0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapaun makalah ini diperbuat untuk memenuhi
slah satu tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai Analisis Kesalahan Berbahasa pada surat kabar Waspada dengan judul “Ya Ampun Siswa
SMP Cabuli Dua Anak TK”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap
agar pembaca dapat memberikan saran dan kritikan agar dihari-hari mendatang penulis dapat lebih
baik dalam membuat makalah.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 0
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 3
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................................. 4
D. MANFAAT PENELITIAN......................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................................. 12
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................................ 12
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN .................................................................................. 12
B. SUBJEK PENELITIAN ............................................................................................................ 12
C. METODE PENELITIAN .......................................................................................................... 12
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ........................................................................................ 13
E. TEKNIK ANALISIS DATA .................................................................................................... 13
BAB IV ................................................................................................................................................. 14
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 14
BAB V .................................................................................................................................................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................. 21
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 21
B. SARAN ..................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia
lainnya. Untuk kepentingan interaksi itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang
disebut bahasa. Setiap masyarakat tentunya memiliki bahasa. Dalam komunikasi sehari-hari
alat yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik itu yang berupa bahasa tulis
maupun bahasa lisan. Bahasa juga merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk
mengekspresikan diri. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa indonesia,
sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa indonesia secara lebih
jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang indonesia tidak terampil menggunakan
bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari. Komunikasi lisan yang sangat praktis
menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan
menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut
untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung
kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah
asing ke dalam uraian kita. Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan
berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari
sistem kaidah bahasa indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan
dalam buku Ejaan yang Disempurnakan. Sedangkan analisis kesalahan berbahasa adalah
suatu cara atau langkah kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk
mengumpulkan data, mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklafikasikan
kesalahan dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan berbahasa. Berdasarkan uraian di atas
peneliti melakukan penelitian terhadap kesalahan berbahasa pada sebuah surat kabar
Waspada dengan Judul “Ya Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK” dari tataran sintaksis
dan ejaan yang disempurnakan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana analisis kesalahan berbahasa pada surat kabar waspada dengan judul “Ya
Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK” dari tataran sintaksis?
2. Bagaimana analisis kesalahan berbahasa pada surat kabar waspada dengan judul “Ya
Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK” dari tataran Ejaan yang Disempurnakan?
3
C. TUJUAN PENELITIAN
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan
penelitian ini. Dengan tujuan yang dilaksanakan lebih terarah, efektif, efesien. Tujuan adalah
rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah dilakukannya
penelitian.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui analisis kesalahan berbahasa pada surat kabar Waspada dengan judul
“Ya Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK” dari tataran sintaksis.
2. Untuk mengetahui analisis kesalahan berbahasa pada surat kabar Waspada dengan judul
“Ya Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK” dari tataran Ejaan yang Disempurnakan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini
bermanfaat untuk:
Menambah pengetahuan tentang analisis kesalahan berbahasa dari segi tataran sintaksis dan
Ejaan yang Disempurnakan. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian tinjauan pustaka ini akan dikemukakan teori yang berkaitan dengan masalah
yang dikaji secara berturut-turut, hal-hal yang dipaparkan adalah:
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata, kalimat, paragraf yang menyimpang
dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan tan tanda baca yang telah
ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa yang Disempurnakan.
Elis(dalam Tarigan 1988) menyatakan bahwa terdapat lima langkah kerja analisis bahasa,
yaitu:
5
2. Pengertian Berita
Berita adalah laporan peristiwa (fakta) atau pendapat (opini) yang aktual (terkini), menarik
dan penting. Ada juga yang mengartikan berita sebagai informasi baru yang disajikan dalam
pembacaan/penulisan yang jelas, aktual dan menarik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
berita diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Fakta adalah peristiwa yang benar-benar ada/terjadi, sedangkan opini adalah hal yang
sifatnya pernyataan, belum terjadi dan belum tentu benar. Adapun syarat berita adalah
sebagai berikut:
Merupakan fakta, berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar
nyata.
Terkini, artinya jarak penyiaran berita dengan waktu kejadian tidak terlalu jauh.
Seimbang, artinya berita harus ditulis dan disampaikan dengan seimbang, tidak memihak
kepada salah satu pihak.
Lengkap, berita haruslah memenuhi unsur-unsur berita.
Menarik, artinya berita harus mampu menarik minat pembaca atau pendengarnya.
Sistematis, artinya berita seharusnya disusun secara sistematis, urutannya jelas sehingga
pembaca tidak kebingungan dalam menangkap isi berita.
Salah satu syarat berita adalah lengkap. Untuk dapat dikatakan lengkap, berita haruslah
mampu menjawab 5W+1H berikut:
Dalam menyusun berita selain memperhatikan unsur-unsur berita tersebut, kita perlu juga
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
6
3. Sintaksis
Ramlan (1981:1) mengatakan “Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.” Suatu cara yang memang
harus dilakukan untuk mengenalkan satuan-satuan sintaksis: wacana, kalimat, klausa, frasa,
dan kata.
a. Frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang tidak melebihi batas fungsi. Frasa lazim
didefenisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa kata yang bersifat nonprediktif
(hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak berstruktur subjek-predikat atau
predikat-subjek), atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis di dalam kalimat.
b. Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai subjek, objek,
pelengkap, dan keterangan. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata
predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang
berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek,objek,dan keterangan.
Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi
sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat.
c. Kalimat
Kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan,
didefenisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.
Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata,frase dan
klausa), kalimat adalah susunan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya
berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi
final.
7
4. Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi EYD adalah bahasa
dalam bahasa indonesia yang mengatur penggunaan bahasa indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
EYD disini diartika sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1996:250) ejaan didefenisikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda baca. Ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara
mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata
atau kalimat. Kecuali itu, ejaan juga berkaitan dengan penggunaan tanda baca pada satuan-
satuan huruf. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan yang
disempurnakan mengatur:
a. Pemakaian Huruf
Huruf Abjad
Huruf Vokal
Huruf Konsonan
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
Pemenggalan Kata
8
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara : jika di tengah kata ada vokal
yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh : aula
menjadi au-la bukan a-u-l-a. Jika di tengan kata ada konsonan termasuk gabungan huruf
konsonan, pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh bapak menjadi ba-pa.
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan
diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua. Contoh ultra menjadi ul-tra.
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung,
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama
jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi,dll.
Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat
kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan
huruf, bagian kata, atau sekelompok kata.
c. Penulisan Kata
Kata dasar, kata dasar ditulis sabagai satu kesatuan.
Kata turunan (imbuhan).
Bentuk ulang, bentuk kata ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-).
Gabungan kata, gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis serangkai.
Kata ganti ku, mu, kau, dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Kata depan di,ke,dan dari, kata depan di dan ke ditulis terpisah.
Kata si dan sang, kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Partikel, partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah.
Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya saja,
menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, contohnya : NKRI, cm, lab.
9
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun
gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal (peluru kendali), tilang (bukti
pelanggaran).
Berasal dari satuan dasar sistem internasional, contoh : arus listrik dituliskan A=ampera
Menyatakan tanda decimal, contoh: 3,05 atau 3.05
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa
asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia.
Pembentukan istilah istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa
Indonesia mengikuti kaidah yang telah dintetukan, yaitu:
Penyesuaian Ejaan.
Penyesuaian akhiran.
10
Penyesuaian awalan.
i. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk
mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk
menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga
majas.
Berikut ini berturut-turut akan penulis kemukakan kesalahan dalam penerapan kaidah Ejaan
yang Disempurnakan (EYD), diantaranya meliputi:
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak terlepas dari lokasi yang menjadi tempat
untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Lokasi penelitian berada di jalan Bahrum Jamil
yang dilaksanakan pada hari minggu , 30 Desember 2018.
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber
informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Berdasarkan pernyataan
diatas penulis mengambil subjek penelitian yaitu surat kabar Waspada dengan judul “Ya
Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK”.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan alat untuk mencapai tujuan suatu penelitian. Bila seseorang
mengerjakan sesuatu hal, tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan metode untuk melaksanakannya. Berhasil atau tidaknya tujuan tersebut sangat
ditentukan oleh metode yang digunakan. Sehubungan dengan itu, metode yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian
deskriptif adalah penelitian bukan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
menggambarkan variabel, gejala atau keadaan. Menurut Whitney (1960:160) metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang atau masalah aktual.
1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
permasalahan yang bersifat aktual.
2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya,
diiringi dengan interpretasi rasional seimbang.
3. Pekerjaan pneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi
juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan
makna dan implikasi dari suatu masalah.
12
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Setelah menentukan metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data,
selanjutnya menentukan teknik pengumpulkan data. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah awal yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data. Hal ini sesuai dengan
pengertian teknik pengumpulan data menurut Sugiono (2009:308) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karna tujuan utama dalam penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan observasi atau pengamatan.
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan mahluk cerdas, terhadap suatu
proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,
untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
1. Mengumpulkan data berupa informasi dari surat kabar yang akan diteliti kesalahan
berbahasanya.
2. Melakukan pengamatan atau observasi dengan menganalisis letak kesalahan berbahasa
informasi dari surat kabar tersebut.
3. Melakukan klasifikasi atau pengelompokan kesalahan berbahasa dari segi sintaksis dan
ejaan yang disempurnakan.
4. Mengevaluasi hasil penelitian.
5. Menyimpulkan hasil penelitian.
13
BAB IV
14
12. Akhirnya terungkapnya kejadian tersebut setelah Cin mengetahui perbuatan KP
kepada temannya PT dan FAP dan langsung memberitahukan kepada ibu korban pada
kamis (17/3)
13. Setelah kedua orang tua mengetahui, sontak kedua orangtua langsung memanggil
orangtua pelaku dan anaknya tersangka KP.
14. Di rumah korban, KP mengaku ketika mereka bertiga dikumpulkan bersama PT dan
FAP. Lalu keluarga mengadu ke Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Daerah(KPAID), Jum’at(18/3)
15. Setelah selesai di kantor KPAID, kedua orangtua korban diterima. Kedua korban
pencabulan dimintai keterangan satu per satu dan membuat laporan ke Polres Taput untuk
ditindaklanjuti.
16. “Kita langsung membuat laporan ke Polres Taput untuk segera ditanggapi akibat
perbuatan cabul yang dilakukan KP. Kalau dari KPAID akan ditindak dengan vara Dipersi
Undang-undang 35 Tahun 2004,” ungkap Zam Zam Rahmatika anggota Komisioner
KPAID Taput.
17. Dari KPAID, kedua orangtua korban PT dengan MP mendatangi rumah sakit
Tarutung untuk dilakukan visum.
18. Hasilnya jelas, ada pencabulan setelah ada pemeriksaan dari rumah sakit saat
dilakukan visum.
19. Keluarga kembali ke Polres Taput untuk melaporkan pencabulan yang dilakukan KP
kepada anakmereka untuk diusut.
20. “Kami dari kepolisisan Polres Taput akan mengusut terkait pencabulan yang
dilakukan tersangka terhadap PT dan FAP dan akan memanggil orangtua tersangka
pencabulan. Karena tersangka dari korban masih di bawah umur, bagi tersangka akan
dikenakan pasal 28 Undang-undang Perlindungan Anak,”ujar Kapolres Taput AKBP
Dudus Harley Davidson melalui Kasubag Humas Aiptu W Barimbing
21. Kedua orangtua korban pencabulan saat diminta tanggapannya mengatakan, bagi
pelaku pencabulan kiranya Polres Taput mengusut atau menghukum dengan seberat-
beratnya pelaku yang begitu tega melakukan pencabulan kepada putri mereka.
Bentuk Baku
15
2. Seorang siswa SMP berinisial KP(13) WARGA Desa Jambur Nauli, Tapanuli Utara, tega
memacari dua orang anak berinisial PT (6) dan FAP yang masih duduk di Taman Kanak-
Kanak (TK).
3. Menurut pengakuan PT selaku korban, tempat tinggalnya dengan tersangka tidaklah jauh.
4. Pertama dia dipanggil oleh tersangka kemudian dikejar hingga tertangkap.
5. Celana korban dibuka dan tersangka langsung melakukan pencabulan.
6. “Setiap saya dan KP bertemu KP mencabuli saya dan setelah selesai dia menyuruh saya
pulang ke rumah. Saya tidak ingat dengan pasti sudah berapa kali dia mencabuli saya,
mungkin sudah tiga kali. Teman saya Cin melihat perbuatannya itu dan memberitahukan
pada Ibu saya,” ungkap PT saat diminta keterangan.
7. Teman PT bernama Cin mengetahui perbuatan tersangka yang mencabuli PT.
8. “Di rumahnya, KP sudah beberapa kali melakukan pencabulan, beda lagi di kebun dekat
rumahnya tetapi saya tidak mau lagi diajaknya karena saya merasakan sakit di bagian
kemaluan saya,”ungkap PT
9. Rumah saya dekat dengan KP. Saya sedang bermain dengan PT teman sekolahku di TK
setelah itu saya pergi ke rumah nenek, di perjalanan saya bertemu dengan KP. Saat KP
mengajak saya, saya menjawab tidak mau, tangan saya langsung ditarik dan tubuh saya
diseret, kemudian celana saya dibuka,” ujar FAP dengan begitu polos
10. Di rumah tersangka, FAP juga dicabuli bahkan dihadapan adik tersangka.
11. “Dia menanggalkan celana dan baju yang saya kenakan, dia membawa saya ke dapur
rumahnya dan disuruh tidur. Saat itu saya dilihat oleh kedua adik perempuannya. Di kebun
dia mencabuli saya sudah tiga kali dan sekali saat saya dicabuli di kebun, saya bersama
dengan PT . Dan di dapur rumahnya saya dicabuli lagi. Di kebun milik nenek PT dia
melakukan hal itu lagi terhadap PT yaitu orang pertama yang dia pacari,”ujar FAP
12. Terungkapnya kejadian tersebut setelah Cin mengetahui perbuatan KP kepada
temannya PT dan FAP dan Cin langsung memberitahukan perbuatan KP itu kepada Ibu
korban pada Kamis (17/3).
13. Setelah kedua orangtua korban mengetahui perbuatan itu, kedua orangtua korban pun
langsung memanggil kedua orangtua tersangka dan juga KP.
14. Di rumah korban KP mengakui perbuatannya itu saat dia, PT dan FAP diperhadapkan.
Kemudian, pihak keluarga korban melakukan pengaduan ke kantor Komisi Perlindungan
Anak Indonesia Daerah (KPAID), Jum’at (18/3)
15. Setelah kedua orangtua korban tiba di kantor KPAID (Kantor Perlindungan Anak
Indonesia Daerah), orang tua korban langsung diterima oleh pihak KPAID. Kedua korban
16
pencabulan dimintai keterangan satu per satu untuk membuat laporan ke Polres Taput
(Tapanuli Utara) supaya ditindaklanjuti.
16. “Kita langsung membuat laporan ke Polres Taput supaya perbuatan cabul yang
dilakukan oleh KP segera ditanggapi. Kalau dari KPAID sendiri perbuatan itu akan
ditindak dengan cara Dipersi Undang-Undang 35 Tahun 2014,” ungkap Zam Zam
Rahmatika anggota Komisioner KPAID Taput.
17. Dari kantor KPAID , kedua orangtua korban kemudian mendatangi Rumah Sakit
Tarutung untuk dilakukan visum terhadap PT dan FAP.
18. Setelah dilakukannya visum terhadap korban, hasilnya jelas mengungkapkan bahwa
PT dan FAP adalah korban pencabulan.
19. Keluarga kembali mendatangi Polres Taput untuk melaporkan pencabulan yang
dilakukan KP kepada anak mereka untuk segera diusut.
20. “Kami dari kepolisian Polres Taput akan mengusut kasus terkait pencabulan yang
dilakukan tersangka terhadap PT dan FAB dan kami akan memanggil orangtua tersangka
dengan segera. Karena tersangka dan korban masih di bawah umur maka, tersangka akan
kami kenakan hukuman pasal 28 Undang-Undang Perlindungan Anak,”ujar Kapolres
Taput AKBP Dudus Harley Davidson melalui Kasubag Humas Aiptu W.Barimbing
21. Kedua orangtua korban pencabulan saat diminta tanggapannya mengatakan, untuk
pelaku pencabulan semoga Polres Taput segera mengusut kasus ini dan menghukum
pelaku dengan seberat-beratnya karena begitu tega melakukan pencabulan terhadap putri
mereka.
Dirumahnya Di rumahnya
Di hadapan Dihadapan
17
Selanjutnya temannya Cin, tau kalau dia dipacari tersangka.
Bentuk Baku
Undang-undang Undang-Undang
Seorang siswa SMP berinisial KP (13), WARGA Desa Jambur Nauli,Tapanuli Utara,
tega memacari dua orang anak berinisial PT (6) dan FAP yang masih duduk di Taman
Kanak-Kanak (TK). Keduanya kemudian dicabuli hingga berulang kali.
18
Teman PT bernama Cin mengetahui perbuatan tersangka yang mencabuli PT. “Di
rumahnya, KP sudah beberapa kali melakukan pencabulan, beda lagi di kebun dekat
rumahnya tapi saya tidak mau lagi diajaknya karena saya merasakan sakit di bagian kemaluan
saya,”ungkap PT.
Sementara itu FAP (6) juga mengaku menjadi korban pencabulan tersangka. Dia juga
mengaku bahwa rumah mereka dengan tersangka tidak jauh. “ Rumah saya dekat dengan
rumah KP. Saya sedang bermain dengan PT teman sekolahku di TK setelah itu saya pergi ke
rumah nenek, di perjalanan saya bertemu dengan KP. Saat KP mengajak saya, saya
menjawab tidak mau, tangan saya ditarik dan tubuh saya diseret, kemudian celana saya
dibuka,” ujar FAP dengan begitu polos.
Setelah kedua orangtua korban mengetahui perbuatan itu, kedua orangtua korban pun
langsung memanggil kedua orangtua tersangka dan juga KP. Di rumah korban KP mengakui
perbuatannya itu saat dia, PT dan FAP diperhadapkan. Kemudian, pihak keluarga korban
melakukan pengaduan ke Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerha (KPAID),
Jum’at (18/3).
Setelah kedua orangtua korban tiba di kantor KPAID, pengaduan yang disampaikan
kedua orangtua korban langsung diterima oleh pihak KPAID. Kedua korban pencabulan
dimintai keterangan satu per satu untuk membuat laporan ke Polres Taput (Tapanuli Utara)
supaya ditindaklanjuti.
“Kita langsung membuat laporan ke Polres Taput supaya perbuatan cabul yang
dilakukan oleh KP segera ditanggapi. Klau dari KPAID (Komisi Perlindungan Anak
19
Indonesia Daerah) sendiri perbuatan itu akan ditindak dengan cara Dipersi Undang-Undang
35 Tahun 2014,”ungkap Zam Zam Rahmatika anggota Komisioner KPAID Taput.
Dari kantor KPAID, kedua orangtua korban kemudian mendatangi Rumah Sakit
Tarutung untuk melakukan visum terhadap PT dan FAP. Setelah dilakukannya visum
terhadap korban, hasilnya jelas mengungkapkan bahwa PT dan FAP adalah korban
pencabulan.
“Kami dari kepolisian Polres Taput akan mengusut kasus terkait pencabulan yang
dilakukan tersangka terhadap PT dan FAP dan kami akan memanggil orangtua tersangka
dengan segera. Karena tersangka dan korban masih di bawah umurmaka, tersangka akan
kami kenakan hukuman pasal 28 Undang-Undang Perlindungan Anak,” ujar Kapolres Taput
AKBP Dudus Harley Davidson melalui Kasubag Humas Aiptu W.Barimbing.
20
BAB V
Jenis kesalahan berbahasa dari segi tataran sintaksis pada surat kabar Waspada dengan judul
“Ya Ampun Siswa SMP Cabuli Dua Anak TK” yaitu kalimat yang di dalamnya terdapat
susunan kata dan kalimat yang kurang tepat. Jenis kesalahan berbahasa dari segi tataran Ejaan
yang Disempurnakan pada surat kabar Waspada dengan judul “Ya Ampun Siswa SMP Cabuli
Dua Anak TK” yaitu kesalahan penulisan tanda koma (,), kesalahan dalam menggunakan
spasi atau jarak pada susunan kata , kesalahan penulisan huruf besar atau huruf kapital.
B. SARAN
Saran yang disimpulkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam
memahami jenis kesalahan berbahasa dalam surat kabar dengan judul “ Ya Ampun Siswa
SMP Cabuli Dua Anak TK”.
2. Bagi siswa/mahasiswa diharapkan menjadi pedoman dalam menggali informasi
mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia.
3. Bagi guru bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi alternatif materi pengajaran,
khususnya di bidang bahasa.
4. Bagi wartawan diharapkan dapat menaati kaidah tata bahasa , khususnya dalam
penulisan/pengetikan kata pada surat kabar atau media cetak lainnya.
5. Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih variasi,
yakni pada sisi yang berbeda dari segi kesalahan yang lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
22