Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM GIZI KULINER 1


“MENGOLAH SOTO DAN SUP”

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD IQBAL SALIM
NIM : 060118A043

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Judul Praktikum


“Mengolah Soto dan Sup”

1.2. Hari/Tanggal Praktikum


Telah dilaksanakan praktikum pada hari Rabu, 30 Oktober 2019 di
laboratorium Gizi Kuliner dan Dietetik.

1.3. Latar Belakang


Indonesia sebagai suatu Negara yang luas dan kaya akan kebudayaan
juga kaya akan kekayaan alam. Dari kekayaan alam inilah salah satu pelopor
mengapa Indonesia dapat mengolah berbagai macam hidangan lezat atau
disebut juga kaya akan kuliner. Sebagian besar dari kuliner Indonesia
merupakan makanan peranakan yaitu merupakan makanan peranankan yang
merupakan perpaduan dari resep asing antara asing, China, Belanda, dan
resep makanan pribumi. Berbicara mengenai makanan pernakan artinya harus
menelusuri sejarah keberadaan masyarakat pendatang atau penjajah.
Kedatangan mereka ke Indonesia biasanya tidak disertai istri atau perempuan
sekampung, sehingga di tempat yang baru mereka menikah dengan penduduk
setempat. Kemudian seiring berjalannya waktu terjadilah percampuran dua
atau lebih kebudayaan melalui perkawinan atau pergaulan. Perkawinan
campuran ini melahirkan budaya serapan baru yang mempengaruhi makanan
juga. Budaya China misalnya, menyumbang cara memasak tim, kukus, dan
tumis. Cara memasak asli Indonesia berupa menggoreng, membakar dan
panggang. Maka dari itu Indonesia memiliki keragaman jenis makanan.
Hampir semua pulau di Indonesia memiliki khas yang berbeda-beda di
tiap-tiap pulaunya. Beda kota beda makanannya pula, meskipun memiliki
kemiripan nama, akan tetapi berbeda dalam kandungan bahan-bahan maupun
resep yang dipakai. Seperti makanan soto, terdapat beragam soto yaitu Soto
Kudus, Soto Sulung, Soto Betawi, Soto Selan, dan lain-lain. Di kota Kudus
terkenal dengan Soto Kudus (soto dengan isian ayam) di Yogyakarta terkenal
dengan Soto Sulung (soto dengan isian jeroan sapi), di Semarang terkenal
dengan Soto Selan (soto yang menggunakan santan). Tiap-tiap daerah
memiliki kekhasannya masing-masing dalam bidang kuliner ini. Kekhasan ini
juga dikarenakan faktor selera, untuk Jawa Barat dan Jawa Timur
makanannya dominan berasa pedas asin, sedangkan daerah Jawa Tengah dan
Yogyakarta dominan manis, orang Padang lebih menyukai makanan yang
rasanya dominan gurih, dan seterusnya. Dari perbedaan rasa maka bahan-
bahan masakan yang digunakan pun berbeda-bedasatu daerah dengan daerah
lainnya. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa ingin mengetahui dan
memahami cara pengolahan sup dan soto.

1.4. Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi, fungsi, bahan
dasar dan prosedur pengolahan kaldu, saus, sup dan soto, serta mampu
mengolah kaldu, saus, sup, dan soto serta penyajiannya yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kaldu ( Stock )


Kaldu merupakan cairan hasil dari rebusan daging, tulang-tulang, ikan
atau sayuran sehingga zat-zat ekstraktif yang terdapat di dalamnya dapat
keluar dan larut dalam cairan tersebut. Secara umum pengertian kaldu
diklasifikasi sesuai dengan warna meliputi :
1. Kaldu Putih / Jernih (White Stock)
Terbuat dari tulang ikan, ayam (kaki ayam), tulang sapi, dan sayuran
(mirepoix – onion/ bawang Bombay, carrot/ wortel dan celery/ sledri).
2. Kaldu Coklat (Brown Stock)
Terbuat dari tulang sapi, kambing atau binatang perburuan dan sayuran
(mirepoix – onion/ bawang Bombay, carrot/ wortel dan celery/ sledri)
yang diolah melalui proses penggosongan.
Klasifikasi kaldu sesuai dengan bahan dasarnya :
1. Kaldu sapi
2. Kaldu sapi muda
3. Kaldu kambing
4. Kaldu ayam
5. Kaldu ikan
Bahan-bahan dari kaldu terdiri dari :
1. Tulang
Tulang merupakan bahan utama yang mempengaruhi rasa dan spesifikasi
kaldu, tulang yang biasa digunakan untuk membuat kaldu yaitu tulang
sapi, kaki ayam, tulang ikan dan kambing.
2. Mirepoix
Merupakan bahan pemberi aroma kaldu yang terdiri dari (onion/ bawang
Bombay, carrot/ wortel dan celery/ sledri perbandingan (4:2:1).
3. Bouquet garnie
Bahan pemberi aroma dan merupakan ikatan bumbu terdiri dari leek/
loncang, black pepper corn/ lada hitam butir, thyme, bay leave, parsly/
celery-batangnya.
4. Air
Dalam pembuatan kaldu dipergunakan air yang bersih dan bebas dari bau
atau rasa yang tajam, misalnya kaporit, asin dll.
Fungsi kaldu dalam masakan :
1. Merangsang alat pencernaan sehingga menimbulkan nafsu makan
2. Bahan dasar pembuatan sup maupun saus
3. Memberi aroma dan rasa tertentu dalam pengolahan masakan
4. Menambah nilai gizi pada masakan
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh kaldu yang berkualitas :
1. Harus menggunakan peralatan yang bersih
2. Menggunakan bahan yang berkualitas, bermutu baik dengan perbandingan
yang tepat.
3. Tulang dipotong kecil-kecil agar zat ekstraktif dan aroma dapat keluar
semaksimal mungkin dan larut dalam kaldu.
4. Mulailah pengolahan kaldu dengan air dingin, setelah tulang di-blanching
terlebih dahulu.
5. Buang lemak dan kotoran yang mengapung dipermukaan (To Skim) saat
kaldu belum mendidih
6. Setelah mendidih (100ºC), kecilkan api (Simmer) suhu dibawah titik didih
(70º - 80ºC) dan biarkan terus terjerang tanpa ditutup, bila kaldu mendidih
terus mengakibatkan kualitas kaldu menjadi keruh dan cairan banyak yang
menguap.
7. Saring kaldu dengan Tammy Cloth/ kain penyaring saat kaldu sudah
matang sesuai standar.
8. Kaldu yang akan disimpan dalam almari pendingin, harus didinginkan
terlebih dahulu.
9. Jangan ditambah garam untuk memudahkan penggunaan selanjutnya.

2.2 Definisi Soto

Pengertian soto menurut Halimah Kadar dkk, (1984 :13) adalah


“Hidangan berkuah dengan bahan baku daging, dapat diberi saos, keripik
kentang, tauge dan sebagainya. Kuah soto dapat bersantan atau tidak,
perbandingan isi dan kuah yaitu satu berbanding dua.” Rasa soto gurih dan
wangi karena penggunaan bahan, bumbu dan rempah-rempah cukup
bervariasi.
Bahan-bahan untuk membuat soto
a. Kuah
Kuah soto diperoleh dari cairan kaldu yang terbuat dari air dan zat
ekstraktif daging serta bumbu-bumbu. Dalam pembuatan kaldu, suhu air
pada awal perebusan daging harus dalam keadaan dingin agar zat-zat
ekstraktifnya keluar. Bumbu-bumbu yang ditambahkan pada kaldu dapat
menghasilkan kaldu yang beraroma enak dan memberi pengaruh terhadap
rasa soto.
Untuk memperkaya rasa dan aroma, kuah soto ada yang ditambahkan
dengan santan sehingga kuahnya lebih kental dibandingkan dengan soto
yang berkuah dingin.
b. Isi
Bahan untuk isi soto yaitu bahan pokok dan bahan pelengkap
1) Isi sebagai bahan pokok, pada umumnya bahan yang digunakan untuk
bahan pokok permbuatan soto adalah sumber protein hewani yang
berasal dari daging sapi, jerohan sapi atau daging ayam. Daging yang
akan dijadikan bahan pokok soto yaitu daging sapi yang banyak
lemaknya seperti bagian sandung lamur. Untuk daging ayam dagingnya
harus terlihat segar berwarna kemerah-merahan dan baunya segar.
Untuk jerohan sapi harus segar dan tidak berbau.
2) Isi sebagai bahan pelengkap, pada umumnya bahan yang digunakan
sebagai bahan pelengkap soto adalah soun, kacang kedelai, telur rebus,
kerupuk, tauge, sedangkan untuk penyedap rasa dan aroma yaitu daun
bawang, seledri yang diiris halus, bawang merah, jeruk nipis dan cuka.
3) Bumbu dan rempah-rempah untuk membuat soto adalah bumbu terdiri
dari bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, garam, serai, lengkuas,
daun salam, kunyit, gula merah, bumbu penyedap dan kecap.
Sedangkan rempah-rempah yang digunakan yaitu merica, ketumbar,
jinten, pala, cengkeh, kayu manis, kapulaga dan adas.
Pengolahan Aneka Soto merupakan serangkaian proses mulai dari
persiapan yang meliputi pemilihan bahan makanan dan peracikan, pemasakan
hingga penyajian disertai aturan-aturan yang perlu diikuti untuk memperoleh
hasil yang baik. Proses pengolahan soto meliputi :
a. Persiapan
1) Menyiapkan bahan-bahan dan bumbu yang akan dipergunakan untuk
membuat soto. Bahan-bahan dan bumbu harus dipilih dalam keadaan
segar.
2) Membersihkan dan meracik bahan-bahan dan bumbu.
b. Cara membuat
1) Kuah : umumnya dalam pembuatan kuah soto digunakan teknik merebus
untuk membuat kaldu yang berasal dari daging sapi atau daging ayam
dan pemberian bumbu dan rempah-rempah.
2) Bahan pokok, teknik memasak yang digunakan untuk bahan pokok
adalah merebus.
3) Bahan pelengkap, teknik memasak yang digunakan untuk bahan
pelengkap adalah merebus telur, menggoreng kacang kedelai, kerupuk,
irisan bawang merah dan merendam untuk soun.
c. Cara menghidangkan soto
Soto dihidangkan dalam sebuah mangkuk dengan cara bahan pokok yaitu
daging atau jerohan sapi yang dipotong-potong atau daging ayam yang
disuwir-suwir disatukan dengan bahan pelengkap seperti tauge, soun,
telur, perkedel kentang lalu disiram dengan kuah.

d. Kriteria Soto
a) Berkuah kaldu atau santan.
b) Perbandingan antara kuah dan isi 2 : 1
c) Kaya dari segi aroma, rasa dan penampilan.
d) Temperatur penyajian panas
e. Macam-macam Soto
a) Soto Kediri
b) Soto Madura
c) Soto Betawi
d) Soto Sokaraja
e) Soto Padang
f) Soto Bandung
g) Soto Banjar
h) Soto Medan
i) Coto Makassar
2.3 Definisi Sup
Sup merupakan makanan cair yang terbuat dari kaldu ( Stock ) daging,
ayam, ikan dan ditambahkan bahan-bahan, bumbu – bumbu dan isian. Jenis
sup yaitu, Sup jernih di hidangkan dengan menggunakan isian. Isian sup
encer biasanya berupa berbagai macam sayuran dan daging. Sup kental
dibuat dengan menggunakan kaldu yang dikentalkan dengan bahan pengental
seperti tepung, sagu, ataupun dari bahan itu sendiri dengan atau tanpa isi.
1. Bahan-bahan pembuatan Sup
a. Bahan Utama pembuatan sup adalah kaldu / stock.
b. Bahan Isian berasal dari nabati ( Sayur-sayauran dan serelia ) dan
berasal dari hewani ( Daging, ungga, ikan dan jenis-jenis seafood.
c. Bahan Pengental terdiri dari tepung, puree.
d. Bahan Pemberi rasa dan aroma sup adalah lada, garam
2. Kriteria sup cair
a. Sup harus benar-benar jernih dan tidak ada gumpalan.
b. Sup tidak berlemak.
c. Kaya dari segi aroma, rasa dan penampilan.
d. Temperatur harus sesuai dengan jenis sup ( Panas / dingin ).
3. Kriteria sup Kental
a. Mempunyai tekstur kental namun masih dapat dituang / mengalir baik
dalam keadaan suhu panas maupun dingin.
b. Tidak berbutir atau bergumpal.
c. Kaya dari segi aroma, rasa dan penampilan.
d. Temperatur harus sesuai baik untuk sup panas maupun sup dingin.

2.4 Soto Betawi


Soto betawi merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang patut
dijaga keberadaannya. Soto ini merupkan soto yang berasal dari Kota Jakarta.
Soto betawi merupakan soto santan dengan isian daging sapi beserta jeroan dan
organ hewan lainnya. Banyak orang yang menggemari jenis soto ini.
Penggemarnya tidak hanya orang di Jakarta, namun juga masyarakat lain di
berbagai daerah di Indonesia. Soto Betawi memiliki sensasi rasa gurih unik yang
pastinya berbeda dengan soto lainnya. Meski sudah populer, namun tidak banyak
yang mengetahui sejarah dari kuliner orang Betawi ini. Artikel ini akan
menjelaskan soto betawi, bagaimana sejarahnya serta sejarah kuliner betawi
lainnya.
Sebelum berbicara tentang soto betawi dan kuliner betawi lainnya, ada
baiknya kita mengenal tentang betawi terlebih dahulu. Betawi adalah cikal bakal
dari Ibukota DKI Jakarta. Betawi juga menjadi istilah bagi penduduk asli Kota
Jakarta. Sejarah betawi memiliki keterkaitan dengan budaya Cina dan Belanda
yang berkembang di Batavia pada masa lalu. Di tahun 1740, banyak orang Cina
yang merantau ke Batavia memutuskan untuk berontak dari Belanda yang saat itu
menjajah Indonesia. Pemberontakan ini menghasilkan pertumpahan darah antara
orang keturunan Cina dengan tentara Belanda. Di saat inilah, percampuran budaya
membaur antara warga asli Betawi dengan pendatang. Belanda pun terus
membangun Batavia menjadi pusat pemerintahan Belanda pada saat itu. Belanda
juga membangun pelabuhan baru setelah Sunda Kelapa bernama Tanjung Priok.
Di abad ke 20, kota Batavia terus berkembang menjadi kota metropolitan
dengan penduduk lebih dari 116 ribu jiwa. Selanjutnya, setelah perang dunia
kedua meletus, Jepang menduduki Indonesia dan menguasai Batavia. Dari sinilah
Batavia diganti namanya menjadi Jakarta. Kemudian Kota Jakarta menjadi kota
besar dan pusat pemerintahan Republik Indonesia sampai saat ini. Mayoritas
penduduk asli Betawi yang menetap di tengah kota mulai menjual tanahnya
lalu pindah ke pinggiran Jakarta seperti Kebayoran, Condet dan Jagakarsa. DI
tahun 1970an, pemerintah menetapkan Condet sebagai kawasan cagar budaya
Betawi yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Betawi agar tidak punah.
Nama soto betawi dikenal oleh masyarakat umum di tahun 1977 / 1978.
Meski begitu, soto betawi sudah dijual dan dikenal beberapa kalangan masyarakat
sebelumnya. Nama soto betawi pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen Po.
Beliau adalah penjual soto pertama yang memakai istilah Soto Betawi untuk
menjual sotonya. Soto betawi ini dijual di THR Lokasari atau Prinsen Park. Soto
betawi ini hadir dengan rasa yang sangat khas. Pada tahun tahun itu, nama soto
biasanya disebut sebagai soto Pak ‘X’ dan sebutannya lainnya, termasuk untuk
soto betawi. Nama soto betawi mulai populer dan banyak digunakan oleh
masyarakat setelah penjual soto itu tutup di tahun 1991. Sejak saat itulah soto
betawi menjadi populer di seantero Jakarta dan banyak kota lain di Indonesia.
Sebagaimana yang disebutkan diatas, soto betawi adalah kuliner khas Kota
Jakarta. Soto betawi pada dasarnya adalah soto dengan kuah santan yang isinya
sangat beragam dan tergolong unik. Isian soto betawi bisa berupa dagin sapi,
jeroan, organ sapi seperti mata sapi, torpedo dan hati. Bahan utama dalam soto
betawi adalah daging, jeroan dan beberapa organ hewan lainnya. Dalam membuat
soto betawi, daging dan jeroan ini direbus dalam wadah yang terpisah. Kaldu yang
digunakan dalam kuah soto betawi adalah kuah kaldu dari rebusan daging sapi.
Setelah direbus, bahan bahan tersebut kemudian dipotong kecil kecil. Untuk
membuat kuah soto betawi, bumbu yang harus dipersiapkan antara lain bawang
merah, bawang putih, jahe, cabai, cengkeh, jinten, merica dan garam. Bumbu ini
dihaluskan dan di tumis dengan daun salam dan batang serai. Setelah matang,
bumbu ini dicamput dengan air kaldu daging beserta isian dari soto betawi
termasuk jeroan dan organ lainnya. Kemudian tambahkan santan dan susu untuk
melengkapi sajian soto betawi.
Dalam penyajiannya, soto betawi biasanya ditambahkan dengan tomat,
daun bawang, seledri dan bawang goreng. Bagian yang juga tidak boleh
ketinggalan dari soto betawi adalah emping. Soto betawi sangat nikmat disantap
bersama nasi hangat, emping yang krenyes, sambal, jeruk nipis dan acar yang
segar. Soto betawi memiliki rasa yang gurih khas yang berbeda dengan soto
lainnya. Campuran santan dan susu memberikan perpaduan rasa gurih santan
dengan sensasi creamy dari susu. Bila Anda tidak menyukai jeroan, Anda bisa
memesan soto betawi dengan isian daging sapi saja.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat
1. Pisau
2. Panci
3. Lap
4. Baskom
5. Talenan
6. Saringan
7. Ulekan

3.2. Bahan

 2500 ml air
 500 ml santan dari 1 butir kelapa
 400 gram daging sandung lamur (brisket/daging rawonan)
 200 gram babat rebus
 200 gram paru rebus
 10 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
 7 sendok teh garam
 6 cm kayumanis
 5 batang serai, ambil putihnya & memarkan
 3 butir cengkeh
 3 cm lengkuas, dimemarkan
 3 sendok makan minyak untuk menumis
 3 lembar daun salam
 2 lembar daun pandan
 1 sendok teh gula pasir
 1/2 buah pala
 1/2 sendok teh merica bubuk

Bumbu halus:

 15 butir bawang merah


 8 siung bawang putih
 2 cm jahe
 2 sendok teh ketumbar bubuk
Bahan pelengkap:

 50 gram emping goreng


 4 buah tomat, dipotong-potong
 2 1/2 sendok teh air jeruk nipis
 2 batang daun bawang, diiris halus
 2 sendok teh bawang merah goreng

3.1.3. Cara Kerja

1. Didihkan air di panci, kemudian rebus babat dan paru bersama 4 cm jahe
yang dimemarkan, 2 lembar daun pandan yang diikat simpul, dan 2 lembar
salam hingga empuk. Tiriskan airnya dan cuci bersih jeroan, kemuduan
potong kotak-kotak.
2. Didihkan 2500 ml air dan rebus daging sandung lamur sampai matang.
Potong daging seukuran satu suapan. Jangan buang kaldunya.
3. Saring kaldu dan rebus kembali bersama daging sandung lamur, babat, dan
paru.
4. Selagi menunggu rebusan mendidih, panaskan minyak dan tumis bumbu
halus beserta kayumanis, pala bubuk, cengkeh, serai, lengkuas, daun jeruk,
dan sisa 1 lembar daun salam sampai harum.
5. Masukkan tumisan ke dalam rebusan daging, kemudian bumbui dengan
garam, merica bubuk, gula pasir, dan santan.
6. Masak sampai seluruh daging dan jeroan benar-benar empuk.
7. sajikan

3.3. Estimasi harga bahan baku


No Nama Bahan Jumlah Harga

1 Lada Bubuk 2 sdm Rp. 500,00-

2 Bawang Putih 8 siung Rp. 1.000,00-

3 Daun Bawang 2 batang Rp. 1.300,00-

4 Serai 5 batang Rp. 500,00-

5 Jahe 2 cm Rp. 400,00-

6 Lengkuas 1 ruas Rp. 500,00-

7 Jeruk nipis 1 buah Rp. 1.000,00-


8 Daun jeruk 10 lembar Rp. 1.000,00-

9 Bawang merah 8 siung Rp. 2.400,00-

10 Kecap manis 1 sachet Rp. 1.000,00-

11 Tomat 4 buah Rp. 2.400,00-

12 Sandang lamur 400 gram Rp. 7.000,00-

13 Babat 200 gram Rp. 5.000,00-

14 Paru sapi 200 gram Rp. 3.500,00-

15 Kelapa parut 1 buah Rp. 4.000,00-

Total Rp. 31.500,00-


BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Nama hidangan Gambar
1 Soto betawi beserta
kuah dan kaldu.

2 Penyajian soto betawi

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini kami melakukan praktikum “mengolah sup dan soto”.
Pada praktikum ini kami membuat soto betawi. Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah bahan yang sesuai denga resep dari soto betawi dengan porsi
yang dihasilkan sebanyak 6 porsi. Soto Betawi adalah salah satu kuliner
tradisional Betawi yang terkenal di ibukota Jakarta dan juga Indonesia. Soto yang
satu ini sangat unik dan berbeda dengan soto di Indonesia yang kebanyakan hanya
menggunakan daging sebagai bahan utamanya. Soto Betawi ini selain
menggunakan daging sapi juga menggunakan bagian lain seperti jeroan, torpedo,
dan beberapa bagian lainya. Selain bahan utamanyan yang unik, Soto Betawi ini
juga menggunakan susu dan santan pada kuahnya yang membuat kuah soto ini
terasa gurih dan nikmat.

Pada proses pembuatannya, bahan utama yang di gunakan berupa daging,


jeroan dan beberpa organ lain sesuai dengan selera kita. Daging dan jeroan
tersebut di rebus secara terpisah, karena kaldu yang di gunakan untuk santan
biasanya kaldu rebusan daging. Setelah bahan tersebut matang maka di potong
kecil kecil. Untuk membuat kuahnya, bumbu yang di gunakan adalah cabai,
bawang merah, bawang putih, merica, jahe, jintan, cengkeh, dan garam. Bumbu
tersebut di haluskan dan di tumis bersama daun salam dan batang serai hingga
matang dan wangi. Setelah itu bumbu tersebut di masukan kedalam air kaldu
bersama dengan daging dan jeroan tadi, tidak lupa air susu dan santan yang di
aduk sampai matang.

Dalam proses penyajiannya, Soto Betawi biasanya di sajikan ke dalam


mangkuk dengan beberapa bahan tambahan seperti, bawang goreng, irisan tomat,
irisan daun bawang dan daun seledri. Soto Betawi ini biasanya di hidangkan
bersama nasi, sambal, acar, minyak samin, jeruk nipis dan emping. Bagi anda
yang tidak suka dengan jeroan, anda bisa memesan Soto Betawi daging sapi saja.
Untuk menikmatinya tentunya bisa di sesuaikan dengan selera kita masing –
masing namun tidak mengurangi cita rasa asli dari Soto Betawi tersebut .
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
 Soto adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari kaldu
daging dan sayuran. Daging yang paling sering digunakan adalah
daging sapi dan ayam. Dalam penyajian soto dilengkapi dengan
sambal, kecap serta isirsan jeruk nipis. Dalam beberapa jenis soto
ada pula yang dilengkapi dengan irisan tomat, perkedel kentang,
perkedel singkong, kripik kentang dan kerupuk. Selain itu, soto
biasanya juga di sajikan bersama dengan nasi atau lonto/kupat
tergantung dari kebiasaan masing-masing daerah.
 Soto betawi merupakan salah satu kuliner tradisionalbetawi yang
terkenal di ibukota Jakarta dan juga Indonesia. Ciri khas dari soto
betawi menggunakan bahan dasar jeroan dan daging sapi.
 Karbohidrat yang didapatkan dari soto betawi berasal dari
kentang goreng yang terdapat dalam sajian soto betawi.
 Perbandingan isi dan kuah soto ialah 2 : 1.

5.2 Saran
Pada saat pembuatan perlu diperhatikan oleh praktikan agar jangan
sampai melalaikan bahan pokok yang digunakan sehingga tidak
mengurangi ke khasan dari makanan itu sendiri. Dan untuk porsi juga
harus di perhatikan, yang dimana antara isi dan kuah harus 1:2. Supaya
kuah yang dihidangkan tidak terlalu sedikit dibandingkan isinya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym . 2015. Soto Betawi Kuliner Tradisional Betawi di Jakarta. (on line)
http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/soto-betawi-kuliner-tradisional-
betawi.html diakses pada tanggal 3 november 2019.

Joyjoyastore. 2018. Materi Tata Boga SMK. (online) Diakses di :


http://blognisaaulyadiniyah.blogspot.com/2018/01/sup-dan-
soto.html. Pada Tanggal 2 November 2019

Mahayanti, Dian. 2018. Belajar Tentang Dunia Boga. (online) Diakses di :


http://dianmahayanti.wordpress.com/f-b-product-2/soup/247-2/ Pada
Tanggal 2 November 2019

Sandhy, Willy. 2018. Sup dan Soto. (online) Diakses di :


https://eprints.uny.ac.id/51255/21/lampiran_3%20Rpp%20Pius%20s
op%20soto%20indo%2023-8-16%20%281%29.pdf. Pada Tanggal 2
November 2019

Anda mungkin juga menyukai