Anda di halaman 1dari 12

Early Clinical Exposure

ILMU PENYAKIT MULUT


Tema: Lesi Non Ulserasi

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5 GRUP A
Ignasia Renata – 160110160041
Valensia Suwarland – 160110160042
Intan Nur Atsila – 160110160043
Anggita Regiana F – 160110160044
Endah Ayu Lestari – 160110160045
Amira Khoirunnisa A – 160110160046
Risni Gustriana – 160110160047
Kintan Nur Pratiwi G – 160110160048
Nabiilah Tiyas Budiyati – 160110160049

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
SKENARIO KASUS

Kasus 1:

Seorang anak usia 10 tahun (Nn. Gita) datang bersama ibunya, dengan

keluhan lidah perih, sensitif dan agak gatal, sejak 3 hari yang lalu dan terus

menerus berlangsung selama 3 hari terakhir ini. Awal mula kejadian adalah mula

mula makan nanas 3 hari yang lalu, kemudian muncul rasa tidak nyaman pada

lidah, gatal dan mengganggu. Sejak 1 hari yang lalu muncul gambaran

kemerahan berbentuk seperti pulau – pulau yang gatal dan sensitive pada

lidah. Pasien mengatakan belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.

Saat makan pasien merasa terganggu,dan tidak ada hal-hal yang

memperingan keluhan, serta tidak ada perawatan yang telah diterima. Pasien

sebelumnya pernah ke dokter gigi 3 tahun sebelumnya untuk cabut gigi sulung,

maupun mengalami kelainan/gangguan medis berat, kecuali alergi udara dingin

(rhinitis) dan udang (dermatitis). Diketahui riwayat penyakit yang sama pada ibu

yaitu alergi yang sama. Tidak ada kebiasaan buruk, namun pasien tidak suka makan

sayur dan buah. Harapan pasien ingin diobati lidahnya.

Gambaran klinis khas adalah daerah eritematosa non papilla (atrofi papila

filiform) yang tidak teratur (seperti pulau-pulau) yang dikelilingi tepi pucat dengan

batas jelas pada permukaan lidah dorsal dan tepi lateral lidah, tidak nyaman saat

makan.
PEMBAHASAN

A. Diagnosa Penyakit

Berdasarkan keluhan dari kasus diatas dimana pasien merasa tidak nyaman,

gatal, dan mengganggu pada lidah serta ditemukannya gambaran kemerahan

berbentuk seperti pulau-pulau yang gatal dan sensitive pada lidah, dapat didiagnosa

pasien menderita geographic tongue. Geographic tongue merupakan suatu

inflamasi dimana terjadi atrofi papilla filiformis yang meninggalkan area eritema

yang dikelilingi batas putih atau kuning dan berbentuk irregular (berbentuk seperti

peta geografi).1 biasa terjadi di daerah ujung lidah, 2/3 dorsum lidah, atau batas

lateral lidah dan umumnya terjadi pada anak-anak.1–3

Penyebab dari GT itu belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa

faktor predisposisi dari geographic tongue , yaitu:1,2

- Genetic

- Sistemik

- Fissured tongue

- Alergi

- Defisiensi nutrisi

- Stress

- Hormonal

Penyakit ini biasanya kurang disadari oleh penderita jika tidak terasa gatal

atau perih. Gambaran gejala dari GT di antaranya:1


- Terdapat eritematous yang tidak beraturan dan berbatas jelas (deskuamasi

papilla filiformis). Lidah terlihat licin dan halus.

- Dikelilingi oleh batas tipis berwarna putih kekuningan yang tampak sedikit

menonjol.

- Daerah yang mengalami inflamasi berwarna merah, terasa sakit dan perih.

Rasa sakit dapat dirasakan pada saat makan makanan pedas, panas, atau

asam dan minum minuman beralkohol atau berkarbonasi.

- Terlokalisasi.

B. Diagnosa Banding Penyakit

1. Erythematous Candidiasis

Bentuk eritematosa dari kandidiasis sebelumnya disebut sebagai kandidiasis

oral atrofi. Permukaan eritematosa mungkin tidak hanya mencerminkan atrofi

tetapi juga dapat dijelaskan dengan peningkatan vaskularisasi. Lesi memiliki

batas difus (Gambar 1). Infeksi sebagian besar ditemukan di langit-langit mulut

dan dorsum lidah pasien yang menggunakan steroid inhalasi. Faktor

predisposisi lain yang dapat menyebabkan kandidiasis eritematosa adalah


merokok dan diobati dengan antibiotik spektrum luas. Erythematous

candidiasis juga biasanya muncul pada pasien HIV (Gambar 2)

Gambar 1. Erythematous candidiasis yang disebabkan oleh inhalasi steroid

Gambar 2. Erythematous candidiasis di bagian tengah lidah pada pasien AIDS.

Hairy leukoplakia dapat terlihat pada bagian lateral kanan lidah

2. Median Rhomboid Glossitis

Glossitis rhomboid median secara klinis ditandai oleh lesi eritematosa di

pusat bagian posterior dorsum lidah (Gambar 3). Seperti namanya, lesi memiliki

konfigurasi oval. Area eritema ini dihasilkan dari atrofi filiform papila dan

permukaannya bisa berlobus. Etiologi tidak jelas, tetapi lesi sering

menunjukkan campuran mikroflora bakteri / jamur. Biopsi menghasilkan

Candida hyphea di lebih dari 85% lesi. Perokok dan pemakai gigi tiruan

memiliki peningkatan risiko glositis rhomboid serta pasien yang menggunakan

steroid inhalasi. Glossitis rhomboid median bersifat asimptomatik, dan


manajemen terbatas pada pengurangan faktor predisposisi. Lesi tidak

menyebabkan peningkatan risiko untuk transformasi ganas.

Gambar 3. Median Rhomboid Glossitis

3. Erythroplakia

Erythroplakia tampak sebagai plak yang biasanya tanpa gejala, merah

berapi, biasanya berbatas jelas. Lesi merah dapat dikaitkan dengan bintik-bintik

putih atau plak kecil. Lokasi yang sering terlibat yaitu pada dasar mulut, area

retromolar, soft palate, dan lidah.


Gambar 4. Erythroplakia

Gambar 5. Erythroplakia asimtomatik di dasar mulut


C. Mekanisme Kasus dan Analisis yang Menentukan Diagnosis

1. Mekanisme Kasus

3 Hari yang lalu makan Nanas

Muncul rasa tidak nyaman pada


lidah, gatal dan mengganggu

1 hari yang lalu muncul gambaran kemerahan


seperti pulau, gatal dan sensitive pada lidah
3 tahun
Memiliki riwayat alergi sebelumnya ke
dingin dan udang dokter gigi
Tidak suka makan buah untuk cabut
dan sayur gigi sulung
Geographic Tongue

2. Analisis Kasus

Keluhan: Terasa perih, sensitive, agak gatal

Lidah: Kemerahan berbentuk pulau-pulau

Diagnosa: Geografic tongue


D. Rencana Perawatan

Rencana Perawatan pada kasus Nn. Gita (10 tahun) yang didiagnosis menderita

geographic tongue adalah dengan pemberian obat topikal golongan kortikosteroid

yaitu Triamnicolone Acetonide 0,1 % untuk mengatasi peradangan yang disertai

keluhan rasa perih gatal dan juga gangguan alergi. Pemberian obat Triamnicolone

Acetonide 0,1 % dengan cara dioleskan pada permukaan lesi 2 – 3 kali sehari.

E. Highlight/Keyword Kasus

1. Keluhan lidah perih, sensitif dan agak gatal, sejak 3 hari yang lalu dan terus

menerus berlangsung selama 3 hari terakhir

2. Awal mula kejadian adalah mula mula makan nanas 3 hari yang lalu

3. Gambaran kemerahan berbentuk seperti pulau – pulau yang gatal dan

sensitive pada lidah.

4. Alergi udara dingin (rhinitis) dan udang (dermatitis).


F. Penulisan Resep

drg. Tamara, MM.


No. SIP: 160110160047
Jl. Jatinangor 07, Bandung
No. Telp. 08111223344
Jatinangor, 29 September 2019

R/ Triamsinolone acetonide 0,1% in oral base


disp. Tube no I (5 gram)
∫ lit oris, 2-3 dd

Pro : Nona Gita


Usia : 10 Tahun
Alamat : Jatinangor
DENTAL SMILE CLINIC
Drg. Rana Amalia, MM.
No. SIP: 160110160078
Jl. Cenda Kasih 03, Bandung
Bandung, 9 September 2019
Kepada Yth,
Dr. Puja Kusuma, Sp. PM
RSGM Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Dengan hormat,
Mohon pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut atas pasien :
Nama Pasien : Nn. Gita
Umur : 10 Tahun
Riwayat singkat penyakit : makan nanas 3 hari lalu, muncul rasa tidak nyaman pada lidah,
lidah perih, sensitif dan agak gatal, tidak ada yang memperingan keluhan,tidak ada
perawatan yang telah diterima, sejak 3 hari yang lalu dan terus menerus berlangsung selama
3 hari terakhir ini. Sejak 1 hari yang lalu muncul gambaran kemerahan berbentuk seperti
pulau-pulau yang gatal dan sensitive pada lidah. Pasien mengatakan belum pernah
mengalami hal yang sama sebelumnya. Pasien pernah ke dokter gigi 3 tahun sebelumnya
untuk cabut gigi sulung, maupun mengalami kelainan/gangguan medis berat, kecuali alergi
udara dingin (rhinitis) dan udang (dermatitis). Diketahui riwayat penyakit yang sama pada
ibu yaitu alergi yang sama. Tidak ada kebiasaan buruk, namun pasien tidak suka makan
sayur dan buah.
Hasil pemeriksaan klinis : Gambaran kemerahan seperti pulau pada lidah
Pemeriksaan penunjang (jika ada) : -
Diagnosis / DD/ : Geographic tongue
Informasi pengobatan yang telah diberikan : -
Catatan khusus tentang keadaan pasien (jika ada) : -

Demikian surat rujukan ini, terima kasih atas kerjasamanya.


Salam Sejawat,

Drg. Rana Amalia MM.


DAFTAR PUSTAKA

1. Rezaei F, Safarzadeh M, Mozafari H, Tavakoli P. Prevalence of Geographic


tongue and Related Predisposing Factors in 7-18 Year-Old Students in
Kermanshah, Iran 2014. Glob J Health Sci. 2015;7(5):91–5.
2. P. A. Pinasthika, A. Mashartini P, and R. Widy E Y, “Prevalensi dan Distribusi
Penderita Geographic Tongue pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember Angkatan 2014 – 2016 (Prevalence and Distribution of
Geographic Tongue in Faculty Of Dentistry University of Jember Class of
2014-2016),” Pustaka Kesehat., vol. 6, no. 1, p. 186, 2018.
3. S. Puspita et al., “Sebaran Geographic Tongue pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Distribution of
Geographic Tongue on Dentistry Student,” 2003.
4. Gupta S, Jawanda M. Oral Lichen Planus: An Update on Etiology,
Pathogenesis, Clinical Presentation, Diagnosis, and Management. Indian J
Dermatol. 2015;3:60.
5. Jusri M. Pseudomembranous Candidiasis in Patient Wearing Full Denture. Dent
J. 2009;42:60–4.
6. Rao R, Majumdar B. Clinical Apperance of Oral Candida Infection and
Therapeutic Strategies. Front Microbiol. 2015;6:78.
7. Yagiella J A, Dowd F J, Johnson B S, Mariotti A J, Neidle E A. Pharmacology
and Therapeutics for Dentistry. 6th ed. St Louis : Mosby Inc. 2004. p. 556.

Anda mungkin juga menyukai