HALAMAN PENGESAHAN
Setelah membaca, meneliti, dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka dengan ini
menyatakan bahwa:
Demikian harap menjadi perhatian adanya, atas kerjasamanya diucapkan banyak terima
kasih.
ii
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyusun bahan ajar modul pembelajaran untuk tingkat SMK
Tata Boga. Modul yang disusun ini menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan
satuan pendidikan, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum 2013.
Dengan modul ini, diharapkan digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh peserta
didik untuk mencapai kompetensi sesuai yang diharapkan. Modul ini disusun melalui beberapa
tahapan proses, yakni mulai dari penyiapan materi modul, penyusunan naskah secara tertulis,
kemudian disetting dengan bantuan alat-alat komputer. Harapannya, modul yang telah
disusun ini merupakan bahan dan sumber belajar yang berbobot untuk membekali peserta
didik kompetensi / kemampuan yang diharapkan. Namun demikian, tentunya dalam
penyusunan modul ini tidaklah sempurna. Maka dari itu penulis selalu menerima masukan
sebagai bahan perbaikan.
Penyusunan modul ini dapat terselesaikan tentu dengan banyaknya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak, terutama Kepala Sekolah, teman-teman yang telah membantu, dan semua
peserta didik dan keluarga khususnya atas dedikasi, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk menyelesaikan penyusunan modul ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang pendidikan sebagai
bahan untuk melakukan peningkatan kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang
pada azas keterlaksanaan, kesesuaian dan fleksibilitas, dengan mengacu pada perkembangan
IPTEK dalam rangka membekali kompetensi yang terst andar pada peserta didik.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta
didik SMK Tata Boga untuk matapelajaran Restoran.
iii
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 44
iv
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
LAMPIRAN ................................................................................................................ 45
Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi yang disalin dari Standar
Kompetensi Kerja dengan uraian sebagai berikut :
spesifikasi standar.
vi
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
SILABUS
vii
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
Dalam modul ini Anda akan mempelajari 2 Kegiatan Belajar yang terdiri dari : Kegiatan
Belajar 1 membahas tentang definisi daging, jenis hewan yang menghasilkan daging, hal-hal
yang harus diketahui sebelum proses pengolahan daging, cara melunakkan daging,langkah-
langkah membersihkan daging, teknik memotong daging, macam-macam potongan daging
dan penggunaannya, cara memotong daging, penuntun porsi dalam penyajian daging,
pengawetan daging, dan cara menyimpan daging dengan benar. Sedangkan pada Kegiatan
Belajar 2 membahas tentang berbagai macam hidangan daging, kriteria kualitas daging, dan
suhu pemasakan daging.
B. Materi Prasyarat
Materi tentang mengidentifikasi dan menyiapkan hidangan daging baru pada tingkat
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang pada tingkat sebelumnya belum diajarkan,
sehingga materi sebelumnya menjadi syarat sebenarnya juga sedikit. Namun pada materi
sebelum mengidentifikasi dan menyiapkan hidangan daging sudah membahas tentang
menyiapkan dan mengolah unggas dan menyiapkan dan mengolah hidangan seafood,
sehingga paling tidak siswa sudah mengerti sedikit basicnya karena hampir sama.
Adapun materi prasyarat dalam modul ini adalah mengidentifikasi daging, mengetahui
berbagai jenis hewan penghasil daging,
Untuk mempelajari modul ini, hal-hal yang perlu anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pelajari daftar isi dengan cermat, karena daftar isi akan menuntun anda dalam
mempelajari materi ini.
2. Untuk mempelajari modul ini haruslah berurutan, karena materi yang mendahului
merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
3. Pahamilah soal-soal yang ada, kerjakan semua soal latihan yang ada. Jika dalam
mengerjakan soal anda menemui kesulitan, kembalilah mempelajari materi yang terkait.
1
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
4. Kerjakanlah soal evaluasi dengan cermat. Jika anda menemui kesulitan dalam
mengerjakan soal evaluasi, kembalilah mempelajari materi yang terkait.
5. Jika anda mempunyai kesulitan yang tidak dapat anda pecahkan, catatlah, kemudian
tanyakan kepada guru pada saat kegiatan tatap muka atau bacalah referensi lain yang
berhubungan dengan materi modul ini. Dengan membaca referensi lain, anda juga akan
mendapatkan pengetahuan tambahan.
D. Tujuan Akhir
F. Cek Kemampuan
Kerjakanlah soal-soal berikut ini, jika Anda dapat mengerjakan sebagian atau semua soal
berikut ini, maka Anda dapat meminta langsung kepada guru untuk mengerjakan soal-soal
evaluasi untuk materi yang telah Anda kuasai.
1. Daging yang mengandung lemak dan warna dagingnya cenderung berwarna merah
keputihan merupakan karakteristik dari daging ...
a. Daging babi
2
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
2. Perubahan warna merah cerah menjadi cokelat atau pink terjadi apabila daging...
a. Membusuk
b. Pengaruh bahan pengawet
c. Daging berhubungan dengan udara terlalu lama
d. Membentuk asam laktat yang menumpuk
e. Oksihemoglobin berbalik membentuk myoglobin sehingga berubah menjadi cokelat
atau pink
4. Cara melunakkan daging berikut ini yang lazim digunakan adalah, kecuali :
a. Menggunakan daun pepaya
b. Menggunakan nanas
c. Menggunakan cuka
d. Menggunakan apel
e. Menggunakan tomat
3
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
BAB II
PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1
Uraian Materi
1. Daging
Daging adalah salah salah satukomponen yang diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi
kebutuhan tubuh terhadap zat gizi protein. Protein daging mengandung susunan asam amino
yang lengkap. Daging didefinisikan sebagai urat daging (otot) yang melekat pada kerangka.
4
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Pengertian lain daging adalah bagian dari hewan potong yang digunakan manusia sebagai
bahan makanan, selain mempunyai penampakan yang menarik selera, juga merupakan
sumber protein hewani berkualitas tinggi.
Daging merupakan bahan yang sangat pokok, baik penggunaannya maupun zat-zat
dan vitamin-vitamin yang terdapat di dalamnya, ditinjau dari segi pengolahan atau kuliner
maka pengertian “meat” yaitu semua daging yang diambil dari hewan berkaki 4 (empat) yang
dipelihara khusus untuk mendapatkan dagingnya. Di dapur biasanya hanya dipergunakan
empat bahan pokok utama yaitu, Beef (daging sapi), Veal (daging sapi muda), Lamb, mutton
(daging kambing) dan pork (daging babi). Dari bahan pokok tersebut di atas yang paling
disukai adalah daging sapi, karena selain rasanya enak, banyak mengandung zat-zat yang
sangat berguna bagi tubuh kita.
5
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
b. Kambing
Kambing merupakan ternak sebagai sumber penghasil daging. Beberapa jenis kambing
yang digunakan sebagai penghasil daging, yaitu kambing Kacang, kambing PE, kambing
Gembrong, kambing Anglo Nubian, dan kambing Boer.
c. Domba
Beberapa jenis domba merupakan sumber penghasil daging. Jenis domba tersebut
adalah domba Garut, domba Texel Wonosobo (Dombos), dan Domba Batur Banjarnegara
(Domas).
d. Kerbau
6
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupun bangsanya,
tetapi dalam soal produk di pasar tidak berbeda antara daging kerbau dengan daging sapi
sehingga ternak kerbau berpotensi sebagai penghasil daging. Kerbau adalah ternak asli
daerah panas dan lembab, khususnya di daerah belahan utara tropika. Sisa-sisa fosil kerbau
yang sekarang masih tersimpan di India menujukkan bahwa kerbau telah ada sejak zaman
Pliocene. Kerbau pada zaman itu mengarah pada dua jenis (kerbau Asia dan kerbau Afrika),
yakni satu mendeteksi jenis kerbau India sekarang ini dan lainnya mengarah pada bentuk
kerbau seperti Anoa di Sulawesi dan Tamarraw di Pilipina. Pada umumnya peternakan kerbau
di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tujuan utamanya adalah
sebagai ternak kerja, sedangkan tujuan kedua adalah sebagai penghasil daging dan susu.
Sedangkan pemakaian ternak kerbau sebagai penghasil daging hanya dilakukan terhadap
ternak kerbau yang telah tua atau nilai ekonominya rendah.
Produktivitas kerbau tidak lebih rendah daripada sapi potong. Berbagai hasil penelitian
yang ada diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat
produksi kerbau tidak berbeda jauh dengan sapi. Dengan budidaya intensif, calving interval
atau selang beranak (waktu yang dibutuhkan antara dua kelahiran yang berturutan) dapat
mencapai 13 bulan. Meskipun budidaya kerbau oleh petani secara tradisional dengan melepas
bebas di padang penggembalaan tanpa perlakuan pakan dan pengaturan perkawinan, selang
beranak dapat lebih dari 24 bulan.
Secara umum, ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupun
bangsanya. Tetapi dalam soal produk, di pasar tidak ada perbedaan antara daging kerbau
dengan daging sapi. Hampir di seluruh wilayah Indonesia daging kerbau dikenal sebagai
daging sapi. Maka ketika Presiden Republik Indoneasia mematok target swasembada daging,
daging kerbau di dalamnya. Dalam rangka mencapai target swasembada daging, peranan
ternak kerbau cukup signifikan. Dengan jumlah populasi kerbau pada tahun 2007 yang
mencapai 2,5 juta ekor, sementara total populasi ternak sapi potong plus sapi perah 11,2 juta
ekor, maka peranan ternak kerbau sebesar 22% dan ternak sapi sebesar 78%. Meskipun
untuk angka kontribusi daging angkanya lebih kecil yaitu kontribusi daging kerbau adalah 41
ribu ton, sedangkan sapi sekitar 460 ribu ton sehingga peran ternak kerbau dalam suplai
daging hanya sekitar 8%.
Daerah yang menjadi sentra pengembangan ternak kerbau saat ini adalah wilayah
yang cocok menjadi habitat untuk berkembang biak. Kerbau cenderung lebih menyukai
kawasan dengan banyak air seperti Sumatera dan Kalimantan. Populasi ternak kerbau di dua
wilayah ini tercatat 54% dari total populasi keseluruhan yang ada di Indonesia. Meskipun
ternak kerbau menyukai daerah dengan karakter kaya akan air, hewan ini memiliki daya
7
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
adaptasi yang sangat tinggi. Sehingga penyebarannya meluas tidak hanya di Kalimantan yang
berawa dan Sumatera, tapi juga Jawa, Sulawesi bahkan NTT, dan NTB yang beriklim kering.
e. Kuda
Pengenalan daging kuda dimulai pada abad ke-19 oleh negara Prancis melalui sebuah
masakan (taboo) yang berasal dari daging kuda. Hal ini merupakan kejadian langka pada
abad tersebut. Saat itu, taboo menjadi bahan perdebatan besar, tidak hanya dengan status
masakan Prancis, tetapi juga dengan status kuda tersebut. Legalisasi daging kuda untuk
makanan manusia pada tahun 1866 dibenarkan terutama atas dasar sosial ekonomi.
Ternak kuda mempunyai potensi cukup besar sebagai salah satu sumber makanan.
Potensi tersebut dapat dilihat dari populasi ternak dan produksi daging yang dihasilkan. Tiga
daerah yang menjadi penghasil daging kuda terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Jeneponto merupakan daerah
pemotongan kuda terbesar di Sulawesi Selatan, sehubungan dengan latar belakang
masyarakat yang sangat menyukai jenis daging kuda.
f. Babi
Daging babi mengandung lemak, dagingnya cenderung berwarna merah keputihan.
Dalam pengolahan daging babi biasanya dimasak matang dikarenakan kemungkinan terdapat
parasit yang hanya mati apabila melalui proses pemanasan.
8
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Flavor daging sangat terutama ditentukan oleh bahan ekstraktif nitrogen dan non-
nitrogen. Diperkirakan adanya pencoklatan (maillard) sangat berperan dalam pembentukan
flavor daging.
d. Banyak Sedikitnya Serat Daging
Daging yang banyak uratnya biasanya diperoleh dari otot yang digerakan. Contohnya
daging pada kaki yang mempunyai urat lebih banyak dari daging yang ada pada bagian
belakang.
5. Langkah-Langkah Pembersihan
a. Pilihlah daging sesuai menu yang diolah.
b. Lap atau cucilah daging untuk melepaskan kotoran atau sisa darah yang menempel pada
daging.
c. Potong dan buang bagian lemak tipis dan bagian lain yang tidak dipergunakan.
d. Tempatkan pada tempat yang memungkinkan air dapat menetes.
9
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Bedasarkan tingkat kelembutan dengan kualitas terbaik didapatkan pada loin dan
rump, kualitas sedang pada ribs, neck, dan blade/sholder, dan kualitas terakhir pada leg,
brisket dan shin.
a. Chateaubriand
1) Potong atau pisahkan bagian kepala fillet dari bagian tengah.
2) Trimming kepala fillet. Urat-urat serta lemak yang berlebihan dipotong. Lemak dalam
jumlah tertentu tetap diperlukan melekat pada steak karena dapat memberikan aroma
serta kelembaban. Timbang 1 porsi: 200– 250 gr.
b. Tournedo
1) Skinning; Fillet yang mempunyai lapisan urat yang berwarna putih seperti lemak.
Lapisan ini dipisahkan dari fillet sebelum fillet dipotong menjadi tournedo. Cara
memisahkan kulit ini dengan jalan menusukkan filleting knife di antara daging dan
kulit, pisau digerakkan ke arah kepala dan usahakan tidak ada daging yang melekat
pada kulit fillet.
2) Timbang sesuai dengan porsi 180–200 gram.
3) Tournedo yang dipotong diletakkan berdiri kemudian dipukuli pelan-pelan dengan
“cutle Bat” sehingga fillet bertambah pendek dengan penampang bertambah lebar.
Ikat, tournedo diikat dengan benang untuk menjaga agar bentuk tournedos tetap
bulat selama di masak.
c. Fillet Mignon
1) Potong bagian ekor fillet melintang menjadi potongan yang sama berat, panjangnya
sekitar 30–50 cm.
2) Flattern, Flattern Mignon juga digepengkan seperti tournedo dengan menggunakan
cutle bat.
d. ”T” Bone Steak
”T” bone steak diambil dari sirloin yang masih mempunyai tulang dan fillet (sirloin
yang masih utuh). Bila kita teliti salah satu ruas tulang belakang, maka tulang ini mempunyai
3 jari dan 1 bendulan berlubang di mana sumsum turt terbagi pada masing-masing belahan
tulang belakang tampak seperti huruf ”T”. Jadi bentuk ”T” tampak melekat pada waktu steak
dimasak dan disajikan. Teknik memotongnya sebagai berikut:
1) Letakkan short loin pada chopping board, bagian lemak menghadap ke atas, dan
bagian tulang punggung menghadap ke arah badan.
2) Trimming pecahan-pecahan tulang atau daging yang masih bergelantungan pada
tulang belakang.
3) Trimming daging flank. Ukur lebar daging sekitar 16 cm dari tulang belakang. Sisa
daging pada bekas flank dipotong sejajar dengan arah tulang belakang.
4) Periksa lapisan lemak yang melekat pada daging. Lemak masih dapat melekat pada
daging setebal 1–1½ cm, selebihnya lemak dipotong.
5) Potong salah satu ujung dengan rata untuk memudahkan pemotongan berikutnya.
11
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
6) Potong short loin yang bersih sesuai porsi yang ditentukan, dengan perkiraan berat
yang pasti.
7) Timbang kembali “T” bone steak untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan berat.
8) Bila tebal steak lebih dari 2½ cm, steak perlu digepengkan hingga mencapai tebal 2–
2½ cm.
e. Entrecote
Entrecote berasal dari kata entre yang artinya di antara dan cote yang berarti tulang
rusuk. Dengan demikian entrecote berarti sepotong daging diantara rusuk. Teknik
pemotongannya sebagai berikut:
1) Letakkan sirloin di atas chopping board dengan bagian lemak menghadap ke bawah.
2) Potong urat tebal yang berwarna kuning yang melekat pada tulang punggung.
3) Potong urat-urat tipis yang melekat pada daging. Lapisan urat ini dipotong satu
persatu hingga bersih.
4) Ukur lebar sirloin kira-kira 16 cm dari bekas tulang belakang. Daging selebihnya
dipotong sejajar dengan arah bekas tulang belakang.
5) Potong salah satu ujung dengan rata, selanjutnya serloin steak dipotong melintang
mulai dari bagian ujung yang telah dipotong rata.
f. Chop
Chop umumnya berasal dari veal, lamb, mutton dan pork. Nama ternak potong yang
digunakan akan menjadi nama masakan pachopda menu misalnya Veal Chop. Dalam
memotong chop, bagian tulang belakang dapat dipotong sehingga chop akan tampak seperti
sirloin steak dalam bentuk kecil. Teknik memotongnya sebagai berikut:
1) Letakkan loin pada chopping board dengan bagian tulang mengarah pada badan.
2) Bersihkan daging atau pecahan tulang yang masih bergelantungan pada tulang
belakang.
3) Potong bagian tepi yang berbihan sepaya tampak rapi.
4) Potong (trim) bagian lemak yang berlebihan. Tebal lapisan lemak yang melekat pada
chop adalah 1–2 cm.
5) Potong bagian sisi yang paling tebal, dengan potongan yang lurus dan rata. Dari
bagian ini akan dimulai proses portioning.
6) Potong chop dengan berat antara 180–250 gram.
g. Cutlet
Cutlet dipotong dari rib yang terdiri dari tulang rusuk dan daging. Pada potongan
cutlet, tulang rusuk masih melekat. Bila tulang rusuk ini dihilangkan maka potongan ini tidak
dapat disebut cutlet lagi. Teknik memotongnya sebagai berikut:
1) Letakkan rib pada chopping board dengan tulang mengarah ke badan.
12
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
9. Penuntun Porsi
Untuk menyesuaikan porsi yang akan dihidangkan sesuai dengan apa yang biasa
diterima tamu diperlukan penuntun porsi. Selain itu keberhasilan dapur dalam
memperhitungkan bahan yang ada diperlukan penuntun porsi. Walaupun demikian setiap
perusahaan berhak pula menentukan porsi yang akan dihidangkan pada tamunya.
13
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
14
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
16
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Rangkuman Materi
1. Daging merupakan bahan makanan pokok yang mengandung zat-zat dan vitamin di
dalamnya. Daging diambil dari hewan berkaki empat yang dipelihara khusus untuk
mendapatkan dagingnya.
2. Cara melunakkan daging bermacam-macam, di antaranya adalah
menggiling/melumatkan, mengunakan enzim, dan menggunakan bahan-bahan asam.
3. Cara membuat daging agar tahan lama bisa dengan berbagai cara, di antaranya adalah :
diasinkan, diasap, dikeringkan, disterilisasi, dan diawetkan.
4. Cara menyimpan daging sangat penting supaya daging tidak mudah terkontaminasi oleh
lingkungan. Cara penyimpanan daging yang biasanya digunakan adalah dibekukan,
disimpan di almari pendingin rumah tangga, didinginkan dengan cryogenic, dan dengan
pengolahan.
Tugas
Tes Formatik
3. Cara pengolahan bahan daging sering dilakukan berupa pengawetan dengan cara...
a. Pembekuan, pengasapan, dendeng
b. Pembekuan, pengeringan, dibakar
c. Direbus, dibakar, digoreng
17
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
4. Metode pengolahan produk setengah jadi dari daging dapat dilakukan dengan beberapa
proses, yaitu ...
a. Perebusan, pembakaran, penggorengan
b. Pengalengan, pembekuan,perebusan
c. Pembakaran, penggorengan, pengasapan
d. Pembekuan, pengeringan, pengasapan, pengalengan
Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. E
4. D
5. B
18
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Kegiatan Belajar 2
Uraian Materi
19
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
20
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
g. Persian Lamb with Almonds: Cincangan daging kambing, dimasak dengan almond, lime
juice, daun mint dan onion. Sajikan dengan bayam disekeliling pinggan, dan hiasi dengan
tomat.
h. Barbequed Lamb Kebabs: Potongan daging kambing bentuk dadu. Terong, aubergine,
paprika di marinade dalam campuran olahan tomat (onion, peppers, seledri, bawang
putih, tomat pasta, garam, merica, tabasco dan air), kemudian ditusuk dan dibakar.
i. Rotisseried Leg of Lamb: Paha kambing hilangkan tulangnya, kemudian digulung.
Marinade dalam campuran bumbu wine, kemudian di selesaikan dengan roasting.
j. Midle East Lamb Stew: Daging tanpa tulang, ditepungi, digoreng, braise, tambahkan
bawang bombay, bawang putih, garam, merica dan thyme. Simmer 2 jam. Tambahkan
tomat, terong dan paprika, campurkan. Sajikan bersama nasi.
4. Hidangan Babi
a. Babi panggang merah (manis) khas Tionghoa.
b. Babi panggang putih (asin) khas Tionghoa.
c. Sekba (berisi jeroan babi dengan kuah) khas Tionghoa (Jakarta, Bogor, Bandung,
Tangerang).
d. Kitoba (irisan bagian kepala babi yang diolah dengan cara dikukus). Untuk menikmatinya
harus dicelupkan ke dalam cuka aren yang disediakan khas Tionghoa Bogor.
e. Sate babi khas Tionghoa: sama seperti daging sate pada umumnya namun tusukannya
lebih besar dan rasanya manis.
f. Ngo hiang/Go Hiong: Daging babi cincang yang dibungkus dengan kulit kembang tahu
tipis. (Jakarta, Bogor, Bandung).
g. Babi cin: Hidangan daging babi + minyak dengan kuah yang rasanya manis karena kecap
manis.
h. Bakut: Hidangan khas Tionghoa yang merupakan paduan dari sayur asin dan kaldu iga
babi. (Dapat dijumpai di seluruh Indonesia).
i. Saksang: Olahan daging babi khas daerah Tapanuli.
j. Babi rica-rica: Daging babi olahan khas Manado yang rasanya sangat pedas.
k. Babi guling: Olahan daging babi khas Bali.
l. Babi putar: Olahan daging babi khas Manado yang pada umumnya dihidangkan pada saat
perayaan acara tertentu.
21
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang
layak konsumsi adalah sebagai berikut :
1) Kandungan lemak atau marbling
Marbling adalah lemak yang terdapat di antara otot. Lemak berfungsi sebagai
pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan daging pada saat dipanaskan.
Marbling berpengaruh terhadap citarasa daging. Marbling akan mencair saat daging
dipanaskan dan berkontribusi dalam meningkatkan cita rasa daging (juiciness),
memberikan aroma daging yang sedap, serta berperan meningkatkan keempukan
daging.
2) Warna
Warna daging bervariasi, tergantung dari jenis secara genetik, usia, pakan,
umur, jenis kelamin, stress (tingkat aktivitas dan tipe otot), pH dan oksigen. Misalnya
daging sapi potong lebih gelap daripada daging sapi perah. Daging sapi muda lebih
pucat daripada sapi dewasa. Warna merupakan salah satu indikator kualitas daging,
meskipun warna tidak mempengaruhi nilai gizi. Penentuan warna tergantung pada
konsentrasi mioglobin. Warna daging tergantung pada tipe mioglobin, kondisi kimia,
fisik serta komponen lain dalam daging. Kualitas warna tidak mempengaruhi nilai gizi
daging, tetapi daging yang berwarna kuning cenderung berkualitas rendah.
Jika daging segar dipotong, warnanya adalah merah keunguan dari mioglobin.
Ketika berada di dalam lingkungan beroksigen, maka permukaan daging segar akan
berwarna merah terang karena terjadinya oksigenasi mioglobin menjadi
oksimioglobin. Oksigen yang masuk kedalam otot kemudian dipakai untuk reaksi
biokimiawi di dalam otot. Kondisi ini menghasilkan gradien oksigen dari jenuh di
permukaan sampai nol pada beberapa cm didalam otot.
3) Rasa dan Aroma
Citarasa dan aroma dipengaruhi oleh jenis pakan. Daging yang berkualitas baik
mempunyai rasa yang relatif gurih dan aroma yang sedap. Faktor-faktor yang
mempengaruhi flavor, aroma dan cita rasa antara lain spesies, bangsa, pakan, jenis
kelamin, umur, kondisi penyimpanan dan kondisi pemasakan terutama jenis, lama
dan suhu pemasakan. Peningkatan flavor selama pelayuan dapat berhubungan
dengan pemecahan nukleotida. ADP dan AMP maisng-masing mengalami defosforilasi
dan deaminasi mejadi inosine monophosphat (IMP). IMP mengalami defosforilasi
menjadi inosin atau selanjutnya dipecah menjadi ribose dan hipoksantin. IMP,
glikoprotein dan asam-asam amino adalah senyawa yang sangat aktif dalam
menentukan flavor atau cita rasa bila senyawa-senyawa yang larut dalam air ini
dipanaskan dengan glukosa atau fosfat.
22
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
produksi saliva (air ludah) pada saat pengunyahan. Daya ikat air (Water Holding
Capacity/WHC) daging akan mempengaruhi seberapa besar air yang dapat
dipertahankan di dalam produk sementara kadar lemak marbling akan membantu
merangsang pembentukan saliva.
WHC adalah kemampuan daging untuk mempertahankan kandungan air
(bebas)nya pada saat mendapat tekanan dari luar, seperti proses pemanasan,
penggilingan atau pengepresan. Daging dengan karakteristik WHC yang baik
biasanya akan menghasilkan produk dengan karakter juiciness yang baik. Denaturasi
protein daging karena penurunan pH daging beberapa waktu setelah penyembelihan,
akan menyebabkan turunnya WHC daging. Akibatnya, daging tidak mampu
mempertahankan air daging selama proses pemasakan dan produk yang dihasilkan
akan terasa kering (airnya hilang selama pengolahan) dan hambar (komponen flavor
larut air terbuang bersama air yang keluar). Proses pelayuan (aging) daging dapat
meningkatkan WHC daging sehingga juicinessnya dapat ditingkatkan. WHC dapat
berubah karena pemasakan dan menyebabkan pengaruh pada juiciness produk.
Peningkatan suhu pemasakan akan meningkatkan denaturasi protein sehingga WHC
menurun dan karakter juicy produk juga berkurang.
Marbling adalah istilah populer untuk lemak intramuskuler. Secara visual,
marbling terlihat sebagai butiran lemak putih yang tersebar diantara daging. Pada
Gambar 1 dapat dilihat kondisi marbling daging sapi. Juiciness meningkat ketika
kadar marbling meningkat. Marbling yang meleleh pada saat pemasakan dan
pelepasannya selama pengunyahan bersama-sama dengan sebagian air bebas daging
akan meningkatkan sensasi jus daging. Secara tidak langsung, lemak juga
berpengaruh pada juiciness dengan menghambat penguapan air daging selama
pemasakan.
7) Keempukan dan Kelunakan
Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Semakin tua
usia hewan, susunan jaringan ikat semakin banyak, sehingga daging yang dihasilkan
semakin liat. Jika ditekan dengan jari, daging yang sehat akan memiliki konsistensi
kenyal (padat). Keempukan merupakan faktor penentu kualitas daging. Tiga
komponen utama daging yang berperan terhadap keempukan dan kealotan yaitu
jaringan ikat, serabut-serabut otot dan jaringan adipose. Faktor yang mempengaruhi
keempukan antara lain spesies, umur, lokasi daging, marbling, perlakuan sebelum
pemotongan dan pemberian bahan pengempuk. Keempukan daging dapat
dipengaruhi faktor genetik, namun berbagai perlakuan terhadap ternak sebelum dan
sesudah disembelih (slaughter) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
24
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
keempukan daging. Ternak yang disembelih dalam keadaan stres akan memiliki
daging yang keras. Stres dapat ditimbulkan dari penanganan yang kurang baik dan
transportasi menuju tempat pemotongan (abattoir). Selain itu, pendinginan yang
cepat setelah penyembelihan menyebabkan serat-serat otot mengerut dengan kuat.
Ikatan-ikatan otot yang memendek ini akan menyebabkan daging menjadi keras.
Otot yang kendur dan memanjang akan menghasilkan daging yang empuk.
Meskipun demikian, bagian atau potongan daging yang keras dapat
dimanipulasi menjadi daging yang lebih empuk. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
bahan pengempuk daging. Daun pepaya telah dikenal masyarakat Indonesia secara
turun-temurun sebagai tumbuhan yang berkhasiat untuk mengempukkan daging.
Dalam proses pengempukan daging dengan menggunakan daun pepaya ini akan
terjadi perubahan kimia dan reaksi enzimatis pada daging.
Faktor paling penting yang mempengaruhi keempukan daging adalah genetik
ternak, umur ternak, lokasi daging pada karkas, dan cara pengolahan. Nilai
heritabilitas keempukan daging sapi sekitar 45%, artinya 45% keempukan daging
sapi saat dimasak ditentukan oleh factor genetik atau tetua ternak yang dipotong.
Berikut merupakan faktor genetik yang menentukan keempukan daging antar grade
dan potongan sejenis :
a) Umur ternak
Sapi yang dipotong pada umur 9-30 bulan umumnya memiliki daging yang empuk.
Sapi betina yang digunakan sebagai induk, dagingnya menjadi kurang empuk saat
umurnya tua. Keempukan daging menurun sejalan dengan bertambahnya umur
ternak.
b) Pakan
Ternak yang digemukkan dengan pakan biji-bijian cenderung mencapai bobot
potong lebih cepat dibanding ternak yang mendapat pakan dari padang
penggembalaan. Dengan demikian, daging dari ternak yang diberi pakan biji-bijian
biasanya lebih empuk karena ternak dipotong pada umur lebih muda.
c) Jenis otot
Keempukan daging bervariasi sesuai dengan jenis otot atau letak daging pada
karkas. Contoh, daging sapi jenis has dalam lebih empuk dibanding daging sengkel
karena adanya perbedaan jaringan ikat pada jenis daging tersebut. Has dalam
memiliki jaringan ikat yang lebih sedikit dibandingkan dengan sengkel. Jumlah
jaringan ikat berkaitan dengan fungsi otot pada ternak hidup. Sengkel terutama
digunakan dalam pergerakan sehingga memiliki jaringan ikat lebih banyak.
25
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Sementara itu, has dalam hanya mendukung fungsi ternak sehingga jaringan
ikatnya lebih sedikit.
d) Penggantungan karkas
Penggantungan karkas memiliki efek yang berbeda terhadap setiap bagian daging
dari karkas. Umumnya karkas digantung di bagian kaki belakang. Penggantungan
karkas pada bagian pelvis atau tulang ekor akan mengubah tegangan pada
beberapa otot. Cara ini akan meningkatkan keempukan otot round, tetapi akan
berpengaruh terhadap keempukan daging has.
e) Laju pendinginan
Segera setelah ternak dipotong, terjadi kontraksi dan pengerasan otot yang dikenal
dengan rigor mortis. Otot menjadi sangat empuk saat ternak dipotong. Saat rigor
mortis mulai, otot mengeras sampai rigor mortis selesai. Pada sapi, dibutuhkan 6-
12 jam untuk terjadinya rigor mortis. Karkas sebaiknya cepat didinginkan setelah
pemotongan untuk mencegah penurunan kualitas. Jika karkas didinginkan
sebentar, hasilnya adalah pendinginan singkat dan menyebabkan daging
keras/alot. Pendinginan singkat terjadi pada saat otot didinginkan kurang dari 15
°C sebelum rigor mortis selesai. Jika karkas dibekukan sebelum rigor mortis
selesai, hasilnya adalah rigor cair (thaw rigor) dan daging menjadi keras/alot. Pada
kondisi pendinginan normal, karkas yang terlindungi lemak sekitar rib eye kurang
dari 1,2 cm mungkin akan menurunkan keempukan karena pendinginan singkat.
Pelayuan karkas hasil pendinginan singkat atau rigor cair dapat memengaruhi
keempukan. Agar daging lebih empuk, harus dihindari pendinginan singkat, 6-12
jam pertama setelah ternak dipotong (mati).
f) Pelayuan
Setelah rigor mortis selesai, daging sapi menjadi lebih empuk. Penyimpanan
daging dalam alat pendingin dikenal dengan istilah pelayuan. Peningkatan
keempukan saat pelayuan disebabkan oleh perubahan enzimatis dalam otot.
Peningkatan keempukan daging sapi berlanjut kira-kira 7-10 hari setelah ternak
dipotong pada penyimpanan suhu sekitar 2 °C. Pemanasan daging pada suhu
tinggi tidak akan mengempukkan daging dan menyebabkan off-flavor/kehilangan
aroma.
g) Mekanis
Penggilingan merupakan cara yang umum untuk meningkatkan keempukan
daging. Dengan penggilingan, tekstur dan keempukan daging menjadi lebih
seragam dibandingkan tanpa digiling. Pemotongan bentuk kubus juga salah satu
cara agar daging lebih empuk.
26
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
h) Kimiawi
Penggilingan merupakan cara yang umum untuk meningkatkan keempukan
daging. Dengan penggilingan, tekstur dan keempukan daging menjadi lebih
seragam dibandingkan tanpa digiling. Pemotongan bentuk kubus juga salah satu
cara agar daging lebih empuk.
i) Marinasi dan aplikasi enzim pengempuk
Marinasi adalah cara meningkatkan keempukan daging dengan menambahkan
bahan perasa, seperti garam atau kecap, asam (cuka, jeruk lemon), dan enzim
(papain, bromelin, fisin atau jahe). Penambahan beberapa sendok makan minyak
zaitun akan melindungi permukaan daging dari udara dan daging akan tetap segar
dan warnanya lebih cerah dalam waktu lebih lama.
j) Pembekuan
Pembekuan kurang mempengaruhi keempukan daging. Bila daging dibekukan
secara cepat akan terbentuk kristal es kecil, dan bila daging dibekukan
lambat/lama akan terbentuk kristal es besar. Terbentuknya kristal es besar dapat
mengganggu serat otot daging sehingga sangat sedikit meningkatkan keempukan.
Kristal es yang besar dapat menurunkan cairan daging selama thawing
(pencairan). Daging yang kurang berair akan kurang empuk jika dimasak.
k) Thawing
Pembekuan kurang mempengaruhi keempukan daging. Bila daging dibekukan
secara cepat akan terbentuk kristal es kecil, dan bila daging dibekukan
lambat/lama akan terbentuk kristal es besar. Terbentuknya kristal es besar dapat
mengganggu serat otot daging sehingga sangat sedikit meningkatkan keempukan.
Kristal es yang besar dapat menurunkan cairan daging selama thawing
(pencairan). Daging yang kurang berair akan kurang empuk jika dimasak.
l) Pemasakan
Daging dengan jaringan ikat sedikit seperti has, dianjurkan dimasak dengan
pemanasan kering (goreng, bakar, panggang, barbeque). Daging dengan jaringan
ikat banyak seperti sengkel, dianjurkan dimasak secara lama dan lambat dengan
suhu rendah dan menggunakan sedikit air. Suhu pemasakan mempengaruhi
keempukan daging. Jika daging tanpa lemak dipanaskan, protein kontraktil
mengeras dan cairan hilang sehingga menurunkan keempukan daging. Potongan
daging yang empuk bila dimasak pada suhu rendah akan menjadi lebih empuk
dibanding pemasakan pada suhu sedang, dan dengan pemasakan suhu sedang,
daging lebih empuk dibanding pemasakan dengan suhu tinggi. Oleh karena itu,
suhu pemasakan perlu diperhatikan untuk menghasilkan daging yang empuk.
27
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Rangkuman Materi
1. Cara memotong daging terdiri dari beberapa cara yaitu : chateaubriand, tournedo, fillet
mignon, T bone steak, entrecote, chop, dan cutlet.
2. Hidangan terbagi menjadi beberapa yaitu hidangan daging sapi, hidangan daging sapi
muda, hidangan babi, dan hidangan kambing.
3. Kriteria daging yang sudah busuk adalah berbau busuk, warna aneh tidak seperti daging
pada normalnya, kekenyalan rendah.
Tugas
Observasilah jenis potongan daging di supermarket atau pasar di dekat rumahmu!
Carilah resep yang cocok yang sesuai dengan potongan daging tersebut ! Bagaimana
penyajian yang tepat ?
Tes Formatik
1. Pengertian pangan olahan yang tepat adalah ...
a. Makanan atau minuman hasil proses dengan cara metode tertentu
b. Makanan atau minuman hasil proses dengan metode bahan pangan
c. Makanan atau minuman hasil proses dengan tambahan pengawet
d. Makanan atau minuman hasil hasil proses tanpa bahan tambahan pangan
e. Makanan atau minuman hasil proses dengan cara metode tertentu dengan atau tanpa
bahan tambahan pangan.
28
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
4. Penjelasan tentang makanan setengah jadi berbahan baku daging yang tepat adalah ...
a. Olahan makanan yang berbahan dasar daging dan tidak perlu pengolahan.
b. Olahan makanan dalam bentuk setengah jadi.
c. Olahan makanan dalam bentuk setengah jadi yang berbahan dasar daging dan masih
memerlukan proses pengolahan lanjut.
d. Olahan makanan yang berbahan baku daging dan diolah tidak matang.
e. Olahan makanan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih lanjut.
29
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
BAB III
EVALUASI
Kognitif Skill
1.
30
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
Attitude Skill
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap disiplin peserta didik. Berilah tanda cek (√)
pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
YA : Jika siswa melakukan sesuai dengan pernyataan
TIDAK : jika siswa tidak melakukan sesuai dengan pernyataan
Penilaian
No Aspek Pengamatan
YA TIDAK
1 Masuk kelas tepat waktu (07.00)
2 Tidak mengobrol di luar ketika bel sudah berbunyi
3 Membuat surat izin pada saat tidak berangkat
4 Tidak membuat keributan pada saat pelajaran
berlangsung
5 Pulang sesuai dengan jam yang ditentukan (tidak
membolos)
Jumlah Skor
RUBRIK PENILAIAN
31
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
BAB IV
PENUTUP
Demikian modul ini disusun untuk menghasilkan satu tahap kompetensi belajar siswa.
Selanjutnya apabila peserta didik atau peserta diklat berkehendak atau berminat untuk
mempelajari jenjang atau modul berikutnya, sebaiknya sesuai bidang dan sesuai dengan
urutan modul.
32
Mengidentifikasi dan Menyiapkan Masakan Daging
DAFTAR PUSTAKA
Gisslen, Wayne. 2011. Professional Cooking 7th Edition. Canada : John Wiley and Sons, Inc
Tim. 2010. Pengetahuan Bahan Pangan. Diktat. Yogyakarta : Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Fakultas Teknik UNY
33