KTI HIPERTENSI Netti Repaired Terbaru
KTI HIPERTENSI Netti Repaired Terbaru
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
Banyaknya perubahan gaya hidup di zaman yang sudah maju di saat sekarang ini
prevalensinya yang sangat tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Di
yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya
sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderita hipertensi
kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%,
sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir dilaporkan
100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena keterbatasan fasilitas
1
2
Menurut Kartari penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,
diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan
pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini
(Hernawan. 2009).
Menurut Austriani untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang
penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih
memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi
gula, dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini
tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme
terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai
terkena penyakit tsekanan darah tinggi. Ini merupakan problem dari penderitanya
(Hernawan. 2009).
Data WHO menunjukan setiap tahun nya penyakit hipertensi telah menyebabkan
kematian 9,4 juta penduduk di seluruh dunia. WHO juga memprediksi pahwa
pada tahun 2025 yang akan datang ada sekitar 29% jiwa di dunia yang terserang
maju sekitar 35% Sedang bagian asia tenggara memiliki prosentase 36% dan
Indonesia ada yang meningkatan yang cukup tajam dulu sekitar 18% sekrran
sekarang meningkat menjadi 31% untuk pria dan wanita dulu 16% sekarang
kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,70% usia 25-34 adalah tahun adalah 14,7%
usia 35-44 tahun adalah 24,8% usia 45-54 tahun adalah 35,6% tahun adalah
45,9% usia 65-74 tahun adalah 57,6% da pada usia lebih dari 75 tahun adalah
63,8% saat ini, angka kematian karena hipertensi, di indonesia sangat tinggi.
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmhg . Hasil
di daerah jawa Barat yaitu mencapai 47,8 % (Departemen kesehatan RI, 20090 .
Dari hasil uji coba pengendalian hipertensi di kabupaten bogor pada tahun 2014
hipertensi, Bogor merupan wilayah terpilih angkah hipertensi lebih dari 23,4%
UI ).
Berdasarkan hasil survey kesehatan masyarakat di Puskesmas Cimandala dari
Laporan Penyakit Bulanan (LB1) pada bulan Januari-juni 2015 ditemukan jumlah
penderita hipertensi sebanyak 1758 orang (10,7%) dari jumlah kunjungan pasien
16.505 orang dan dari hasil survey mahasiswa Royhan di RT 04/RW 04 Desa
bisa disebabkan oleh stres, faktor keturunan, usia, asupan garam, dan gaya hidup
stroke, gagal ginjal, kerusakan retina dan akhirnya kematian. Akibat lanjut
dari hipertensi apabila tidak ditangani maka bisa mengakibatkan kerusakan pada
pada ginjal akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal,
pada otak akan mengakibatkan stroke, dan pada mata akan mengakibatkan
perawat dalam menangani penyakit ini antara lain upaya dalam aspek promotif,
mulai dari pengertian, etiologi, tanda dan gejala, serta akibat lanjut, dengan
yang cukup, dan olahraga teratur. Sedangkan dari aspek kuratif yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat yang dapat menurunkan tekanan darah selain itu perawat juga dapat
rebusan daun salam, jus mentimun, tomat dan seledri, dll. Sedangkan untuk aspek
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum :
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan keperawatan
Hipertensi.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada
Hipertensi.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah
Hipertensi.
e. Melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah Hipertensi.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
mencari solusinya.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.
C. Ruang lingkup
D. Metode Penulisan
6
metode penulisan, sistematika penulisan. BAB II tinjauan teori yang terdiri dari
keluarga dan konsep proses keperawatan keluarga. BAB III tinjauan kasus yang
TINJAUAN TEORI
tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama. Secara
umum seorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik atau
mmHg dan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif Mutaqin, 2009: hal.262).
Menurut WHO batas tekanan darah yang masih diangap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan darah lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batas WHO tersebut tidak membedakan batas usia dan jenis
adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
7
8
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
b. Hipertensi Sekunder
polymyelitis.(Online),(http;//depkes.co.id/stroke.Republik Indonesia.
3. Patofisiologi
a. Etiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
pembuluh darah.
9
tengkuk terasa pegal, wajah merah, gejala ringan seperti pusing atau
sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas,
kiri.
b. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau aorta
yang lebar.
c. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi
d. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui fungsi ginjal, urin lengkap (urinalisis), ureum, kreatinin,
BUN, dan asam urat serta darah lengkap lainnya. (David Rubenstein, 2005)
5. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbilitas dan mortallitas
dengan minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin tekanan darah
kadar na+, maka tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang
kuat. Keta Blocker adalah mekanisme kerja obat beta dan blocker belum
bloking agen adalah obat yang dapat memblokir alfa dan menyebabkan
syaratnya yaitu cukup kalori, cukup protein, mineral dan vitamin, bentuk
ringan pemberian garam 1/2 sendok teh untuk satu kali masakan,
hipertensi sedang 1/4 sendok teh untuk satu kali masakan, hipertensi
2005)
6. Pengertian tentang proses penuaan
a. Pengertian
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai
b. Sistem persarafan
1) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
c. Sistem pendengaran
dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi
meningkatnya keratin 4.
d. Sistem penglihatan
13
penglihatan
yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek (dikutip Jhonson.
2010).
Menurut Logan’s Keluarga adalah sebuah system social dan kumpulan
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal
sekelompok orang atau individu yang tinggal dalam satu rumah yang
bersama-sama.
c) Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga.
c. Struktur keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman, terdiri dari :
1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik
keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga besar.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
positif.
d. Peran keluarga
Peranan keluarga menggabarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
e. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
masing-masing.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Keluarga childbearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
bulan.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
paling repot).
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4) Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
anggota keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai dengan 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
keluarga.
18
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Keluarga dengan usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
pengkajian.
2) Penjajakan I
Data – data yang dikaji dalam penjajakan I antara lain :
a) Data pengenalan keluarga
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c) Data lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stres dan koping keluarga
3) Penjajakan II
Sedangkan pada tahap penjajakan kedua yaitu pengumpulan data-
b. Diagnosa keperawatan
1) Definisi diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan,
sudah terjadi.
b) Resiko tinggi : Masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
kesehatannya.
3) Struktur Diagnosa keperawatan keluarga
a) Problem/masalah
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
(individu).
b) Etiologi/penyebab
Adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
keluarga, yaitu :
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
21
5) Prioritas masalah
Prioritas masalah didasari atas tiga komponen, yaitu :
a) Kriteria
Yang terdiri dari :
(1) Sifat masalah terdiri dari : Aktual dengan nilai 3, Resiko
dengan nilai 0.
(3) Potensial masalah untuk dapat dicegah terdiri dari : Tinggi
dengan bobot 1.
c) Pembenaran
Yang terdiri dari : Alasan penentuan sub kriteria, dampak
pengkajian.
Cara perhitungan
(1) Skor / angka tertinggi dikalikan bobot
(2) Jumlah skor
(3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas
c. Perencanaankeperawatan
Perencanaan Keperawatan sebagai penanganan perawatan langsung
keperawatan keluarga.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada
pemecahan masalah
b) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh
keluarga
c) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah
kesehatan
d) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
e) Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus
d. Pelaksanaan Keperawatan
23
masalah
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi dan sumber-
dilakukan.
e. Evaluasi Keperawatan
1) Sifat Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.
keluarga.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
hentikan.
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data dasar keluarga
a. Nama kepala keluarga Tn. I Usia 63 tahun. Pendidikan terakhir SD.
terakhir SD, Pekerjaan ibu rumah tangga. Tn. D usia 38 tahun, jenis
63 5
0
38 33 2
1
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Klien
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. I merupakan keluarga inti yang terdiri dari Ayah, ibu
dan anak.
e. Suku bangsa
Keluarga Tn. I berasal dari suku sunda bahasa yang digunakan adalah
tetangga dan hubungan social tetap terjalin dengan baik. Tn. I jarang
kehidupan sehari-hari.
f. Agama
Keluarga Tn. I menganut agama Islam dan tidak ada perbedaan Agama
antar anggota keluarga, keluarga Tn. I aktif dalam kegiatan ibadah seperti
shalat lima waktu dan pengajian, baik didalam maupun diluar rumah, dan
keluarga.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan pendapatan atau penghasilan dalam perbulan
main ketetangga
i. Tahap dan tugas perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. I saat ini adalah keluarga dengan
tugas keluarga Tn. I sudah terpenuhi karna anak pertama Tn. I adalah
28
sudah menikah dan hidup terpisah dengan keluarga Tn. I karna sudah
sudah berumah tangga selama lima puluh tiga tahun dan saat ini sudah
memiliki tiga orang anak, Tn. D, Tn. A. Nn. N, dan satu yang masih
dan tidak menderita gangguan mental, ataupun cacat fisik. Tn. I Juga
dan orang tua dari Ny. M khususnya ibu dari Ny. M. Didalam riwayat
keluarga Tn. I tidak ada yang mengalami perceraian dan tidak ada yang
2. Lingkungan
a. Pemukiman
Jenis perumahan keluarga Tn. I adalah permanen, luas 6x9 dengan luas
depan, lantai keramik, ventilasi >10 luas lantai, atap rumah genteng,
b. Denah rumah
1111 2
1
8m2
6
3
4
6 m2
Keterangan :
1 5 : Kamar tidur
2 : Ruang tamu dan TV
3 : Kamar tidur
29
4 : Kamar tidur
5 : Kamar mandi/WC
6 : Dapur
c. Pengolahan sampah
Keluarga Tn.Ii mempunyai tempat penampungan sampah sendiri,
sampah di bakar. Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah sumur
gali dan sekaligus sumber air minum bersih,tidak bau,tidak keruh dan
tidak berasa.
d. Jamban keluarga
Keluarga Tn. I memiliki atau mempunyai WC sendiri, jenis WC leher
angsa, jarak antara sumber air dan tempat penampungan tinja >10 meter.
e. Pembuangan air limbah
Keluarga Tn. I membuang air limbah ketempat penampungan atau got
Tn. I adalah pengajian setiap hari jum’at siang, fasilitas kesehatan yang
ada di sekitar tempat tinggal keluarga, padahal jarak antara rumah dan
sunda, Jawa, sumatra dll, akan tetapi lebih banyak suku sunda yang
sekitar tempat tinggal keluarga adalah sub urban, tipe hunian dan jenis
wilayah tempat tinggal keluarga, tidak ada lahan pertanian, kondisi rumah
30
perkotaan dan jalan raya, keadaan jalan beton atau aspal, sumber polusi
sedikit, sumber air minum dari sumur gali dan dalam keadaan bersih dan
antara lain : karyawan, buruh, tukang ojek, dll. Fasilitas yang terdapat
rumah yang saat ini di tempati Tn. I dan keluarga belum pernah
disekitar tempat tinggal sangat baik sekali karena dari tetangga saling
3. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan dalam pola komunikasi keluarga selalu
solusi yang baik dan tidak menyimpang hukum agama yang di anut.
c. Struktur peran
Dalam struktur peran keluarga Tn. I sudah sesuai dengan peran
mencari nafkah. Ny. M sebagai seorang istri An.D, An.A, An.N. peran
sendiri adalah nilai kebudayaan yang keluarga anut dari orang tua
dikarenakan budaya dan suku keluarga Tn. I dan warga sekitar banyak
I mengatakan secara sadar menganut nilai dan budaya, tidak ada nilai
32
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. I selalu menganjurkan dan mengajarkan arti saling
antara keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan keluarga besar yang
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. I selalu mengajarkan dan menetapkan perilaku disiplin,
mendidik anak.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. M mengatakan mempunyai tiga orang anak. Ny.M tidak
Keluarga Tn. I mengatakan hal yang dipikirkan saat ini adalah Tn. I
meningkat.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Dalam keluarga Tn.I mengatakan apabila ada masalah keluarga Tn. I
keluarga yang lain apabila ada satu masalah sampai menemukan jalan
keluarnya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn. I mengatakan tidak pernah melakukan sesuatu yang
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tn. I usia 63 tahun
TTV ; TD 180/100 mmHg, N.80 x/menit, RR 20 x/menit, S. 36,50C
TB 170 cm, BB 80 Kg. Rambut dan kepala bersih, mata tidak ikterik,
dan tidak merasa sakit saat digerakan mukosa bibir lembar, leher tidak
ada pembekakan kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak ada
nyeri, abdomen lembek dan elastis dan sering mengatakan nyeri ulu
hati, mual apabila telat makan. Ekstremitas atas dan bawah tidak bisa
sekitar ± 5 tahun,
155 cm, BB 60 Kg, rambut dan kulit bersih, mata tidak iktirek,
bibir lembab, leher tidak ada pembekakan kelenjar getah bening, dada
simetris dan tidak nyeri, abdomen lembek, ekstremitas atas dan bawah
ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan, kulit elastis dan tidak
terdapat luka .
Kesimpulan ; tidak ada masalah kesehat.
tinggi,
Keluarga Tn. I mengatakan penyebab hipertensi adalah stress
yang asam dan pedas, serta masih suka mengkomsumsi kopi lebih
baik untuk penderita gastritis adalah rumah yang rapih dan tidak
istirahat
hipertensi.
Data Obyektif:
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penapisan Masalah
a) Gangguan rasa nyaman pusing pada Tn. I khususnya Tn. I berhubungan
hipertensi
berkunang-kunang, letih,
mengatakan menderita
tahun
2 Kemungkinan 2 ½ x 2= 1 Pengetahuan keluarga Tn I
dari rumah.
penyakit hipertensinya
hipertensi
4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn. I mengatakan
istirahat.
3 2/3
masalah sudah
karena saat
dilakukan
pengkajian
ke Tn. I
khususnyan
Tn. I nyeri
pada ulu
hati, mual,
skala nyeri
3-5 Tn.I
mengalami
gastritis 2
43
tahun.
2 Kemungki 2 ½x2=1 Pengetahua
nan n keluarga
masalah Tn. I
untuk khususnya
diubah : Tn. I
Sebagian tentang
gastritis
mengataka
n penyakit
gastritis
adalah
penyakit
biasa,
dilihat dari
fasilitas
pelayanan
kesehatan
masih
dapat
dijangkau
oleh
keluarga
dengan
jarak
kendaraan
44
bermotor
(angkot)
dan
keluarga
selalu
memanfaat
kan
fasilitas
kesehatan
tersebut
untuk
berobat
dilihat dari
pendapatan
keluarga
mampu
untuk
berobat.
3 Potensial 1 2/3 x 1 = 1 Gastritis
masalah adalah
untuk penyakit
disembuhk
an tetapi
dapat
45
dicegah
namun
keluarga
Tn. I
khususnya
Tn. I,
mengataka
n penyakit
gastritis
yang
dialami Tn.
I penyakit
biasa. Tn. I
mengataka
n untuk
mengurangi
rasa nyeri
Tn. I
beristirahat
dan minum
obat
warung
(promag).
Tn. I
mengataka
46
n tidak tahu
makanan
pantangan
dan yang
boleh
dimakan
untuk
penderita
gastritis.
4 Menonjoln 1 ½x1=½ keluarga
ya masalah Tn. I
tidak khususnya
mengataka
n jika
penyakit
gastritisnya
kambuh
Tn.I tidak
segera
dibawa ke
puskesmas
atau klinik
dan dokter,
tetapi
hanya
47
minum
obat
warung
(promag),
dan
beristirahat.
Jumlah 3
1/
hipertensi
Tujuan umum:
Setelah 3 kali kunjungan rumah, diharapakan gangguan rasa nyaman pusing
TUK I:
Setelah dilakuakan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
Kriteria:
Respon verbal
Standar:
Hipertensi adalah satu keadaan Diana tekanan darah melebihi 140/90
keturunan, merokok
Perencanaan:
hipertensi.
a. Mengucapkan salam
Subyektif:
Obyektif:
Analisa:
TUK I tercapai
Planing:
Lanjutkan TUK II
TUK II:
Kriteria:
Respon Verbal
Standar:
Perencanaan:
penyakit hipertensi.
gangguan penglihatan.
Subyektif:
Obyektif:
Analisa:
TUK II Tercapai
52
Planing:
TUK III:
Kriteria:
Standar:
gelas air kemudian daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa
sehari
Perencanaan :
hipertensi
53
tradisional
obat tradisional
yaitu 10 lembar daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa
menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum secara rutin, kemudian cara
yang kedua buah belimbing dan ketimun dijus atau langsung dimakan.
Subyektif:
Obyektif:
Analisa:
Planing:
Lanjutkan ke TUK IV
TUK IV:
hipertensi.
Kriteria:
Standar:
cukup, lantai kamar mandi tidak licin dan gaya hidup sehat.
Perencanaan:
Respon: rumah Tn. I tampak rapi dan bersih serta tidak licin.
56
lingkungan.
tampak tersenyum.
Subyektif:
Obyektif:
Analisa:
TUK IV tercapai
Planing:
Lanjutkan ke TUK V
TUK V:
Kriteria:
57
Respon verbal
Standar:
Perencanaan:
kesehatan
hipertensi.
58
tersenyum.
Subyektif:
Obyektif:
Analisa:
TUK V teratasi
Planing :
Intervensi dihentikan.
59
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang masalah kesehatan Hipertensi pada
keluarga Tn. I khususnya Tn. I di mana meliputi kesenjangan antara teori dan kasus
itu dalam pembahasan ini juga membahas tentang faktor-faktor pendukung dan
evaluasi.
A. Pengkajian
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
perawat keluarga memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format
Secara teori bahwa etiologi untuk penyakit Hipertensi, yang pertama adalah
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor
alkohol, merokok, serta polisitemia. Dan yang kedua etiologi dari penyakit
Namun pada kasus penyakit hipertensi yang terjadi pada Tn. I disebabkan oleh
hipertensi esensial atau hipertensi primer Hal ini disebabkan karena pada saat
yang diketahui sebelumnya yaitu dari orang tua hasil pemeriksaa fisik Tn. I TD
180/100 mmHG, BB 80 kg dengan TB 180 cm, dan Tn. I masih suka makan ikan
Tanda dan gejala hipertensi secara teori yaitu tengkuk terasa pegal, wajah merah,
gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung,
sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, Namun yang
ditemukan pada kasus keluarga Tn .I khususnya Tn. I yaitu pada saat dilakukan
pengkajian Tn. I hanya mengeluh pusing. Hal ini didapat dari hasil pengkajian
terhadap Tn. I ditemukan data Tn. I mengeluh pusing nyeri kuduk lemas susah
skala nyeri 3-5. Namun untuk gejala wajah merah, telinga berdengung, sesak
nafas, dan mimisan,tidak ditemukan pada Tn. I hal ini disebabkan pada saat
Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus hipertensi secara teori yaitu
jantung koroner, pada ginjal akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan
gagal ginjal terminal, pada otak akan mengakibatkan stroke, dan pada mata akan
seperi mentimun.
yaitu CT-scan, yang bertujuan untuk mengkaji adanya tumor serebral, cairan
penyakit jantung coroner atau aritmia yang di tandai dengan relaksasi isovolemik,
(empitying indeks) atrium kiri yaitu dengan melakukan foto rontgen untuk
yang lebar dan dengan melakukan ekokardiogram untuk melihat apakah tampak
penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi sistolik dan diastolic, yang terakhir yaitu dengan pemeriksaan
(urinalisis), ureum, kreatinin, BUN, dan asam urat serta darh lengkap lainnya.
dilakukan pada Tn. I hal ini disebabkan karena Tn. I tidak mengalami tanda-tanda
sehari-hari, meskipun tekanan darahnya tinggi. Kasus Tn. I ini masih belum
non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi asupan garam dan
pemberian obat diureticseperti HCT, Keta Blocker seperti amlodipine 5 mg. Diit
pada hipertensi yaitu diit yang diberikan pada hipertensi syarat-syarat yaitu
cukup kaloti, cukup protein, mineral, dan vitamin, bentuk makanan disesuaikan
dengan berat tidaknya retensi garam air atau hipertensi. Pada hipertensi selalu
diberikan diit rendah garam, hipertensi ringan pemberian garam ½ sendok the
untuk satu kali masakan, hipertensi sedang ¼ sendok the untuk satu kali
masakan, hipertensi berat tidak boleh mengkomsumsi garam. Pada kasus Tn. I
menghindari stress disamping itu Tn. I telah dianjurkan untuk mengurangi asupan
tradisional seperti jus timun, jus belimbing dan salam, Sedangkan untuk
captopril 12,5 mg yang didapat ketika berobat ke puskesmas, dan tidak di berikan
obat deuritic karena pada saat pengkajiaan Tn. I tidak di temukan oedema. Secara
teori tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter, yaitu; keluarga inti
keluarga Tn. I termasuk dalam keluarga inti, karena keluarga Tn. I terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Pola komunikasi keluarga Tn. I terbina dengan baik, mereka
saling terbuka satu sama lain,dalam penyampaikan pesan tidak ada yang di
63
sama lain dan saling membantu serta saling mendukung. Tn. I berfungsi sebagai
kepala rumah tangga, ayah, ibu dan anak. Mendidik anak serta melindung
keluarga Tn. I khususnya Tn. I sebagai kepala keluarga ayah mencari nafkah.
Keluarga Tn. I menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama da adat sesuai
dengan nilai dengan lingkungan, nilai tersebut juga disadari oleh keluarga Tn. I
dan tidak ada komplik. Masing-masing keluarga Tn. I sudah dapat menjalankan
perannya dengan baik yang sesuai dengan teori dalam konsep keluarga. Secara
teori yang dikaji dalam fungsi keluarga adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi,
fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Untuk fungsi
ekonomi dikaji dalam penjajakan 1 dan untuk fungsi perawatan keluarga dikaji
anak-anak Tn. I selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam kearah yang
lebih baik. Sudah dapat saling mengasihi, saling mendukung, dan saling
menghargai antar anggota keluarga. Untuk fungsi sosialisasi keluarga Tn. I selalu
jawab dan peran dalam membesarkan anak-anak adalah Tn. I dan Ny. M sebagai
orang tua, keluarga menghargai anak-anak sebagai anugrah dalam rumah tangga.
orang dan saat ini Ny. M sudah tidak mengikuti KB karena sudah menepouse.
64
penjajakan, adapun yang dikaji dalam penjajakan I secara teori tidak ada
kaji adalah data umum, riwayat dan tahap perkembangan , lingkungan , struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga data
tambahan dan pemeriksaan fisik. Untuk penjajakan II secara teori dan kasus tidak
Tn. I mengatakan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab dari
mengatakan penyakit hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang serius
yang harus segera di atasi. Keluarga mengatakan mengetahui akibat lanjut dari
penyakit darah tinggi yaitu stroke dan jantung. Keluarga Tn. I mengatakan Tn. I
keluarga Tn. I sudah mengurangi garam, dan mengurangi makan ikan asin.
pelayanan kesehatan didapat data keluarga Tn. I mengatakan jarak antara tempat
tinggal dan fasilitas kesehatan puskesmas, klinik tidak jauh dan mengetahui
manfaat atau keuntungan dari fasilitas kesehatan yaitu orang sakit menjadi
sembuh, keluarga Tn. I tidak pernah mengalami pelayanan yang kurang baik
pengkajian ini tidak ada perbedaan antara kasus dan teori adapun metode yang
kepada penulis, anggota keluarga selalu ada saat penulis melakukan pendataan,
B. Diagnosa keperawatan
keluarga, maka kesenjangan antara teori dan kasus yang dijumpai pada
dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Resiko tinggi adalah
masalah kesehatan actual yang dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
pada kasus keluarga Tn. I khususnya Tn. I yaitu aktual. Gangguan rasa
sebagai berikut Tn. I mengalami pusing dengan skala nyeri 3-5, tanda-tanda
I hal ini Karena masalah yang ditemukan pada Tn. I sudah dirasakan 5
tahun yang lalu. Sedangkan diagnose potensial tidak terjadi karena keluarga
untuk masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I
tidak mampu menjaalankan tugas keluarga lebih dari 2 tugas maka yang
penulis.
C. Perencanaan keperawatan.
masalah. Secara teori sifat masalh terbagi menjadi tiga yaitu actual dengan
nilai 3, resiko dengan nilai 2, potensial dengan nilai 1, dan bobot dengan
terjadinya gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga Tn, I khususnya Tn.
gangguan rasa nyaman pusing padaTn. I sudah terjadi di mana pada saat
Kemungkinan masalah dapat diubah dengan nilai bobot 2, secara teori yaitu
mudah dengan nilai 2, sebagian dengan nilai 1, dan tidak dapat dengan nilai
mengatakan hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang serius, dilihat
potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1 yaitu tinggi dengan nilai 3,
cukup dengan nilai 2, dan rendah dengan nilai 1. Pada kasus potensial
masalh untuk dicegah cukup karena masalah hipertensi yang tidak bias
menonjolnya masalah dengan bobot 1, terdiri dari segera diatasi dengan nilai
2,tidak perlu segera dengan nilai 1 dan tidak di rasakan dengan nilai 0, pada
kasus menonjolnya masalah pada keluarga Tn. I adalah segera karena Tn. I
pelayanan kesehatan.
69
D. Pelaksanaan keperawanan
Pelaksanaan yang dibuat pada kasus tidak ada perbedaan dengan yang ada pada
teori.
Pada saat pelaksanaan pada kasus semua rencana tindakan yang telah disusun
Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang terjadi pada
Tn. I. TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain menjelaskan akibat
antara teori dan kasus namun penulis sedikit menemukan hambatan dalam
keluarga hanya Tn. I dan Ny. M yang penulis berikan pendidikan kesehatan.
Namun alternatif pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah dengan cara
kepada anggota keluarga yang lain, selain itu penulis memberikan leaflet pada
keluarga agar dapat dibaca kembali dan diberikan pada anggota keluarga yang
lain.
waktu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan keluarga mau pergi bersama
perawat ke Puskesmas.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dari hipertensi adalah merokok dan suka makan asin, dan tanda dan gejala dari
saat dilakukan evaluasi Tn. I dapat menyebutkan 2 dari akibat lanjut hipertensi
apabila tidak ditangani adalah stroke dan penyumbatan pembuluh darah otak,
makanan yang asin, hindari merokok dan olahraga yang teratur, dan Tn. I
dapat menyimpulkan bahwa TUK 3 tercapai. Untuk TUK 4 pada saat dilakukan
jendela dibuka, dari data tersebut maka penulis dapat menyimpulkan TUK 4
kesehatan yaitu puskesmas untuk berobat dengan ditemani oleh penulis. Dari
Tn. I teratasi di mana pada saat kunjungan hari ketiga didapatkan data
tekanan darah 160/80 mmHg, pusing berkurang, namun untuk kaku kuduk,
Pada saat dilakukan evaluasi penulis tidak menemukan hambatan dari keluarga
apa yang telah dijelaskan oleh penulis sesuai dengan kriteria dan standar yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian tidak ditemukannya perbedaan antara kasus dan
teori karena penulis melakukan pengkajian tahap awal meliputi penjajakan I dan
penyebab dari Hipertensi pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I disebabkan oleh
hipertensi esensial atau hipertensi primer di mana Tn. I mengalami dari faktor
Tanda dan gejala penyakit Hipertensi secara teori dan kasus dapat disimpulkan
bahwa gejala yang muncul pada Tn. I hanya sakit kepala dan pusing ,nyeri
Sedangkan dalam pelaksanaan fungsi keluarga antara teori dan kasus tidak
masing-masing.
Untuk komplikasi pada Tn. I belum terjadi, hal ini disebabkan karena Tn. I
sudah berobat ke puskesmas dan minum obat captropil 12,5 mg Tn I juga sering
seperti penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
73
74
terminal, stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Tn. I . Hal ini disebabkan
karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data-data seperti gejala di atas.
Dalam penatalaksanaan medis penulis menemukan tidak ada perbedaan antara
kasus dan teori, untuk pengobatan farmakologi di mana pada kasus Tn. I
masalah untuk diubah adalah sebagian dengan nilai 1, potensial masalah untuk
dicegah adalah cukup dengan nilai 2, dan menonjolnya masalah adalah tidak
segera dengan nilai. Dan etiologi dari diagnosa keperawatan yang ditemukan di
diagnosa di keluarga Tn. I adalah gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga
keluarga salah satunya adalah mengacu pada konsep teori yang diawali dengan
keperawatan terdiri dari kriteria, bobot, dan pembenaran. Untuk kriteria terdiri
dari : sifat masalah, diantara komponennya adalah aktual, resiko, dan potensial.
75
Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari mudah, sebagian, dan
tidak dapat. Potensial masalah untuk dapat di cegah terdiri dari tinggi, cukup,
dan rendah sedangkan untuk menonjolnya masalah terdiri dari segera, tidak
perlu segera, dan tidak dirasakan. Dalam kasus sifat masalah terjadi secara
masalah untuk dicegah dalam kasus cukup, serta menonjolnya masalah dalam
kasus ini tidak perlu segera di tangani. Dalam membuat rencana keperawatan
keluarga untuk menjelaskan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari
terjadi pada Tn.I . TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain
keluarga untuk mengatasi hipertensi. TUK 3 yang sudah dilakukan oleh penulis
tradisional untuk hipertensi. TUK 4 yang dapat dilakukan oleh penulis adalah
evaluasi sumatif. Hasil dari evaluasi formatif dapat disimpulkan bahwa untuk
dan gejala dari hipertensi. Keluarga Tn. I dapat mengambil keputusan dengan
76
I dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara Tn. I mau untuk berobat
ke Puskesmas, sesuai dengan kriteria dan standar yang penulis tetapkan dalam
rencana keperawatan.
B. Saran
lakukan perlu memperhatikan sumbrdaya dan sumber dana yang ada pada
di berikan.
2. Dalam memberi asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu
keluarga Tn. I khususnya Tn. I untuk mengurangi makanan yang terlalu asin
77
agar melakukan olah raga rutin untuk menjaga tekanan darahnya stabil.