Makalah Sistem Otot
Makalah Sistem Otot
ENTOMOLOGI
Kelompok 3 :
BIOLOGI
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia- Nya, sehingga makalah yang berjudul tentang “Anatomi dalam
Serangga dan fisiologi Serangga” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah
ini membahas tentang system otot, system pencernaan, system ekskresi, dan
system peredaran darah pada serangga.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini ada banyak kesalahan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
Sekian dan terima kasih.
Kelompok 3
I
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 3
A. Kesimpulan ................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................. 21
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana system otot pada serangga ?
2. Bagaimana system pencernaan pada serangga ?
3. Bagaimana system ekskresi pada serangga ?
4. Bagaimana system peredaran darah pada serangga ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui system otot pada serangga.
2. Mengidentifikasi system pencernaan pada serangga.
3. Mengetahui system ekskresi pada serangga.
4. Mengidentifikasi system peredaran darah pada serangga.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Otot
1. Otot dan pergerakan
4
- Otot
- Perlekatan otot
5
Larvae dengan tubuh lunak bergerak dengan cara merayap.
• Meloncat
6
Gerakan meloncat dimungkinkan karena adanya kaki belakang
yang termodifikasi (femur belakang yang membesar, misalnya pada
orthoptera dan kutu) dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara
perlahan menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara
berikut ini:
• Mendayung
3. Terbang
7
Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari spesies ke spesies, misalnya pada
kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok,
serangga merubah amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap.
Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang ada dua macam
yaitu otot langsung dan otot tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan
dengan sayap dan bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak
langsung melekat 4 pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya
menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung menggerakkan
sayap(http://edibas.blog.unsoed.ac.id/files/2010/04/Handout-Fisiologi-
Serangga.pdf diakses pad 20 September 2018)
B. Sistem Pencernaan
8
cairan. Usus belakang sangat bervariasi bergantung pada jenis serangga, tetapi
umumnya terbagi menjadi pembuluh intestine dan rectum yang terhubung ke
anus. Struktur lain yang berasosiasi dengan usus meliputi sepasang kelenjar saliva
dengan pembuluh yang terhubung ke saluran pra oral,
usus besar, usus kecil hipofarings, dan tubulus Malpighi yang bergantung dengan
intestine sebelum katup pyloric.
9
pencernaan dapat terjadi secara eksternal sebelum makanan dicerna dan ketika
saliva disuntikkan kejaringan inang atau dijilatkan ke makanan. Biasanya,
makanan yang telah dicerna tahap awal akan bergerak sepanjang crop yang
kemudian tersimpan atau terus bergerak ke proventikulus. Mekanisme sistem
pencernaan pada serangga, misalnya tembolok berfungsi
m e n yi m p a n m a k a n a n s e m e n t a r a d i s e b e l a h b a w a h t e m b o l o k t e r
d a p a t k e l e n j a r ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan
melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok
makanan masuk ke empedal dan dalamempedal makanan dihanc
u r k a n , s e l a n j u t n ya m a k a n a n d i t e r u s k a n k e d a l a m l a m b u n g .
Dibagian depan lambung terdapat enam pasang usus bunt
u ya n g berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diser
ap di dalam lambung. Ketika mencapai usus tengah, makanan akan bercampur
dengan enzim-enzim utama pencernaan. Kebanyakan aktivitas enzim terjadi di
area gastric caeca.
Serangga sebagian besar memiliki enzim-enzim utama yang terdapat pada
hewan lainnya. Namun tidak semuannya dapat ditemukan pada suatu spesies.
Serangga yang makanannya cukup variatif memiliki enzim-enzim tertentu yaitu
amylase, maltase, lipase, invertase, dan ekso- dan endopeptidase. Spesies
pemakan darah utamanya memiliki enzim proteolitik. Pada serangga pengebor
kayu dapat dapat ditemukan selulase yang dapat menhancurkan jaringan kayu.
Kebanyakan serangga ini, contohnya rayap (isoptera), menghasilkan selulase yang
dihasilkan mikroorganisme simbiotik yang hidup pada usus.
Setelah makanan dicerna, nutrient bergerak melalui membrane peritrofik
dan diabsorbsi oleh epitelium usus tengah, membrane ini dimungkinkan dilalui
cairan dan larutan. Namun, menghambat fragmen-fragmen yang lebih besar.
Membrane ini juga melindungi abrasi sel-sel epitel. Beberapa kelompok serangga
hanya memakan makanan cair, seperti lalat pengisap darah dan kupu-kupu, tidak
memiliki membrane peritrofik.
Pada usus belakang, sisa makanan yang tidak tercerna dibuang melalui
anus berupa butiran-butiran yang disebut frass. Di sini rectum memainkan
10
peran penting dalam mengabsrobsi kembali air dari pellet feses dan membantu
mempertahankan keseimbangan air dan garam pada tubuh. Beberapa serangga
aquatic seperti naiads capung (Odonata) juga memiliki insang trachea pada rectum
yang berfungsi dalam respirasi (https://id.scribd.com/doc/305654925/Makalah-
Fisiologi-Hwan-Makanan-dan-Sistem-Pencernaan-pada-Invertebrata-dan-
Vertebrata diakses pada 20 September 2018)
Sistem yang sangat vital ini tak hanya berada pada klasifikasi mahluk
hidup tingkatan yang tinggi. Namun, juga pada hewan dengan tingkatan yang
rendah seperti pada serangga dan sejenisnya. Serangga merupakan hewan dengan
tingkat klasifikasi yang memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan hewan
melata. Maka, sistem ekskresi pada serangga ini pastilah lebih baik dan sempurna
jika dibandingkan dengan cacing atau hewan sejenis.
11
Gambar system ekskresi serangga
(https://medium.com/@penulis1tanpanama/sistem-ekskresi-hewan-c5ee61ec594 diakses
pada 20 September 2018)
Ekskresi pada garis besarnya merupakan sebuah proses yang akan terlibat
langsung dan berada dalam homeostatis yang terjadi pada hampir semua mahluk
hidup. Dalam proses ini pula serangga lebih memungkinkan untuk dapat
mempertahankan kekonstanan yang bersifat medium dalam lingkup yang dalam,
meskipun pada lingkungan luarnya akan mengalami perubahan.
1. Pembuluh Malpighi
12
bertemu dan berkumpul pada bagian belakang usus serangga. proses ekskresi
tadi pun tak akan luput dari sistem pebuluh darah serangga tersebut.
2. Badan Malpighi
Seperti makhik hidup yang lainnya, sistem ini akan berbanding lurus
dengan sistem peredaran darah pada hewan tersebut. Satu contohnya seperti,
saat peredaran darah pada serangga terbuka, atau bisa dalam kata lain suatu
sistem peredaran darah jantung, dan kemudian beredar pada pembuluh darah
arteri yang menuju pada hemocoel; maka, sistem sistem ekskresinya pula akan
bergerak selurus dengan sistem tadi juga.
3. Bagian Proksimal
13
mengumpulkan sisa zat yang sudah tidak lagi diperlukan tubuh serangga,
setelah sebelumnya telah melewati sistem di bagian pembuluh malpighi dan
juga badan malpighi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, tentang sistem ekskresi yang
merupakan sistem atau proses yang terjadi pada mahluk hidup dengan
pengeluaran zat atau juga eleminasi zat-zat yang tidak diperlukan lagi oleh
tubuh. Dan hal ini pun terjadi pada tubuh hewan-hewan lainnya, termasuk juga
serangga.
4. Ujung Arterior
14
Untuk lebih jelas mengenai sistem ekresi pada serangga dapat dilihat disini:
Badan malpighi, bagian proksimal dan berbagai bagian lain yang ada pada
serangga tersebut berperan selayaknya sistem ekskresi pada ginjal manusia. Atau
juga fungsi ginjal pada mahluk hidup yang lainnya. Pembuluh yang halus serta
berwarna kuning ini berguna untuk membuang urea, asam urat beserta garam
yang ada pada darah akan mengalir kebagian usus halus belalang. Jumlah tubula
ini sangatlah berfariasi antar serangga. Namun, jumlah tubula ini berpasangan dan
15
jumlahnya genap untuk setiap serangga. Tubula ini terletak pada pertengahan
antara usus tengah dengan usus belakang.
Berbagai zat yang tidak diperlukan oleh serangga akan mengalir sejalan
seperti peredaran darah jantung manusia. dan seperti tidak ada perbedaan pada
serangga juga. Kemudian zat yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh serangga ini
akan berakhir pada usus belakang dan menuju tubula. Zat yang sudah masuk
kedalan tubula ini pada akhirnya akan berbentuk kristal asam urat.
(https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-ekskresi-pada-serangga diakses pada 20
September 2018)
16
Gambar system peredaran darah pada serangga
(http://www.eventzero.org/sistem-sirkulasi-darah-pada-serangga/ diakses pada 20
September 2018)
Darah membawa sari – sari makanan dari usus ke seluruh tubuh untuk
diedarkan ke sel – sel tubuh dan mengambil sisa metabolisme dari sel – sel tubuh
tersebut untuk di buang melalui sistem eksresi. Darah yang beredar di rongga
tubuh kemudian masuk kejantung pembuluh melalui lubang – lubang halus pada
pembuluhnya. Darah kemudian dipompa lagi keseluruh tubuh, begitu seterusnya.
Darah serangga yang lebih dikenal dengan hemolimf memang tidak berwarna
merah, karena tidak mengandung hemoglobin tetapi mengandung hemosianin.
Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksien. Dengan demikian sistem
peredaran darah pada serangga hanya berfungsi sebagai pengangkut sari –
sari makanan, hormon, garam, dan sisa metabolisme saja, sementara oksigen tidak
di ikat oleh darah (http://www.eventzero.org/sistem-sirkulasi-darah-pada-
serangga/ diakses pada 20 September 2018)
17
Darah serangga tidak digunakan untuk pengangkutan gas O2 maupun
CO2. Pengangkutan gas O2 dan CO2 dilakukan oleh sistem trakea yang
bercabang-cabang menuju ke berbagai jaringan. Selain itu, darah juga berfungsi
untuk mengatur dan menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungannya.
a. Hemolimf
Hemolimf adalah cairan bening, tidak berwarna atau kunig-pucat atau hijau
pucat dan biru karena mengandung pigmen.
Pada beberapa serangga akuatik pradewasa dan larva lalat parasit
dalam (endoparasitik), berwarna merah karena adanya hemoglobin.
Pada nimfa dan imago hemolimf itu biasanya kurang dari 20% berat
badannya.
pH hemolimf adalah 6-7 pada umumnya tetapi ada yang sampai pH 7-7.5.
Hemolimf serangga dicirikan oleh konsentrasi yang tinggi dari fosfat
organik dan asam-asam amino.
Kandungan dan komposisi kimiawi itu bervariasi tergantung dari jenis,
umur, keadaan fisiologi, kelamin (seks), makanan dan sebagainya.
Sel-sel hemolimf atau hemosit (haemocytes) ada beberapa tipe
(terutama plasmatosit, cystocytdan sel granular), semuanya mempunyai
empat fungsi inti.
Dua tipe sel lain yang terdapat di dalam hemosel : Nefrosit (nephrocytes),
yang berfungsi sebagai kelenjar tanpa saluran yang menjaring hemolimf
18
dari bahan-bahan tertentu dan dimetabolisme untuk dimanfaatkan atau
dibuang di tempat lain. Yang kedua, oenosit (oenocytes), fungsinya tidak
jelas, tetapi kelihatannya berperan dalam sintesis parafin kutikula.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
B. Saran
Anatomi dalam serangga dan fisiologi serangga akan mudah dipelajari jika
ditunjang oleh banyak literatur , baik dari buku-buku penunjang atau internet.
Sehingga kita dapat mengetahui struktur anatomi dalam serangga . Selain itu kita
juga dapat memahami fisiologi dari serangga yang membahas berbagai macam
system yang terdapat pada tubuh serangga.
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk
mengetahui penjelasan mengenai anatomi dalam serangga dan
fisiologi serangga.
Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang
bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah serta di
situs-situs internet yang memuat pembahasan tentang entomologi.
21
Daftar Pustaka
22
KELOMPOK 3
1. Susan A Manengal
Mengapa darah pada serangga hanya berwarna kuning dan hijau bukan
berwarna merah?
Jawaban
Darah pada serangga hanya berwarna kuning dan hijau bukan merah
karena darah pada serangga mengandung pigmen atau zat warna dan
mengandung hemosianin yang berfungsi sebagai pengangkut sari-sari
makanan, hormone, garam, dan sisa metabolism saja, sementara oksigen
tidak diikat oleh darah.
2. Wahyu J Hamidu
Berapa lama serangga dapat terbang?
Jawaban
Tidak tercatat berapa lama serangga dapat terbang, namun serangga dapat
terbang dengan ketinggian 9.000 meter dan frekuensi pergerakan sayap
kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan lebah 10 Hz.
23
3. Anjelina Maatita
Serangga tipe apa yang berperan penting dalam siklus nutrisi?
Jawaban
Serangga yang berperan dalam siklus nutrisi pada lingkungan contohnya
adalah lebah. Karena lebah membantu proses penyerbukan pada serangga.
4. Yehu Kojongian
Apa yang dimaksud dengan otot Synchronous dan otot Asynchronous
serta jenis-jenisnya?
Jawaban
a. Otot Synchronous adalah kontraksi otot terbang pada odonata,
otrhoptera, dan Lepidoptera. Contohnya capung, belalang, dan
kupu-kupu.
b. Otot Asynchronous adalah otot-otot yang mempunyai ratio
kontraksi terhadap stimuli yang berbeda dari normal ratio.
Contohnya lalat
24
makanannya padat atau yang berupa cairan tanaman khususnya pada
Homoptera dan Heteroptera. Contohnya kepik sejati dan kutu busuk.
7. Vinnesa Kuhu
Jelaskan 2 proses kontraksi!
Jawaban
a. Kontraksi isomeri dimana panjang otot tidak berubah, dan hanya
terjadi suatu tegangan.
b. Kontraksi isotonis dimana tegangan sama, tapi panjang otot yang
berubah.
25