Anakes 5 FIX
Anakes 5 FIX
Disusun oleh:
Artinya :
Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula)
kepada jalan (Allah) yang terpuji. (Tafsir Q.S. Al-Hajj Ayat 24)
Menurutnya, untuk menambah kesenangan di surga mereka diajarkan Allah
lewat ilham mengenai ucapan-ucapan manis dan perbuatan terpuji. Mereka pun
kemudian menyucikan Allah, mensyukurinya, dan saling bergaul dengan mereka
dalam suasana cinta dan kedamaian. Dari tafsir tersebut, kita tahu bahwa Allah
menjanjikan sebuah kebahagiaan di surga bagi orang yang beriman. Kita tak akan
pernah tahu keimanan seseorang, masalah iman hanya Allah swt. yang tahu. Ada
banyak orang yang terlihat beriman, tetapi tidak memiliki ucapan yang manis dan
perbuatan terpuji. Seseorang yang beriman pasti akan selalu menjaga
perkataannya. Apa yang keluar dari mulutnya, karena ia sendiri takut akan siksaan
1
Allah. Dari tafsir Al-Quran tersebut, kita diajarkan untuk selalu mengucapkan
kata yang baik dan selalu berbuat terpuji. Kalau semua orang mengucapkan kata
yang baik, pasti kehidupan ini akan lebih damai. Mulutmu harimaumu. Jaga
ucapanmu, dan selalu berbuat baik, dalam hal apapun. Jangan hanya memikirkan
masalah orang lain, yang penting kita melakukan hubungan yang baik. Selalu
bergaul dengan siapapun, dengan cara yang baik, mensyukuri nikmat-Nya, dan
hidup saling berdampingan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dipakai dalam berbagai
keperluan. Bahasa Indonesia dalam praktik pemakaiannya pada dasarnya
beraneka ragam. Dalam pemakaiannya, kita juga harus memperhatikan struktur
kalimatnya. Sebagai penutur yang baik, kita tidak boleh mengucapkan kalimat-
kalimat yang strukturnya tidak memenuhi kaidah Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai atau yang menyimpang dari kaidah tata
bahasa Indonesia disebut kesalahan berbahasa (Setyawati, 2010: 15).
Markhamah dan Sabardila dalam Ariningsih, Sumawarti, dan Kundharu (2012)
menyatakan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang bersifat
sistematis, konsisten, dan menggambarkan kemampuan peserta didik pada
tahap tertentu (yang biasanya belum sempurna). Menurut Sugono dalam
Markhamah, dkk (2009: 99) terdapat tiga penyebab kesalahan, pertama
kesalahan yang diakibatkan oleh ketaksaan, kedua kesalahan yang disebabkan
diksi yang kurang tepat, ketiga kesalahan yang disebabkan ejaan yang kurang
tepat.
Seringkali kita temukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penutur
dalam berbahasa, termasuk kesalahan berbahasa di bidang fonologi. Di dalam
tataran fonologi, kesalahan berbahasa dapat terjadi pada bahasa lisan maupun
bahasa tulis. Sebagian besar kesalahan yang terjadi, berkaitan dengan pelafalan
yang dilakukan oleh penutur. Bila kesalahan pelafalan tersebut dituliskan,
maka terjadilah kesalahan berbahasa dalam ragam tulis. Pada kesempatan ini
penulis akan membahas mengenai kesalahan berbahasa tulis bidang fonologi
yang berkaitan dengan penulisan partikel, klitik, dan lambang bilangan,
2
kesalahan penyukuan, dan kesalahan penulisan penggabungan kata termasuk
pemaparan bentuk kata yang salah dan bentuk kata yang benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk kesalahan penulisan partikel, klitik, dan lambang
bilangan?
2. Bagaimana bentuk kesalahan penyukuan?
3. Bagaimana bentuk kesalahan penulisan penggabungan kata?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Memaparkan bentuk kesalahan penulisan partikel, klitik, dan lambang
bilangan.
2. Menjelaskan bentuk kesalahan penyukuan.
3. Mengidentifikasi bentuk kesalahan penulisan penggabungan kata.
PEMBAHASAN
3
(1) Bacalah buku itu baik baik.
(2) Siapa kah gerangan dia?
(3) Apa tah gunanya bersedih hati?
Bentuk benar
(1a) Bacalah buku itu baik baik.
(2a) Siapakah gerangan dia?
(3a) Apatah gunanya bersedih hati?
b. Kesalahan penulisan partikel pun
Kesalahan ini terjadi karena partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang
mendahuluinya. Kaidahnya berbunyi demikian “partikel pun ditulis terpisah dan
kata yang mendahuluinya”.
Misal:
Bentuk salah
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah ke rumahku.
Bentuk benar
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah kerumahku.
Catatan :
Kelompok yang lazim ditulis serngkai misalnya adapun, ataupun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun, . jika kata-kata itu ditulis terpisah, berarti terjadi kesalahan
dalam penulisan partikel.
c. Kesalahan penulisan partikel per
Partikel yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengkikutinya.
Misalnya
Bentuk salah
Pegawai negri mendapat kenaikan gaji per1 april.
Bentuk benar
Pegawai negri mendapat kenaikan gaji per 1 april.
2. Penulisan Klitik
Klitik merupakan penggunaan kata ganti, namun penulisanya tidak dapat
di pisah dengan kata yang mendampinginya. Bentuk yang dapat atau
4
termasuk dalam klitik adalah satu-satunya seperti -ku, mu, nya dan kau. Klitik
dapat di bedakan menjadi 2 golongan yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik
adalah penggunaan kata ganti yang terletak di muka misalnya -ku pada
kuambil dan kau pada kuambil. Golongan kedua adalah enklitik. Enklitik
merupakan penggalan kata yang terletak di belakang, misalnya -ku pada
rumahku dan -nya pada rumahnya.
3. Penggunaan Lambang Bilangan
a. Kesalahan lambang bilangan utuh
Kesalahan ini terjadi karena pemakaian kata kata yang menyatakan
bilangan. Ketentuan yang harus di ikuti adalah bilangan utuh ditulis secara
terpisah antara kata satu dengan yang lain
Misalnya:
Bentuk salah Bentuk benar
1. Duabelas 12 1. Dua belas 12
2. Duapuluhdua 22 2. Dua puluh dua 22
3. Duaratus duapuluh dua 222 3. Dua ratus dua puluh dua 222
Pada contoh (1), (2), dan (3) antar kata ditulis serangkai.
Padahal, seharusnya antara kata satu dengan kata yang lain ditulis terpisah
seperti contoh (1a), (2a), (3a)
5
ditulis dengan angka romawi besar, dan (2) Bab/ abab ditulis dengan angka
romawi besar atau ditulis dengan afiks ke-diikuti tanda hubung dan angka.
Misalnya:
Bentuk salah: Bentuk Benar
Paku Buwono 10 Paku Buwono X
Kata yang menyatakan tingkat ditulis dengan kata ke- dan angka yang
ditulis serangkai.
6
Bentuk salah Bentuk benar
15 orang tewas dalam kecelakaan itu Lima belas orang tewas dalam
kecelakaan itu
B. Kesalahan Penyukuan
1. Kesalahan Penyukuan Kata Yang Bersuku Dua
Kaidah penyukuan di dalam sebuah kata atau tulisan sering ditemukan dalam
pergantian baris. Penyukuan kata menggunakan tanda hubung (-) untuk
memisahkan kata , baik terletak diantara suku-suku kata tersebut tanpa
didahhului atau diikuti spasi. Tanda hubung yang dibubuhkan di bawah ujung
7
baris adalah hal yang keliru. Berikut ini beberapa kaidah persukuan,
diantaranya
a. Kesalahan Penyukuan Dua Vocal Ditengah Kata.
Penyukuan dua vocal berurutan atau penyukuan di tengah kata diletakkan
dibagian kedua vocal tersebut. Penyimpangan kaidah penyukuan dua vocal
yang berurutan antara lain
Contoh kesalahan penyukuan kata bersuku dua
8
2. Kesalahan Penyukuan Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap merupakan satu kesatuan sehingga tidak dapat
dipisahkan. Walaupunn secara ortografis (berdasarkan tulisan) wujudnya dua
konsonan, secara fonemis kedua konsonan itu merupakan lambing dari satu
fonem.
Contoh Kesalahan Penyukuan Konsonan Rangkap
9
Abstrak Abs- Ab-
Trak Strak
Konstruksi Konst- Kon-
Ruksi Struksi
Bentrok Bent- Ben-
rok Trok
10
Kata ditulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri. Imbuhan (awalan,
sisipan, atau akhiran) pada kata tuturan dituliskan serangkai dengan kata
dasarnya. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran tulis
serangkai dengan kata yang bersangkutan saja. Beberapa bentuk kesalahan
dalam penulisan penggabungan dalam bahasa indonesia sebagai berikut.
11
Aa A
Paal Pal
Octaaf Oktaf
c di muka e, l, oe, dan y S
Circulation Sirkulasi
Description Deskripsi
ee (Belanda) E
System System
Penulisan kata serapan adakalanya mengalami kesalahan. Hal ini terjadi
dikarenakan beberapa aspek. Salah satunya adalah ketidakpahaman terhadap
ejaan yang berlaku. Di bawah ini adalah contoh penggabungan kata yang
terdapat unsur bahasa asing.
Contoh Penulisan Gabungan Kata dari Unsur Indonesia dan Asing
No Bentuk Salah Bentuk Benar
1 Mohon maaf lahir dan bathin Mohon maaf lahir dan batin
2 Ibadah maghrib Ibadah magrib
3 Hadhir Hadir
4 ‘amal baik Amal baik
5 Benda ghaib Benda gaib
6 Shobar Sabar
7 Sangat aktip Sangat aktif
KESIMPULAN
12
mengikuti. c) Kesalahan penulisan lambangan bilangan tingkat, d) Kesalahan
penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran. Penulisan lambing
bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis serangkai. e) Kesalahan penulisan
lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara beruntun f)
Kesalahan penulisan lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
g) Kesalahan penulisan bilangan besar, angka yang menunjukan bilangan utuh
yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. h) Kesalahan
penulisan bilangan angka dan huruf, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka
dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi , seperti akta
dan kuitansi. i) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisnya harus tepat
2. Kesalahan penyukuan terdiri atas 1) kesalahan penyukuan kata yang bersuku
dua 2) kesalahan penyukuan dua vocal ditengah kata. 3) kesalahan penyukuan
dua vocal yang mengapit konsonan di tengah kata 4) kesalahan penyukuan
konsonan rangkap 5) kesalahan penyukuan dua konsonan berurutan di tengah
kata 6) kesalahan penyukuan tiga konsonan atau lebih di tengah kata 7)
kesalahan penyukuan kata yang berimbuhan dan berpartikel 8) kesalahan
penyukuan nama orang
3. Kesalahan penulisan gabungan kata terdiri atas a) kesalahan penulisan
gabuangan kata bahasa Indonesia Contoh ketidak adilan bentuk benarnya
ketidakasilan b) kesalahan penulisan gabungan kata dari unsur Indonesia dan
asing, ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Contoh kaidah ejaan unsur
serapan, dalam bahasa inggris description, dalam bahasa indoensia deskripsi.
Contoh penulisan gabungan kata dari unsur indonesia dan asing shobar sabar
DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, Nur Endah., Sumawarti dan Kundharu. 2012. “Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah
Atas”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 1
(1): 40-53.
13
Markhamah, dkk. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Markhamah dan Atiqa, Sabardila. 2014. Analisis Kesalahan dan Karakteristik
Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.
LAMPIRAN
14