Anda di halaman 1dari 4

METODE KUANTITATIF MURNI

Orang yang mempunyai banyak pengalaman umumnya dapat memecahkan masalah


dengan lebih mudah daripada orang yang memiliki sedikit pengalaman. Kesulitan-kesulitan
dalam menghadapi masalah pada dasranya bersumber dari dua sebab yaitu orang kurang atau
tidak tahu cara memecahkan suatu masalah (kekurangan metode) dan orang kekurangan fakta-
fakta yang berhubungan dengan suatu masalah (kekurangan materi).

Menurut Sutrisno Hadi (2015) ada dua cara umum yang ditempuh untuk mendapatkan
pemecahan atas suatu masalah, yaitu dengan cara berfikir analisis dan sintesis. Cara berfikir
analitis dan sintesis yang akan menghasilkan kesimpulan membutuhkan dasar atau cara melalui
riset ilmiah.

Riset di dalam ilmju-ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk


menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penggolongan riset
berdasarkan pemakaiannya dibedakan menjadi riset murni (pure research) dan riset terpakai
(applied research). Riset ditempuh dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang disebut
metode riset.

Metode riset pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Pembahasan dalam hal ini dikhususkan pada metode kuantitatif
pada penelitian murni (pure research) (Arikunto, 2016).

1. Definisi Metode Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang dituntut menggunakan


angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
(penyajian) dari hasilnya (Sugiyono, 2009). Sedangkan metode penelitian kuantitatif
biasanya diaplikasikan pada penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2009), penelitian
eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu pada kondisi yang dikendalikan. Pada umumnya langkah-langkah
dalam suatu riset dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Menyiapkan objek atau pokok permasalahan

b. Membatasi objek atau pokok permasalahan

c. Menyusun hipotesis

d. Mengumpulkan data dan informasi

e. Mengolah data dan menarik kesimpulan

f. Merumuskan dan melaporkan hasilnya


g. Mengemukakan implikasi-implikasi penelitian

Langkah-langkah metode penelitian kuantitatif murni (eksperimen)

Berikut adalah langkah-langkah penelitian eksperimen yang langsung dijelaskna melalui contoh :

a. Merumuskan permasalahan

Satu bidang yang diambil dalam contoh penelitian eksperimen ini adalah bidang
peternakan

“manakah diantara dua macam diet (cara memberi makan) pada ayam yang lebih cepat
menambah berat badan ayam?”

b. Menentukan tujuan

“peternak unggas akan memastikan cara diet A ataukah B yang lebih cepat
menambahkan berat badan ternak ayam”

c. Mengajukan hipotesis

“diet A sama baiknya dengan diet B untuk menambah atau mempercepat


tambahan berat badan ayam”

d. Menentukan waktu

“jangka waktu eksperimen ditetapkan sepuluh minggu”

e. Menentukan sampling

Memilih secara random 60 ekor ayam dari sekian banyak ayam dalam peternakan.
Menempatkan 30 ekor di kandang A dan 30 ekor di kandang B

f. Melakukan pengukuran sebelum eksperimen

Tiap-tiap ekor ayam ditimbang, kemudian dicari berat badan rata-rata (mean-
weight) dari ayam-ayam dalam masing-masing kandang. Kita sebut saja MAS dan MBS
untuk menandai mean berat ayam dari kandang A dan kandang B. huruf S menunjukkan
hasil pengukuran sebelum eksperimen dimulai

g. Memberikan tindakan /treatment

Dengan uang logam diundi kelompok mana yang akan diberi makan deangan diet
A dan kandang mana dengan diet B. Misalnya kandang A dengan diet A dari kandang B
dengan diet B
Selama 10 minggu ayam-ayam dalam kandang A diberi makan dengan kandang B diberi
makan dengan diet B

h. Melakukan pengukuran setelah eksperimen

Setelah waktu eksperimen selesai diadakan penimbangan kembali tiap-tiap ayam


dan dihitung berat badan rata-rata untuk masing-masing kandang. Kita sebut saja M AA
untuk rata-rata berat badan ayam dari kangang A dan MBA untuk rata-rata berat badan
ayam dari kandang B. Huruf A yang kedua digunakan untuk menandai mean pada akhir
eksperimen.

Dengan pengukuan sebelum dan sesudah eksperimen itu dapat dilakukan


kenaikan rata-rata yang dicapai oleh tiap-tiap kelompok. Kenaikan rata-rata itu dapat
dilihat dari mean pada akhir eksperimen dikurangi dengan mean pada awal eksperimen.
Untuk kenaikan rata-rata dalam kelompok A diberikan nama M A, dan untuk kelompok B
disebut MB. Jadi MA diperoleh dari (MAA - MAS) sedangkan MB = (MBA - MBS). Jika
pengaruh treatment A dan B tidak ada bedanya, maka kenaikan rata-rata dalam kelompok
A tidak ada berbeda dengan kenaikan rata-rata kelompok B atau bisa dikatakan MA =
MB, sehingga tidak ada perbedaan treatment tersebut.

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode kuantitatif (eksperimen)

a. Perlunya kelompok pembanding atau disebut control group

b. Perlu diterapkan lebih dulu faktor-faktor, variable, atau kondisi apa yang perlu dikontrol
(dikendalikan). Misal dalam contoh pemberian diet yang berbeda pada ayam diatas yang perlu
dikendalikan adalah keturunan ayam, jenis kelamin, perbedaan timbangan permulaan,
penempatan kandang, cara-cara memberikan makanan, dan faktor lainnya

c. Kesalahan-kesalahan dalam suatu penelitian

3. Pola-pola eksperimen

Pola-pola eksperimen disebut juga eksperimental design. Menurut Sutrisno Hadi (2015)
ada 6 pola eksperimen, yaitu

a. Simple randomized design

Pola eksperimen yang menentukan anggota sampel dari suatu populasi ke dalam kelompok
eksperimen dan kelompok control secara random/acak

b. Treatments by levels designs


Pola eksperimen yang mengelompokkan anggota sampel dari suatu populasi ke dalam
kelompok eksperimen dan kelompok control dengan cara memperhitungkan dulu
keadaan masing-masing tingkatan

c. Treatments by subjects designs

Pola eksperimen yang menjadikan subjek penelitian sebagai kelompok penelitian


eksperimen dan kelompok control dengan cara memperhitungkan hasil dari maisng-
masing kelompok kemudian dibandingkan

d. Random replicans designs

Pola eksperimen yang mengelompokkan anggota sampel dari suatu populasi ke dalam
kelompok eksperimen dan kelompok control dengan cara memperhitungkan hasil dari
eksperimen secara berulang-ulang

e. Factorial designs

Suatu pola yang menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk sekaligus mengamati
dari dua jenis variable eksperimen atau lebih

f. Grup-within-treatments designs

Pola Grup-within-treatments pada umunya disediakan untuk suatu eksperimen yang


ingin mendapatkan generalisasi tentang populasi yang berdiri, terdiri atas sejumlah besar
subpopulasi, sedangakan untuk mencapai tujuan itu tidak mungkin mengadakan
pengulangan/replica pada tiap-tiap sub populasi.

Anda mungkin juga menyukai