Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok “Fisika Kuantum”

FENOMENA KUANTUM
“Spektrum Sinar X”
O
L
E
H
KELOMPOK 3
1. ARIVATUSSAQDIYAH (NIM 8166175002)
2. EMELIA ROSA PURBA (NIM 8166175004)
3. IRPAN AFFANDI (NIM 8166175011)
4. PUTRI ADILAH NOER (NIM 8166175017)
5. RODHO M.E SIAGIAN (NIM 8166175018)
6. ROTUA MARPAUNG (NIM 8166175019)
7. SALWA DWI RATNA (NIM 8166175020)

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA


KELAS : A
MATA KULIAH : FISIKA KUANTUM
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

1
SPEKTRUM SINAR X

A. Sejarah Penemuan Sinar X


Pada tahun 1895 Wilhelm Roentgen menemukan bahwa ada radiasi yang daya tembusnya
sangat besar dari alam yang ditemukan dari hasil eksperimen saat elektron bergerak cepat menimpa
materi. Sinar-x ini ditemukan bergerak dalam garis lurus, tidak terpengaruh oleh medan listrik dan
magnet, dapat melewati bahan dengan dengan mudah, menyebabkan zat berpendar bersinar, dan dapat
mengekspos pelat fotografi. Semakin cepat elektron bergerak, semakin tajam sinar-x yang dihasilkan, dan
semakin besar jumlah elektron, semakin besar pula intensitas sinar x. Tidak lama setelah penemuan ini
menjadi jelas bahwa sinar-x merupakan gelombang. Teori elektromagnetik memprediksi bahwa muatan
listrik yang dipercepat akan memancarkan gelombang elektromagnetik dan elektron yang bergerak cepat.
Radiasi yang dihasilkan dalam keadaan seperti ini diberi nama bremsstrahlung ("radiasi pengereman").
Kehilangan energi karena bremsstrahlung lebih penting untuk elektron dari pada partikel yang lebih berat
karena elektron lebih dipercepat saat melewati nuklei. Semakin besar energi elektron dan semakin besar
jumlah atom inti yang ditemuinya, semakin besar energinya.

B. Pengertian Sinar X
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio,
inframerah panas, cahaya, sinar gamma dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang
sangat pendek. Sinar x terdiri dari foton berenergi tinggi. Perbedaan antara sinar x dengan sinar
elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombangnya dimana panjang gelombang sinar x sangat
pendek yaitu sekitar 1Å. Panjang gelombang sinar x sangat pendek tetapi frekuensinya lebih besar
sehingga sinar x menghasilkan energi yang besar.

C. Sifat-sifat Sinar X
Sifat-sifat sinar-x tidak langsung dapat diketahui ketika sinar x ditemukan. Sifat-sifat alamiah
sinar-x baru secara pasti ditentukan pada tahun 1912 seiring dengan penemuan difraksi sinar-x oleh
kristal. Difraksi sinar-x ini dapat “melihat” atau “membedakan” objek yang berukuran kurang lebih 1 Å.
Sifat-sifat sinar-x tersebut adalah:
 tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat mempengaruhi film fotografi
sama seperti cahaya tampak
 tidak terpengaruh oleh medan listrik dan magnet
 dapat melewati bahan dengan dengan mudah
 menyebabkan zat berpendar bersinar
 daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat menembus tubuh manusia,kayu,
beberapa lapis logam tebal
 dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film fotografi (radiograf)
 sinar-x merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi E = hf
 orde panjang gelombang sinar-x adalah 0,5-2,5 Å (sedangkan orede panjang gelombang untuk
cahaya tampak = 6000 Å. Jadi letak sinar-x dalam diagram spektrum gelombang elektromagnet
adalah antara sinar ultra violet dan sinar gamma
 satuan panjang gelombang sinar-x sering dinyatakan dalam dua jenis satuan yaitu Angstroom (Å)
dan satuan sinar-x (X Unit = XU). 1 kXU = 1000 XU = 1,00202 Å

2
 Persamaan gelombang untuk medan listrik sinar-x yang terpolarisasi bidang adalah E = A sin
2π(x/ - ft) = A sin (kx-ωt). Intensitas sinar-x adalah dE/dt (rata-rata aliran energi per satuan waktu)
per satu satuan luas yang tegak lurus arah rambat. Nilai rata-rata intensitas sinar-x ini adalah
berbanding lurus dengan A2. Satuan intensitas adalah ergs/det.cm2.

Gambar 1. Arah vektor medan listrik dan medan magnet dari sebuah gelombang yang terpolarisasi bidang

D. Sumber Sinar X
Salah satu cara untuk membangkitkan sinar-x adalah dengan cara menembakan elektron yang
berenergi kinetik (berkecepatan) tinggi pada suatu target (anoda). Pembangkit (sumber) sinar-x jenis ini
berdasarkan keadaan target (anoda) dapat dibedakan menjadi dua jenis sumber sinar-x, yaitu sumber
sinar-x yang beranoda diam (fixed anode x-ray source) dan sumber sinar-x dengan anoda berputar
(rotating anode x-ray source). Kedua jenis sumber sinar-x ini akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
Sumber sinar-x beranoda diam. Komponen utama sumber sinar-x yang beranoda diam adalah
sebuah anoda, sebuah katoda (K), sebuah filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah sumber tegangan
tinggi (HV) untuk anoda dan katoda, dan sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen. Sumber sinar-x jenis
ini secara skema ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Skema sumber sinar-x beranoda tetap

Filamen yang diberi catu daya dari sumber tegangan rendah (V) akan mengeluarkan elektron
secara termal. Elektron-elektron ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi (HV) yang timbul antara
anoda dan katoda, sehingga mereka memperoleh energi kinetik yang sangat besar. Pada saat menumbuk
anoda elektron-elektron ini akan melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari energi tersebut
berubah menjadi energi gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-x, sedangkan sebagian besar
dari energi kinetik itu berubah menjadi panas yang numpuk pada anoda. Berkas sinar-x yang dihasilkan
dapat terdiri atas dua jenis sinar-x. Jenis pertama adalah sinar-x polikhromatik, yaitu sinar-x yang berasal
dari akibat pengereman elektron oleh anoda. Berkas sinar-x jenis ini sering disebut sinar-x bremsstrahlung
(sebuah kata dalam bahasa Jerman yang berarti pengereman). Jenis kedua adalah sinar-x
monokhromatik, yaitu sinar-x yang berasal dari adanya transisi eksitasi di dalam anoda. Kedua jenis
sinar-x ini akan dijelaskan secara rinci di dalam pasal berikutnya.

3
Disamping komponen-komponen utama tersebut di atas, sumber sinar-x ini sering juga
dilengkapi dengan komponen lainnya, seperti aliran air dingin melaui anoda yang berfungsi untuk
mengeluarkan panas yang timbul pada anoda. Sumber sinar-x dengan anoda berputar. Pada prinsipnya,
komponen utama dari sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah sama dengan komponen utama dari
sumber sinar-x yang beranoda diam. Tetapi perbedaan yang paling mencolok diantara keduanya adalah
bahwa anoda pada sumber sinar-x ini diputar oleh sebuah motor listrik dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Hal ini dimaksudkan supaya elektron-elektron akan menumbuk anoda pada tempat yang selalu
berbeda. Keuntungan dari cara ini adalah untuk mengurangi panas yang timbul pada anoda sehingga
sumber sinar-x jenis ini dapat menghasilkan berkas sinar-x yang berdaya besar. Sebagai perbandingan,
sumber sinar-x beranoda diam hanya mampu menghasilkan sumber sinar-x yang berdaya kurang lebih 2
kilowatt (kW) sementara sumber sinar-x yang beranoda berputar mampu menghasilkan berkas sinar-x
dengan daya maksimum sebesar 18 kW.
Keuntungan lain dari sumber sinar-x yang beranoda berputas adalah :
a. bahan anoda dapat diubah dengan mudah tanpa harus menggati tabung sumber sinar-x secara
keseluruhan. Penggatian bahan anoda sering dilakukan apabila energi berkas sinar-x karakteristik
yang dibutuhkan harus bermacam-macam.
b. jenis dan ukuran filamen juga dapat diubah dengan mudah, sehingga ukuran noktah sinar-x yang
dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
c. oreintasi anoda dan filamen dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa harus memilih arah berkas
sinar-x yang dihasilkan. Hal ini sangat menguntungkan karena kita tidak pelru mengubah susunan
alat-alat eksperimen lainnya, seperti goniometer q - 2q misalnya, yang biasanya sangat sulit untuk
setel dan kalibrasi ulang. Oreintasi yang dapat dibuat oleh sumber sinar-x ini adalah orientasi
geometri titik dan orientasi geometri garis. Kedua jenis oreintasi ini ditunjukkan dalam gambar 3.

Gambar 3. Orientasi anoda dan filamen pada sumber sinar-x dengan anoda berputar. (a) orientasi
geometri titik, (b) orientasi geometri garis.

4
Pada orientasi geometri titik, noktah sumber sinar-x pada anoda akan tampak dari jendela
seperti sebuah titik sumber, sedangkan pada orientasi geometri garis noktah tersebut akan tampak dari
jendela seperti sebuah garis sumber. Kedua jenis orientasi ini dengan mudah dapat diperoleh dari sumber
sinar-x jenis ini tanpa harus mengganggu susunan alatalat eksperimen lainnya. Di sisi lain, kelemahan
sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah : (1) harganya jauh lebih mahal, (2) untuk memperoleh
sinar-x dengan daya yang besar, sumber ini memerlukan pompa dan (3) pengisap udara yang sangat baik
untuk dapat memvakumkan ruang anoda-katoda.

E. Proses Terjadinya Sinar X


Sinar x terjadi jika satu berkas elektron bebas berenergi (kinetik) tinggi mengenai suatu logam,
Pada umumnya fenomena ini terjadi jika logam yang di tumbuk memiliki jumlah proton (Z) yang tinggi.
Tempat dimana berkas elektron itu menumbuk logam akan merupakan sumber sinar X. Skema sebuah
tabung sinar X diilustrasikan pada gambar 4. Katoda (K) dihubungkan dengan kutub negative suatu
sumber tegangan listrik yang tinggi. Katoda ini dipanaskan dengan suatu filament agar lebih mudah
memancarkan elektron. A merupakan anoda yang terbuat dari logam berat (Z tinggi). Anoda dihubungkan
dengan kutub positif suatu sumber tegangan tinggi. Beda potensial yang tinggi (beberapa kilovolt)
menyebabkan bahwa sesampainya elektron dari K yang sampai di A memiliki energi kinetik yang sangat
besar. Ketika elektron-elektron ini menumbuk anoda, akan timbul pemancaran sinar X oleh anoda.

Gambar 4. Tabung sinar X


Katoda dan anoda ditempatkan dalam sebuah tabung gelas yang divakumkan agar perjalanan
elektron dari katoda ke anoda tidak terganggu. Anoda A didinginkan dengan air untuk menyalurkan
kelebihan kalor yang timbul akibat benturan berkas elektron dengan permukaan anoda. Anoda dapat
melebur jika tidak dilakukan pendinginan.
Mekanisme terjadinya sinar X yaitu :
a. Elektron berenergi tinggi sampai di permukaan logam, kemudian meneruskan perjalanannya
didalam logam. Zat padat terhadap elektron yang datang merupakan susunan ion-ion berat dan
lautan elektron bebas.
b. Interaksi antara elektron yang datang dengan susunan ion maupun lautan elektron logam adalah
interaksi elektromagnetik. Secara sederhana gaya interaksi yang terjadi dapat dinamakan gaya
tumbukan, dan interaksi tersebut tumbukan.
c. Dalam tumbukan tersebut, elektron berenergi tinggi kehilangan energinya sedikit demi sedikit,
karena tumbukan itu terjadi secara berangkai. Energy elektron ini diubah menjadi pancaran
elektromagnetik karena elektron mengalami perlambatan, dan sebagian menjadi energi getaran
kisi ion dalam Kristal. Pancaran elektromagnetik tersebut berupa sinar X, sedangkan
meningkatnya energi getaran kisi menyebabkan meningkatnya suhu anoda.

5
d. Panjang gelombang sinar X bervariasi sehingga membentuk suatu spectrum yang kontinu
(sinambung) karena proses pemancarannya terjadi secara beruntun. Spektrum yang terlihat
meliputi berbagai tumbukan sekaligus dimana setiap elektron kehilangan energinya secara
beruntun melalui tumbukan-tumbukan yang terjadi secara berantai.

Bentuk spektrum sinar X dengan bahan anoda dari logam molybdenum digambarkan pada gambar 5.

Gambar 5. Kurva Karakteristik sinar X dengan beda potensial yang berbeda.

Dalam grafik spectrum tersebut terlihat beberapa lengkung intensitas (1) terhadap panjang
gelombang untuk berbagai beda potensial (antara katoda dan anoda) yang berbeda, yaitu : 10 kV, 15 kV,
20 kV, dan 25 kV.
Beberapa pengamatan tentang grafik-grafik eksperimental tersebut dicantumkan sebagai berikut:
1. Semua lengkung bersifat kontinu, kecuali grafik dengan beda potensial 25 kV yang memiliki
puncak yang menjulang.
2. Ada perbedaan panjang gelombang terpendek untuk setiap lengkung; makin tinggi beda potensial,
makin pendek panjang gelombang terpendeknya.
Ternyata jika digunakan beda tegangan yang lebih tinggi dari 25 kV tetap muncul puncak yang
menjulang dan terletak pada panjang gelombang yang sama. Jika digunakan bahan anoda yang berbeda,
maka puncak-puncak yang menjulang akan muncul pada suatu beda potensial tertentu. Posisi (panjang
gelombang) puncak yang menjulang itu ternyata berbeda untuk bahan yang berbeda. Kedudukan puncak-
puncak itu seolah-olah merupakan sidik jari yang memberi ciri pada bahan anoda. Puncak-puncak
tersebut dinamakan garis-garis karakteristik, atau sinar-sinar karakteristik.
Salah satu tujuan (operasional) dari ilmu pengetahuan adalah menerangkan semua pengamatan
eksperimental dalam suatu kerangka teoritik, sehingga pada akhirnya khazanah pengetahuan
eksperimental masyarakat manusia dapat dikembalikan pada hukum-hukum dasar. Ilmu pengetahuan
selalu menuju pada usaha untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang alam pengamatan dan
apabila mungkin mengembalikan suatu perangkat hukum dasar. Hukum dasar merupakan landasan
darimana dapat diturunkan untuk menurunkan kaedah-kaedah dan hukum-hukum yang kemudian dapat
menerangkan dan meramalkan gejala-gejala yang diamati, atau yang akan diamati.
Fenomena sinar X yang harus didapat diterangkan secara teori adalah sebagai berikut:
a. Panjang gelombang terpendek yang bergantung pada beda potensial antara anoda dan katoda.
b. Bentuk spektrum yang kontinu di bawah beda potensial tertentu.
c. Sinar-sinar karakteristik jika beda potensial berada diatas harga tertentu.

6
Ilmu pengetahuan menuju pada susunan yang rapi, mengenal struktur aksiomatik. Kerangka
teoritik yang digunakan dalam menerangkan fenomena sinar X adalah Teori Kuantum, Einstein dan Teori
Maxwell. Berikut ini di kemukakan penjelasan tentang panjang gelombang terpendek dari spektrum sinar
X yang diperoleh untuk beda potensial tertentu. Misalkan, panjang gelombang terpendek itu adalah ⋋𝑚𝑖𝑛
yang diperoleh pada beda potensial Vo. Tinjaulah sebuah elektron yang sampai dianoda setelah
melampaui beda potensial Vo. Energi kinetik elektron adalah:
Ek = e.Vo
Teori Kuantum Einstein, untuk menjelaskan bentuk spektrum sinar X. Menurut teori kuantum
Einstein sinar X merupakan suatu gumpalan energi elektromagnetik, dimana energi (𝜀), sebuah
foton sinar X mempunyai hubungan yaitu :
ℎ𝑐
𝜀 = hf = ⋋
Seluruh energi kinetik elektron semuanya dan tanpa kecuali menjadi satu foton sinar X pada saat
menumbuk katoda. Maka energi kinetik sama dengan energi foton.
ℎ𝑐
Ek = 𝜀 atau ⋋
= e.Vo
ℎ𝑐 1
Atau ⋋ = 𝜀
. 𝑉𝑜
Jika dinyatakan dalam meter, dan Vo dalam volt, maka diperoleh
12,42𝑥10−7
⋋𝑚𝑖𝑛 =
𝑉𝑜
Pengandaian bahwa sinar X merupakan foton berdasarkan teori kuantum Einstein ternyata dapat
meramalkan hubungan antara ⋋𝑚𝑖𝑛 dan Vo. Gejala tentang ⋋𝑚𝑖𝑛 pada spektrum sinar X dan
hubungannya dengan beda potensial Vo ternyata memperkuat teori kuantum Einstein.
Bentuk spektrum yang kontinu dapat diterangkan dengan memodelkan interaksi antara elektron
dengan materi yang menghasilkan spektrum sinar X sebagai berikut:
a. Interaksi utama adalah antara elektron yang berenergi tinggi dengan inti-inti atom dalam anoda.
b. Gaya-gaya elektromagnetik menyebabkan elektron mengalami percepatan, dan elektron yang
bergerak cepat yang tiba-tiba dihentikan jelas mengalami suatu perlambatan sehingga
memancarkan radiasi elektromagnetik berupa sinar X. Radiasi spektrum sinambung dinamakan
Brehmstrahlung (radiasi pengereman) Brehmstrahlung dapat dianggap sebagai kebalikan dari
efek fotolistrik.
Jika beda potensial antara katoda dan anoda dibuat sangat tinggi, akan terlihat puncak-puncak yang tajam
tersuperposisi pada spektrum kontinu tersebut. Puncak-puncak itu tidak berasal dari proses yang
menghasilkan bremstrahlung, melainkan dari suatu proses “pemulihan ke keadaan semula dari suatu
atom, dimana suatu elektron kembali menduduki tempat semula yang menjadi kosong karena elektron
terdahulu yang menduduki posisi tersebut telah terlempar oleh elektron cepat yang datang dari katoda.
Dalam proses pemulihan itu di pancarkan foton dengan panjang gelombang di daerah sinar X. Elektron
yang terlempar adalah elektron atom yang letaknya dekat dengan inti atom.

F. Spektrum Sinar X
Berkas sinar-x yang dihasilkan oleh sebuah sumber dapat terdiri atas dua jenis spektrum, yaitu
spetrum kontinyus dan spektrum diskrit. Spektrum kontinyus dan spectrum diskrit masing-masing sering
juga disebut polikhromatik dan monokhromatik.
Spektrum kontiniu sinar-x timbul akibat adanya pengereman elektron-elektron yang berenergi
kinetik tinggi oleh anoda. Pada saat terjadi pengereman tersebut, sebagian dari energi kinetiknya diubah

7
menjadi sinar-x. Proses pengereman ini dapat berlangsung baik secara tiba tiba ataupun secara perlahan-
lahan, sehingga energi sinar-x yang dihasilkannya akan memiliki rentang energi yang sangat lebar. Jika
elektron-elektron tersebut direm secara tiba-tiba, maka seluruh energi kinetiknya akan diubah seketika
menjadi energi sinar-x dan energi panas yang numpuk pada anoda. Energi sinar-x ini merupakan energi
tertinggi tertinggi yang dapat dihasilkan oleh sebuah sumber sinar-x. Atau dengan kata lain panjang
gelombang sinar-x ini merupakan panjang gelombang terpendek (lmin) yang dapat dihasilkan oleh sebuah
sumber. Tetapi jika elektron-elektron itu direm secara perlahan, maka energi kinetiknya akan diubah
secara perlahan pula menjadi energi sinar-x dan energi panas, sehingga sinar-x yang dihasilkannya akan
berenergi yang bervariasi sesuai dengan besarnya energi kinetik yang diubahnya.
Sinar-x ini akan memiliki panjang gelombang (energi) yang berbeda, sehingga karena itulah
sinar-x ini sering disebut sinar-x polikhromatik. Sinar-x yang dihasilkan oleh adanya pengereman
elektron baik secara tiba-tiba atau pun secara perlahan sering disebut sinar-x bremsstrahlung. Spektrum
sinar-x bremsstrahlung ini ditunjukkan di dalam Gambar 6. Gambar 6. menunjukan spektrum sinar-x
bremstrahlung untuk beberapa harga tegangan tinggi yang digunakan. Dari Gambar 6 tersebut dapat
dilihat bahwa makin besar tegangan tinggi yang digunakan makin kecil harga lmin yang dihasilkan. Nilai
lmin ini secara matematik dapat ditentukan sebagai barikut. Jika elektron yang berenergi kinetik tinggi itu
direm secara tiba-tiba oleh anoda maka seluruh energi kinetiknya akan secara tiba-tiba pula diubah
menjadi energi sinar-x tertinggi (hfmax) dan energi panas (Q). Jadi jika energi kinetik elektron yang
bergerak di dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh tegangan tinggi dinyatakan oleh eV, maka:
eV = hfmax + Q.
atau
eV = hc/lmin + Q,
sehingga
lmin = (eV - Q)/hc,
dimana h adalah konstanta Planck, c adalah cepat rambat cahaya, e adalah muatan listrik elektron, dan V
adalah nilai tegangan tinggi yang digunakan. Dalam prakteknya, spectrum bremstrahlung ini jarang
digunakan untuk kegiatan eksperimen dan bahkan sering dihindari karena ia memiliki panjang gelombang
yang bermacam-macam. Posisi puncak spectrum bremsstrahlung terletak pada 2/3 Emax atau pada 3/2
lmin , karena Emax berbanding terbalik dengan lmin. Untuk menghidari penumpukan panas (Q) pada
anoda, setiap sumber sinar-x yang berdaya besar biasanya selalu dilengkapi dengan aliran air dingin
untuk membuang panas (Q) yang timbul.

Gambar 6. Spektrum sinar-x bremstrahlung untuk tegangan tinggi beberapa harga tegangan tinggi dimana
V3 > V2 > V1.

8
Sinar-x yang lebih bermanfaat dan sering digunakan dalam setiap kegiatan eksperimen adalah
sinar-x monokhromatik dan sering disebut sinar-x karakteristik. Sinar-x monokhromatik (sinar-x
karakteristik) ini timbul akibat adanya proses transisi eksitasi elektron di dalam anoda. Sinar-x ini
timbul secara tumpang tindih dengan spectrum bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang
monokhromatik, inensitas sinar-x monokhromatik ini jauh lebih besar dari pada intensitas sinar-x
bremstrahlung. Proses terjadinya sinar-x monokhromatik ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika energi
kinetic elektron itu sama dengan atau lebih besar dari pada energi eksitasi atom-atom di dalam anoda
maka pada saat elektron-elektron tersebut menumbuk anoda, atom-atom tersebut akan tereksitasi sehingga
pada saat atom-atom tersebut kembali ke kaadaan ekuilibriumnya mereka akan melepaskan energinya
dalam bentuk foton gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-x sinar-x karakteristik. Karena
tingkat-tingkat energi di dalam atom-atom itu terkuantisasi maka sinar-x yang dipancarkannya akan
memiliki panjang gelombang atau energi yang tertentu, sehingga sinar-x ini disebut sinar-x
monokhromatik. Sebagai contoh, apabila sinar-x ini timbul akibat transisi elektron dari kulit L ke kulit K
maka sinar-x ini akan memiliki energi E = EL - EK. Garis spektrum sinar-x tersebut lazim dinamai Ka,
sehingga panjang gelombangnya sering disebut l-Ka. Nama-nama garis spektrum lainnya adalah Kb
(untuk transisi dari kulit M ke kulit K), Kg (untuk transisi dari kulit N ke kulit K), dan seterusnya. Jika
transisi itu terjadi dari tingkat-tingkat energi yang lebih tinggi ke kulit L, maka nama-nama untuk garis-
garis spektrum sinar-x yang dihasilkannya adalah La, Lb, Lg, .... dst., untuk transisi yang terjadi masing
masing dari kulit M, N, O, ...., dst. Apabila kita bandingkan dengan sinar-x bremsstrahlung, sinar-x
karakteristik tersebut muncul secara tumpang tindih di dalam spektrum bremsstahlung, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 7.

Gambar 7. Sinar -x karakteristik Kα dan Kβ yang tumpang tindih di dalam spectrum bremsstrahlung

Nilai satu sinar-x karakteristik ini tidak bergantung pada besarnya tegangan tinggi yang
digunakan, tetapi ia hanya bergantung pada jenis bahan anoda yang digunakan. Hal ini akan dibahas lebih
rinci di dalam uraian tentang hukum Allah swt tentang l karakteristik yang dirumuskan oleh Moseley.
Garis-garis spektrum tersebut di atas sebetulnya masih dapat diuraikan menjadi beberapa panjang
gelombang, seperti Kα menjadi Kα1 dan Kα2 atau Kβ menjadi Kβ1 dan Kβ2, sehingga kata “monokhromatik”
di atas masih belum tepat. Tetapi karena perbedaan antara panjang gelombang Kα1 dan Kα2 tersebut sangat
kecil sehingga sangat sulit untuk dibedakan, maka orang masih lazim menyebut garis-garis spektrum Kα
dan Kβ tersebut di atas sebagai garis spektrum monokhromatik.

9
Pada tahun 1912, sebuah metode dirancang untuk mengukur panjang gelombang sinar-x.
Sebuah difraksi eksperimen telah dikenali sebagai ideal, namun seperti yang kita ingat dari optik fisik,
jarak antara garis yang berdekatan pada kisi difraksi harus memiliki urutan yang sama besarnya dengan
panjang gelombang cahaya untuk hasil yang memuaskan, dan kisi-kisi tidak dapat diatur dengan momen.
jarak yang dibutuhkan oleh sinar-x. Max von Laue menyadari bahwa panjang gelombang yang disarankan
untuk sinar-x sebanding dengan jarak antara atom yang berdekatan dengan kristal. Oleh karena itu ia
mengusulkan agar kristal digunakan untuk mendifusi sinar-x, dengan kisi-kisi regulernya berfungsi
sebagai semacam kisi tiga dimensi. Dalam percobaan yang dilakukan pada tahun berikutnya, panjang
gelombang 0,013 sampai 0,048 nm ditemukan, 10-4 di antaranya dalam cahaya tampak dan karenanya
memiliki kuanta 104 kali lebih energik.
Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang dari sekitar 0,01 sampai sekitar 10 nm
masuk dalam kategori sinar-x. Batas-batas kategori ini tidak tajam: ujung panjang gelombang pendek
melintang dari sinar gamma dan ujung panjang gelombang yang lebih panjang menumpuk sinar
ultraviolet (lihat Gambar 8).

Gambar 8. Tabung sinar-x. Semakin tinggi tegangan akselerasi V, semakin cepat elektron dan semakin
pendek panjang gelombang sinar-x.

Gambar 8. adalah diagram tabung sinar-x. Sebuah katoda, dipanaskan oleh filamen yang melaluinya arus
listrik dilewati, memasukan elektron dengan emisi termionik. Perbedaan potensial tinggi V dipertahankan
antara katoda dan logam mempercepat elektron menuju yang kedua. Permukaan logam berada pada sudut
yang relatif terhadap berkas elektron, dan sinar-x yang meninggalkan sasaran melewati sisi tabung.
Tabung dievakuasi untuk memungkinkan elektron mencapai target leluasa.

Gambar 9. spektrum sinar-X tungsten dan molibdenum pada potensial 35 kV

10
Seperti disebutkan sebelumnya, teori elektromagnetik klasik memprediksi bremsstrahlung saat
elektron dipercepat, yang secara umum menyumbang sinar x yang dihasilkan oleh tabung sinar-x. Namun,
kesepakatan antara teori dan eksperimen tidak memuaskan dalam beberapa hal penting. Gambar 8 dan 9
menunjukkan spektrum sinar-x yang dihasilkan ketika target tungsten dan molibdenum dibombardir oleh
elektron pada beberapa potensi percepatan yang berbeda. Kurva menunjukkan dua fitur teori
elektromagnetik tidak bisa menjelaskan.
Dalam kasus molibdenum, puncak intensitas terjadi yang mengindikasikan peningkatan
produksi sinar-x pada panjang gelombang tertentu. Puncak ini terjadi pada panjang gelombang spesifik
untuk setiap bahan target dan berasal dari penataan ulang struktur elektron dari atom target setelah
terganggu oleh elektron yang membombardir. Hal penting untuk dibahas adalah adanya sinar-x dari
panjang gelombang tertentu, disamping spektrum sinar-x yang terus-menerus.
Sinar-x yang dihasilkan pada potensial percepatan yang diberikan V bervariasi dalam panjang
gelombang, namun tidak ada memiliki panjang gelombang lebih pendek dari nilai tertentu min .
Meningkatkan V menurun min . Pada V tertentu, min sama untuk target tungsten dan molibdenum.
Duane dan Hunt menemukan eksperimen bahwa min adalah berbanding terbalik dengan V hubungan
mereka yang tepat adalah

(1)

Observasi kedua sesuai dengan teori kuantum radiasi. Sebagian besar elektron yang menyerang
sasaran mengalami banyak tabrakan lintasan. (Inilah sebabnya mengapa target tabung sinar-x terbuat dari
logam titik lebur tinggi seperti tungsten, dan alat pendinginan target biasanya digunakan.) Beberapa
elektron kehilangan sebagian atau seluruh energi mereka dalam tabrakan tunggal dengan target atom
Inilah energi yang menjadi sinar-x.
Produksi sinar-X, kemudian, kecuali puncak yang disebutkan dalam pengamatan di atas,
merupakan invers efek fotolistrik. Alih-alih energi foton ditransformasikan menjadi elektron KE, elektron
KE diubah menjadi energi foton. Panjang gelombang pendek berarti frekuensi tinggi, dan frekuensi tinggi
berarti energi foton tinggi hv. Karena fungsi kerja hanya beberapa electronvolts sedangkan potensi
akselerasi Dalam tabung sinar-x biasanya puluhan atau ratusan ribu volt, kita dapat mengabaikan fungsi
kerja dan menafsirkan batas panjang gelombang pendek dari Persamaan. (1) sesuai dengan kasus di mana
seluruh energi kinetik KE = Karena fungsi kerja hanya beberapa electronvolts sedangkan potensi
akselerasi.
Dalam tabung sinar-x biasanya puluhan atau ratusan ribu volt, kita dapat mengabaikan fungsi
kerja dan menafsirkan batas panjang gelombang pendek dari Persamaan. (1) sesuai dengan kasus di mana
seluruh energi kinetik KE = Ve. Sebuah elektron yang membombardir
diberikan sampai satu foton energi hvmax.

11
yang merupakan formula Duane-Hunt dari Persamaan. (1) kecuali untuk unit yang berbeda. Oleh karena
itu, tepat untuk menganggap produksi x-ray sebagai kebalikan dari efek fotolistrik.

Contoh Soal 1
Tentukan panjang gelombang terpendek yang ada dalam radiasi dari mesin sinar-x yang potensial
akselerasinya adalah 50.000 V.
Solusi

Panjang gelombang ini sesuai dengan frekuensi

Contoh Soal 2
Cari panjang gelombang terkecil dalam radiasi mesin sinar X yang potensial percepatannya 50.000 V
Solusi
12,4 𝑥10−7 𝑉. 𝑚
⋋𝑚𝑖𝑛 = = 2,5 𝑥10−11 𝑚 = 0,25 𝐴
5𝑥104 𝑉
Panjang gelombang ini bersesuaian dengan frekuensi
𝑐 3𝑥108 𝑚/𝑠
ffoton = = = 1,2 x 1019 Hz
⋋𝑚𝑖𝑛 2,5 𝑥 10−11 𝑚
Frekuensi ini termasuk frekuensi super tinggi. Semakin cepat gerak elektron yang menumbuk
permukaan anoda, semakin kuat sinar X tersebut. Semakin banyak berkas elektron yang menumbuk ,
maka semakin intensitasnya.

G. Difraksi Sinar X
Bagian ini akan membahas bagaimana panjang gelombang x-ray bisa ditentukan. Kristal terdiri
dari rangkaian atom biasa, yang masing-masing dapat menyebarkan em gelombang. Mekanisme
hamburan sangat mudah. Sebuah atom dalam medan listrik konstan menjadi terpolarisasi karena elektron
bermuatan negatif dan kekuatan inti bermuatan positif memiliki kekuatan dalam arah yang berlawanan.
Kekuatan ini kecil dibandingkan dengan kekuatan yang menahan atom bersama-sama, sehingga hasilnya
adalah distribusi muatan terdistorsi yang setara dengan dipol listrik. Dengan adanya medan listrik bolak-
balik gelombang em frekuensi v, Polarisasi berubah bolak-balik dengan frekuensi yang sama. Dipole
listrik berosilasi dibuat dengan mengorbankan sebagian energi gelombang masuk. Permukaan berosilasi
pada gilirannya memancarkan gelombang frekuensi v, dan gelombang sekunder ini keluar ke segala arah
kecuali di sepanjang poros dipol. (Dalam rakitan atom yang terpapar radiasi tak terpolarisasi, batasan
terakhir tidak berlaku karena kontribusi masing-masing atom acak.)
Dalam terminologi gelombang, gelombang sekunder memiliki front gelombang sferis di tempat
bidang gelombang depan gelombang yang masuk (Gambar 2.18). Proses hamburan, kemudian melibatkan
atom yang menyerap gelombang bidang kejadian dan menampilkan kembali gelombang sferis frekuensi
yang sama.

12
Gambar 10. Hambatan radiasi elektromagnetik oleh sekelompok atom. Kejadian gelombang pesawat
adalah dipasang sebagai gelombang bola.

Sinar monokromatik sinar-x yang jatuh pada kristal akan tersebar ke segala arah di dalamnya.
Namun, karena susunan atom secara teratur, dalam arah tertentu, gelombang yang tersebar akan saling
mengganggu satu sama lain sementara di lain pihak mereka akan mengganggu secara destruktif. Atom
dalam kristal dapat dianggap sebagai kelompok yang menentukan bidang paralel, seperti pada Gambar
10, dengan setiap kelompok memiliki pemisahan karakteristik antara pesawat komponennya. Analisis ini
disarankan pada tahun 1913 oleh W. L Bragg, untuk menghormati penemunya dan disebut pesawat
Bragg.

Kondisi yang harus dipenuhi agar radiasi yang terpencar oleh atom kristal mengalami gangguan
konstruktif dapat diperoleh dari diagram seperti pada Gambar 11. Sinar yang mengandung sinar x dengan
panjang gelombang  Apakah insiden di atas kristal pada sebuah sudut  dengan pesawat Bragg yang
jaraknya d. Sinar melewati atom A di bidang pertama dan atom B berikutnya, dan masing-masing
merobek bagian balok dengan arah acak. Interferensi konstruktif hanya terjadi di antara sinar yang
tersebar yang sejajar dan jalur mana yang berbeda persis  , 2  , 3  , dan seterusnya. Artinya,
perbedaan jalur harus n  , di mana n adalah bilangan bulat. Sinar yang hanya berserakan oleh A dan B
dimana ini benar adalah yang diberi label I dan II pada Gambar 11.

Gambar 11. Hamburan Sinar X dari Kristal Kubus

13
Kondisi pertama pada I dan II adalah sudut hamburannya yang sama sama dengan sudut
kejadian  dari balok asli (Kondisi ini, yang tidak bergantung pada panjang gelombang, sama dengan
refleksi specular biasa pada optik: sudut kejadian  sudut refleksi.) Kondisi kedua adalah bahwa

Karena sinar II harus menempuh jarak 2d sin  lebih jauh dari sinar I. Integer n adalah urutan balok
yang tersebar.
Skema desain spektrometer sinar-x berdasarkan analisis Bragg ditunjukkan pada Gambar 11.
Sinar sinar x yang sempit jatuh pada kristal pada sebuah sudut  , dan sebuah detektor ditempatkan
sehingga bisa merekam sinar yang sudut hambanya juga  Setiap sinar-x yang sampai pada detektor
mengikuti kondisi Bragg pertama. Sebagai  Beragam, detektor akan merekam puncak intensitas yang
sesuai dengan perkiraan yang diprediksi oleh Persamaan diatas. Jika jarak d antara bidang Bragg yang
berdekatan di dalam kristal diketahui, panjang gelombang x-ray  bisa dihitung.

H. Manfaat dan Penggunaan Sinar X


Sinar X banyak digunakan dalam berbagai bidang. Manfaat dan penggunaan sinar X
diantaranya:
1. Bidang Kesehatan
Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang sangat penting dalam bidang kesehatan misalnya untuk
diagnose gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada diagnostic
imaging system. Energi sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang dan
jaringan disekitar gigi. Kemampuan sinar x menghasilkan gambar mengindikasikan bahwa sinar x
dapat menembus kulit, jaringan dan tulang. Sinar-X juga digunakan sebagai alat untuk menyelidiki
penyebab dan gejala pada penyakit pasien / mendiagnosa suatu penyakit, dapat membantu
mengkonfirmasi ada atau tidaknya suatu penyakit atau cedera pada seorang pasien, sebagai
radioterapi untuk membunuh sel-sel tumor dan kanker dan mensterilkan peralatan medis.
2. Bidang Perindustrian
Sinar X juga dapat digunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan industri, seperti membantu untuk
melacak kerusakan-kerusakan seperti retak dan aus dalam komponen mesin-mesin industri yang
mungkin tidak terdeteksi, sebagai alat mesin mikroskopis, memperbaiki retakan / kerusakan pada
mesin-mesin industry, menghilangkan bakteri berbahaya dari produk kalengan makanan laut dan
produk lainnya dan untuk memantau kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah industri.
3. Bidang Keamanan
Sinar X digunakan untuk membantu mendeteksi ada atau tidaknya sebuah ancaman bahaya di suatu
tempat. Misalnya di Bandara, sinar X dapat membantu melihat ada atau tidaknya barang-barang
berbahaya bawaan calon penumpang pesawat.
4. Bidang Riset Alamiah dan Ilmu Pendidikan
Sinar X dapat digunakan untuk mempelajari struktur yang terdapat pada sebuah senyawa / benda.
5. Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian, sinar X digunakan untuk menciptakan bibit unggul yang berkualitas. Selain
itu juga dapat digunakan untuk membantu pemupukan. Manfaat sinar utraviolet dalam bidang
pertanian sebagai salah satu bahan proses pembuahan di padukan dengan sinar x akan membantu
mendapatkan hasil produksi yang lebih baik.

14
KESIMPULAN

1.

2.

3.

4.

5.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, B., K. 1991. X-Ray Spectroscopy, an Introduction, 2nd Edition. London : Springer
Verlag

Atkins, P. & Ronald, F. 2005. Molecular Quantum Mechanics, Fourth Edition. New york : Oxford
University Press

Beiser, A. 2003. Concept of Modern Physics 6 edition. New York : McGRaw Hill

Eisberg, R. & Resnick, R. 1985. Quantum Physics of Atoms, Molecules, Solids, Nuclei and Particles.
California : John Wiley & Sons, Inc

Halliday, D., & Resnick, R. 1998. Fundamental of Physics 3th Edition. New York : John Wiley & Sons

Philips, A.C. 2003. Introduction to Quantum Mechanics. England : John Wiley & Sons, Ltd

Zettili, N. 2009. Quantum Mechanis Second Edition. USA : John Wiley & Sons, Ltd

16

Anda mungkin juga menyukai