Anda di halaman 1dari 5

KIMIA UNSUR

SIFAT KELARUTAN UNSUR-UNSUR

OLEH :

1. Najwa Kusuma Putri Antariksa (1808511006)


2. Pande Wayan Kamas Indrawan (1808511008)
3. Ni Ketut Ermin (1808511014)
4. Laily Nur Irtiya (1808511016)
5. Lorensa Nainggolan (1808511023)
6. I Gde Permana Rakasiwi (1808511029)
7. I Nyoman Rheza Gamas Prasetya (1808511044)
8. Anak Agung Istri Ari Frisca Prajawati (1808511046)
9. Made Ade Cahya Kartika Dewi (1808511047)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2019
I. SIFAT KELARUTAN
Sifat kelarutan unsur-unsur adalah sifat yang dimiliki unsur-unsur tertentu
sebagai zat terlarut (solute) untuk dapat larut dalam suatu pelarut (solvent).

1.1 Golongan IA (alkali)


Golongan IA terdiri dari unsur Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Rb), Cesium (Cs), Fransium (Fr). Semakin ke bawah sifat basa logam
alkali semakin kuat. Hal ini dikarenakan dari atas ke bawah dalam sistem periodik
semakin mudah untuk direduksi. Basa senyawa alkali ini bersifat ionik dan
semuanya mudah larut dalam air. Sehingga kelarutannya dalam air semakin ke
bawah semakin besar dalam satu golongan.

1.2 Golongan IIA


Golongan IIA terdiri dari unsur Berelium (Be), Magnesium (Mg), Calsium
(Ca), Strontium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra). Salah satu yang membedakan
antara senyawa alkali dan alkali tanah adalah kelarutannya. Pada umumnya,
senyawa alkali mudah larut dalam air, sedangkan senyawa alkali tanah sukar larut
dalam air. Jika kelarutan suatu zat semakin besar, berarti semakin banyak zat
tersebut yang larut dan kemungkinan terionisasi juga semakin besar. Semakin
banyak ion OH- yang dihasilkan, berarti sifat basa semakin kuat. Di dalam air,
senyawa basa Mg(OH)2 bersifat sukar larut, Ca(OH)2 sedikit larut, Sr(OH)2 dan
Ba(OH)2 mudah larut. Sifat kelarutan garam sulfat dari logam alkali tanah
berkebalikan dengan sifat kelarutan basanya. Di dalam air, garam sulfat MgSO4
bersifat mudah larut, CaSO4 sedikit larut, sedangkan SrSO4 dan BaSO4 sukar larut.
Jika membentuk garam alkali tanah sulfat maka kelarutannya akan berubah dari
larut menjadi sukar larut seiring dengan pertambahan nomor atom (dari atas ke
bawah). Sementara jika membentuk alkali tanah hidroksida, maka dari atas
kebawah dalam satu golongan kelarutannya akan semakin meningkat (dari sukar
larut menjadi mudah larut).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah :
a. Entalpi pelarutan pada garam dengan kation mononegatif lebih kecil dibandingkan
dengan kation di atau bahkan trinegatif , sehingga membuat proses pelarutan menjadi
lebih mudah pada ion monongatif ini karena energy pelarutan tadi yang rendah.
b. Entropi dalam proses pelarutan pada garam mononegatif bernilai positif sehingga
membantu pada proses pelarutan garam agar lebih mudah sedangkan untuk garam
dengan kation di atau trinegatif, entropinya bernilai sangat negative sehingga tidak
mempengaruhi proses pelarutan.
c. Sebagai akibat dari meningkatnya muatan kation, maka gaya elektrostatik yang ada
dalam garam dengan kation yang muatannya lebih tinggi akan lebih besar, sehingga
untuk memisahkan (melarutkannya dengan air) akan jadi lebih susah atau dengan
kata lain kelarutan menurun seiring dengan pertambahan muatan kation.

1.3 Golongan VIIA (halogen)


Golongan VIIA terdiri dari unsur Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin
(I), Astalin (At). Kelarutan fluorin, klorin, dan bromin dalam air besar atau mudah
larut, sedangkan kelarutan iodin larut dalam air kecil(sukar larut). Kelarutan
halogen dalam air dalam satu golongan dari atas kebawah kelarutannya semakin
kecil karena bertambahnya massa atom relatif. Tetapi, flourin tidak larut tetapi
bereaksi. Sedangkan bromin kelarutannya paling besar karena berwujud cair
(paling mudah larut). Iodin sukar larut dalam air. Agar iodin larut dengan baik,
ditambahkan garam KI. Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air
semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat
reaktif membentuk asam florida. Reaksinya :
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung
ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
Reaksinya :
I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut
nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
1.4 Golongan VIIA (gas mulia)
Golongan VIIA terdiri dari unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton
(Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Kelarutan gas mulia dalam air sangat
dipengaruhi oleh ukuran atom, semakin ke bawah (semakin banyak kulitnya) maka
akan semakin mudah larut dalam air. Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, dan
Radon sebenarnya sangat susah larut karena unsur gas mulia telah memenuhi
aturan oktet dimana elektron valensinya sudah penuh yaitu delapan, sehingga
kecenderungannya untuk menarik elektron sangat lemah jadi susah larut.

1.5 Golongan IIIA – VIA


Golongan IIIA hingga VIA terdiri dari unsur-unsur logam dan nonlogam.
Kelarutan unsur-unsur logam pada golongan IIIA hingga VIA semakin ke bawah
semakin besar sedangkan unsur-unsur nonlogamnya larut dalam air membentuk
oksida logam.

1.6 Golongan Transisi


Ion-ion golongan transisi lebih kecil ukurannya dibandingkan ion-ion logam
kelompok s dalam perioda yang sama. Hal ini menghasilkan rasio muatan per jari
jari lebih besar bagi logam logam transisi. Atas dasar ini oksida-oksida dan
hidroksida logam logam transisi ( M2+ , M3+ ) kurang bersifat basa dan lebih sukar
larut.

KESIMPULAN :

1. Sifat kelarutan unsur-unsur adalah sifat yang dimiliki unsur-unsur tertentu sebagai zat
terlarut (solute) untuk dapat larut dalam suatu pelarut (solvent).

2. Sifat kelarutan unsur-unsur dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kekuatan sifat basa
dalam satu golongan, entalpi pelarutan pada garam, entropi dalam proses pelarutan pada
garam, gaya elektrostatik, pasangan elektron bebas, dan ukuran atom.
DAFTAR PUSTAKA

Arum, Dyah, 2014, Makalah Alkali dan Alkali Tanah,


https://www.academia.edu/9066490/MAKALAH_ALKALI_DAN_ALKALI_TANAH,
Diakses pada 20 Februari 2019

Chang, Raymond, 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga, Jilid I,

Jakarta, Erlangga

Keenan, C.N, 1999, Kimia Untuk Universitas Jilid I, Jakarta, Erlangga

Anda mungkin juga menyukai