Anda di halaman 1dari 2

4.

Gagal Berpisah (Non-Disjunction)


Gagal berpisah merupakan peristiwa gagalnya satu/lebih kromosom untuk berpisah pada waktu
meiosis yang menyebabkan jumlah kromosom tidak sama. Gagal berpisah juga merupakan
peristiwa gagalnya berpisah gonosom atau autosom yang homolog sewaktu meiosis pada
anafase I atau anafase II sehingga terbentuk gamet yang memiliki kromosom kurang dan gamet
yang lain kelebihan. Peristiwa ini ditemukan oleh Calvin Bridges pada lalat buah.
Pada percobaan lalat buah (Drosophila melanogaster) yang dilakukan oleh Calvin Bridges,
yang mengalami gagal berpisah adalah kromosom X pada ovum (betina). Persilangan yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
P : XX  XY
G : XX,0 X dan Y
(Gagal berpisah)

Berdasarkan percobaannya itu, Calvin Bridges mengambil kesimpulan sebagai berikut :


a. Kromosom Y bukan merupakan kromosom yang membawa gen kejantanan, buktinya XXY =
betina, sedangkan X0 = jantan
b. Kromosom Y membawa gen kesuburan, buktinya XXY = subur (fertile), sedangkan X0 =
mandul (steril)
c. Kromosom X membawa gen kehidupan, buktinya 0Y = mati (letal)
Berdasarkan kesimpulan tersebut, untuk menentukan jenis kelamin Drosophila melanogaster
digunakan teori keseimbangan seks dengan mencari indeks kelamin. Indeks kelamin adalah
rasio antara banyaknya kromosom X dengan banyaknya seperangkat autosom atau X/A seperti
tercantum pada table berikut ini.

Kelainan-kelainan lain yang terdapat pada Drosophila melanogaster:


a. Lalat interseks, yaitu lalat yang autosomnya triploid sehingga formulanya 3 AAAXX. Kelainan
itu terjadi pada lalat jantan dan betina, serta bersifat steril;
b. Lalat ginandromorf, yaitu lalat yang setengah tubuhnya terdiri atas sel-sel jantan dan
setengahnya lagi sel-sel betina, lalat ini juga steril.
Peristiwa-pristiwa non-disjunction lainnya adalah aneuploidi, poliploidi, autopoliploidi, and
allopoloploidi. Menurut Suryo, pakar genetika, aneuploidi adalah suatu individu keturunan yang
memiliki satu kromosom yang dimiliki tetuanya. Trisomi dan monosomi merupakan beberapa
keadaan yang temasuk dalam aneuploidi. Trisomi adalah individu yang mempunyai tiga
kromosom yang setipe (2n + 1) yang seharusnya hanya diploid. Monosomi adalah individu yang
kekurangan satu kromosom bersatu dengan gametnormal (2n – 1).
Poliploidi adalah keadaan keturunan yang memiliki kelipatan jumlah kromosom tetuanya atau
tiga kali/lebih dari setiap perangkat haploid kromosom khas yang dimiliki tetuanya.
Autopoliploidi adalah perubahahn jumlah kromosom, bertambah banyak karena salah satu atau
kedua tetuanya diploid atau polploid. Contohnya, apel triploid atau kentang tetraploid. Keadaan
triploid juga dapat ditemukan pada kacang tanah, kopi dan anggur. Buah poliploid biasanya
lebih keras dan lebih besar dari tetuanya. Allopoliploidi adalah perkembangbiakan seksual
antara dua jenis tumbuhan, tetapi masih dekat kekerabatannya. Misalnya, gandum Tritichum
turgidum (n = 28) yang dikawinkan dengan gandum Tritichum tauschii (n = 14) akan
menghasilkan jenis baru, yaitu gandum Tritichum aestivum (n = 42).
Non-disjunction pada wanita mengakibatkan terbentuknya gamet dengan kromosom XX dan 0,
sedangkan apabila terjadi pada pria, gamet yang terbentuk mengandung kromosom XY dan 0.
Perkawinan gamet-gamet tersebut akan menghasilkan keturunan sebagai berikut
P : 46  46
(44 + XX) (44 + XY)
Gagal berpisah normal
G : 22XX dan 22 22X dan 22Y

Anda mungkin juga menyukai