Bab 9 Kel 5
Bab 9 Kel 5
“Sistem Insentif
Studi Kasus – Harwood Medical Instruments PLC”
Oleh :
Ketiga elemen penting dari system pengendalian hasil keuangan berhubungan dengan
imbalan/hukuman pada evaluasi kinerja karena merupakan desain dari sistem insentif. Sistem
insentif mendorong hasil yang diinginkan dan memotivasi karyawan untuk mencapai dan
melebihi target kinerja.
Imbalan berwujud uang bukan salah satu cara menghargai orang, bisa juga imbalan
tidak bersifat uang seperti pujian. Pada perusahaan berorientasi laba, insentif berwujud
berupa uang dalam bentuk tunai atau saham biasanya naik dan turun sesuai dengan kinerja.
Manajer perusahaan dapat mengencam dengan mengurangi otonomi karena kinerja buruk.
Akan tetapi, jika kinerja baik maka dapat memberikan tambahan kekuasaan pada manajer dan
menaikkan pengakuan dengan mempublikasikan hasilnya. Kinerja yang baik juga bisa
diberikan tunjangan seperti bepergian dengan kelas utama, memilih tempat parkir pilihan,
menikmati aktivitas yang menyenangkan pada jam kerja.
TUJUAN INSENTIF
Kinerja tergantung pada imbalan/insentif, yang dapat memberikan dorongan
untukpenyesuaian bagi kepentingan diri karyawan yang sejalan dengan tujuan organisasi.
Manfaat insentif sebagai pengendalian manajemen :
a) Informasi
Informasi menarik perhatian dan menginformasikan/mengingatkan mereka terhadap
kepentingan relatif dari hasil yang sering bersaing seperti biaya, kualitas, layanan
konsumen, dll.
b) Motivasi
Karyawan perlu insentif untuk mendorong usaha ekstra supaya melakukantugas dengan
baik. Terkadang, karyawan yang telah bekerja keras butuh insentifuntuk mengatasi
keengganan dalam berbagai kesulitan/tindakan yang terliha ttidak menarik untuk
kepentingan terbaik bagi organisasi. Contohnya : Bekerjasecara kooperatif dengan
bagian lain untuk menyelesaikan keluhan, pelatihan karyawan.
c) Menarik dan mempertahankan personel
Imbalan yang dijanjikan karena organisasi ingin meningkatkan proses rekrutmen
karyawan/seleksi dan mempertahankan baik dengan menawarkan paket yang sebanding
seperti yang ditawarkan pesaing. Paket kompensasi tersebut rata-rata berada di bawah
gaji pokok, tetapi dengan menghubungkan kinerja dengan elemen kompensasi
(pembayaran variabel) dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh total
kompensasi di atas rata-rata jika kinerja sangat baik di masa mendatang.
Manfaat insentif yang bukan merupakan tujuan pengendalian manajemen :
1. Sistem insentif yang bergantung kinerja membuat kompensasi dengan lebih banyak
variabel yang terkait dengan kinerja perusahaan. Hal ini mengurangi pengeluaran
kas jika kinerja buruk dan akan mempelancar pendapatan karena biaya kompensasi
lebih rendah ketika laba menurun.
2. Pilihan desain insentif dapat mempengaruhi pembayaran pajak perusahaan.
3. Melakukan penyesuaian desain insentif terkait dengan peraturan pemerintah tentang
perjanjian kompensasi.
INSENTIF KEUANGAN
1. Kenaikan Gaji
Kenaikan gaji minimal disesuaikan dengan biaya hidup. Kenaikan gaji dilihat
sebagai insentif ketika merepa diharapkan untuk “mendapat gaji” melalui kinerja/akuisisi
keterampilan yang menjanjikan perbaikan kinerja pada periode yang akan datang.
Diharapkan dengan kinerja yang tinggi, maka akan memperoleh pendapatan yang tinggi
juga.
1. Formula Insentif
Tipe dari imbalan yang diberikan dan didasarkan pada apa yang biasanya
dikomunikasikan untuk pengambil bagian dalam rencana insentif pada formula insentif
dan menjelaskan kontrak insentif. Formula insentif dan kontrak seringkali bersifat
implisit sehingga penentuan imbalan secara subjektif. Subjektivitas dapat digunakan
untuk keputusan promosi dan penugasan kerja.
Penggunaan subjektivitas dalam kontrak dalam mempengaruhi risiko karyawan
yaitu bisa menurunkan risiko jika hal yang memungkinkan penyesuian bagi pengaruh
faktor yang ada di luar pengendalian karyawan. Akan tetapi, juga bisa menaikkan risiko
karyawan dengan cara :
Pengevaluasi mungkin mengevaluasi dengan dasar yang berbeda dibandingkan
dengan apa yang mereka asumsikan ketika membuat keputusan.
Karyawan tidak percaya pada pengevaluasi yang memberikan informasi dan
penilaian kinerja yang menyebabkan karyawan frustasi, tidak termotivasi.
KELOMPOK IMBALAN
Kelompok imbalan memberikan insentif langsung jika individu yang diberi imbalan
menjanjikan bahwa mereka akan mempengaruhi kinerja ketika imbalan didasarkan pada
tingkat kepentingan. Imbalan kelompok memberikan pengaruh motivasi dilusi bagi yang
terbaik.
Seperti rencana berdasarkan saham, yang merupakan bentuk kelompok imbalan
adalah penyediaan insentif langsung untuk sejumlah kecil dari manajer yang ada di posisi
paling atas yang bertanggung jawab terhadap perusahaan yang dapat mempengaruhi harga
saham. Ketika karyawan level rendah masuk dalam rencana berdasarkan saham, kompensasi
mreka dibuat lebih dapat berubah dan tidak pasti tetapi motivasi mereka tidak terpengaruh.
BAB II
STUDI KASUS
A. Profil Perusahaan
Harwood Medical Instruments PLC (HMI), bertempat di luar Birmingham Inggris,
memanufaktur alat medis kusus dan menjual dalam market miche yang menjadi sangat
kompetitif dan sensitif akan harga karena adanya tekanan untuk mengurangi biaya
perawatan kesehatan. HMI dikelola dalam sembilan divisi yang masing-masing di
jalankan oleh seorang manajer umum. Semua divisi HMI menjual produk medis untuk
rumah sakit, laboratorium dan dokter sehingga kebutuhan akan kualitas dan reabilitas
produk tergolong tinggi.
B. Masalah
1. Manajer pelaksana HMI menetapkan bonus untuk manajer umum divisi 1% dari
laba operasi divisi, sehingga jika perhitungan bonus negatif maka manajer
umum divisi tidak mendapatkan bonus.
2. Divisi alat operasi (SDI) memproduksi barang yang memiliki pasar yang cukup
sempurna, sehingga pertumbuhan pada divisi ini cenderung lambat.
C. Solusi
1. Agar manajer dapat menerima bonus, laba yang diperoleh divisi harus
meningkat. Untuk meningkatkan laba manajer harus membuat kinerja
divisinya meningkat. Agar kinerja divisi meningkat, manajer dapat melakukan:
a) Pemberian Insentif jangka pendek.
Imbalan dapat diberikan sesuai dengan kontribusi karyawan pada
organisasi, dengan memperhatikan kontribusi karyawan maka karyawan
terdorong untuk melakukan kinerja yang luar biasa karena karyawan akan
terpacu dengan imbalan yang akan diberikan.
b) Kenaikan Gaji.
Manajer dapat menjanjikan kenaikan gaji bagi karyawan jika karyawan
dapat meningkatkan kinerjanya dalam divisi. Kenaikan gaji sangat
diharapkan oleh karyawan untuk kehidupannya, sehingga ini dapat
memacu kinerja dan produktivitas karyawan.
2. Dalam kasus divisi SDI manajer dapat menggunakan:
a) kelompok imbalan untuk meningkatkan kreativitas para karyawan untuk
melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan, inovasi pada produk
sangat diperlukan oleh divisi SDI untuk meningkatkan penjualan divisi.
Inovasi ini berguna agar produk yang diciptakan berbeda dari produk yang
dihasilkan oleh para pesaing. Jika divisi dapat melakukan inovasi pada
produk yang dihasilkan maka divisi dapat diberikan imbalan atas kinerja
KESIMPULAN
Insentif adalah bagian penting dari penyusunan pengendalian hasil yang digunakan
untuk mengarahkan perilaku karyawan secara langsung. Imbalan yang dapat dihubungkan
dengan pengukuran kinerja atau tujuan evaluasi kinerja memiliki berbagai bentuk. Secara
luas tetapi tidak universal, dipercaya bahwa imbalan uang penting untuk motivasi,
bagaimanapun jangkauan yang luas dari bentuk imbalan lain, seperti pujian, gelasr,
pengakuan, proporsi, dan lain-lainnya, juga dapat memotivasi dengan biaya yang efisien
dan memiliki keunggulan dalam arti memuaskan berbagai criteria evaluasi lainnya.
Kontrak insentif yang didesain menunjukkan masalah lebih besar dibandingkan
dengan sekadar pemilihan imbalan. Contoh, imbalan yang dibuat sendiri untuk pilihan
individu karyawan tampaknya efektif, tetapi harus dipertimbangkan manfaatnya lagi untuk
dipertenggangkan dengan potensi bagi persepsi karyawan mengenai ketidakadilan dan
administrasi biaya kontrak. Mungkin saran yang aman yang dapat ditawarkan adalah
bahwa insentif seharusnya cukup berarti untuk mengimbangi motif lain karyawan yang
bertindak dengan cara yang bertentangan dengan keinginan terbaik dari organisasi, tetapi
penghargaaan seharusnya tidak lebih besar dari yang diperlukan untuk memberikan
motivasi yang diperlukan.
Dalam kasus ini, mungkin lebih baik tidak memiliki sistem insentif daripada memiliki
system insentif yang buruk. Literature yang diberikan telah disaring dengan contoh ketika
insentif memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan. Jika insentif yang didesain buruk
mendorong karyawan untuk membuat hasil yang salah dan melakukan sesuatu yang salah
dengan cara yang salah, insentif yang kuat hanya akan membawa organisasi kelaur jalur,
dan sering kali mengganggu stabilitas perusahaan lebih cepat.
Hasil operasi untuk Divisi Surgical
Instruments dan Divisi Ultrasound Diagnostic
Equipment, 2010, (£ dalam 000)