DISUSUN OLEH:
MANADO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah
kami dapat menyusun Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny L.S dengan
Diabetes Mellitus Tipe II di Irina St. Paula Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon.
Laporan Asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan Praktek Profesi Keperawatan di Unika De La Salle.
Dalam menyusun Laporan Asuhan Keperawatan ini kelompok mendapat
bimbingan, pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
3. Klien L.S beserta keluarga yang telah bersedia kelompok jadikan kasus,
serta banyak memberikan informasi sehubungan dengan penyusunan
Laporan Asuhan Keperawatan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan:
1. Tujuan Umum :
Memberikan gambaran dalam memberikan asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Diabetes Mellitus
secara intensif.
2. Tujuan Khusus :
1. Mendeskripiskan pengkajian pada pasien dengan Diabetes
Mellitus.
2. Mendeskripsikan diagnose keperawatan pada pasien
dengan Diabetes Mellitus.
3. Mendeskripsikan perencanaan keperawatan. pada pasien
dengan Diabetes Mellitus
4. Mendeskripiskan implementasi keperawatan pada pasien
dengan Diabetes Mellitus.
5. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien
dengan Diabetes Mellitus.
C. Manfaat :
1. Bagi Rumah Sakiit: Sebagai masukan bagi Rumah sakit
untuk meningkatkan mutu pelayanan pada pasien,
khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan diabetes mellitus.
2. Bagi Institusi Pendidikan : Sebagai bahan pembelajaran
lanjut tentang asuhan keperawatan khususnya penyakit
Diabetes Mellitus. Demikian catatan Asuhan keperawatan
ini memberi masukan bagi institus pendidikan khususnya
Unika de la Salle teristimewa dalam menyusun syllabus
dan metode pengajaran di Fakultas Keperawatan.
3. Bagi Mahasiswa:
Menumbuhkan motivasi bagi mahasiswa keperawatan
untuk meningkarkan pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada umumnya secara
lebih khusus pada para pasien Diebetes Mellitus.
4. Bagi Masyarakat:
Untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat
khususnya pada para penderita DM dan keluarga tentang
penyakit DM sehingga mampu menghindari terjadinya
komplikasi
D. Identifikasi Masalah :
1. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pasien dengan Diabetes
Mellitus Tipe II:
a. Konsep dasar penyakit DM tipe II
b. Konsep dasar Asuhan Keperawatan penyakit DM tipe II
2. Pengkajian
3. Asuhan Keperawatan
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
DIABETES MELITUS TIPE II
III. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut:
1. Tipe I : diabetes mellitus tergantung insulin (IDOM : insulin
dependant diabetes mellitus).
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM : non
insulin dependent diabetes mellitus).
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya.
4. Diabetes mellitus gastusional (GDM)
Fisiologis Pankreas
VI. Patofisiologi
Tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sela baru dan mengganti sel
yang rusak. Tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dai
bahan makanan. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat,
lemak dan protein.
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan
20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes mellitus semua
proses terganggu karean terdapat defiseinsi insulin. Penyerapan glukosa ke
dalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini
menyebabkan sebagian glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehinga
terjadi hiperglikemia.
Penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah
menjadi glukogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi
hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang
batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah
glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air
maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria.
Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang
disebut poliria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra seluler, hal ini akan
merangsang pusat hasu sehingga pasien akan merasakan haus terus
menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan
karbohidrat, lemak dan protein menipis, karena digunakan untuk
melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar
sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.
Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukkan asetat
dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis.
Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha
mengeluarkan urine dan pernafasan, akibatnya bau urine dan nafas
penderita berbau aseton atau bau buah-buah. Keadaan asidosis ini apabila
tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetic.
DM Tipe I DM Tipe II
Defisiensi insulin
Penurunan BB
Poliagi
Kehilangan cairan
hipotonik
- Plasma vena
- Darah kapiler
VIII. Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan DM adalah mencoba menormalkan aktifitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tetapi
terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada
5 komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu:
a. Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopatik diabetic
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
7) Menarik dan mudah diberikan.
b. Latihan
c. Penyuluhan
d. Obat
1) Tablet OAD (oral antidiabetes)
2) Insulin
e. Cangkol pankreas
IX. Komplikasi
- Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka
pendek dari gukosa darah.
1. Hipoglikemic
2. Sindrom hipoglikemik non kotakik (HHNK)
- Koplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan
1. Makrovaskuler (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner vaskuler peife dan vaskuler seleberal
2. Mikrovaskuler (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(reptinopati) dan ginjal (nefropati)
kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat dan menunda
awitan baik komplikasi mikrovaskuler maupun makrovskuler.
3. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik, motorik dan outonom
serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
IV. Evaluasi
C. PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan atas : 30 Cm 3. Tinggi Badan : 161 Cm
2. Lipat Kulit Triceps : 26 Cm 4. Berat Badan : 58 Kg
D. GENOGRAM
Ket:
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Klien
IV. PNGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN
KESEHATAN
Riwayat Penyakit yang Pernah Dialami
Sakit Berat, dirawat, kecelakaan, operasi, gangguan kehamilan,/
persalinan, abortus, transfuse, reaksi alergi.
Kapan Catatan
Sejak Tahun 2000 Catatan
DM
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum Sakit
Klien tidak menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting
sehingga klien tidak memiliki kebiasaan hidup disiplin untuk
diit DM.
Klien selalu melakukan kontrol ke dokter
b. Keadaan Sejak sakit
Klien masuk Rumah sakit dengan keluhan utama nyeri ulu
hati. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dialami sejak tanggal
22 Mei disertai dengan muntah dan sakit kepala, klien segera
dibawa ke Rumah Sakit dan tiba di UGD pukul 00.30. Klien
segera mendapat pengobatan.
Klien berharap tidak mengalami muntah dan dapat makan
serta nyeri ulu hati hilang
2. Data Objektif
Obsevasi: Nyeri berat, skala 8. Ekspresi wajah meringis
Kebersihan rambut : Kotor berminyak
Kulit Kepala : Kotor
Kebersihan Kulit : Bersih, lembab, dan tidak
berbau
Higiene rongga mulut : Kotor, sedikit bau karena
muntah dan belum sikat gigi
Kebersihan Genetalia : Bersih, tidak berbau
Kebersihan Anus : Bersih
Tanda/scar Vaksinasi : BCG
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien makan 3x /hari, jenis nasi ikan sayur ( sesuai diet tapi
kadang-kadang diet tidak ditaati, apalagi saat nonton TV selalu
makan cemilan/kue)
Klien Minum Teratur Kira-kira 6-8 gelas dalam 200 cc.
b. Keadaan sejak sakit :
Klien tidak ada nafsu makan, rasa mual muntah, tiap makan
selalu dimuntahkan, klien menyatakan nyeri ulu hati.
2. Data Objektif
a. Observasi
Klien sering muntah, berisi cairan
Setiap makan muntah ( 1 Sendok makan langsung muntah )
Klien malas makan, Porsi makan tidak dihabiskan
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan Rambut : Kotor dan berminyak
Hidrasi Kulit : Lembab
Palpebrae : Odema Conjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Icterus
Hidung : Tidak ada kelainan
Rongga Mulut : Kotor, berbau Gusi:Warna Merah Muda
Gigi Geligi : Lengkap Gigi Palsu : Tidak ada
Kemampuan Mengunyah Keras : Baik
Lidah : Kotor Tonsil: Tidak ada peradangan
Kelenjar getah bening leher : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Parotis : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembengkakan
Abdomen:
- Inspeksi : Bentuk : Simetris
Bayangan Vena :+
Benjolan Vena :-
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium :
Tanggal 23-4 2012 Nilai Normal
Leukosit : 13.000 4,8 – 10,8 gr/ul
Hb : 11,2 12,0 – 16,0 gr/ul
HCT/PCV : 14,2 %
Trombosit : 406.000 150-450 gr/ul
Natrium : 134 136 -140
Kalium : 3,6 3,5 – 4,0
Chlorida : 89 97 – 114,5
Ureum : 41 10-50
Kreatinin : 0,7 0-1,1
GDS : 401 gr %
d. Terapi : Braxidin 3 X 1 Gliquidon 3 x 1
Rantin Injeksi 2 X 1 am/ iv
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan BAB 1x/Hari, Warna Kecoklatan,
konsistensi lembek, bau busuk
Klien Mengatakan BAK 4x/Hari, Warna Kuning, Frekuensi
kira-kira 250 cc, bau pesing
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan BAB 1x/Hari, Warna Kecoklatan,
konsistensi lembek, bau busuk
Klien Mengatakan BAK 4-5x/Hari, Warna Kuning,
Frekuensi kira-kira 400 cc, bau pesing
2. Data Objektif
a. Observasi
Klien menggunakan Bedpan untuk BAB/BAK, Warna
kuning the, bau ammonia
b. Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus 15 x/Menit
Palpasi supra pubica : Kandung kemih Kosong
Nyeri ketuk ginjal : Kiri negatif
Kanan negatif
Mulut uretra tidak terdapat peradangan
Anus
- Peradangan : negativ
- Fissura : negativ
- Hemoroid : negativ
- Prolapsus recti : negativ
- Fistula ani : negativ
- Masa Tumor : negativ
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
o Tanggal 23-4 2012 Nilai Normal
o Leukosit : 13.000 4,8 – 10,8
o Hb : 11,2 12,0 – 16,0
o HCT/PCV : 14,2 %
o Trombosit : 406.000 150-450
o Natrium : 134 136 -140
o Kalium : 3,6 3,5 – 4,0
o Chlorida : 89 97 – 114,5
o Ureum : 41 10-50
o Kreatinin : 0,7 0-1,1
Lain-Lain
d. Terapi
o Auskultasi :
Bunyi jantung 11 A : katub aorta di ICS 2 linea
sternalis kananBunyi jantung 11 P :katub
pulmonalis di ICS 2 linea sentralis kiri
Bunyi jantung 1 T : Katub Tricuspid di ICS
4Linea centralis kiri
Bnyi jantung 1 M : Katub netral di ICS 5 Linea
medioclvicula kiri/apex
Bunyi jantung 111 Irama
Murmur tidak terdengar
HR 82 x/Menit
Bunyi Aorta :
A Renalis
A femoralis
Lengan dan tungkai
o Atrofi otot negativ
o Rentang gerak
- Mati sendi negativ
- Kaku sendi negativ
o Uji kekuatan otot : Kiri : dapat melakukan ROM
Kanan : dapat melakukan ROM
o Refleks Fisiologik : baik
o Refleks Patologik : Babinski, Kiri : positif
Kanan : positiv
o Clubing Jari-Jari : negativ
o Varices Tungkai : negativ
Columna Vertebraris
o Inspeksi : Kelainan bentuk tidak ada
o Palpasi : Nyeri tekan negative
o N 111-1V-V1 : Dapat menggerakkan mata ke segala
arah
o N V111 Romberg Test : negativ
o N X1 : Fungsi pengecapan baik
o Kaku kuduk : negativ
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Tanggal 23-4 2012 Nilai Normal
o Leukosit : 13.000 4,8 – 10,8
o Hb : 11,2 12,0 – 16,0
o HCT/PCV : 14,2
o Trombosit : 406.000 150-450
o Natrium : 134 136 -140
o Kalium : 3,6 3,5 – 4,0
o Chlorida : 89 97 – 114,5
o Ureum : 41 10-50
o Kreatinin : 0,7 0-1,1
Lain-Lain
d. Terapi
DO: Ketoanemia
2. DS : Defisiensi insulin
Nutrisi kurang
- Klien mengatakan
Glukogen meningkat dari kebutuhan
mual muntah
- Tidak ada nafsu
makan Lipolisis meningkat
DO :
Asam lactate teroksidasi
- Keadaan umum
lemah Ketoanemia
- Klien muntah berisi
cairan dan sisa PH
makanan
- Tiap makan muntah
Iritasi mukosa lambung
- Klien malas makan
Mual Muntah
Intake tidak adekwat
DS :
Kurang
4. Klien mengatakan sering Defisiensi insulin
Pengetahuan
makan kue/camilan saat
nonton TV Glukogen meningkat
Klien tidak patuh diet
Hiperglikemi
DO :
Keadaan umum lemah Hiperosmolaritas
GDS 401 mg/dl
Koma
Kalori keluar
Rasa Lapar
Polifagi
Kurang Informasi
Kurang Pengetahuan
DS:
5. Klien mengatakan badan Defisiensi insulin
rasa lemah Resiko Infeksi
DO: Glukogen meningkat
Keadaan umum lemah
Tanda-tanda Vital Hiperglikemi
T : 150/90
N : 96 x/mt Sel Kelaparan
R : 20 x/mt
SB : 36,70 C Hilang Protein Tubuh
Kadar Leukosit : 13.000/ul
Mulut Berbau Respon Perdarahan lambat
Resiko Infeksi
DS:
6. Klien mengatakan mual Defisiensi insulin Resiko
Muntah tiap kali makan kekurangan
Glukogen meningkat volume cairan
tubuh
DO: Hiperglikemi
- Keadaan umum
lemah Glukosuria
- Tanda-tanda vital
Diuretik Osmotik
T : 150/90
N : 96 x/mt Asupan cairan tidak adekwat
R : 20 x/mt
SB : 36,70 C Volume Cairan kurang dari
kebutuhan tubuh
SKALA PRIORITAS
No Diagnosa Keperawatan Skala
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung 1
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2
3 Defisit perawatan diri berhubungan dengan 3
penurunan produksi energy metabolic, perubahan
4. kimia : insufisiensi insulin. 4
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
5. paparan sumber informasi 5
Resiko kekeurangan volume cairan tubuh
6. berhubungan dengan dieresis osmotic 6
Resiko infeksi berhubungan dengan respon
perdarahan lambat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam tinjauan teori disebutkan ada 7 diagnosa keperawatan pada klien dengan
penyakit DM, antara lain :
3. Pada kasus pasien ny.L.S dengan DM, seharusnya diadakan pemeriksaan kadar
gula darah setiap hari dan konsultasi gizi namun karena pasien ini menggunakan
pembiayaan dari jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) oleh RS tidak bisa
dilakukan.
B. SARAN