Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

BAYI BARU LAHIR DENGAN NRDS


(NEONATAL RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)
DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

Disusun oleh :

1. Nur
ul

Khikmah (P1337420716008)

2. Lutfiana Solikhah (P1337420716021)

3. Dina Nadaa Fitria Umairoh (P1337420716034)

4. Siti Qo’idatun Zakiyah (P1337420716046)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN AJARAN 2016/2017


Skenario kasus :

Selasa, 5 Januari 2018 di RS Tidar Kota Magelang, tepat pkl. 00.00 WIB NY Diah
melahirkan anak pertamanya, seorang bayi perempuan dengan berat badan 1500 gram, panjang
38 cm, dan air ketuban berwarna jernih. Ny. Diah melahirkan secara spontan dengan gravidarum
II, usia kehamilan 28 minggu. Bayi lahir dalam keadaan yang memprihatinkan, keadaan umum
tampak lemah, gerakannya pun tampak lemah, mukosa bibir tampak pucat, frekuensi napas
55x/menit, dan terdengar suara meringis saat bernapas dan bayi Ny. Diah dimasukkan inkubator.

Setelah 5 hari dalam inkubator, bayi menurut keterangan perawat yang merawat bayi kami,
mengalami penurunan, BB menjadi 1300gram dan napas 60x/menit, nadi 140x/menit, bayi
tampak lemah, dan oleh dokter dikatakan mengalami BBLR dan distress pernapasan dan dengan
segera harus mendapat pertolongan. Bayi diberikan surfaktan melalui NGT. Sampai saat ini,
belum ada kepastian dari pihak RS tentang bayi kami.
Asuhan Keperawatan Anak Dengan RDS

A. Biodata klien
a. Nama : An. N
b. Alamat : Jl A. Yani No 52 Kota Magelang, Magelang
c. Nomor Telepon : 085867123654
d. Usia Dan Tanggal Lahir : Selasa, 5 Januari 2018
e. Tempat Lahir : Rsud Tidar Kota Magelang
f. Suku : Jawa
g. Jenis Kelamin : Perempuan
h. Agama : Islam
i. Kewarganegaraan : Indonesia
j. Tanggal Wawancara : 15 Januari 2018
k. Pemberi Informasi : Ny. D

B. Biodata penanggungjawab
a. Nama : Tn. A
b. Usia : 27 Tahun
c. Pekerjaan : Pns
d. Pendidikan : S1
e. Alamat : Jl A. Yani No 52 Kota Magelang, Magelang
f. Hubungan Dengan Klien : suami klien

C. Keluhan utama
An. N sesak nafas

D. Riwayat penyakit sekarang


Pada saat lahir bayi mempunyai berat badan 1500 gram, panjang 38 cm, frekuensi napas
55x/menit, setelah 5 hari BB menjadi 300 gram dan napas 60x/menit, nadi 140x/menit,
bayi tampak lemah, dan oleh dokter dikatakan mengalami BBLR dan distress pernapasan.

E. Riwayat persalinan
Ny. D melahirkan di RSUD Tidar Kota Magelang secara spontan dengan gravidarum II,
usia kehamilan 28 minggu. Ketuban berwarna jernih

F. Riwayat Perinatal (ANC)


Jumlah kunjungan :2x
Bidan/Dokter : Bidan 1x dandokter 1x
HPHT : Tidak diketahui, kehamilan baru diketahui pada saat
kehamilan 16 minggu, karena pada saat kehamilan masih keluar darah sedikit tiap bulan
sampai usia tiga bulan
Kenaikan berat badan : 10 kg
Obat-obatan : Obat penambah darah, imunisasi TT 1 x.
Kehamilan direncanakan : Di rencanakan
Status Kehamilan : G3 P3 Ao

G. Pengkajian Fisik
a. Refleks
1. Refleksmoro
(-)
2. Refleks menggenggam
Reflek menggenggam pada an. N (+) tapi lemah, ditandai dengan membelai
telapak tangan, bayi menggenggam tangan gerakan tangan lemah.
3. Refleks menghisap
Reflek menghisap (+) ditandai dengan meletakan tangan pada mulut bayi, bayi
menghisap jari, hisapan lemah.
4. Refleks rooting
Reflek rooting (-) ditandai dengan bayi tidak menoleh saat tangan ditempelkan
dipipi bayi.
5. Refleks babynsky
Reflek babynsky (+) ditandai dengan menggerakan ujung hammer pada bilateral
telapak kaki.
b. Tonus otot
Gerakan bayisangat lemah tetapi pergerakan bayi aktif ditandai dengan bayi sering
menggerek-gerakan tangan dan kakinya.

c. Keadaan umum dan TTV


Keadaanumum : Lemah
Kesadaran : Letargi
Lingkarkepala : 33 Cm
Lingkar dada : 30 Cm
Panjang badan : 38 Cm
Berat badan : 1500 Gram
Suhu : 36,2oC
Respiratory : 60x/menit
Nadi : 140 x/menit
d. Kepala
Bentuk kepala Normochepal, lingkar kepala 33 cm, pertumbuhan rambut merata,
tidak ada lesi, tidak ada benjolan, fontanel anterior masih lunak, sutura sagital datar
dan teraba, gambaran wajah simetris terdapat larugo disekitar wajah dan badan.

e. Mata
Mata simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, mata bersih tidak
terdapat sekret, mata bisa mengedip, bulu mata tumbuh, reflek kornea (+) reflek
terhadap sentuhan, reflek pupil (+) respon terhadap cahaya, replek kedip (+)

f. Telinga
Letak telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga bersih, tidak terdapat serumen,
tidak ada lesi, bentuk telinga baik, lunak dan mudah membalik, ( Cartilago car ) baik,
terdapat rambut larugo.

g. Hidung
Hidung bentuk simetris, terpasang O2 binasal 2 liter/menit, keadaan hidung bersih
tidak terdapat peradangan atau pembengkakan hidung, pernafasan cuping hidung
(PCH) (+).

h. Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir terdapat bercak putih pada membrane mukosa, Stomatitis
(-), reflex hisap (+),reflek rooting (-).

i. Dada danParu-paru
Dada simetris ( Sama antara kiri dan kanan ), bentuk dada menonjol, PX terlihat jelas,
bentuk dada burung ( pektus karinatum) pergerakan dada sama antara dada kiri dan
kanan, retraksi dinding dada (+), retraksi dinding epigastrium (+), frekuensi nafas 78
x/menit, mamae bentuk datar, suara nafas rales (+)

j. Jantung
Nadi apikal 140 x/menit, bunyijantungreguler BT1 + BT2, palapasi nadi brakhialis
(+) lemah, radialis (+) lemah, femoralis lemah dan nadi karotis (+)

k. Abdoment
Bentuk abdomen dan cekung pada bagian px, bising usus dapat terdengar 4x/menit,
tali pusat belum putus, keadaan kering, tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat
nanah, perut diraba lunak, lingkar perut 38 cm tidak ada pembengkakan hepar.

l. Genitalia
Genetalian normal

m. Anus
Anus paten, ditandai dengan bayi sudah BAB, mekonium sudah keluar berwarna
hitam dan lembek

n. Punggung
Terdapat banyak rambut larugo, bentuk simetris, tidak terdapat ruam kemerahan atau
rush.

o. Ekstrimitas
Ekstrimitas dapat bergerak bebas, ujung jari merah muda/tidak sianosis, CRT dalam
waktu 2 detik, jumlah jari komplit, kaki sama panjang, lipatan paha kanan dan kiri
simetris, pergerakan aktif

p. Kulit
Warna kulit merah seluruh tubuh, sianosis (-), tidak terdapat tanda lahir, Skin Rush
(-), Ikterik (-), turgor kulit jelek, kulit longgar disebabkan karena lemak subkutan
berkurang, terdapat larugo.

q. Eliminasi
BAK 6-8 x/hari, BAB 2-4 x/hari

r. Suhu
Suhutubuh 36,2 C, Setting Inkubator 32 oC

H. Hubungan Psikososial Orang tua dengan Bayi


a. Budaya
Keluarga klien memiliki budaya jawa, akan tetapi bahasa yang digunakan sehari-
hari adalah bahasa indonesia. Ibu klien pada saat masa kehamilan dan setelah
melahirkan tidak ada suatu pantanganan yang dilakukan ibu klien.
b. Agama
Agama yang dianut keluarga klien yaitu agama islam, ibu klien selalu
melaksanakan shalat dan berdo’a bagi kesembuhan anaknya.
c. Psikologis
Psikologi ibu klien sangat labil dikarenakan kondisi yang di alami anaknya saat ini,
diaselalu menangis hal itu dapat terlihat pada saat ibuklien datang ke RS untuk
menjenguk anaknya.
d. Hubungan Orang tua dengan Bayi

I. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium 10 januari 2018

b. Photo Thorax 12 januari 2018


Gambaran :
Cor : besar dan bentuk baik
Pulmo : Infiltrat diperikardia bilateral dengan gambaran air Bronchogram
Air diafraghma :baik
Hasil : HMD grade II

c. Therapy
Aminoppillin 2 x 0,2 cc/hari
Ulcumet 2 x 0,15 cc/hari

J. Analisa Data

K. Masalah Keperawatan
Tanggal Tanggal Paraf
No. Diagnosa Keperawatan
Ditemukan teratasi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan 15 Januari
dengan sindrom hipoventilasi ditandai 2018
dengan takipnea
Gangguan pertukaran gas b/d 15 Januari
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. 2018
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari 15 Januari
kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan 2018
makan.
Resiko gangguan termoregulasi: 15 Januari 16 Januari
hipotermia. 2018 2018
Resiko kekurangan volume cairan. 15 Januari 16 Januari
2018 2018

L. Rencana Keperawatan
No Rasional Paraf
Tujuan Intervensi
DX
1. Setelah dilakukan 1) Monitor status 1) Untuk menentukan
asuhan keperawatan pernapasan dan tindakan

selama 3x24 jam oksigenasi selanjutnya yang


akan dilakukan.
diharapkan masalah sebagaimana
ketidakefektifan pola mestinya. 2) Untuk menentukan
napas dapat teratasi 2) Identifikasi kebutuhan ketepatan tindakan
dengan kriteria hasil : aktual/potensial pasien penyelamatan.

 Denyut nadi apikal untuk memasukkan


3) Memberikan jalan
(120-160) tidak alat membuka jalan napas yang
terganggu. napas. terhalangi oleh
 Frekuensi 3) Buka jalan napas sekret.
pernapasan (30-60) dengan teknik chin lift
4) Memberikan posisi
tidak terganggu. atau jaw trust,
ventilasi maksimal.
 Penggunaan otot sebagaimana
bantu pernapasan mestinya. 5) Untuk proses
penyedotan sekret.
tidak ada. 4) Posisikan pasien untuk
 Suara napas memaksimalkan 6) Sebagai sarana
tambahan tidak ada. ventilasi. pelebaran jalan
 Pernapasan dengan 5) Masukkan alat napas.

bibir mengerucut nasopharyngeal


7) Untuk memfasilitasi
tidak ada. airway (NPA) atau kebutuhan Oksigen
 Dispnea tidak ada. Oropharyngeal airway pasien.
 Pengembangan (OPA), sebagaimana
dinding dada tidak mestinya.
simetris tidak ada. 6) Kelola pemberian
 Gangguan suara saat bronkodilator,
auskultasi tidak ada. sebagaimana
 Saturasi oksigen mestinya.
>85% tidak 7) Kelola udara atau
terganggu. oksigen yang
 Atelektasis tidak dilembabkan,
ada. sebagaimana
mestinya.
2. Setelah dilakukan 1) Monitor pola 1) Mengetahui
asuhan keperawatan pernapasan. ada/tidaknya

selama 3x24 jam 2) Monitor penyebab abnormalitas pola


pernapasan (durasi,
diharapkan masalah keidakseimbangan
irama, kedalaman).
gangguan pertukaran gas asam-basa.
pada klien dapat teratasi 3) Monitor indikator 2) Mengatasi penyebab
dengan kriteria hasil : pengiriman oksigen ketidakseimbangan

 Saturasi Oksigen jaringan (misalnya : asam-basa.

tidak ada deviasi PaO2, SaO2, nilai Hb, 3) Mengetahui kualitas


dari kisaran normal, dan curah jantung) perfusi Oksigen ke
(DBN : 95-100 %). sesuai kebutuhan. jaringan.
 Keseimbangan 4) Pertahankan
4) Mempertahankan
ventilasi dan perfusi kepatenan jalan napas.
kepatenan jalan
tidak ada deviasi 5) Siapkan tindakan-
napas yang akan
dari kisaran normal. tindakan untuk berdampak pada
 Dispnea saat pencegahan kejang. peningkatan serapan
istirahat tidak ada. 6) Berikan HCO3 oral Oksigen pada paru-
 Sianosis tidak ada. atau parenteral sesuai paru.
 Gangguan kesadaran kebutuhan.
5) Mencegah
tidak ada. 7) Gunakan HCO3 terjadinya kejang.
dengan hati-hati pada
6) Mempertahankan
bayi prematur, bayi
pH darah 7,35-7,45.
baru lahir dan anak-
anak. 7) Mencegah adanya
komplikasi lanjut
karena cedera.

3. Setelah dilakukan 1) Monitor frekuensi 1) Mengetahui kondisi


asuhan keperawatan pernapasan dan pola pernapasan bayi

3x24 jam diharapkan napas (bayi). normal/tidak


normal.
masalah 2) Monitor berat badan
ketidakseimbangan bayi baru lahir. 2) Mengetahui tingkat
nutrisi: kurang dari 3) Monitor refleks kelebihan/kekurang
kebutuhan tubuh pada menghisap bayi baru an nutrisi pada bayi.

pasien teratasi dengan lahir selama


3) Mengetahui
kriteria hasil: menyusui. kemampuan makan
 Intake makanan 4) Fasilitasi ventilasi (menghisap air
lewat mulut pernapasan yang susu) pada bayi.
sepenuhnya adekuat. cukup pada bayi.
4) Memberikan
 Efisiensi 5) Berikan makan
keseimbangan
kemampuan dengan posisi tegak
perfusi-ventilasi
menghisap tidak untuk menyokong pada bayi.
terganggu. ekstensi lidah dan
5) Memenuhi
menelan.
kebutuhan nutrisi
6) Berikan terapi oksigen
pada bayi.
berdasarkan hasil
pemeriksaan analisa 6) Meningkatkan

gas darah. serapan O2 pada


bayi.
7) Kelola pemberian
bronkodilator Memperlebar jalan
napas pada bayi..

4. Setelah dilakukan 1) Tempatkan bayi pada 1) Memberikan


asuhan keperawatan tempat yang hangat kenyamanan suhu
2) Atur suhu incubator
3x24 jam diharapkan 3) Pantau suhu tubuh pada bayi.
masalah resiko gangguan setiap 2 jam
2) Memberikan
termoregulasi : kestabilan suhu
hipotermia pada pasien pada bayi.
teratasi dengan kriteria
3) Memonitor adanya
hasil:
penurunan ataupun
 Suhu tidak stabil
kenaikan suhu pada
tidak ada.
bayi.
 Penurunan suhu
kulit tidak ada.
 Perubahan warna
kulit tidak ada.
 Tingkat pernapasan
tidak terganggu.

5. Setelah dilakukan 1. Monitor status hidrasi 1) Mengetahui


2. Timbang berat badan ada/tidaknya resiko
asuhan keperawatan
setiap hari dan monitor dehidrasi.
3x24 jam diharapkan
status bayi
masalah resiko 2) Mengetahui tingkat
3. Berikan pengetahuan
kekurangan volume kebutuhan cairan
kepada ibu tentang
cairan pada pasien pada bayi dan
kondisi bayi
teratasi dengan kriteria Konsultasikan kepada intake cairan pada

hasil: dokter jika terjadi bayi.

kekurangan volume 3) Memberikan


cairan atau memburuk informasi perihal
kondisi terkini pada
anak agar tercipta
perawatan yang
optimal baik dari
orang tua maupun
perawat/tenaga
medis.

4) Mencegah resiko
keparahan penyakit.

M. Tindakan Keperawatan
Tanggal/jam Implementasi Paraf
15 Januari 1. Memonitor status pernapasan dan oksigenasi sebagaimana
2018 mestinya.
10.00 2. Mengidentifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka jalan napas.
3. Membuka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw
trust, sebagaimana mestinya.
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
5. Memasukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau
Oropharyngeal airway (OPA), sebagaimana mestinya.
6. Mengelola pemberian bronkodilator, sebagaimana
mestinya.
7. Mengelola udara atau oksigen yang dilembabkan,
sebagaimana mestinya.
15 Januari 1. Memonitor pola pernapasan.
2018 2. Memonitor penyebab keidakseimbangan asam-basa.
10.00 3. Memonitor indikator pengiriman oksigen jaringan
(misalnya : PaO2, SaO2, nilai Hb, dan curah jantung) sesuai
kebutuhan.
4. Mempertahankan kepatenan jalan napas.
5. Menyiapkan tindakan-tindakan untuk pencegahan kejang.
6. Memerikan HCO3 oral atau parenteral sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan HCO3 dengan hati-hati pada bayi prematur,
bayi baru lahir dan anak-anak.
15 Januari 1. Memonitor frekuensi pernapasan dan pola napas (bayi).
2018 2. Memonitor berat badan bayi baru lahir.
10.00 3. Memonitor refleks menghisap bayi baru lahir selama
menyusui.
4. Memfasilitasi ventilasi pernapasan yang cukup pada bayi.
5. Memberikan makan dengan posisi tegak untuk menyokong
ekstensi lidah dan menelan.
6. memberikan terapi oksigen berdasarkan hasil pemeriksaan
analisa gas darah.
7. Mengelola pemberian bronkodilator.
15 Januari 1. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat
2. Mengatur suhu incubator
2018
3. Memantau suhu tubuh setiap 2 jam
10.00
15 Januari 1. Monitor status hidrasi
2018 2. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status bayi
3. Berikan pengetahuan kepada ibu tentang kondisi bayi
10.00 4. Konsultasikan kepada dokter jika terjadi kekurangan
volume cairan atau memburuk
16 Januari 1. Memonitor status pernapasan dan oksigenasi sebagaimana
2018 mestinya.
09.00 2. Mengidentifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka jalan napas.
3. Membuka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw
trust, sebagaimana mestinya.
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
5. Memasukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau
Oropharyngeal airway (OPA), sebagaimana mestinya.
6. Mengelola pemberian bronkodilator, sebagaimana
mestinya.
7. Mengelola udara atau oksigen yang dilembabkan,
sebagaimana mestinya.
16 Januari 1. Memonitor pola pernapasan.
2. Memonitor penyebab keidakseimbangan asam-basa.
2018
3. Memonitor indikator pengiriman oksigen jaringan
09.00
(misalnya : PaO2, SaO2, nilai Hb, dan curah jantung) sesuai
kebutuhan.
4. Mempertahankan kepatenan jalan napas.
5. Menyiapkan tindakan-tindakan untuk pencegahan kejang.
6. Memerikan HCO3 oral atau parenteral sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan HCO3 dengan hati-hati pada bayi prematur,
bayi baru lahir dan anak-anak.
16 Januari 1. Memonitor frekuensi pernapasan dan pola napas (bayi).
2. Memonitor berat badan bayi baru lahir.
2018
3. Memonitor refleks menghisap bayi baru lahir selama
09.00
menyusui.
4. Memfasilitasi ventilasi pernapasan yang cukup pada bayi.
5. Memberikan makan dengan posisi tegak untuk menyokong
ekstensi lidah dan menelan.
6. memberikan terapi oksigen berdasarkan hasil pemeriksaan
analisa gas darah.
7. Mengelola pemberian bronkodilator.
16 Januari 1. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat
2. Mengatur suhu incubator
2018
3. Memantau suhu tubuh setiap 2 jam
09.00
16 Januari 1. Monitor status hidrasi
2018 2. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status bayi
3. Berikan pengetahuan kepada ibu tentang kondisi bayi
09.00 4. Konsultasikan kepada dokter jika terjadi kekurangan
volume cairan atau memburuk
17 Januari 1. Memonitor status pernapasan dan oksigenasi sebagaimana
2018 mestinya.
2. Mengidentifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
08.00
memasukkan alat membuka jalan napas.
3. Membuka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw
trust, sebagaimana mestinya.
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
5. Memasukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau
Oropharyngeal airway (OPA), sebagaimana mestinya.
6. Mengelola pemberian bronkodilator, sebagaimana
mestinya.
7. Mengelola udara atau oksigen yang dilembabkan,
sebagaimana mestinya.
17 Januari 1. Memonitor pola pernapasan.
2. Memonitor penyebab keidakseimbangan asam-basa.
2018
08.00 3. Memonitor indikator pengiriman oksigen jaringan
(misalnya : PaO2, SaO2, nilai Hb, dan curah jantung) sesuai
kebutuhan.
4. Mempertahankan kepatenan jalan napas.
5. Menyiapkan tindakan-tindakan untuk pencegahan kejang.
6. Memerikan HCO3 oral atau parenteral sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan HCO3 dengan hati-hati pada bayi prematur,
bayi baru lahir dan anak-anak.
17 Januari 1. Memonitor frekuensi pernapasan dan pola napas (bayi).
2. Memonitor berat badan bayi baru lahir.
2018
3. Memonitor refleks menghisap bayi baru lahir selama
08.00
menyusui.
4. Memfasilitasi ventilasi pernapasan yang cukup pada bayi.
5. Memberikan makan dengan posisi tegak untuk menyokong
ekstensi lidah dan menelan.
6. memberikan terapi oksigen berdasarkan hasil pemeriksaan
analisa gas darah.
7. Mengelola pemberian bronkodilator.

N. Catatan Perkembangan
Tanggal No SOAP Paraf
/jam Dx
15 1. S : Ibu klien mengatakan An. N sesak nafas
Januari O:
2018  : RR : 60x per menit
10.00  Terdapat suara tambahan mengi
A : Ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
15 2 S : Ibu klien mengatakan An. N sesak nafas
Januari O:
2018  : RR : 60x per menit
 Terdapat suara tambahan mengi
10.00
 Dispnea saat istirahat tidak ada.
 Sianosis tidak ada.
 Gangguan kesadaran tidak ada.
A : gangguan pertukaran gas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
15 3 S : ibu klien mengatakan An. N kadang susah minum ASI
Januari O:
2018  Respon menghisap lemah
 Berat badan klien kurang dari BB normal
10.00
A : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
15 4 S : ibu klien mengatakan suhu badan klien turun
Januari O:
2018  S : 36,2
 Kulit klien terasa dingin
10.00
A : resiko gangguan termoregulasi : hipotermia belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
15 5 S: ibu klien mengatakan An. N masih lemah dan bibirnya
Januari kering
2018 O:
10.00  mukosa bibir tampak kering
 CRT >2 detik
 Kulit kering
A : Resiko kekurangan volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
16 1 S : Ibu klien mengatakan An. N sesak nafas
Januari O:
2018  RR : 50x per menit
 Terdapat suara tambahan mengi
09.00
A : Ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
16 2 S : Ibu klien mengatakan An. N sesak nafas
Januari O:
2018  : RR : 50x per menit
 Terdapat suara tambahan mengi
09.00
 Dispnea saat istirahat tidak ada.
 Sianosis tidak ada.
 Gangguan kesadaran tidak ada.
A : gangguan pertukaran gas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
16 3 S : ibu klien mengatakan An. N kadang susah minum ASI
Januari O:
2018  Respon menghisap sudah ada
 Berat badan klien kurang dari BB normal
09.00
A : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
16 4 S : ibu klien mengatakan suhu badan An. N hangat
Januari O:
2018  S : 36,7
 Kulit klien hangat
09.00
A : resiko gangguan termoregulasi : hipotermia teratasi
P : Pertahankan intervensi
16 5 S: ibu klien mengatakan An. N sudah tidak lemah
Januari O:
2018  mukosa bibir normal
 CRT <2 detik
09.00
 Kulit normal
A : Resiko kekurangan volume cairan teratasi
P : pertahankan intervensi
17 1 S : Ibu klien mengatakan An. N sesak nafas
Januari O:
2018  RR : 45x per menit
 Terdapat suara tambahan mengi
08.00
A : Ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
17 2 S : Ibu klien mengatakan An. N sesak nafas
Januari O:
2018  RR : 45x per menit
 Terdapat suara tambahan mengi
08.00
 Dispnea saat istirahat tidak ada.
 Sianosis tidak ada.
 Gangguan kesadaran tidak ada.
A : gangguan pertukaran gas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
17 3 S : ibu klien mengatakan An. N kadang susah minum ASI
Januari O:
2018  Respon menghisap kuat
 Berat badan klien kurang dari BB normal
08.00
A : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai