Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 5/6B

MAKALAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


KESALAHAN PENULISAN PARTIKEL, KLITIK, DAN LAMBANG
BILANGAN, PENYUKUAN, DAN PENULISAN GABUNGAN KATA

Disusun oleh:

1. Fella Mulyawati (A310160057)


2. Muchlis Arifin (A310160063)
3. Aisyah Nur Fadhilah (A310160069)
4. Suryati (A310160074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
KULTUM
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadiran Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah sehingga kita dapat berkumpul di sini
dalam keadaan sehat walafiat. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan
sedikit kultum yang bertemakan “MULUTMU HARIMAUMU”.
Setiap hari kita selalu menjalankan aktivitas dan tidak menutup
kemungkinan kita akan banyak bicara. Ketika melakukan presentasi di kelas,
ketika sedang ngobrol dengan teman, ketika ngaji bersama teman-teman di
kampus sekalipun, kita tidak melupakan lisan kita. Karena ucapan yang keluar
dari mulut segalanya akan dipertanggungjawabkan ketika di akhirat. Ada istilah
mengatakan “Lidah Lebih Tajam daripada Pedang”. Kalimat tersebut
membuktikan bahwa, jika manusia tidak dapat menjaga lisan dengan baik, akan
menjerumuskan dirinya sendiri terhadap lembah permasalahan. Sejatinya wahai
teman-temanku semua, Allah akan mencintai hambanya yang dapat menjaga
lisannya dengan baik, seperti untuk kultum, mengaji, membahagiakan orang lain,
berdiskusi agar terlepas dari permasalahan. Adapun ayat yang menjelaskan
tentang ucapan yang baik, seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Hajj ayat 24.

Artinya :
Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula)
kepada jalan (Allah) yang terpuji. (Tafsir Q.S. Al-Hajj Ayat 24)
Menurutnya, untuk menambah kesenangan di surga mereka diajarkan Allah
lewat ilham mengenai ucapan-ucapan manis dan perbuatan terpuji. Mereka pun
kemudian menyucikan Allah, mensyukurinya, dan saling bergaul dengan mereka
dalam suasana cinta dan kedamaian. Dari tafsir tersebut, kita tahu bahwa Allah
menjanjikan sebuah kebahagiaan di surga bagi orang yang beriman. Kita tak akan
pernah tahu keimanan seseorang, masalah iman hanya Allah swt. yang tahu. Ada
banyak orang yang terlihat beriman, tetapi tidak memiliki ucapan yang manis dan
perbuatan terpuji. Seseorang yang beriman pasti akan selalu menjaga
perkataannya. Apa yang keluar dari mulutnya, karena ia sendiri takut akan siksaan

1
Allah. Dari tafsir Al-Quran tersebut, kita diajarkan untuk selalu mengucapkan
kata yang baik dan selalu berbuat terpuji. Kalau semua orang mengucapkan kata
yang baik, pasti kehidupan ini akan lebih damai. Mulutmu harimaumu. Jaga
ucapanmu, dan selalu berbuat baik, dalam hal apapun. Jangan hanya memikirkan
masalah orang lain, yang penting kita melakukan hubungan yang baik. Selalu
bergaul dengan siapapun, dengan cara yang baik, mensyukuri nikmat-Nya, dan
hidup saling berdampingan.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dipakai dalam berbagai
keperluan. Bahasa Indonesia dalam praktik pemakaiannya pada dasarnya
beraneka ragam. Dalam pemakaiannya, kita juga harus memperhatikan struktur
kalimatnya. Sebagai penutur yang baik, kita tidak boleh mengucapkan kalimat-
kalimat yang strukturnya tidak memenuhi kaidah Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai atau yang menyimpang dari kaidah tata
bahasa Indonesia disebut kesalahan berbahasa (Setyawati, 2010: 15).
Markhamah dan Sabardila dalam Ariningsih, Sumawarti, dan Kundharu (2012)
menyatakan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang bersifat
sistematis, konsisten, dan menggambarkan kemampuan peserta didik pada
tahap tertentu (yang biasanya belum sempurna). Menurut Sugono dalam
Markhamah, dkk (2009: 99) terdapat tiga penyebab kesalahan, pertama
kesalahan yang diakibatkan oleh ketaksaan, kedua kesalahan yang disebabkan
diksi yang kurang tepat, ketiga kesalahan yang disebabkan ejaan yang kurang
tepat.
Seringkali kita temukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penutur
dalam berbahasa, termasuk kesalahan berbahasa di bidang fonologi. Di dalam
tataran fonologi, kesalahan berbahasa dapat terjadi pada bahasa lisan maupun
bahasa tulis. Sebagian besar kesalahan yang terjadi, berkaitan dengan pelafalan
yang dilakukan oleh penutur. Bila kesalahan pelafalan tersebut dituliskan,
maka terjadilah kesalahan berbahasa dalam ragam tulis. Pada kesempatan ini
penulis akan membahas mengenai kesalahan berbahasa tulis bidang fonologi
yang berkaitan dengan penulisan partikel, klitik, dan lambang bilangan,

2
kesalahan penyukuan, dan kesalahan penulisan penggabungan kata termasuk
pemaparan bentuk kata yang salah dan bentuk kata yang benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk kesalahan penulisan partikel, klitik, dan lambang
bilangan?
2. Bagaimana bentuk kesalahan penyukuan?
3. Bagaimana bentuk kesalahan penulisan penggabungan kata?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Memaparkan bentuk kesalahan penulisan partikel, klitik, dan lambang
bilangan.
2. Menjelaskan bentuk kesalahan penyukuan.
3. Mengidentifikasi bentuk kesalahan penulisan penggabungan kata.

PEMBAHASAN

A. Kesalahan Penulisan Partikel, Klitik, dan Lambang Bilangan


Kesalahan penulisan partikel dan klitik kebanyakanterjadi karena penulis
merangkai partikel yang seharusnya ditulis terpisah atau menulis secara
terpisah partikel yang seharusnya di tulis serangkai. Penulisan lambang
bilangan terjadi pada umumnya karena angka yang seharusnya ditulis dengan
tanda hubung, tetapi tidak digunakan tanda hubung. Ada juga angka yang
seharusnya ditulis dengan huruf, tetapi ditulis dengan angka.
1. Penggunan partikel
a. Kesalahan penulisan partikel -lah, -kah, dan -tah. Kesalahan ini terjadi
umumnya karena pemakaian bahasa menulis secara terpisah partikel yang
segarusnya di tulis serangkai. Dengan demikian, hal ini tidak sesuai dengan
pedomanya, yakni partikel -lah, -kah dan -tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bentuk salah

3
(1) Bacalah buku itu baik baik.
(2) Siapa kah gerangan dia?
(3) Apa tah gunanya bersedih hati?
Bentuk benar
(1a) Bacalah buku itu baik baik.
(2a) Siapakah gerangan dia?
(3a) Apatah gunanya bersedih hati?
b. Kesalahan penulisan partikel pun
Kesalahan ini terjadi karena partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang
mendahuluinya. Kaidahnya berbunyi demikian “partikel pun ditulis terpisah dan
kata yang mendahuluinya”.
Misal:
Bentuk salah
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah ke rumahku.
Bentuk benar
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah kerumahku.
Catatan :
Kelompok yang lazim ditulis serngkai misalnya adapun, ataupun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun, . jika kata-kata itu ditulis terpisah, berarti terjadi kesalahan
dalam penulisan partikel.
c. Kesalahan penulisan partikel per
Partikel yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengkikutinya.
Misalnya
Bentuk salah
Pegawai negri mendapat kenaikan gaji per1 april.
Bentuk benar
Pegawai negri mendapat kenaikan gaji per 1 april.

2. Penulisan Klitik
Klitik merupakan penggunaan kata ganti, namun penulisanya tidak dapat
di pisah dengan kata yang mendampinginya. Bentuk yang dapat atau

4
termasuk dalam klitik adalah satu-satunya seperti -ku, mu, nya dan kau. Klitik
dapat di bedakan menjadi 2 golongan yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik
adalah penggunaan kata ganti yang terletak di muka misalnya -ku pada
kuambil dan kau pada kuambil. Golongan kedua adalah enklitik. Enklitik
merupakan penggalan kata yang terletak di belakang, misalnya -ku pada
rumahku dan -nya pada rumahnya.
3. Penggunaan Lambang Bilangan
a. Kesalahan lambang bilangan utuh
Kesalahan ini terjadi karena pemakaian kata kata yang menyatakan
bilangan. Ketentuan yang harus di ikuti adalah bilangan utuh ditulis secara
terpisah antara kata satu dengan yang lain
Misalnya:
Bentuk salah Bentuk benar
1. Duabelas 12 1. Dua belas 12
2. Duapuluhdua 22 2. Dua puluh dua 22
3. Duaratus duapuluh dua 222 3. Dua ratus dua puluh dua 222
Pada contoh (1), (2), dan (3) antar kata ditulis serangkai.
Padahal, seharusnya antara kata satu dengan kata yang lain ditulis terpisah
seperti contoh (1a), (2a), (3a)

b. Kesalahan penulisa lambang bilangan pecahan


Kesalahan penulisan lambang bilangan pecahan. Disini pemakaian kata
memisahkan kata-kata yang menyatakan bilangan pecahan, padahal ketentuan
adalah “bilangan pecahan ditulis dengan huruf tiap tiap kata dan tanda garis
miring (/) diganti kata per yang ditulis serangkai dengan kata yang
mengikuti”.
Misalnya:

Bentuk salah Bentuk benar


(4) Tiga per empat 3/4 (4a) tiga perempat 3/4
(5) Seper seratus 1/10 (5a) Seperatus 1/100
(6) Satu per sen 1% (6a) Satu persen 1%
(7) satu per mil 1% (7a) Satu permil 1%

d. Kesalahan penulisan lambang bilangan tingkat \


Kesalahan penulisan lambangan bilangan tingkat. Penulisan lambang
bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut :(1) urutan nama raja

5
ditulis dengan angka romawi besar, dan (2) Bab/ abab ditulis dengan angka
romawi besar atau ditulis dengan afiks ke-diikuti tanda hubung dan angka.
Misalnya:
Bentuk salah: Bentuk Benar
Paku Buwono 10 Paku Buwono X
Kata yang menyatakan tingkat ditulis dengan kata ke- dan angka yang
ditulis serangkai.

e. Kesalahan penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran


Kesalahan penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran.
Penulisan lambangnbilangan yang mendapat akhiran -an meng- ikuti cara
yang berikut (ditulis serangkai). lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
jika ditulis dengan angka antara angka yang akhiran -an terdapat tanda
hubung.jika ditulis dengan huruf tiap kata dipisah dan kata terakhir dirangkai
dengan akhiran -an.
Misalnya

Bentuk Salah Bentuk Benar


Tahun 1950 an atau tahun lima Tahun 1950- an atau tahun lima
puluh an puluhan

f. Kesalahan penulisan lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu


atau dua kata
Kesalahan ini adalah bentuk penyimpangan dari ketentuan berikut
“lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara beruntun
.Misalnya:

Bentuk salah Bentuk benar


Ayah memesan 300 ekor ayam Ayah memesan tiga ratus ekor ayam

g. Kesalahan penulisan lambang bilangan pada awal kalimat


Ketentuan yang terkait dengan hal ini dinyatakan berikut. Lambang
bilanga pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan klimat
diubah sehingga bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :

6
Bentuk salah Bentuk benar
15 orang tewas dalam kecelakaan itu Lima belas orang tewas dalam
kecelakaan itu

h. Kesalahan penulisan bilangan besar


Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Bentuk salah
Perusahaan ini baru saja mendapatkan pinjaman 250.000.000
Bentuk benar
Perusahan ini baru saja mendapatkan pinjaman 250 juta rupiah

i. Kesalahan penulisan bilangan angka dan huruf


Bilangan tidak perllu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam
teks,kecuali didalam dokumen resmi , seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
Bentuk salah
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai
Bentuk benar
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai

j. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisnya harus


tepat
Misalnya:
Betuk salah Bentuk benar
Saya lampirkan tanda terima sebesar Saya lampirkan tanda terima sebesar
Rp,1.500.500 (satu juta lima ratus Rp,1.500.500 (satu juta lima ribu
lima ratus rupiah) lima ratus rupiah)

B. Kesalahan Penyukuan
1. Kesalahan Penyukuan Kata Yang Bersuku Dua
Kaidah penyukuan di dalam sebuah kata atau tulisan sering ditemukan dalam
pergantian baris. Penyukuan kata menggunakan tanda hubung (-) untuk
memisahkan kata , baik terletak diantara suku-suku kata tersebut tanpa
didahhului atau diikuti spasi. Tanda hubung yang dibubuhkan di bawah ujung

7
baris adalah hal yang keliru. Berikut ini beberapa kaidah persukuan,
diantaranya
a. Kesalahan Penyukuan Dua Vocal Ditengah Kata.
Penyukuan dua vocal berurutan atau penyukuan di tengah kata diletakkan
dibagian kedua vocal tersebut. Penyimpangan kaidah penyukuan dua vocal
yang berurutan antara lain
Contoh kesalahan penyukuan kata bersuku dua

Kata Bentuk salah Bentuk benar


Lain La- in (1) La-in
Liar Li -ar (2) li-ar
Terkait Terka (3) Terka-it
It
Permainan Perm- (4) Perma-
Ainan inan
Berdaun Berdau- (5) Berda-
n un
Catatan kesalahan:
(1)Tanda hubung diikuti spasi
(2)Tanda hubung didahului spasi
(3)Tanda hubung di bawah
(4)Pemenggalan suku kata
(5)Pemenggalan suku huruf saja di pangkal baris

b. Kesalahan Penyukuan Dua Vocal yang Mengapit Konsonan di Tengah Kata


Pemisahan dua vocal yang mengapit konsonan di tengah kata dilakukan
sebelum konsonan. Berikut ini kesalahan yang terjadi karena letak
pemenggalannya. Pemenggalan kata seharusnya berada sebelum konsonan
bukan sesudah konsonan.
Contoh Kesalahan Penyukuan Dua Vocal Yang Mengapit Konsonan

Kata Bentuk salah Bentuk benar


Diseret Diser- Dise-
Et ret
Ketenaran Keten- Kete-
Aran naran
Masam Mas- Ma-
Am sam

8
2. Kesalahan Penyukuan Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap merupakan satu kesatuan sehingga tidak dapat
dipisahkan. Walaupunn secara ortografis (berdasarkan tulisan) wujudnya dua
konsonan, secara fonemis kedua konsonan itu merupakan lambing dari satu
fonem.
Contoh Kesalahan Penyukuan Konsonan Rangkap

Kata Bentuk salah Bentuk benar


Langit Lan- La-
git ngit
Minyak Min- Min-
yak nyak
Bermasyarakat Bermas- Berma-
yakarat syarakat

3. Kesalahan Penyukuan Dua Konsonan Berurutan di Tengah Kata


Berikut ini terdapat contoh kesalahan pemenggalan dua konsonan
berurutan yang mestinya dilakukan di antara konsonan tersebut.

Kata Bentuk salah Bentuk benar


Maksud Ma- Mak-
Sud sud
Langsung Langsu- Lang-
Ng sung
Dicaplok Dica- Dicap-
Plok Lok
Kemerdekaan Kemerd- Kemer-
Ekaan Dekaan

4. Kesalahan Penyukuan Tiga Konsonan atau Lebih di Tengah Kata


Jika di tengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut
dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng, ny, sy, dan kh)
dengan yang kedua.
Berikut ini contoh bentuk kesalahan yang terjadi terhadap pemenggalan
tiga konsonan atau lebih di tengah kata. Pemenggalan yang benar seharusnya
dilakukan antara konsonan pertama dan konsonan kedua.

Contoh Kesalahan Penyukuan Tiga Konsonan


Kata Bentuk salah Bentuk benar

9
Abstrak Abs- Ab-
Trak Strak
Konstruksi Konst- Kon-
Ruksi Struksi
Bentrok Bent- Ben-
rok Trok

5. Kesalahan Penyukuan Kata yang Berimbuhan dan Berpartikel


Imbuhan (awalan dan akhiran) termasuk yang mengalami perubahan bentuk,
dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam
penyukuan kata dipisah sebagai satu kesatuan imbuhan atau partikel.

Contoh kesalahan penyukuan dan kata berimbuhan


Kata Bentuk salah Bentuk benar
Mengail Meng- Meng-
Ali ali
Mengakui Me- Meng-
Ngakui akui
Belajar Be- Bel-
Lajar ajar
Pemisahan yang benar pada contoh diatas harus disesuaikan denan kata
dasaranya, sebagaimana terdapat pada kolom bentuk benar.

6. Kesalahan Penyukuan Nama Orang


Penykuan nama orang harus dilakukan berdasarkan penggalan unsur nama,
bukan suku kata katanya dalam pergantian baris.

Contoh Kesalahan Penyukuan Nama Orang


Kata Bentuk salah Bentuk benar
Yuyun Nailifar Yuyun Nai- Yuyun
lufar Nailufar
Aa Isya Ansori Aa Insya An- Aa Isa
Sori Ansori
Imam Kurnia Imam Kur- Imam
Nia Kurnia
Nur Komari Pratiwi Nur Koma- Nur komari
ri Pratiwi Pratiwi

C. Kesalahan Penulisan Penggabungan Kata


1. Kesalahan Penulisan Gabuangan Kata Bahasa Indonesia

10
Kata ditulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri. Imbuhan (awalan,
sisipan, atau akhiran) pada kata tuturan dituliskan serangkai dengan kata
dasarnya. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran tulis
serangkai dengan kata yang bersangkutan saja. Beberapa bentuk kesalahan
dalam penulisan penggabungan dalam bahasa indonesia sebagai berikut.

Contoh Kesalahan Penulisan Gabungan Kata Bahasa Indonesia


No Bentuk salah Bentuk benar
1 Bertandatangan Bertanda tangan
2 Hancurleburkan Hancur leburkan
3 Beritahukan Beri tahukan
4 Lipatgandakan Lipat gandakan
5 Menyebarluas Menyebar luas
6 Ditanda tangani Ditandatangani
7 Pemberi thuan Pemberitahuan
8 Mempertanggung jawabkan Mempertanggungjawabkan
9 Ketidak adilan Ketidakadilan

Wujud kesalahan penulisan gabungan kata dimuka adalah kata yang


seharusnya dipisah ditulis serangkai, sebaliknya kata yang seharusnya ditulis
terpisah.

2. Kesalahan Penulisan Gabungan Kata dari Unsur Indonesia dan Asing


Beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia diserap dari kata asing, baik
dari Arab ataupun kosakata serapan bahasa Inggris. Berdasarkan taraf
integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar.
Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia seperti reshuffle, shuttle cock, dan I’exploitation de
I’homme par I’homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti bentuk asalnya. Kedua,
unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya
diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya.
Contoh kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu ialah sebagai
berikut.

11
Aa A
Paal Pal
Octaaf Oktaf
c di muka e, l, oe, dan y S
Circulation Sirkulasi
Description Deskripsi
ee (Belanda) E
System System
Penulisan kata serapan adakalanya mengalami kesalahan. Hal ini terjadi
dikarenakan beberapa aspek. Salah satunya adalah ketidakpahaman terhadap
ejaan yang berlaku. Di bawah ini adalah contoh penggabungan kata yang
terdapat unsur bahasa asing.
Contoh Penulisan Gabungan Kata dari Unsur Indonesia dan Asing
No Bentuk Salah Bentuk Benar
1 Mohon maaf lahir dan bathin Mohon maaf lahir dan batin
2 Ibadah maghrib Ibadah magrib
3 Hadhir Hadir
4 ‘amal baik Amal baik
5 Benda ghaib Benda gaib
6 Shobar Sabar
7 Sangat aktip Sangat aktif
KESIMPULAN

1. 1) kesalahan penulisan partikel -lah, -kah, dan –tah, seharusnya ditulis


serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kesalahan penulisan partikel pun,
kesalahan penulisan partikel per.
2) klitik, penulisannya tidak dapat di pisah dengan kata yang mendampinginya.
3) kesalahan penulisan lambang bilangan terdiri dari a) kesalahan penulisan
lambang bilangan utuh, seharusnya bilangan utuh ditulis secara terpisah antara
kata satu dengan yang lain. b) Kesalahan penulisan lambang bilangan pecahan,
ketentuannya adalah bilangan pecahan ditulis dengan huruf tiap tiap kata dan
tanda garis miring (/) diganti kata per yang ditulis serangkai dengan kata yang

12
mengikuti. c) Kesalahan penulisan lambangan bilangan tingkat, d) Kesalahan
penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran. Penulisan lambing
bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis serangkai. e) Kesalahan penulisan
lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara beruntun f)
Kesalahan penulisan lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
g) Kesalahan penulisan bilangan besar, angka yang menunjukan bilangan utuh
yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. h) Kesalahan
penulisan bilangan angka dan huruf, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka
dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi , seperti akta
dan kuitansi. i) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisnya harus tepat
2. Kesalahan penyukuan terdiri atas 1) kesalahan penyukuan kata yang bersuku
dua 2) kesalahan penyukuan dua vocal ditengah kata. 3) kesalahan penyukuan
dua vocal yang mengapit konsonan di tengah kata 4) kesalahan penyukuan
konsonan rangkap 5) kesalahan penyukuan dua konsonan berurutan di tengah
kata 6) kesalahan penyukuan tiga konsonan atau lebih di tengah kata 7)
kesalahan penyukuan kata yang berimbuhan dan berpartikel 8) kesalahan
penyukuan nama orang
3. Kesalahan penulisan gabungan kata terdiri atas a) kesalahan penulisan
gabuangan kata bahasa Indonesia Contoh ketidak adilan bentuk benarnya
ketidakasilan b) kesalahan penulisan gabungan kata dari unsur Indonesia dan
asing, ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Contoh kaidah ejaan unsur
serapan, dalam bahasa inggris description, dalam bahasa indoensia deskripsi.
Contoh penulisan gabungan kata dari unsur indonesia dan asing shobar sabar

DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, Nur Endah., Sumawarti dan Kundharu. 2012. “Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah
Atas”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 1
(1): 40-53.

13
Markhamah, dkk. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Markhamah dan Atiqa, Sabardila. 2014. Analisis Kesalahan dan Karakteristik
Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.

LAMPIRAN

Ibu ke pasar membeli jamu


Yang jual Empok Cirita
Jangan malas mencari ilmu
Jika ingin meraih cita-cita

Ada rumput, sapi yang makan


Sambil dikerumuni lalat-lalat
Terimakasih sudah memperhatikan
Semoga ilmunya bermanfaat

14

Anda mungkin juga menyukai