Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ALERGI PADA ANAK DI


RUANG POLI ANAK RSD BALUNG JEMBER

disusun guna memenui tugas praktik Program Studi Pendidikan Profesi Ners
(PSP2N) Stase Keperawatan Anak

Oleh :

Oktalia Rahmawati Rahayu, S. Kep. NIM 192311101062


Putri Hidayatur Rochmah, S. Kep. NIM 192311101111
Riska Indah Permatasari, S. Kep. NIM 192311101124
Muhammad Cholilurrohman Hadi, S. Kep. NIM 192311101160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pendidikan Kesehatan Diet Alergi pada Anak


Sasaran : Keluarga Pasien
Waktu : 10-00 WIB - selesai
Hari/Tanggal : Rabu, 20 November 2019
Tempat : Poli Anak RSD Balung Jember

A. Latar Belakang

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian dari alergi terus


meningkat tajam beberapa tahun terakhir. Alergi sendiri merupakan kasus yang
mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan pelayanan kesehatan anak.
Alergi ternyata berkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat dan dapat
menimbulkan beberapa manifestasi klinik. Susunan saraf pusat adalah bagian
yang paling lemah dan sensitive dibandingkan organ tubuh lainnya. Otak
merupakan pusat segala koordinasi sistem tubuh dan fungsi luhur. Sedangkan
alergi dengan berbagai akibat yang bisa mengganggu organ sistem susunan saraf
pusat dan disfungsi sistem imun itu sendiri tampak menimbulkan banyak
manefestasi klinik yang dapat menggangu perkembangan dan perilaku anak.
Di berbagai daerah di Indonesia, angka kejadian alergi bervariasi mulai 3%
hingga 60%. Angka tersebut sangat jelas menunjukkan semakin banyak kejadian
alergi dilaporkan dibandingkan periode sebelumnya. Alergi susu sapi pada
kejadian dermatitis atopik ditemukan bahkan hingga 60%. Alergi susu sapidan
dermatitis atopik adalah salah satu manifestasi klinis alergi yang paling banyak
ditemukan pada tahun pertama kehidupan dan dapat meningkatkan risiko
terjadinya manifestasi alergi lain pada masa selanjutnya (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2015).
Penyebab alergi (alergen) adalah protein dalam makanan yang masuk ke
dalam tubuh/ imun seseorang sehingga menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini
timbul pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan. Tanda-tanda klinis
yang timbul antara lain urtikaria, angioderma, dermatitis, rhinitis, bentuk kronik,
asma, mual, muntah, diare, dan kejang perut. Reaksi yang timbul segera terjadi
beberapa menit sampai beberapa jam sesudah makan dan hilang 24-48 jam
sesudah makan. Sedangkan reaksi yang timbul lambat terjadi 48-72 jam sesudah
makan dan hilang beberapa hari kemudian.
Jenis bahan makanan yang sering menjadi penyebab alergi, khususnya pada
anak, antara lain susu sapi, telur, kedelai, gandum, serta seafood (ikan, udang ,
kerang). Sekitar 80-90 % alergi terhadap makanan ini akan menghilang setelah
usia 3 tahun, namun seringkali alergi terhadap seafood menetap hingga dewasa.
Pengendalian reaksi alergi dengan cara menghindari makanan penyebab alergi
(Alergen) dapat mengurangi frekuensi dan intensitas serangan serta penggunaan
obat sehingga akan meningkatkan kualitas hidup anak tersebut. Pada anak-anak,
puncak kejadian alergi makanan biasanya terjadi pada 0-2 tahun karena sistem
saluran pencernaan yang relatif belum matang, dan yang paling sering adalah
alergi susu sapi (ASS). ASS merupakan enteropati akibat sensitisasi terhadap
protein susu sapi yang ditandai dengan sindroma klinis berupa muntah, diare
kronik (disertai darah), malabsorpsi, gangguan pertumbuhan, dan pada biopsi usus
ditemukan mukosa yang abnormal.
Alergi pada orang dewasa umumnya bertahan, sedangkan pada anak-anak
kerap hilang seiring bertambahnya usia. Frekuensi mengkonsumsi satu jenis
makanan berpengaruh terhadap alergi. Alergi makanan bisa menyerang siapa saja
dengan kadar yang berbeda beda. Pada saat seseorang mengkonsumsi makanan
kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya maka mereka akan
beranggapan bahwa mereka alergi terhadap makanan tersebut. Fakta
membuktikan, tidak semua anggapan tersebut benar. Hanya 1% pada orang
dewasa dan 3% pada anak-anak yang terbukti jika mereka memang benar-benar
alergi terhadap makanan tertentu.
Perbedaan ini terjadi akibat masih banyaknya orang yang salah kaprah akan
pengertian alergi makanan. Mereka tidak bisa membedakan mana yang disebut
alergi makanan dan mana yang disebut dengan intoleransi terhadap makanan.
Seseorang dengan alergi makanan harus segera diidentifikasi dan ditangani sebab
meskipun gejala awalnya tidak berat namun lama kelamaan mereka bisa
mengalami gejala berat dan fatal.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU) / Standart Kompetensi


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga memahami
mengenai alergi yang terjadi pada anak.

C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) / Kompetensi Dasar


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sasaran akan mampu:
a. Memahami pengertian dari alergi pada anak
b. Memahami penyebab terjadinya alergi pada anak
c. Memahami tanda dan gejala alergi pada anak
d. Memahami penanganan alergi pada anak
e. Memahami pencegahan terjadinya alergi pada anak

D. Garis Besar Materi


Pendidikan kesehatan tentang alergi pada anak

E. Sub Pokok Bahasan


a. Pegertian alergi pada anak
b. Faktor penyebab terjadinya alergi pada anak
c. Tanda dan gejala alergi pada anak
d. Cara penanganan alergi pada anak
e. Cara mencegah terjadinya alergi pada anak

F. Waktu
20 menit

G. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

H. Media
1. Materi
2. Leafleat
3. Lembar Balik

I. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah dan tanya jawab
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Mengidentifikasi pilihan tindakan
4) Memberi komentar
5) Menetapkan tindak lanjut

J. Setting Tempat

Keterangan:

= Pemateri
= Peserta penyuluhan

K. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi tentang alergi dan cara mencegah terjadinya
alergi kemudian membuat media pembelajaran yaitu leaflet dan lembar balik.

L. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 3 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan 15 menit
pengertian alergi
pada anak
2. Menjelaskan
faktor peyebab
alergi pada anak
3. Menjelaskan
tanda dan gejala
alergi pada anak
4. Menjelaskan
penanganan
alergi pada anak
5. Menjelaskan cara
mencegah
terjadinya alergi
pada anak
Penutup 1. Mengevaluasi Memperhatikan dan 2 menit
hasil pendidikan menanggapi
kesehatan
2. Memberikan
leaflet
3. Salam penutup
DAFTAR LAMPIRAN
1. Berita acara
2. Daftar hadir
3. Materi
4. Leaflet

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Rabu, 20 November 2019 November 2019 jam 10.00 WIB s/d
selesai bertempat di Poli Anak RSD Balung Jember telah dilaksanakan Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan tentang Alergi pada Anak oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini
diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir)

Jember, ….. November 2019

Mengetahui,

Pembimbing Klinik
Poli Anak
RSUD Balung Jember

Ns. Ristin Murdiyaningsih, S.Kep


NIP. 19810311 200801 2 019
Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Kegiatan Penyuluhan Kesehatan tentang Alergi pada anak : Rabu, 20 November


2019 jam 10.00 WIB s/d selesai bertempat di Poli Anak RSUD Balung Jember
oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakulas Keperawatan
Universitas Jember.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25 25
Jember, 20 November 2019

Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Poli Anak
RSUD Balung Jember

Ns. Ristin Murdiyaningsih, S.Kep


NIP. 19810311 200801 2 019
Lampiran 3: Materi

Alergi pada Anak

1. Pengertian
Alergi adalah reaksi sistem imun tubuh yang bersifat spesifik terhadap
rangsangan suatu bahan yang pada orang lain biasanya tidak berbahaya bagi
kesehatan tubuh (Soedarto, 2012). Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas
yang diawali oleh mekanisme imunologis, yaitu akibat induksi oleh IgE yang
spesifik terhadap alergen tertentu, yang berikatan dengan sel mast. Reaksi timbul
akibat paparan terhadap bahan yang pada umumnya tidak berbahaya dan banyak
ditemukan dalam lingkungan, disebut alergen (Wistiani & Notoatmojo, 2011).
Jadi dapat disimpulkan, alergi adalah reaksi imunnitas tubuh terhadap benda asing
atau reaksi hipersensivitas.
2. Etiologi
Alergi dapat disebabkan oleh beberapa jenis alergen, dengan jenis gejala yang
berbeda pula. Beberapa faktor pemicu alergi, seperti:
- Serbuk sari
- Asap rokok
- Bulu atau rambut dan ketombe binatang
- Jenis makanan dan minuman tertentu
- Kontak dengan udara atau air yang sangat dingin
- Obat-obatan
- Zat-zat kimia
Alergi dapat juga disebabkan oleh eksim atopik, alergi makanan, alergi obat,
dermatitis kontak alergik, dan alergi dingin. Menurut Djuanda (2009) terdapat
beberapa faktor penyebab alergi pada anak, yaitu:
a. Eksim Atopik
Eksim atopik atau dermatitis atopik adalah suatu kondisi ruam pada kulit yang
terjadi pada orang yang berbakat atopi, yaitu individu yang memiliki riwayat
kepekaan dalam keluarganya. Faktor penyebabnya berkaitan dengan faktor
genetik, lingkungan, obat-obatan, dan imunitas kulit. Eksim atopik dapat dipicu
oleh makanan (misalnya susu, telur, gandum, kedelai, dan kacang tanah) dan
tungau debu rumah. Eksim atopik paling sering muncul saat si Kecil berusia
kurang dari 1 tahun, biasanya dimulai dari usia 2 bulan. Namun, jenis alergi ini
bisa juga berlanjut sampai si Kecil berusia 2-10 tahun, bahkan hingga usia remaja
dan dewasa. Lesi eksim atopik pada anak usia di bawah 2 tahun biasanya muncul
di muka (dahi dan pipi), berbentuk bintil, kemerahan, lepuh halus, basah, dan
keropeng. Lesi bisa meluas ke kulit kepala, leher, pergelangan tangan, lengan, dan
tungkai. Untuk anak usia 2 tahun ke atas, bentuk lesi kulit biasanya lebih kering,
berupa bintil, penebalan kulit, dan sedikit bersisik. Lokasinya bisa berada di lipat
siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian telapak, kelopak mata, dan leher,
namun jarang di muka.
b. Alergi Makanan
Alergi makan adalah reaksi sistem imun sesaat setelah si Kecil memakan
makanan tertentu. Reaksi ini bisa berupa pembengkakan pada bibir, lidah, dan
saluran napas, juga gangguan pencernaan seperti diare dan biduran. Alergi
makanan sebenarnya jarang menimbulkan kelainan pada kulit, tetapi ada beberapa
kasus alergi makanan yang reaksinya timbul pada kulit. Jenis makanan yang
sering menimbulkan alergi adalah susu, telur, makanan laut, kacang tanah,
kedelai, dan gandum. Manifestasi alergi makanan pada kulit umumnya bervariasi,
dari biduran dan/atau bengkak pada kulit, hingga ruam yang mirip campak. Alergi
makanan juga bisa menjadi pencetus dermatitis atopik atau eksim atopik pada si
Kecil. Dalam waktu 2 jam setelah mengonsumsi makanan tertentu, akan terjadi
gatal dan kemerahan yang menyebabkan si Kecil menggaruk, yang menyebabkan
kambuhnya eksim atopik
c. Alergi Obat
Reaksi alergi obat pada kulit merupakan hasil dari pelepasan histamine.
Gejalanya bisa berupa biduran, kulit kemerahan, dan gatal. Gejala ini bisa juga
disertai mata merah dan pembengkakan pada mulut dan tenggorokan.
d. Alergi Dingin
Alergi dingin atau urtikaria dingin adalah reaksi alergi pada kulit, di mana kulit
menjadi merah, bengkak, dan gatal apabila terpapar suhu yang dingin. Gejala
alergi dingin adalah pembengkakan dan kemerahan sementara pada kulit apabila
kulit terpapar suhu dingin, dan semakin membengkak saat kulit menghangat.
e. Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergik adalah reaksi alergi pada kulit akibat kontak dengan
suatu bahan kimia tertentu. Jenis alergi ini hanya mengenai orang dengan keadaan
kulit yang sangat peka (hipersensitif). Gejalanya adalah gatal, kemudian timbul
bercak kemerahan yang berbatas tegas, lalu bengkak, berbintil, dan lepuh. Pada
kasus yang menahun, kulit tampak kering, bersisik, menebal, berbintil, dan
mungkin juga terdapat retakan pada kulit. Dermatitis kontak alergik ini dapat
meluas ke bagian kulit yang lain.
Faktor Risiko Alergi dari Keturunan

3. Tanda dan Gejala


Alergi terhadap makanan menimbulkan gejala klinis seperti gatal pada bibir,
mulut, faring; sembab tenggorok, mual-muntah, nyeri perut, kembung, mencret,
dan perdarahan usus (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010). Reaksi alergi bisa
bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata berair,mata terasa
gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bisa terjadi gangguan
pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah, yang
menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa terjadi pada
orang-orang yang sangat sensitif, misalnya segera setelah makan makanan atau
obat-obatan tertentu atau setelah disengat lebah, dengan segera menimbulkan
gejala ( Pediatri, 2001).
4. Penatalaksanaan
Untuk mengatasi alergi, cara terbaik adalah menghindari kontak dengan
alergen penyebabnya. Jika telah terjadi gejala alergi, obat-obat yang dapat
digunakan adalah antihistamin, steroid hidung topikal, obat semprot hidung
(sodium cromolyn), atau dilakukan imunoterapi (misalnya pada hay fever) (Roitt,
2003).
5. Hal yang Perlu di Perhatikan Bagi Penderita Alergi
a. Di dalam rumah
- Jangan memelihaa hewan karena sepihan kulitnya dapat menyebabkan
alergi
- Singkirkan Kasur dan bantal kapuk
- Singkirkan selimut wol
- Ganti mainan anak dengan bahan plastik, jangan berbulu atau wol
- Pilih karpet yang tidak berbulu
- Pakaian dari bahan wol sebaiknya diganti dengan katun
- Bersihkan buku, majalah dan arsip
- Jangan membakar obat nyamuk
- Jangan menggunakan kipas angin
- Jangan merokok di dalam rumah
- Singkirkan bunga yang menyebarkan tepung sari
- Jangan ada asbak di dalam rumah
b. Di luar rumah
- Menghindari serbuk sari bunga dan bulu hewan
- Menghindari lingkungan yang berpolusi
6. Pencegahan
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa cara yang
direkomendasikan untuk mencegah penyakit alergi pada anak, seperti:
a. Asi Eklusif
ASI sangat berperan dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi. ASI merupakan
makanan yang paling alami serta memiliki efek psikologis yang baik bagi ibu dan
bayinya. Terdapat penelitian yang mengemukakan bahwa pemberian ASI
eksklusif selama enam bulan dapat mencegah terjadinya penyakit alergi pada
anak. ASI mengandung komponen imunomodulator seperti sIgA (Secretory
Immunoglobulin A) dan laktoferin yang berperan dalam menjaga keseimbangan
koloni bakteri dalam usus. Hal ini telah diketahui berperan dalam menghambat
munculnya alergi. Selain itu, ASI juga kaya akan berbagai macam sel dalam
sistem imun yang dapat memperkuat sistem imun bayi yang belum berkembang
sempurna.
b. Berikan makanan padat pada bayi apabila usianya telah mencapai 6
bulan
Makanan padat bisa mulai diberikan pada anak usia 4-6 bulan secara bertahap
sesuai usia. Pengenalan makanan padat lebih dini yaitu sebelum usia 4-6 bulan
dan penundaan pengenalan makanan padat dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit alergi. Pembatasan terhadap makanan tertentu tidak diperlukan untuk
mencegah alergi.
c. Hindari asap rokok
Paparan asap rokok saat kehamilan, sesudah kelahiran, masa kanak-kanak, dan
remaja berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit alergi. Karena
itu, lingkungan yang bersih dan bebas dari asap rokok bisa mencegah alergi. Di
samping itu, menjadi seorang perokok aktif maupun pasif di usia kanak-kanak dan
remaja berhubungan dengan peningkatan risiko alergi, terutama alergi makanan.
Karena itu, penting bagi orangtua untuk memantau dan mendidik anak Anda agar
menjauhi asap rokok.
7. Makanan Pantangan dan Pengganti Alergi
No. Pantangan Pengganti
(tidak boleh dimakan) (boleh dimakan)
1 Buah Semua buah Sayur dan Semua sayur dari
termasuk makanan buah daun-daunan dan
yang mnegandung umbi-umbian:
buah, misalya: kentang, wortel,
 Sayur asam, ketela pohon, ubi,
rawon, sayur lobak, bengkuang,
nangka (gudeg), bawang
sayur labu
 Saos tomat,
sambal, santan,
emping
2 Susu sapi Susu sapi dan bahan Susu Susu kedelai di
makanan yang kedelai pasaran: nutilon,
mengandung susu soya, nursoy, isomil,
sapi, seperti: prosobee, dsb.
Biscuit, keju, es
krim, kue, permen,
dan coklat
3 Telur unggas Telur dan daging Tahu dan Tahu, tempe dan
ayam, bebek, burung tempe produknya, kue yang
termasuk bahan tidak mengandung
makanan yang susu sapi dan telur,
mengandung telur, seperti:
Kue mangkok, kue
seperti: kue, roti, lapis, kue bikang
bakmi, indomie
4 Ikan, udang, Ikan air laut dan Dagung Dagung sapi atau
makanan laut tawar, udang, sapi dan kambing boleh
kepiting, dsb. kambing digoreng, disate
Termasuk bahan dengan bumbu kecap
makanan yang atau yang lain
mengandung udang
aau ikan, seperti:
petis, terasi, kerupuk
5 Kacang Kacang tanah atau Kacang Kedelai, buncis,
tanah, kacang kacang hijau kedelai kacang Panjang,
hijau termasuk kecambah kacang merah, mie
dan bahan makanan dari beras (bihun)
yang mengandung
kacang tanah dan
kacang hijau,
seperti: su’un,
bumbu pecel atau
gado-gado
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda Adi. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Gramedia: Jakarta.

IDAI. 2010. Alergi Imunologi Anak. Jakarta

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2015. Pencegahan Primer Alergi. UKK,
Alergi Immunologi.

Pediatri Sari. 2001. Alergi Makanan Pada Bayi dan Anak. [3]:168-174.

Roitt, I. 2003 . Imunologi. Widya Medika: Jakarta

Soedarto. 2012. Alergi dan Penyakit Sistem Imun Penyakit Kompleks Imun
Imunodefisiensi. Sagung Seto: Jakarta.

Wistiani & Notoatmojo H. 2011. Hubungan Pajanan Alergen Terhadap Kejadian


Alergi pada Anak. [13]:3. 185-90.

Lampiran 4: leaflet

Anda mungkin juga menyukai