Tugas Filsafat Pancasila
Tugas Filsafat Pancasila
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Negara Indonesia bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa, dan
masyarakat merasa berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, oleh sebab itu
tarik menarik antar kewjaiban dan hak tersebt seharusnya dapat dijadikan modal yang
kuat. Oleh sebab itu pendidikan merupakn solusi dalam menjelaskan dan
memposisikan antara hak masyarakat dan kewajiban negara dalam pendidikan.
Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia jelas dikelola dan
dilindungi oleh negara. Filsafat sebagai induknya ilmu pengetahuan banyak
memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan. Filsafat sebagai salah satu asas
dalam penyelenggaraan pendidikan di Indionesia yang menjiwai seluruh proses
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran melalui pancasila sebagai falsafah bangsa
dan negara sebagai landasan filosofisnya. Landsan filosofis akan memberikan
kekuatan, untuk menjawab permasalahan-permasalahan pendidikan yang timbul
dalam pelaksanaannya. Itulah sebabnya lahirlah filsafat pendidikan sebagai jawaban
atas persoalan-persoalan pendidikan yang menjiwai secara utuh dalam
pelaksanaannya. Untuk lebih jelas mengenai posisi, letak dan peran filsafat
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, maka paper ini akan
mencoba menjelaskannya secara keseluruhan.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian filsafat pendidikan?
2. Urgensi filsafat terhadap pendidikan di Indonesia?
3. Penjelasan pancasila sebagai filsafat pendidikan atau filsafat pancasila?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Setelah membahas secara dalam dan luas mengenai filsafat dan pendidikan
secara terpisah, maka pada bagian ini akan dibahas mengenai filsafat pendidikan itu
secara utuh, sehingga menghasilkan sebuah konsep yang jelas mengenai hakikat
filsafat pendidikan.
Kita menyadari bahwa semua aspek kehidupan ini mulai dari alam, ekonomi,
politik, sosial, budaya diilhami dan berpedoman pada ajaran-ajaran filsafat.
Pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan jelas juga berpdoman dan berasal dari
filsafat, agar pendidikan dapat berkembang secara terus menerus maka filsafat adalah
kuncinya.
Manusia sebagi pribadi ataupun sebagi masyarakat, sebagi bangsa dan negara
hidup dalam sosio budayanya. Aktivitas untuk mewariskan dan mengembangkan
sosio-budaya itu terutama melalui pendidikan. Untuk menjamin agar pendidikan itu
benar prosesanya secara efektif dan efisien maka dibutuhkan landasan-landasan yang
kuat pula, itulah yang dinamakan dengan landasan filosofis dan landsan ilmiah
sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan. Karena pendidikan
sebagi usaha pembudyaan kehidupan manusia, sehingga pendidikan bukanlah sekedar
usaha yang spekulatif tanpa perkiraan. Nmun sesungguhnya pendidikan harus secara
fundamental didasarkan atas asas-asa filosofis dan ilmiah yang menjamin pencapian
tujuan yakni meningkatkan perkembangan sosio-budaya bahkan harkat dan martabat
bangsa1.
1
Muhammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan Dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,
(Malang:, 1984), hlm 39.
2
menjadi dasar dari filsafat umumdalam upaya memecahkan persoalan pendidikan
secara praktis.
2
Zaprulkhan, Filsafat Umum...., hlm 303
3
mendasarkan diri pada ideal moral untuk mendidik para individu yang berkarakter,
mandiri dan mampu mengendalikan dirinya.
4
Oleh sebab itu pada lapis politik ini pendidikan diharapkan akan
memungkinkan terlaksananya tiga unsur integrasi yaitu3:
a) Integrasi budaya budaya bangsa sebagai kesatuan politik
b) Integrasi sosial karena berkat pendidikan sesorang bisa sukses di
masyarakat
c) Integrasi subjektif yang mendefinisikan nilai-nilai moral yang
memungkinkan setiap individu bisa mandiri sebagi makhluk sosial.
Kebutuhan dasar belajar itu meliputi baik sarana belajar yang pokok
(membaca/menulis, kemampuan berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah)
maupun isinya (pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap) yang diperlukan manusia
agar bisa bertahan, untuk bisa mengembangkan kemampuan-kemampuan secara
penuh, hidup dan bekerja sesuai dengan martabatnya, ambil bagian secara penuh
dalam pembangunan, meningkatkan kualitas hidup mereka, memperoleh informasi
untuk kepuusan-keputusan mereka dan selalu belajar dan bekelanjutan.
Filsafat adalh induknya semua ilmu pengetahuan, dengan sudut pandang yang
komprehensif yang disebut dengan hakikat. Artinya filsafat memandang setiap objek
dari segi hakikatnya. Sedangkan pendidikan adalah suatu bidang ilmu pengetahuan
yang tujuan utamanya adalah mengembangkan potensi individu sehingga
mewujudkan pribadi yang matang bukan hanya dari sisi akademis juga sisi mentalitas
3
Zaprulkhan, Filsafat Umum...., hlm 307
5
yang mampu mandiri dan mengendaikan diri. Jadi jelaslah bahwa filsafat pendidikan
memandang persoalan sentral berupa hakikat pematangan manusia. Tradisi filsafat
adalah selalu berpikir dialektis dari tingkat metafisis, teoritis, sampai pada tingkat
praktis. Tingkat metafisis disebut aspek ontologi, tingkat teoritis disebut epistimologi,
dan tingkat praktis disebut aspek aksiologi.
Ketiga taraf sistem pendidikan tersebut saling berhubungan antara satu aspek
dengan yang lainnya secara kausalistik. Aspek ontologi mendasari aspek
epistimologi, dan aspek epistimologi memberikan jalan atau metode kepada aspek
aksiologi yang menhasilkan produk dari pendidikan, yaitu individu yang matang dan
dewasa dalam kepribadiannya.
4
Chaedar Al wasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2008)
6
diharapkan kehidupan masyarakat bisa meliputi nilai-nilai kejujuran, kebenaran,
kearifan loka, spritual keagamaan dalam bingkai pancasila dan UUD 1945. Dengan
demikian maka sudah bisa dipastikan pendidikan di Indonesia akan menjadi sebuah
model pendidikan yang khas dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia itu
sendiri.
Pancasila adalah dasar negara bangsa Indonesia yang memiliki fungsi dalam
hidupan dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia tidak saja sebagai dasar negara
RI, tetapi juga alat untuk mempersatukan bangsa, kepribadian bangsa, pandangan
hidupa bangsa, sumber dari segala sumber hukum positif dan sumber ilmu
pengetahuan di Indonesia5.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terkandung dalam konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicitta-citakan, terkandung dasar pikiran terdalam dan
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena Pancasila
seabagi pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat Indonesia maka pandangan hdupa tersebut dijunjung tingg
karena pandangan hidupa Pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup
masyarakt. Dengan demikian pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang
bhineka tunggal ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak
boleh mematikan kenekaragaman.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia didasarkan atas prinsip
konstitusionlisme. Sebuah konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme
negara modern pada proses reformasiuntuk mewujudkan demokrasi, pada umumnya
bersandar pada tiga elemen kesepakatan, yaitu :
a) keseakatan tentang tujuan dan cita-cita bersama
5
buku Pengantar Pendidikan, (Jakarta:UT, 2011)
7
b) Kesepakatan tentang landasan pemerintahan atau penyelenggaraan
pemerintahan negara
c) Kesepakatan tentang bentuk insitusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Dalam sudut pandang Pancasila sebagai jati diri bangsa yang akan
mencerminkan visi dan landasan filsafat pendidikannya, dapat terlebih dahulu
dinyatakan bahwa proses terjadinya Pancasila tidak seperti ideoleogi-ideologi
lannnnya yang hanya merupakan hasil pemikiran seseorang
6
Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat, (Jambi: Gramedia, 2010)
8
Pancasila terdiri dari sila-sila yang mempunyai awalan dan juga kahiran, yang dalam
tata bahasa membuat abstrak; dari kata dasarnya yang artinya meliputi hal yang
jumlahnya tidak terbatas dan tidak berubah, terlepas darii keadaan, tempat , dan
waktu. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjiwai sistem
pendidikan nasional tidak bisa dipisahkan denga kenyataan yang ada, karena
pendidikan nasional itu dasarnya adalah Pancasila dan UUD 1945, sehingga hal ini
menjadi bentuk kesatuan yang utuh.
Hal inilah yang kemudian secara konsisten harus masuk didalam tujuan dari
sistem pendidikan nasional yang disebutkan untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sila pertama Pancasila ini menjiwai sila-sila yang lainnya Di dalam sistem
pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dengan sila pertama ini, maka hasil
proses pendidikan diharapkan dapat menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang juga merupakan bagiandari sistem pendidikan nasional. Hal ini
karena sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk menjadikan manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karenanya dalam
lingkungan yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung, yaitu di keluarga,
sekolah dan di masyakat ditanamkan nilai-nilai keagamaan dan Pancasila7.
7
Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011)
9
Dalam aspek praksis maka dikembangka sejumlah mata pelajaran yang
menunjang pencapaian tujuan pada bagian ini yaitu melalui pelajaran Agama serta
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata pelajaran ini harus mampu
tercerminkan dari sikap anak didik yang harus memiliki kepercayaan kepada Tuhan,
menghormati antar pemeluk agama, yang semuanya harus tercermin dalam kehidupan
sehari-hari
Manusia yang ada di bumi ini memiliki harkat dan matabat yang sama yang
diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan fitrahnya sebagai hamba Allah
Oleh karenanya pendidikan tidak membedakan usia, agama dan tingkat sosial budaya
dalam menuntut ilmu8. Setiap manusia memiliki kebebasan dalam menuntut ilmu,
mendapat perlakuan yang sama, kecuali tingkat ketakwaan seseorang. Dan oleh
karena yang dibangun adalah masyarakat Pancasila, maka pendidikan harus dijiwai
Pancasila sehingga akan melahirkan masyarakat yang susila, bertanggung jawab, adil
dan makmur baik spiritual maupun material,
8
Filsafat Pendidikan Dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,(perpustakaan umum,2008)
9
UUD 1945 pasal 31 ayat 1.
10
d). Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan /Perwakilan
Sila keempat mencerminkan semangat demokrasi yang selalu hadir dan
mewarnai kehidupan masyarakat di Indonesia. Banyak sekali praktek-praktek hidup
masyarakat yang menjadikan musyawarah sebagai intisari demokrasi yang dapat
ditemukan hingga saat ini, karena iniah ciri hidup masyarakat Indonesia.10
Dalam aspek pendidikan , demokrasi sangat relevan untuk terus
dikembangkan dan mencerminkan prinsip –prinsip dalam pendidikan yang
mengajarkan tentang penghargaan atas pendapat dan pikiran orang lain. Selain itu
sangat sejalan dengan UUD 145 pasal 28 yang secara jelas berkaitan dengan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Oleh
karenanya dalam menyusun tujuan pendidikan, diperlukan ide-ide dari banyak orang
demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
10
Soetrisno, Filsafat Ilmu Dan Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Andi, 2009)
11
secara layak, serta tidak ada diskriminasi-diskriminasi apapun dalam bidang
pendidikan yang telah menjadi hak warga negara ini
Pribadi manusia adaalah subjek yang seara potensial dan aktif berkesadaran
tahu atas eksistensi diri, dunia, bahkan juga sadar dan tahu bla di suatu ruang dan
waktu “tidak ada” apa-apa (kecuali ruang dan waktu itu sendiri
Manusia memiliki potensi atau basis yang daat dikembangkan. Pancasila
adalah ilu yang dperoleh melalui perjuangan yang sesuai dengan logika. Dengan
memiliki ilmu moral , diharapkan tidak ada segala bentuk kekerasan dan
12
kesewenang-wenangan manusia terhadap lainnya. Tingkat kedalaman pengetahuan
merupakan perwujudan dari potensi rasio dan intelegensi yang tinggi. Proses
pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan secara tehnis edukatif lebh
sederhana. Tidak boleh ada monopoli kebenaran. Nilai pengetahuan dalam pribadi telah
menjadi kualitas dan martabat kepribadian subjek pribadi yang bersangkuta, baik secara
intrinsik, dan bahkan lebih-lebih secara praktis.11
11
Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009)
13
e.) Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Semua proses pendidikan dan tujua pendidikan harus diarahkan pada
tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan menjadi rujukan penting
untuk diwujudkan. Pendidikan yang dikembangkan dapatt berusmber dari pendidikan
yang bersifat informal, formal maupun non formal.
14
pendidikan harus memastikan bidang-bidang yang berkaiatan dengan keagamaan
masuk didalamnya12.
b.) Sila ke dua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Keadaaan yang penuh kedamaian, kerukunan merupakan kunci keberhasilan
dalam mewujudkan harkat dan martabat manusia yang sesungguhnya. Keberadaban
hanya bisa dibangun ketika suasana persaudaraan tumbuh dalam lingkungan manusia.
Pendidikan dalam hal ini harus mampu mendorong semangat kedamaian, kerukunan
dan persaudaraan untuk dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, sebab hal ini merupakan nilai luhur yang dicita-citakan
c.) Sila ke tiga, Persatuan Indonesia
Kerukunan adalah dasar dari nilai persatuan sehingga pendidikan dalam
semua level atau tingkatan harus bisa dan mampu menumbuhkembangkan jiwa
kerukunan, sebab kerukunan adalah salah satu dari jiwa Pancasila. Kerukunan juga
mengandaikan semangat rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar yaitu
persatuan masyarakat. Pendidikan harus diarahkan untuk memantabkan perasaan
akan pentingnya persatuan dalam menjadi kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.) Sila ke empat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Pendidikan harus mampu mewujudkan semangat demokrasi yang egaliter
sebagai sebuah prinsip yang penting dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kesediaan orang lain untuk mendengarkan pendapat orang lain
serta menghargainya merupakan cita-cta yang harus diwujudkan melalui pendidikan.
Tanpa semangat dari nilai ini maka pendidikan akan kehilangan roh yang sesungguhnya.
Sebab kebebasan dalam pendidikanlah yang akan mampu memberikan pembebasan bagi
manusia untuk bisa memahami siapa dirinya dan harus dengan cara yang bagaiaman ia
12
Buku Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012)
15
menempatkan orang lain. Nilia dasar inilah yang menjadi roh dari Pancasila yang harus
ada dalam sistem pendidikan nasional Indonesia
e.) Sila ke lima, Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Adil berarti seimbang antara hak dan kewajiban. Dalam hal ini ini, dalam segi
pendidikan, adil itu seimbang antara ilmu yang berkaiatan dengan pembentukan
ketakwaan manusia dengan ilmu yang berorientasi pada penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Mengembangkan perbuatan luuhur, menghormati hak orang lain, suka
memberi pertolongan, bersikap benar, mengharga hasil karya orang lain merupakan
nilai-nilai yang harsu terus dihidupkan.
Dengan demikian, filsafat Pendidikan Pancasila adalah tuntutan formal yang
fungsional dari kedudukan dan fungsi dasar negara Pancasila sebagai sistem kenegaraan
Republik Indonesia Kesadaran memiliki dan mewarisi sistem kenegaraan Pancasila
adalah dasar pengamalan dan pelesariannya, sedangkan jaminan utamanya adalah subjek
manusia Indonesia seutuhnya. Subjek manusia Indonesia tersebut terbina melalui sistem
pendidikan nasional yang dijiwai oleh filsafat pendidikan Pancasila
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah mencari konsep-konsep yang dapat menyelaraskan
gejala yang berbeda-beda dalam pendidikan dan suatu rencana menyeluruh,
menjelasakan istilah-istilah pendidikan, mengajukan prinsip-prinsip atau asumsi-
asumsi dasar tempat tegaknya pernyataan-pernyataan khusus mengenai pendidikan
dan menyingkapkan klasifikasi-klasifikasi yang berhubungan antara pendidikan dan
bidang-bidang kepribadian manusia.
Filsafat pendidikan akan menjiwai seluruh pelaksanaan pendidikan di
Indonesia, terutama menyangkut falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan
UUD 1945. Oleh sebab itu penyelenggraan pendidikan di Indonesia tetap akan
berlandaskan pada kedua hal tersebut. Dan filsafat pendidikan lahir untuk menjawab
permasalahan-permasalahan pendidikan yang timbul dalam pelaksanaannya baik
menyangkut desain kurikulum, pembelajaran, penyampaian guru. Semua itu menjadi
bagian yang tidak terpisahkan bagi pelaksanaan pendidikan terkhusus di Indonesia.
B. Saran
Sekedar saran kepada seluruh penyelenggara pendidikan di Indonesia, maka
sudah sepatutnyalah, nilai-nilai falsafah negara yaitu pancasila dan UUD 1945 yang
dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, karena
memang filosofis terdalam bangsa indonesia adalah kedua falsafah tersebut.
17
DAFTAR FUSTAKA
Chaedar Al wasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, (Bandung: Rosda
Karya, 2008)
buku Pengantar Pendidikan, (Jakarta:UT, 2011)
Haryatmoko, filsafat pendidikan , (Jambi: Gramedia Pustaka, 2010)
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (bandung: Gramedia, 2008)
Muhammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan Dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila, (perpustakaan umum:2009)
Soetrisno, Filsafat Ilmu Dan Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Andi,
2007)
Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009)
Buku Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012)
18