Analisis Asas Profesionalitas Dalam Penilaian Kinerja di Sub Bagian Kepegawaian Badan
Kepegawaian Nasional (BKN) Regional III Kota Bandung.
Diajukan untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Kepemimpinan yang di ampu oleh :
Disusun oleh
18110426
BANDUNG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga makalah dengan judul “Analisis Asas Profesionalitas
Dalam Penilaian Kinerja di Sub Bagian Kepegawaian Badan Kepegawaian Nasional (BKN)
Regional III Kota Bandung.” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Adapun penyusunan makalah ini adalah dengan maksud supaya dapat menemukan cara
wewenang yang efektif terhadap kinerja pegawai, terutama Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam melakukan percobaan ini, tentunya banyak sekali hambatan dirasakan, oleh sebab
itu, Terimakasih kepada beberapa pihak terutama dosen mata kuliah Kepemimpinan penulis, Dr.
S. Noorsyamsa Djumara, M.Si yang telah membantu , membina dan mendukung penulisan
makalah ini.
Selain itu, disadari pula bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran benar-benar ditunggu,
agar makalah ini dapat direvisi dan ditulis di masa selanjutnya, sebab sekali lagi tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB 1 ............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 5
1.5 Locus................................................................................................................................ 7
BAB 2 ........................................................................................................................................... 14
2.1 Profesionalitas............................................................................................................... 14
BAB 3 ........................................................................................................................................... 39
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 39
BAB 4 ........................................................................................................................................... 41
PENUTUP .................................................................................................................................... 41
4.2 Saran.............................................................................................................................. 42
3
4.2.2 Bagi Kegunaan Praktis ......................................................................................... 43
LAMPIRAN................................................................................................................................. 45
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesionalisme adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik dan benar dan juga komitmen dari para anggota dari sebuah profesi untuk
meningkatkan kemampuan dari seorang karyawan.
Profesional sendiri mempunyai arti seorang yang terampil, handal dan sangat
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas (Profesinya).
5
daerah mana yang indeksnya tinggi dan mana yang indeksnya rendah. Sehingga
intervensi yang diambil bisa tepat.
Selanjutnya kepada para peserta dibekali tentang cara dan metodologi pengukuran
indeks profesionalitas ASN dan para peserta menerapkan pengukuran indeks untuk
masing-masing OPD.
6
1.3.3 Agar mahasiswa memahami Analisis Asas Profesionalitas Dalam
wawaancara sederhana.
1.5 Locus
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA (BKN)
Republik Indonesia dan sebagian lagi berada di bawah pemerintah Hindia Belanda.
Keadaan seperti itu menyebabkan pembinaannyapun dilakukan oleh dua lembaga, yaitu :
Kantor Urusan Pegawai Negeri yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 1948 tanggal 30 Mei 1948, berkedudukan di ibu kota pemerintahan di Yogyakarta
dan dipimpin oleh seorang Kepala yaitu Raden Pandji Soeroso. Pada tahun yang sama
menjadi cikal bakal BAKN, sehingga tanggal 30 Mei 1948 ditetapkan sebagai tanggal
lahirnya BAKN. Dienst voor Algemene Personele (DAPZ) yang lebih dikenal dengan
7
DUUP (Djawatan Umum Urusan Pegawai) yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur
Jenderar Hindia Belanda Nomor 13 tanggal 9 Juni 1948, dikepalai oleh Mr. J.W. Van
Tugas pokok KUP adalah mengurus segala sesuatu mengenai kedudukan dan gaji
Pegawai Negeri serta mengawasi supaya peraturan-peraturan itu dijalankan dengan tepat.
KUP dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas
usul Perdana Menteri dan langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Perdana Menteri.
Kebijakan pemerintah yang dipandang cukup penting pada masa itu adalah
Pegawai yang dikenal dengaqn nama PGP-48. Dalam peraturan pemerintah ini, gaji
permulaan golongan terendah adalah Rp. 45,- sebulan. Gaji pokok seorang pegawai
dengan isteri dan seorang anak tidak akan kurang dari Rp. 65,- sebulan. Asas-asas
peraturan penghargaan pengalaman bekerja mulai berlaku pada PGP-48 ini. Ijazah
sekolah tidak mempunyai arti penting tetapi hanya sebagai ukuran derajat atau
kepandaian. Untuk menentukan kedudukan pegawai selanjutnya salah satu syarat adalah
kecakapannya. Sistem penggajian yang dianut dalam PGP-48 adalah sistem horizontal
dan masa kerja yang berhubungan dengan gaji lama dihitung serta untuk kenaikan gaji
berlaku mulai tahun 1955. Dalam PGPN-1955 dikenal sembilan golongan dan 31 ruang
gaji. Selain gaji pokok, untuk kesejahteraan pegawai juga diberikan tunjangan-tunjangan
8
umum, kemahalan daerah, tunjangan tangung jawab keuangan, perwakilan, ujian dinas,
unit kerja yang berkedudukan di daerah, yaitu Bagian Tata Usaha Kepegawaian (Biro
TUK) di Yogyakarta dan Bagian Pensiun dan Tunjangan (Biro P&T) di Bandung.
dan organisasi KUP. Pandangan ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Untuk maksud tersebut, maka KUP yang merupakan institusi yang bertugas
Peraturan Pemerintah ini adalah juga sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 18
Tahun 1961.
9
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972, maka kedudukan, fungsi,
tugas, susunan dan tata kerja institusi yang mengelola kepegawaian, semakin
dikembangkan.
Tugas BKN
Fungsi BKN
kepegawaian;
negara;
kepegawaian;
10
Penyelenggaraan pemetaan potensi dan penilaian kompetensi pegawai
negeri sipil;
kepegawaian;
Kepala;
Wakil Kepala;
Sekretariat Utama;
11
Pusat Pengembangan Aparatur Sipil Negara;
Inspektorat.
Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan
Biro Perencanaan;
Biro Keuangan;
Biro Kepegawaian;
Biro Umum;
12
Kantor Regional III BKN Bandung
13
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Profesionalitas
Pengertian Profesi
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
Menurut Kusnandar (2007: 211), profesi adalah suatu kumpulan atau set
pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari
yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut
pada dasarnya adalah serangkaian aktivitas atau pekerjaan yang dijalani oleh
seseorang sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana
14
untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain yang harus diiringi dengan
Pengertian Profesional
Menurut Kusnandar (2007: 213), professional adalah sifat dari suatu profesi,
artinya suatu kumpulan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan atau standar
pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang
yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan
integritas profesi. Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu
bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki
keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya
tersebut.
kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu dan berkaitan dengan kepandaian khusus
kualitas profesi.
dinyatakan bahwa profesional adalah sebutan bagi sesorang yang melaksanakan suatu
pekerjaan dengan baik sesuai dengan profesinya masing-masing yang didasarkan pada
15
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku untuk melaksanakan pekerjaan secara
optimal.
Pengertian Profesionalitas
tujuan, dan kualitas keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian
seseorang.
mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi
ukur dalam menilai efektivitas dan efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam
langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki.
Proses yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam
bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur operasional standar adalah proses
standar langkah- langkah sejumlah instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas,
16
Profesionalitas kerja pegawai digunakan dalam kebijakan pemerintah
perlu memiliki dan menerapkan prosedur kerja yang standar. Prosedur kerja merupakan
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja
yang bersangkutan.
oleh perkembangan paradigma tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Paradigma ini membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah dengan
pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi, artinya ada sejumlah kriteria standar yang
kinerja ini sekaligus dapat menilai kinerja instansi pemerintah secara internal dan
eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural inilah yang disebut dengan prosedur.
Profesionalitas kerja tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal, karena
prosedur selain digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan
dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk menilai kinerja organisasi
instansi pemerintah. Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi
pemerintah memiliki prosedur, karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja
17
pelayanan publik instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai
Profesionalitas kerja adalah suatu sistem kerja dan aliran kerja yang
yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan
kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan
Profesionalitas kerja sebagai suatu sistem yang memuat tentang proses dan
prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang
memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali
dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai suatu instrumen
sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang
dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Sistem manajemen kualitas
18
berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini mencakup beberapa tingkat
profesionalitas adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
umumnya tidak semua pekerjaan adalah profesi, karena profesi memiliki karakteristik
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang
profesional.
pokok, yaitu keahlian dan bayaran. Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang saling
pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan
Menurut Mulyasa (2006: 40), beberapa faktor yang mempengaruhi profesionalitas kerja
a. Keterampilan
19
Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis: Professional
dalam praktik
c. Pelatihan institusional
d. Otonomi kerja
e. Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Kode etik profesi
adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
20
Penjelasan beberapa unsur yang mempengaruhi profesionalitas kerja adalah
sebagai berikut:
a. Keterampilan
pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan
tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dari lingkungan tersebut, dan
mudah, cepat, intuitif dan jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
ditetapkan sebelumnya.
jenjang pendidikan tinggi. Melalui pendidikan yang sesuai maka dapat ditentukan
21
bahwa suatu jabatan dipegang oleh orang yang berpendidikan akademik atau
tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam hal menyesuaikan diri, baik
dengan bidang pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dan
c. Pelatihan institusional
pekerjaan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan organisasi.
pekerjaan baru, baik dari segi peralatan maupun metode. Selain itu untuk
keterampilan serta pengetahuan dari para pegawai. Didalam suatu instansi yang
bertujuan untuk mencapai keuntungan, tujuan ini dapat dicapai dengan baik
22
apabila tenaga kerjanya dapat melaksanakan tugasnya dengan tepat dan
berkesinambungan.
d. Otonomi kerja
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar. Maknanya adalah dengan
adanya otonomi kerja maka pegawai diberikan kepercayaan yang penuh untuk
sebelumnya, tanpa harus terbebani oleh intervensi atau campur tangan dari pihak
lain.
jalannya tugas dalam suatu organisasi. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan yang
dalam pencapaian tujuan tersebut sangat tergantung dari tenaga kerja yang
digunakan. Oleh sebab itu pencapaian tujuan instansi tersebut tidak terlepas dari
prestasi kerja pegawai tetapi juga tergantung dengan adanya otonomi kerja yang
e. Kode etik
Kode etik profesi sebagai suatu pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
menjadi profesi pada umumnya dan profesi luhur. Profesi yang beretika adalah
utama bukan untuk memperoleh nafkah dari pekerjaannya. Profesi pada umumnya
23
terdapat dua hal yang harus ditegakkan yaitu, menjalankan profesinya dengan
Adanya kode etik bertujuan agar suatu profesi dapat dijalankan dengan
moral. Dengan adanya kode etik kepentingan masyarakat yang akan terjamin
fokus dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Mulyasa (2006: 40), bahwa
Sedarmayanti (2006: 182), memiliki cakupan yang sangat komples, pada awalnya,
adalah kemampuan atau karakteristik dasar yang dimiliki seseorang, tetapi dapat
dasar kemampuan yang dimiliki oleh seorang professional adalah sebagai berikut:
a) Kemampuan teknik
24
Kemampuan teknik dalam prakteknya adalah bersifat keterampilan
tugasnya.
b) Kemampuan manajerial
pengawasan.
c) Kemampuan sosial
d) Kemampuan strategi
strategis.
e) Kemampuan etika
seseorang dalam bekerja berkaitan erat dengan kemampuan teknik, manajerial, sosial,
strategi dan etika, yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
25
Menurut A.S. Moenir (2002: 69), beberapa prinsip yang dikembangkan
a. Mengatur Diri. Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior,
c. Status dan imbalan. Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal ini bisa dianggap
e. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
f. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa seorang profesional memiliki beberapa
diri, layanan publik, status dan imbalan, tanggung jawab, keadilan dan otonomi.
26
Kode Etik dalam Profesionalitas Menurut Handoko (2004: 52):
Profesionalitas kerja pada umumnya disertai dengan kode etik. Kode etik
pedoman tingkah laku bagi sekelompok orang yang memiliki profesi tertentu agar
dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama dan lain-lain. Maksud pedoman
pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar
terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai adat kebiasaan yang
profesionalitas adalah agar setiap anggota profesi mampu melaksanakan hal-hal yang
27
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
merupakan rangkaian sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh seorang
norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-
hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat.
Asas Profesionalitas
purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas
berperilaku.
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperoleh dari institusi
pendidikan dan dipersyaratkan memiliki sertifikasi kompetensi dan izin praktik sesuai
28
kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Di samping itu
sebagai bagian dari anggota profesi dituntut untuk mengikuti Kode Etik Profesi,
dan melaksanakan kegiatan profesi melahirkan perlunya dibentuk etik profesi, oleh
masyarakat tertentu yang terdiri dari organisasi profesi. Kode etik seorang profesi
Kepribadian adalah suatu pencerminan diri yang berasal dari dalam hati seorang
manusia. Setiap orang dimuka bumi ini memiliki kepribadian yang berbeda-beda
“Sikap hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa
diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang
29
diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut,
Dalam buku yang ditulis oleh Zaeni Asyhadie dan Arief rahman dikatakan
bahwa:
hak dan kewajiban. Tata hukum bertitik tolak pada penghormatan dan perlindungan
manusia. Manusia ingin bebas memperjuangkan hidupnya. Asas hukum ini pada
dasarnya terdapat di seluruh dunia, walaupun bentuknya bervariasi satu sama lain.
digambarkan tentang asas itikad baik. Asas itikad baik ini bersumber pada prinsip etis
berbuat baik (beneficience) dimana menurut prinsip ini setiap orang berkewajiban
membantu dan menolong orang lain dan memajukan kepentingan sepanjang tidak
menimbulkan resiko bagi dirinya sendiri. Kebaikan berbuat baik itu tidak tanpa batas,
karena tidak boleh dilakukan sampai timbul kerugian pada diri sendiri. Proses yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi resiko dan kerugian agar dapat dipastikan
sejauh mana suatu kewajiban menolong orang lain dapat dilakukan itikad baik-baik
30
Itikad baik dapat dianalogikan dengan kelayakan (redelijkheid) dan kepatuhan
(bilijkheid). Kelayakan diartikan yang dapat dimengerti dengan intelek, akal sehat
dan budi. Sedangkan kepatuhan diartikan yang dapat dirasakan sebagai sopan, patut
dan adil. Pelaksanaan hukum dengan itikad baik (in good faith, te geoder trouw).
Seperti yang dimaksud pasal 1338 ayat (3) KUH perdata bahwa pelaksanaan
perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik, maksud dari Pasal tersebut adalah
bahwa pentaatan dari kewajiban yang timbul dalam suatu perjanjian ditentukan oleh
kalayakan.
Patut, pantas, layak, sesuai, cocok, sopan dan beradab, sebagaimana sama-
sama dikehendaki oleh masing-masing pihak yang berjanji menjadi dasar untuk
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga penghargaan terhadap pribadi
Sebuah profesi terdiri dari sekelompok terbatas dari orang-orang yang mempunyai
keahlian khusus. Sebuah profesi menunjuk pada keanggotan permanen, tegas dan
berbeda dengan keanggotaan yang lain. Dikebanyakan negara maju yang cukup maju
Dari pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa asas yang
mendukung asas profesionalitas yakni asas kejujuran, asas merupakan asas yang harus
dijunjung tinggi oleh seorang profesional seperti Dokter, atau hubungan antara Dokter
31
memenuhi standar profesi yang dipersyaratkan, memiliki kompetensi (pengetahuan
2.1.5Asas Profesionalitas Dikaitkan Dengan Asas Keadilan, Asas Manfaat Dan Asas
Etika
diperlakukan menurut tolak ukur yang objektif dan sama. Selain itu Di dalam
hukum selalu terdapat asas hukum, yang digunakan sebagai dasar dari
pembentukan hukum, salah satu asas hukum adalah asas profesionalitas, diketahui
hukum tidak mungkin hanya satu, di dalam asas profesionalitas didukung oleh
asas keadilan. Suatu keadilan memberikan kepada setiap orang berdasarkan jasa
dari situ, dan bangga akan pekerjaannya itu. Diantara profesi-profesi pada
profesi luhur.
32
Disebut profesi luhur karena pekerjaannya dijalankan dengan
profesinya terdapat tuntutan atau tantangan yang sangat berat, tetapi dilain pihak
ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam kerangka
fungsi hukum sebagai sarana dan alat memberikan manfaat bagi manusia.
tercipta sebuah keadilan yang sesunguhnya berporos pada satu hal, yakni
memberi dan membagi kebahagiaan yang mendatangkan manfaat bagi orang lain.
33
Seorang profesional bekerja berdasarkan keahlian dan keterampilan yang
purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan
pekerjaannya itu.
kepada masyarakat. Kode etik seorang profesi pada dasarnya mengandung asas
dikaitkan dengan asas manfaat dapat dipahami bagaimana suatu profesi dapat
dinikmati oleh kelompok yang lebih luas, dan pada saat yang sama ada
orang.
34
c. Asas profesional Dikaitkan Bengan Asas Etika
Prinsip etika pada umumnya berlaku juga bagi kaum profesional, prinsip-
prinsip etika dirumuskan oleh kelompok profesi itu sendiri, khususnya dalam
Stooner yang dikutip oleh Sulistyorini dalam buku manajemen pendidikan islam,
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya- sumber
daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.1
35
Sedangkan Menurut Melayu S. P. Hasilbuan yang dikutip oleh Saefullah dalam buku
manajemen pendidikan islam, manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung sumber-sumber lain
hasil keja atau prestasi kenerja. Kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil
rencana yang telah disusun) untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Menurut
Armstrong dan Baron, yang dikutip oleh Wibowo dalam buku manajemen kinerja,
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
bahwa manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola. Dasar untuk
(kesepakatan) dan kerjasama, sifatnya berkelanjutan, terjadi komunikasi dua arah, dan
Menurut para ahli yang dikutip oleh Uhar Suharsaputra, manajemen kinerja
menurut Bacal adalah komunikasi yang berlangsung terus menerus, yang dilaksanakan
36
komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan
pendekatan strategis secara terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas maka manajemen kinerja merupakan suatu proses
yang dapat mendorong pada pengembangan dan peningkatan kinerja ke arah yang lebih
pegawai, tujuan mengalir dari atas kebawah, sedangkan tanggung jawab bergerak dari
bawah ke atas. Diawali dengan membangun visi, dan misi organisasi yang ditetapkan
oleh pimpinan tingkat atas. Visi dan misi tersebut kemudian diturunkan kepada tujuan
jangka panjang organisasi, selanjutnya tujuan jangka panjang tersebut ditindak lanjuti
dengan tujuan tahunan. Tujuan tahunan ditindak lanjuti oleh tujuan divisi, bagian, seksi,
dan pada akhirnya oleh seluruh pegawai secara berjenjang mulai dari pimpinan atas
hingga pegawai.
organisasi, tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan organisasi
organisasi antara lain: menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu,
37
memperbaiki kinerja, meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki
terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan dan
finansial bagi staf, mengusahakan dasar untuk membantu pegawai yang kinerjanya
proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau
kembali kinerja dan tingkat kompetensi. Sedangkan manfaat manajemen kinerja bagi
individu antara lain: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk
38
BAB 3
PEMBAHASAN
BIODATA NARASUMBER
melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi
profesi hanya merujuk pada sekelompok prinsip-prinsip etika yang dirumuskan oleh
dalam berperilaku.
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperoleh dari institusi
pendidikan dan dipersyaratkan memiliki sertifikasi kompetensi dan izin praktik sesuai
39
kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Di samping itu
sebagai bagian dari anggota profesi dituntut untuk mengikuti Kode Etik Profesi,
dan melaksanakan kegiatan profesi melahirkan perlunya dibentuk etik profesi, oleh
masyarakat tertentu yang terdiri dari organisasi profesi. Kode etik seorang profesi
Kepribadian adalah suatu pencerminan diri yang berasal dari dalam hati seorang
manusia. Setiap orang dimuka bumi ini memiliki kepribadian yang berbeda-beda
sudah sangat jelas bahwa asas profesionalitas sangat berpengaruh terhadap kinerja
pegawai. Hal ini dikarenakan ketika profesionalitas sudah dikedepankan oleh seorang
pegawai, maka kinerjanya pun akan meningkat, karena kesadaran akan uraian tugas
masing-masing jabatan.
40
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut Kusnandar (2007: 213), professional adalah sifat dari suatu profesi,
artinya suatu kumpulan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan atau standar
pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang
yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan
integritas profesi. Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu
bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki
keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya
tersebut.Manajemen kinerja terdiri dari dua kata, yaitu “manajemen dan kinerja”.
Menurut Stooner yang dikutip oleh Sulistyorini dalam buku manajemen pendidikan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah
dalam buku manajemen pendidikan islam, manajemen merupakan ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung
hasil keja atau prestasi kenerja. Kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil
41
kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung (implementasi dari
rencana yang telah disusun) untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Menurut
Armstrong dan Baron, yang dikutip oleh Wibowo dalam buku manajemen kinerja,
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
Pada wawancara yang telah dilakukan di Kantor BKN Regional III Kota Bandung,
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis akan
mengajukan saran-saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
dan sebagainya sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal, digunakan
sumber daya manusia dan dapat digeneralisasikan pada cakupan yang lebih luas
42
4.2.2 Bagi Kegunaan Praktis
a. Berdasarkan penelitian secara empriris diketahui bahwa pendelegasian
tujuan dan rencana yang sudah disiapkan sebelumnya. Oleh karena itu seluruh
Lembaga.
43
berdampak pada tercapainya tujuan yang diharapkan organisasi sehingga
44
LAMPIRAN
45
DAFTAR PUSTAKA
Manning, George & Kent Curtis. 2009. The Art of Leadership. Singapore : McGraw Hill.
46