Anda di halaman 1dari 28

PENYUSUNAN KARYA ILMIAH

DOSEN PEMBIMBING :

Noni Febriana M.pd.

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

Putri Nikmatulhusna Joesril (1810015410073)


Irawan Tandi (1810015410052)
Dinda Hafreni (1810015410058)
Try Sundami Fiska (1810015410082)
Dwi Ananda Putra (1810015410049)

TEKNIK EKONOMI KONSTRUKSI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat rahmat-Nya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyusunan Karangan Ilmiah” . makalah ini
dibuat guna untuk memenuhi tugas yang diberikan Ibu Noni Febriana M.pd. selaku dosen
Bahasa Indonesia Universitas Bung Hatta.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.

Padang, 25 oktober 2018

penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................i


Daftar isi..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar belakang ............................................................................................................1
B. Rumusan masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan penulisan ........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................2


A. Wujud karangan ilmiah .............................................................................................2
B. Hakikat karangan ilmiah ...........................................................................................5
C. Fisik karangan ilmiah ................................................................................................5
D. Pengacuan karangan ilmiah ......................................................................................6
E. Penulisan daftar pustaka .............................................................................................8
F. Penulisan catatan kaki ………………………………………………………………14
G.Penulisan abstrak dan ringkasan penelitian …………………………………………18
H. Penyajian dan pertanggungjawaban hasil penelitian ……………………………….23

BAB III PENUTUP ........................................................................................................24


A. Kesimpulan ................................................................................................................24
B. Saran ...........................................................................................................................24

Daftar pustaka .................................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan swseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk di pahami. Lima
jenis karangan yang di buat berdasarkan cara sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.
Demikian juga karangan non ilmiah dan karangan popular memiliki ciri khasnya sendiri.
Makalah ini akan di jelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan,
mengetahui jenis-jenis karangan ilmiah serta bagaimana menuliskan karangan ilmiah
yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang di sampaikan pada paparan di atas, ada beberapa
permasalahan yang bisa di angkat.
1) Apa wujud karangan ilmiah ?
2) Apa hakikat karangan ilmiah ?
3) Apa fisik karangan ilmiah ?
4) Bagaimana pengacuan karangan ilmiah ?
5) Bagaimana penulisan karya ilmiah ?
6) Bagaimana penulisan catatan kaki?
7) Bagaimana penulisan abstrak dan ringkasan penelitian?
8) Bagaimana prnyajian dan pertanggungjawaban hasil penelitian?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang di sampaikan di atas, ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai.
1) Mengetahui wujud dari karangan ilmiah.
2) Mengetahui hakikat karangan ilmiah
3) Mengetahui fisik karangan ilmiah
4) Mengetahui Pengacuan karangan ilmiah
5) Mengetahui bagaimana penulisan daftar pustaka
6) Mengetahui bagaimana penulisan catatan kaki
7) Mengetahui bagaimana penulisan abstrak dan ringkasan penelitian
8) Mengetahui bagaimana penyajian dan pertanggungjawaban hasil penelitian

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Wujud Karangan Ilmiah


Beberapa bentuk karangan ilmiah yang dijelaskan berikut ini.
1. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah pada masa lalu sering
disebut dengan kertas kerja. Selain untuk tugas mata kuliah, makalah juga dapat dibuat untuk
disajikan dalam seminar atau lokakarya.
Dilihat dari segi fisiknya, makalah lazim dibuat sebanyak 15-30 halama. Makalah lazim
ditulis sebanyak minimal tiga bab. Bahkan, bisa lebih jika materi pembahasan dipisahkan atas
beberapa bab. Jika terdiri atas tiga bab, penyusunan makalah tersebut terdiri atas bab I
(pendahuluan), bab II (pembahasan), dan bab III (penutup). Dalam bab I dikemukakan latar
belakang, masalah, rumusan masalah, dan tujuan. dalam bab II (pembahasan) dikemukakan
uraian tentang penjelasan sesuai dengan tujuan yang terdapat dalm baba pertama. Hal ini
berarti bahwa jika dalam bab pertama dikemukakan dua tujuan, dalam bab pembahasan
terdapat dua subbab pembahasan.
Jadi, penyusunan bab makalah tersebut adalah sepertia berikut.
Bab I. Pendahuluan ( latar belakang, masalah, rumusan masalah, dan tujuan).
Bab II. Pembasan (isinya sesuai dengan jumlah tujuan).
Bab III. Penutup (simpulan, dan saran).

2. Laporan Praktik
Laporan praktik merupakan karangan ilmiah yang isinya adalah pembahsan hasil kerja
praktik, baik hasil praktik dilaboratorium maupun hasail praktik dilapangan. hampir semua
dengan penyusunan makalah, laporan praktik pada dasarnya dikategorikan ke dalam
karangan ilmiah yang disusun secara sederhana. Isi laporan praktik adalah laporan kerja
praktik yang berkaitan dengan permasalahan, prosedur, hasil?temuan, dan simpulan. Secara
fisik, laporan praktik ditulis sebanyak 15-30 halaman, yaitu minimal tiga bab. bahkan, bisa
ditulis lebih dari tiga bab, penyusunan laporan praktik tersebut terdiri atas bab I
(pendahuluan), bab II
(pembahasan ), bab II (penutup). Jadi, penyusunan bab laporan praktik tersebut adalah
sebagai berikut.
Bab I. Pendahulaun (latar belakang, masalah, rumusan masalah, tujuan, dasn prosedur).
Bab II. Pembahsan (hasil praktik sesuai dengan tujaun ).
Bab II. Penutup (simpulan, dan saran).

3. Tugas Akhir dan Skripsi


Tugas akhir dan skripsi sering disebut juga dengan laporan akhir adalah karangan ilmiah
yang ditulis sebagai suatu tugas akhir untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan pada tingkat
akademi|/diploma. tuigas akhir ini ditulis, baik dalam bentuk karangan ilmiah konseptual
maupaun dlam bentuk karangan ilmiah yang disusun dari hasil penilitain sederhana. karangan
ilmiah konseptual artinya karanga ditulis secara konseptual berdasarkan buku-buku. Secara
fisik, tugas akhir ditulis sebanyak 30-50 halaman. tugas akhir juga ditulis sebanyak tiga bab,
yaitu bab I (pendahuluan ), bab II (pembhasan ), bab III ( penutup). Jadi, penyususnan bab
tugas akhir tersebut adalah sebagai berikut.
Bab I Pendahulaun (Latar belakang, masalah, rumusan masalah, tujuan, teori, damn metologi
(jika penilitian)).
Bab II Pembahasan (penjelasan maslah sesuai dengan tujuan ).
Bab III Penutup (simpilan, dan saran ).
Skripsi adalah karangan ilmiah berupa laporan penelitian sebagai tugas akhir, untuk
memperoleh gelar sarjan (SI) di pergurusan tinggi. Skripsi adalah karangan ilmiash yang
menguraikan suatu masalah yang didukung oleh fakta dan data empiris- objektif. Skripsi
selalu berupa laporan penelitian, baik dalam bentuk penelitian lapangan maupun penelitian
keperpustakaan. Penyusunan bab skripsi tersebut adalah sebagai berikut.
Bab I. Pendahuluan (latar bekang, indentifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan
maslah, pernyataan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.).
Bab II. Landasan Teoritis ( kajian teri, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual).
Bab III Metologi ( jenis penelitian, objek dan data penelitian, populasi dan sampel, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik penganalisian data) .
Bab IV Pembahsan (deskripsi data, analisis data, dan pembahasan) .
Bab V Penutup ( simpulan, dan saran atau implikasi).
4. Tesis
Tesis adalah karangan ilmiah berupa laporan penelitian sebagai tugas akhir untuk
memperoleh gelar magister (S2) diperguruan tinggi. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang
mengupas masalah ( yang analisinya lebih mendalam dibandingkan skripsi) dan didukung
oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian lapangan maupun penelitian
keperpustakaan. Secara fisik, tesis dibuat minimal sekitar 100 halaman. sama dengan
penyususnan skripsi, tesis ditulis dalam lima bab.

5. Disertasi
Disertasi adalah laporan penelitian sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar doktor
(S3) di prguruan tinggi. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengupas masalah untuk
mengemukakan suatu dalil berdasarkan data dan fakta empiris- objektif yang sahih dan
analisi yang rinci. Secara fisik, disertasi dibuat minimal sekitar 200 halaman. Sama dengan
penyusunan skripsi, dan tesis, disertai ditulis dalam lima bab, yaitu bab I (pendahuluan ). bab
II ( Landasan teoretis), bab III (Metodologi), bab IV (pembahasan ), bab V( Penutup). Isi dan
penyusunan bab disertai sama dengan isi dan penyusunan skripsi dan tesis yang telah dijelas
di atas.

6. Artikel Ilmiah
Di dalam jurnal ilmiah, majalah ilmiah, atau buletin ilmiah terdapat tullisan ilmiah yang
lazim disebut dengan artikel ilmiah. Arytiokel ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah,
majalah ilmiah, atau buletin ilmiah ityu telah melalui seleksi yang ketat oleh pakar sesuai
denga bidang keahliannya. Oleh karena itu, artikel ilmiah ini dipandang sebagai karangan
yang telah memiliki kualitas ilmiah. Artikel ilmiah merupakan karangan ilmiah singkat antara
20-30 halaman ) yang dapat disusun berdasarkan laporan penelitian, atau dari
studikeperpustakaan. Artikel ilmiah yang disusun berdasarkan laporan penelitian itu lazim
disebut artikel ilmiah penelitian, sedangkan yang disusun dari studi keperpustakaan lazim
disebut dengan artikel ilmiah konseptual. Dalam perkembangan terakhir ini, artikel ilmiah
penelitian lazim terdiri atas empat subbab bagian sebagai berikut.
1. Pendahuluan ( latarbelakng, masalah, teori, rumusan maslah, dan tujuan).
2. Metode Penelitian
3. Hasil dan Pembahsan
4. Penutup ( simpulan, saran/ rekomendasi/ implikasi) .
B. Hakikat Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan ynag membuat dan mengkaji suatu masalah
tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan atau prosedur ilmiah
(maryadi,2000:14). kaidah -kaidah keilmuan itu seperti (1) metode ilmiah, (2) bahasa
indonesia baku, (3) tata tulis ilmih, (4) objektif, (5) logis, (6) berdasrkan fakta, (7) sitematis,
( 8) lugas, (9) jelas, (10) konsistn ( Maryadi, 2000:15).Karangan ilmiah memiliki beberapa
persyaratan .
1. Karangan ilmiah menyajikan fakta objetif secara sisitematis atau penyajian aplikasi hukum
alam pada situasi spesifik.
2. Karangan ilmiah ditulis secara cermat , tepat, benar, jujur, dan tidak rekaan.
3. karangan ilmiah disusun secara sistematis dan setiap langkah direncanakan secara
terkendali , konseptual, dan prosedur.
4. karangan ilmiah menyajikan rangkain sebab akibat denagn pehaman dan alasan induktif
yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5. karangan ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukunagn dan pembuktian yang
berdasarkan suatu hipotesis .
6. karangan ilmiah ditulis secar tulus, yaitu hanya mengandung kebenaran faktual, tidak
memanipulasi data, dan tidak bersifat emotif.

C. Fisik Karangan Ilmiah


Penjelasan tentang fisik karya ilmiah dapat dilihat dari segi ukuran kertas karangan ilmiah
dapat dilihat dari segi ukuiran kertas, jenis huruf dan besar huruf, margin, penomoran
halaman, letak judul tabel, letak judul gambar dan bagan, penomoran bab dan subbab..
Berikut dijelaskan fisik karangan ilmiah itu satu persatu.

1. Ukuran kertas karangan ilmiah lazim menggunakan jenis kertas HVS warna putih dengan
ukuran A4 yakni 21 cm X 29,7 cm. nNamun, ada juga penelitian yang mengguankan HVS
ukuran kuarto yakni 21,59 cm X 27,94 cm.

2. Huruf dan spasi dalam karangan ilmiah lazim menggunakan huruf Time New
Roman 12. Pada umumnya jarak spasi dalam karangan ilmiah adalah dua spasi. Namun, ada
juga lembaga tertentu yang menetapkan karangan ilmiah disusun dengan jarak spasi 1,5.
3. ukuran margin karangan ilmiah pada umumnya adalah margin kiri dan atas halaman 4cm,
sedangkan margin kanan dan bawah adalah 3 cm. Namun, ada juga lembaga tertentu yang
menetapkan margin karangan ilmiah adalah margin kiri halaman 4 cm, sedangkan magin
kanan, atas, dan bawah adalah 3 cm.

4. judul tabel dalam karangan ilmiah lazim diletakkan di bagian atas tabel.

5. Judul gambar dan bagan dalam karnagn ilmiah lazim diletakkan di bagian bawah gambar
dan bagan.

6. Penomoran bab dan sbubab dalam karanagan ilmiah ada dua macam, yaitu : (1)
penomoran dengan sistem gabungan antara abjad dan angka; (2) penomoran dengan sitem
angaka.

D. Pengacuan karangan ilmiah

Dalam penulisan karangan ilmiah, pengacuan dari pendapat orang lain perlu digunakan.
Pendapat orang lain yang diacu itu berupa pedapat yang terdapat dalam sumber tulis berupa
buku, jurnal, makalah seminar, dan lain-lain. Sumber acuan tersebut dalam karangan ilmiah
harus dicantumkan dalam daftar pustaka yang terdapat diakhir karangan.

Beberapa persoalan pengacuan yang sering ditemukan didalam karangan ilmiah


adalah berikut ini. Pertama, karangan ilmiah yang memiliki banyak acuan, tetapi tidak
ditemukan sumber acuan. Kedua, karangan ilmiah yang memiliki acuan, tetapi sumber
acuannya banyak ditemukan dalam dafar pustaka. Ketiga, karangan ilmiah yang memiliki
acuan, tetapi tidak ditemukan tahun dan halaman sumber acuan dalam karangan ilmiah itu.

1. Hakikat Pengacuan dalam Karangan Ilmiah

Pada hakikatnya, pengacuan pendapat, ide, gagasan, konsep, temuan orang lain yang
digunakan dalam karangan ilmiah dilakukan untuk:

a. Memperkuat gagasan/pemikiran penulis yang diuraikan sesuai topik tulisan

b.Menjadkan landasan tolak ukur mengemukakan gagasan/pemikiran yang akan disajikan


dalam tulisan
2. Sumber acuan dalam tulisan

Sumber acuan yang disarankan untuk digunakan dalam karangan ilmiah adalah sumber acuan
ilmiah ragam tulis. Patokan dalam memilih sumber acuan diantaranya :

a. Gunakan sumber acuan ilmiah tulis berupa buku, makalah seminar, laporan penelitian,
jurnal ilmiah.

b.Gunakan sumber acuan relatif baru sesuai permasalahan.

c.Utamakan atau perbanyaklah sumber acuan dari jurnal ilmiah dibandingkan buku teks.

d. Utamakan menggunakan sumber acuan pertama.

e.Hindari menggunakan sumber acuan kedua apalagi sumber acuan ketiga.

f.Hindari menggunakan sumber acuan yang relatif lama.

g.Hindari mengunakan sumber acuan dari sumber lisan, surat kabar, radio, dll.

h.Jika acuan dari sumber lisan tetap diperlukan dari narasumber, kutipannya ditulis seperti
tuturan lisan aslinya dengan menyebut sumber dan tanggal wawancaranya

3. Cara pengacuan

Pengacuan yang umum dilakukan dalam karangan ilmiah adalah pengacuan dengan
menggunakan tanda kurung, selain itu digunakan pula catatan kaki dan catatan akhir
(Mukhadis, 2002:46-47). Dalam tanda kurung tersebut biasanya ditulisnya nama akhir, tahun
penerbit dab halaman atau nama pengarangdiluar tanda kurung sedangkan tahun terbit dan
halaman didalam tanda kurung.

Penulisan dan penempatan nama pengarang sumber acuan dapat dilakukan dengan tiga
variasi berikut ini :

a. Nama akhir pengarang sumber acuan terletak pada fungsi keterangan di awal kalimat.
Tahun terbian dan halaman sumber acuan diletakkan didalam tanda kurung.

Contoh : menurut Moeliono (2000:15), ragam bahasa dibedakan atas . . .

b. Nama akhir pengarang diletakkan pada fungsi subjek kalimat. Tahun terbitan dan
halaman sumber acuan diletakkan dalam tandakurung.
Contoh : Moelino (2000:15)menyatakan bahwa ragam bahasa dibedakan atas . . .

c. Nama akhir pengarang sumber acuan, tahun terbitan, halaman diletakkan dalam tanda
kurung sebagai keterangan tambahan diakhir kalimat.

Contoh :

. . . dengan lima ragam bahasa Indonesia (Moelino, 2000:15). Selain itu, ditinjau dari sarana
yang digunkan, ragam bahas dibedakan pula . . .

E. Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah serangkaian daftar tulisan di bagian akhir yang memuat sumber,
rujukan, ataupun referensi, baik itu merupakan data yang diambil dari jurnal, buku, skripsi,
makalah, artikel internet dan sebagainya.

Daftar pustaka adalah salah satu elemen yang penting dalam menyusun suatu karya ilmiah,
Ini karena berkaitan pada tingkat keaslian suatu tulisan dengan mencantumkan sumber dari
tulisan yang diambil. Selain itu, cara penulisan daftar pustaka yang benar juga sangatlah
penting guna menghindari kesalahan dalam perujukan.

Tujuan Penulisan Daftar Pustaka

1. Membantu pembaca dalam menelusur secara detail topik terkait dengan membaca
sumber lain yang ada di daftar pustaka.
2. Sebagai bentuk apresiasi atau menghargai penulis terhadap karya atau tulisan
orang lain yang dijadikan sebagai sumber referensi atau masukan dalam menyusun
suatu tulisan.
3. Menunjukan sebuah tulisan tidak dibuat dengan asal-asalan. Melainkan ditulis
berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya dibidang keahlian masing-masing.
4. Untuk mengantisipasi adanya tuduhan plagiasi intelektual.
5. Sebagai ciri khas dan kelaziman karya tulis ilmiah.
6. Mengetahui kota atau tempat terbit.
7. Membangun kepercayaan pembaca.
Prinsip Menulis Daftar Pustaka
Terdapat banyak bentuk prinsip penulisan daftar pustaka, biasanya tergantung dari aturan
yang disepakati suatu lembaga pendidikan. Berikut adalah prinsip-prinsip yang umum
digunakan ketika menulis daftar pustaka.

1. Penulisan nama harus dibalik dan dipisah dengan tanda koma dan nama depan
cukup ditulis dengan huruf pertama. Jika nama terdiri atas tiga kata atau
lebih maka penulisan dimulai dari nama terakhir diikuti dengan singkatan dari
nama pertama ke belakang. Kadang ada lembaga yang menerapkan penulisan nama
tidak dipisah dengan tanda koma. Lebih lengkapnya perhatikan contoh dibawah.
2. Penulisan nama pengarang tanpa menggunakan gelar(akademik, keturunan, dan
agama).
3. Bila penulisannya lebih dari satu orang pengarang gunakan tanda koma untuk
memisahkannya.
4. Penulisan Judul buku dicetak miring tetapi judul artikel tidak.
5. Judul buku setiap awal kata menggunakan huruf kapital, kecuali kata tugas.
6. Judul artikel ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awalnya.
7. Daftar pustaka disusun berdasarkan alfabet.
8. Jarak (spasi) antara satu referensi (satu judul) dengan referensi (judul lain) sesuai
dengan jarak (spasi) makalah atau skripsi (1,5-2).
9. Sambungan referensi diketik dengan cara menjorok ke dalam 5-7 ketukan dan spasi
rapat (tunggal 1).
10. Jika dari seorang penulis, digunakan beberapa rujukan, nama penulis cukup
dicantumkan satu kali. Selanjutnya nama penulis diganti dengan garis (tanda pisah
3M).

Cara Menulis Daftar Pustaka


Secara umum daftar pustaka memiliki cara penulisan yang baku akan tetapi karena sumber
rujukan beraneka ragam bentuknya bisa berupa cetak maupun digital menjadikan cara
penulisan daftar pustaka yang baik menjadi beraneka ragam pula. Dari sumber rujukan
seperti yang dijelaskan di atas dimulai dari karya tulis ilmiah seperti buku skripsi, makalah
sampai dengan karya tulis yang dimuat secara online seperti jurnal online dan sebagainya.
Semuanya memberikan pengaruh yang signifikan atas cara penulisan daftar pustaka itu
sendiri.
Sebelum membahas cara penulisan daftar pustaka, ada baiknya kamu baca tips menyusun
daftar pustaka agar memudahkan kamu saat menyusun daftar pustaka.
Tips Menulis Daftar Pustaka
 Klasifikasikan sumber atau referensi berdasarkan kategori. Misal dimulai dari
referensi kategori buku, kategori jurnal, kategori majalah, kategori surat kabar,
kategori jurnal online dan lain sebagainya. Dengan ini kamu bisa lebih fokus
mengerjakan daftar pustaka berdasarkan kategori karena masing-masing kategori
memiliki format yang tidak jauh berbeda.

 Setelah melakukan klasifikasi selanjutnya urutkan masing-masing sumber


berdasarkan abjad. Ini memudahkan kamu saat mulai menuliskan daftar pustaka. Di
samping itu juga memudahkan kamu saat menyusun daftar pustaka secara
keseluruhan.

 Langkah terakhir adalah menuliskan daftar pustaka sesuai dengan kaidah yang telah
ditentukan disesuaikan dengan masing-masing kategori sumber.

Tidak berbeda dengan prinsip menulis daftar pustaka, berikut adalah detail tentang hal-hal
yang sangat umum yang perlu diperhatikan saat akan menyusun daftar pustaka, antara lain:

1. Struktur penulisan dimulai dengan urutan nama, tahun terbit, judul, lokasi penerbit,
nama penerbit.

2. Masing-masing bagian harus dipisah dengan tanda titik, “.”.

3. Kecuali lokasi penerbit dengan nama penerbit harus dipisah dengan tanda titik dua,
“:”.

4. Dalam penulisan nama penulis tidak perlu mencatumkan gelar akademik, keturunan
dan agama.

5. Penulisan judul karya tulis menggunakan font italic. Kecuali judul artikel ditulis
seperti biasa apapun bahasanya. Penulisan judul artikel jika terdapat istilah asing
maka harus ditulis miring.
6. Kategori sumber berpengaruh terhadap cara penulisan daftar pustaka itu sendiri.

Cara Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Sumber


Pembahasan tentang cara penulisan daftar pustaka yang lebih lengkap akan kita bahas
berdasarkan kategori sumber. Berikut ulasannya:

 Cara Menulis Daftar Pustaka Sumber Buku


Susunan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku antara lain:

 Nama penulis.

Nama penulis wajib ditulis secara terbalik dimulai dari nama belakang dan
penulisan nama harus dipisah menggunakan tanda koma, “,”. Jika
nama berjumlah lebih dari dua kata maka urutan penulisan dimulai
dari nama terakhir lalu dilanjut dengan nama depan dan nama kedua. Antara
nama terakhir dan nama awal dipisah dengan tanda koma.

 Tahun terbit.

Penulisan harus berupa angka tidak berupa kalimat.

 Judul Buku.

Ditulis sesuai dengan penulisan judul asli termasuk penggunaan font capital di
setiap kata kecuali kata penghubung serta wajib menggunakan font italic. Khusus
kata tugas menggunakan huruf cetak biasa.

 Kota penerbit.

 Penerbit.

Sebagai pengingat, jangan lupa sertaka tanda titik dua, “:”, antara penulisan kota
penerbit dan penerbit buku tersebut.

 Cara Menulis Daftar Pustaka Sumber Koran/Majalah


Susunan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari koran dan majalah antara lain:

 Nama penulis artikel

 Judul artikel

Penulisan judul menggunakan huruf cetak normal dan menggunakan huruf kapital
di setiap kata kecuali kata penghubung.

 Nama koran atau majalah

Penulisan nama koran atau majalah untuk daftar pustaka menggunakan huruf
kapital di awal kata.

 No Halaman

Daftar pustaka dengan sumber koran atau majalah tidak menggunakan lokasi penerbit
dan penerbit. Itu menjadi pembedanya dengan daftar pustaka yang bersumber dari
buku.

 Cara Menulis Daftar Pustaka Sumber Jurnal, Makalah, Laporan.


Baik jurnal, makalah, atau laporan secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu
berupa print out dan online atau digital. Berikut adalah susunan penulisan daftar
pustaka dengan sumber jurnal:

 Nama penulis

 Tahun terbit jurnal

 Judul jurnal

 Nama penerbit

 Mencatumkan informasi tentang volume atau edisi jurnal


 Link url untuk mengakses jika jurnal bersumber dari jurnal online

 Tanggal akses jurnal

 Cara Menulis Daftar Pustaka Sumber Skripsi, Tesis, Disertasi,


Penulisan daftar pustaka dengan sumber baik skripsi, tesis, atau disertasi memiliki
format yang sama, antara lain:

 Nama

 Tahun terbit

 Judul skripsi, tesis, disertasi yang bisa ditulis dalam tanda petik (“”)

 Nama fakultas

 Nama universitas

 Lokasi kota dari universitas.

 Cara Menulis Daftar Pustaka Sumber Internet/Website/Media Online


 Nama penulis artikel

 Tahun penulisan

 Judul artikel

 Link url

 Tanggal dan jam akses artikel

Pastikan jika website yang dijadikan referensi adalah website ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenaran informasinya.
Penulisan Daftar Pustaka Menurut PUEBI
Bagaimana penulisan daftar pustaka menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI)? Sebenarnya penggunaan istilah PUEBI baru digunakan beberapa tahun terakhir ini.
Tepatnya pada tanggal 30 November 2015, Permendiknas 46/2009 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
karena digantikan oleh Permendikbud 50/2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI).

Hal ini disebabkan karena meluasnya penggunaan bahasa akibat dari kemajuan teknologi,
ilmu pengetahuan, dan seni. Perubahan-perubahan itu terutama terkait Pemakaian Huruf,
Penulisan Kata, dan Pemakaian Tanda Baca. Informasi lengkap tentang puebi bisa diakses
langsung disini.

F. Tata Cara Penulisan Catatan Kaki yang baik dan benar dalam Bahasa
Indonesia

Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian dengan memenuhi
kaidah penulisan dan etika keilmuan yang telah dikukuhkan oleh ahli pendidikan dan
masyarakat keilmuan. Jika pada artikel sebelumnya telah diuraikan tentang contoh kata
pengantar dari suatu karya ilmiah, maka kali ini kita akan membahas salah satu unsur yang
tak kalah penting dari sebuah karya ilmiah yaitu catatan kaki. Apa yang dimaksud dengan
catatan kaki? Bagaimana tata cara penulisan catatan kaki yang baik dan benar dalam bahasa
Indonesia? Serta apa yang membedakan catatan kaki dengan daftar pustaka?

Pengertian Catatan Kaki


Catatan kaki atau yang lebih dikenal dengan sebutan footnote adalah catatan atau keterangan
tambahan dari suatu teks bacaan yang diletakkan di margin bawah. Sedangkan
seorang Gorys Keraf (1994 : 143) mengemukakan bahwa catatan kaki adalah keterangan
dari teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Catatan kaki dapat ditemukan pada hampir semua karya ilmiah (seperti : tesis, skripsi/tugas
akhir, makalah, proposal) dan beberapa karya tulis (seperti : buku pelajaran, novel non fiksi).
Adapun yang membedakan antara catatan kaki dengan daftar pustaka adalah letak dari
catatan atau keterangan tersebut. Daftar pustaka ditulis di akhir karya ilmiah/karya tulis pada
satu halaman khusus secara sekaligus. Sedangkan catatan kaki ditulis pada margin bawah
lembaran/halaman yang sama dengan teks bacaan yang bersangkutan (teks bacaan yang
diberi keterangan tambahan).

Fungsi Catatan Kaki


Penggunaan catatan kaki pada suatu karya ilmiah/karya tulis memiliki fungsi penting, yaitu
sebagai berikut :

1. untuk memenuhi salah satu kode etik yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah dan karya
tulis
2. sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya orang lain
3. untuk menjelaskan sumber kutipan dari teks bacaan yang terdapat dalam karya ilmiah/karya
tulis
4. untuk memberikan keterangan tambahan atau komentar
5. sebagai pedoman dalam menyusun daftar bacaan (bibliografi)
6. sebagai bukti pendukung keaslian suatu penemuan atau pernyataan yang dikemukakan dalam
karya ilmiah/karya tulis
7. untuk menambah pembahasan yang dibutuhkan dari sebuah pernyataan dalam teks bacaan,
namun tambahan pembahasan tersebut tidak relevan jika ditempatkan dalam teks bacaan

Jenis jenis Catatan Kaki


Dalam sebuah tulisan karya ilmiah, terdapat dua jenis catatan kaki yang biasa digunakan,
yaitu sebagai berikut :

1. Catatan Kaki Lengkap


Catatan kaki yang ditulis lengkap dengan menuliskan nama penulis/pengarang, judul buku,
nama atau nomor seri (jika ada), jumlah jilid (jika ada), nomor cetakan, nama penerbit, kota
terbit, tahun terbit, nomor halaman.
2. Catatan Kaki Singkat
Catatan kaki yang singkat terdiri dari 3 macam, antara lain :
o Ibid (Ibidium) : sama dengan diatas
Digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang berada tepat
diatasnya.
o Op.cit (opere citato) : karya yang telah dikutip
Digunakan untuk catatan kaki yang pernah dikutip sebelumnya, tapi telah disisipi catatan
kaki lain dari sumber lain, dan catatan kaki ini diambil dari halaman yang berbeda dengan
kutipan sebelumnya tersebut.
o Loc.cit (loco citato) : tempat yang telah dikutip
Digunakan untuk catatan kaki yang pernah dikutip sebelumnya, tapi telah disisipi catatan
kaki lain dari sumber lain, dan catatan kaki ini diambil dari halaman yang sama dengan
kutipan sebelumnya tersebut.

Sistematika Penulisan Catatan Kaki

Dalam menulis sebuah catatan kaki karya ilmiah/karya tulis, terdapat aturan sistematika
penulisan yang harus dipatuhi, yaitu sebagai berikut :

1. berjarak 4 spasi dari teks bacaan, dan 14 karakter dari margin kiri
2. ketikan catatan kaki menggunakan spasi satu
3. diberi nomor
4. nomor catatan kaki diketik dengan jarak 6 karakter dari margin kiri
5. jika catatan kaki lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya diketik mengikuti
margin teks biasa
6. jika ada lebih dari satu catatan kaki, maka jarak antara satu catatan dengan catatan lainnya
menggunakan spasi yang sama dengan spasi teks bacaan
7. jarak baris terakhir catatan kaki dengan ujung kertas bagian bawah adalah 3 cm
8. keterangan yang panjang tidak boleh disambung ke halaman selanjutnya, lebih baik
memotong tulisan asli daripada memotong catatan kaki
9. jika ada catatan kaki yang sama terletak berurutan (misal : catatan kaki nomor 2 dan catatan
kaki nomor 3 sama), cukup ditulis dengan kata “ibid.”
10. jika ada catatan kaki yang sama tapi tidak berurutan, cukup ditulis dengan kata “op.cit.”
11. jika ada catatan kaki yang sama tapi sudah disisipi oleh catatan kaki yang memiliki sumber
berbeda, maka cukup ditulis dengan kata “loc.cit.”
12. untuk keterangan tentang referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya seperti daftar
pustaka tapi nama penulis/pengarang tidak dibalik
13. nomor kutipan ditulis setengah spasi lebih tinggi daripada tulisan catatan kaki
14. judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer), tapi cukup digaris bawahi (jika
ditulis tangan)
15. kutipan atau referensi yang tidak bersumber dari buku, tidak perlu dicetak miring
16. diketik menggunakan tanda hubung koma (,) kecuali setelah kota terbit digunakan tanda titik
dua (:)
17. jika ada dua penulis/pengarang, maka nama penulis/pengarang ditulis semua
18. jika ada lebih dari dua penulis/pengarang, hanya nama pengarang pertama yang ditulis, lalu
pengarang lainnya cukup tuliskan dkk atau et al
19. jika kutipan bersumber dari internet, tuliskan nama depan dan belakang penulis, judul
dokumen, nama website, alamat http website, tanggal dokumen tersebut diambil/unduh

Contoh Penulisan Catatan Kaki

1. Catatan Kaki dari Buku


o Satu atau dua pengarang
1
Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi : Adhi
Aksara Abadi Indonesia, 2008), hlm. 27.
o Tiga atau lebih pengarang
2
Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2, (Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.
o Ibid (Ibidium)
1
Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2, (Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.
2
Ibid. (jika dikutip dari halaman yang sama)
3
Ibid, 17-23. (jika dikutip dari halaman yang berbeda)
o Op.Cit (Opere Citato)
1
Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi : Adhi
Aksara Abadi Indonesia, 2008), hlm. 27.
2
Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2, (Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.
3
Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Op.Cit., 109.
o Loc.Cit (Loco Citato)
1
Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi : Adhi
Aksara Abadi Indonesia, 2008), hlm. 27.
2
Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2, (Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.
3
Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Loc.Cit.
o Sumber dari buku yang berjilid
1
Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan, Jilid 1, (Bekasi
: Adhi Aksara Abadi Indonesia, 2008), Cet. 3, hlm. 27.
2. Catatan Kaki dari Karya Ilmiah
1
Nasiruddin, “Asketisisme Hasan Al-Bashri (Tinjauan Sosio-Historis)”, Tesis Pascasarjana
IAIN Sunan Kalijaga Yogayakarta, (Yogyakarta: Perpustakaan PascaSarjana IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2000), hlm. 27, t.d.
3. Catatan Kaki dari Koran/Surat Kabar
2
Media Indonesia, 20 Desember 2016, hlm. 8.
4. Catatan Kaki dari Majalah
3
Ade Iwan Setiawan, “Pasang Surut Perekonomian Indonesia” Tempo, 20 Desember 2016,
hlm. 44.
5. Catatan Kaki dari Internet
4
Arif Hermawan, “Cara Sukses Menjalankan Bisnis Online”, Bisnis Online, diakses dari
http://www.bisnisonline.com/cara-sukses-menjalankan-bisnis-online.html, pada tanggal 20
Desember 2016 pukul 07.00

G. Penulisan Abstrak dan Ringkasan Penelitian

1. Abstrak
Dalam sebuah karya ilmiah, baik berupa makalah atau tugas akhir biasanya mempunyai
struktur bagaimana cara penulisannya. Format penulisan artikel untuk jurnal ilmiah secara
umum terdiri atas bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Abstrak merupakan ringkasan,
rangkuman atau ikhtisar lengkap tentang isi sebuah tulisan. Dalam hal ini, Huongton (dalam
wardani, 2008:3.34), mengemukakan bahwa abstrak didefinisikan sebagai rangkuman
informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. selanjutnya wardani (2008: 3,35)
mengemukakan bahwa abstrak adalah ringkasan singkat dan lengkap dari isi artikel untuk
memudahkan pembaca melihat dengan cepat isi artikel. ( Dalman. (2012. Keterampilan
Menulis. Jakarta: Rajawali pers.)
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah.
menurut American National Standards Institute (1977) mengemukakan bahwa abstrak yang
baik akan memungkinkan pembaca menemukan secara cepat dan akurat untuk
mengidentifikasikan materi inti dari sebuah dokumen yang terkait dengan kebutuhan mereka.
berkaitan dengan penulisan abstrak untuk karya ilmiah, sebuah abstrak harus menyajikan
rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah. hal ini dikemukakan juga
oleh Day (1993) yang menyatakan bahwa abstrak karya ilmiah harus memaparkan:
1. Tujuan utama dan ruang lingkup penelitian,
2. Bahan dan metode yang digunakan,
3. Memberikan ringkasan penelitian,
4. Simpulan untuk hal-hal yang mendasar.
Sementara Weisberg & Buker (1990) menyebutkan bahwa abstrak laporan penelitian yang
intinya terdiri dari 5 hal penting yaitu:
(1) Latar belakang,
(2) Tujuan,
(3) Pendekatan atau metode,
(4) Hasil,
(5) Simpulan
( Wardani, I.G.A.K. (2008). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.)
Abstrak sebagai ringkasan singkat (short summary) menunjukkan bahwa abstrak memiliki
kesamaan tetapi juga berbeda dengan ringkasan (summary). Kedua-duanya memberikan
informasi kepada pembaca tentang isi suatu naskah (buku, skripsi, tesis, disertasi, atau
makalah). Dilihat dari panjang atau jumlah katanya, abstrak lebih singkat yang berarti
informasi yang diberikan melalui abstrak lebih sedikit dibandingkan dengan ringkasan.
Perbedaan ini jelas terlihat dari penyajiannya; abstrak terdiri atas satu paragraf dengan jumlah
sekitar 200 kata, sedangkan ringkasan terdiri atas beberapa paragraf yang panjangnya antara
10 – 25% dari naskah aslinya. Ringkasan mendiskripsikan gagasan-gagasan yang ada dalam
naskah dengan susunan dan alur berpikir seperti dalam naskah aslinya. Dengan membaca
ringkasan, pembaca mungkin merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup tentang isi
naskah tanpa harus membaca keseluruhan isi naskah, kecuali untuk gagasan/bagian tertentu
yang dianggap perlu didalami lebih lanjut. Sedangkan abstrak tidak memberikan isi gagasan
yang lengkap serta tidak mengikuti sistematika dalam naskah aslinya tetapi secara singkat
memberikan pokok-pokok gagasan yang dibicarakan dalam naskah aslinya. (http://Bp .
Sitepu 2010.com)

Panjang abstrak maxsimum 150-200 kata dan dilengkapi dengn kata kunci
(http//www.si.unicom.ac.id )
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan yang intinya bahwa abstrak adalah
suatu bentuk ringkasan yang lengkap dan jelas mengenai isi sebuah karangan ilmiah yang
disertai kata kunci agar memudahkan pembaca untuk menemukan dan mengetahui gambaran
umum isi yang terkandung dalam tulisan tersebut, sehingga seorang pembaca dapat
menentukan apakah bacaannya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau tidak.

Jenis Abstrak
menurut day (1993) abstrak yang dikenal dalam penulisan sebuah karya setidaknya ada 2
jenis , yaitu abstrak informatif dan abstrak deskriptif.

a. Abstrak informatif
Abstrak yang bersifat informatif memberikan penjelasan tentang latar belakang masalah,
masalah, pendekatan/metode, hasil, dan kesimpulan isi tulisan. Pada umumnya abstrak
informatif dirancang untuk merangkum sebuah karya ilmiah yang harus memaparakan
permasalahan,, metode penelitian, data utama atau hasil penelitian, dan kesimpulan (Day
dalam Wardani, 2008 : 7 3.40) sesuai dengan isinya, abstrak informatif sesuai sering kali
mampu menggantikan kebutuhan pembaca untuk membaca karya ilmiah secara utuh.
b. Abstrak deskriptif
Abstrak deskriptif hanya menggambarkan tujuan dan ruang lingkup isi tulisan tetapi tidak
menyebutkan hasil dan kesimpulan isi tulisan. Abstrak deskruptif pada umumnya dirancang
untuk menunjukan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah yang mempermudah calon
pembaca untuk memutuskan apakah mereka akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak.
Pada dasarnya, dalam membuat abstrak sebuah karangan ilmiah yang berupa makalah kita
dapat menggunakan abstrak informatif, karena dengan menuliskannya secara lengkap dan
ringkas sebuah karya ilmiah dalam sebuah abstrak yang harus memaparkan permasalahan,
metode penelitian, dan kesimpulan ini dapat membantu pembaca dan menjadikan makalah
tersebut lebih menarik lagi. (http://Bp . Sitepu 2010.com)
Abstrak ini tidak bisa menggantikan karya ilmiah yang utuh. oleh karena itu, abstrak jenis ini
biasanya digunakan dalam publikasi berbentuk review materi, laporan seminar, dan biasanya
berguna bagi pustakawan dalam memperluas koleksinya. ( Dalman. (2012. Keterampilan
Menulis. Jakarta: Rajawali pers.)

Kegunaan Abstrak
Abstrak merupakan karya ilmiah yang diterbitkan secara bersama-sama dengan
naskah aslinya. Berdasarkan bentuk penulisannya, abstrak memiliki kegunaan fungsi di
dalam sebuah karangan ilmiah. Apabila abstrak diterbitkan bersama-sama dengan aslinya,
maka abstrak dap[at berfungsi sebagai heading atau petunjuk depan bagi pembaca. (wardani,
2008:3.41). Dengan membaca abstrak terlebih dahulu, pembaca dapat mengetahui secara
keseluruhan gambaran isi yang terdapat didalam tulisan tersebut. Kemudian pembaca dapat
mengambil keputusan apakah ia perlu membacanya atau tidak. Kegunaan lain menurutbeliau
adalah dengan membaca abstrak, pembaca dapat mengetahui secara cepat perkembangan
ilmu dalam bidang tertentu yang ingin diketahui secara garis besar. Artinya, tulisan abstrak
dalam suatu karangan ilmiah sangat bergunauntuk membantu para pembaca dalam
menentukan jenis karangan mana yang sesuai dengan kebutuhan yang pembaca inginkan.
Contoh tulisan abstrak:
Judul tulisan : Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar
Matematika dengan Mengontrol Sikap Siswa (Eksperimen pada Siswa Kelas I SMU Negeri
DKI Jakarta) oleh Baso Intang Sappaile.

Abstrak

Mengingat pentingnya matematika, maka sangat diharapkan siswa sekolah menengah


untuk menguasai pelajaran matematika SMU. Karena di samping matematika sebagai sarana
berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa, juga untuk mengembngkan kemampuan
berpikir logiknya. Matematika juga diperlukan untuk menunjanng keberhasilan belajar siswa
dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk itu diperlukan metode
mengajar berlandaskan permasalahan yang merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk
mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi, membeantu siswa memproses informasi
yang telah dimilikinya, dan siswa membangun sendiri pengetahuannya tentang dunia sosial
dan fisik di sekelilingnya. Untuk mengukur proses hasil belajar mengajar diperlukan tes
pilihan ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode mengajar mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa yang tergatung pada ragam tes, setelah
mengurangi pengaruh linear sikap siswa terhadap matematika.
Kata kunci: Metode mengajar, Ragam Tes, Hasil belajar matematika siswa dan Sikap siswa
terhadap matematika. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Desember 2006. Edisi Khusus;
hlm 1)

2. RINGKASAN
Ringkasan merupakan sekumpulan berbagai informasi untuk mempermudah pemahaman.
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong
atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang
panjang dalam bentuk singkat.
Langkah-Langkah Menulis Ringkasan
1. Bacalah bahan pelajaran secara ringkas. Dalam hal ini kita perlu memperoleh gambaran isi
materi secara garis besar.
2. Membaca uraian materi secara cermat. Dalam hal ini dituntut untuk mengetahui dan
menemukan gagasan utama pada setiap paragraf.
3. Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama.
4. Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan dari
gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami.
5. Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema.

Tujuan Ringkasan
Setiap orang dalam membuat suatu ringkasan tentu mempunyai tujuannya masing-
masing sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa tokoh mengemukakan tujuan dari meringkas
itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Gorys Keraf (Olivia, 2009: 29) yaitu :
Membuat ringkasan dapat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta
penghematan kata. Latihan membuat ringkasan, menurut dia, akan mempertajam daya kreasi
dan konsentrasi si penulis ringkasan tersebut. Penulis ringkasan dapat memahami dan
mengetahui dengan mudah isi karangan aslinya, baik dalam penyusunan karangan, cara
penyampaian gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, cara pemecahan suatu
masalah, dan lain sebagainya.
H. Penyajian dan Pertanggungjawaban Hasil Data Penelitian

keberhasilan suatu penelitian juga ditentukan dengan cara menyajikan dan


mempertahankan hasil penelitian di hadapan penguji, reviewer, atau peserta seminar. Jika
laporan hasil penelitian itu diujikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
a. Waktu penyajian biasanya antara 10-25 menit.
b. Materi yang disajikanadalah permasalahan (dan rumusan masalah), teori yang
digunakan, metode penelitian, dan temuan (hasil) penelitian.
c. Ketika menyajiakn, anda jangan membaca abstrak/ringkasan, tetapi harus menjelaskan
materi yang disebutkan di atas.
d. Dalam penyajian, sebaiknya anda menggunakan media seperti OHP, power point
(laptop-infocus), dan sebagainya.
e. Dalam menyajikan, perlihatkanlah bahwa anda memang yakin dengan
ucapan/penjelasan anda.
f. Dalam pengujian (mempertahankan hasil penelitian), tunjuk-kanlah bahwa anda
memang memahami dan menguasai topik penelitian anda. Jawablah pertanyaa penguji
dengan penjelasan yang logis dan didukung dengan data.
g. Jika ada masukan atau saran dari penguji, tunjukkanlah bahwa anda menerima masukan
atau saran itu secara positif untuk kesempurnaan laporan penelitian tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

2. Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal dan lugas
dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit
dan struktur paragraf yang runtut.

3. Asas-asas penyusunan gagasan dalam karya ilmiah meliputi kejelasan, ketepatan dan
keringkasan.

4. Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak (lay out) yang berkaitan dengan segi
keindahan dan estetika naskah. Dalam hal ini dikemukakan secara ringkas mengenai masalah
kertas pola ukuran dan penomoran.

5. Aspek-aspek penalaran dalam karya ilmiah meliputi aspek keterikatan, urutan, argumentasi,
teknik penyusunan dan aspek bahasa.

6. Penalaran deduktif merupakan proses berfikir dari pernyataan yang umum menuju
pernyataan yang khusus. Sedangkan penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif yaitu dari hal yang khusus menuju ke hal yang umum.

B. Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan
saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ermanto dan Emidar. 2016. Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Depok:


Rajawali Pers

Dalman. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Fauzi, Asep. “Penulisan Karya Ilmiah”. (http://asep-fauzi.blogspot.com/2011/12/makalah-


tentang-penulisan-karya-ilmiah.html, diakses tanggal 20 November 2014).

Hartono. Bagaimana Menulis Tesis. Malang: UMM Press, 2009.

Mujianto, Gigit. Bahasa Indonesia. Malang: UMM Press, 2010.

Nurita. “Konsep Penalaran Ilmiah dalam Penulisan Ilmiah”. (http://nurii-


thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html, diakses tanggal
18 November 2014).

Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2009.

Revisi, Tim. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Kediri: Stain Press, 2009.

Soeseno, Slamet. Teknik Penulisan Imliah Populer. Jakarta: Gramedia, 1984.

Anda mungkin juga menyukai