Anda di halaman 1dari 10

“Model Pembelajaran Sastra”

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing

M. Bambang Edi Siswanto, M.Pd

Nama Kelompok :

1. Latifatul Islamiyah (1897174009)


2. Ines Stesia Ramadani (1897174020 )
3. Viki Latifah (1897174018 )

4. Dedy Nurqori (1897174016)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

2019
KATA PENGANTAR

Berbicara mengenai pendidikan di indonesia, tentu saja tidak lepas dari para dari berbagai
pihak, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menciptakan suatu arah pendidikan
di indonesia sesuai dengan harapan UUD 45 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memperhatikan berbagai macam aspek yang secara khusus dalam pembelajaran bahasa
indonesia adalah mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Melihat apa yang hendak dicapai oleh bangsa dan negara ini, maka pentingnya intervensi
dari pemerintah agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai sesuai dengan arah pancasila. Dalam
pembelajaran bahasa dan sastra indonesia, ingin mengajak agar dalam proses belajar mengajar
khususnya di SD dapat tercapai maka di perlukan suatu model agar tercapainya harapan dan
keinginan suatu pendidikan.
Dengan memperhatikan hal tersebut, maka disusunlah suatu makalah yang secara khusus
akan mendeskripsikan bagaimana suatu model pembalajaran akan di implementasikan di
sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai sesuatu yang
komperhensif pada kegiatan belajar mengajar pada siswa.
Akhirnya tim penulis menyampaikan terima kasih yang seikhlas-ikhlasnya kepada rekan-
rekan yang telah memberikan saran dan petunjuk baik secara langsung maupun secara tidak
langsung dalam rangka penyusunan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk mencapai suatu negara dan bangsa
yang berkualitas baik itu di lihat dari aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang dimiliki
oleh individu dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu pendidikan
yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar dapat mengembangkan ketiga
aspek tersebut agar tercapainya kualitas dari suatu bangsa dan negara.
Di Indonesia sendiri, pendidikan mengalami berbagai macam perubahan yang dapat dilihat dari
kurikulum yang argumentasinya lebih kepada kurikulum tersebut perlu diganti karena tidak
sesuai dengan zaman atau era yang sedang terjadi sehingga diperlukan suatu pembaharuan.
Selain itu, Pendidikan di era-modern di tuntut dengan suatu hal yang baru, hal ini di karenakan
dalam pengajaran suatu pembelajaran di suatu sekolah secara khusus berbeda-beda tergantung
dari materi, media dan metode yang digunakan. Pengajaran yang konvensional saat ini
membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu
pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya pada pendidikan sekolah dasar.
Melihat kondisi tersebut khususnya pendidikan di indonesia yang mengalami perubahan serta
untuk dapat menarik perhatian siswa khususnya pada mata pelajaran bahasa indonesia maka
diperlukan suatu model yang pas atau sesuai dengan materi atau topik yang sedang di bahas
agar dapat menjadi suatu konsen bagi siswa di sekolah dasar. Tentu saja peran penting sebagai
ujung tombak yang mengarahkan siswa untuk dapat mencapai pendidikan adalah guru. Guru
diharapkan atau diwajibkan untuk bisa menggunakan model pembelajaran dalam berbahasa
indonesia dan sastra di sekolah dasar.
Melihat hal ini, maka kami tertarik untuk menyusun makalah dengan memperhatikan
permasalahan tersebut maka judulnya makalah ini adalah “ Model-Model Pembelajaran Bahasa
dan Satra Indonesia di Sekolah Dasar”. Dalam makalah ini, kami akan mendsekripsikan serta
memperhatikan model yang bagaimana implementasikan di sekolah dasar yang haru di kuasai
oleh guru atau calon-calon perubahan agar dapat menjadi bekal bagi mereka kedepannya.

B. Masalah dan Sub Masalah


Dengan memperhatiakan latarbelakang tersebut, maka dirumuskanlah masalah makalah ini,
yaitu: Bagaimana Model-model pembelajaran bahasa dan satra Indonesia di Sekolah Dasar ?
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka di susunlah sub-sub masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan model ?
2. Apa saja model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD ?
3. Bagaimana aplikasi model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan materi di SD ?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum makalah ini adalah mendeskripsikan Model-model pembelajaran bahasa dan
satra Indonesia di Sekolah Dasar. Adapun secara khususnya adalah sebagai berikut:
1. Mendsekripsikan model.
2. Mendeskripsikan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD.
3. Mendeskripsikan aplikasi model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan materi di
SD.

D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap secara teoritis, makalah ini dapat menambah wawasan keilmuan sesuai
dengan disiplin ilmu (pendidik) khususnya berkaitan dengan dunia pendidikan terutama pada
model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD.
Praktisnya, bagi penulis makalah ini bermanfaat sebagai ajang untuk melatih daya nalar dan
mengasah intelektualitas. Makalah ini sebagai bukti dari tugas matakuliah Pembelajaran bahasa
dan sastra indonesia di SD. Selanjutnya, hasil makalah ini diharapkan nantinya dapat
mendorong adanya suatu kajian-kajian lain yang sejenis dan lebih kreatif serta mampu
mengembangkan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Pemahaman model dapat dipahami dengan berbagai macam pengertian yang bermacam-
macam. Secara etimologi, model berasal dari bahasa italia yakni modello yang dapat diartikan
dari berbagai dimensi, jika dari kata benda maka model diartikan sebagai jenis atau contoh,
sedangkan dari kata sifat dapat dipahami sebagai teladang atau di ambil sebagai contoh dan
yang terakhir dari kata kerja dipahami sebagai membuat dengan contoh. Dengan kata lain,
model secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam kamus besar bahasa indoneis (KBBI),
model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan atau barang
tiruan. Maka dapat diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai suatu jenis contoh
dari suatu pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Pada model pembelajaran menurut Zaini, model pembelajaran adalah pedoman berupa
program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Pedoman itu memuat tangguangjawab guru dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan
model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.
Menurut Sukmasari Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang melibatkan pola
pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru, siswa, sumber belajar
yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyababkan terjadinya belajar pada siswa.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model pembelajaran
adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran.

B. Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD


1. Model Pembelajaran Kooperatif
a) Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak dikembangkan di beberapa
sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan pada adanya aspek kooperatif
atau kerja sama antara satu siswa dengan siswa lain. Kerja sama yang dibangun dalam
model pembelajaran kooperatif adalah kerjasama yang tersetruktur dan terencana
dengan baik.

b) Teknik Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Komponen dan Penerapannya :


 STAD (Student Teams Achievement Division), digunakan untuk mengajarkan
secara verbal dan tertulis yang langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
 Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi
antar anggota tim.
 Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui
penguasaan materi yang telah diberikan.
 Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi,
yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.
 Jigsaw, digunakan untuk bertanya atau berpendapat (Aspek Berbicara) pertama
kali dikembangkan oleh Aronsos dkk adapun langkah-langkah
pengembangannya sebagai berikut:
 Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok anggotanya 5-6 yang
karakteristiknya heterogen
 Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab
mempelajari.
 Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji
bagiannya. Bila berkumpul disebut kelompok pakar.
 Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula untuk mengajar anggota baru mengenai materi yang dipelajari
dalam kelompok pakar.
 Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara
individual mengenai bahan yang pernah di pelajari.
 Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai
tertinggi diberi penghargaan oleh guru.
 NHT (Number Heads Together), Pada umumnya NHT digunakan untuk
melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajatan atau mengecek
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Implementasi di kelas pada
NHT adalah sebagai berikut:
 Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi dasar yang akan di capai.
 Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal
 Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa, setiap kelompok diberi nama atau nomor
 Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam
kelompok
 Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu
kelompok untuk menjawab
 Guru memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan penegasan akhir
pembelajaran
 Guru memberikan tes individu

2. Model Pembelajaran Kontekstual

a) Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

b) Komponen Model Pembelajaran Kontekstual


 Konstrukvisme
 Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru
berdasarkan pada pengetahuan awal.
 Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan
 Inquiry
 Siswa belajar berpikir kritis
 Proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
 Questioning (Bertanya)
 Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
 Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry
 Learning Community (Masyarakat Belajar)
 Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
 Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
 Tukar pengalaman.
 Berbagi ide
 Modeling (Pemodelan)
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.

 Reflection ( Refleksi)
Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok

c) Aplikasi di kelas dalam model pembelajaran kontekstual


 Memilih tema
 Menentukan konsep-konsep yang dipelajari
 Menentukan kegiatan –kegiatan untuk investigasi konsep-konsep terdaftar
 Menentukan mata pelajaran terkait(dalam bentuk diagram)
 Mereviu kegiatan-kegiatan & mata pelajaran yang terkait
 Menentukan urutan kegiatan
 Menyiapkan tindak lanjut

3. Model Pembelajaran Kuantum

a) Pembelajaran Kuantum
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan,
kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi
dengan menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif,
proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif
dan berorientasi pada tujuan.

b) Komponen Model Pembelajaran Kuantum (Bermakna)


Pembelajaran quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau
pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi yang jauh sebelumnya
sudah ada dikaitkan dengan penemuan empiris sehingga terjadi keseimbangan
antara otak kiri dan otak kanan yang pada dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan
ganda.
4. Model Pembelajaran Tematik
a) Pembelajaran Tematik
Menurut Siskandar, bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang peserta
didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya dirancang
secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran.
Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III menjadi lebih
bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstualdengan dunia anak-anak.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu
materi guna mencapai kompetensi/keahlian tertentu - Tema adalah suatu bidang yang
luas, yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran - Topik adalah bagian dari
tema / sub tema.

3. Komponen Pembelajaran Tematik


 Jaring Laba-Laba
Adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiao mata
pelajaran diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilain setiap
mata pelajaran masih dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari
setiap mata pelajaran. Satu tema dapat dilakuan selama 2 minggu tergantung
dari materi yang dikaitkan. Contohnya mata pelajaran IPS, MAT, BI dengan
Tema Zat Cair.

 Terpadu
Adalah pembelajaran dari satu tema dengan tema lain.

 Keterhubungan
Adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk
mengkaitkan sub bab/bab yang satu dengan lainnya.

4. Contoh Materi Model Tematik

Tema dengan materi pada BI, IPS dan IPA


Model pembelajaran quantum teaching dapat dianalogikan dengan sebuah simfoni,
ketika anda menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor penentu
pengalaman musik anda, kalau dalam pembelajaran unsur-unsur quantum teaching
tersebut dikenal dengan TANDUR antara lain:

 Tumbuhkan; Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah manfaatnya


bagiku” (AMBAK) dan manfaatkan kekayaan pengalaman kehidupannya.
 Alami; Ciptakan ulang atau datngkan pengalaman belajar yang dapat dimengerti oleh
setiap dan segenap siswa secara alamiah, artinya yang sesuai dengan gaya belajar
mereka
 Namai / Beri Makna; Kemungkinan terbesar kualitas proses belajar yang terbaik akan
terjadi adalah manakala siswa telah mengalami sesuatu secara alamiah yaitu yang
sesuai dengan gaya belajar mereka.
 Demostrasikan; Sediakan kesempatan dengan beraneka ragam cara bagi siswa untuk
mendemonstrasikan bahwa mereka paham.
 Ulangi, tunjukkan kepada siswa cara-cara lain untuk mendomonstrasikan bahwa
mereka paham.
 Rayakan; Akui setiap usaha, Belajar mengandung risiko untuk berbuat salah. Pada saat
siswa mengambil langkah ini, sepantasnyalah mereka mendapat pengakuan atas
kepercayaan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara etimologi, model berasal dari bahasa italia yakni modello yang dapat diartikan dari
berbagai dimensi, jika dari kata benda model diartikan sebagai jenis atau contoh, sedangkan
dari kata sifat dapat dipahami sebagai contoh dan yang terakhir dari kata kerja dipahami sebagai
membuat dengan contoh. Dengan kata lain, model secara etimologi yakni sesuatu contoh.
Dalam kamus besar bahasa indoneis (KBBI), model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu
yang dibuat atau yang dihasilkan atau barang tiruan.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Model pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SD meliputi: model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model
pembelajaran kuantum, serta model pembelajaran tematik.

Anda mungkin juga menyukai