Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Paper

Penyuluhan Tehnik Pembedahan Hewan Coba Untuk Mengamati Struktur dan


Frekwensi Denyut Jantung Pada Siswa SMP Negeri 7 Mataram

I Wayan Merta1*, Imam Bachtiar1, Syachruddin AR1, Kusmiyati1


1
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

*Corresponding Author: Abstrak: Teknik pembedahan merupakan pengetahuan tentang cara-cara pembedahan
I Wayan Merta, Program hewan coba untuk mengamati organ-organ dalam. Keberasilan pengamatan struktur
Studi Pendidikan Biologi dan frekwensi denyut jantung pada hewan coba sangat ditentukan oleh tehnik-tehnik
Fakultas Keguruan dan pembedahan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa
Ilmu Pendidikan, tentang tehnik-tehnik pembedahan hewan coba dan meningkatkan ketrampilan siswa
Universitas Mataram, melakukan pembedahan hewan coba untuk mengamati struktur jantung dan frekwensi
Indonesia; denyut jantung. Metode dalam pengabdian ini dilakukan dengan metode penyuluhan,
Email: pada tahap ini disampaikan materi tentang tehnik-tehnik pembedahan hewan coba dan
wayanmerta.fkip@unram.ac.id metode pratekum, yaitu melakukan praktek pembedahan hewan coba untuk mengamati
struktur jantung dan frekwensi denyut jantung. Hewan coba yang digunakan dalam
pengabdian ini adalah 10 ekor mencit (Mus musculus) strain BALB/C dan 10 ekor dan
katak (Rana Sp). Pengabdian ini dapat disimpulkan: Kegiatan pengabdian ini sangat
bermanfaat bagi siswa Klas VII SMP Negeri 7 Mataram sebagai pengetahuan dan
ketrampilan terkait dengan tehnik pembedahan hewan coba. Siswa telah memahami
tehnik-tehnik pembedahan hewan coba, dapat melakukan pembedahan hewan coba
dengan baik dan benar, serta mengetahui struktur jantung Katak dan Mencit. Hasil
praktekum diperoleh Mencit memiliki rata-rata denyut jantung 102 per menit,
sedangkan denyut jantung Katak reratanya 69 per menit.

Kata Kunci: Katak (Rana sp),Mencit (Mus musculus),dan Frekwensi denyut jantung

Pendahuluan dada/thorax dibedah sehingga kelihatan jantungnya,


kemudian dilakukan pengamatan frekwensi denyut
Teknik pembedahan merupakan pengetahuan jantung dan organ-organ dalam. Selama mengamati
tentang cara pembedahan hewan coba untuk frekwensi denyut jantung hewan coba tersebut tetap
mengamati organ-organ dalam. Keberasilan diberikan larutan ringer supaya hewan coba tetap
pengamatan organ - organ dalam dan frekwensi hidup (Nawangsari, 1989).
denyut jantung pada hewan coba sangat ditentukan Di SMPN 7 Mataram pada mata pelajaran IPA
oleh tehnik-tehnik pembedahan. Frekwensi denyut khususnya biologi dituntut adanya kegiatan
jantung pada hewan tergantung dari spesies hewan. praktikum. Pelaksanaan kegiatan praktikum sering
Pada mencit (mus musculus) frekwensi denyut mengalami hambatan terutama melakukan
jantungnya sekitar 98 per menit sedangkan pada pembedahan hewan coba untuk mengamati struktur
katak (Rana sp) sekitar 73 per menit (Ayda. T.Y, organ-organ dalam dan frekwensi denyut jantung.
dan Sudarwati. S, 1992). Hambatan yang sering dihadapi siswa, siswa belum
Tehnik pembedahan pada hewan coba untuk sempat mengamati denyut jantung hewan coba
mengamati frekwensi denyut jantung dan struktur keburu mati, dan tidak mendapat struktur organ-
organ-organ dalam dapat dilakukan dengan cara : organ dalam, dalam keadaan utuh karena sudah
Hewan coba misalnya mencit dan katak yang tercampur aduk. Kesalahan ini disebabkan oleh
dijadikan sampel dibius dengan kapas yang sudah siswa yang belum paham tentang tehnik
dibasuh dengan klorofom, rongga abdomen di pembedahan pada hewan coba. Untuk itu perlu
bedah kearah rongga dada. Selanjutnya rongga adanya edukasi untuk meningkatkan pengetahuan

Publisher © 2019 The Author(s). This article is open access


UPT Mataram University Press
I Wayan Merta et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 89-92 e-ISSN: 2655-5263

dan ketrampilan tentang tehnik pembedahan hewan meningkatkan ketrampilan peserta didik/siswa
coba untuk mengamati struktur organ-organ dalam membedah hewan coba 3) metode pengamatan,
dan frekwensi denyut jantung. untuk mengamati struktur organ-jantung dan
Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan frekwensi denyut jantung.
pengetahuan peserta didik/siswa tentang tehnik-
tehnik pembedahan hewan coba. Meningkatkan
ketrampilan peserta didik/siswa membedah hewan
coba untuk mengamati struktur jantung dan Hasil dan Pembahasan
frekwensi denyut jantung. Manfaat Kegiatan
pengabdian ini, diharapkan peserta didik/siswa Kegiatan pengabdian pada
memiliki pengetahuan tentang tehnik-tehnik masyarakat dilakukan dua tahap. Tahap pertama
pembedahan hewan coba serta memiliki penyampaian materi tentang tehnik-tehnik
ketrampilan membedah hewan coba untuk pembedahan hewan coba dan struktur jantung serta
mengamati struktur organ-organ dalam dan cara menghitung frekwensi denyut jantung. Pada
frekwensi denyut jantung. Permasalahan dan Solusi saat pelaksanaan kegiatan, antusias peserta cukup
yang Ditawarkan: Permasalahan, siswa dalam tinggi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya
melaksanakan kegiatan praktikum sering pertanyaan yang diajukan peserta yang terkait
mengalami kesulitan terutama melakukan dengan materi yang disampaikan tim pengabdian
pembedahan hewan coba untuk mengamati struktur pada saat diskusi. Selain itu, siswa terlihat sangat
organ-organ dalam dan aktivitas/frekwensi denyut antusias ketika melakukan praktek membedah
jantung. hewan coba. Pada saat pelaksanaan kegiatan
Hambatan yang sering dihadapi oleh siswa, pengabdian ini, muncul pertanyaan dari salah satu
siswa belum sempat mengamati dan menghitung peserta/siswa menanyakan bagaimana struktur
frekwensi denyut jantung, hewan coba sudah jantung Mencit dan Katak, apa fungsinya, serta
keburu mati, serta tidak dapat mengamati struktur bagaimana peredaran darahnya? Berdasarkan
organ-organ dalam, dalam keadaan utuh karena pertanyaan tersebut maka, dijelaskan tentang
sudah tercampur aduk. Solusi yang ditawarkan, Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (cor),
Memberi penyuluhan tentang tehnik-tehnik pembuluh-pembuluh darah dan darah. Jantung
pembedahan hewan coba dan melakukan praktek memilki sifat sebagai berikut: Iritabilitas, yaitu
pembedahan hewan coba untuk melihat struktur kemampuan jantung untuk mengadakan tanggapan
organ-organ dalam dan aktivitas/frekwensi denyut bila mendapat rangsangan dengan itensitas yang
jantung. cukup besar; Daya hantar (konduktivitas), ialah
Target Luaran, target yang ingin dicapai dalam kemampuan jantung untuk merambatkan impuls;
pengabdian ini adalah 1) meningkatkan Daya kontraksi (kontraktilitas), ialah kemampuan
pengetahuan peserta didik/siswa tentang tehnik- jantung untuk berkontraksi; Keotomatisan, ialah
tehnik pembedahan hewan coba. 2) meningkatkan kemampuan jantung untuk berdenyut dengan
ketrampilan peserta didik/siswa dalam praktek sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar
membedah hewan coba 3) mengamati struktur jantung; Mempunyai periode refrakter relative
jantung dan frekwensi denyut jantung. lama, refrakter adalah saat yang menunjukkan
bahwa jaringan hidup kehilangan sifat iritabilitas;
Dan jantung memiliki sifat mengikuti hukum
Metode Pelaksanaan Sterling, bila otot jantung mengembang, yang
berarti otot jantung makin panjang, kuat kontraksi
otot jantung makin kuat (Kartolo, 1993).
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian Persarafan jantung, ada dua macam saraf yang
masyarakat ini difokuskan pada upaya penyelesaian mensarafi jantung. Kedua saraf tersebut adalah
masalah yang dihadapi oleh siswa SMPN 7 saraf vagus yang termasuk saraf simpatik dan
Mataram, yaitu: 1) metode penyuluhan untuk parasimpatik. Kedua-duanya tergolong dalam
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta sistem saraf otonom. Pengaruh saraf parasimpatik
didik/siswa tentang tehnik-tehnik pembedahan terhadap jantung yaitu menurunkan frekwensi
hewan coba. 2) metode praktekum, untuk denyut jantung (pengaruh kronotropik negatif),

90
I Wayan Merta et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 89-92 e-ISSN: 2655-5263

menurunkan kuat kontraksi jantung (pengaruh jantung kiri sampai atrium jantung kanan.
inotropik negatif) dan melambatkan perambatan Peredaran darah sistemik dimulai dari kontraksi
impuls sepanjang sistem penghantaran jantung ventrikel jantung kiri yang mengakibatkan darah
(pengaruh dromotropik negatif) (Kartolo, 1993). bergerak atau mengalir ke aorta. Dari aorta darah
Pengaruh saraf simpatik terhadap jantung, yaitu akan mengalir melalui arteri, arteriol dan kapiler
meningkatkan frekwensi denyut jantung (pengaruh dari semua jaringan tubuh. Dari kapiler jaringan
kronotropik positif), meningkatkan kuat kontraksi tubuh darah akan dialirkan kembali ke atrium
jantung (pengaruh inotropik positif), dan jantung kanan (Kartolo, 1993 dan Sudarwati. S,
mempercepat perambatan impuls sepanjang sistem 1992). Aliran darah di arteriol, kapilier, dan venula
penghantaran impuls (pengaruh dromotropik secara keseluruan dikenal sebagai sirkulasi mikro.
positif) (Kartolo, 1993). Peredaran darah sistemik terdiri dari dua jaringan
komunikasi yaitu jaringan arteri dan jaringan vena
Katak (Rana Sp) yang dihubungkan dengan kapiler. Kegunaan
Sistem peredaran darah pada katak terdiri peredaran darah sistemik (Kartolo, 1993).
dari jantung (cor), arteri, kapiler, vena, pembuluh- Kegunaan peredaran darah sistemik adalah untuk
pembuluh limpha, dan cairan darah dan limpha membawa O2 dan zat makanan ke sel jaringan dan
(Radiopoetro, 1983). Jantung terdiri dari tiga mengalirkan atau mengambil zat ampas (Kartolo,
ruangan yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Atrium 1993 dan Agil, M. 1987). (2) Peredaran darah paru-
telah terbagi dengan sepurna oleh septum inter- paru (pulmoner). Peredaran darah paru-paru disebut
uariculum menjadi atrium kiri dan kanan juga peredaran darah pendek karena lintasan aliran
(Nawangsari,1989 dan Milton Hildebrand,1982). darahnya pendek, yaitu dimulai dari ventrikel
Katak mempunyai sistem peredaran darah tertutup; jantung kanan sampai ke atrium jantung kiri.
dalam hal ini darah beredar sepanjang rangkaian Peredaran darah paru-paru dimulai dengan
pembuluh darah dari arteri ke vena melalui kapiler kontraksi ventrikel jantung kanan yang mendorong
(Kartolo, 1993). Berdasarkan lintasannya peredaran darah yang ada padanya ke arteri pulmonalis yang
darah pada katak dibagi menjadi dua bagian yaitu kemudian mengalir ke kapiler paru-paru. Pada
peredaran darah pendek (pulmoner), darah dari waktu mengalir ke paru-paru darah menerima
seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan banyak O2 dan membuang CO2. Dari paru-paru
kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari kemudian mengalir melalui vena pulmonalis
atrium kanan, darah mengelir ke ventrikel yang menuju ke atrium jantung kiri (Ganong, 1983).
kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis Tahap ke dua yaitu kegiatan praktekum, pada tahap
menuju paru-paru (pulmo). Dari paru-paru darah ini dilakukan pembedahan hewan coba dengan
keluar melalui vena pulmonalis menuju atrium kiri. menggunakan 10 ekor Mencit dan 10 ekor hewan
Peredaran darah panjang (sistemik) yang coba Katak. Pembedahan dilakukan dengan cara:
lintasannya adalah dimulai dari ventrikel mengalir Hewan coba Mencit dan Katak yang dijadikan
ke conus arteriosus selanjutnya ke aorta ventralis sampel dibius dengan kapas yang sudah dibasuh
menuju ke seluruh tubuh. Darah dari seluruh tubuh dengan klorofom, tusuk keempat kakinya dengan
darah dialirkan ke sinus venosus menuju atrium menggunakan jarum pentul pada papan bedah,
kanan (Kartolo, 1993). selanjutnya rongga abdomen di bedah kearah
Mencit (Mus musculus) rongga dada. Kemudian rongga dada/thorax
Struktur/anatomi jantung mencit diliputi dibedah sehingga kelihatan jantungnya, kemudian
oleh selaput pericardium. Yang terbagi atas empat dengan menggunakan hand counter menghitung
ruangan dengan sempurna, yaitu: atrium kanan frekwensi denyut jantung per menit dan mengamati
(atrium dekstra), atrium kiri (atrium sinistra), struktur morfologi jantungnya. Selama mengamati
ventrikulus kanan (ventrikulus dekstra) dan frekwensi denyut jantung hewan coba tersebut tetap
ventrikulus kiri (ventrikulus sinistra) (Ayda. T.Y, diberikan larutan ringer supaya hewan coba tetap
dan Tatang Djuhanda 1990). Atas dasar hidup (Sastradipradja.D, 1998 dan Nawangsari,
lintasannya, peredaran darah mencit dibedakan 1989). Data kemudian dianalis untuk mendapatkan
menjadi dua macam yaitu: (1) Peredaran darah rerata frekwensi denyut jantung (Sugiyono.1997) .
sistemik. Peredaran darah sistemik disebut juga Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata
peredaran darah panjang, yaitu dimulai ventrikel frekwensi denyut jantung sebesar 102 per menit,

91
I Wayan Merta et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 89-92 e-ISSN: 2655-5263

sedangkan rerata frekwensi denyut jantung Katak Radiopoetro. 1983. Zoologi. Penerbit Erlangga
didapat sebesar 69 per menit. Sastradipradja.D. 1998. Fisiologi Veteriner. Institut
Pertanian Bogor
Sugiyono.1997. Statistik Untuk Penelitian.
Kesimpulan Bandung. CV Alfabeta.
Tatang Djuhanda. 1990. Analisa Struktur
Kegiatan pengabdian ini sangat bermanfaat Vertebrata. Penerbit Armico Bandung.
bagi siswa Klas VII SMP Negeri 7 Mataram
sebagai pengetahuan dan ketrampilan terkait
dengan tehnik pembedahan hewan coba. Siswa
telah memahami tehnik-tehnik pembedahan hewan
coba, dapat melakukan pembedahan hewan coba
dengan baik dan benar, serta mengetahui struktur
jantung Katak dan Mencit. Hasil praktekum
diperoleh Mencit memiliki rata-rata denyut jantung
102 per menit, sedangkan denyut jantung Katak
reratanya 69 per menit

Daftar Pustaka

Agil, M. 1987. Pengaruh Daun Sauropus


androgynus Terhadap Sekresi Air Susu
Mencit Betina Yang Menyusui. Tesis
Magister Sains. Fakultas Pascasarjana
Universitas Airlangga Surabaya.
Ayda Tresnawaty. Y., dan Sri Sudarwati. 1992.
Struktur Hewan. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi
Bandung.
Chukwuocha, R. U., Hartman, A. D. and Feeney,
A. Z. 1994. Sequences of Fou New
Members of the VH 7183Family in
BALB/C Mice. Journal Immunogenetis.
P.40:76-78.
Ganong, W.F. 1983 Fisiologi Kedokteran. Edisi ke
10. Terjemahan Adhi Dharma. ECG.
Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.
Kartolo. S. W. 1993. Fisiologi Hewan.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Tinggi.
Milton Hildebrand. 1982. Analysis of Vertebrate
Structure. New York
Nawangsari Sugiri. 1989. Zoologi. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian
Bogor

92

Anda mungkin juga menyukai