PADA
SURAT-SURAT DINAS DI KANTOR DESA TANJUNGPURA, KECAMATAN
RAJAPOLAH, KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2019
MAKALAH
Disusun oleh:
Puja dan puji hak Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti untuk dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan
rahmat Allah SWT tidak mungkin peneliti dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
Terlebih peneliti ingin mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang mendukung dan
membantu peneliti untuk menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat-Surat Dinas di Kantor Desa
Peneliti menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu peneliti sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk memberikan masukan baik berupa
kritikan maupun saran yang bersifat membangun untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik
dari segi isi baik segi yang lainnya. Akhir kata, peneliti berharap semoga makalah yang
sederhana ini dapat berguna bagi peneliti dan seluruh pembaca untuk meningkatkan kualitas dan
Peneliti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
3.1 Analisis................................................................................................................................27
4.1 Simpulan..............................................................................................................................36
4.2 Saran....................................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................38
LAMPIRAN..........................................................................................................................40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang terjadi karena tulisan tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa baku. Kesalahan berbahasa
diketahui karena adanya suatu langkah atau prosedur kerja yang dilakukan oleh seorang peneliti
yang ahli dalam bidang bahasa, dengan langkah melakukan identifikasi kesalahan yang
berhubungan dengan kebahasaan. Unsur kebahasaan dalam kesalahan ini adalah fonologi,
berbagai jenis kesalahan yang muncul. Kesalahan-kesalahan itu muncul dalam penggunaan
bahasa terutama secara tertulis. Kesalahan berbahasa biasa terdapat dalam penulisan berbagai
Surat dinas merupakan segala bentuk surat yang digunakan dalam hubungannya dengan
kegiatan kedinasan (Saraswati, 2015:11). Penulisan surat dinas menggunakan format baku serta
penulisan yang baik dan benar dengan memperhatikan ejaan yang disempurnakan. Penulisan
surat dinas tidak bisa ditulis dengan semena-mena, karena menyalahi kaidah penulisan surat.
Surat dinas yang baik dan benar adalah surat yang penulisannya sesuai dengan aturan. Ada
aturan penulisan yang mesti diikuti baik secara struktur urutan penulisan surat maupun
kebahasaan. Struktur surat dinas dimulai dari kop surat hingga tembusan. Penulisan surat juga
harus memperhatikan kaidah tata bahasa baku. Oleh karena itu, penulisannya bersifat resmi.
Penulisan surat tidak bisa dibuat oleh pihak sembarangan, karena tidak semua orang bisa
1
Kantor Desa Tanjungpura, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya adalah salah satu
lembaga pemerintahan yang di dalam surat dinasnya masih ditemukan kesalahan. Peneliti
mengetahui hal tersebut berdasarkan temuan peneliti pada beberapa surat dinas lembaga
pemerintahan tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti lebih mendalam dan
menyeluruh surat-surat dinas yang dikeluarkan oleh Kantor Desa Tanjungpura, Kecamatan
berbahasa, khususnya kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Kesalahan bidang fonologi adalah kesalahan yang muncul berhubungan dengan fonem atau ejaan
kata. Kesalahan morfologi adalah kesalahan yang muncul berhubungan dengan tata bentuk suatu
kata yang mungkin saja tidak disadari oleh penulis surat dinas. Sedangkan, kesalahan sintaksis
adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan
pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata,
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil masalah penelitian yang akan dibahas yaitu:
berbahasa yang terdapat pada surat-surat dinas di Kantor Desa Tanjungpura, Kecamatan
2
1.4 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Menurut Wati (2009:16) penelitian deskriptif bertujuan untuk meneliti dan menemukan
penelitian deskriptif adalah pengkajian ilmiah yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang suatu gejala pada saat penelitian itu dilakukan sehingga dapat diberikan secara
sistematis, baik dengan maupun tanpa menguji hipotesis, dan tanpa mengadakan perlakuan
Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab permasalahan yang dihadapi
sekarang. Metode ini menempuh beberapa langkah-langkah yaitu pengumpulan data berupa arsip
Dari hasil penelitian ini akan diuraikan beberapa data yang didapat sebagai hasil penelitian.
Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa analisis terhadap
kesalahan-kesalahan berbahasa pada surat-surat dinas khususnya tentang kesalahan pada bidang
Manfaat teori merupakan manfaat yang berkaitan dengan perkembangan ilmu, dalam hal
ini adalah ilmu kebahasaan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu
kebahasaan, terutama pada kajian dalam hal pembuatan surat dinas yang baik dan benar
3
dengan memperhatikan kesalahan dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Sehingga bagi
peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan penelitian
Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan tentang kajian
4
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam buku pesona Bahasa : Langkah Awal memahami Linguistik (2005) karya Untung
Yuwono, pengertian berbahasa adalah alat komunikasi yang dimiliki manusia berupa sistem
lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut manusia. Bahasa juga merupakan dari
kumpulan kata dimana masing-masing kata memiliki makna dan hubungan abstrak dengan suatu
konsep.
2.1.1 Plato
Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantara onomata (nama benda)
dan rhemata (ucapan) yang merupakan cerminan dari ide seseorang dalam arus udara lewat
mulut.
Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
Definsi bahasa adalah suatu sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subyektif.
5
2.1.4 Wahyu Wibowo
Dalam bukunya Otonomi Bahasa 7 Strategi Tulis Pragmatik Bagi Praktisi Bisnis dan
Mahasiswa (2001), bahasa merupakan sistem simbol bunyi yang bermakna dan
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah
bahasa Indonesia yang baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang menyimpang
dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam
buku Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. S. Piet Corder dalam bukunya
Introducing Applied Linguit dalam skripsi Ratna Puspita Sari dijelaskan bahwa kesalahan
berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa. Kesalahan berbahasa bukan masalah
yang sederhana. Oleh karena itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu dasar dan
pengertian kesalahan bahasa. Tidak mungkin kita akan mengetahui jika bahasa itu salah
apabila tidak memiliki pengetahuan atau teori landasan tentang kesalahan berbahasa
Untuk itu pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita
tersebut. Lapses, Error, dan Mistake adalah istilah- istilah dalam wilayah kesalahan
berbahasa.
Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda dalam memandang kesalahan
bahasa. Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan
6
sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Error adalah
kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa. Mistake
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan
untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu pada kesalahan akibat penutur tidak
Objek kesalahan berbahasa pada surat dinas nampaknya masih sering terjadi. Dan
surat dinas setiap desa tentunya berbeda-beda dan memiliki pemahaman kaidah yang
berbeda juga. Menurut Jack Richard dalam Parera (1997:139), sumber kesalahan ini
biasanya:
Pembelajar cenderung tidak lengkap menerapkan kaidah apabila suatu saat pembelajar
menerapkan kaidah secara berlebihan. Pada umumnya, hal ini disebabkan menghindari
Maksud dari generalisasi berlebihan yaitu fakta dan kebiasaan dari pembelajar bahasa
membentuk-bentuk sama yang diketahui oleh pembelajar dalam bahasa yang sedang
dipelajari.
Kesalahan ini hampir sama dengan generalisasi. Namun perbedaan keduanya bertolak
menempatkan sesuatu.
7
Dalam penulisan surat dinas tentunya ada aturan yang harus diikuti. Mulai dari kaidah dan
pemakaiannya dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan
adalah bahasa yang digunakan dalam sehari-hari secara langsung yang keluar dari lisan
untuk berkomunikasi. Bahasa tulis adalah bahasa dalam bentuk lambang bunyi atau
tulisan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Bahasa tulis lebih dibutuhkan
kesempurnaan dalam struktur hingga kepada sasaran secara visual daripada bahasa lisan.
Contoh dari penggunaan bahasa tulis terdapat pada surat. Surat adalah alat komunikasi
tertulis yang digunakan sebagai alat komunikasi. Surat dibuat secara tertulis untuk
peranan lebih penting terutama dalam surat resmi/surat dinas. Surat resmi adalah alat
instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan.
Dalam penulisan surat resmi masih banyak ditemukan berbagai macam kesalahan berupa
kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat yang ditinjau dari keefektifan dalam bahasa tulis.
8
dihindari, melainkan fenomena yang dapat dipelajari. Oleh karena itu, analisis
2.5.1 Sebagai umpan balik (feedback) bagi guru dalam menentukan tujuan, bahan
2.5.2 Sebagai bukti bagi peneliti (penelitian) dalam mengetahui anak (siswa)
pembelajaran bahasa.
berbahasa dapat dicapai secara optimal dan pengajaran bahasa dapat memprediksi
Di dalam bidang makna, disinggung pula apa yang disebut makna acuan (Pateda, 1986).
Dalam kaitannya dengan jenis kesalahan, terdapat pula istilah kesalahan acuan ‘referential
“... where the speaker uses a term with the intention of refering to some feature of the world
tertentu kita meminta ini, yang dibawa itu, kita meminta dibelikan celana panjang yang dibeli
celana pendek. Singkatnya, kesalahan acuan berkaitan dengan realisasi benda, proses, atau
9
peristiwa yang tidak sesuai dengan acuan yang dikehendaki pembicara atau penulis. Untuk
menghindari kesalahan acuan tidak terjadi, sebaiknya pesan yang kita sampaikan harus jelas
dan tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Misalnya, kalau kita mengatakan kursi kuliah akan
berbeda realisasinya kalau kita hanya mengatakan kursi, karena kata kursi bersifat umum.
Dapat kita katakan, makin khusus yang dikatakan makin jelas pesan yang disampaikan dan
Kesalahan register berhubungan dengan variasi bahasa yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang. Dengan demikian kesalahan register, register error adalah kesalahan yang
berhubungan dengan bidang pekerjaan seseorang. Dalam bahasa Indonesia terdapat kata
operasi. Bagi seorang dokter, kata operasi selalu dihubungkan dengan usaha menyelamatkan
nyawa seseorang dengan jalan membedah tubuh atau bagian tubuh. Misalnya, kita dengar dari
kalimat dokter yang berbunyi “operasi usus buntu anak Bapak, insyallah akan dilaksanakan
besok”, terdengar pula kalimat, “operasi jantung Pak Koko berjalan lancar ”. Bagi seorang
IPEDA akan dilaksanakan hari Sabtu”. Adapula kalimat, “operasi pembersihan sampah
berhasil dengan baik karena ada partisipasi para pegawai”. Bagi seorang militer, kata operasi
selalu dikaitkan dengan usaha penumpasan musuh sehingga munculah kalimat, “operasi kami
Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak mungkin hidup sendiri dalam kenyataan seperti
itu, ia harus berkomunikasi dengan orang lain. Dalam sosial linguistik dikenal variasi bahasa
10
yang dikaitkan dengan latar belakang sosial pembicara dan pendengar. Yang dimaksud
dengan latar belakang sosial disini, misalnya yang berhubungan dengan jenis kelamin,
pendidikan, umur, tempat tinggal, dan jabatan. Latar belakang sosial ini mengharuskan kita
untuk pandai-pandai memilih kata kalimat yang sesuai dengan latar belakang orang yang
diajak bicara. Kesalahan memilih kata yang dikaitkan dengan status sosial dengan orang yang
diajak berbicara menimbulkan kesalahan yang disebut kesalahan sosial, ‘social errors’
(Pateda, 1989:41).
Kesalahan tekstual, ‘textual errors’ muncul sebagai akibat salah menafsirkan pesan yang
tersirat dalam kalimat atau wacana (Pateda, 1989:42). Jelas disini bahwa kesalahan tekstual
mengacu pada jenis kesalahan yang disebabkan oleh tafsiran yang keliru terhadap kalimat
atau wacana yang kita dengar atau yang kita baca. Misalnya kalimat “anak dokter Ahmad Ali
sakit” memperlihatkan berbagai kemungkinan tafsiran. Seandainya yang dimaksud ada dua
orang yang sakit dan orang lain berpendapat bahwa ada empat orang yang sakit maka tafsiran
oleh, (1) pendengar yang kurang memperhatikan pesan yang disampaikan oleh pembicara, (2)
alat dengar pendengar, (3) suasana hati pendengar, (4) lingkungan pendengar, misalnya
kebisingan, (5) ujaran yang disampaikan tidak jelas, (6) kata atau kalimat yang digunakan
pembicara menggunakan makna ganda, (7) antara pembicara dan pendengar tidak saling
11
mengerti, dan (8) terlalu banyak pesan yang disampaikan sehingga sulit diingat oleh si
pendengar.
fifteen, padahal yang dimaksud fifty. Akibat salah pengungkapan itu pilot segera menukikkan
seseorang dan diantara kawan-kawannya sekelas. Kalau kita mengajar, pelajaran yang kita
berikan tentunya ditunjukan untuk sekelompok terdidik yang terdapat dalam sebuah kelas
namun yang belajar sesungguhnya individu-individu itu sendiri. Misalnya, semuanya menulis
huruf kapital diawal kalimat dan hanya seorang yang tidak. Kesalahan seperti ini disebut
Mempelajari kesalahan kelompok, ‘errors of group’, hanya berarti apabila kelompok itu
homogen, misalnya menggunakan bahasa ibu yang sama dan semuanya mempunyai latar
belakang yang sama, baik intelektual maupun sosial. Murid yang menggunakan bahasa yang
berbeda-beda, kesalahannya lebih banyak daripada murid-murid yang homogen. Guru yang
12
menyuruh si terdidik berbicara, membaca atau menulis pasti akan menemukan kesalahan.
Kesalahan itu, ada yang berulang-ulang dibuat oleh kelompok. Kesalahan seperti itu, disebut
kesalahan kelompok.
sejenis kesalahan pada si terdidik yang menguasasi suatu bentuk bahasa yang dipelajari lalu
menerapkannya dalam konteks, padahal bentuk itu tidak dapat diterapkan. Si terdidik
menggunakan kata atau kalimat yang berpola pada kata atau kalimat yang didengarnya
padahal bentuk itu tidak dapat diterapkan. Kesalahan dengan jalan menganggap kata anggota,
menganalogi.
pertama diterapkan pada bahasa yang dipelajari. Misalnya, dalam bahasa Indonesia tidak
mempunyai bunyi /Ѳ/ seperti dalam kata inggris “Thank, think”. Orang Indonesia sering
menggantikan bunyi tadi dengan /t/ atau /s/. Proses penggantian semacam ini yang disebut
Kesalahan lokal, ‘local errors’ adalah kesalahan yang tidak menghambat komunikasi
yang pesannya diungkapkan dalam sebuah kalimat. Menurut Valdman (1975) yang dikutip
13
oleh Ruru dan Ruru (1985:2), kesalahan lokal adalah suatu kesalahan linguistis, ‘linguistic
errors’ yang menyebabkan suatu bentuk ‘form’ atau struktur dalam sebuah kalimat tampak
canggung, tetapi bagi seorang penutur yang mahir bahasa asing hampir tidak ada kesulitan
Kesalahan global, ‘global errors’ adalah kesalahan karena efek makna seluruh kalimat
(Norrish, 1983:127). Kesalahan jenis ini menyebabkan pendengar atau pembaca salah
mengerti suatu pesan atau menganggap bahwa suatu kalimat tidak dapat dimengerti.
Valdman (1975) yang dikutip Ruru dan Ruru (1985:2) mengadakan modifikasi terhadap
kesalahan komunikatif yang menyebabkan seorang penutur yang mahir dalam suatu bahasa
Fonologi dalam bahasa adalah salah satu bidang dalam linguistik yang menyelidiki
tentang bunyi-bunyi dalam bahasa menurut fungsinya. Kesalahan berbahasa dari segi fonologi
adalah kesalahan berbahasa yang diperoleh dari kesalahan pengucapan bunyi-bunyi bahasa
yang dihasilkan dari alat ucap manusia, serta kesalahan yang diperoleh dari perbedaan
penangkapan makna.
Kesalahan berbahasa yang dihasilkan karena kesalahan pengucapan manusia, jika dilihat
dari ada tidaknya rintangan terhadap arus udara, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu vokal dan konsonan. Pada pembentukan vokal bunyi bahasa yang arus
udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: tinggi
14
rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan
vokal itu. Kesalahan pengucapan pada vokal biasanya teerdapat pada perbedaan cara
pengucapan oleh penutur bahasa antar daerah (logat/dialek) yang sudah menjadi kebiasaan
dengan ciri khasnya masing-masing, baik dari tekanan, intonasi, serta panjang pendeknya
Pada konsonan kesalahan pengucapan sesuai dengan aslinya, konsonan dalam bahasa
Indonesia dapat dikategorikan berdasarkan 3 faktor, yaitu: keadaan pita suara, daerah
Dan ada sumber lainnya pada kesalahan fonologi bahasa Indonesia antara lain: fonem,
diftong, kluster, dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut.
15
14. Penghilangan fonem /k/.
Kesalahan morfologi adalah kesalahan yang disebabkan salah memilih afiks, salah
menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata
(Tarigan, 1988;195). Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi sebagian besar berkaitan
Kesalahan berbahasa dari segi morfologi adalah kesalahan berbahasa yang terletak pada
Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti
atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi
kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti atau makna kalimat.
Kesalahan yang dilakukan pada pemilihan kata meliputi, (1) penggunaan kata yang
benar-benar tidak tepat untuk suatu konteks kalimat tertentu, (2) penggunaan kata yang tidak
lazim dalam konteks masyarakat Indonesia, (3) penggunaan sinonim kata yang tidak benar-
benar tepat sebagaimana dituntut konteks kalimat tertentu, (4) kerancuan dalam penggunaan
kata-kata yang mirip, seperti penggunaan ada dan adalah, mudah dan murah, (5) penggunaan
kata-kata yang merupakan hasil terjemahan secara harfiah, dan (6) kesalahan penggunaan kata
16
meninggalkan dan berangkat. Pasangan kata seperti inilah yang sering dikacaukan dalam
penggunaannya.
Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering adalah kata ada yang
dikacaukan dengan kata adalah; penggunaan pronim kita dengan kami (yang dalam bahasa
inggris ‘us’). Kata berangkat dengan kata meninggalkan, kata cara dengan kata secara, kata
a) Situasi ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.
b) Saya berbicara dengan sopir sambil naik. Dia ada sopir untuk enam tahun.
Alternatif pembenarannya:
b) Saya berbicara dengan sopir ketika sudah di dalam taksi. Dia sudah menjadi sopir selama
enam tahun.
e) Pada jam empat, kami berangkat dari Hotel Radisson dan pergi ke Candi Prambanan.
Kesalahan penggunaan afiks me-, yang dapat dikacaukan dengan penggunaan afiks di-.
Hal ini juga berkaitan dengan bentuk aktif dan pasif yang akan diuraikan tersendiri.
Kesalahan lainnya yang intensitasnya juga cukup sering dilakukan adalah penggunaan afiks
17
me- yang dikacaukan pemakainnya dengan afiks ber-, afiks me- yang dikacaukan dengan
penggunaan verba bentuk dasar dan verba bentuh dasar + -i,. kesalahan lain yang
intensitasnya terjadinya relatif sering adalah penggunaan afiks me- yang dikacaukan dengan
afiks me-….-kan, afiks me-…-kan yang dikacaukan penggunaanya dengan afiks ber-, dan
penggunaan verba bentuk dasar yang dikacaukan pemakainya dengan afiks ber-.
d) Kain batik paling terkenal di Australia dan sekarang saya tahu bagaimana batik membuat
e) Di inggris guru-guru harus beruniversitas untuk tiga tahun kemudian mereka harus pergi
Altenatif pembenarannya:
d) Kain batik paling terkenal di Australia dan sekarang saya mengetahui cara membuat batik
yang menghasilkan dua jenis batik, batik cap dan batik tulis tangan.
e) Di Inggris, guru-guru harus belajar di universitas selama tiga tahun kemudian mereka
18
Urutan kata dimaksudkan sebagai susunan kata untuk membentuk tataran yang lebih
b) Keluarga adalah sosial kesatuan yang paling penting bagi orang batak toba
d) Kadang-kadang orang yang datang baru menjadi terkejut, mereka harap memenuhi mimpi
mereka.
e) Jamu saset belum komplit harus dicampur dengan lain bahan-bahan seperti beras kencur,
Alternatif pembenarannya:
b) Keluarga adalah kesatuan sosial yang paling penting bagi orang batak toba.
d) Kadang-kadang, orang yang baru datang menjadi terkejut karena mereka berharap mimpi
mereka terpenuhi.
e) Jamu saset yang belum komplit harus dicampur dengan bahan-bahan lain seperti beras
Kesalahan ejaan berupa kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda
19
2.7.2.3 Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng dan nge-.
2.7.2.4 Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
Proses pembentukan kata hendaknya benar-benar dapat mengikuti kaidah yang ada
dan lazim. Beberapa kaidah dalam bidang morfologi antara lain proses morfologi,
pembentukan kata-kata yang berasal dari bentuk dasar. Proses pengulangan adalah proses
pemebentukan kata menjadi kata ulang baik sebagian, seluruhnya, variasi, maupun tidak
1) Fonem /N/ akan luluh jika bertemu dengan morfem yang berawal dengan fonem
/L,R,Y,W, dan Nasal itu sendiri. Imbuhan yang mengandung Nasal, contoh: Pe-N + Laris
2) Morfem ber- berubah menjadi be- apabila melekat pada morfem yang berfonem awal r
3) Fonem /N/ pada morfem me-N dan pe-N, dan pe-N, tidak luluh jika melekat pada
morfem yang berawal dengan fonem /K,P,T,S/ tetapi yang luluh justru fonem / K,P,T,S/
20
nya, contoh: Me- + komando a` mengomando, me-N + pasang a` memasang, me-N +
Menurut Sofa (2008) bahwa kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan
struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis
kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase,
kepaduan kalimat, dan logika kalimat (Lubis Grafura :2008). Bidang tata kalimat
menyangkut urutan kata dan frase dikaitkan dengan hukum-hukumnya (DM, MD)
bahwa dalam berbahasa mengucapkan kalimat-kalimat, untuk dapat berbahasa dengan baik,
kita harus dapat menyusun kalimat yang baik, kita harus menguasai kaidah tata kalimat
(sintaksis). Hal ini disebabkan tata kalimat menduduki posisi penting dalam ilmu bahasa.
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang
berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap
Kesatuan kalimat dalam bahasa tulis dimulai dari penggunaan huruf kapital pada awal
kalimat dan diakhiri dengan penggunaan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru pada akhir
kalimat.
dikatakan efektif jika dapat mendukung fungsinya sebagai alat komunikasi yang efektif.
21
Maksudnya bahwa kalimat tersebut mampu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan gagasan
Menurut Arifin (2001: 116) sebuah kalimat hendaknya berisikan suatu gagasan atau ide.
Agar gagasan atau ide sebuah kalimat dapat dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang
meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit). Di
samping unsur eksplisit kalimat harus dirakit secara logis dan teratur.
Pateda (1989 : 58) menyatakan bahwa kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat
dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu sebabnya daerah
kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku,
kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang menbentuk
kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau
kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata
kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika
kalimat. Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan
kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif
lengkap. Sebuah kalimat hendaknya berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide
sebuah kalimat dapt dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek,
Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun
bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonologi, morfologi, dan
22
sintaksis. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini penekanannya pada
penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis.
Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari
Kata-kata yang bermiripan tersebut dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yakni (i)
pasangan yang seasal, contoh: korban dan kurban; (ii) pasangan yang berasing, contoh:
kualitatif dan kwalitatif ; dan (iii) pasangan yang terancukan, contoh : sah dan syah ( Alwi,
Menurut penulis, dari tiga jenis kemiripan tersebut yang berkaitan dengan makna yang
berbeda terdapat pada jenis pasangan yang seasal dan pasangan yang terancukan.
Pasangan yang seasal adalah pasangan kata yang memiliki bentuk asal yang sama dan
maknanya pun berdekatan (Alwi, 1991 : 21). Dalam hal ini kita tidak menentukan bentuk
mana yang benar, tetapi bentuk mana yang maknanya tepat untuk menyatakan gagasan kita.
Dengan kata lain, masing- masing adalah bentuk yang benar. Kita dapat mengamati contoh-
Contohnya:
23
Pengertian pertama kata qurban adalah persembahan kepada Tuhan (seperti kambing,
sapi, dan unta yang disembelih pada hari lebaran haji) atau pemberian untuk menyatakan
kesetiaan atau kebaktian, yang kemudian dieja menjadi kurban. Makna yang kedua adalah
orang atau binatang yang menderita atau mati akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dan
Berdasarkan perbedaan makna kedua kata tersebut, maka kita dapat memperbaiki kalimat
diatas menjadi :
Bentuk Baku
Jenis lain kesalahan karena kemiripan adalah pasangan yang terancukan. Pasangan yang
terancukan terjadi jika orang yang tidak mengetahui secara pasti bentuk kata yang benar lalu
terkacaukan oleh bentuk yang dianggapnya benar. Dalam hal ini kedua anggota pasangan itu
memang bentuk yang benar, tatapi harus diperhatikan perbedaan maknanya. Akibatnya,
Kata sah dan syah merupakan dua kata yang berbeda dari segi makna. Kemiripan
bentuk dan lafal memang dimiliki kedua kata tersebut. Tidak mengherankan jika pemakai
berikut ini.
24
a. Sah iran sudah pernah berkunjung ke indonesia.
Kata sah dan syah merupakan contoh pasangan terancukan. Makna kedua kata itu jelas
berbeda. Sah berarti sudah sesuai dengan hukum, sedangkan syah berarti raja. Kesalahan
Jika dilihat dari maknanya, kata kafan bermakna kain (putih) pembungkus mayat,
sedangkan kapan bermakna kata tanya untuk menyatakan waktu perbedaan makna kedua
kata tersebut jelas terlihat. Dengan demikian perbaikan kalimat diatas adalah:
Bentuk Baku
Ada dua istilah yang berkaitan dengan masalah subjudul ini, yaitu istilah pemilihan
kata dan pilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang
dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh wujud kesalahan pilihan kata.
25
1) Penggunaan kata pukul dan jam
a. Hari ini akan kita bicarakan masalah kata majemuk dalam bahasa Indonesia hingga
b. Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung koroner selama 3 jam, yaitu jam
c. Selama dua pukul aku menunggumu disini, tetapi kamu tidak datang juga.
Penggunaan kata pukul dan jam harus dilakukan dengan tepat. Kata pukul
menunjukkan waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu. Kata jam pada
kalimat diatas tidak tepat karena untuk menyatakan waktu digunakan kata pukul.
Bentuk Baku
a. Hari ini akan kita bicarakan masalah kata majemuk dalam bahasa Indonesia hingga
b. Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung koroner selama 3 jam, yaitu
c. Selama dua jam aku menunggumu di sini, tetapi kamu tidak datang juga.
perubahan makna kalimat bahkan merusak struktur kalimat, jika tidak disesuaikan dengan
makna atau maksud kalimat yang sebenarnya. Pilihan kata yang tidak tepat sering
26
seperti tidak bermasalah, jika hanya dicermati sekilas saja. Contoh: mantan dan bekas,
BAB III
3.1 Analisis
2) Terdapat kesalahan pada kata “saya Kepala Desa Tanjungpura” (alinea pertama baris
pertama)
3) Terdapat kesalahan pada kalimat “Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga” (alinea pertama
baris keenam)
4) Terdapat kesalahan pada penggunaan huruf kapital “tidak dalam Proses” (alinea ketiga
baris pertama)
5) Terdapat kesalahan pada penggunaan huruf kapital “tidak dalam Keadaan” (alinea ketiga
baris kedua)
6) Terdapat kesalahan pada kalimat “di – agunkan Pada” (alinea keempat baris pertama)
7) Terdapat kesalahan pada penulisan tempat dan waktu “Tanjungpura, 3 Agustus 2019”
27
3.1.2 Surat Permohonan
1) Terdapat kesalahan pada kalimat “Tanjungpura, Agustus 2019” (tempat dan tanggal
pembuatan surat)
2) Terdapat kesalahan pada kalimat “Yth. Bapak Bupati Tasikmalaya” (tujuan surat)
1) Terdapat kesalahan pada kalimat “Dengan ini kami tugaskan kepada” (alinea kedua
sebelum tabel)
2) Terdapat kesalahan pada gelar “Nama: AGUS HIDAYAT,S.Sos” (alinea pertama baris
kedua)
3) Terdapat kesalahan pada penulisan kata “Senin s/d Selasa” (Hari/ tanggal)
5) Terdapat kesalahan pada penulisan tempat dan waktu “Tanjungpura,27 Juli 2019”
2) Terdapat kesalahan pada kata “Propinsi” (alinea kedua poin 1 baris terakhir)
3) Terdapat kesalahan pada kalimat “Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Masing –
3.2.1 Kesalahan Berbahasa Bidang Fonologi dalam Penulisan Surat-Surat Dinas di Kantor Desa
28
Kesalahan berbahasa bidang fonologi dalam penulisan surat-surat dinas di Kantor
Kesalahan ini terdiri dari kesalahan penulisan huruf kapital, kesalahan penulisan kata
3.2.2 Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi dalam Penulisan Surat-Surat Dinas di Kantor Desa
Kesalahan ini terdiri dari kesalahan afiksasi, kesalahan penggunaan kata tidak baku, dan
3.2.3 Kesalahan Berbahasa Bidang Sintaksis dalam Penulisan Surat-Surat Dinas di Kantor Desa
a. Surat Keterangan
a) Kesalahan :
Pembetulan :
29
Kata “proses” berada ditengah kalimat sehingga penulisan huruf pertamanya
b) Kesalahan :
Pembetulan :
b. Surat Keputusan
a) Kesalahan :
Pembetulan :
a. Surat Keputusan
a) Kesalahan :
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Masing – masing” (alinea terakhir poin
Pembetulan :
30
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa masing-masing”
a. Surat Tugas
a) Kesalahan :
Pembetulan :
Penggunaan tanda baca sebelum gelar adalah tanda koma, setelah itu
b) Kesalahan :
Pembetulan :
1) Kesalahan afiksasi
a. Surat Tugas
a) Kesalahan :
31
Pembetulan :
a. Surat Keputusan
a) Kesalahan
Pembetulan :
“Provinsi”
Sesuai dengan PUEBI, kata “Propinsi” termasuk kata tidak baku sedangkan
a. Surat Keterangan
a) Kesalahan :
Pembetulan :
“bertanda tangan”
Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan atau
b) Kesalahan :
Pembetulan :
32
“diagunkan pada”
b. Surat Tugas
a) Kesalahan :
Pembetulan :
“dilaksanakan”
Pada kata “di laksanakan”, “di” bukan kata depan tetapi imbuhan sehingga
a. Surat Keterangan
a) Kesalahan :
Pembetulan :
b) Kesalahan :
Perbaikan :
33
“Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga”
c) Kesalahan :
Pembetulan :
“3 Agustus 2019”
Kata “Tanjungpura” boleh dihilangkan karena sudah terdapat pada kop atau
b. Surat Permohonan
a) Kesalahan :
Pembetulan :
“Agustus 2019”
Kata “Tanjungpura” boleh dihilangkan karena sudah terdapat pada kop atau
b) Kesalahan :
Pembetulan :
jabatan.
34
c) Kesalahan :
“no. 4, 5, 6” (tabel)
Pembetulan :
Dihilangkan
c. Surat Tugas
a) Kesalahan :
Pembetulan :
Kata “Tanjungpura” boleh dihilangkan karena sudah terdapat pada kop atau
35
BAB IV
4.1 Simpulan
Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya terjadi pada bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Berikut kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan melalui metode deskriptif.
4.1.1 Kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, terdiri dari kesalahan penulisan huruf kapital
kesalahan penulisan tanda baca sebanyak 2 kesalahan. Sehingga total kesalahan bidang
4.1.2 Kesalahan berbahasa pada bidang morfologi, terdiri dari kesalahan afiksasi sebanyak 1
kesalahan, kesalahan penggunaan kata tidak baku sebanyak 1 kesalahan, dan kesalahan
tata bentuk kata sebanyak 3 kesalahan. Oleh karena itu, jumlah kesalahan berbahasa
4.1.3 Kesalahan berbahasa pada bidang sintaksis, terdiri dari kesalahan pemakaian partikel tata
36
Sehingga dapat disimpulkan secara umum kesalahan berbahasa pada surat-surat dinas di
Kantor Desa Tanjungpura Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2019 lebih
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang berkaitan
4.2.1 Penelitian mengenai kesalahan berbahsa harus terus dilakukan untuk mengetahui bentuk-
bentuk kesalahan berbahasa. Karena bahasa itu terus berkembang, maka kesalahan dalam
berbahasa pun berkembang seiring dengan masyarakat penutur bahasa itu sendiri.
berbahasa. Maka bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang kesalahan
37
DAFTAR PUSTAKA
dalam-sintaksis/.
Dewi Nopitaningrum, 2013, “Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi dalam Surat
89mQt/view?usp=drivesdk.
Feby Mutiara Tashyimah, Sabtu 26 Desember 2015, “Jenis Kesalahan Berbahasa”, 28 Oktober
2021, https://diksatb2012untirta.blogspot.com/2015/12/13-jenis-kesalahan-berbahasa-feby.ht-
ml?m=1.
Ika Rostika, Selasa 7 April 2011, “Analisis Kesalahan Berbahasa”, 28 November 2021,
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/analisis-kesalahan-berbahasa.html?m=1.
Rian Hakim, 16 Desember 2011, “Kesalahan Berbahsa dalam Tatanan Semantik”, 29 Oktober
2021, http://coretanrian.blogspot.com/2011/12/16/kesalahan-berbahasa-dalam-tatanan-seman-
tik.html?m=1.
38
Serafica Gischa, 2020, “Bahasa: Pengertian, Fungsi, dan Manfaatnya”, 20 Oktober 2021,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/29/060000069/bahasa-pengertian-fungsi-dan-
manfaanya.
2021, https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78108.
Tiya Agustina, 2017, “Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Asing dalam Program
AA_UvPG77ruNvA27uMQS_/view?usp=drivesdk.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00336-JP%20Bab%202.pdf. Diakses
39
LAMPIRAN
Lampiran 1
40
Lampiran 2
41
Lampiran 3
42
Lampiran 4
43
44