Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat kasih
karunia dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah
yang berjudul “Plant Factory Berkaitan dengan Industri 4.0 yang Memanfaatkan
Internet, Robotik dan Big Data” ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Ir. Dede Martino, M.P.
selaku dosen pembimbing materi kuliah Mekanisasi Pertanian, serta semua pihak
yang telah mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Mekanisasi Pertanian. Harapan saya bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya
Internet, Robotik dan Big Data dalam membangun Plant Factory di era industri 4.0
saat ini.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang saya miliki. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
akan saya terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya
tulis ini.
Jambi, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Plant Factory ............................................................................................ 4

2.2 Industri 4.0 ................................................................................................ 5

2.3 Korelasi Plant Factory dan Industri 4.0 serta Pemanfaatan Internet,
Robotik, dan Big Data ......................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa tahun terakhir, muncul teknologi plant factory yang menarik
perhatian sebagai inovasi meningkatkan ketahanan pangan sekaligus sebagai solusi
untuk melakukan pertanian dalam suatu gedung atau ruangan. Pertanian dalam
plant factory dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan berkualitas baik karena
lingkungan tumbuh dalam plant factory dibuat optimal dan tidak terpengaruh oleh
iklim diluar plant factory (Kazuya et al., 2016 dalam Qonit et al., 2018). Hal ini
memberikan peluang untuk melakukan pertanian di lokasi yang sebelumnya tidak
dimungkinkan untuk memproduksi tanaman (Yamori et al.,2014 dalam Qonit et al.,
2018). Selain untuk produksi makanan, plant factory dapat digunakan untuk tujuan
pemuliaan tanaman seperti penanaman tanaman transgenik dengan memanfaatkan
plant factory sistem tertutup sehingga mencegah terjadinya gen flow.
Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European
Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa
revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada
tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan
pekerja-an manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana
mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan
produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur
mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan
yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan
gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai
bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusiindustri yang
berikutnya.
Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di Jerman tepatnya saat
diadakan Hannover Fair pada tahun 2011 (Kagermann dkk, 2011 dalam Prasetyo
dan Sutopo, 2018.). Negara Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait hal ini
karena Industri 4.0 menjadi bagian dari kebijakan rencana pembangunannya yang
disebut High-Tech Strategy 2020. Kebijakan tersebut bertujuan untuk

1
2

mempertahan-kan Jerman agar selalu menjadi yang terdepan dalam dunia


manufaktur (Heng, 2013 dalam Prasetyo dan Sutopo, 2018). Beberapa negara lain
juga turut serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 namun menggunakan istilah
yang berbeda seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart Industry,
atau Advanced Manufacturing. Meski memiliki penyebutan istilah yang berbeda,
semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan daya saing industri
tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi tersebut
diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfataan teknologi digital di berbagai
bidang.
Salah satu bidang yang dapat berkaitan antara industri 4.0 dan pertanian
adalah berupa Plant Factory atau pabrik tanaman. Plant Factory dapat dibangun
dengan memanfaatkan Industri 4.0 untuk menjalankannya karena Plant Factory
adalah istilah untuk bidang pertanian masa depan yang modern. Keterkaitan di
antara keduanya adalah bagaimana penggunaan Internet, Robot, dan Data Besar
(Big Data) sebagaimana tujuan dari industri 4.0 adalah industri digitalisasi yang
artinya seua kegiatan produksi dilakukan secara digital.
Sebagai mahasiswa pertanian zaman kini, kita dituntut untuk mengadakan
atau melakukan kegiatan pertanian secara pintar dengan digitalisasi untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat terutama Indonesia melalui Plant Factory
yang berkaitan dengan Industri 4.0 yang diajarkan melalui mata kuliah mekanisasi
pertanian. Maka dari itu, dibuatlah tulisan ini untuk mengetahui bagaimana Plant
Factory dikaitkan dengan industri 4.0 dengan memanfaatkan internet, robotik, dan
Data Besar
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Plant Factory?
2. Apa itu Industri 4.0?
3. Apa korelasi Plant Factory dan Industri 4.0 dan bagaimana memanfaatkan
internet, robotik, dan big data pada Plant Factory yang berkaitan dengan
Industri 4.0?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui mengenai Plant Factory
3

2. Untuk mengetahui mengenai Industri 4.0


3. Untuk mengetahui korelasi antara Plant Factory dan Industri 4.0 dan
pemanfaatan internet, robotik, big data
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari tulisan ini adalah:
1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana internet, robotik, dan big data
dimanfaatkan dalam Plant Factory Industri 4.0
2. Pembaca dapat mengetahui sejauh mana revolusi Industri 4.0 berpengaruh
pada bidang pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Plant Factory


Plant factory adalah sistem produksi tanaman dalam sebuah ruangan
tertutup, sehingga digunakan lampu buatan fluorescent untuk pencahayaan
pengganti sinar matahari. Akan tetapi lampu fluorescent memiliki spektrum cahaya
yang masih tergolong panjang dan beberapa dari spektrum itu tidak dibutuhkan
untuk fotosintesis tanaman (Shimizu et. al., 2011 dalam Hakim et. al., 2015). Pada
tumbuhan tingkat tinggi, hanya warna jingga, biru dan merah yang paling efektif
dalam proses terjadinya fotosintesis karena memiliki nilai panjang gelombang
efektif (Fried dan Hademenos, 1999 dalam Hakim et. al., 2015). LED (Light
Emitting Diode) menawarkan beberapa keuntungan seperti spektrum cahaya yang
kecil, konsumsi daya yang lebih hemat, dan produksi panas yang sedikit. Sehingga
tanaman akan ditumbuhkan di laboratorium di bawah 3 lampu buatan yaitu,
fluorescent, LED merah dan LED biru (Kobayashi et. al., 2013 dalam Hakim et.
al., 2015). Beberapa plant factory skala besar sudah menawarkan sistem
pencahayaan LED dan sistem irigasi secara presisi, sehingga plant factory tersebut
mampu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi kebutuhan air dan
energi (Hendrawan et. al., 2014).
Plant Factory atau pabrik tanaman ini sepenuhnya memproduksi tanaman
terutama tanaman pangan dan hortikultura umumnya sayur-sayuran dalam sebuah
gedung layaknya pabrik mirip dengan sistem hidroponik, tanpa tanah. Proses
produksi pun menggunakan alat-alat canggih seperti lampu pencahayaan untuk
fotosintesis, sistem irigasi nutrisi dan air untuk tanaman, penyesuai suhu ruangan,
pengendalian penyakit, dan lain sebagainya. Namun, Plant Factory memiliki
kelebihan dan kekurangan yaitu:
A. Kelebihan Plant Factory
- Mampu berproduksi sepanjang tahun tanpa dibatasi musim
- Mampu menghasilkan produksi dan frekuensi panen yang lebih tinggi
- Aplikasi dapat dilakukan diseluruh tempat dengan memerlukan luasan
yang relatif kecil

4
5

- Sistem ini dapat lebih efisien dengan dikombinasikan dengan vertikultur


- Pengaturan kualitas produksi dapat dilakukan seperti ukuran dan bentuk
produk
- Kandungan nutrisi dalam suatu produk dapat mencapai maksimal
- Produk yang lebih sehat dan terbebas dari penggunaan pestisida
- Berpontensi untuk memproduksi dan mengembangkan tanaman transgenik
tanpa khawatir adanya kerusakan ataupun gen flow
- Daya tahan produk yang lebih tinggi
- Hambatan kegiatan budidaya tanaman lebih rendah karena kegiatan
dilakukan dalam ruangan tertutup
- Keamanan tanaman oleh faktor eksternal lebih terjamin
- Mengurangi kebutuhan air yang lebih
- Tidak memerlukan banyak pekerja sehingga biaya produksi dapat ditekan
B. Kekurangan Plant Factory
- Memerlukan biaya yang lebih tinggi paik dari segi konstruksi, fasilitas
pengaturan ruangan, system controling, dan lain – lain.
- Memerlukan energi yang lebih tinggi untuk memenuhi seluruh kebutuhan
tanaman Memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikan plant
factory
- Jenis tanaman yang dapat ditanam di plant factory lebih terbatas
- Memerlukan perawatan yang intensif seperti pengaturan lingkungan,
kandungan nutrisi dalam hidroponik, polinasi, dan lain – lain
- Sterilisasi lingkungan dan alat dari OPT harus diperhatikan
2.2 Industri 4.0
Istilah Industri 4.0 lahir di Jerman tepatnya saat diadakan Hannover Fair
pada tahun 2011 (Kagermann dkk, 2011 dalam Prasetyo dan Sutopo, 2018). Negara
Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait hal ini karena Industri 4.0 menjadi
bagian dari kebijakan rencana pembangunannya yang disebut High-Tech Strategy
2020. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu
menjadi yang terdepan dalam dunia manufaktur. Beberapa negara lain juga turut
serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 namun menggunakan istilah yang
berbeda seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart Industry, atau
6

Advanced Manufacturing. Meski memiliki penyebutan istilah yang berbeda,


semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan daya saing industri
tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi tersebut
diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfataan teknologi digital di berbagai
bidang.
Pada tanggal 30 April sampai 4 Mei 2018, Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto melaksanakan kunjungan kerja ke Ceko dan Jerman. Kunjungan ini
dilakukan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia menerapkan Industri 4.0
dan meningkatkan investasi. Jerman merupakan negara pertama yang membuat
roadmap mengenai implementasi ekonomi digital. Pemerintah Indonesia saat ini
tengah melaksanakan langkah-langkah strategis yang ditetapkan berdasarkan peta
jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat terwujudnya
visi nasional yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang di era revolusi
industri keempat. Salah satu visi penyusunan Making Indonesia 4.0 adalah
menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang memiliki perekonomian
terkuat di dunia pada tahun 2030.
Merujuk pada istilah lain dari Industri 4.0 ini, memang Industri 4.0 adalah
konsep industri yang menerapkan digitalisasi dengan teknologi tinggi yang di
dalamnya digunakan Internet, Robot, dan Big Data guna mempercepat dan
mempermudah proses dalam industri.
Untuk itu, dalam menghadapi era revolusi industri keempat, sektor industri
nasional perlu banyak berbenah, terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang
menjadi kunci penentu daya saing. Setidaknya terdapat lima teknologi utama yang
menopang pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial
Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta
teknologi 3D Printing. Kelima unsur tersebut harus mampu dikuasai oleh
perusahaan manufaktur Indonesia agar dapat bersaing.
Industry 4.0 adalah area baru di mana Internet bersama sistem cyber-fisik
saling berhubungan dengan cara di mana kombinasi perangkat lunak, sensor,
prosesor dan teknologi komunikasi memainkan peran besar untuk membuat "hal-
hal" memiliki potensi untuk memasukkan informasi ke dalamnya dan akhirnya
menambah nilai pada proses manufaktur. Industri 4.0 pada akhirnya bertujuan
7

untuk membangun platform manufaktur yang terbuka dan cerdas untuk aplikasi
informasi jaringan-industri. Harapannya adalah bahwa pada akhirnya akan
memungkinkan perusahaan manufaktur dari semua ukuran untuk mendapatkan
akses yang mudah dan terjangkau untuk pemodelan dan teknologi analitik yang
dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Robot memainkan peran penting dalam industri manufaktur modern. Jumlah robot
industri multiguna yang dikembangkan oleh para pemain di Industri 4.0 di Eropa
saja hampir dua kali lipat sejak 2004. Wajah penting dari Industri 4.0 adalah metode
produksi otonom yang ditenagai oleh robot yang dapat menyelesaikan tugas dengan
cerdas, dengan fokus pada keselamatan, fleksibilitas, fleksibilitas. , dan kolaboratif.
Tanpa perlu mengisolasi wilayah kerjanya, integrasi ke dalam ruang kerja manusia
menjadi lebih ekonomis dan produktif, dan membuka banyak kemungkinan aplikasi
dalam industri. Lebih banyak robot industri berkembang dengan inovasi teknologi
terbaru untuk memfasilitasi revolusi industri. Robot pintar tidak hanya akan
menggantikan manusia dalam alur kerja yang terstruktur dalam area tertutup. Di
Industri 4.0, robot dan manusia akan bekerja bergandengan tangan, sehingga untuk
berbicara, pada tugas yang saling terkait dan menggunakan sensor manusia-mesin
antarmuka cerdas. Penggunaan robot diperluas untuk mencakup berbagai fungsi:
produksi, logistik, dan manajemen kantor (untuk mendistribusikan dokumen) dan
mereka dapat dikendalikan dari jarak jauh. Jika terjadi masalah, pekerja akan
menerima pesan di ponselnya, yang terhubung ke webcam, sehingga ia dapat
melihat masalah dan memberikan instruksi untuk membiarkan produksi berlanjut
sampai ia kembali pada hari berikutnya. Dengan demikian, pabrik beroperasi 24
jam / hari sementara pekerja hanya ada di siang hari
2.3 Korelasi Plant Factory dan Industri 4.0 serta Pemanfaatan Internet,
Robotik, dan Big Data
Ketika zaman sudah memasuki era Industri 4.0, maka segala aktivitas
dilakukan secara digitalisasi yang menggunakan internet dan robot sebagai
penunjangnya. Tidak terkecuali di bidang pertanian melalui Plant Factory ini. Plant
Factory dan Industri 4.0 dapat digabungkan atau dikawinkan yang dapat
menghasilkan produksi yang lebih baik, cepat, dan akurat sesuai dengan keinginan
kita. Sesuai dengan tujuan digitalisasi pada Industri 4.0 dan dihubungkan dengan
8

Plant Factory maka proses produksi dapat memanfaatkan Internet, Robot, dan
sebuah Big Data.
Internet dapat dimanfaatkan sebagai pengatur atau kontrol jalannya
produksi atau pembudidayaan tanaman dalam pabrik tanaman tanpa harus
mengawasinya langsung ke tempat atau bisa ditempat lain yang lokasinya jauh.
Tentunya alamat IP atau Internet Protocol sudah diatur sedemikian rupa dengan
aplikasi khusus. Sehingga dari tempat yang jauh, melalui internet kita dapat
mengetahui sudah berapa umur tanaman, berapa kadar nutrisi dan volume air yang
diketahui dengan sensor tertentu yang terhubung ke database Plant Factory, waktu
penyiraman, pengaturan cahaya dan suhu, dan lain sebagainya yang dapat diakses
melalui perangkat pintar.
Selain internet, robot pun digunakan dalam Plant Factory untuk
mempermudah pekerjaan dan menghemat tenaga manusia yang terbatas. Tidak
dapat dipungkiri bahwa robot sudah mulai mendominasi pekerjaan pabrik dan
tempat lain yang tidak tertutup kemungkinan bidang pertanian pun akan dikerjakan
menggunakan robot. Robot dapat dimanfaatkan misalnya untuk melakukan
pembibitan, pindah tanam, pemanenan, dan lain-lain. Robot bermanfaat karena
dapat menghemat biaya karena tidak lagi menggaji tenaga manusia. Mekanisasi
dengan robot ini pun digunakan dengan dikendalikan oleh manusia melalui internet
yang sudah terhubung dengan sensor sedemikian rupa yang diterapkan pada tubuh
robot sehingga gerakannya dapat diatur dan dikendalikan.
Karena adanya internet dan sensor dari robot, menghasilkan sebuah data
misalnya berupa kadar nutrisi dan volume air, umur tanaman, suhu, cahaya, dan
faktor budidaya lainnya maka dihasilkanlah kumpulan-kumpulan data yang
dihasilkan yang bernama Big Data. Dari Big Data inilah, sehingga kitadapat
mengetahui apa yang harus dikurangi atau ditambahkan, misalnya pada kadar
nutrisi, volume air, suhu, dan sebagainya sehingga akan otomatis ditambahkan atau
dikurangi sesuai dengan aturan atau takaran yang tepat agar menghasilkan
produktivitas yang lebih baik. Dalam Big Data juga tersimpan informasi umur
tanaman sehingga bila tanaman sudah memasuki waktu pemanenan, peringatan
akan mucul melalui internet sehingga manusia dapat mengendalikan robot online
bersensor untuk melakukan pemanenan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Plant factory adalah sistem produksi tanaman dalam sebuah ruangan
tertutup. Industry 4.0 adalah area baru di mana Internet bersama sistem cyber-fisik
saling berhubungan dengan cara di mana kombinasi perangkat lunak, sensor,
prosesor dan teknologi komunikasi.
Dalam hubungan antara Plant factory dan Industri 4.0, Penggunaan Internet,
Robotik, dan Big Data sangat penting karena ketiga unsur ini adalah tujuan dari
Industri 4.0 yang merupakan konsep industri terdigitalisasi untuk mempercepat
proses terutama dalam Plant factory untuk mempercepat proses produksi dan
budidaya tanaman dengan tepat tanpa menguras tenaga manusia secara berlebihan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bahrin, M. A. K., Othman, M. F., Azli, N. H. N., Talib, M. F. 2016. “Industry 4.0 :
A Review On Industrial Automation and Robotic”. Jurnal Teknologi
(Sciences & Engineering) 78: 6-13 (2016) pp.137–143. Kuala Lumpur:
Universiti Teknologi Malaysia Press
Hakim, R. M. A., Hendrawan, Y., Lutfi, M. 2018. “Rancang Bangun Plant Factory
untuk Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica rapa var.
Parachinensis) dengan Menggunakan Light Emitting Diode Merah dan
Biru”. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Vol. 3 No. 3,
Oktober 2015, pp.382-390
Prasetyo, H., Sutopo, W. 2017. “Perkembangan Keilmuan Teknik Industri Menuju
Era Industri 4.0”. Pada Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 2017. pp.
488-495.
Prasetyo, H., Sutopo, W. 2018. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset”. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1,
Januari 2018 pp.17-26
Qonit, M.A.H., Fauzi, A.A., dan Mubarok S. 2018. “Review: Pemanfaatan
Teknologi Plant Factory untuk Budidaya Tanaman Sayuran di Indonesia”.
Jurnal Agrotek Indonesia vol. 3(1): pp.44-50 (2018)
Satya, V. E. 2018. “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0”. Info Singkat, Vol.
X, No. 09/I/Puslit/Mei/2018 pp.19-24

10

Anda mungkin juga menyukai