Laporan Kerja Praktek Pt. Pim Jefry
Laporan Kerja Praktek Pt. Pim Jefry
DI
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
KRUENG GEUKUEH - ACEH UTARA
DISUSUN OLEH :
JEPRI YANTO
NIM. 1605903010075
DI
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
KRUENG GEUKUEH - ACEH UTARA
DISUSUN OLEH :
JEPRI YANTO
NIM. 1605903010075
Mengetahui :
d
KATA PENGANTAR
kepada Nabi SAW beserta keluarga dan para sahabat sekalian yang telah
membimbing umat manusia dari jalan kesesatan ke alam kebenaran yang saat ini
sedang kita rasakan bersama.
1. Bapak Husni Ahmad Zaki, selaku Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda.
2. Bapak Muhammad Ali, selaku General Manager SDM PT Pupuk Iskandar
Muda.
3. Bapak Muhammad Taufiq, selaku General Manager Pemeliharaan PT Pupuk
Iskandar Muda.
4. Bapak Muhammad Refi, selaku Maneger Departemen PSDM PT Pupuk
Iskandar Muda.
5. Bapak Edi Untia , selaku Manager Departemen Pemeliharaan Lapangan PT
Pupuk Iskandar Muda.
6. Bapak Dedy Haryadi Hasan, selaku Koordinator Diklat PT Pupuk Iskandar
Muda.
i
7. Bapak Herri Supriadi, selaku Pembimbing Redaksi Kerja Praktek PT Pupuk
Iskandar Muda.
8. Bapak Muhammad Haigal selaku Pembimbing Materi Kerja Praktek
Departemen Pemeliharaan Lapangan PT Pupuk Iskandar Muda.
9. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil
sampai selesainya laporan ini.
JEPRI YANTO
NIM. 1605903010075
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
iii
2.4.4. Tri Tekad ......................................................................................... 8
2.5. Struktur Organisasi PT. Pupuk Iskandar Muda ........................................ 8
2.6. Pabrik Dan Sarana Produksi ..................................................................... 9
2.6.1. Unit Utilitas ..................................................................................... 9
2.6.2. Unit Ammonia ................................................................................. 11
2.6.3. Unit Urea ......................................................................................... 11
2.6.4. Unit Adsorben Sulfur Removal ....................................................... 11
2.6.5. Unit Penunjang Produksi ................................................................. 12
2.6.6. Pencegahan Pencemaran ................................................................. 12
2.7. Bahan Baku ............................................................................................... 13
2.7.1. Bahan BakuUnit Utilitas 1 dan 2 ..................................................... 13
2.7.2. Bahan Baku Unit Ammonia 2 ......................................................... 17
2.7.3. Bahan Baku Unit Urea 1 ................................................................. 19
2.8. Produk Yang Dihasilkan ........................................................................... 20
iv
4.4.4. Menghitung Kualitas Steam ............................................................ 37
4.4.5. Mencari Nilai Entalpi Desain .......................................................... 37
4.4.6. Mencari Efesiensi Isentropis Steam Turbin 61-105-J ..................... 38
4.5. Perhitungan Data Aktual ........................................................................... 38
4.5.1. Mencari Nilai Hi Dan Si Dengan Interpolasi .................................. 38
4.5.2. Mencari Nilai Entalpi Saturated ...................................................... 41
4.5.3. Mencari Nilai Entropi Fluida Dan Entropi Gas Saat Kondisi Saturated
.......................................................................................................... 42
4.5.4. Menghitung Kualitas Steam ............................................................ 43
4.5.5. Mencari Nilai Entalpi Aktual .......................................................... 43
4.5.6. Mencari Efesiensi Isentropis Steam Turbin 61-105-J ..................... 44
4.6. Pembahasan .............................................................................................. 45
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Jenis Resin Yang Digunakan Pada Unit Utilitas 1 ............................. 17
Tabel 2.5 Jenis Resin Yang Digunakan Pada Unit Utilitas 2 ............................. 17
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1. Masa orientasi, yaitu masa pengarahan dan penjelasan secara umum tentang
produksi PT. Pupuk Iskandar Muda.
2. Peninjauan ke unit-unit pabrik, yaitu unit urea, unit utility, unit ammonia dan
unit PIMIT.
3. Pengumpulan data dan literature yang berkenaan dengan tugas khusus.
4. Penyelesaian tugas khusus sesuai dengan bimbingan dan arahan.
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
5
o Penyaluran bahan baku gas alam dari Exxon Mobil dapat dipermudah
dengan memanfaatkan jaringan pipa ke PT AAF yang telah dibangun
terlebih dahulu.
o Pengambilan air baku dari sungai Peusangan juga dapat ditunjang dengan
memanfaatkan jaringan pipa PT AAF.
o Dengan memanfaatkan pintu masuk pelabuhan PT AAF, maka pembangunan
sarana pelabuhan dapat dipermudah.
o Untuk keperluan perluasan PT PIM dengan rencara pengembangannya, telah
dibebaskan lahan seluas 323 Ha, dengan rencana perincian 162 Ha untuk
pabrik dan perkantoran sedangkan untuk perumahan dan sarana fasilitas
sebesar 161 Ha.
Adapun penentuan tata letak pabrik PT PIM ini dilakukan dengan pertimbangan-
pertimbangan antara lain :
Kemudahan lalu lintas bahan-bahan untuk keluar masuk pabrik.
Kemudahan pengawasan terhadap alat-alat proses.
Keselamatan kerja serta kemudahan lalu lintas personil dalam pabrik.
2.4 Visi, Misi, Tata Nilai, Makna dan Tri Tekad perusahaan
2.4.1 Visi dan Misi PT. Pupuk Iskandar Muda
Berikut visi dan misi dari perusahaan Pupuk Iskandar Muda.
a. Visi
Menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia lainnya yang terkemuka dan
memiliki keunggulan-keunggulan sehingga mampu bersaing baik di Dalam
Negeri maupun di Dunia Internasional.
b. Misi
1. Memproduksi dan memasarkan pupuk dan produk petrokimia dengan
efisien.
2. Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan.
3. Memberikan nilai tambah kepada stakeholder.
4. Berperan aktif menunjang ketahanan pangan.
2.4.3 Makna
“Berperan aktif dalam ketahanan pangan dan kemakmuran bangsa”.
3. Bahan baku udara yang diperoleh dari udara bebas di dalam Fractionation
Colum.
Adapun unit-unit di utilitas adalah sebagai berikut:
a. Unit Water Intake Facility
b. Unit Pengolahan Air
a. Clarifier
b. Grafity Sand filter
c. Filter Water Reservoir
d. Activated Carbon Filter
e. Demineralizer
c. Unit Pembangkit Steam
a. Package Boiler
b. Waste Heat Boiler
d. Unit Udara Instrument/ Udara Pabrik
e. Unit Air Separation Plant
f. Unit Gas Mattering Station
g. Unit Pengolahan Limbah Buangan
h. Unit Pabrik CO2 dan Dry Ice
i. Unit Pembangkit Listrik
a. Main Generator
b. Stand By Generator
c. Emergency Generator
Main Generator adalah unit pembangkit energi listrik utama yang
digerakkan oleh turbin gas, berkapasitas 15 MW dengan tegangan 13,8 KV,
tmemiliki 3 phasa dengan penurunan tegangan melalui trafo step down (13,8
KV – 2,4 KV – 480 V – 220 V). Jika Main Generator berkerusakan, maka
akan dibebankan kepada Stand By Generator. Sedangkan Emergency
Generator terlebih dahulu bekerja sebelum beban diambil oleh Stand By
Generator. selain 3 generator tersebut, terdapat juga sistem baterai yaitu UPS
(Uninterrupted Power Supply) yang berfungsi untuk mensuplai tenaga listrik
keperalatan instrumentasi, paging dan alarm.
11
1. Buangan berupa gas dari pabrik tidak mengandung gas berbahaya dan
sebagian besar berupa uap air.
2. Air buangan diproses di kolam pembuangan yang berfungsi untuk
pengendapan padatan yang terlarut, pengontrolan PH serta penambahan
kandungan oksigen.
3. Debu urea yang terjadi pada saat pembutiran diserap dan diamankan
dengan urea filter dengan sistem Wet Scrubbler (penangkapan debu dengan
air).
13
Komposisi % Mol
CO2 0
N2 1,087
CH3 93,556
C2H6 3,999
14
C3H8 0,893
iC4H10 0,252
nC4H10 0,208
iC5H12 0,005
nC5H12 0
C6H14+ 0
Total 100,000
2. Air
Kebutuhan air pada unit utilitas-1&2 berasala dari Sungai Peusangan
yang berjarak 25 Km dari lokasi pabrik melalui water intake facility air
3. Udara
Udara yang digunakan berasal dari udara bebas di sekitar pabrik
(kandungan dianggap sama dengan atmosfer secara umum).
menara pendingin
Alum, Mempercepat proses Inlet Clarifier
Al2(SO4)3..H2O flokulasi
Coagulant Aid Mempercepat proses Inlet Clarifier
koagulasi
Methanol Sulfat Meregrenasi kolom penukar Cation
ion pengatur pH exchanger
Soda Kaustik Meregrenasi kolom penukar Anion
ion pengatur pH exchanger,
Clarifier
Hidrazin Menurunkan kandungan Daerator
oksigen
Polycrine A-499 Mencegah pembentukan Basin Cooling
slime Water
Kurizet S-219 Mencegah korosi Basin Cooling
Water
Kurita S-2850 Mencegah terbentuknya Basin Cooling
scale Water
Kalsium Hipoklorit Mencegah pertumbuhan Basin Cooling
bakteri Water
Disodium Fosfat Mencegah pembentukan Steam Drum
kerak
Silica Alumina Gel Menyerap H2O dari udara Air Separation
Unit
Activated Carbon Menghilangkan bau, CO, A/C filter
CO2, residual klorin
2. Air
Digunakan sebagai bahan baku pembuatan steam dan media air
pendingin. Steam dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan gas sintesa
danmedia pemanas.
3. Udara
Udara digunakan sebagai umpan pada secondary reformer. Udara yang
dipakai berasal dari sekitar pabrik.
2. Bahan Kimia
Terdapat bahan kimia yang digunakan pada unit ammonia, yaitu aMDEA
dan perlite.
a. aMDEA
Larutan aMDEA adalah larutan activated methyl diethyl amine yang
digunakan sebagai absorber CO2 Pretreatment Unit (CPU) dan Main CO2
Removal (MCR).
b. Perlite
Perlite digunakan sebagai isolator pada berbagai vesel sehingga
mengurangi panas yang terbuang karena udara lingkungan.
2. CO2
Unit urea-1 membutuhkan CO2 sebagai reaktan dalam membuat
karbamat. CO2 ini berasal dari CO2 stripper yang terdapat pada unit ammonia-2.
20
Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode
external combustion (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap)
dilakukan di luar sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum
adalah di mulai dari pemanasan air pada boiler. Uap air hasil pemanasan yang
memiliki temperatur dan tekanan tinggi selanjutnya mengalir antara sudu-sudu,
yang mengakibatkan timbulnya gaya tangensial sehingga dapat menggerakkan
sudu turbin, putaran sudu turbin ini diteruskan oleh poros untuk mengerakkan
beban seperti generator, pompa, kompressor dan sebagainya. Uap yang keluar dari
turbin selanjutnya dapat dimanfaatkan kembali atau langsung disalurkan ke
kondensor untuk di dinginkan. Selanjutnya air hasil kondensasi tersebut dialirkan
kembali ke boiler dengan bantuan pompa. Dari penjelasan diatas dapat di
simpulkan bahwa turbin uap adalah mesin pembangkit yang bekerja dengan
sistem siklus tertutup.
Uap kering dengan tekanan tinggi sebelum memasuki turbin dialirkan pada
tiga katup. Masing-masing katub berfungsi :
o Emergency Stop Valve (ESV), berfungsi untuk mengontrol aliran uap masuk
ke dalam turbin serta untuk menghentikan supplay uap pada saat turbin
emergency trip seperti overspeed pada putaran poros turbin. Katup ini bekerja
22
23
dengan bantuan suatu spindel pada poros turbin dimana kerja spindel ini
memanfaatkan gaya sentrifugal pada poros. Pada saat kecepatan poros turbin
melebihi kecepatan maksimum, spindel akan menekan slip ring. Kendali ini
akan diteruskan pada emergency stop valve sehingga katup akan menutup.
o Trip Throttle Valve (TTV), adalah katup utama untuk mengontrol uap yang
akan masuk ke turbin dan juga berfungsi untuk menutup aliran uap pada saat
turbin tidak di operasikan. Katup ini digerakkan secara manual.
o Governor Valve, berfungsi untuk mengontrol kebutuhan aliran uap yang masuk
ke turbin.
Uap yang masuk adalah uap bertekanan tinggi. Saat melalui nozzle,
tekanan berubah menjadi kecepatan dengan adanya pengecilan penampang pada
daerah laluan uap. Uap yang berkecepatan tinggi ini selanjutnya akan menumbuk
daerah sudu-sudu gerak. Pada saat uap menumbuk sudu-sudu gerak ini menjadi
perubahan momentum yang mengakibatkan timbulnya gaya tangensial sehingga
sudu yang bergerak menghasilkan putaran pada poros, selanjutnya putaran ini di
teruskan untuk menggerakkan beban, dalam hal ini berupa pompa sentrifugal.
Pada saat uap uap melewati sudu gerak dan sudu tetap, tekanannya
mendekati konstan. Sedangkan kecepatan uapnya turun pada saat uap melewati
sudu gerak. Diagram perubahan tekanan dan kecepatan turbin uap item 61-105-J
dengan satu penurunan tekanan dan dua penurunan kecepatan dapat ditunjukkan
pada gambar dibawah ini :
d. Turbin bertekanan sangat tinggi, diatas 170 bar dan bertemperatur diatas
550°C
e. Turbin superkritikal, menggunakan uap bertekanan 225 bar
8. Berdasarkan sifat penggunaannya :
a. Tubin stationer dengan kecepatan konstan, biasanya digunakan untuk
memutar altenator di PLTU
b. Turbin stationer dengan kecepatan variable, biasanya untuk memuat
kompresor, pompa dan sebagainya
c. Turbin non-stationer dengan kecepatan variable, misalnya yang digunakan
di kapal, lokomotif dan sebagainya.
Turbin uap terdiri dari beberapa komponen utama dengan fungsi masing-
masing. Komponen-komponennya adalah sebagai berikut:
2. Nozzel
Nozzel adalah suatu laluan yang penampangnya bervariasi dimana pada
nozzle tersebut energi potensial uap dikonversikan menjadi energi kinetik berupa
pancaran uap ke sudu gerak turbin.
7. Bearing (Bantalan)
Terdapat dua jenis bantalan yang digunakan pada sistem turbin uap, yaitu:
a. Thrust Bearing
Thrust bearing dapat menahan beban yang dialami pada bantalan yang
cukup besar dan putaran yang tinggi. Thrust bearing diletakkan pada poros turbin
di posisi steam end. Thrust bearing berfungsi untuk mencegah pergerakan aksial
dari rotor turbin.
8. Casing
Casing merupakan komponen turbin yang berfungsi sebagi pelindung
komponen-komponen turbin lainnya juga sebagai dudukan untuk komponen stator
seperti bearing, labirint, sudu tetap, governor valve dan nozel.
Efesiensi isentropis adalah rasio kerja ideal yang diperlukan pada proses
kompresi adiabatik tanpa gesekan (tidak ada energi yang hilang akibat gesekan)
terhadap kerja aktual yang diperlukan untuk mendapatkan kenaikan tekanan total
yang sama.
Dimana :
31
32
Mulai
Mencari nilai entropi fluida dan entropi gas saat kondisi saturated
Selesai
Dari tabel A – 6 tersebut dengan data inlet steam pressure dan inlet steam
temperature, data h1 dan s1 tidak di dapatkan data secara langsung, maka
dilakukan interpolasi sebagai berikut:
Temperatur (°C) Entalpi (hi) (kJ/kg)
350 (4,0 Mpa) 3093,3
371 (4,0 Mpa) ?
400 (4,0 Mpa) 3214,5
4.4.3. Mencari nilai entropi fluida dan entropi gas saat kondisi saturated
Mencari nilai Sf, Sfg dan Sg untuk menentukan kualitas steam, dapat di
lihat pada tabel 4.4 Saturated Water:
Tekanan (kPa) Entropi (Sf) (kJ/kg.K)
9,5953 0,6386
12,0621 ?
12,352 0,7038
Sfg = Sg – Sf
Sfg = 8,0807 – 0,7015
Sfg = 7,3792 kJ/kg.K
𝛼 = 0,7972
Hfg = Hg - Hf
Hfg = 2590,9975 – 208,6297
Hfg = 2382,3678 kJ/kg
Sehingga nilai H2s bisa ditentukan yaitu :
H2s = Hf + a x Hfg
H2s = 208,6297 + 0,7972 x 2382,3678
H2s = 2108,5680 kJ/kg
η = 0,5320386651 x 100
η = 53,2038665122 %
Dari tabel A – 4 (Saturated Water) dengan data exhaust steam pressure dan
exhaust steam temperatur, maka didapatkan entalpi gas (H2a) dengan interpolasi:
Tekanan (kPa) Entalpi (H2a) (kJ/kg)
9,5953 2582,4
12,25831 ?
12,352 2591,3
Menggunakan interpolasi linier:
(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦 = 𝑦1 + × (𝑦2 − 𝑦1 )
(𝑥2 − 𝑥1 )
𝑦 = 2590,9975
Dari hasil interpolasi linier didapatkan entalpi (H2a) atau (Hg) sebesar 2590,9975
kJ/kg.
4.5.3. Mencari nilai entropi fluida dan entropi gas saat kondisi saturated
Mencari nilai Sf, Sfg dan Sg untuk menentukan kualitas steam, dapat di
lihat pada tabel 4.4 Saturated Water:
Tekanan (kPa) Entropi (Sf) (kJ/kg.K)
9,5953 0,6386
12,25831 ?
12,352 0,7038
𝑦 = 208,6297
Dari hasil interpolasi linier didapatkan entalpi (Hf) sebesar 208,6297 kJ/kg
Dari tabel A – 4 (Saturated Water) dengan data exhaust steam pressure
didapatkan data entalpi fluida (Hg) dengan interpolasi
Tekanan (kPa) Entalpi (Hg) (kJ/kg)
9,5953 2582,4
12,25831 ?
12,352 2591,3
Hfg = Hg - Hf
Hfg = 2590,9975 – 208,6297
Hfg = 2382,3678 kJ/kg
Sehingga nilai H2s bisa ditentukan yaitu :
H2s = Hf + a x Hfg
H2s = 208,6297+ 0,7975 x 2382,3678
H2s = 2108,5680 kJ/kg
η = 0,5510829174 x 100
η = 55,1082917403 %
45
4.6. Pembahasan
1. Efesiensi isentropis aktual pada steam turbine lebih tinggi dari nilai efesiensi
isentropis desainnya.
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari perhitungan efesiensi isentropis
turbin uap 61-105-J sebagai berikut :
1. Perbedaan temperatur inlet steam sangat berpengaruh terhadap performa steam
turbine 61-105-J, karena semakin menurunnya temperatur inlet steam maka
efesiensi isentropisnya juga semakin menurun.
2. Kondisi steam turbine 61-105-J yang masih baik atau layak beroperasi karena
perbedaannya efesiensi antara aktual dengan desain yang tidak terlalu besar.
5.2. Saran
Dengan hasil perbandingan nilai efesiensi aktual dengan desainnya, maka
bisa dipastikan bahwa kondisi steam turbine 61-105-J masih dalam kondisi baik
atau layak beroperasi, namun adanya perbedaan temperatur inlet perlu dijaga agar
tidak semakin menurun karena akan berakibat semakin menurunnya performa
(efesiensi) dari steam turbine 61-105-J.
46
DAFTAR PUSTAKA