Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS

Hernia Inguialis

Oleh :
Santi Dwi R. (1102013262)
Bimasena Arya Yudha (1102013060)
Annisa Yunita Rani (1102014035)
Nurhayati (1102014201)

Dokter Pembimbing

dr. Opi Zianulhak,Sp.B

DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BEDAH


RSUD ARJAWINANGUN KAB. CIREBON
2019
BAB 1
PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS

Nama :Tn. D
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bayalangu Lor
Pekerjaan : angkat batu
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal masuk RS : 11 juli 2019

II. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Sakit di kemaluan sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun dengan keluhan sakit di kemaluan
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan benjolan muncul di
lipat paha kiri sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan hilang timbul dan tidak
mengganggu. Pasien sempat dirawat di rumah sakit namun pulang paksa.
Benjolan tidak terasa nyeri, benjolan timbul jika mengangkat beban berat dan
hilang ketika istirahat. Satu hari yang lalu pasien mengeluhkan benjolan muncul
dan terasa sakit. Benjolan tidak bisa masuk kembali ketika istirahat, pasien
mengatakan benjolan muncul setelah bekerja angkat batu.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami seperti ini 1 tahun lalu namun tidak menganggu dan
tidak melakukan tindakan apapun.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
Skala nyeri : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 99x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,9
BB : 65kg

Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : hitam putih keabu-abuan
Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Telinga : normal, tidak ada secret
Hidung : normal , tidak ada septum deviasi
Mulut :

Thorax
Paru-paru
Inspeksi : dinding dada simetris kanan kiri
Palpasi : fremitus vocal dan taktil simetris, krepitasi (-)
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, rhonki dan wheezing (-/-)

Abdomen
Insepksi : cembung simetris, massa -
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+)

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba ICS V linea midstrernalis sinistra
Perkusi : batas kanan jantung ICS II linea parasternalis dextra
Batas kiri Jntung ICS V linea midstrenalis sinistra
Auskultasi : BJ 1-2 normal, gallop (-), murmur (-)

Ekstremitas
Superior : edema (-/-), akral hangat (+/+), refleks fisiologis (+/+), CRT
<2detik
Inferior : edema (-/-), akral hangat (+/+),refleks fisiologis (+/+), CRT <2detik

b. Status Lokalis
Inspeksi : Tampak pembengkakan pada lipat paha kiri dan scrotum kiri
Palpasi : Teraba benjolan, tegang

Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 11 juli 2019
Nama test Hasil Satuan Nilai rujukan
Darah lengkap
Hemoglobin 15,6 g/dl 13.2-17.3
Leukosi H 14.3 10^3/uL 3.8-10.6
Trombosit 236 10^3/uL 150-440
Hematocrit 44.5 % 40-52
Eritrosit 5.20 10^6/uL 4.4-5.9
MCV 85.7 fl 80-100
MCH 30.0 pg 26-34
MCHC 35.0 g/dl 32-36
RDW 10.7 % 11.5-14.5
MPV 8.4 Fl 7.0-11.0
Segmen 75.1 % 28.0-78.0
Limfosit L 17,4 % 25-40
Monosit 3.4 % 2-8
Eosinophil 3.3 % 2-4
Basophil 0.8 % 0-1
Luc 0.0 % 3-6
GDS 102 Mg/dl 75-140

IV. DIAGNOSIS
Hernia ingunalis lateralis sinistra irreponible

V. DIAGNOSIS BANDING
Hernia scrotalis
Hidrokel
Varicocel

VI. TATALAKSANA
Herniotomi

Medikamentosa
IVFD RL 20tpm
Inj tramadol drip
Inj ranitidine 2x1 ampul IV
Inj ketorolac extra

VII. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi
oleh dinding (Townsend, 2004).
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan
Hernia Ingunalis Medialis. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia
indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia
indirek nama yang lain adalah hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan miring dari
lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu
keluarnya terletak disebelah lateral vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL)
dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang didapat. Hernia inguinalis medialis
(HIM) atau hernia direk hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen
kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach (Sjamsuhidajat, 2010).

2.2. Epidemiologi
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis.
Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat
karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja
akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di
Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500 sebelum
Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan
struktur anatomi pada regio inguinal (Townsend, 2004).
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami
lebih jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia
inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana
hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga
sisanya adalah hernia inguinalis medialis.Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding
belakang kanalis inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada
wanita, untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita. Sedangkan jika
ditemukan hernia ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis atau
berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50 % Perbandingan antara pria dan
wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria dipengaruhi oleh
umur (Townsend, 2004).

2.3. Klasifikasi
a. Menurut waktu
1) Hernia kongenital
2) Hernia akuisita/didapat
b. Secara klinis
1) Hernia reponibilis : bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar saat berdiri atau
mengedan, masuk ketika berbaring atau bila didorong masuk perut
2) Hernia ireponibilis : bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam
rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada
peritoneum kantong hernia.
3) Hernia strangulasi : hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi
4) Hernia inkarserata : hernia ireponibel yang disertai gangguan pasasse
(Amrizal, 2015)
c. Klasifikasi hernia inguinalis yaitu:
1. Hernia inguinalis indirek
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis, diduga
mempunyai penyebab kongenital. Kantong hernia merupakan sisa prosesus vaginalis
peritonei sebuah kantong peritoneum yang menonjol keluar, yang pada janin berperan
dalam pembentukan kanalis inguinalis. Oleh karena itu kantong hernia masuk
kedalam kanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah
lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis nguinalis dan keluar ke rongga
perut melalui anulis inguinalis eksternus. lateral dari arteria dan vena epigastrika
inferior. Hernia ini lebih sering dijumpai pada sisi kanan. Hernia inguinalis indirek
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Merupakan sisa prosessus vaginalis dan oleh karena itu bersifat kongenital.
b. Angka kejadian hernia indirek lebih banyak dibandingkan hernia inguinalis
direk.
c. Hernia indirek lebih sering pada pria daripada wanita.
d. Hernia indirek lebih sering pada sisi kanan.
e. Sering di temukan pada anak-anak dan dewasa muda.
f. Kantong hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui anulus inguinalis
profundus dan lateral terhadap arteria dan vena epigastrika inferior.
g. Kantong hernia dapat meluas melalui anulus inguinalis superficialis, terletak di
atas dan medial terhadap tuberkulum pubikum.
h. Kantong hernia dapat meluas ke arah bawah ke dalam kantong skrotum atau
labium majus.
(Amrizal, 2015)
2. Hernia inguinalis direk
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis. Hernia ini melalui
dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi
segitiga Hasselbach.5 Hernia inguinalis direk jarang pada perempuan, dan sebagian
bersifat bilateral. Hernia ini merupakan penyakit pada laki-laki lanjut usia dengan
kelemahan otot dinding abdomen (Amrizal, 2015).

Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM (Arthur, 2005).


Hubungan Dibungkus
dengan vasa oleh fascia Onset biasanya
Tipe Deskripsi
epigastrica spermatica pada waktu
inferior interna
Penojolan melewati cincin
inguinal dan merupakan
Hernia Congenital
kegagalan penutupan cincin
ingunalis Lateral Ya Dan bisa pada
ingunalis interna pada waktu
lateralis waktu dewasa.
embrio setelah penurunan
testis
Hernia Keluar langsung menembus
ingunalis fascia dinding abdomen Medial Tidak Dewasa
medialis

Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:


Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.
Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
(Arthur, 2005).
Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4 kelas:3
Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
Kelas 4 : hernia femoralis.
(Arthur, 2005).
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:3
1. Hernia Indirek
hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.
hernia inguinalis indirek sliding.
2. Hernia Direk
Suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum pubicum.
hernia divertikular di dinding posterior. Hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus
di seluruh permukaan segitiga Hesselbach
Gilbert membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:3
1. Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.
2. Ukuran cincin interna.
3. Integritas dinding posterior dan kanal.

Gilbert membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan hernia indirek,
sedangkan tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.
mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang
Hernia tipe 1
berdiameter
(hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung peritoneal yang
Hernia tipe 2
melewati cincin interna yang berdiameter ≤ 2 cm
hernia mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang
Hernia tipe 3 berdiameter > 2 cm
menjadi hernia komplit dan sering menjadi slidinhernia.

Hernia tipe 4 mempunyai robekan dinding posterior atau defek posterior multipel.
Cincin interna yang intak dan tidak ada kantung peritoneal.
merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak terdapat
Hernia tipe 5 kantung peritoneal.

(Arthur, 2005).

Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding
posterior, meliputi:3
Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.
Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.
Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior.
Tipe 3c adalah hernia femoralis.
Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.
(Arthur, 2005).
2.4. Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Lebih banyak terjadi pada lelaki daripada perempuan. Berbagai faktor penyebab
berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan faktor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar. Pada orang sehat ada
tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis
yang berjalan miring, adanya struktur otot oblikus internus abdominis yang menutup anulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat sehingga
menutupi trigonum hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot (Amrizal, 2015).

Proses mekanisme ini meliputi saat otot abdomen berkontraksi terjadi peningkatan
intraabdomen lalu m. oblikus internus dan m. tranversus berkontraksi, serabut otot yang
paling bawah membentuk atap mioaponeurotik pada kanalis inguinalis. Konjoin tendon yang
melengkung meliputi spermatic cord yang berkontraksi mendekati ligamentum inguinale
sehingga melindungi fasia transversalis. Kontraksi ini terus bekerja hingga ke depan cincin
interna dan berfungsi menahan tekanan intraabdomen (Amrizal, 2015).

Kontraksi m.transversus abdominis menarik dan meregang crura anulus internus,


iliopubic tract, dan fasia transversalis menebal sehingga cincin menutup seperti spincter
(Shutter Mechanism). Pada saat yang sama m. oblikus eksternus berkontraksi sehingga
aponeurosisnya yang membentuk dinding anterior kanalis inguinalis menjadi teregang dan
menekan cincin interna pada dinding posterior yang lemah. Gangguan pada mekanisme ini
dapat menyebabkan terjadinya hernia (Amrizal, 2015).

2.5. Faktor Resiko


a..Usia
Usia adalah salah satu penentu seseorang mengalami hernia inguinalis, sebagaimana
pada hernia inguinalis direk lebih sering pada laki-laki usia tua yang telah mengalami
kelemahan pada otot dinding abdomen. Sebaliknya pada dewasa muda yang berkisar antara
20-40 tahun yang merupakan usia produktif. Pada usia ini bisa terjadi peningkatan tekanan
intraabdominal apabila pada usia ini melakukan kerja fisik yang berlangsung terus-menerus
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia inguinalis indirek (Amrizal, 2015)..
b. Pekerjaan
Pekerjaan yang dapat menimbulkan risiko terjadinya hernia inguinalis ialah pekerjaan
fisik yang dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat meningkatan tekanan
intraabdominal dan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hernia inguinalis.2
Aktivitas (khususnya pekerjaan) yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen
memberikan predisposisi besar terjadinya hernia inguinalis pada pria.8 Dan apabila terjadi
pengejanan pada aktivitas fisik maka proses pernapasan terhenti sementara menyebabkan
diafragma berkontraksi sehingga meningkatkan kedalaman rongga torak, pada saat
bersamaan juga diafragma dan otot-otot dinding perut dapat meningkatkan tekanan
intraabdomen sehingga terjadi dorongan isi perut dinding abdomen ke kanalis inguinalis.4
Pekerjaan dikategorikan atas kerja fisik dan kerja mental. Kerja fisik adalah kerja yang
memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya, contohnya buruh, supir
antar kota, atlet dan supir. Kerja mental adalah kerja yang memerlukan energi lebih sedikit
dan cukup sulit mengukur kelelahannya, contohnya pegawai kantor dan guru (Amrizal,
2015)..
c. Batuk Kronis
Proses batuk terjadi didahului inspirasi maksimal, penutupan glotis, peningkatan
tekanan intratoraks lalu glotis terbuka dan dibatukkan secara eksplosif untuk mengeluarkan
benda asing yang ada pada saluran respiratorik. Inspirasi diperlukan untuk mendapatkan
volume udara sebanyak-banyaknya sehingga terjadi peningkatan intratorakal. Selanjutnya
terjadi penutupan glotis yang bertujuan mempertahankan volume paru pada saat tekanan
intratorakal besar. Pada fase ini terjadi kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot
ekspirasi sehingga selain tekanan intratorakal yang meninggi, intraabdomen pun ikut
tinggi.10 Apabila batuk berlangsung kronis maka terjadilah peningkatan tekanan
intraabdominal yang dapat menyebabkan terbuka kembali kanalis inguinalis dan
menimbulkan defek pada kanalis inguinalis sehingga timbulnya hernia inguinalis (Amrizal,
2015)..
d. Obesitas
Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada
jaringan adiposa. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan
lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh. Pada orang yang obesitas terjadi
kelemahan pada dinding abdomen yang disebabkan dorongan dari lemak pada jaringan
adiposa di dinding rongga perut sehingga menimbulkan kelemahan jaringan rongga dinding
perut dan terjadi defek pada kanalis inguinalis. Pada obesitas faktor risiko lebih besar apabila
sering terjadi peningkatan intraabdomen, misalnya: mengejan, batuk kronis, dan kerja fisik
(Amrizal, 2015)..

2.6. Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 dari
kehamilan, terjadinya desensus testikulorum melalui kanalis inguinalis. Penurunan testis itu
akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah
mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi
dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari
yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal,
kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka
akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi
karena lanjut usia, karena pada umur yang tua otot dinding rongga perut dapat melemah.
Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena daerah ini merupakan lokus
minoris resistansi, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat
seperti, batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat dan mengejan,
maka kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya
menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi prostat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital (Amrizal, 2015).

A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)


Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor
peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum
Hesselbach*. Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous.
Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi
bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah,
mengalami inkarserasi dan strangulasi (Sjamsuhidajat, 2010).

Gambar Hernia Inguinalis direct (Drake,2010)

B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus
dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk
lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: (Sjamsuhidajat, 2010).

Hernia inguinalis indirekta congenital.


Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali
tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika vaginalis
propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum
tersebut (Sjamsuhidajat, 2010).

Hernia inguinalis indirekta akuisita.

Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.
Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang tidak
menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kantung peritonei ini dapat terisi
dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis.
(Sjamsuhidajat, 2010).

Gambar 3. Hernia Inguinais indirect (Drake,2010)


Daftar Pustaka
Amrizal. 2015. Hernia Inguinalis. Padang. Amrizal Medika. Vol.(6).No:1

Arthur. 2005. Inguinal Hernia: Anatomy and Management. Accesed on 12nd July 2019
Available at https://www.medscape.org/viewarticle/420354_5

Drake, R.L., Wayne-Vogl, A. and Mitchell, A.W.M. 2010. Gray’s anatomy for students, 2nd
edition, Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier Inc.

Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; hal. 619-29

Townsend, Courtney M. 2004. Hernia’s Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.


Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-217.

Anda mungkin juga menyukai