Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum

IDENTIFIKASI LICE (KUTU) BERDASARKAN MORFOLOGI

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Parasitologi II

Dosen : Yati Supriati, S.Pd. M.Si.

Disusun oleh kelompok 8 :

Rahma Vildhya Aeni (1611E1056)

Sarah Altatiana (1611E10

Sri Wahyuni (1611E1085)

D3B Analis Kesehatan

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG


Jl. Padasuka Atas No.233 Bandung 40192
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil-‘aalamiin. Segala puja dan puji hanya kepada Allah Swt. atas segala
nikmat yang selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya, baik nikmat yang tanpa diminta maupun
yang dengan sengaja diminta dari-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Identifikasi Lice berdasarkan morfologi “

Sholawat serta salam semoga senantiasa dianugerahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjalan di atas ajaran Allah dan
sunnah Nabi hingga hari akhir.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang menulis yang sangat
diperlukan dalam aspek kegiatan belajar mengajar dan juga merupakan salah satu tugas
Parasitologi II. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan.

Bandung, 7 Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4
1. Latar belakang ............................................................................................................................... 4
2. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 6
1. Judul : Identifikasi Lice berdasarkan morfologi ........................................................................... 6
2. Hari/Tanggal ................................................................................................................................. 6
3. Landasan Teori.............................................................................................................................. 6
3.1 Pediculus humanus varietas capitis (Kutu kepala) ................................................................ 7
3.2 Pediculus humanus varietas corporis (kutu badan) ............................................................. 11
3.3 Phtirus pubis (Kutu kemaluan) ........................................................................................... 13
4. Alat dan bahan ............................................................................................................................ 16
5. Cara kerja .................................................................................................................................... 16
6. Hasil pengamatan ........................................................................................................................ 17
7. Pembahasan................................................................................................................................. 20
8. Bahan Diskusi ............................................................................................................................. 23
BAB III ....................................................................................................................................................... 24
PENUTUP .............................................................................................................................................. 24
1. Kesimpulan ................................................................................................................................. 24
BAB VI ....................................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Perjuangan manusia melawan gangguan serangga(Arthropoda pengganggu) sudah
dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian serangga menyerang manusia
dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak
langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan
caranya “nimbrung”/ menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisik
pada inangnya. Beberapa jenis serangga diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal,
caplak, tungau dan lain-lain.
Kutu termasuk dari ordo phithiraptera, yang ditandai dengan tubuh yang pipih
dorsoventral, tidak bersayap dan bagian tubuh terdiri dari kepala, toraks dan abdomen.
Ordo Phithiraptera mempunyai empat sub ordo yaitu subordo Amblycera dan subordo
ischnocera yang merupakan kelompok kutu penggigit (tidak menghisap darah) dan
umumnya ditemui pada hewan. Selain itu subordo Rhynchophthirina dan subordo
Anoplura merupakan kutu penggigit sekaligus penghisap darah. Dari keempat subordo itu
Anoplura merupakan subordo yang mempunyai peranan yang penting dan berpengaruh
bagi kesehatan dengan spesiesnya antara lain Pediculus humanus capitis (kutu kepala),
pediculus humanus corporis (kutu badan),phthirus humanus pubis (kutu kemaluan).
Pedikulosis ialah infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan oleh
pedikulus (termasuk family pediculidae), selain menyerang manusia, penyakit ini juga
menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan pediculus
animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia
untuk dapat mempertahankan hidup.

4
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini ialah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui semua yang berkaaitan dengan Pedukulosis, baik dari klasifikasi,
morfologi, siklus hidup,epidemiologi, hospes, penyakit yang disebabkan, gejala
penyakit, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya.
 Untuk meningkatkan pengetahuan kami, baik dari cara penulisan Karya Ilmiah, juga
dari isi yang terkandung dari makalah ini.
 Untuk dijadikan langkah pengendalian atau pencegahan dari serangan parasit ini.
 Untuk memenuhi tugas kuliah Parasitologi

5
BAB II

PEMBAHASAN

“LAPORAN PRAKTIKUM”

1. Judul : Identifikasi Lice berdasarkan morfologi

2. Hari/Tanggal

3. Landasan Teori

Gambar 1 :A. kutu kepala, B.kutu badan, C. kutu kemaluan

TAXONOMI
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Phthiraptera
Sub ordo : Anoplura
Family : Pediculidae
Genus : Pediculus
Spesies : Pediculus humanus varietas capitis (Kutu kepala)
Pediculus humanus varietas corporis (Kutu badan)

6
3.1 Pediculus humanus varietas capitis (Kutu kepala)

Gambar 2 : Pediculus humanus varietas capitis


 Morfologi

Gambar 3 : perbedaan kutu jantan dan betina

7
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”.
Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf
“V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian
dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama
melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir.
Telur :Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut “nits”. Telur
memiliki perekat yang disebut cement.Bentuknya lonjong dan memiliki perekat,
sehingga dapat melekat erat pada rambut. Pada stadium nimfa tumbuh dan bertukar
kulit (molting) 3 x dalam wlaktu 3-9 hari menjadi nimfa instar satu, dua, tiga dan
berubah menjadi kutu dewasa dengan ukuran maksimal 4,5 mm. Kutu jantan maupun
betina menghisap darah inang setiap saat sejak stadium nimfa hingga dewasa.

 Siklus Hidup
Kutu bereproduksi secara seksual, dengan fertilisasi internal. Umumnya bersifat
diesis (ada jantan dan ada betina). Kutu betina akan menghasilkan telur 6-10 per
hari.Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu kurang lebih seminggusesudah
dikeluarkan oleh induk kutu rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa
akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup
makanan kutu rambut dewasa dapat hidup 19 hari lamanya.

 Hospes dari (Pediculus Humanus Capitis)


Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat yang
disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering menggigit pada
bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan menyebabkan iritasi pada kulit yang
disebabkan oleh air liur yang dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita.
Tiap manusia memiliki kepekaan yang berlainan. Lesi kutan yang ditimbulkan
oleh gigitan Pediculus humanus capitismemberikan reaksi yang sangat gatal. Menggaruk
besar menambah peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri terbentuklah pustel

8
crusta dan proses penanahan. Rasa gatal merupakan gejala pertama dan yang paling
penting, tanda bekas garukan merupakan tanda yang khas.
Kutu rambut kepala hidup berkembang biak pada rambut kepala lebih suka
pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia
yang tidak menjaga kebersihan rambut kepala.
Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari
satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan
perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi
dan lain-lainnya. Sangat banyak ditemukan diantara anak sekolah terutama gadis-gadis
yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.

 Nama Penyakit yang disebabkan oleh (Pediculus Humanus Capitis)


Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut
pediculus humanus capitis pada kulit kepala. (Brunner & Suddarth)
Tuma betina akan meletakkan telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan
melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur ini akan menetas
menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo
2 minggu.

a) Cara penularan
Melalui perantara benda:
o Pakaian
o Sisir
o Sikat yang dipakai bersama
o Wig
o Topi
o Perangkat tempat tidur yang terinfeksi

b) Pathogenesis

9
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan
rasa gatal. Gatal tersebut timbul karenapengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang
dimasukkan kedalam kulit waktu menghisap darah.

c) Gejala klinis
o tuma paling sering ditemukan di sepanjang bagian posterior kepala dan di
belakang telinga.
o Telur tuma ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang
berbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.
o Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang
dilakukan untuk menghiulangkan gatal seringkali menimbulkan infeksi bakteri
sekunder seperti impetigo serta furunkulosis.
o Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang yang berambut
panjang.

d) Pengobatan
 Menurut kepustakaan, pengobatan terbaik ialah secara topical dengan
malathion 0,5 % atau 1 dalam bentuk losio atau spray
caranya: malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian
dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan
harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang
halus dan rapat (serit. Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu
kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur. Obat tersebut sulit didapat
 Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif adalah krim
gama benzene heksaklorida (gameksan=gammexan) 1 %. Cara
pemakaiannya adalah: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian
dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika
masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.
· Obat lain adalah zil benzoate 25 %, dipakai dengan cara yang sama.
 ·Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur,
infeksi sekunder dionati dulu dengan antibiotic sistemik dan topical. Dan

10
kemudian disusul dengan pemberian oabat dia atas dalambentuk shampoo.
Hygiene merupakan syarat agar tidak terjadi residif.

3.2 Pediculus humanus varietas corporis (kutu badan)

 Definisi
Infestasi kutu pedikulosis humanus korporis pada badan. (Ronny P Handoko)

 Etiologi
Pediculus humanus varietas corporis mempunyai jenis kelamin, yakni jantan dan
betina, yang betina berukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah
panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini
sama dengan yang ditremukan pada kepala.

 Epidemiologi
Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hygiene
yang buruk, misalnya penggembala,disebabkan mereka jarang mandi atau jarang
mengganti dan mencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering disebut penyakit
vagabond. Hal ini disebabkan karena kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat
kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap
darah. Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah
beriklim dingin karena orang memakai baju tebal serta jarang dicuci

 Cara penularan
o Melalui pakaian
o Pada orng yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat padarambut
tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.

 Pathogenesis

11
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa
gatal. Rasa gatal ini diebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu
menghisap darah.

 Gejala klinis
o Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada badan,
karena gatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif.
o Kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening
regional.

 Pengobatan
o Krim gameksan 1 % yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam,
setelah itu penderita disuruh mandi. Jika masih belum sembuh diulangi 4 hari
kemudian.
o Obat lain adalah emulsi benzyl benzoate 25 % dan bubukn malathion 2 %.
o Pakaian agar direbus atau disetrika, maksudnya untuk membunuh telur atau kutu.
Jika terdapat infeksi sekunder diobati dengan antibiotic secara sistemik dan
topical.

12
3.3 Phtirus pubis (Kutu kemaluan)

Gambar 4 : Phtirus pubis

TAXONOMI
Kindom : animalia
Pilum : arthtropoda
Class : insecta
Order : phthiraptera
Suborder : anoplura
Family : pthiridae
Genus : pthirus
Species : Phtirus pubis

13
 Morfologi
a. Kepala :
o terdapat sepasang antenna
o Sepasang mata facet
o Haustellum alat mulut

b. Terdiri atas 9 segmen pada p.pubis segmen 3, 4, 5 bersatu


c. Terdapat 6 pasang spirakel yang bermuara pada pleuralplate pada
masing-masing segmen (Pediculussp.)
d. Betina terdapat gonopoda, ujung posterior simetris
e. Jantan terdapat adeagus, ujung posterior asimetris
f. Alat kelamin sudah terbentuk sempurna
g. TELUR (NITS)
o Putih jernih, < 1 mm, mempunyai corona (operkulum)
h. NYMPHA
o Ukuran 1-2 mm
o Antena hanya bersegmen 3 buah
o Bentuk hampir sama dengan imago hanya alat kelaminbelum
sempurna
o Telur berkembang menjadi nympha pada hari ke-5

 Siklus hidup
Serangga ini memasukkan mulutnya ke dalam kulitselama beberapa hari untuk
mengisap darah,waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan daritelur hingga
menjadi dewasa sekitar 3-4 minggu.
Dibandingkan dengan kutu lainnya, usia kutukemaluan betina sedikit lebih
pendek (3 minggu)dan menghasilkan telur lebih sedikit per hari (3telur). Telur
menempel pada pangkal batangrambut kemaluan selama sekitar 6 sampai 8
harisebelum menetas

14
 Penyakit yang ditimbulkan
Gejala utamanya adalah gatal, biasanya di daerah jembut. Itu hasil dari sentuhan
liur kutu dengankulit kita, dan (rasa gatal) menjadi semakin kuat pada dua
minggu atau lebih. Kutu Pubicmenyebar melalui keringat saat kontak tubuh atau
seksual. Oleh karena itu, siapa pasangan sekssi pasien dalam waktu 30 hari
sebelumnya harus dievaluasi dan diobati, dan kontak seksual harusdihindari
sampai perawatan berakhir dangan kesembuhan.Gigitan kutu dapat
menimbulkan luka pada kulit yang menjadi jalan masuk bagi organismelainnya
sehingga terdapat hubungan yang kuat antara keberadaan kutu pubic dengan
IMS. Dalamhal ini adalah keharusan bagi pasien untuk mau diperiksa apakah
terjangkit jenis IMS lainnya.Walaupun salah satu bagian tubuh menjadi koloni
kutu ini, mereka tetap lebih menyukai daerahrambut kemaluan dan anal. Pada
pasien laki-laki, kutu dan telur juga dapat ditemukan padarambut di daerah
perut, kumis dan janggut. Sementara pada anak-anak mereka
biasanyaditemukan di bulu mata.Pthirus atau Phthirus pubis (disebut juga Pubic
lice atau kutu Pubic) adalah serangga parasitpenghisap darah yang hidup di kulit
sekitar kelamin manusia. Manusia adalah satu-satunya tuanrumah parasit ini.
Manusia dapat juga penuh dengan kutu tubuh (Pediculus humanus corporis)dan
kutu kepala (Pediculus humanus capitis).
Kutu Pubic biasanya menular melalui hubungan seksual. Penularan dari orang
tua kepada anak lebih mungkin terjadi melalui rute pemakaian handuk, pakaian,
tempat tidur atau closets yangsama secara bergantian. Orang dewasa lebih
sering terkena daripada anak-anak

15
4. Alat dan bahan
 Alat
- Deck glass
- Mikroskop
- Obyek gelas
- Pipet tetes
- Sisir Kutu
- Wadah sampel

 Bahan
- Sampel (kutu)
- Kertas putih
- Formalin 10%
- Entelan

5. Cara kerja
a. Pengambilan Sampel
o Sisir rambut anak perempuan menggunakan sisir serit (sisir kutu) dengan
arah penyisiran ke depan secara berulang-ulang yang bertujuan agar kutu
jatuh ke tempat penampungan ( kertas putih ).
o Kutu yang telah dipilih dimasukkan ke dalam cawan petri.
o Diberikan label pada cawan petri dimana label tersebut nama, tanggal
pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel, tempat pengambilan
sampel, nama pengambil sampel, dan tujuan.

16
b. Pemeriksaan Sampel di Laboratorium

o Ambil sampel lalu masukkan dalam larutan formalin 10% untuk


dimatikan.
o Diambil sampel kemudian diletakkan diatas obyek gelas yang
kering dan bersih.
o Ditutup dengan deck glass kemudian direkatkan dengan entelant.
o Periksa dibawah mikroskop dengan lensa obyektif.

6. Hasil pengamatan

17
18
19
7. Pembahasan
Pediculus humanus varietas capitis atau Kutu rambut kepala hidup dan
berkembang biak pada rambut kepala, lebih suka pada rambut yang kotor,
lembab, dan jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak
menjaga kebersihan rambut kepala. Telurnya terletak pada pangkal rambut yang
sangat dekat dengan kulit kepala. Dalam sehari induk kutu kepala dapat
menghasilkan 6 butir telur.
Kutu rambut (Pediculus humanus varietas capitis) hanya menghisap darah
kepala saja, dan tidak mau darah yang lain, karena pada umumnya kutu
mempunyai ke khasan inang (host specificity) yang tinggi dibandingkan dengan
ektoparasit yang lainnya.
Telur kutu (nits) yang mengkilat dan tembus pandang disekresikan oleh kutu
ke poros rambut manusia. Telur Pediculus humanus varietas capitis keluar dari
cangkangnya. Nimfa tersebut berwarna putih agak transparan, kulit sangat tipis,
setelah keluar dari cangkangnya nimfa Pediculus humanus varietas capitis tidak
langsung bergerak secara aktif, nimfa tersebut akan diam beberapa saat untuk
merenggangkan otot – ototnya. Kemudian setelah benar – benar kuat nimfa akan
mulai bergerak dan mencari makan (menghisap darah). Nimfa tersebut dapat
bertahan tanpa makanan paling lama 7 jam setelah menetas.
Kutu dewasa hidup dan mencari makandi dasar rambut. Ketika kutu
menghisap darah mereka menyuntikan air liur, dan air liur yang terus menerus
keluar inilah yang menyebabkan gatal yang sangant merepotkan terutama pada
malam hari.
Meskipun kutu kepala (Pediculus humanus varietas capitis) memiliki
sepasang sayap, namun kutu kepala tidak dapat terbang, karena sayapnya tidak
difungsikan, hal ini berkaitan lingkungan hidupnya yang aktivitas sehari hari
hanya merangkak dan bergelantungan di rambut.
Suhu optimum bagi kutu kepala adalah 24◦C sampai 37◦C. Apabila kita
keluarkan dari kepala dan kita tempatkan di tempat yang terkena cahaya matahari
secara langsung, Pediculus humanus varietas capitis akan berlari kesana kemari,
hal itu disebabkan karena kutu kepala tidak tahan berada di tempat yang kering

20
dan panas. Pediculus humanus varietas capitis termasuk ektoparasit yang suka
tempat lembab dan hangat.
Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari
satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung seperti
anak – anak yang tidur bersama pada satu ranjang atau dengan perantara barang –
barang yang dipakai bersama – sama. Misalnya bergantian sisir rambut, jilbab,
topi dan lain – lainnya yang mengandung kutu rambut. Pediculus humanus
varietas capitis sangat banyak ditemukan pada anak sekolah terutama gadis –
gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.
Tindakan monitoring terhadap kutu kepala dapat dilakukan terutama apabila
terjadi kegatalan kulit kepala dan ditemui keberadaan telur kutu pada rambut.
Untuk itu dapat digunakan sisir khusus yang memiliki jari – jari yang rapat (serit).
Penggunaan serit efektif menghilangkan nifa dank utu dewasa namun tidak
dengan telurnya, sehingga pemakaian serit harus dilakukan berulang dan
bersamaan dengan itu hindari kontak dengan orang atau barang yang dapat
menjadi sumber penularan. Secara sederhana penggunaan sabun untuk pencuci
rambut dan air hangat secara teratur dapat menurunkan populasi nimfa dan kutu
dewasa.
Kutu kepala (Pediculus humanus varietas capitis) dan kutu badan (Pediculus
humanus varietas corporis) merupakan varietas dari satu spesies yang sama.
Phthirus pubis adalah serangga parasit penghisap darah yang hidup dikulit sekitar
kelamin manusia. Pediculus pubis sering juga disebut crab karena ukurannya
yang lebih pendek, badan yang lebih besar (0,8 – 1,2 mm) dan cakar depan yang
besar, memberikan gambaran seperti kepiting. Kutu pubis berwarna putih hingga
abu – abu dan berbentuk oval dan memiliki abdomen yang lebih kecil dari pada
P.humanus capitis dan P.humanus corporis.
kutu kelamin biasanya menular melalui hubungan seksual. Penularan dari orang
tua kepada anak lebih mungkin terjadi melalui rute pemakaian handuk, pakaian,
tempat tidur, atau closets yang sama secara bergantia. Kutu pubis menyebar
melalui keringat saat kontak tubuh atau seksual. Penularan dari orang tua kepada
anak lebih mungkin terjadi melalui rute pemakaian handuk, pakaian, tempat tidur

21
atau closets yang sama secara bergantian. Kutu pubis menyebar melalui keringat
saat kontak tubuh atau seksual. Pasangan seks si pasien dalam waktu 30 hari
sebelumnya harus dievaluasi dan diobati, dan kontak seksual harus dihindari
sampai perawatan berakhir dengan kesembuhan.
Phthirus pubis adalah serangga parasite penghisap darah yang hidup di kulit
sekitar kelamin manusia. Manusia adalah satu – satunya tuan rumah parasite ini.
Manusia dapat juga penuh dengan kutu tubuh (Pediculus humanus corporis) dan
kutu kepala (Pediculus humanus capitis).
Phitirus pubis memakan darah. Infestasi biasanya rambut pada daerah kemaluan
dan perineum, tetapi mungkin pindah ke ketiak, janggut, kumis, atau alis. Ini
jarang terjadi pada kelopak mata dan dalam beberapa kasus telah ditemukan
disemua tahapan pada kulit kepala individu yang luar biasa berbulu. Phitirus
pubis relatif tidak bergerak ketika pada host, yang tersisa melekat dan makan
selama berjam – jam atau berhari – hari pada satu tempat tanpa menghapus bagian
mulutnya dari kulit.
Gatal dari Pubis pediculosis dihasilkan oleh sensitisasi alergi terhadap
antigen kutu dan ini reaksi alergi membutuhkan waktu untuk berkembang. Dari
pertama kali seseorang menjadi terinfeksi dengan kutu kemaluan, gatal parah
mungkin memerlukan lima sampai lima belas hari untuk memulai, tetapi
reinfestation akan mulai gatal dalam waktu 24 jam.
Kutu kemaluan cenderung untuk tetap tinggal di tempat dan tidak berpergian
jauh. Sebuah serangan dari kontak seksual biasanya terbatas pada rambut
kemaluan. Pada orang berbulu, kutu kadang – kadang menyebar melalui patc
bersebelahan rambut ke paha, perut, dada, aksila, dan bahkan jenggot.
Pengobatan yang dilakukan dengan krim, lotion, maupun sampo dapat di
aplikasikan pada area yag terinfeksi atau pada seluruh tubuh, tergantung pada
jenis obat yang digunakan.

22
8. Bahan Diskusi
1. Pediculosis adalah
Jawaban : penyakit yang disebabkan oleh tuma genus pediculus

2. Fthiriasis adalah
Jawaban : penyakit yang disebabkan oleh tuma genus phithirus

3. Penyakit tifus epidmik


a. Vector : Tuma badan (Pediculus humanus corporis)
b. Parasit : Riketsia praw zaki
c. Patologi klinis : dimulai dengan demam tinggi, nyeri otot dan nyeri sendi,
saakit kepala, insomnia serta terjadi pembesaran limfa dan hati. Pada tifus
endemic ini terjadi infeksi system yang berat disrtai perasaan amat lemas
dan demam selama 2 minggu.

23
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
 Pediculus humanus capitis lebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir
dan dikeramas (menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan rambut kepala).
 Pediculus humanus capitis hanya mengisap darah manusia bagian kepala saja.
 Pediculus humanus capitis sering ditemukan di bagian kulit kepala dan di bagian
belakang kepala dan di dekat telinga.
 Telur Pediculus humanus capitis dapat menetas dalam waktu kurang lebih seminggu
setelah di letakkan.
 Setelah menetas nimfa Pediculus humanus capitis hanya dapat bertahan paling lama
7 jam tanpa makanan. Sedangkan yang dewasanya dapat bertahan hingga 2 hari
diluar kepala manusia tanpa makanan.
 Pediculus humanus capitis mudah ditularkan melalui kontak langsung dengan
inangnya atau dengan perantara barang – barang yang dipakai bersama – sama.
Misalnya bergantian sisir, jilbab, topi dan lain – lainnya yang mengandung kutu
rambut.
 Phithirus pubis hanya menghisap darah manusia bagian rambut pada daerah
kemaluan dan perineum, tetapi mungkin pindah ke ketiak, janggut, kumis, atau alis.
 Phithirus pubis kutu ini menular melalui hubungan seksual.
 Sangat disarakan untuk selalu mencuci pakaian, seprai, dan handuk menggunakan
mesin cuci atau dengan air panas untuk membasmi kutu kemaluan sekaligus
mencegah terulangnya infeksi.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. W. 2001. Dasar parasitology Klinik. Jakarta : PT. Gramedia.

Ganda Husada, 2002. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran.

Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. CV Sagung Seto. Jakarta.

Yati Supriatin, S.Pd. M.Si. 2014. Diktat Kuliah & Petunjuk Praktikum Parasitologi II.
Bandung : Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih.

25

Anda mungkin juga menyukai