Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan resume pada Tn. M dengan Infeksi Saluran Kemih di Poli
Urologi RSUD Panembahan Senopati Bantul. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas individu Praktik Klinik Keperawatan KMB I Semester IV, pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Praktikan,

(………………………….)

Mengetahui,

CI Akademik CI Lahan

(…………………………) (…………………………)
LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. DEFINISI
Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah infeksi akibat berkembang
biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal
air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan
dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini
daripada pria. (Nurharis Huda ; 2009).

B. ETIOLOGI
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi Saluran Kencing :
a) E. coli 90% menyebabkan ISK Uncomplicated
b) Pseudomnas, prosteus, Klebsiella : penyebab ISK Complicated
c) Enterobacter, staphylococus epidemis, enterococus ,dan lain –lain .
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
a) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan
kandung kemih yang kurang efektif.
b) Mobilisasi yang menurun
c) Nutrisi yang kurang baik
d) Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun humoral
e) Adanyahambatan pada aliran urin
f) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
3. Secara khusus, etiologi ISK berdasarkan jenisnya
a) Sistis
1) Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah dari uretra ke
kandung kemih.
2) Wanita yang menderita isk setelah melakukan hubungan intim,
dikarenakan uretra yang cidera.
3) Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara kandung kemih
dan vagina)
4) Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama
penbedahan
b) Urethritis
1) Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang berasal dari
usus besar sampai ke vagina melalui anus.
2) Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang masuk ke
vagina atau penis pada saat melakukan hubungan seksual.
3) Paling sering disebabkan oleh gonococus
c) Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh urin yang
tertahan pada kandung kemih sehingga menjalar dan terjadilah radang
pada prostat.

C. KLASIFIKASI
Jenis infeksi saluran kemih, antara lain :
1. Kandung kemih (sistisis)
2. Urethra ( Uretritis)
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal ( Pielonefritis)
Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (Simple)
ISK yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomik
maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai
penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial
kandung kemih.
2. ISK Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali kuman
penyebab sulit untuk diberantas. Kuman penyebab seringkali resisten
terhadap beberapa jenis antibiotik, sering menyebabkan bakterimia,
sepsis, hingga shok. Infeksi saluran kencing ini terjadi bila terdapat
keadaan sebagai berikut :
a) Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refreks
vesiko urethral obstruksi, atoni kandung kemih,paraplegia,
kateter kandung kemih menetap dan prostatitis.
b) Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK
c) Gangguan imunitas
d) Infeksi yang disebabkan oleh organisme virulen seperti prosteus
yang memproduksi urease.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Anyang-anyangatan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah
dicoba untuk berkemih, namun tidak ada air kencing yang keluar
2. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air kencing bisa
berwarna putih, coklat atau kemerahan, dan baunya sangat menyengat
3. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila
ada darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa infeksi sudah
mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah belakang rusuk, mual
dan muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak
sembuh, dapat memicu terjadinya kanker pada kandung kemih.
7. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau
anoreksia

E. PATOFISIOLOGI
Menurut Nurharis Huda Amin, yang dikutip dari Masjoer Arif, (2003)
Infeksi Saluran kencing (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus urinarus
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogenik dengan atau
tanpa disertainya tanda dan juga gejala. Mikroorganisme ini dapat masuk
bisa dikarenakan penggunaan steroid jangka panjang, makanan yang
terkontaminasi bakteri, proses perkembangan usia lanjut, anomali saluran
kemih, higine yang tidak bersih, dan hubungan seksual yang tidak sehat,
serta akibat dari cidera uretra. Infeksi saluran kencing ini dapat mengenai
kandung kemih, prostat, uretra, dan juga ginjal
Pada pasien dengan Infeksi saluran kencing, umunya retensi urin teradi
akibat dari obstruksi dan menyebabkan peningkatan tekanan di vesika
urinaria serta penebalan diding vesika, ketika hal ini terjadi maka
menyebabkan penurunan kontraksi vesika sehingga menimbullkan tahanan
pada kandung kemih, urin yang tertahan pada kandung kamih dalam jangka
waktu yang lama (lebih dari 12 jam ) merupakan media yang baik untuk
perkembangan mikroorganisme patogen seperti E. coli, Klabsiella, prosteus,
psudomonas, dan enterobacter.
Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan melakukan
respon pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk menstimulus
sistem pertahanan tubuh untuk memfagosit antigen tersebut sehingga akan
menyebabkan peningkatan metabolisme dan muncul gejala demam,ketika
antigen tidak mampu di fagosit oleh sistem imun kita maka akan
menyebabkan munculnya bakteremia skunder yang menjalar ke ureter
sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan pada ureter, umumnya ketika
hal ini terjadi maka akan menyebabkan pasien mengalami oliguria. Selain itu
ketika proses peradangan terjadi akan meningkatkan frekuensi dorongan
kontraksi uretra dan memunculkan persepsi nyeri akibat proses depresi
syaraf perifer.
Selain itu, respon pertahanan tubuh kita juga akan merangsang
hipotalamus sehingga muncul lah gejala seperti demam serta nyeri di bagian
yang terinfeksi.
F. PATHWAY

nyeri

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium
a) Urinalisa untuk melihat adanya infeksi hematuria
b) Ureum, kreatinin, elektrolit untuk melihat fungsi ginjal .
2) Pengukuran berat derajat obstruksi
a) Menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan
(normal,sisa urin kosong dan batas intervensi sisa urin lebih dari 100
cc)
b) Pancaran urin (oroflowmetri)
syarat : jumlah urin dalam vesika 125 sampai dengan 150 ml. Angka
normal rata-rata 10-12 ml/ detik, obstruksi ringan
3) Pemeriksaan lain
a) BNO ( Blass Nier Overzicht) /IVP (Intravenous Pyleogram) adalah
studi sinar x terhadap ginjal, rahim dan saluran kemih, dilakukan
untuk menentukan adanya divertikel, penebalan bladder.
b) Trans abdominal USG
Dilakukan untuk mendeteksi bagian prostat yang meonjol ke buli-
buli, yang dipakai untuk meramalkan derajat berat obstruksi apabila
ada batu di dalam vesika.
c) Sitoscopy , yaitu untuk melihat apakan ada penebalan pada bladder.

H. KOMPLIKASI
ISK dapat menyebabkan gagal ginjal kronik, bakteremia, sepsis, abses

perinefrik dan meningitis. Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal,

hipertensi, gagal ginjal, komplikasi pada masa kehamilan seperti

preeklampsia. Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah mengalami

episode pielonefritis akut. Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain

umur muda, keterlambatan pemberian antibiotik dalam tata laksana ISK,

infeksi berulang, RVU, dan obstruksi saluran kemih.

I. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian agens antibakterial yang secara efektif menghilangkan bakteri
dari traktus urinarius dengan efek minima terhadap flora fekal dan vagina
dengan demikian memperkecil infeksi ragi vagina.
2. Variasi program pengobatan telah mengobat infeksi saluran kemih ini,
misalnya dosis tunggal program medikasi short cause (3-4 hari) atau long
course (7-10 hari).
3. Penggunaan medikasi mencakup sulfisoxasol, sulfamethoxazole.
4. Pemakaian antimikrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi
5. jika kekambuhan terjadi setelah agens mikrobial selesai diberikan, maka
program short medikasi (3-4 hari) dari terapi antimikrobial dosis penuh
diberikan
6. jika kekambuhan tidak terjadi, maka medikasi diberikan setiap malam
berikutnya selama 6-7 bulan..

J. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC (Manajemen Nyeri)
Agen cidera selama 3x24 jam diharapkan pasien Aktivitas
1. Monitor TTV secara berkala
biologis mampu mengkontrol nyeri, dengan
2. Kaji nyeri secara
kriteria hasil : komprehensif
3. Ajarkan untuk teknik
1. Mengetahui faktor penyebab nyeri
nonfarmakologi (relaksasi
2. Mengetahui permulaan terjadinya
nafas dalam)
nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter:
3. Menggunakan tindakan pencegahan
pemberian Analgetik sesuai
4. Melaporkan gejala
indikasi
5. Melaporkan kontrol nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Jones KV, Asscher AW. Urinary tract infection and vesico-ureteral reflux. Dalam:
Edelmann CM, Bernstein J, Meadow SR, Spitzer A, Travis LB, penyunting.
Pediatric Kidney Disease vol. II edisi ke-2. Boston: Little Brown,
1992;h.1943-91.
Kher KK, Leichter HE. Urinary tract infection. Dalam: Kher KK, Makker SP,
penyunting. Clinical Pediatric Nephrology. New York; McGraw-
Hill;1992:h.277- 321.
Lambert H, Coultard M. The child with urinary tract infection. Dalam: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, penyunting, Clinical Paediatric Nephrology, edisi ke-3,
Oxford, Oxford University Press, 2003,h.197-225.
Prof. Dr. Taralan Tambunan, Sp.A(K) Prof. Dr. Husein Alatas, dkk. Konsensus
Infeksi Saluran Kemih Pada Anak. Dalam : ikatan dokter anak indonesia
(idai) unit kerja koordinasi (ukk) nefrologi. Jakarta 2011.
Stamm WE. Urinary tract infection. Dalam: Greenberg A, Cheny AK, Coffman TM,
Falk RJ, Jennette JC, penyunting, Primer on kidney diseases: San Diego:
National Kidney Foundation, Academic Press, 1994;h.243-6.

Anda mungkin juga menyukai