Anda di halaman 1dari 9

Bed Side Teaching

KEJANG DEMAM

Amelinda Syafrawi Dinata 1840312307

Pembimbing :

Dr. dr. Eva Chundrayetti, SpA(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. G
Umur/Tgl lahir : 7 bulan 27 hari/4 Januari 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Pasar Baru No. 20, Kp Jao, Kota Padang
Tanggal Pemeriksaan : 31 Agustus 2019

PROBLEM
ANAMNESA (Aloanamnesis)
Diberikan oleh : Ibu kandung pasien

KELUHAN UTAMA
Kejang 1 jam sebelum masuk rumah sakit

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


 Batuk sejak 1 minggu yang lalu. Batuk tidak berdahak.
 Demam sejak 3 hari yang lalu. Demam tidak tinggi, tidak disertai menggigil dan
tidak berkeringat.
 BAB encer 1 hari yang lalu. Frekuensi 2x, jumlah ±1/8 gelas. BAB tidak
berlendir dan tidak berdarah.
 Kejang 7 jam sebelum masuk rumah sakit. Frekuensi 2x, lama 2-5 menit, jarak
antar kejang 5 menit. Kejang terjadi pada seluruh tubuh, mata anak melihat ke
atas, anak sadar setelah kejang, kejang berhenti sendiri. Kejang kembali muncul
1 jam sebelum masuk rumah sakit. Frekuensi 2x, lama 5-10 menit, jarak antara
kejang 5 menit. Kejang terjadi pada seluruh tubuh, mata anak melihat ke atas,
anak sadar setelah kejang, kejang berhenti sendiri. Ini merupakan kejang yang
pertama.
 Muntah tidak ada
 Sesak tidak ada
 BAK warna, jumlah, dan frekuensi biasa
 Riwayat trauma pada kepala tidak ada.
 Tidak ada riwayat kontak dengan penderita batuk lama.
 Anak masih diberi ASI dari lahir hingga sekarang. Anak tidak diberikan susu
formula. Anak diberikan nasi tim sejak umur 6 bulan sebanyak 4-5x/hari
 Saat ini anak sudah bisa duduk namun tidak bertahan lama. Anak dapat
mengangkat dan mempertahankan kepalanya saat telungkup.
 Imunisasi dasar anak lengkap sesuai dengan umur.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Tidak penyakit yang berhubungan dengan keluhan saat ini.

RIWAYAT PENYAKITKELUARGA
Abang kandung pasien pernah menderita kejang demam di usia 1 tahun.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : sakit ringan
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 90/50 mmHg
Nadi : 91 x/mnt
Nafas : 45 x/mnt
Suhu : 38 ºC
Berat Badan : 8,1 kg
Panjang Badan : 70 cm
Lingkar Lengan : 13 cm
BB/U : -2<z<2 SD
PB/U : -2<z<2 SD
BB/PB : -2<z<2 SD
Kesan : Gizi baik

Kulit : teraba hangat, turgor kembali cepat


Kepala : normocephal (LK:46 cm), ubun-ubun tidak cekung
Mata : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung,
pupil isokor, reflek cahaya positif
Hidung : tidak ada kelainan
Telinga : tidak ada kelainan
Mulut : mukosa mulut basah
Tenggorokan : T2-T2 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Thoraks
Paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simestris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : fremitus kiri sama dengan fremitus kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : kanan: RIC V linea parasternalis kanan, kiri: RIC V LMCS
Auskultasi : S1 S2 reguler, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : distensi tidak ada
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT kuramg dari 2 detik, refleks fisiologis
positif, refleks patologis negatif.
Genitalia dan Anorektal: A1P1G1
Rangsangan meningeal:
Kaku kuduk : negatif
Brudzinski I : negatif
Brudzinski II : negatif
Kernig sign : negatif
MECHANISM

Pirogen

Kenaikan suhu
(1oC) Intrakranial Ekstrakranial
 Meningitis  Gangguang
 Ensefalitis elektrolit
Metabolisme
 Trauma  Hipoglikemia
meningkat
 Tumor  Demam

Kebutuhan oksigen
di otak meningkat

Perubahan Lepas muatan listrik


Difusi ion K
keseimbangan
dan Na
membran sel neuron

Menyebar ke
membran sel lain

Kejang
Kejang demam
simplek

Kejang demam
Kejang demam Demam
kompleks

Kejang bisa - Usia <12


Demam tidak berlangsung bulan
diatasi lama dan - Suhu 39 oC
berulang saat kejang
- Kejang
pertama
merupakan
Kerusakan kejang
Status Kelainan neuron demam
Epilepstikus neurologis bertambah kompleks
HIPOTESIS
Kejang Demam Kompleks
Batuk bukan pneumonia

MORE INFORMATION
 Darah rutin: Hb, leukosit, dan hitung jenis
 Urin rutin
 Feses rutin

DON’T KNOW
 Pemeriksaan darah tepi
 Pemeriksaan kimia klinik: elektrolit dan gula darah
 Lumbal pungsi
 EEG

LEARNING ISSUES
 Mampu memahami definisi kejang demam
 Mampu memahami epidemiologi kejang demam
 Mampu memahami etiologi kejang demam
 Mampu memahami patofisiologi kejang demam
 Mampu memahami diagnosis kejang demam
 Mampu memahami tatalaksana kejang demam
 Mampu memahami komplikasi kejang demam
 Mampu memahami prognosis kejang demam
PROBLEM SOLVING

Problem Solving

Anamnesis: Pemeriksaan fisik:


- Demam Suhu > 38 oC, RR 45x/menit, retraksi (-)
Pemeriksaan rutin &
- Kejang, lama10 menit, Rangsangan minengal (-)
Pemeriksaan Penunjang
berulang, pada seluruh tubuh Refleks fisiologis (+)
refleks patologis (-)
- Batuk

Kejang Demam Kompleks


Batuk bukan pneumonia

Tatalaksana
Diazepam 4 mg IV
Paracetamol 4 x 120 mg PO
Ambroxol 3 x 5 mg PO
Edukasi:
 Menjelaskan perjalanan penyakit
 Memberitahu bahwa kejang dapat terjadi
kembali
 Memberitahu cara penanganan kejang
 Memberitahu bahwa prognosis baik

Preventif:
 Diazepam oral 3 x 2.4 mg
DECISIONS MAKING
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
 Demam
 Kejang setelah demam,
lama kejang > 5-15 TTV: suhu tinggi
Kejang menit, bentuk kejang Rangsangan meningeal (-)
Demam fokal atau umum,bisa Refleks fisiologis (+)

berulang Refleks patologis (-)

 Sadar setelah kejang

 Kejang berlangsung terus


menerus selama >30
menit
 Tidak sadar setelah TTV: dalam batas normal
Status kejang Rangsangan meningeal (-)
Epileptikus  Terdapat faktor risiko Refleks fisiologis (+)
misalnya trauma kepala, Refleks patologis (-)
infeksi SSP, PJB,
ensefalopati hipoksik-
iskemik

 Demam TTV: dalam batas normal

 Kejang Rangsangan meningeal (+)


Meningitis
Refleks fisiologis (+)
 Penurunan kesadaran
Refleks patologis (-)
 Demam
 Muntah TTV: dalam batas normal
 Sakit kepala Rangsangan meningeal (+)
Ensefalitis  Kejang Refleks fisiologis (+)
 Hemiparese Refleks patologis (+/-)
 Penurunan kesadaran

Anda mungkin juga menyukai