dokter sedang melakukan vaksin terhadap seorang anak di PT. SSD
(Kegiatan Posyandu di PT. Satu Sembilan Delapan)
pembatasan kecepatan (40 km/jam) dan penggunaan penerangan yang memadai serta
mematuhi standar operasional prosedur dalam setiap pekerjaan.
Membatasi kecepatan (maks. 40 km/jam) bagi truk pengangkut Melengkapi truk dengan
lampu penerangan
khususnya bila melakukan pengangkutan malam hari Membuat rambu-rambu jalan
Pelaksanaan Pengelolaan :
- Upaya pengelolaan yaitu sosialisasi kepada sopir untuk melakukan pembatasan
kecepatan kendaraan maksimal 40 km/jam dengan membuat Rambu-rambu batas kecepatan
dipasang dijalan. .
- Melakukan penanaman untuk penghijauan didepan mess dan kantor
- Melakukan penyiraman sepanjang jalan dekat perumahan masyarakat
Pemantauan :
PT.SSD telah melakukan pengambilan Sampel udara ambient dan Debu yang dilakukan oleh
Tim PT. Unilab selama 3 bulan sekali.
Pelaksanaan Pengelolaan :
Upaya pengelolaan yang telah dilaksanakan yaitu penerapan SMK3 secara konsisten.
Sosialisasi K3 kepada setiap karyawan.
Penerapan SOP pada setiap jenis pekerjaan. Setiap karyawan telah diikutsertakan dalam
program Jamsostek.
Untuk karyawan yang bekerja di lingkungan yang bising diwajibkan menggunakan alat
pelindung telinga (ear plug).
Pelaksanaan Pemantauan :
- Perusahaan melakukan Pemantauan dan memberikan penyuluhan pada setiap karyawan
akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
bangunan kantor dan perumahan karyawan. Memasang rambu-rambu peringatan pada tempat
strategis dan melaksanakan pelatihan pemadaman kebakaran bagi karyawan PT. Satu
Sembilan Delapan.
Pemantauan :
PT.SSD mempunyai Tim Pencegahan dan Pemadam kebakaran yang sudah terlatih dalam
menangani kebakaran dan mengawasi terjadinya bahaya kebak-aran.
Pemantauan dilakukan tiap bulan dengan melihat secara langsung di daerah rawan kebakaran
dan meningkatkan pengawasan pada musim kemarau.
Evaluasi
1. Penurunan Kualitas Air
Penurunan kualitas air merupakan dampak yang berlangsung dari tahap konstruksi sampai
tahap operasi, penurunan sifat fisik air sebagai akibat pembuatan saluran drainase sedangkan
perubahan sifat fisik dan kimia disebabkan oleh kegiatan perkebunan yaitu pemeliharaan
TBM dan TM serta akibat operasional PKS.
untuk pengendalian penurunan kualitas air permukaan, PT. SSD telah melakukan beberapa
pengelolaan dalam mencegah pencemaran yaitu membuat buffer zone disekitar sempadan
sungai Segah dan membuat plang dan rambu — rambu di daerah sempadan sungai seperti
dilarang membakar, dilarang berburu, dan area konservasi, selain itu Perusahaan juga
membuat larangan untuk menggunakan pupuk dan racun yang berlebihan dan dilarang
memupuk dan meracun didekat sempadan sungai.
PT. SSD telah melakukan pengelolaan terhadap Air Sungai Segah berupa pemanfaatan Air
Sungai Segah untuk konsumsi air bersih bagi karyawan — karyawan dengan menggunakan
beberapa treatment di WTP Pabrik Segah Mill.
Pemantauan terhadap penurunan kualitas air permukaan dilakukan dengan cara pengambilan
sampel air Sungai Segah dibagian hulu dan hilir untuk dianalisa sifat fisik dan kimianya
dilaboratorium. Dalam pemeriksaan kualitas air permukaan, PT. SSD mendatangkan Tim dari
PT. Unilab Perdana yang merupakan Laboratorium yang independen dan terakreditasi. Hasil
pemantauan kualitas air permukaan akan disesuaikan dengan PP No. 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran.
Pemantauan air limbah pabrik dilakukan pada kolam terakhir yaitu kolam aerobik no.2 atau
air limbah yang akan dimanfaatkan untuk Land Aplikasi. Kualitas air limbah yang
dimanfaatkan dalam pengkajian mengacu pada persyaratan yang ditetapkan dalam
kepmenLH No. 28 Tahun 2003. Air Limbah yang dimanfaatkan pada lahan harus memiliki
nilai BOD5 sebesar < 5.000 mg/1 dengan nilai pH 6-9.
Adapun hasil analisa dari kualitas air limbah Pabrik PT. SSD dan frekuensi pengamatan
limbah cair dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 1. Hasil analisa Limbah Cair periode Juli - September 2017
Tempat Pengambilan : Kolam Aerobik no. 2 (Effluent Pond) Jenis Contoh : Limbah Cair
Frekuensi : 1 Bulan sekali
No
Parameter Satuan KEPMENLH
NO.28 TAHUN
2003
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
(Kadar
Maksimum) HAS1L
Juli Agust Sept
1 pH - mg/L6 — 9 5000 7,87
264 7,48
345 7,68
254
2 BOD5
3 COD mg/L 546 624 556
4 Minyak dan Lemak mg/L 10,24 11,23 12,35
5 Timbal (pb) mg/L 0,04 0,04 0,04
6 Tembaga (Cu) mg/L 0,054 0,054 0,054 —
7 Cadmium (Cd) mg/L 0,016 0,016 0,016
8 Seng (Zn) mg/L 0,067 0,087 0,057
Dari hasil analisa air limbah cair diatas dapat dilihat bahwa dari bulan Juli -September 2017
di beberapa parameter seperti BOD dan pH masih berada dibawah Baku Mutu / Kadar
Maksimum yang ditetapkan oleh KepMenLH No. 28 Tahun 2003.
Tabel 2. Hasil Analisa Air Sungai Segah (Hulu dan hulir) bulan Desember 2017
Tempat Pengambilan : Air Sungai Segah (Hulu dan Hilir)
Jenis Contoh : Air Permukaan
Frekuensi : 3 Bulan Sekali
Tanggal / Bulan : Desember 2017
No Parameter Satuan Perda Kaltim No. 02
Tahun 2011
(Kelas 1) Hasil
Sungai Segah
Hulu Hilir
1 pH - 6-9 6,01 6,1
2 TSS mg/L 50 90 42
3 TDS mg/L 1000 22 24
4 HODS mg/L 2 10 11 -7
5 COD mg/L 10 . 33 25 ,
6 DO mg/L 6 3,7 3,3
7 Fosfat mg/L 0,2 0,03 0,03
8 Nitrat mg/L 10 0,05 0,05
9 Amonia ing/L 0,5 <0,01 <0,01
10 Kadmium mg/L 0,01 <0,002 <0,002
11 Tembaga mg/L 0,02 <0,009 <0,009
12 Besi mg/L 0,3 0,2 0.4
13 Timbal mg/L 0,03 <0,004 <0,004
14 Mangan mg/L 0,1 <0,003 <0,003
15 Seng mg/L 0,05 <0,008 <0,008
16 Klorida mg/L - 3 4
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
Dari Tabel 2. diatas dapat dilihat bahwa hasil pemantauan pada Sungai Segah Hulu dan Hilir
untuk beberapa parameter yang dianalisa berada dibawah baku mutu / dibatas normal
sedangkan untuk parameter BOD dan COD masih berada diatas baku mutu.
PT grin, Cpmhilrin npinrwin I I
Grafik perbandingan hasil analisa air sungai segah Bulan Desember 2017
Hasil Analisa terhadap kualitas air minum yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel diatas. dari
semua parameter yang diamati terlihat masih berada dibawah kadar maksimum yang
ditetapkan oleh Permenkes RI No. 416/Mekes/Per/IX/1990, ini menunjukkan pengelolaan air
minum di depot air minum tersebut bagi karyawan dan pabrik layak untuk dikonsumsi.
PT. Satu Sembilan Delanan H1-20
Pada Tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa Parameter-parameter dari Udara Emisi pada
Boiler yang diamati adalah Total Partikel, Sulfur Dioksida (S02), Nitrogen Dioksida (NO2),
Hidrogen Klorida (HCL), Gas Klorin (C12), Amonia (NH3), Hidrogen Florida (HF) dan
Opasitas, masih dibawah batas maksimum yang ditetapkan oleh Baku Mutu MenLH No. 21
Tahun 2008 . Lampiran 4A.
Sampel: Genset (Pabrik)
Bulan : Desember 2017
No.
Parameter Uji Satuan Baku Mutu
McnLIT No. 07
Thn 2007.
Lampiran I Hasil Analisa
1 Partikulat mg/M3 150 33
2 KarbonMonoksida
(CO) mg/M3 600 530
3 Nitrogen Oksida (NO2) mg/M3 1000 932
4 Sulfur Dioksida (S02) mg/M3 800 1
5 Opasitas % 20 <20
6 Laju alir (Velocity) M/Detik - 8,84
Udara Emisi tidak bergerak pada Genset Pabrik, dari beberapa parameter pada tabel diatas
menunjukkan bahwa beberapa parameter tidak ada yang melebihi diatas baku mutu yang
ditetapkan oleh MenLH No.07 Tahun 2007, Lampiran 1.
Tabel 7. Hasil analisa Udara Ambien dan Kebauan
Sampel: Udara Ambien
Bulan : Desember 2017
Lokasi : a. Depan Kantor Pabrik
b. Perumahan karyawan
c. pemukiman penduduk Lamin
NO Parameter Uji Satuan Waktu
Pengukuran Baku
Mutu Hasil
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
Depan
Kantor
Pabrik Perumahan
karyawan Pemukiman
penduduk
1 Sulfur Dioksida
(SO2) pm/ NM3 1 Jam 900 30 26 27
24 Jam 365
2 Karbon Monoksida (CO) pm/ NM3 1 Jam 30.000 3.830 3.509 3.616
24 Jam 10.000 ' -
3 Nitrogen Dioksida (NO2) pg Fig / NM3 1 Jam 400 28 25 26
24 Jam 150 -
4 Debu (TSP) P9119/ NM3 1 Jam 230 - -
24 Jam - 17 II 36
5 Timbal (Pb) gg/N
M3 1 Jam 2 -
24 Jam - 0,1 0,1 0,2
O Baku mutu
E depan kantor
qperumahan karyawan
qpemukiman penduduk
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
Pada Tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa dari parameter Kebauan tidak ada yang
melebihi baku mutu baik dari Kolam IPAL, Perumahan karyawan, dan pemukiman
penduduk.
3. Perubahan struktur flora dan fauna
Adanya kegiatan pembukaan lahan (land clearing), pemeliharaan TBM dan TM akan
mengakibatkan perubahan struktur vegetasi dan mengganggu keberadaan flora dan fauna,
sedangkan perubahan biota perairan merupakan dampak turunan sebagai akibat terjadinya
penurunan kualitas air pada tahap konstruksi yaitu pembuatan saluran drainase.
PT. Satu sembilan delapan telah mendapatkan Kajian HCV (High Conservation Value) yang
telah dikaji oleh Konsultan AKSENTA, adapun Hasil kajian tersebut tidak terdapat area yang
terindikasi HCV.
Berikut Tabel indikasi HCV PT. SSD yang dikaji oleh Tim AKSENTA
Tipe
HCV Indikasi Indikator
HCV 1 Tidak ada Tidak Terdapat spesies hampir punah
HCV 2 Tidak ada Tidak terdapat bentang alam alami
HCV 3 Tidak ada Tidak ada hutan / tidak terdapat ekosistem langka
HCV 4 Tidak Ada Tidak ada Sumber air, pengendali banjir, Penghambat laju erosi
HCV 5 Tidak ada Tidak terdapat kawasan sebagai kebutuhan dasar obat-obatan, kayu,
dan lain-lain bagi masyarakat
HCV 6 Tidak Ada Tidak ada Fungsi religi dan pelestarian pengetahuan lokal
2. NKT 2 .
NKT 2.1
Pemantauan perubahan flora dan fauna saat ini dilakukan secara langsung kelapangan dengan
menggunakan identifikasi dan checklist pemeriksaan area konservasi dimana vegetasi yang
dilindungi dicegah dari kepunahan dan membuat plang dan rambu-rambu area Konservasi
serta poster flora dan fauna, selain itu juga diadakan pendekatan persuasif kepada masyarakat
dan karyawan sekitar untuk bersahabat dengan alam dan merawat jenis pohon dan hewan
yang dilindungi.
4. Peluang Usaha dan Kesempatan Kerja
Hubungan pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar sampai saat ini masih tetap terjalin
harmonis hal ini disebabkan adanya pendekatan persuasif yang dilakukan kepada aparat
pemerintah setempat disamping itu pembentukan kebun kemitraan pola KKPA sangat
berpengaruh terhadap pembentukan persepsi positif masyarakat terhadap keberadaan kebun
dan pabrik. Selain itu perusahaan juga telah melaksanakan program CSR rutin di kampung
Lamin, Beasiswa bagi warga yang kurang mampu, kebun kemitraan dan lainnya. Perusahaan
juga telah merekrut tenaga kerja lokal dari masyarakat untuk bekerja di perusahaan PT. SSD
sepanjang memenuhi kualifikasi dan keahlian yang diperlukan.
Pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan jumlah tenaga kerja lokal
yang diserap.
Adapun jumlah pekerja yang berkerja terlampir.
5. Gangguan Kesehatan masyarakat/Karyawan
Dampak penting yang akan dipantau adalah kesehatan masyarakat/karyawan umumnya
bersumber dari dampak sekunder yang mungkin dapat menimbulkan penurunan kesehatan
masyarakat/karyawan antara lain : adanya debu dan asap yang bersumber dari aktifitas pabrik
dan pengangkutan TBS.
Tindakan pemantauan yang dilakukan adalah dengan survey lapangan, wawancara dengan
karyawan/masyarakat dan cek data-data tentang kesehatan karyawan di Klinik. berdasarkan
data periode Januari — Maret 2016 yang dilaporkan Klinik Kebun belum ditemukan adanya
penyakit serius yang diderita oleh masyarakat/karyawan kecuali penyakit yang umum yaitu
Demam dan flu.
Adapun data penyakit atau kesehatan terlampir.
6. Meningkatnya Kecelakaan Kerja dan kecelakaan lalu lintas
Adanya aktifitas perkebunan dan pabrik berdampak kepada kepadatan lalu lintas pengguna
jalan baik oleh karyawan maupun oleh masyarakat sekitar dan kelalaian (Human error) dari
karyawan yang menyebabkan kecelakaan kerja, sehingga potensi kecelakaan menjadi besar.
Pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan mencatat
setiap kejadian kecelakaan baik karena kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas dijalan
dan mengidentiifikasi penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
PT cni-ti Comhilrtn nolrfnm, I I I
7. Peningkatan Kebisingan
Adanya aktifitas kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, kegiatan pemanenan,
pengangkutan TBS dan aktivitas Pabrik, mobilisasi peralatan berat dan material akan
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
berdampak kepada peningkatan kebisingan disekitar perusahaan, oleh karena itu Perusahaan
telah melakukan pengelolaan terhadap peningkatan kebisingan dengan melaksanakan
beberapa upaya seperti: tidak melaksanakan aktivitas operasional pada malam hari,
penggunaan earplug/earmuff bagi karyawan yang bekerja didekat sumber kebisingan,
membuat SOP di setiap pekerjaan, mengatur kecepatan kendaraan minimal 40 Km/jam,
penanaman tumbuhan vegetasi.
Adapun pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan survey dan pengamatan
secara langsung di lokasi, monitoring dan pemeriksaan pemakaian APD terutama earplug
pada karyawan, melakukan pengukuran tingkat kebisingan di dalam pabrik dan diluar
lingkungan pabrik yang dilakukan oleh Tim PT. Unilab Perdana tiap 3 bulan sekali.
Berikut Tabel hasil pengukuran kebisingan oleh Tim PT. Unilab.
Sampel: Kebisingan
Lokasi : a. Depan kantor estate
b. Pemukiman karyawan kebun
No Lokasi Sumber kebisingan Baku mutu (Industri)
Kep 48/MENLH/11/ 1996 Hasil
1 Depan kantor Kendaraan dan
aktivitas Perkebunan dan Pabrik 70 56
2 Pemukiman karyawan kebun Kendaraan 70 51
9. Bahaya Kebakaran
Potensi kebakaran merupakan faktor alami yang terjadi pada musim kemarau terutama pada
lahan gambut/rawa selain itu pembukaan lahan dan aktifitas karyawan dan masyarakat sekitar
kebun juga dapat berpotensi menyebabkan kebakaran.
Pemantauan dilakukan dengan monitoring pada lahan-lahan yang rawan kebakaran seperti
areal bukaan baru, dan areal yang berbatasan langsung dengan lahan masyarakat, area
gudang-gudang, Perumahan, dan area konservasi. Selain itu juga melakukan pemeriksaan
pada Alat tanggap darurat di Kebun dan Pabrik.
B. Evaluasi
Laporan Pelaksanaan RKL_______________________RPL Triwulan IV - 2017
1. Evaluasi kecenderungan
PT. Satu sembilan delapan terletak di Kampung Lamin yang pada umumnya merupakan
daerah tanah mineral berawa dan mempunyai potensi hutan Konservasi, potensi penurunan
keanekaragaman flora dan fauna dapat diatasi dengan melakukan pengelolaan area konservasi
dengan benar seperti monitoring dan identifikasi rutin untuk area konservasi dan pemasangan
Plang dan rambu — rambu untuk di area konservasi.
Dilihat dari wilayah PT. SSD, sebagian dari area PT. SSD terdapat wilayah rawa/gambut
seperti di dalam area PT. SSD. Daerah ini adalah rawan kebakaran terutama pada musim
kemarau, namun demikian sepanjang tahun 2017 tidak pernah terjadi kabakaran lahan, hal ini
disebabkan antisipasi yang dilakukan pihak perusahaan seperti patroli rutin, pemasangan
papan tanda dilarang membakar, larangan untuk membuang puntung rokok sembarangan dan
water manajemen yang intinya menjaga ketersediaan air pada lahan gambu terbukti efektif
mencegah terjadinya kebakaran.
2. Evaluasi tingkat kritis
Dari hasil pemantauan lingkungan yang dilakukan pada periode pelaporan ini yang salah
satunya adalah pemantauan kualitas air permukaan di Sungai Segah. Beberapa parameter
yang diamati masih dibawali baku mutu yang dipersyaratkan dan hanya parameter BOD dan
COD yang melebihi dari standar baku mutu. Oleh karena itu kedepan akan ditingkatkan lagi
pengelolaan dan pemantauan oleh manajemen PT. SSD.
Adanya etikat baik perusahaan untuk melakukan konservasi pada daerah sempadan kiri-
kanan sungai yaitu Sungai Punan dan Sungai Segah dengan cara menjaga dan memantau
daerah sempadan sungai agar tidak terjadi penebangan hutan dan melakukan pemantauan
terhadap watergate secara rutin.
3. Evaluasi Penaatan
PT. Satu sembilan delapan untuk masa yang akan datang akan membuat dan
menyempurnakan lagi laporan RKL — RPL pada setiap periode pelaporannya.
Pencemaran Udara
- Kep Men LH No.13/Men LH/3/1995 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Pengujian yang dilakukan pada ernisi Boiler dan Genset di bawah baku mutu Emisi
Untuk tahun 2010 ini telah dilakukan lx Pengukuran.
No Item Peraturan Keterangan
3 Pengelolaan Limbah
Cair B3 - Undang-undang no. 23 thn 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Peraturan Pemerintah no 18 thn 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Beracun Dengan dikelolanya oli bekas maka Potensi pencemaran tanah dan air Yg
diakibatkan oli bekas dapat
Di Minimalkan/hilangkan
Izin diberikan melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 70 Tahun 2004
4 Pengelolaan Limbah
Padat B3 - Undang-undang no. 23 thn 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Peraturan Pemerintah no 85 thn 1999 tentang Izin penyimpanan Sementara Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun berupa Aki bekas Dengan dikelolanya aki bekas maka Potensi
pencemaran tanah yang diakibatkan aki bekas dapat di Minimalkan/hilangkan
No 134/2005 oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup