Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN

PENDAMPINGAN RHL TAHUN 2019


TAHAP 2 (PELAKSANAAN)

A. Dasar Pelaksanaan
Undangan …….tanggal ……. 2019

B. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : , 21 Agustus 2019
Pukul :
Materi : Pendampingan RHL Tahun 2019 Tahap 2 (Pelaksanaan)
Tempat : Ruang Rapat Inspektorat Jenderal Blok VII Lt.13
Pimpinan Rapat :
Peserta Rapat :

C. Hasil Rapat
1. Format laporan hasil pendampingan RHL tahap II (pelaksanaan) kompilasi
Inspektorat Wilayah I s.d. IV adalah dalam bentuk surat dari Inspektur
Jenderal kepada Dijen PDASHL dengan tembusan kepada Menteri LHK

2. Subtansi surat disepkati berisikan hal-hal sebagai berikut.

a. Lingkup dan Tujuan Pendampingan Tahap II


Rekomendasi Inspektorat Jenderal dalam pendampingan Tahap II ini
ditujukan pada perbaikan langsung di tahap pelaksanaan pada 22 Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PDASHL, dan penyampaian
rekomendasi tindakan strategis cepat pada tingkat pengambilan
keputusan pimpinan Ditjen PDASHL untuk kesuksesan pencapaian target
RHL Tahun 2019. Lingkup pendampingan adalah pada :
a. Tindak lanjut atas kelemahan yang ditemukan pada tahap
perencanaan (hasil Pendampingan Tahap I)
b. Penanaman (mencakup penyiapan sarpras dan penyediaan bibit)
c. Perencanaan dan pelaksanaan bangunan konservasi tanah dan air
(KTA)
d. Produksi dan distribusi Bibit Berkualitas dan Bibit Produktif

b. Daftar Risiko dan Potensi Permasalahan yang Ditemukan


Berdasarkan data yang dikumpulkan masing-masing Inspektur Wilayah,
ditemukan beberapa UPT yang memiliki kategori risiko dan potensi
masalah sebagai berikut :
1) Belum tuntasnya penyusunan rencana yang seharusnya menjadi
acuan RHL maupun teknik konservasi tanah dan air
2) Lokasi RHL yang tidak sesuai ketentuan dan belum clean and clear
sehingga mengalami penolakan masyarakat
3) Persyaratan teknis bangunan KTA yang belum dipenuhi
4) Tidak tersedianya benih sehingga mengancam ketersediaan bibit
1
5) Lemahnya kontrak yang tidak memberi jaminan persentase tumbuh
tanaman minimal 75% yang diikuti dengan adanya lokasi yang
sudah mengalami risiko tumbuh rendah
6) Jaminan-jaminan keberhasilan dan akuntabilitas pelaksanaan
kontrak pekerjaan RHL, KTA, pengawas dan penilai serta
pendamping masih lemah disana-sini dan dikhawatirkan
menimbulkan ekses yang tidak diinginkan.

c. Pertimbangan Penentu Keberhasilan


Terdapat beberapa pertimbangan yang harus menjadi perhatian
karena sangat signifikan dalam menentukan keberhasilan RHL Tahun
2019, yaitu :
1) Beban kerja beberapa UPT yang tidak proporsional dan bahkan
menjadi penghambat sistemik
2) Adanya potensi kemarau panjang dan/atau anomali perubahan
cuaca pada periode Oktober - Desember 2019 dan Januari - Maret
2020
3) Naiknya risiko ketidakcukupan bibit berkualitas yang siap tanam
pada awal bulan Oktober 2019
4) Diperkirakan prognosis kinerja sampai Desember 2019 akan
rendah, dimana bahkan ada UPT yang hingga Agustus 2019 baru
memiliki kinerja 4% dari target
5) Meningkatnya jumlah kebutuhan addendum kontrak pembuatan
tanaman maupun pengawasan dan penilaian karena kelemahan
yang terjadi di awal penetapan maupun karena ketidaksesuaian
dengan kondisi lapangan saat pelaksanaan sehingga perlu
dilakukan perubahan
6) Meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat atas dugaan
kecurangan dan penyalahgunaan wewenang
7) Ditemukannya beberapa kasus pengadaan barang dan jasa yang
tidak sesuai prosedur

d. Rekomendasi
Kami merekomendasikan langkah-langkah strategis pimpinan sebagai
berikut
1) Segera memastikan adanya manajemen resiko berskala nasional
untuk mengantisipasi persoalan potensi kemarau panjang dan/atau
anomali perubahan cuaca (termasuk memperoleh informasi lebih
rinci dari BMKG dan melakukan perbaikan NSPK)
2) Segera melakukan upaya koreksi atas lokasi yang tidak clean and
clear, baik dengan cara rekon data dengan Ditjen KSDAE dan Ditjen
PKTL, maupun melakukan langkah-langkah partisipatif pencegahan
konflik dengan pemangku wilayah serta kelompok masyarakat.
3) Segera memperbaiki distribusi beban kerja pegawai dan
menerapkan pencapaian target yang rasional dengan kapasitas
masing-masing UPT

2
4) Segera menerapkan sistem dan teknologi pemantauan berskala
nasional yang langsung diintegrasikan ke dalam sistem informasi
pengambilan keputusan di tingkat pusat
5) Segera mendorong seluruh UPT melakukan perbaikan manajemen
resiko dan pengendalian internal masing-masing secara ketat,
terutama dalam hal :
a) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
b) Akuntabilitas proses pengadaan barang dan jasa
c) Akuntabilitas dan kualitas rencana dan persyaratan teknis
d) Akuntabilitas dan efektivitas pengendalian pelaksanaan,
termasuk kendali pemantauan dan pengawasan, jaminan
keberhasilan kegiatan, jaminan prestasi pemegang kontrak, dan
ketertiban administrasi
e) Pengurangan risiko penyalahgunaan kewenangan beserta
ekses yang ditimbulkan
f) Penguatan antisipasi risiko dan dampak sosial yang negatif di
lapangan

Koordinator III Notulis,

Joko Yunianto, S.Hut., M.Si


NIP 19790627 200501 1 009 NIP

Anda mungkin juga menyukai