Anda di halaman 1dari 6

2/12/2019

A. Sindrom Koroner Akut


1. Pengertian
Kegawatdaruratan • ACS refers to a spectrum of clinical presentations ranging
Kardiovaskular from those for STEMI to presentations found in NSTEMI or
in unstable angina. It is almost always associated with
: SINDROM KORONER AKUT rupture of an atherosclerotic plaque and partial or complete
thrombosis of the infarct-related artery. (Yang Eric H, 2015).
Medscape
• SKA, Gabungan gejala klinik yang menandakan adanya
Nandang A Waluya, SKp., M.Kep., Sp.KMB iskemia miokard akut yang disebabkan ketidakseimbangan
antara demand dan supply akibat adanya sumbatan formasi
trombus yang berasal dari robekan plak, dengan manifestasi
klinik STEMI, NSTEMI dan UAP

A. Sindrom Koroner Akut 2.Patofisiologi PJK


Lesi aterosklerotik

Coronary Hearth Disease (CHD)


Plak stabil Plak tidak stabil
Menggambarkan penyakit jantung sehubungan
dengan adanya gangguan aliran darah Ruptur plak
Obstruksi aliran
koroner, biasanya akibat aterosklerosis (Porth, darah
2008)
Platelet Adhesi platelet
PJK, CAD, atau CHD, istilah yg meliputi agregrasi dan pembentukan
angina pektoris stabil dan SKA. Stable angina
vasokontriksi trombus
SKA meliputi UAP, STEMI dan NSTEMI.
UAP NSTEMI 4
STEMI

Apa itu STEMI ?


ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)
adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah
koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan
ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan
enzim jantung dan ST elevasi pada
pemeriksaan EKG.

STEMI adalah cermin dari pembuluh


darah koroner tertentu yang tersumbat total
sehingga aliran darahnya benar-benar
terhenti, otot jantung yang dipendarahi
tidak dapat nutrisi-oksigen dan mati.

1
2/12/2019

Bagaimana seseorang bisa dikatakan 3. Manifestasi klinis AMI (Smeltzer&Bare,2002). (Corwin,2001)


serangan jantung / ACS !!
Nyeri dada (tajam dan berat) dibawah sternum
CLASSIFICATION UAP STEMI NSTEMI dan perut atas, Nyeri semakin berat, dapat
menyebar ke bahu, lengan kiri, dagu dan leher.
1. CHEST PAIN + +/- +/- Kejadiannya mendadak berlangsung menetap
beberapa jam (> 30 mnt) atau hari. Nyeri muncul
2. ECG N/ ST N / ISCHEMIC spontan (bukan setelah bekerja berat atau
emosi), tidak hilang dengan istirahat atau
ISCHEMIC ELEVATION
nitrogliserin. Nyeri sering disertai dengan napas
3. ENZYMES N N/ INCREASED pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing, kepala
INCREASED terasa ringan, serta mual dan muntah.
WHO: Diagnosis of STEMI (2 terms): typical chest pain,
ECG ST elevation, Improving enzymes 8

What to look for : Unstable angina and MI


Bagaimana Penatalaksanaan
Unstable angina Myocardial infarction
Character, location, Burning,squeezing,substernal or retrosternal pain Severe, persistent substernal pain or pain over
Pasien STEMI di Emergensi
radiation spreading across chest; may radiate to inside of pericardium; may spread widely throughout chest
arm, neck, jaw or shoulder blade and be accompanied by pain in shoulders and
hands; may be described as crushing or
Penatalaksanaan pasien dengan
squeezing
Duration of pain 5 to 15 min > 15 min
STEMI mengacu pada panduan dari
Precipitating events Usually related to exertion, emotion, eating and
cold
Occurs spontaneously
May be sequela to ustable angina
American Heart Association
Realiving measures Rest, nitroglycerin, oxygen Morphine sulfate, successful reperfusion of
blocked coronary artery Rumah sakit harus menciptakan tim multidisiplin (meliputi
Associated Shortness of breath Feeling of impending doom
sympstoms Dizzeness Fatique dokter umum, dokter emergency, kardiolog, perawat, laboran)
Nausea Nausea and vomiting
Palpitations
Weakness
Shortness of breath
Cool extremities
untuk mengembangkan protocol tertulis berdasarkan
Cold sweat Perspiration
Anxiety
guideline dan spesifik institusi untuk triase dan menangani
Associated signs Hypotension or hypertention
Tachycardia or bradycardia
Hypotention or hypertention
Palpable precordial pulses
pasien prehospital di UGD dengan gejala STEMI
Mufled heart sounds
Arrhytmias
Cardiac biomarkers Usually within normal range Elevated

Penatalaksanaan pasien dengan ST elevation


myocardial infarction in Emergency 4. Pemeriksaan diagnostik SKA : MI

A. Perubahan EKG :
1. Umumnya terjadi dalam 2 – 12 jam, tetapi dapat
mencapai 72 – 96 jam
2. Nekrosis, injuri dan iskemik jaringan
mempengaruhi depolarisasi dan repolarisasi.
a. ST depresi dan gel T inversi indikasi iskemik
b. ST eleviasi indikasi injuri
c. Q wave indikasi nekrosis jaringan, permanen
3. Lokasi infark (dinding anterior,
anteroseptal) ditentukan oleh lead dimana
iskemik terjadi.

Nyeri dada EKG Enzim

2
2/12/2019

B. Cardiac Markers:
Spesific:
5. Penatalaksanaan SKA
Troponin T atau I : protein kontraktil khusus 1. Pra RS/luar IGD (pada pasien dicurigai STEMI):
jantung, CKMB yaitu isoenzim CK pada • Pengenalan gejala oleh pasien dan segera
jantung. mencari pertolongan medis
Peningkatan Troponin T atau I, Creatine kinase • Segera memanggil tim medis yang dapat
myocardial band (CKMB)  kedua enzim melakukan resusitasi
mulai meningkat 4 – 8 jam setelah infark. • Transportasi pasien ke RS yang ada fasilitas
ICCU/ICU
• Melakukan terapi reperfusi ( dilakukan oleh
Pemeriksaan enzim jantung lain : CK, LDH,
yg sudah terlatih)
Myoglobin, AST (Perki, 2004) (lippincott,
2. Di Ruang. IGD
2000) 13 14

5. Penatalaksanaan
V. Penatalaksanaan
Sindroma Koroner Akut
2. Di Ruang. IGD
Nyeri dada iskemik
• Penatalaksanaan :
• (Morfin)
Penilaian segera di UGD (< 10 menit): • Oksigen
- Pengukuran tanda-tanda vital • Nitrogliserin
- Pemeriksaan saturasi oksigen • Aspirin
- Pemasangan jalur intravena • EKG : 10 menit
- Perekaman EKG 12 sandapan • Laboratorium : Marka jantung
• UAP/STEMI  Heparinisasi
- Anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik • STEMI
- Pengecekan kontraindikasi trombolitik  Trombolitik : Streptokinase (door to needle: 30’)
- Pemeriksaan serum marka jantung  Primary PCI (Percutaneous Coronary Intervention) (door
- Pemeriksaan elektrolit dan faktor koagulasi to baloon 90’)
- Pemeriksaan Ro Thorax (30 menit) 16

Penanganan di ICCU Komplikasi Infark Miokard


• Umum
• Istirahat total di tempat tidur (minimal 12 jam)
• Mobilisasi dini, dianjurkan jika tanpa komplikasi • Aritmia, Aritmia ventrikel  kematian mendadak
• Penggunaan bedside commode umumnya aman
• Hindari mengedan/vasalva maneuver
• Infark luas
• Pemberian therapi : sedasi, laksan • Gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri
• Monitoring
• Keadaan umum, tanda tanda vital, pulse oximetry, EKG secara • Cardiogenic shock
kontinu. • Perikarditis ( 2 – 3 hari pasca infark)
• Farmakologi :
• oksigen, aspirin, beta-blocker, ACE inhibitor, nitrat, antitrobotik : • Psychiatric problema: depression, perubahan
heparin, dll
personality.

3
2/12/2019

STEMI
PEMERIKSAAN FISIK: Normal,
ANAMNESIS
kecuali ada komplikasi,
 Nyeri dada substernal komorbiditi
 Lama lebih dari 20 mnt
 Disertai keringat dingin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Dapat disertai  EKG
penjalaran kelengan kiri,
 Lab: Hb, Ht, Trombosit,
punggung, rahang dan Natrium, Kalium, Ureum,
ulu hati Kreatinin, Gula Darah, CK-
 Terdapat salah satu atau
MB, hs Troponin T
lebih faktor risiko:
 Rongen Thoraks AP
kencing manis,
 Ekokardiografi
kolesterol, darah tinggi,
keturunan
PPK, RSJHK,
2015

KRITERIA DIAGNOSIS FASE AKUT DI IGD - Nitrat sub lingual 5 mg,


dapat diulang 3 kali jika
- Bed rest total masih ada keluhan,
- Oksigen 2 - 4 l/mnt dilanjutkan dengan nitrat iv
1. Memenuhi kriteria anamnesis - Pemasangan IV bila keluhan persisten
- Obat-obatan - Morfin 2-4 mg iv jika masih
2. Pemeriksaan EKG : - Aspilet 160 mg kunyah nyeri dada
- Clopidogrel (usia < 75 thn - Monitoring jantung
- Elevasi segmen ST ≥ 1 mm di minimal dan tdk rutin - Jika onset < 12 jam:
mengkomsumsi clopidogrel) - Fibrinolitik di IGD atau
dua lead yang berdekatan berikan 300 mg jk pasien - Primary PCI di cath lab
mendapat th/ fibrinolitik bila fasilitas dan SDM di
- Terdapat evolusi EKG 1 jam kemudian atau clopidogrel 600 mg cath lab siap melakukan
atau Ticagrelor 180 mg jika dalam 2 jam
PCI
- Atrovastatin 40 mg PPK, RSJHK,
2015

FASE PERAWATAN
INTENSIVE ( 2 X 24 JAM ) - Jika intoleran dengan ACE -
1 dapat diberikan obat gol NSTEMI
ARB : Candesartan 1 x 16
a. Obat - obatan mg , Valsatran 2 x 80 mg
- Simvastatin 1 x 20 mg oral, atau
ANAMNESIS PEMERIKSAAN
atorvastatin 1 x 20 mg atau 1 x 40
oral  Nyeri dada substernal PENUNJANG
mg jika kadar LDL diatas target - Obat pencahar 2 x 1 sendok
 Lama lebih dari 20 mnt  EKG
- Aspilet 1 x 80 mg oral makan
- Clopidogrel 1 x 75 mg atau - Diazepam 2 x 5 mg oral  Disertai keringat dingin  Lab: Hb, Ht,
Ticagrelor 2x 90 mg oral  Dapat disertai penjalaran Trombo, Natrium,
- Bisoprolol 1 x 1.25 mg jk fungsi Jk tidak dilakukan primary PCI
ginjal bagus. carvedilol 2x 3.125 diberikan heparinisasi dengan: kelengan kiri, punggung, Kalium, Ureum,
mg oral jk fundi ginjal menurun UF heparin bolus 60 unit /Kg rahang dan ulu hati Kreatinin, Gula
- Ramipril 1x 2,5 mg jka terdapat BB , max 4000 unit, dilanjutkan  Terdapat salah satu atau Darah, CK-MB,
infark anterior atau EF < 50% ,
diberikan jika tdk ada kontra
dosis rumatan 12 unit/kg BB lebih faktor risiko: hs Troponin
indikasi mak 1000 unit/jam atau kencing manis, kolesterol,  Rongen Thoraks AP
Enoxaparin 2 x 60 mg (
PPK, RSJHK,
darah tinggi, keturunan  Ekokardiografi
sebelumnya dibolus 30 mg iv)
2015

4
2/12/2019

KRITERIA DIAGNOSIS FASE AKUT DI IGD - Stratifikasi risiko di IGD untuk


menentukan strategi invasive
- Bed rest total 1. pasien risiko tinggi harus dikerjakan
PCI dalam 2 x 24 jam
- Oksigen 2 - 4 l/mnt dikatakan risiko tinggi bila terdapat
1. Memenuhi kriteria anamnesis - Pemasangan IV Th salah satu kriteria berikut:
- Obat-obatan - Angina berulang
2. Pemeriksaan EKG : tidak ada elevasi - Syok kardiogenik
- Aspilet 160 mg kunyah
segmen ST. Ada perubahan segmen ST atau - Clopidogrel (usia < 75 thn dan - Aritmia malignan ( VT, VF,
gelombang T TAVB)
tdk rutin mengkomsumsi 2. Pasien dengan peningkatan enzyim
3. Terdapat peningkatan enzim CK MB dan clopidogrel) berikan 300 mg jantung namun tanpa kriteria risiko
- Nitrat sub lingual 5 mg, tinggi diatas , dirawat 5 hari dan
atau troponin direncanakan untuk PCI setelah pulang
diulang 3 kali jika masih ada
keluhan dari RS
3.Pasien tanpa perubahan EKG dan
- Morfin 2-4 mg iv jika masih kenaikan enzim dilakukan iskemik strss
nyeri test: Treadmill, echo, MRI
- Monitoring jantung Bila negative mak dipulangkan

FASE PERAWATAN
INTENSIVE ( 2 X 24 JAM ) - Jika intoleran dengan ACE -1
dapat diberikan obat gol ARB 1. Nyeri akut b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
a. Obat - obatan : Candesartan 1 x 16 mg , kebutuhan oksigen miokardium
- Simvastatin 1 x 20 mg oral, Valsatran 2 x 80 mg oral 2. Ketidakefektifan perfusi jaringan (kardiopulmonary)
atau atorvastatin 1 x 20 mg - Obat pencahar 2 x 1 c b.d interupsialiran darah arteri
atau 1 x 40 mg jika kadar - Diazepam 2 x 5 mg oral 3. Penurunan cardiac output b.d kerusakan kontraktilitas
LDL diatas target miokardium
b. Monitoring Kardiak
- Aspilet 1 x 80 mg oral 4. Intolerasi aktivitas b.d kelemahan (dampak imbalance
- Clopidogrel 1 x 75 mg atau c. Puasa 6 jam
oksigen)
Ticagrelor 2x 90 mg oral d. Diet Jantung I : 25-35
- Bisoprolol 1 x 5 mg atau 5. Kecemasan b.d nyeri dada, takut akan kematian.
kkal/KgBB/24 Jam
carvedilol 2x 12.5 mg oral
bila tidak ada kontra indikasi e. Total Cairan 25-35 cc/KgBB/
- Ramipril 1x 10 mg atau 24 Jam
captopril 3 x 25 mg oral jika f. Pemeriksaan profil lipid, asam Diagnosa Keperawatan 28
EF < 50% jika tdk ada kontra urat
indikasi

Intervensi Intervensi
1. Penanganan nyeri akut: Penanganan nyeri akut (lanjutan):
Tujuan penanganan nyeri: menghilangkan • Berikan therapi nyeri sesuai program :
ketidaknyamanan, menurunkan kebutuan oksigen nityrogliserin, morphine sulfate, aspirin
dan meningkakan suplai oksigen miokardium: • Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit
Tindakkan : • Posisikan semi fowler.
- Observasi tingkat perkembangan nyeri • Ciptakan lingkungan ug tenang dan yaman
- Monitor tanda tanda vital • Jelaskan setiap tindakkan yang akan dilakukan
- Pertahankan akses intravena • Kaji TTV dan intensitas nyeri 5 menit setelah
- Rekam EKG sesuai indikasi pemberian terapi.

29 30

5
2/12/2019

Intervensi Intervensi
2. Mempertahankan perfusi jaringan 3. Tindakan memelihara stabilitas haemodinamik
• Observasi adanya tanda gejala iskemik yang - Monitor tekanan darah.
- Monitor respirasi dan bunyi nafas.
menetap atau berulang. - Monitor frekwensi dan bunyi jantung
• Pertahankan pemberian oksigen 2 – 4 - Observasi distensi vena jugularis, pembesaran hepar
liter/menit - Evaluasi nadi: irama dan kekuatan
- Ukur suhu tubuh setiap 4 jam
• Rekam EKG 12 lead - Observasi edema
• Siapkan pasien kemungkinan dilakukan - Evaluasi warna dan temperatur kulit
tindakan emergenci: cardiac catheterisasi, - Observasi status mental
- Evaluasi output urin
bypass surgery, PCI, trobolitik terapi
31 32

Intervensi Intervensi
4. Penanganan Intoleransi aktivitas
• Bed rest selama fase akut adanya penurunan CO 5. Penanganan Kecemasan
• Bantu pemenuhan ADL sesuai kebutuhan • Bina hubungan saling percaya, terapeutik
• tingkatkan istirahat disertai mobilisasi dini bertahap : • Jelaskan kepada pasien dan keluarga perlunya dirawat, pem.
Diagnostic, dan pemberian terapi.
lingkungan tenang dan nyaman, diskusikan ttg pembatasan
• Anjurkan pasien mengatakan kecemasan berkaitan dengan
aktivitas sakitnya
• monitor toleransi terhadap aktivitas • Dengarkan dan jawab pertanyaan pasien dengan singkat.
• pertahankan jadwal ambulasi yg ditoleran • Gunakan teknik guideed imagery
• Bantu dan anjurkan untuk mengikuti program latihan • Berikan obat untuk mengurangi cemas sesuai program
• Ajarkan teknik pengukuran nadi untuk mengukur toleransi (diazepam)
latihan.
Indikasi intoleransi aktivitas:
• Sistolik menurun > 20 mm Hg
• frek nadi > 20 x/menit dari rata rata
• sesak atau nyeri dada

Evaluasi kepustakaan
• Dr. Rita Sekarsari., SKp., MHSM Update Update Asuhan Keperawatan Kegawatan
Acute Coronary Syndrome Disampaikan Dalam Seminar Kegawatdaruratan
HIPGAB9 April 2017, Gedung Pendidikan UNPAD, Bandung
• Pasien terbebas dari nyeri dada. • Lippincott. (2006). Manual of nursing practice, 8 th. Ed. Lippincott williams & Wilkins:
Philadelphia
• Tidak ada tanda-tanda kecemasan • LKKI. (2011). ACLS.
• O.Conor.R.E , Bredy W, Brooks.s.c, et all (2010). ACS 2010 AHA Guideline for
• Tanda-tanda vital stabil, paru-paru dlam batas Cardiopulmonary Resuscitation and ECC. Circulation 122; S787-S817 .
http://circ.ahajaurnals.org . Diunduh 9 Desember 2012
normal, urine output adekuat. • Smeltzer SC & Bare BG. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
• Aktivitas meningkat perlahan dan tolerasi baik Ed. 8. EGC. Jakarta
• Sudoyo. AW, Setiohadi B, Alwi I. dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Dep.IPD FKUI.
• Tidak ada tanda-tanda perdarahan. Jakarta
• TedjaKusuma D. (2006). Prinsip Rehabilitasi Kardiovaskular. Tidak diterbitkan.

35 36

Anda mungkin juga menyukai