Menurut Sutrisno Hadi (2015) ada dua cara umum yang ditempuh untuk mendapatkan
pemecahan atas suatu masalah, yaitu dengan cara berfikir analisis dan sintesis. Cara berfikir
analitis dan sintesis yang akan menghasilkan kesimpulan membutuhkan dasar atau cara melalui
riset ilmiah.
Metode riset pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Pembahasan dalam hal ini dikhususkan pada metode kuantitatif
pada penelitian murni (pure research) (Arikunto, 2016).
c. Menyusun hipotesis
Berikut adalah langkah-langkah penelitian eksperimen yang langsung dijelaskna melalui contoh :
a. Merumuskan permasalahan
Satu bidang yang diambil dalam contoh penelitian eksperimen ini adalah bidang
peternakan
“manakah diantara dua macam diet (cara memberi makan) pada ayam yang lebih cepat
menambah berat badan ayam?”
b. Menentukan tujuan
“peternak unggas akan memastikan cara diet A ataukah B yang lebih cepat
menambahkan berat badan ternak ayam”
c. Mengajukan hipotesis
d. Menentukan waktu
e. Menentukan sampling
Memilih secara random 60 ekor ayam dari sekian banyak ayam dalam peternakan.
Menempatkan 30 ekor di kandang A dan 30 ekor di kandang B
Tiap-tiap ekor ayam ditimbang, kemudian dicari berat badan rata-rata (mean-
weight) dari ayam-ayam dalam masing-masing kandang. Kita sebut saja MAS dan MBS
untuk menandai mean berat ayam dari kandang A dan kandang B. huruf S menunjukkan
hasil pengukuran sebelum eksperimen dimulai
Dengan uang logam diundi kelompok mana yang akan diberi makan deangan diet
A dan kandang mana dengan diet B. Misalnya kandang A dengan diet A dari kandang B
dengan diet B
Selama 10 minggu ayam-ayam dalam kandang A diberi makan dengan kandang B diberi
makan dengan diet B
b. Perlu diterapkan lebih dulu faktor-faktor, variable, atau kondisi apa yang perlu dikontrol
(dikendalikan). Misal dalam contoh pemberian diet yang berbeda pada ayam diatas yang perlu
dikendalikan adalah keturunan ayam, jenis kelamin, perbedaan timbangan permulaan,
penempatan kandang, cara-cara memberikan makanan, dan faktor lainnya
3. Pola-pola eksperimen
Pola-pola eksperimen disebut juga eksperimental design. Menurut Sutrisno Hadi (2015)
ada 6 pola eksperimen, yaitu
Pola eksperimen yang menentukan anggota sampel dari suatu populasi ke dalam kelompok
eksperimen dan kelompok control secara random/acak
Pola eksperimen yang mengelompokkan anggota sampel dari suatu populasi ke dalam
kelompok eksperimen dan kelompok control dengan cara memperhitungkan hasil dari
eksperimen secara berulang-ulang
e. Factorial designs
Suatu pola yang menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk sekaligus mengamati
dari dua jenis variable eksperimen atau lebih
f. Grup-within-treatments designs