Anda di halaman 1dari 15

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keanekaragaman

hayati kedua didunia setelah Brazil, sehingga Indonesia dianggap sebagai

sumber bahan kimia alami yang sangat potensial untuk dikembangkan

menjadi bahan baku obat dan bahan baku industri kimia.

Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik

pemisahan tertentu. Salah satu contoh kromatografi adalah kromatografi

lapis tipis preparative untuk mengidentifiksi noda akan tetapi juga untuk

mengisolasi ekstrak.

Kromatografi lapis tipis preparatif merupakan metode isolasi yang

sudah lama popular karena digunakan secara universal oleh mahasiswa

dan peneliti khususnya bahan alam. KLT Preparatif dapat digunakan

untuk memisahkan bahan-bahan dalam jumlah banyak. Seperti halnya

KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase

gerak. Dimana fase diamnya adalah sebuah plat dengan ukuran 20x20 cm

dan 20x40 cm dengan ketebalan 0,5- 2 mm.

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang

terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta

kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti

kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang

berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan.

Pada percobaan kali ini dilakukan identifikasi golongan komponen

kimia terhadap sampel daun Alakang dengan menggunakan metode

kromatografi lapis tipis preparatif.

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk

mengetahui dan memahami cara penggunaan serta prinsip kerja

kromatografi lapis tipis preparatif menggunakan fraksi daun Alakang.

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk

memisahkan senyawa kimia dalam fraksi daun Alakang menggunakan

kromatografi Lapis Tipis Preparatif.

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom :
Divisio :
Class :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
2. Nama Lain
3. Deskripsi Lain
4. Kandungan Kimia
5. Manfaat Tanaman

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
B. Kromatografi Lapis tipis Preparatif

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu

kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat - zat yang sangat

mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang

disebut kromatogram (Khopkar, 2008).

Fraksinasi yaitu suatu senyawa hanya ada dalam satu fase, hal ini

dapat dicapai dengan ekstraksi fase awal berturut-turut dengan fase yang

berlawanan. Lebih baik menggunakan elusi berurytan dengan volume

relatif kecil dibandingkan dengan satu kali elusi keseluruh volume (Tobo,

2001).

Kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam, tergantung

pada pengelompokannya. Berdasarkan pada mekanisme pemisahannya,

kromatografi dibedakan menjadi (Rohman, 2009) :

a. Kromatografi adsorbsi

b. Kromatografi partisi

c. Kromatografi pasangan ion

d. Kromatografi penukar ion

e. Kromatografi ekslusi ukuran

f. Kromatografi afinitas

Berdasarkan alat yang digunakan, kromatografi dapat dibagi atas:

a. Kromatografi kertas

b. Kromatografi lapis tipis

c. Kromatografi cair kinerja tinggi

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
d. Kromatografi gas

Proses isolasi kromatografi lapis tipis preparatif terjadi

berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari

komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran

eluen, oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak

sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda

sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan (Nasution, 2010).

Adsorben yang paling banyak digunakan dalam kromatografi lapis

tipis adalah silika gel dan aluminium oksida. Silika gel umumnya

mengandung zat tambahan Kalsium sulfat untuk mempertinggi daya

lekatnya. Zat ini digunakan sebagai adsorben universal untuk kromatografi

senyawa netral, asam dan basa. Aluminum iksida mempunyai

kemampuan koordinasi dan oleh karena itu sesuai untuk pemisahan

senyawa yang mengandung gugus fungsi yang berbeda. Alu,inium okida

mengandung ion alkali dan dengan demikianbereaksi sebagai basa dalam

suspensi air. Disamping kedua adsorben yang sangat aktif ini dalam hal

tertentu dapat digunakan “kieselgur” yang kurang aktif sebagai lapis sorpsi

(Munson, 2010).

Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca

yang dapat menampung beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat

ditingkatkan dengan cara pengembangan berulang. Harus diperhatikan

bahwa semakin lama senyawa berkontak dengan penyerap maka semakin

besar kemungkinan penguraian (Nasution, 2010).

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
Meski banyak terdapat metode seperti yang telah disebutkan di

atas, terdapat metode lain yang pembiayaannya paling murah dan

memakai peralatan paling dasar yaitu Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

(KLTP). adsorben yang paling banyak digunakan yaitu silika gel yang

dipakai untuk pemisahan campuran lipofil maupun senyawa hidrofil.

ketebalan adsorben yang paling sering digunakan ialah 0,5 – 2 mm.

pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi

jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Ukuran partikel dan

porinya kurang lebih sama dengan ukuran tingkat mutu KLT

(Hostettmann, 2006).

Pada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan

dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar

dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis cuplikan sehingga

campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan

cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap yang

mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan

dielusi dari penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk

memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk

telaah pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti

bahan alam yang lazimnya berjumlah kecil dan campurannya rumit dan

untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi kromatografi

lapis tipis kuantitatif (Nasution, 2010).

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang

pengaduk, chamber kecil, chamber KLTP, gelas kimia, gelas ukur, lampu

UV, lempeng KLT ukuran 7 x 1 cm, lempeng KLTP 20 x 20 cm, mistar,

pensil, pipa kapiler, pipet volume, sendok tanduk besi, dan vial.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, DPPH,

eluen n-heksan : etil asetat, fraksi aktif n-heksan KKK & KCV, label,

lempeng KLTP, dan tissue.

C. Prosedur Kerja (Najib, 2019)

1. Skrining Eluen

Dipilih fraksi dari metode KKK dan KCV, setelah itu ditotolkan

pada lempeng KLT ukuran 7 x 1 cm. Selanjutnya dielusi dengan eluen,

misalnya eluen perbandingan N-heksan: etil asetat (6:4) untuk KKK dan

N-heksan: etil asetat (7:3) untuk KCV dalam 5 mL. Kemudian diamati

pada lampu UV 254 dan UV 366 nm.

2. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Disiapkan alat dan bahan, diambil lempeng silica kaca dengan

ukuran 20 x 20 cm (10 cm untuk KKK dan 10 cm untuk KCV dibagi menjadi

2 bagian menggunakan pensil 2B untuk KCV dipinggirannya masing-

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
masing 1 cm). Ditotolkan eluen n-heksan : etil asetat (6:4) untuk KKK,

dan eluen n-heksan : etil asetat (7:3) untuk KCV. Lalu dimasukkan

kedalam chamber KLTP yang berisi n-heksan:etil asetat (7:3) dalam

100 mL. Diamati dibawah UV 254 dan UV 366. Kemudian lempeng

ditutup sebagian menggunakan aluminium foil. Lempeng disemprot

dengan DPPH dan di amati di bawah lampu UV lagi. Kemudian

dideteksi fraksi yang aktif dan diberi tanda. Kemudian dikeruk fraksi

yang aktif lalu dimasukkan ke dalam vial yang berisi eluen kloroform :

etanol (1:1) dalam 5 mL . Selanjutnya disentrifuge dengan kecepatan

3000 rpm selama 15 menit, dipisahkan supernatant dan endapan,

supernatant diambil.

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 .Hasil uji KLTP

Eluen
Fraksi Jumlah pita
n-heksan:etil asetat
6:4 KKK 2

7:3 KCV 1

Fitokimia terdiri dari dua kata yaitu fito berarti tumbuhan dan kimia

berarti kimia,jadi fitokimi adalah ilmu yang mempelajari tentang kandungan

kimia dari suatu tumbuhan. Metabolit adalah hasil dari metabolisme

dimana metabolit terbagi 2 yaitu metabolit primer dan sekunder. Primer

yaitu sudah pasti ada dalam suatu tumbuhan sedangkan sekunder relatif

pada tumbuhan.

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang

terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta

kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti

kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen

kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang

berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan.

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk

memisahkan senyawa kimia dalam fraksi daun Alakang menggunakan

kromatografi Lapis Tipis Preparatif.

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
keuntungan dan kerugian dari Kromatografi lapis tipis preparatif

yaitu jumlah sampel yang digunakan sedikit, sampel dalam jumlah besar

dipisahkan berdasarkan fraksinya, proses pemisahan yang paling murah

dan menggunakan peralatan yang sederhana. Kerugaiannya adalah fase

geraknya harus memiliki kemurnian yang tinggi, membutuhkan waktu yang

lama disebabkan karena lempeng yang lebih tebal dari pada biasanya

menyebabkan proses elusi berjalan lebih lama dan kemungkinan senyawa

yang diambil pada plat adalah senyawa beracun.

Berdasarkan pada tabel diatas terdapat 2 buah fraksi yang

digunakan, dimana fraksi pertama adalah fraksi dari KKK yaitu dengan

fraksi perbandingan 6 : 4 dan KCV dengan perbandingan 7 : 3. Jumlah

pita yang diperoleh dari KKK adalah 2 buah pita, sedangkan KCV terdapat

1 buah pita.

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat 2 buah fraksi yang digunakan, dimana fraksi pertama

adalah frkasi dari KKK dengan perbandingan 6 : 4 dan fraksi dari KCV

dengan perbandingan 7 : 3. Jumlah pita yang diperoleh dari fraksi KKK

adalah 2 buah pita, sedangkan KCV terdapat 1 buah pita.

B. Saran

Sebaiknya alat praktikum yang telah rusak diperbaiki atau

diganti agar tidak menghambat dalam proses praktikum.

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
DAFTAR PUSTAKA

Najib. 2019. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I. Universitas


Muslim Indonesia : Makassar.

Hostettmenn, K., dkk. 2006. Cara Kromatografi Preparatif.ITB:Bandung.

Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Munson, James,W., 2010. Analisis Farmasi. Airlangga University Press:


Surabaya

Nasution, A. Rosa. 2010. Isolasi Senyawa Triterpenoid atau Streoid


Universitas Sumatra Utara: Sumatra Utara.

Rohman, Abdul. 2009. “Kromatografi untuk Analisis Obat”. Graha Ilmu :


Jakarta.

Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I. Universitas


Hasanuddin : Makassar.

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema kerja

KLTP

- dipilih fraksi aktif dari KKK atau KCV

- ditotolkan pada lempeng KLTP

- dielusi di dalam chamber KLTP

dengan eluen n-heksan:etil asetat

7:3

- ditutup aluminiumm foil

- disemprot dengan DPPH bagian

yang tidak tertutupi aluminiumm foil

- diamati noda dibawah sinar UV 254

nm dan 366 nm

- dikeruk pita atau noda yang aktif

antioksidan

Hasil

- dimasukkan ke dalam tabung

sentrifuge

- disentrifugasi selama 15 menit

kecepatan 3000 rpm

- ditampung dalam vial

Senyawa aktif antioksidan

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
Lampiran 2. Gambar

1. Fraksi Eluen KKK

n-heksan: etil asetat (6:4)

Fraksi Eluen KCV

n-heksan: etil asetat (7:3)

2. KLTP

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
Perhitungan Eluen KLTP

Eluen n-heksan : etil asetat (7:3) dalam 100 mL

7
-Untuk n-heksan : x 100 mL = 70 mL
10

3
-Untuk etil asetat : x 100 mL = 30 mL
10

ERNI AYU LESTARI MUHAMMAD YUNUS SAREDDA, S.Farm


15020160249

Anda mungkin juga menyukai