Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ENTOMOLOGI

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Entomologi

“Anatomi dalam Serangga dan Fisiologi Serangga”

Kelompok 3 :

Marchelia Siregar ( 17 507 033 )

Desti Febriani ( 17 507 043 )

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BIOLOGI

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia- Nya, sehingga makalah yang berjudul tentang “Anatomi dalam
Serangga dan fisiologi Serangga” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah
ini membahas tentang system otot, system pencernaan, system ekskresi, dan
system peredaran darah pada serangga.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini ada banyak kesalahan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
Sekian dan terima kasih.

Tondano, 20 September 2018

Kelompok 3

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 3

A. Latar Belakang .............................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................... 3

Bab II. Pembahasan ............................................................................................ 4

1. Sistem Otot ......................................................................................... 4


2. Sistem Pencernaan .............................................................................. 8
3. Sistem Hormon ................................................................................... 11
4. Sistem Peredaran Darah ...................................................................... 16
Bab III. Penutup .................................................................................................. 20

A. Kesimpulan ................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................. 21

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 22

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling


dominan diantara spesies hewan lainnya dalam filum Artropoda. Oleh karena itu,
serangga dimasukkan dalam kelompok hewan yang lebih besar dari filum Arthropoda
atau binatang beruas. Pada klasifikasi Insekta, terdapat ciri-ciri khas antara lain:
mengalami metamorfosa, kerangka luar tubuh berupa integument yang keras atau
eksoskeleton yang tersusun dari lapisan khitin dan protein; tubuh yang beruas-ruas
tergolong kelompok Athropoda; serta terdapat system otot, pencernaan, eksresi dan
peredaran darah pada serangga yang akan dibahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana system otot pada serangga ?
2. Bagaimana system pencernaan pada serangga ?
3. Bagaimana system ekskresi pada serangga ?
4. Bagaimana system peredaran darah pada serangga ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui system otot pada serangga.
2. Mengidentifikasi system pencernaan pada serangga.
3. Mengetahui system ekskresi pada serangga.
4. Mengidentifikasi system peredaran darah pada serangga.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Otot
1. Otot dan pergerakan

Keberhasilan serangga dalam survivalnya terutama berkaitan dengan


kemampuannya untuk mengindera, menafsirkan dan bergerak dalam
lingkungannya. Sekitar tujuh puluh persen dari spesies di dalam biosfer adalah
serangga yang tersebar di berbagai lingkungan. Kemampuan terbang serangga
yang diperkirakan berkembang sejak paling sedikit 300 juta tahun yang lalu
merupakan inovasi dalam kemampuan pergerakan selain pergerakan terestrial dan
akuatik yang berkembang dengan baik. Kekuatan untuk pergerakan berasal dari
otot, yang bekerja dengan bertumpu pada sistem skeleton baik berupa
eksoskeleton yang kokoh maupun skeleton hidrostatik.

Gambar macam-macam otot (https://dokumen.tips/documents/adaptasi-


morfologi-pada-mulut-serangga.html diakses pada 20 September 2018)

4
- Otot

Tidak seperti vertebrata dan invertebrata non-serangga yang mempunyai


baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth), serangga hanya mempunyai
otot lurik yang masing-masing serabutnya terdiri dari dari beberapa sel dengan:

 suatu plasma membran bersama


 sarcolemma: lapisan luar. Sarcolemma mempunyai lekukan ke
dalam (invaginasi), di mana tracheole yang mencatu oksigen
berhubungan dengan serabut otot.
 contractile myofibrils: tersusun sepanjang serabut otot dalam
lembaran yang terdiri dari silinder-silinder.

- Perlekatan otot

Pada vertebrata, otot-otot bertumpu pada skeleton internal, tetapi


sebaliknya pada serangga otot-otot melekat dan bertumpu pada permukaan dalam
dari skeleton luar. otot bersambung dengan adanya tonofibrillae. skeleton luar
Tonofibrillae merupakan serabut-serabut penghubung yang halus berfungsi untuk:

 menghubungkan ujung otot ke lapisan epidermal.


 Terbuang bersama kutikula lama pada setiap moulting sehingga
harus ada pembentukan tonofibrilae baru kembali.

Pada tempat perlekatan, tonofibrillae melintasi epidermis dari otot ke


kutikula. Kadang-kadang, perlekatan ini diperkuat dengan tonjolan multiselular
yang disebut apodeme dan apabila struktur ini berbentuk memanjang disebut
apophysis. Pada beberapa serangga, misalnya larvae yang bertubuh lunak, pada
umumnya mempunyai kutikula yang tipis dan lentur sehingga tidak mungkin
untuk tumpuan gerak otot kecuali mendapat tambahan kekuatan.

2. Merayap, menggeliat, berenang, berjalan dan meloncat

5
 Larvae dengan tubuh lunak bergerak dengan cara merayap.

Pergerakan ini dimungkinkan karena adanya skeleton hidrostatik


untuk perlekatan otot. Otototot turgor berkontraksi dan relaksasi secara
berurutan dari kepala ke ekor sehingga membentuk gelombang. Tumpuan
pada substrat terjadi karena adanya kait mulut (mouth hook, misalnya pada
larva diptera) dan kaki lengket (adhesive foot). Beberapa serangga air
bergerak dengan menggeliat seperti ular. Sedangkan pada larvae yang
mempunyai kaki-kaki dada (thoracic legs), gelombang kontraksi dan
relaksasi dari otot-otot turgor dari posterior ke anterior menyebabkan
terangkatnya kaki dari substrat secara berurutan dan menyebabkan gerakan
maju.

• Pada serangga dengan eksoskeleton luar yang kokoh,

pergerakan diperoleh dari kontraksi dan relaksasi dari pasangan


otot-otot antogonistik dan agonistik yang melekat pada kutikula.
Pergerakan dengan jalan atau berlari menggunakan enam kaki dada.
Dibanding crustacea dan myriapoda, serangga mempunyai lebih sedikit
kaki yang terletak lebih ke ventral dan berdekatan satu sama lain pada
dada memungkinkan konsentrasi otot-otot pergerakan baik untuk berjalan
maupun terbang. Hal ini menghasilkan pergerakan yang lebih efisien dan
lebih mudah terkontrol. Ketika serangga berjalan, pergantian pertumpuan
tripod dari kaki depan dan kaki belakang pada satu sisi dan kaki tengah
pada sisi yang lain mendorong ke belakang sedangkan kaki-kaki yang lain
diangkat ke depan sehingga menghasilkan gerakan maju. Dengan tripod,
pergerakan menjadi stabil karena titik berat tubuh berada di antara tiga
kaki.

• Meloncat

6
Gerakan meloncat dimungkinkan karena adanya kaki belakang
yang termodifikasi (femur belakang yang membesar, misalnya pada
orthoptera dan kutu) dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara
perlahan menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara
berikut ini:

 distorsi dari sendi femoro-tibial atau - sklerotisasi


berbentuk pegas (spring-like sclerotization, misalnya
perpanjangan jaringan pengikat pada metatibia)
 tekanan pada elastic resilin pad pada coxa.

• Mendayung

Gerakan mendayung pada lapisan permukaan air dimungkinkan


karena adanya tegangan permukaan air dan pada telapak kaki serangga
terdapat kutikula atau rambutrambut yang bersifat menolak air.

3. Terbang

Kemampuan terbang memungkinkan serangga untuk mempunyai


mobilitas lebih tinggi yang membantu dalam memperoleh pakan, pasangan kawin,
penyebaran dan mengeksploitasi lingkungannya. Kemampuan terbang hanya
dimiliki oleh serangga dewasa. Terbang berarti harus melawan dua gaya yaitu
gravitasi dan gesekan dengan udara.

Penerbangan bisa dilakukan secara aktif menggerakkan otot-otot terbang


atau secara pasif atau melayang relatif terhadap angin. Naik dan turun dalam
gerakan melayang dilakukan dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu antara
30o dan 50o . Kemampuan manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat
terbang yang hanya kurang dari 20o .

7
Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari spesies ke spesies, misalnya pada
kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok,
serangga merubah amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap.

Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang ada dua macam
yaitu otot langsung dan otot tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan
dengan sayap dan bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak
langsung melekat 4 pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya
menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung menggerakkan
sayap(http://edibas.blog.unsoed.ac.id/files/2010/04/Handout-Fisiologi-
Serangga.pdf diakses pad 20 September 2018)

B. Sistem Pencernaan

Pencernaan dan absorbs makanan terjadi dalam saluran pencernaan.


Saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai ke anus. Sistem
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi 3 daerah
yang berbeda, yaitu usus depan ( stomodaeum ), usus tengah (mesenteron ) dan
usus belakang (proctodaeum ). Bagian-bagian ini biasanya dipisahkan oleh katup.
Katup kardiak di bagian depan dan katup pylorik di bagian belakang.
Usus depan memiliki bagian-bagian yang meliputi farings
(kerongkongan), esophagus, crop, dan proventrikulus yang menyerupai katup.
Pada beberapa serangga seperti kecoa, proventikulus dapat berotot yang
menyerupai tembolok dan memiliki gigi untuk menghaluskan makanan. Usus
tengah terdiri atas gastrikcaeca dan ventrikulus. Usus tengah tidak memiliki
bagian-bagian seperti halnya usus depan, namun sering berasosiasi dengan gastric
caeca, yang dikenal sebagai kantung buntu. Bagian dalam usus tengah seringkali
memiliki membrane peritrofik yang berkitin dan bersifat semipermeable.
Membrane ini membentuk lapisan pelindung antara materi makanan dan sels-sel
epitel yang rapuh. Membrane ini tidak dijumpai pada serangga-serangga pemakan

8
cairan. Usus belakang sangat bervariasi bergantung pada jenis serangga, tetapi
umumnya terbagi menjadi pembuluh intestine dan rectum yang terhubung ke
anus. Struktur lain yang berasosiasi dengan usus meliputi sepasang kelenjar saliva
dengan pembuluh yang terhubung ke saluran pra oral,
usus besar, usus kecil hipofarings, dan tubulus Malpighi yang bergantung dengan
intestine sebelum katup pyloric.

Gambar Saluran pencernaan serangga


(https://id.scribd.com/doc/305654925/Makalah-Fisiologi-Hwan-Makanan-
dan-Sistem-Pencernaan-pada-Invertebrata-dan-Vertebrata diakses pada 20
September 2018)

Pencernaan makanan dimulai ketika makanan bercampur dengan enzim


yang terdapat pada saliva. Usus depan merupakan organ
penyimpanan, pelumatan, dan pencampuran bahan makanan. Beberapa

9
pencernaan dapat terjadi secara eksternal sebelum makanan dicerna dan ketika
saliva disuntikkan kejaringan inang atau dijilatkan ke makanan. Biasanya,
makanan yang telah dicerna tahap awal akan bergerak sepanjang crop yang
kemudian tersimpan atau terus bergerak ke proventikulus. Mekanisme sistem
pencernaan pada serangga, misalnya tembolok berfungsi
m e n yi m p a n m a k a n a n s e m e n t a r a d i s e b e l a h b a w a h t e m b o l o k t e r
d a p a t k e l e n j a r ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan
melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok
makanan masuk ke empedal dan dalamempedal makanan dihanc
u r k a n , s e l a n j u t n ya m a k a n a n d i t e r u s k a n k e d a l a m l a m b u n g .
Dibagian depan lambung terdapat enam pasang usus bunt
u ya n g berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diser
ap di dalam lambung. Ketika mencapai usus tengah, makanan akan bercampur
dengan enzim-enzim utama pencernaan. Kebanyakan aktivitas enzim terjadi di
area gastric caeca.
Serangga sebagian besar memiliki enzim-enzim utama yang terdapat pada
hewan lainnya. Namun tidak semuannya dapat ditemukan pada suatu spesies.
Serangga yang makanannya cukup variatif memiliki enzim-enzim tertentu yaitu
amylase, maltase, lipase, invertase, dan ekso- dan endopeptidase. Spesies
pemakan darah utamanya memiliki enzim proteolitik. Pada serangga pengebor
kayu dapat dapat ditemukan selulase yang dapat menhancurkan jaringan kayu.
Kebanyakan serangga ini, contohnya rayap (isoptera), menghasilkan selulase yang
dihasilkan mikroorganisme simbiotik yang hidup pada usus.
Setelah makanan dicerna, nutrient bergerak melalui membrane peritrofik
dan diabsorbsi oleh epitelium usus tengah, membrane ini dimungkinkan dilalui
cairan dan larutan. Namun, menghambat fragmen-fragmen yang lebih besar.
Membrane ini juga melindungi abrasi sel-sel epitel. Beberapa kelompok serangga
hanya memakan makanan cair, seperti lalat pengisap darah dan kupu-kupu, tidak
memiliki membrane peritrofik.
Pada usus belakang, sisa makanan yang tidak tercerna dibuang melalui
anus berupa butiran-butiran yang disebut frass. Di sini rectum memainkan

10
peran penting dalam mengabsrobsi kembali air dari pellet feses dan membantu
mempertahankan keseimbangan air dan garam pada tubuh. Beberapa serangga
aquatic seperti naiads capung (Odonata) juga memiliki insang trachea pada rectum
yang berfungsi dalam respirasi (https://id.scribd.com/doc/305654925/Makalah-
Fisiologi-Hwan-Makanan-dan-Sistem-Pencernaan-pada-Invertebrata-dan-
Vertebrata diakses pada 20 September 2018)

C. Sistem Ekskresi pada Serangga

Sistem ekskresi memang sangat diperlukan oleh makhluk hidup


manapun. Sistem ekresi pada hewan merupakan salah satu sistem yang tidak
boleh dianggap sebelah mata, karna sistem ini adalah yang paling penting untuk
kestabilan organ-organ tubuh yang lainnya.

Sistem yang sangat vital ini tak hanya berada pada klasifikasi mahluk
hidup tingkatan yang tinggi. Namun, juga pada hewan dengan tingkatan yang
rendah seperti pada serangga dan sejenisnya. Serangga merupakan hewan dengan
tingkat klasifikasi yang memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan hewan
melata. Maka, sistem ekskresi pada serangga ini pastilah lebih baik dan sempurna
jika dibandingkan dengan cacing atau hewan sejenis.

11
Gambar system ekskresi serangga
(https://medium.com/@penulis1tanpanama/sistem-ekskresi-hewan-c5ee61ec594 diakses
pada 20 September 2018)

Ekskresi pada garis besarnya merupakan sebuah proses yang akan terlibat
langsung dan berada dalam homeostatis yang terjadi pada hampir semua mahluk
hidup. Dalam proses ini pula serangga lebih memungkinkan untuk dapat
mempertahankan kekonstanan yang bersifat medium dalam lingkup yang dalam,
meskipun pada lingkungan luarnya akan mengalami perubahan.

1. Pembuluh Malpighi

Ekresi yang merupakan pengeluaran zat atau juga eleminasi berbagai


zat buangan yang terjadi dari hasil metabolisme pada tubuh serangga. Namun,
produk yang berada pada sistem ekskresi tidaklah semata-mata merupakan zat
buangan semata, atau yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Semua zat yang
tidak lagi diperlukan oleh serangga akan di ekskresikan di dalam pembuluh
malpighi sebelum disalurkan ke badan malpighi. semua sistem tersebut akan

12
bertemu dan berkumpul pada bagian belakang usus serangga. proses ekskresi
tadi pun tak akan luput dari sistem pebuluh darah serangga tersebut.

Pada kenyataannya, sebelum dikeluarkan oleh tubuh melalui sistem


ekskresi tadi, zat-zat tersebut merupakan zat yang memang diperlukan oleh
tubuh. Salah satu contohnya adalah asam urat yang berada pada tubuh
serangga. Asam urat tersebut merupakan zat yang berguna untuk tubuh
serangga, dan setelah melalui beberapa proses, asam urat tadi juga akan di
keluarkan dari tubuh serangga dengan sistem ekskresi pada hewan tadi.

2. Badan Malpighi

Lebih lanjut, asam urat tadi akan di ekskresikan di dalam badan


malpighi. Namun, sebelum melalui proses tersebut, awalnya asam urat tadi
akan disimpan pada bagian sel, jaringan atau juga pada alat tubuh yang
lainnya. Dan dampaknya pada serangga tadi adalah keracunan. Dan untuk
dapat mengekskresikan asam urat tadi, hanya diperlukan sedikit air.

Seperti makhik hidup yang lainnya, sistem ini akan berbanding lurus
dengan sistem peredaran darah pada hewan tersebut. Satu contohnya seperti,
saat peredaran darah pada serangga terbuka, atau bisa dalam kata lain suatu
sistem peredaran darah jantung, dan kemudian beredar pada pembuluh darah
arteri yang menuju pada hemocoel; maka, sistem sistem ekskresinya pula akan
bergerak selurus dengan sistem tadi juga.

3. Bagian Proksimal

Bagian proksimal disini punya peranan penting dan vital selayaknya


paru-paru ataupun hati pada manusia. pekerjaan dan sistemnya pun hampir
tidak ada beda. dari cara kerjanya untuk dibagian proksimal ini akan

13
mengumpulkan sisa zat yang sudah tidak lagi diperlukan tubuh serangga,
setelah sebelumnya telah melewati sistem di bagian pembuluh malpighi dan
juga badan malpighi.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, tentang sistem ekskresi yang
merupakan sistem atau proses yang terjadi pada mahluk hidup dengan
pengeluaran zat atau juga eleminasi zat-zat yang tidak diperlukan lagi oleh
tubuh. Dan hal ini pun terjadi pada tubuh hewan-hewan lainnya, termasuk juga
serangga.

Serangga, yang merupakan hewan dengan tingkat klasifikasi makhluk


hidup yang tergolong rendah ini, juga memiliki sistem ekskresi. Malah, sistem
ekskresi pada serangga tergolong lebih tinggi dari hewan sejenis. sistem
ekskresi pada serangga di sini tidak berbeda jauh dengan sistem ekskresi pada
hewan vertebrata lainnya.

4. Ujung Arterior

Serangga yang pada umumnya memiliki sistem ekskresi primer. Dan


dalam sistem ekskresi primer ini serangga memiliki beberapa kelompok
saluran berongga-rongga yang biasa disebut juga dengan ujung arterior. Dan
ini juga yang berpengaruh pada ujung arterior satu yang ada pada bagian usus
halus belakang serangga.

Disini, sistem ekskresi serangga akan bergantung pula pada daerah


hidup serangga. Apakah serangga tersebut hidup dalam lingkungan yang
basah, lingkungan yang lembab, atau malah lingkungan yang kering.
Lingkungan tersebut pulalah yang secara otomatis akan berpengaruh juga pada
sistem peredaran darah serangga tersebut.

14
Untuk lebih jelas mengenai sistem ekresi pada serangga dapat dilihat disini:

 Belalang akan mengalami proses oksidasi pada tubuhnya dan nantinya


akan mengeluarkan berbagai zatnya dalam bentuk karbon dioksida
yang berbagai prosesnya akan terjadi pada tubulan atau juga pada
trakea.
 Berbagai zat sisa hasil metabolisme dari serangga tadi akan diambil
dari cairan tubuh atau juga biasa disebut hemolimfe dan akan terus
mengalir oleh saluran malpighi yang ada pada bagian ujung.
 Cairan hemolimfe tersebut akan terus mengalir sehingga melewati
bagian proksimal lalu terus mengalir menuju bagian usus
halus belakang serangga.
 Cairan tadi akan terus diproses di dalam usus halus belakang serangga
tadi sebelum di keluarkan dalam bentuk fases yang berbentik kristal-
kristal asam urat.
 Dan sementara itu, barbagai zat metabolisme yang umumnya berwujud
nitrogen juga akan dikeluarkan kembali dalam pembuatan zat kitin
 Zat kitin tersebutlah yang akan digunakan untuk pembuatan rangka
luar serangga, atau biasa disebut ekseskeletondan juga pada akhirnya
sebagian dari zat ini akan dibuang dalam bentuk asam urat yang
kering.
 Asam urat yang bersifat kering tersebut tidak akan larut jika di
campurkan kedalam air

Badan malpighi, bagian proksimal dan berbagai bagian lain yang ada pada
serangga tersebut berperan selayaknya sistem ekskresi pada ginjal manusia. Atau
juga fungsi ginjal pada mahluk hidup yang lainnya. Pembuluh yang halus serta
berwarna kuning ini berguna untuk membuang urea, asam urat beserta garam
yang ada pada darah akan mengalir kebagian usus halus belalang. Jumlah tubula
ini sangatlah berfariasi antar serangga. Namun, jumlah tubula ini berpasangan dan

15
jumlahnya genap untuk setiap serangga. Tubula ini terletak pada pertengahan
antara usus tengah dengan usus belakang.

Berbagai zat yang tidak diperlukan oleh serangga akan mengalir sejalan
seperti peredaran darah jantung manusia. dan seperti tidak ada perbedaan pada
serangga juga. Kemudian zat yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh serangga ini
akan berakhir pada usus belakang dan menuju tubula. Zat yang sudah masuk
kedalan tubula ini pada akhirnya akan berbentuk kristal asam urat.
(https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-ekskresi-pada-serangga diakses pada 20
September 2018)

D. Sistem Peredaran Darah pada Serangga

Organ sirkulasi pada serangga berupa jantung pembuluh dan


pembuluh darah. Pembuluh darah yang utama pada serangga ialah
pembuluh darah dorsal (punggung) yang memanjang di sepanjang thorax (dada)
dan abdomen (perut). Pada bagian abdomen, pembuluh darahnya terbagi menjadi
beberapa gelembung. Gelembung – gelembung inilah yang dinamakan dengan
jantung pembuluh. Tiap – tiap kamar atau gelembung pada jantung pembuluh ini
memiliki sekat yang dinamakan ostia. Sekat ini mencegah darah mengalir balik ke
jantung.

Jantung memompa darah untuk dialirkan keseluruh tubuh melalui


pembuluh aorta. Berbeda dengan vertebrata, pembuluh aorta pada serangga
memiliki ujung yang terbuka, sehingga darah mengalir keseluruh tubuh tanpa
melalui pembuluh darah, melainkan beredar bebas didalam rongga tubuh
(homocoel) dan langsung berhubungan dengan jaringan tubuh. Sistem seperti ini
dinamakan sistem peredaran darah terbuka.

16
Gambar system peredaran darah pada serangga
(http://www.eventzero.org/sistem-sirkulasi-darah-pada-serangga/ diakses pada 20
September 2018)

Darah membawa sari – sari makanan dari usus ke seluruh tubuh untuk
diedarkan ke sel – sel tubuh dan mengambil sisa metabolisme dari sel – sel tubuh
tersebut untuk di buang melalui sistem eksresi. Darah yang beredar di rongga
tubuh kemudian masuk kejantung pembuluh melalui lubang – lubang halus pada
pembuluhnya. Darah kemudian dipompa lagi keseluruh tubuh, begitu seterusnya.
Darah serangga yang lebih dikenal dengan hemolimf memang tidak berwarna
merah, karena tidak mengandung hemoglobin tetapi mengandung hemosianin.
Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksien. Dengan demikian sistem
peredaran darah pada serangga hanya berfungsi sebagai pengangkut sari –
sari makanan, hormon, garam, dan sisa metabolisme saja, sementara oksigen tidak
di ikat oleh darah (http://www.eventzero.org/sistem-sirkulasi-darah-pada-
serangga/ diakses pada 20 September 2018)

17
Darah serangga tidak digunakan untuk pengangkutan gas O2 maupun
CO2. Pengangkutan gas O2 dan CO2 dilakukan oleh sistem trakea yang
bercabang-cabang menuju ke berbagai jaringan. Selain itu, darah juga berfungsi
untuk mengatur dan menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungannya.

a. Hemolimf

 Hemolimf adalah cairan bening, tidak berwarna atau kunig-pucat atau hijau
pucat dan biru karena mengandung pigmen.
 Pada beberapa serangga akuatik pradewasa dan larva lalat parasit
dalam (endoparasitik), berwarna merah karena adanya hemoglobin.
 Pada nimfa dan imago hemolimf itu biasanya kurang dari 20% berat
badannya.
 pH hemolimf adalah 6-7 pada umumnya tetapi ada yang sampai pH 7-7.5.
 Hemolimf serangga dicirikan oleh konsentrasi yang tinggi dari fosfat
organik dan asam-asam amino.
 Kandungan dan komposisi kimiawi itu bervariasi tergantung dari jenis,
umur, keadaan fisiologi, kelamin (seks), makanan dan sebagainya.
 Sel-sel hemolimf atau hemosit (haemocytes) ada beberapa tipe
(terutama plasmatosit, cystocytdan sel granular), semuanya mempunyai
empat fungsi inti.

Ada 4 macam fungsi dasar, yaitu :

1. Fagositosis, memakan partikel-partikel dan bahan, misalnya metabolit;


2. Pengkapsulan (encapsulation), membungkus parasit dan bahan asing
yang berukuran relatif besar;
3. Koagulasi hemolimf; dan
4. Penyimpanan dan distribusi nutrisi.

 Dua tipe sel lain yang terdapat di dalam hemosel : Nefrosit (nephrocytes),
yang berfungsi sebagai kelenjar tanpa saluran yang menjaring hemolimf

18
dari bahan-bahan tertentu dan dimetabolisme untuk dimanfaatkan atau
dibuang di tempat lain. Yang kedua, oenosit (oenocytes), fungsinya tidak
jelas, tetapi kelihatannya berperan dalam sintesis parafin kutikula.

 Hemolimf mempunyai berbagai fungsi:

a. Sebagai pelumas (lubricant): melancarkan gerakan antar organ


b. Sebagai medium hidraulik: pada proses ganti kulit; pada proses
imago lalat keluar dari puparium dengan dorongan ptilinum;
penjuluran embelan, misalnya pada proses perentangan sayap
waktu imago keluar dari pupa.
c. Transportasi nutrisi dan bahan limbah: nutrisi diserap oleh darah
dari sistem pencernaan dan diantarkan ke jaringan- jaringan yang
memerlukan. Limbah metabolisme diangkut dari jaringan-jaringan
oleh darah ke organ-organ ekskretori. Selain itu hormon-hormon
dibawa oleh darah ke tempat-tempat hormon itu bekerja.
d. Organ perlindungan:
 dalam fagositosis,
 pengkapsulan (encapsulasi),
 detoksifikasi bahan beracun, misalnya insektisida,
 hemostasis, yaitu penghentian perdarahan melalui koagulasi
dan presipitasi plasma,
 penyembuhan luka,
 perlindungan non-seluler.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberhasilan serangga dalam survivalnya terutama berkaitan dengan


kemampuannya untuk mengindera, menafsirkan dan bergerak dalam
lingkungannya. Sekitar tujuh puluh persen dari spesies di dalam biosfer adalah
serangga yang tersebar di berbagai lingkungan. Kemampuan terbang serangga
yang diperkirakan berkembang sejak paling sedikit 300 juta tahun yang lalu
merupakan inovasi dalam kemampuan pergerakan selain pergerakan terestrial dan
akuatik yang berkembang dengan baik. Pencernaan dan absorbs makanan
terjadi dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan memanjang dari
mulut sampai ke anus. Sistem pencernaan makanan
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yang berbeda, yaitu usus depan
( stomodaeum ), usus tengah (mesenteron ) dan usus belakang (proctodaeum ).
Bagian-bagian ini biasanya dipisahkan oleh katup. Katup kardiak di bagian depan
dan katup pylorik di bagian belakang. Ekskresi pada garis besarnya merupakan
sebuah proses yang akan terlibat langsung dan berada dalam homeostatis yang
terjadi pada hampir semua mahluk hidup. Dalam proses ini pula serangga lebih
memungkinkan untuk dapat mempertahankan kekonstanan yang bersifat medium
dalam lingkup yang dalam, meskipun pada lingkungan luarnya akan mengalami
perubahan. Organ sirkulasi pada serangga berupa jantung pembuluh dan
pembuluh darah. Pembuluh darah yang utama pada serangga ialah
pembuluh darah dorsal (punggung) yang memanjang di sepanjang thorax (dada)
dan abdomen (perut). Pada bagian abdomen, pembuluh darahnya terbagi menjadi
beberapa gelembung. Gelembung – gelembung inilah yang dinamakan dengan
jantung pembuluh. Tiap – tiap kamar atau gelembung pada jantung pembuluh ini
memiliki sekat yang dinamakan ostia. Sekat ini mencegah darah mengalir balik ke
jantung.

20
B. Saran

Anatomi dalam serangga dan fisiologi serangga akan mudah dipelajari jika
ditunjang oleh banyak literatur , baik dari buku-buku penunjang atau internet.
Sehingga kita dapat mengetahui struktur anatomi dalam serangga . Selain itu kita
juga dapat memahami fisiologi dari serangga yang membahas berbagai macam
system yang terdapat pada tubuh serangga.
 Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk
mengetahui penjelasan mengenai anatomi dalam serangga dan
fisiologi serangga.
 Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang
bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah serta di
situs-situs internet yang memuat pembahasan tentang entomologi.

21
Daftar Pustaka

- Mochamad Hadi, H dkk.2009.Biologi Insekta


Entomologi.Yogyakarta:GRAHA ILMU
- Adha, Viddy.2016.Struktur Eksternal dan Internal Serangga Beserta
Fungsinya dalam
https://www.academia.edu/10896030/3_Struktur_Eksternal_and_Internal_
Serangga_Beserta_Fungsinya_2.1_Struktur_Eksternal_Tubuh_Serangga_
Beserta_Fungsinya_2.1.1_Kepala diakses pada 20 September 2018
- Pardosi, Bambang dkk.2014. Makalah Fisiologi Hewan Makanan dan
Pencernaan pada Invertebrata dan Vertebrata dalam
https://id.scribd.com/doc/305654925/Makalah-Fisiologi-Hwan-Makanan-
dan-Sistem-Pencernaan-pada-Invertebrata-dan-Vertebrata diakses pada 20
September 2018
- http://edibas.blog.unsoed.ac.id/files/2010/04/Handout-Fisiologi-
Serangga.pdf
- Husman, Anwar.2015. Sistem Ekskresi pada Serangga dalam
https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-ekskresi-pada-serangga diakses
pada 20 September 2018
- Royen.2015. Sistem Sirkulasi Darah pada Serangga dalam
http://www.eventzero.org/sistem-sirkulasi-darah-pada-serangga/ diakses
pada 20 September 2018

22
KELOMPOK 3

Materi : Anatomi dalam Serangga dan Fisiologi Serangga

Hari/Tanggal : Senin, 24 September 2018

Ruangan/Waktu : BIO-3/12.00-13.40 WITA

Hasil Diskusi (Pertanyaan dan Jawaban)

1. Susan A Manengal
Mengapa darah pada serangga hanya berwarna kuning dan hijau bukan
berwarna merah?
Jawaban
Darah pada serangga hanya berwarna kuning dan hijau bukan merah
karena darah pada serangga mengandung pigmen atau zat warna dan
mengandung hemosianin yang berfungsi sebagai pengangkut sari-sari
makanan, hormone, garam, dan sisa metabolism saja, sementara oksigen
tidak diikat oleh darah.

2. Wahyu J Hamidu
Berapa lama serangga dapat terbang?

Jawaban

Tidak tercatat berapa lama serangga dapat terbang, namun serangga dapat
terbang dengan ketinggian 9.000 meter dan frekuensi pergerakan sayap
kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan lebah 10 Hz.

23
3. Anjelina Maatita
Serangga tipe apa yang berperan penting dalam siklus nutrisi?
Jawaban
Serangga yang berperan dalam siklus nutrisi pada lingkungan contohnya
adalah lebah. Karena lebah membantu proses penyerbukan pada serangga.

4. Yehu Kojongian
Apa yang dimaksud dengan otot Synchronous dan otot Asynchronous
serta jenis-jenisnya?
Jawaban
a. Otot Synchronous adalah kontraksi otot terbang pada odonata,
otrhoptera, dan Lepidoptera. Contohnya capung, belalang, dan
kupu-kupu.
b. Otot Asynchronous adalah otot-otot yang mempunyai ratio
kontraksi terhadap stimuli yang berbeda dari normal ratio.
Contohnya lalat

5. Triani Rante Mia


Bagaimana hubungan syaraf dan otot?
Jawaban
Hubungan syaraf dengan otot yaitu pada serangga syaraf akan menempel
pada seluruh panjang sel otot, sehingga proses pengaktifan terdapat pada
hamper seluruh otot.

6. Vini Armelia Ando


Serangga apa saja yang memiliki membrane peritrofik dan bersifat
semipermeabel?
Jawaban
Membran perithropic adalah lapisan lembut pada dinding dalam midgut
yang ditemukan pada kebanyakan serangga baik pada serangga yang

24
makanannya padat atau yang berupa cairan tanaman khususnya pada
Homoptera dan Heteroptera. Contohnya kepik sejati dan kutu busuk.

7. Vinnesa Kuhu
Jelaskan 2 proses kontraksi!
Jawaban
a. Kontraksi isomeri dimana panjang otot tidak berubah, dan hanya
terjadi suatu tegangan.
b. Kontraksi isotonis dimana tegangan sama, tapi panjang otot yang
berubah.

25

Anda mungkin juga menyukai