1
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PROGRAM PEN
KARAKTERISTIK
masyarakat
Object Padat Karya Penanaman Mangrove
Kegiatan PEN Padat Karya Pangan Hutan Sosial Wilayah kerja/rentang kendali yang luas
dan remote area
lingkup KLHK Padat Karya Food Estate
Padat Karya Produktif Sampah
Padat Karya Penyangga Pariwisata Alam Anggaran yang besar
Lokus Kawasan Hutan, Luar Kawasan Hutan dan Kawasan Waktu pelaksanaan yang singkat
Tujuan penduduk
Untuk melindungi,
mempertahankan, dan 1. Kebijakan teknis belum mantap
meningkatkan kemampuan Strategis 2. Keterbatasan Ruang Gerak dan interaksi dengan para pihak
ekonomi Masyarakat di 3. Benturan kepentingan dan tekanan eksternal
sekitar Kawasan Hutan 4. Lokasi kegiatan tidak clear & clean
Fraud Operasional
Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan
1. Fiktif 1. Lokasi dan subyek pelaksanan tidak tepat 1. Keterbatasan personil
1. Data Objek, Subyek dan lokasi
2. Pemotongan upah kerja kegiatan tidak akurat 2. Volume tidak sesuai target yang telah 2. Area pengawasan yang luas
3. Manipulasi volume pekerjaan 2. Volume, harga bahan dan upah ditetapkan dan remote area
kerja tidak wajar 3. Administrasi keuangan tidak valid 3. Kriteria pengawasan yang
4. Double budget (KBR, PP, RHL dengan 4. Laporan tidak didukung administrasi & tidak jelas
Padat Karya Mangrove dokumentasi yang lengkap
IDENTIFIKASI & MITIGASI
KEPATUHAN
terkait
dengan
KEUANGAN kepatuhan
Penyaluran terhadap
KECURANGAN & Bantuan ketentuan
INTEGRITAS padat Karya peraturan
risiko yang dialami langsung ke perundang-
OPERASIONAL pemerintah karena masyarakat
terkait dengan undangan
adanya tindakan
terkendalanya kecurangan, dalam kondisi
STRATEGIS
risiko dalam implementasi penyalahgunaan kahar yang
pencapaian kebijakan di wewenang dan dapat
lapangan karena moral hazards.
tujuan dan
kompleksitas
menimbulkan
implementasi implikasi risiko
kebijakan sistem.
Program PEN
- Validitas & hukum atau
Padat Karya keandalan data litigasi.
- Keselarasan antar
Penanaman
STRUKTUR RISIKO
Risiko
Strategis
Unit Pelaksana
Teknis Risiko Keuangan
Risiko Fraud
Risiko
Mid-Strategis
Unit
Risiko Kegiatan
Pelaksana
Teknis
Risiko
Operasional
8
MENDORONG SECOND LINERS
MEMBERIKAN KEYAKINAN TERSELENGGARANYA SOP & MANAJEMEN RISIKO
Kegiatan Pengendalian
2 nd
Line of Defense
2nd Line of Defense
10. Pilih dan Kembangkan Kegiatan Pengendalian
11. Pilih dan Kembangkan General controls over
technology
Eselon 1, Eselon 2, eselon3 12. Terapkan melalui Kebijakan dan Prosedur
Staf Pelaksana
Informasi & komunikasi
13. Gunakan Informasi yang Relevan
Memiliki dan Mengelola Risiko 14. Komunikasi secara Internal
dan Pengendalian (Risks & 15. Komunikasi secara Eksternal Unit Kepatuhan Intern
Control Owners) Manajemen Risiko
Pemantauan
16. Melakukan Evaluasi ongoing dan/atau Terpisah Memonitor Risiko dan
17. Mengevaluasi dan Mengkomunikasikan Pengendalian untuk
Defisiensi mendukung manajemen 10
RISK REGISTER PROGRAM PEN PADAT KARYA PENANAMAN
MANGROVE
NO. PERNYATAAN RISIKO RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
A PERENCANAAN
Koordinasi antar sektor dalam a. Pembagian Peran
pembentukan Tim Kerja ( Tim Ahli, dengan stakeholder Risiko
1 Tim Teknis, Tim Pengendali Daerah, Ditjen PDASHL tidak optimal
Tim Pengawas Sosial Lapangan) b. Legalitas Hukum Strategis
Tidak optimal Kawasan
Kelembagaan masyarakat c. Kelembagaan
(fungsi dan manfaat, manfaat masyarakat tidak Risiko
2 ganda dan bulanan, Ditjen PDASHL terwujudkan
pemeliharaan dan d. Lokasi tidak clear and Strategis
pemanfaatan, pengamanan). clean
e. Ketidaksesuai dengan
Penyusunan Rancangan teknis
rantek dan juknis
Risiko
(penetapan Calon Lokasi Belum
3
Clear dan Clean, teknis tanam
Ditjen PDASHL Strategis
propagul/bibit, sistem tanam)
11
NO. PERNYATAAN RISIKO RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
B PENANAMAN
12
NO. PERNYATAAN RISIKO RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
Administrasi/Legalitas Kelompok a. Kelembagaan masyarakat
Masyarakat belum lengkap. Ditjen sebagai pengelolaan pasca Risiko
5 PDASHL
Padat karya versus kelembagaan penanaman tidak Fraud
masyarakat. terwujudkan.
Sistem HOK (padat karya) dan b. Keberhasilan penanaman
kecepatan bayar (kecepatan tidak terwujudkan (kuantitas,
6 kegiatan) versus keberhasilan fisik di
kualitas).
lapangan (kualitas/kuantitas hasil).
c. Pasca penanaman tidak
Ditjen berkelanjutan. Risiko
Kecepatan pembayaran versus PDASHL d. Administrasi Keuangan
7 administrasi pertanggungjawaban,
pertanggujawaban keuangan
8 Double budget KBR, PP dan RHL tidak tertib.
dengan Padat Karya Mangrove. e. Fraud/Korupsi/Kerugian
Negara.
13
NO. PERNYATAAN RISIKO RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
C PEMBAYARAN
Data Calon Kelompok Masy Ditjen a. Penyaluran dana bantuan
1 PDASHL Risiko Fraud
Dipalsukan/Direkayasa terlambat
Realisasi Belanja tidak tepat b. Terjadi kesalahan
Ditjen Risiko
2 sasaran, tepat jumlah, tepat PDASHL penyaluran bantuan Keuangan
waktu dan tepat kualitas c. bantuan diterima oleh yang
Administrasi/Legalitas tidak berhak
3 Kelompok Masyarakat d. Keterlambatan penyaluran
belum lengkap. Ditjen akibat rekonfirmasi data di Risko
PDASHL lapangan Operasional
4 Administrasi keuangan/SPJ e. Pertanggungjawaban
tidak tertib. keuangan tidak diterima..
14
RISK REGISTER PROGRAM PEN PADAT KARYA PENANAMAN
MANGROVE
NO. PERNYATAAN RISIKO RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
D PELAPORAN
Penyampaian Laporan a. Penyaluran dana
1 Pertanggungjawaban Ditjen bantuan terlambat Risko Operasional
PDASHL
Penyaluran terlambat b. Terjadi kesalahan
penyaluran bantuan
2 Jumlah
akurat
HOK tidak Ditjen
PDASHL
c. bantuan diterima Risiko Keuangan
oleh yang tidak
berhak
Administrasi/Legalitas d. Keterlambatan
Ditjen
3 Kelompok Masyarakat PDASHL
penyaluran akibat Risko Operasional
belum lengkap rekonfirmasi data di
lapangan
15
RISK REGISTER PROGRAM PEN PADAT KARYA PENANAMAN
MANGROVE
PERNYATAAN
NO. RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
RISIKO
E PENILAIAN
Kualifikasi Konsultan
1
Waslai
Ditjen PDASHL Risko Operasional
Akuntabilitas
Penilaian
Belum ditetapkan diragukan
2
Metode Penilaian
Ditjen PDASHL Risiko Operasional
16
RISK REGISTER PROGRAM PEN PADAT KARYA PENANAMAN
MANGROVE
PERNYATAAN
NO. RISK OWNER DAMPAK Kategori Risiko
RISIKO
F MONEV
Instrumen Monitoring 1. Kesulitan dalam
1 secara Real-Time belum pengambilan
optimal kebijakan
Ditjen PDASHL
strategis yang Risiko Operasional
2 Struktural Monev butuh waktu
kurang optimal cepat.
2. Penilaian tidak
3
Data dan Informasi Ditjen PDASHL ada evaluasi. Risiko Operasional
Spasial dan Numerik
17
Peran APIP dalam Mengawal Akuntabilitas Anggaran
Program PEN Padat Karya Penanaman Mangrove
9
Dasar Hukum
PP 60/2008
Peran APIP dalam mengawal Akuntabilitas Anggaran
Program PEN Padat Karya Penanaman Mangrove
Peran APIP
Menjaga Tata Kelola Jenis Penugasan Situasi
Pengambilan Perubahan kebijakan yang
Keputusan Konsultasi cepat menyebabkan
& Perumusan dan penganggaran harus sangat
Memastika Asuran Evaluasi
Kebijakan
dinamis
n
Dokumentasi Akuntabilitas
dengan Lengkap
Perumusan Peran APIP
dan Cermat Akuntabilitas Menjaga alokasi anggaran
Kebijakan
Penganggaran tetap efektif dan efisien
serta mencapai outcome
dari program
Situasi
Jenis Penugasan
Konsultasi alokasi anggaran
Pandemic COVID-19 dan/atau asurans berupa
review RKA Revisi
pengambilan
keputusan harus
cepat
Peran APIP dalam mengawal Akuntabilitas Anggaran
Program PEN Padat Karya Penanaman Mangrove
23
TERIMA KASIH
24
24