Zat Kontrol pH
Definisi
Zat kontrol pH atau pengatur keasaman/acidulant adalah bahan aditif
makanan yang ditambahkan untuk mengubah atau mempertahankan pH
(keasaman atau kebasaan). Contoh dari zat pengatur keasaman antara lain,
asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida,
asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat.
Persyaratan
ADI (Acceptable Daily Intake) untuk bahan tambahan pangan
merupakan jumlah dari bahan tersebut yang dinyatakan dalam mg bahan per
kg berat badan yang meskipun dicerna setiap hari tetap bersifat aman dan
tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan ataupun efek keracunan dan
resiko lainnya. Harga ADI ini tidak merupakan hal yang mutlak dapat diubah
atau diperbaiki jika ada informasi baru.
Batas Maksimum
Nama BTP Jenis/Bahan Pangan
Penggunaan (BMP)
Asam asetat Sediaan keju olahan 40 g/kg, tunggal atau
glasial campuran dengan
pengasaman lain dan
pengemulsi dihitung terhadap
bahan anhidrat
Asam laktat Pangan pelengkap 15 g/kg, bahan kering
serealia
Pangan bayi kalengan 2 g/kg
Sediaan keju olahan 40 g/kg, tunggal atau
campuran dengan
pengasaman lain dan
pengemulsi dihitung terhadap
bahan anhidrat
Pasta tomat Secukupnya sehingga pH
tidak lebih dari 4,3
Buah zaitun 15 g/kg
Jam dan jeli marmalad Secukupnya, hingga pH
antara 2,8 dan 3,5
Asam malat Jam dan jeli marmalad Secukupnya, hingga pH
antara 2,8 dan 3,5
Pasta tomat 34 g/l
Sari buah anggur; Secukupnya, hingga pH tidak
pekatan sari buah lebih dari 4,3
anggur
Asam sitrat Pangan pelengkap 25 g/hg, bahan kering
serealia
Pangan bayi kalengan 15 g/kg
Cokelat; cokelat bubuk 5 g/kg, tunggal atau
dan campuran cokelat campuran dengan asam
dengan gula tartrat
Sediaan keju olahan 40 g/kg, tunggal atau
campuran dengan
pengasaman lain dan
pengemulsi dihitung terhadap
bahan anhidrat
Buah zaitun 15 g/kg
Pasta tomat Secukupnya, hingga pH tidak
lebih kurang 4,3
Jam dan jeli marmalad Secukupnya, hingga pH
antara 2,8 dan 3,5
Asam tartrat Jam dan jeli marmalad 3 g/kg, tunggal atau
campuran dengan asam
fumarat dan garamnya,
dihitung sebagai asam untuk
mengatur pH antara 2,8 dan
3,5
Cokelat; cokelat bubuk 5 g/kg, tunggal atau
dan campuran cokelat campuran dengan asam sitrat
dengan gula
Kaldu 250 g/kg, produk siap
dikonsumsi
Es krim 1 g/kg
Penyimpangan
Hampir 60% dari total pembuatan asam sitrat digunakan sebagai bahan
makanan dan minuman, antara lain digunakan sebagai pemberi rasa asam,
antioksidan dan pengemulsi. Rasa sari buah, es krim, marmalde diperkuat dan
diawetkan dengan menggunakan asam sitrat.
Konsumsi asam sitrat secara berlebihan akan mengakibatkan korosi
pada gigi. Asam-asam pada minuman ringan yang mempunyai konsentrasi
yang tinggi dan pH awal minuman yang rendah akan berdifusi ke dalam
email gigi melalui kisi-kisi kristal. Kisi-kisi prisma pada tubuh email ini,
yang mengandung air dan matriks organik atau protein.
Jika pH mulut mencapai dibawah titik kritis yaitu 5,5 maka akan terjadi
hilangnya ion dari gigi ke lingkungan dalam mulut yang disebut
demineralisasi. Pencucian yang berulang-ulang pada pH dalam waktu yang
berdekatan akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rawan
sehingga merupakan tahap awal terjadinya karies atau korosi pada gigi.
Meskipun asam sitrat aman digunakan dalam makanan, namun berhati-
hatilah dengan kadarnya di dalam setiap makanan atau minuman yang
dikonsumsi.
Contoh penyimpangan penggunaan zat pengatur keasaman lainnya
adalah:
Natrium sitrat/Sodium sitrat (E331). Jika dikonsumsi berlebih dapat
menyebabkan masalah peredaran darah.
Niacin (E375) mengandung vitamin B3, kadang dapat menimbulkan gejala
alergi.
Kalsium laktat (E325) dapat menimbulkan gejala alergi pada anak-anak
penderita alergi susu (alergi laktosa).
Amonium bikarbonat/(NH4)2CO3 (E503). Dapat menimbulkan iritasi
(luka) pada saluran pencernaan.
Baking Soda/Natrium bikarbonat/Na2CO3 merupakan sumber natrium
yang tinggi. Sangat tidak disarankan bagi penderita darah tinggi atau
penyakit jantung, dan semua yang harus menjalani diet natrium.
Asam laktat (E270) dapat menyebabkan masalah pada bayi, karena hati
bayi belum menghasilkan enzim yang tepat untuk metabolisme laktat.
H. Zat Pengikat Logam
Definisi
Sekuestran atau zat pengikat logam merupakan bahan penstabil yang
digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan. Sekuestran dapat
mengikat logam dalam bentuk ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan
sifat dan pengaruh jelek logam tersebut dalam bahan. Dengan demikian
senyawa ini dapat membantu menstabilkan warna, cita rasa, dan tekstur.
Persyaratan
Penggunaan sekuestran dalam bahan pangan bertujuan untuk mencegah
kerusakan pangan yang diakibatkan oleh kandungan logam yang dapat
berasal dari dalam maupun luar bahan pangan tersebut. Ion logam bebas
mudah bereaksi dan mengakibatkan perubahan warna, ketengikan, kekeruhan,
maupun perubahan rasa. Jenis- jenis serkuestran yang biasa digunakan serta
dosis maksimum yang diizinkan bahan pangan antara lain:
Penyimpangan
Penggunaan EDTA yang berlebihan dalam bahan makanan akan
menyebabkan tubuh kekurangan Ca dan mineral lain. Hal ini disebabkan
EDTA sangat efektif mengkelat ion logam. Karena itu dalam garam EDTA
ditambahkan juga Ca dalam bentuk garam EDTA dari Na dan Ca.
Penambahan sekuestran yang melebihi kadar yang dianjurkan akan
menyebabkan tubuh kekurangan zat besi. Tubuh yang kehilangan zat
besi berlebihan akan mengalami anemia. Konsumsi sekuestran yang
berlebihan juga dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan zinc.
Menurut Lonnerdal, jika tubuh tidak mendapat suplai seng yang cukup,
biasanya akan muncul tanda-tanda atau gejala:
Rata-rata pertumbuhan yang lambat pada anak dan remaja
Tidak ada selera atau nafsu makan
Penyembuhan luka yang lambat
Kelelahan yang hebat
Kerontokan pada rambut
Ketidaknormalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau
Kesulitan dalam melihat di kegelapan
Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas)
I. Zat Pengkeruh
Definisi
Zat pengkeruh dengan istilah lain clouding agent/cloudifier adalah jenis
aditif makanan yang digunakan untuk membuat minuman seperti jus buah
agar terlihat lebih keruh, dan dengan demikian lebih terlihat alami dan
menarik secara visual, biasanya dengan menciptakan emulsi tetesan minyak.
Zat pengkeruh biasa digunakan untuk menambah kekeruhan pada
permukaan produk minuman seperti minuman ringan, minuman beraroma
jeruk, es krim dan sirup. Zat pengkeruh yang umumnya biasa ditambahkan
adalah brominasi pada minyak sayur, gum pada minuman ringan, sitrun pada
minuman.