Anda di halaman 1dari 11

1.

KELUARGA PASANGAN BARU

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga


baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini berlangsung lebih
lambat.

Adapun tugas-tugas perkembangan keluarga antara lain :


1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
Ketika dua orang diikat dalam tali perkawinan, perhatian awal mereka
adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber
dari dua orang digabungkan, peran-peran mereka berubah dan fungsi-
fungsi baru pun diterima. Belajar hidup bersama sambil memenuhi setiap
kebutuhan kepribadian yang mendasar merupakan sebuah tugas
perkembangan yang penting. Pasangan baru harus saling menyesuaikan
diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas. Keberhasilan dalam
mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan diri.
Dan tergantung pada kecocokan bersama dari kebutuhan dan minat
pasangan.
Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan tergantung pada
pengembangan cara-cara yang memuaskan untuk menangani perbedaan-
perbedaan yang ada
Cara yang sehat dalam memecahkan masalah adalah berhubungan dengan
kemampuan pasangan untuk bersikap empati , saling mendukung dan
berkomunikasi secara terbuka dan sopan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah
pasangan, karena mereka pindah dari rumah orang tua mereka ke rumah
mereka yang baru. Bersama dengan itu, mereka jadi anggota dari tiga
keluarga yaitu dari anggota keluarga dari keluarga asal masing-masing ,
disamping keluarga mereka sendiri yang baru mereka bentuk. Pasangan
tersebut menghadai tugas-tugas memisahkan diri dari keuarga asal mereka
dan mengupayakan berbagai hubungan dengan orang tua mereka, sanak
saudara dan ipar-ipar mereka karena loyaliats utama mereka harus dirubah
untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangan tersebut
hal ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap orang tau
masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya memungkinkan
dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi juga otonomi yang
melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang
mungkin dapat meusak bahtera perkawinan.
3. Keluarga berencana
Apakah ingin memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu untk hamil
merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Littlefield
(1977) menekan pentingnya pertimbangan semua rencana kehamilan
keluarga ketika seseorang bekerja di bidang perawatan maternitas. Tipe
perawatan kesehatan yang didapat keluarga sebagai sebuah unit selama
masa prenatal sangat mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi
perubahan-perubahan yang luar biasa dengan efektif setelah kelahiran
bayi.

Masalah-masalah kesehatan utama adalah penyesuaian seksual dan peran


perkawinan, penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan
konseling prenatal dan komunikasi. Konseling semakin perlu dilakukan sebelum
perkawinan. Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah
seksual dan emosional, ketakutan dan rasa bersala, kehamilan yang tidak
direncanakan dan penyakit-penyakit kelamin baik yang diderita sebelum dan
setelah perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan itu menghambat
pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dasar
yang mantap.
2. KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan
sering merupakan krisis keluarga. Kedatangan bayi dalam rumah tangga
menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap anggota keluarga dan setiap
kumpulan hubungan. Masalah-masalah yang paling umum terjadi pada keluarga
dalam tahap perkembangan ini adalah:

1. suami merasa diabaikan


2. terdapat peningkatan perselisihan dan argumen antara suami dan istri
3. interupsi dalam jadwal yang kontinyu
4. kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggung jawab orangtua yang
baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu daripada ayah. Ayah seringkali tetap
netral pada awalnya sementara wanita secara cepat menyesuaikan diri dengan
struktur keluarga yang baru. Kebiasaan dimana kebanyakan ayah secara radisional
tidak diikutsertakan dalam proses perinatal secara pasti memperlambat pria
melakukan perubahan peran yang penting ini dan oleh karena itu menghalangi
keterlibatan emosional mereka.

Tahap siklus kehidupan Tugas-tugas perkembangan keluarga


keluarga

Keluarga sedang mengasuh 1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah


anak unit yang mantap (mengintegrasikan bayi
baru ke dalam keluarga)
2. Rekonsilisasi tugas-tugas perkembangan
yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga
besar dengan menambahkan peran-peran
orangtua dan kakek dan nenek.
Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas
yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan
penanganan masalah-masalah kesehatanfisik secara dini, imunisasi, konseling
perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga, dan bidang-bidang
peningkatan kesehatan umum (gaya hidup). Masalah-masalah kesehatan lain
selama periode dari kehidupan keluarga ini adalah inaksesibilitas dan
ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja,
hubungan anak-orangtua, masalah-masalah mengasuh anak termasuk
penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran
orangtua.

Pembentukan kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan, termasuk masalah


dan perasaan pribadi, perkawinan, dan orangtua, adalah sangat penting. Pasangan
harus terus memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan psikologis dan seksual dan
juga berbagi dan berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggung jawab,
khususnya mereka yang suami maupun istri sama-sama bekerja secara penuh.

Tahap siklus kehidupan ini memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga


besar dan dengan teman-teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba
mendukung dan membantu orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul. Misalnya,
meskipun kakek-nenek dapat menjadi sumber pertolongan yang besar bagi
orangtua baru, namun kemungkinan konflik tetap ada karena perbedaan nilai-nilai
dan harapan-harapan yang ada antar generasi tersebut. Meskipun pentingnya
memiliki jaringan sosial untuk mencapai kepuasan dan perasaan positif tentang
kehidupan keluarga, keluarga muda perlu mengetahui kapan mereka butuh
bantuan, dari siapa mereka harus menerima bantuan tersebut, dan juga kapan
mereka harus menggantungkan diri pada sumber-sumber dan kekuatan mereka
sendiri.

TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK PERTAMA USIA SEKOLAH

Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai ketika
anak pertama telah berusia 6 tahun mulai masuk sekolah dasar) dan berakhir pada
usia 13 tahun ( awal dari masa remaja). Meskipun semua tahap dirasakan
beberapa keluarga sebagai keadaan yang penuh stress, sebagian lain mengatakan
hal ini merupakan tahap stress yang khusus.
Tugas perkembangan keluarganya adalah mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat; mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan; memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Masalah
kesehatan tahap ini adalah
1. Orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena anak sudah mulai
memiliki banyak teman sebaya; hati-hati dengan pengaruh lingkungan
anak. Tahun-tahun ini dipenuhi oleh kegiatan keluarga, tetapi ada juga
kekuatan-kekuatan yang secara perlahan-lahan mendorong anak tersebut
isah dari keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja. Orang tua yang
mempunyai perhatian di luar anak mereka akan lebih mudah membuat
perpisahan yang perlahan-lahan
2. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan
komunitas untuk menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah. Hal
ini cenderung mempengaruhi keluarga-keluarga kelas menengah untuk
lebih menekankan nilai-nilai tradisional pencapaian produktivitas dan
menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak keluarga
miskin merasa tersingkir dari dan konflik dengan sekolah dan/atau nilai-
nilai komunitas.
3. Kecacatan/kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui
pengamatan perawat sekolah dan guru. Para perawat sekolah dan guru
akan menemukan berbagai gangguan pada anak. Bekerja dengan keluarga
dengan peran sebagai konselor dan pendidik dalam bidang kesehatan,
selain untuk memulai rujukan yang layak untuk skrining lanjutan,
membutuhkan energy yang sangat banyak dari seorang perawat sekolah. Ia
juga bertindak sebagai narasumber bagi guru sekolah, memungkinkan bagi
guru untuk menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang
telah lazim dari siswa-siswa secara efektif.
Peran orang tua adalah mendeteksi keadaan anak (kelemahan, kecacatan,
dll) dan mengupayakan penanggulangannya, memberi penyuluhan dan konseling
kepada anak/ orang tua tentang perawatan anaknya, dan menyertakan orang tua
dalam proses perawatan anak-anaknya.

KONSEP KELUARGA
DENGAN ANAK PERTAMA USIA REMAJA

Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan
stress (Storm and Stress). Karena mereka mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menentukan nasib sendiri, jika terarah dengan baik maka ia akan menjadi
seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi jika tidak terbimbing
maka dapat menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan dengan baik.

Keluarga dengan Anak Remaja


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa. Seperti pada tahap-tahap sebelumnya. Pada tahap ini
keluarga memiliki tugas perkembangan. Keluarga dengan anak remaja :

· Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat


remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
· Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
· Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan kecurigaan dan permusuhan
· Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab (mempunyai otoritas terhadap
dirinya sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya). Seringkali muncul
konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya sementara orang tua mempunyai hak untuk mengontrol
aktivitas anak. Masalah penting hubungan keluarga adalah remaja adalah apa
yang disebut dengan kesenjangan generasi antara remaja dengan orang tua mereka
(menonjol terjadi dibidang norma-norma sosial. Dalam hal ini orang tua perlu
menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan
sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis.

Perkembangan Kognitif Remaja


Abstrak(teoritis) menghubungkan ide, pemikiran atau konsep pengertian
guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah
abstrak, aljabar
Idealistik berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun
masalah sosial kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
Logika berfikir seperti seorang ilmuwan membuat suatu perencanaan
untuk memecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara
pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis

Psikososial Remaja
Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis –psikologis
Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lain
Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis

Kehidupan seksual remaja


· seksualitas berkaitan dengan anatomi seksual (organ-organ tubuh), fungsi
hormon seksual, dan perilaku seksual dalam kehidupan sosial.
· Resiko perilaku seksual pada remaja terjadi pada remaja yang tidak
mampu mengendalikan diri, sehingga terlibat dalam kehidupan seksual
secara bebas (di luar aturan norma sosial)

Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga


· standart perilaku
· Metode disiplin
· Hubungan dengan saudara kandung
· Merasa jadi korban
· Sikap yang sangat kritis
· Besarnya kelurga
· Perilaku yang kurang matang
· Memberontak terhadap sanak keluarga

Konflik remaja dalam keluarga menurut dariyo (2004)


1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.

Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan
sampai terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)

Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada

2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi


3. Konflik dengan saudara kandung

(Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau konflik antara anak yang


satu dengan yang lain.

Masalah-masalah kesehatan :
◦ Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik, tetapi promosi
kesehatan tetap perlu diberikan.
◦ Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat ; penyakit jantung
koroner pada orang tua ( usia 35 th )
◦ pada remaja : kecelakaan, penggunaan obat-obatan, alkohol, mulai
menggunakan rokok sebagai alat pergaulan, kehamilan tidak
dikehandaki.
◦ Konseling dan pendidikan tentang sex education menjadi sangat
penting.
◦ Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan anak remaja
tenting sex education. Untuk itu tempat konseling harus terpisah
antara orang tua dengan anak
◦ Persepsi remaja tentang sex education : uji kehamilan, AIDS, alat
kontrasepsi dan aborsi.

TUGAS TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK


PERTAMA USIA DEWASA MUDA

Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan


dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orang tua, karena
mereka membiarkan anak mereka pergi, melepaskan 20 tahun peran sebagai orang
tua dan kembali pada pasangan perkawinan mereka yang asli. Tugas-tugas
perkembangan menjadi penting ketika keluarga tersebut berubah dari sebuah
rumah tangga dengan anak-anak kesebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari
sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga
menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang
dewasa kedalam kehidupan mereka sendiri.
Usia pertengahan awal yang merupakan usia rata-rata dimana para orang
tua melepaskan anak mereka yang tertua ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan
terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan
keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-
tuntutan dari kedua bidang tersebut.

Tugas-tugas perkembangan keluarga:


Tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan orang tua, dan tugas-tugas perkembangan keluarga
yang bersamaan.

Tahap siklus kehidupan keluarga Tugas-tugas perkembangan keluarga


Keluarga melepaskan anak dewasa 1. Memperluas siklus keluarga dengan
muda memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak
2. Melanjutkan untuk memperbaharui
dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3. Membantu orang tua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami atau istri

Secara singkat dapat dilihat bahwa anak-anak akan memisahkan diri, orang tua
perlu belajar lagi untuk mandiri. Dalam menyesuaikan diri kembali, perkawinan
harus terus berjalan jika kebutuhan-kebutuhan orang tua harus dipenuhi. Orang
tua harus mengatur kembali hubungan mereka untuk berhubungan satu sama lain
sebagai pasangan menikah daripada hanya sebagai orang tua . agar tahap ini
menjadi lengkap, anak-anak harus mandiri sementara menjaga ikatan dengan
orang tua.

Masalah-masalah kesehatan:
· Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa
muda dengan orang tua mereka
· Masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia)
· Munculnya kondisi kesehatan kronis atau factor-faktor yang berpengaruh
seperti tingkat kolesterol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
· Masalah-masalah menopause dikalangan wanita umum terjadi.
· Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama
dan praktek diet semakin lebih jelas.
· Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan “gaya hidup yang sehat”
menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa.

DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.


Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai